Anda di halaman 1dari 6

SEJUTA DRAMA MENUJU KAMPUS PERTANIAN TERBAIK

BANGSA

Halo semuanya, kenalkan nama saya Latifa. Seorang perempuan 18 tahun


yang berasal dari Bengkulu, yang dimana orang bilang kalo Bengkulu adalah
salah satu kota yang ada di Kalimantan saking tidak terkenalnya. FYI aja ya
Bengkulu itu provinsi yang bersebelahan sama Sumatera Selatan dan Lampung
loh. Disini saya mau cerita tentang perjuangan saya yang penuh dengan drama
agar bisa masuk ke kampus pertanian yang terkenalnya se Asia Tenggara dan
kampus tempat Presiden keenam kita mendapatkan gelar Doktornya, iya IPB
tempatnya.

Kedokteran Hewan adalah alasan saya masuk IPB. Saya diterima di IPB
lewat jalur SNMPTN yang harus bersaing dengan seluruh siswa SMA se-
Indonesia. Beruntung banget bisa diterima di IPB lewat jalur ini yang gak perlu
lagi untuk tes sana sini, bimbel dimana-mana,ngeluarin duit banyak buat jalur
sultan. Gimana caranya Latifa bisa masuk kesana? yuk Latifa ceritain. Awal
penuh drama dimulai dari SMA, saya adalah lulusan SMA Negeri 1 Bengkulu
Selatan, yang dimana sekolah unggul di daerah saya yang terkenal dengan slogan
“Kami Berarti Karena Budi dan Prestasi”. Sesuai dengan slogannya, sekolah saya
memiliki segudang prestasi yang sering melalang buana sampai ke tingkat
Nasional. Memiliki siswa yang siap selalu bersaing.

Selama 3 tahun bersekolah disini saya banyak mendapatkan pelajaran yang


sangat berharga. Saya adalah tipikal orang yang ingin tahu banyak hal bahkan
saya bercita cita dari sd ingin menjadi seorang Profesor yang menemukan sebuah
alat yang bisa digunakan untuk membantu kehidupan makhluk hidup yang ada di
bumi ini. Saya diterima di sekolah ini di kelas MIPA 4, di kelas ini saya
menemukan sebuah arti keluarga,sahabat, serta teman yang memilki 27 sifat dan
karakternya masing masing. Kelas MIPA 4 adalah kelas yang tergolong kelas
unggul, karena disini siswanya ber IQ diatas rata rata atau tergolong anak pintar.
Awal masuk saya tidak terlalu akrab dengan isi kelas, saat mereka
memperkenalkan diri saya memperhatikan mereka satu persatu dan mulai
berkenalan dengan mereka mulai dari nama, alamat, dan asal sekolah mereka
terdahulu. Keesokkan harinya ada kakak kelas yang mempromosikan beberapa
ekstrakulikuler yang terkenal di sekolah salah satunya OSN dan SC dan saya
tertarik untuk mengikutinya, karena sesuai dengan minat dan menunjang cita-cita
saya.

Pada saat itu saya masih bergelut dengan OSN Biologi yang ingin saya
lanjutkan di SMA karena pada tingkat SMP saya hanya bisa sampai Provinsi dan
berharap tahun ini saya bisa ke nasional. Saya berjuang mati matian sampai saya
membeli buku OSN Biologi SMA yang harganya cukup mahal dan juga
mengikuti bimbingan disekolah dengan guru. Sampai tibalah waktunya seleksi
untuk tingkat Kabupaten dan saya ditunjuk untuk mewakili sekolah untuk tingkat
Kabupaten, ketika itu ada salah seorang guru yan memanggil saya untuk ikut
dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah dikarenakan beliau melihat kemampuan
saya disana. Namun, saya menolak karena saya harus mendahulukan OSN terlebih
dahulu, dan guru saya langsung berkata “Latifa, dengan karya tulis ilmiah kamu
bisa dengan mudahnya ke tingkat nasional berkeliling Indonesia dengan gratis dan
OSN kamu harus berjuang mati-matian bersaing dengan orang – orang jenius
yang ada di Indonesia”. Selesai guru saya berkata seperti itu saya langsung
berpikir dan harus mengorbankan salah satunya dan akhirnya masih tetap harus
berjuang membawa nama sekolah sampai tingat Nasional. Takdir berkata lain,
saya harus terhenti sampai tingkat Kabupaten yang membuat saya hancur dan
terpuruk, Karena saya harus mengorbankan banyak waktu dan tenaga serta
merelakan peringkat saya disalip teman saya menjadi 2.

Pengalaman pahit pertama yang kurasakan membuat saya berpikir tentang


apa yang dikatakan guru saya sebelumnya mungkin dengan karya tulis ilmiah saya
bisa sampai ke tingkat Nasional. Selama 6 bulan saya masuk Science Club sebagai
anggota baru yang masih awam dengan sistematika pembuatan Karya tulis, kami
disuruh membuat sebuah tim Karya tulis yang nantinya akan dilombakan. Saya
dan teman saya bekerja sama dalam membuat karya yang akan diikutkan dalam
lomba yangdiaakan KEMENDIKBUD yaitu FIKSI dan OPSI. Namun takdir
masih berkata lain, bukanya kami yang lolos melainkan teman sekelas saya yang
berhasil lolos dalam lomba FIKSI yang diadakan di Bandung pada saat itu. Saya
sangat sedih karena usaha dan doa saya belum berhasil, kemudian saya bertekad
untuk tahun depan dapat mengikuti jejak mereka. Salah satu teman saya pada saat
itu mengajak saya untuk membuat sebuah inovasi pupuk berbahan dasar lokal
yang hanya di temui di Bengkulu, setelah 3 bulan akhirnya inovasi kami siap
dilombakan. Dan pada saat itu juga kami berdua dipanggil untuk mengikuti lomba
karya tulis di tingkat provinsi dan kami berdua siap untuk mempersentasikan
inovasi kami yang akhirnya dengan segala perjuangan bisa mendapat juara 1.
Alangkah bahagianya saya akhirnya salah satu impian saya terwujud.

Kelas 3 SMA adalah detik detik terakhir yang akan menentukan nasib kita
di masa depan. Jenjang yang dipenuhi segala macam jenis ujian dan bimbingan
belajar. Yang kalo kata Pak Kepsek “ kalian ini disini hanya tinggal beberapa
detik untuk siap dilepas layaknya busur dan panah yang berjauhan”. Pada awal
masuk kelas 3 kami telah diberikan blanko pengisian mata ujian peminatan yang
dipilih serta blanko pengisian Universitas, yang membuat para siswa galau
berkepanjangan mencari informasi. Tugas yang begitu banyak belum ujian
dimana mana ditambah pula untuk mengisi blanko ini membuat kami para siswa
stress tidak tanggungan. Untungnya disekolah ada yang namanya BK, disini
ruangannya sangat dimanfaatkan oleh para kami pencari informasi untuk kuliah
ini. Pada saat giliran saya untuk berkonsultasi, saya perlihatkan nilai raport serta
piagam penghargaan dan seketika saya disuruh untuk memilih dokter hewan di
IPB. Saya sangat terkejut dengan hal itu karena cita-cita saya dari awal adalah
seorang peneliti ataupun dokter umum, ditambah saya takut dengan namanya
hewan berbulu seperti unggas. Bahkan kucingpun takut untuk memegangnya.

Saya pulang kerumah dan langsung memberitahukan itu ke orang tua.


Mereka pun nampaknya tidak setuju dengan pilihan guru BK. Mereka malah
menyarankan saya untuk menjadi seorang guru fisika meneruskan profesi ayah
saya. Saya tidak ingin karena fisika membuat saya trauma yang diakibatkan oleh
seorang guru yang selalu menyalahkan tugas fisika saya tanpa tau kejelasannya.
Padahal teman teman kelas menyalin tugas saya dan nilai mereka sempurna serta
saya tidak terlalu teliti dengan yang namanya hitungan. “Tok tok tok” suara pintu
kamar yang diketuk ibu. “Masuk Bu” ucap saya. “nak ibu mau bicara sama kamu,
ibu tahu apa yang kamu mau tapi ibu dengan ayah tidak bisa mewujudkannya,
karena biaya pendidikan dokter itu sangat mahal sementara ayah kamu sakit-
sakitan” kata ibu kepada saya. Seketika itu juga air mata ini mengalir dengan
derasnya dan jantung ini seakan ditusuk dengan pisau yang membuatnya sesak.
Saat itu saya hanya bisa menangis, mimpi yang saya usahakan selama ini hancur.
Namun ego tidak boleh membuat saya menurutinya.

Partner saya mengajak untuk mengikuti lomba yang diadakan


KEMENDIKBUD yaitu FIKSI, untuk memecah kegalauan dan menghilangkan
stress setuju lah saya untuk mengikutkan karya yang kami berdua buat. Beberapa
eksperimen kami ujikan pada tanaman serta hewan, ketika itu saya memberanikan
diri ini untuk memegang mencit dan akhirnya berhasil. Ternyata usaha yang
dilakukan tidak sia sia dan salah satu mimpinya mulai perlahan-lahan terwujud
yaitu bisa lolos ke tingkat Nasional dan pada saat itu diadakan di Yogyakarta.
Disana banyak sekali pengalaman yang membuat hati ini mulai tergerak dengan
yang namanya dokter hewan, karena itu adalah salah satu jalan saya untuk
menjadi seorang peneliti.

Tibalah waktu pengisian PDSS dan membuat kami gugup sampai


mengecek berulang ulang kali nilai raport yang diinput. Orang tua saya saat itu
belum sepenuhnya setuju dengan pendapat yang saya buat. Mereka malah
menganjurkan saya untuk memilih Teknik Biomedik di salah satu universitas
ternama. Setelah saya googling informasi mengenai itu dilema mulai muncul di
pikiran ini untuk menetapkan yang mana yang menjadi pilihan pertama yang akan
saya pilih. Kuserahkan pada Allah dengan sholat Tahajud namun belum ada
jawabannya. Masih menunggu jawaban dari Allah, sahabat saya datang menemui
saya dengan bermuka sedih sambil menangis memohon kepada saya agar tidak
mengambik kedokteran hewan pada pilihan 1 nya, saya sangat terkejut mendengar
hal itu. “kenapa kamu melarang saya untuk mengambil itu?” latifa tanya. “saya
sangat ingin masuk kesana namun nilai saya tidak lebih dari kamu dan prestasi
saya tidak punya”. Akhirnya saya relakan untuk mengganti nya menjadi pilihan
kedua saya dan kedua orang tua latifa setuju akan hal itu terutama ibu.
Tiba waktu pengumuman kuota SNMPTN 40% diumumkan. Pada saat itu
sekolah sedang mengadakan sebuah festival kebudayaan, dan juga ketika itu pihak
LTMPT memulai dramanya dengan memberikan harapan palsu, saya melihat saat
itu seluruh siswa dinyatakan lulus kuota SNMPTN banyak yang sudah teriak
bahagia sujud syukur setelah diummukanya kuota tersebut. Terkejutlah guru BK
karena hal itu tidak mungkin terjadi jelas-jelas di berita sudah diumumkan hanya
40% saja dari siswa sekolah itu yang bisa memilih pilihannya. Ternyata oh
ternyata servernya sibuk dan mengakibatkan semua siswanya bisa lolos. Pada jam
2 mulai ada yang melapor kepada BK bahwa ada yang tidak masuk kuota. Saya
langsung menelpon teman-teman saya menanyakan kabar tesebut, sahabat saya
yang ingin masuk IPB akhirnya menyuruh saya untuk mengambil dokter hewan
saja menjadi pilihan 1 karena dari sekolah tidak ada lagi yang lolos buat masuk ke
FKH. Ketika hari terakhir finalisasi SNMPTN dilakukan, ibu saya tiba-tiba bicara
dengan saya untuk memilih dokter hewan menjadi pilihan 1, alangkah terkejutnya
saya di detik-detik terakhir Allah menjawab doa saya melalui ridhonya ibu.
Mungkin disinilah jalan yang Allah kasih buat membahagiakan kedua orang tua
dan menjadikan manusia yang lebih baik dan sukses dimasa depan.
Biodata

Nama : Latifa Putri Fajr

NIM : B04190046

Ig : Latifaptr12

Email : latifaputri49@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai