Anda di halaman 1dari 1

Halo. Saya julia retni mahasiswa unimed angkatan 2021, salah satu pemegang beasiswa (kip-k).

Saya ingin menceritakan perjalan saya mendapatkan kip-k sehingga bisa berkuliah di kampus
tercinta ini.

Saya, 3 tahun yg lalu. Waktu itu, saya masih duduk dibangku kelas XII Sekolah Menengah Atas.
Pada penghujung tahun, tepatnya bulan oktober, saya yang memiliki tekad untuk berkuliah yang
tinggi mulai mencari tahu, beasiswa apa yang dapat membantu saya meraih impian untuk duduk
dibangku perkuliahan. Saya berfikir, masalah keuangan tidak akan menjadi penghambat saya
dalam meraih cita-cita. Saya yang sedari SMP sudah menjadi pemegang kartu indonesia pintar,
mulai mencari tahu, apakah ada kartu indonesia pintar juga untuk tingkat perkuliahan. Dan
ternyata ada.

Melalui website, saya mencari tahu, apa saja syarat yang diperlukan untuk mendaftar menjadi
anggota pemegang kip-k ini. Tidak hanya itu, saya juga bertanya kepada teman-teman saya,
bagaimana ya cara bergabung di kip-k ini. Setelah memenuhi semua persyaratan dan melengkapi
semua berkas yang tentunya tidak mudah. Kesana kemari sendirian, ingin bertanya pada orang
tua, namun mereka juga tidak paham. Karena didalam keluarga saya, baru hanya saya yang
berkuliah. sampai pada saat pengumuman seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri tiba,
disitu, saya sangat terpukul, karena saya ditolak oleh kampus impian saya. Sempat iri pada
teman-teman yang lulus, namun hal itu tidak dapat meredam semangat saya untuk berkuliah.
Pada saat jadwal pendaftaran utbk telah dibuka, saya langsung mendaftar. Dan, alhamdulillah,
pada saat pengumuman, saya lulus. DI UNIMEDDD.

Setelah lulus dari utbk, saya sempat ragu untuk mendaftar ulang. Ibu saya menasehati saya
dengan lembut “kalau tidak lulus kip-k, tidak apa-apa kan jika tidak jadi berkuliah?” katanya,
berharap tidak mematahkan semangat saya. Saya menjawab ya, bagaimana mungkin saya
memaksakan untuk berkuliah, karena ada 2 adik yang harus dibiayai lagi selain saya. Ibu saya
adalah orang tua tunggal. Namun, semangat saya tidak patah begitu saja. Saya menyiapkan
semua berkas yang diminta, lalu mencari tahu sendiri tata cara mendaftarkan kip-k ke kampus.

Sampai pada hari pengumuman kelulusan kip-k tiba. Melihat teman-teman seperjuangan
menghela nafas pada ketikan karena tidak lulus membuat saya putus asa sedikif. Saya
memberanikan diri untuk melihat isi dari pengumuman, dan alhamdulillah saya lulus. Akhirnya
impian ingin menjadi sarjana mulai dijalani satu persatu, sampai sekarang.

Sekian cerita tentang pengalaman saya, Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai