Anda di halaman 1dari 14

NOTES : rangkuman ini tidak menjamin nilai  Eritrosit dalam larutan isotonis (NaCl

uprak fisvet anda bagus, kesimpulan hasil praktikum 0,9%) akan normal.
bisa jadi salah, tetep baca laprak dan literatur kalian  Larutan saponin yang dapat
masing2. Thanks! Mangat wak -ijoep menyebabkan eritrosit hemolisis dengan
cara menurunkan tegangan
permukaannya
#KOMUNIKASI SEL 1 #KOMUNIKASI SEL 2
(Osmotic Fragility Test) (Polar & Non Polar)
Membran Sel Eukariot : Molekul polar =
 Sifat = semipermeable, mudah dilalui - atom2nya berbagi elektron
hidrofobik(larut lemak). - kekuatan atom menarik pasangan
 Fungsi = Pembatas sitoplasma & pembatas elektron tidak sama,
pergerakan bahan keluar masuk sel. - terbentuk perbedaan muatan (-) dan (+).
 Struktur Molekul nonpolar =
a. Fosfolipid - atom-atomnya berbagi elektron secara
b. Protein berimbang.
- Carrier, pompa ion, komponen - tidak terbentuk perbedaan muatan.
struktural, reseptor, enzim.  Tujuan :
c. Kolesterol Mempelajari kelarutan senyawa polar dan non polar.
- U/ menentukan permeabilitas membran.  Kerja dan hasil:
(Kolesterol permeabilitas ) 1. Air + n-hexan/minyak goreng + NaCl.
Hemolisis > 2. N-hexan dan air berpisah kemudian diambil h-
Tidak Hemo = hexan ke tabung lain.
MERAH 3. AgNO3 + air
Eritrosit -> di
HEMOLISIS CERAH 4. AgNO3 + n-hexan
cairan tekanan
(air masuk sel) Hemolisis < 5. Diamati.
osmotik rendah
Tidk Hemo =
MERAH
KERUH AgNO3 + air Ada endapan.
Eritrosit -> di Keruh
KRENASI MERAH
cairan tekanan
(air keluar sel) KERUH
osmotik tinggi
Eritrosit -> di Tidak ada
HEMOLISIS MERAH AgNO3 + n-hexan
bahan pelarut
(air masuk sel) KERUH endapan
lemak Bening
 Tujuan :
Pengaruh NaCl/Saponin/Ureum -> Darah.  Kesimpulan:
 Kerja dan hasil:  Air polar, N-hexan/minyak non polar.
Masing-masing 5 ml +3 tetes darah Tidak dapat menyatu.
Darah + NaCL 3% Krenasi  Air + AgNO3 berwarna keruh karena air
Darah + NaCL 0,9% Normal bereaksi dengan AgNO3 yang akan membentuk
Darah + NaCL 0,65% Hemolisis endapan AgCl.
Darah + NaCL 0,45% Hemolisis  N-hexan + AgNO3 berwarna bening karena n-
Darah + NaCL 0,25% Hemolisis hexan tak dapat bereaksi dengan AgNO3.
Darah + NaCL 0% (aquades) Hemolisis
Darah + ureum di NaCl 0,9% Normal #SSP1
Darah + ureum di aquadest Hemolisis (Fungsi SSP)
Darah + saponin di NaCl 0,9% Hemolisis Katak Deserebrasi = GADA OTAK
Darah + saponin di aquadest Hemolisis Katak Spinal = tinggal medulla spinalis. Otak gada,
Makroskopis = Warna, derajat hemo. med.oblongata dirusak.
Mikroskopis = Bentuk,ukuran, jumlah sel Katak sawah = Fejervarya cancrivora
 Kesimpulan:
 NaCl semakin rendah konsentrasinya
semakin tinggi derajat hemo.
 NaCl 3% mengalami krenasi.
1. Amati : Papan angkat <45° <45° <45° nempel
o Sikap Badan (posisi kepala) di
o Gerak spontan bawah
o Keseimbangan Berenang & +++ + +++ -
o Berenang ngambang
o Frek. Napas Frek.napas norma turun Mcqueen -
o Frek. Denyut jantung l turun
2. Deserebrasi (rusak serebrum)
3. Katak spinal (rusak sereblum, med.blong) Cubitan sedang Heterolateral
4. Amati kembali Cubitan kuat Heterolateral
H2SO4 0,2% Homolateral
 Tujuan: H2SO4 0,4% Homolateral
Mengetahui fungsi otak dengan menghilangkan
otak.
 Kesimpulan:
 Kesimpulan :
 Katak diputar maka rangsangannya berupa
Normal Deserebrasi Spinal
berputar ke arah berlawanan.
Sikap badan Kepala Kepala Kepala
 Katak yg diinhibisi keseimbangannya berkurang,
tegak makin dibawah.
ketika inhibisi dilepas akan normal kembali.
normal. turun.
Gerak Spontan +++ + -  Cubitan menghasilkan rangsangan heterolateral
sbg respon med spinal.
Keseimbangan +++ + -
Berenang +++ + -
Frek.napas Semakin menurun #SSP3
Frek.jantung Semakin menurun (Sensorik Umum)
- Cerebrum = mengatur rasa sakit, gerak spontan.  Tujuan :
- Cerebelum = keseimbangan Letak reseptor panas, dingin, tekan di kulit &
- Med.blong = pusat rangsangan proprioseptif, kemampuan diskriminasi benda.
pusat koordinasi gerakan, kontraksi jantung,  Teori :
respirasi. Sistem sensorik somatovisceral:
- Med.spin = refleks.  Mekanis/Taktil = sentuh, raba, tekan, vibrasi.
(berkontak)
#SSP2  Propiosepsi= tegak dan posisi badan.
 Nosisepsi= nyeri
(Aksi Integratif SSP)
 Tujuan :  Temperatur = panas/dingin.
Reaksi integratif akibat dirangsang di tubuh tertentu. Rangsangan adekuat = nilai ambang rangsang
 Kerja dan Hasil: terendah u/ sensasi normal dri reseptor.
1. Amati faktor  Alat bahan :
2. Katak normal diinhibisi tali.  Estesiometer Von Frey (pensil mekanik ujungnya
3. Katak normal tanpa diinhibisi tali. kawat)
4. Katak spinal.  Stempel kotak2 (1mm x 1mm)
5. Reflek sederhana dicubit sedang/kuat dan  Jangka Weber
dilukai + H2SO4 0,2% , H2SO4 0,4%.  Air panas sama es
Homolateral = sebelah badan yg sama antara yg  Kerja dan hasil:
dirangsang dgn responnya. 1. Mekanoreseptor
Heterolateral = sebelah badan yg berlawanan a. Letak reseptor kulit (stempel dan
antara yg dirangsang dgn responnya. estesiometer) dilakukan pada kuduk,
Norm Inhibisi Tanpa Spinal telapak tangan, lengan bawah, pipi.
al tali inhibisi Di wajah sedikit reseptor paccini (tekan).
Sikap norma Lebih normal Nempe b. Topognosis = kemampuan diferensiasi.
l bawah l di Mata ditutup, kulit ditekan pensil, op
bawah menentukan titik tekan. Jarak penafsiran
Spontan +++ + +++ - terkecil artinya terdapat reseptor Badan
Keseimbangan +++ + +++ - Meissner di daerah itu.
Papan putar +++ + +++ - c. Diskriminasi 2 titik.
Jangka weber ditekan ke kulit, dirasakan
sebagai 1 atau 2 titik.
 Dekat = 1 titik 3. Refleks Visceral
 Jauh = 2 titik a. Cahaya = disenter.
Nilai diskriminasi berdasarkan kepadatan b. Akomodasi = objek dideketin ke mata.
saraf reseptor dan fokus op. 4. Waktu Refleks
2. Reseptor Suhu Op buka/tutup mata trus penggaris dijatuhin
a. Dingin dan panas dan op tangkep. Dihitung weh waktunya.
1 jari kanan ke es, 1 jari kiri ke air panas Diulang 3x.
kemudia masukkan ke air suhu kamar. Hasil: tutup mata refleksnya lebih cepat karna
b. Hembusan napas op dapat lebih konsentrasi/fokus.
Punggung tangan basahi air & alkohol.
Hasil: air = dingin, alkohol = panas. #INDERA
(Pemeriksaan Penglihatan)
(Refleks)  Tujuan:
 Tujuan : Menentukan ketajaman penglihatan, bintik buta, buta
Pemeriksaan refleks tubuh warna.
 Teori :  Teori:
 Impuls gerakan sadar: Bintik buta = daerah tmpt bersatunya axon (nervus
Reseptor – sensoris/aferen – SSP – motoris/eferen optikus), menggeser resptor sekelilingnya, sehingga
– efektor (jalur ini disebut lengkung refleks). tak mengandung reseptor penglihatan.
 Refleks (bersin, batuk, kedip): Buta warna = reseptor di retina hanya berespon dgn
Reseptor – sensoris/aferen – SSP di bawah panjang gelombang cahaya tertentu, sehingga apabila
serebrum tanpa interneuron (saraf penghubung) – rusak akan terjadi buta warna.
motoris/eferen – efektor.  Kerja dan Hasil:
 Refleks sangat cepat ga butuh ke otak sbg saraf
pusat.
 Refleks :
a. Exceroceptif = kulit (superficial), indera.
b. Proprioceptif (deep reflexes) = otot, tendon,
periosteum, sikap tubuh, labirin, sirkulasi dan
jantung.
c. Interoceptif = alat viscera.
 Alat bahan :
Reflex hammer, senter, stopwatch, kapas benang. Optotypi snellen ishihara books test
 Kerja dan hasil:
1. Refleks Superficial
a. Membrana mukosa
- Kedip mata (kornea) = sentuhin mata
pake kapas
 Pusat = pons, med.blong
 Saraf perifer = n.trigeminus,
n.facialis u/ bintik buta u/bintik buta
- Plantar = gores telapak kaki
 Pusat = L5 – S1 a. Ketajaman penglihatan
 Saraf perifer = n.trigeminus, Op baca optotypi snellen dri jarak 6m atau 20
n.facialis kaki. Baca 2 mata, satu mata kanan/kiri.
2. Refleks Dalam/Proprioseptif Menghitung visus 𝑣 = 𝐷𝑑 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑔𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑜𝑝
𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟𝑎 𝑑𝑖 𝑜𝑝𝑡𝑜
a. Masseter (dagu) = dipukul palu.  Visus normal = 6/6 atau 20/20. Dlm jarak 6
 Pusat = pons meter atau 20 kaki masih dapat membaca
 Saraf perifer = n.trigeminus huruf dgn jarak yg sama yakni 6m/20 kaki.
b. Patella (lutut) = dipukul palu (120o) b. Memeriksa bintik buta
 Pusat = L3 – L4 Tentukan wilayah bintik buta dgn melihat tanda
 Saraf perifer = n. femoralis. + (titik buta di 20 cm), kemudian tentukan besar
c. Achilles = dipukul palu (90 o) wilayah kebutaan dgn kertas +.
 Pusat = S1 - S2 c. Memeriksa pupil
 Saraf perifer = n.tibialis post. Op duduk, pupil disenter, liat warna iris dan
ukuran pupil.
 Refleks direk = penyinaran langsung.
 Indirek = mata kanan disenter, dilihat
pupil mata kirinya. (melebar sedikit)
d. Memeriksa buta warna
Baca optotypi snellen dan petunjuk hasil.

(Pemeriksaan Pendengaran) SCHAWABACH:


 Tujuan: 1. Garpu tala 100 Hz.
Menentukan ketajaman pendengaran, hantaran udara, 2. Tempel di proc.mastoideus Op.
hantaran tulang, membedakan tuli. 3. Tidak ada dengungan lagi, pindah ke
 Teori: proc.mastoideus Pemeriksa.
 Ketajaman pendengaran = diksriminasi 4. Ada dengungan = tes schwabach memendek.
frek.gelombang, lemah keras suara, arah sumber 5. Ulangi tapi dimulai dri pemeriksa kemudia Op.
suara. 6. Op dengar dengungan = tes schwabach
 Penghantaran udara = tulang pendengaran memanjang.
merambatkan getaran gelombang suara ke resptor
pendengaran di koklea. (Koordinasi sikap, kesimbangan tubuh)
 Penghantaran tulang = getaran gelombang  Kerja dan Hasil:
suara merambat lewat tulang tengkorak. PERCOBAAN ROMBERG:
 Ketulian = kegagalan menangkap informasi 1. Berdiri normal, mata terbuka/tertutup.
gelombang suara. 2. Berdiri satu kaki, mata terbuka/tertutup.
 Kerja dan Hasil: 3. Berdiri satu kaki, liat ke atas, mata
terbuka/tertutup.
Hasil: mata tertutup relatif kurang seimbang.
(normal)
HOPPING REACTION:
Berdiri kaki kanan, tubuh didorong ke kanan,kiri,
depan belakang.
- Hasil: hilang keseimbangan = normal.
THRUST REACTION:
Garpu tala 100 Hz, 256 Hz, 512 Hz.
Berdiri 2 kaki dirapatkan, tubuh didorong.
a. Ketajaman pendengaran
- Hasil: hilang keseimbangan = normal.
Dengerin detik arloji, kemudian dijauhkan. Jarak
SHIFTING REACTION:
saat mulai tak terdengar dicatat.
Angkat tangan kiri letakkan di tangan teman, tubuh
b. Ketulian
didorong.
RINNE :
- Hasil: hilang keseimbangan = normal.
1. Garpu tala 256Hz digetarkan.
PAST POINTING:
2. Tempel di proc.mastoideus.
Op sentuh hidungnay terus sentuhin jari pemeriksa.
3. Saat sudah tidak dengar getarannya, angkat
Mata terbuka/tertutup. Op diputar. Ulangi.
dan tempatkan ujung garpu dekat liang
- Hasil: gabisa nentuin jari pemeriksa dgn tepat.
telinga. Apakah masih bisa dengar?
Hal ini dakibatkan proses pemutaran
4. Dapat dengar = Uji Rinne +
menyebabkan perubahan pada sistem vestibularis
Tak dengar= Uji Rinne –
dan juga mempengaruhi penglihatan dan gerakan
tubuh probandus sehingga keseimbangannya
terganggu untuk sementara waktu.

WEBER:
1. Garpu tala 512Hz digetarkan.
2. Tempel di garis median tengkorak.
3. Di dua telinga:
Sama keras = tak ada lateralisasi
Tak sama keras = lateralisasi kanan/kiri
#ENDOKRIN 1 Kimograf
Katak Bufo melanotictus
(Insulin)
Cairan ringer
 Tujuan:
Larutan adrenalin
Pengaruh insulin terhadap kadar gula darah.
Larutan asetilkolin
 Teori: Termometer
Insulin: Benang
 Hormon dri pankreas khususnya sel Beta.
 U/ metabolisme karbohidrat, lemak, protein.  Kerja dan hasil:
 U/ menurunkan kadar glukosa dalam darah. Buat katak spinal – jantung dikuakkan dri epicardium
 Sekresi insulin terganggu = hiper/hipoglikemia 1. Morfologi denyut jantung
 Alat Bahan: Kontraksi = sistole (pucat)
Insulin Relaksasi = diastole (merah coklat)
Syringe 2,5ml 2. Pengaruh suhu dan zat kimia serta otomasi
Tikus putih Sebelum Sesudah
Gula 20% Normal normal Normal
Gunting,kapas, alkohol 70% Asetilkolin normal Turun/melambat
Alat pengukur glukosa Adrenalin normal Naik/cepat
 Kerja & Hasil: Otomasi normal Turun drastis
Normal Gula darah normal  Asetilkolin = denyut jantung.
Diberi larutan 20% gula Gula darah naik tinggi.  Adrenalin = denyut jantung.
(2ml)  Saat jantung dilepas (otomasi) = masi kontraksi
Pemberian insulin Gula darah turun drastis. tapi turun drastis.
sebanyak 2 IU  Cairan ringer = membantu jantung tetap
 Saat makan, insulin disekresi agar mengubah glukosa kontraksi.
menjadi energi dan kemudian disebarkan ke seluruh
tubuh.
 Kadar gula darah mencit normal berkisar antara 62,8 #OTOT 1
mg/dl-176 mg/dl. (Rangsangan Sediaan Otot Saraf)
 Tujuan:
Mematikan katak, membuat sediaan natif.
#KARDIOVASKULER 1 Jenis & kerja rangsangan.
(Jantung katak) Macam rangsangan u/ sediaan otot saraf.
 Tujuan:  Teori:
Sifat faal jantung: Impuls saraf dan kontraksi otot
 Morfologi dan denyut jantung - Diujung axon, impuls sekresi asetilkolin.
 Suhu & zat kimia thdp denyut. Asetilkolin ditangkap reseptor dari serabut otot,
 Otomasi jantung di otot impuls menjalar lagi sampai ke sisterne
 Asal denyut jantung retikulum sarkoplasma, yg akan menstimulasi
 Teori: Ca++ yg diperlukan untuk kontraksi otot rangka.
Otot jantung: Pinset Galvanis
 Sinsisum serabut2 otot yg tidak terpisahkan. - Terdiri dari tembaga (Cu) kutub (+) dan seng (Zn)
 Kontraksi “All or none”, impuls ke seluruh otot kutub (-).
jantung.  Alat Bahan:
 Kuat kontraksi berdasarkan panjang awal Kimograf Ringer/NaCl 0,65% (garam faal)
serabut otot (hukum starling) Skalpel, gunting Garam dapur
 Tetap berkontraksi walau dicopot dri tubuh. Pinset Galvanis Cuka glasial
 Suhu naik, denyut naik.  Kerja dan hasil:
Otomasi jantung = kemampuan membangkitkan 1. Mematikan katak
sendiri impuls denyut jantung. - Tusuk otak di foramen oksipital (mata ½ nutup)
Sinus venosus = menentukan irama denyut di amfibi, - Rusak sumsum punggung di canalis vetebralis
reptil. (kaki meronta tanda med.spin telah rusak)
2. Sediaan otot saraf
- Buka kulit, lepasin jeroan.
 Alat bahan:
- Ada n.ischiadicus, ditelusuri.
- Lepaskan m.gastrocnemius + n.ischiadicus.
3. Macam rangsangan  Masa relaksasi relatif lebih lama dari masa
- Mekanis = dipijat/pencet. kontraksi, karena pada saat relaksasi terjadi
- Galvanis = ditempelin pinset galvanis pemutusan hubungan aktin-miosin tanpa harus
- Osmotis = garam dapur/gliserin terdegradasi, serta troponin dan tropomiosin
- Kimiawi = cuka glasial berinteraksi untuk mencegah ikatan aktin
- Panas = korek api panas sehingga memerlukan waktu yang relatif lebih
- Faradis = menggunakan elektroda kimograf lama.
Mekanis Kuat
Galvanis tertutup Kuat #OTOT 2
Galvanis terbuka Kuat (Rangsangan thdp Kontraksi)
Osmotis Sedang  Tujuan:
Kimiawi Sedang Rangsangan subminimal, minimal, submaksimal,
Panas Lemah maksimal dan supramaksimal dan kontraksi
Faradis Lemah maksimal, submaksimal dan maksima
*hasil bersifat relatif  Teori:
- ketika nervus ischiadicus diberi tekanan, - Satu unit motor = beberapa serabut otot.
musculus gastrocnemius berkontraksi. - Kontraksi subminimal akan terus membesar
- garam dapur adalah senyawa ionik yang terdiri kekuatannya hingga maksimal.
dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion) - Kekuatan maksimal = supramaksimal, sebab
sehingga membentuk senyawa netral (tanpa seluruh unit motor yang terdapat pada sediaan
muatan). otot saraf tersebut sudah terangsang semuanya.
- hampir semua larutan garam dapat merangsang  Kerja dan hasil:
serabut saraf dengan menimbulkan permeabilitas Menggunakan kimograf cara spt biasa difiksir
membran akson sehingga membuka membran ototnya dulu.
pori yang memungkinkan natrium untuk
melewati membran dengan mudah sehingga
potensial aksi meningkat.

(Kontraksi Sederhana)
 Tujuan:
Masa laten, masa kontrakksi, masa relaksasi
 Teori:
Masa laten = fase dimana rangsangan yang diterima
belum mencapai nilai ambang rangsang minimal
sehingga belum mencapai potensial aksi.
Masa kontraksi = waktu ketika otot kontraksi hingga
puncaknya. - Subminimal = tidak ada kontraksi
Masa relaksasi = waktu ketika otot menurun - Minimal - Maksimal = kontraksi semakin besar
tegangannya - Supramaksimal = maksimal
 Kerja dan hasil:
Menggunakan kimograf u/ menghitung masa laten,
masa kontraksi dan masa relaksasi. Contoh: (Kontraksi Tetanus dan Kelelahan)
 Tujuan:
Kontraksi berturut-turut dan kelelahan yg diakibatkan
 Teori:
Kontraksi sederhana = kontraksi sederhana with
relaksasi sempurna
Kontraksi tetanus inkomplit = kontraksi with
relaksasi tidak sempurna
Kontraksi tetanus komplit = kontraksi with tidak dpt
relaksasi kembali.
 Kerja dan hasil:
Menggunakan kimograf diatur rangsangannya dri
kecil hingga sangat besar.
peregangan) memiliki daya kontraksi yg
lebih besar.

#DARAH1
(Sediaan Natif Darah)
 Tujuan:
- Bentuk sel darah, bentuk rouleaux eritrosit.
- Perbedaan eritrosit leukosit
- Ada tidaknya mikroorganisme di darah
- Menghitung jumlah eritrosit leukosit trombosit
- Menghitung waktu beku.
 Teori:
Rouleaux = formasi eritrosit spt uang logam
Frek 5 Hz = normal dideretkan. Terlihat dalam sediaan natif.
Frek 6-10 Hz = kontraski tetanus inkomplit Trypanosoma berenang di sel-sel darah.
Frek 11-18 Hz = kontraski tetanus komplit  Kerja dan hasil:
Frek >18 Hz = konstan karena kelelahan Ambil darah kelinci simpan di kaca objek. Periksa.
 Otot memiliki batas maksimal kekuatan untuk
berkontraksi. Ketika otot diberikan rangsangan
terus menerus, otot akan mengalami kejang dan
berakhir kelelahan.
 Kelelahan ini dapat terjadi akibat adanya
penimpunan asam laktat dan menurunnya jumlah
ATP yang tersedia untuk berkontraksi sehingga
tenaga untuk kontraksi menurun dan otot pun
mengalami kelelahan
Eritrosit Leukosit
(Kerja Luar Otot, Pembebanan Depan Belakang) - Eritrosit merah karena ada Hemoglobin.
 Tujuan: - Sel darah putih atau leukosit terdiri dari lima
kerja luar otot dengan pembebanan di belakang dan komponen, yaitu neutrofil, limfosit, monosit,
pembebanan di muka. eosinofil, dan basofil.
 Teori:
Pembebanan di depan = otot direnggang terlebih (Kadar Hemoglobin, Sahli)
dahulu, menghasilkan kerja luar lebih besar.  Teori:
Pembebanan di belakang = otot tanpa direggang Metode ini kurang akurat di laboratorium klinik.
terlebih dahulu. - Darah dengan larutan HCl 0.1 N akan
 Perenggangan yang optimal pada panjang membentuk hematin yang berwarna coklat.
mula-mula (initial length) = otot yang masih Warna disamakan dengan warna standar sahli
intak dengan tulang kerangka yang dengan menambahkan aquadestilata sebagai
direnggang sepenuhnya sewaktu hewan pengencer.
hidup.  Kerja dan hasil:
 Kerja dan hasil: Alkohol 70%
Lanset,
gunting
HCL 0,1 N
Standar warna
Pipet Sahli
Tabung Sahli

Contoh hasil percobaan: (tidak sesuai literatur)


Tinggi kontraksi di depan = 6,8cmg Haemometer Sahli
Tinggi kontraksi di belakang = 12,3cmg
 Seharusnya pembebanan di depan 1. Tabung Sahli diisi HCl 0,1 N
menghasilkan kerja luar yg lebih besar 2. Ambil darah dgnn dihisap dgn pipet sahli.
karena pembebanan di depan (dgn 3. Biarkan 3 menit agar tebentuk hematin.
4. Tambah aquades sampai warna sama dgnn warna
standar sahli. Contoh perhitungan MCV, MCH, MCHC :
5. Amati tinggi permukaan tabung Sahli. gr %
yang berarti banyaknya hemoglobin dalam gram 1. MCV : = 3100 fl
per 100ml darah.
Hasil: hemoglobin normal pada kelinci yang berkisar
antara 33%-48%. Hemoglobin berfungsi mengangkut 2. MCH : = 1020 pg
oksigen.

(Hematokrit / Volume BDM) 3. MCHC : = 32,90%


 Tujuan:
Nilai hematokrit (%volume eritrosit) di dalam darah (Menghitung BDP BDM Trombosit)
dengan metoda mikrohematokrit.  Tujuan:
 Teori: Hitung BDP BDP dan Trombosit
- Hematokrit (Packed cell volume) adalah suatu  Alat Bahan:
hasil pengukuran yang menyatakan perbandingan
sel darah merah terhadap volume darah. Dgn cara
sentrifuge darah + antikoagulan.
- MCV (Mean Corpuscular Volume) atau VER
(Volume Eritrosit Rata-rata) = volume rata-
rata sebuah eritrosit (satuan femtoliter).
- MCH (Mean Corpuscular Hemogoblin) atau
HER (Hemogoblin Eritrosit Rata-Rata) =
jumlah hemoglobin per eritrosit (satuan pikogram Haemositometer neubauer
(pg)). (Kamar hitung)
- MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin
Concretation) atau KHER (Konsentrasi
Hemoglobin Eritrosit Rata-rata) = konsentrasi
hemoglobin yang didapat per eritrosit (satuan
gram per desiliter (gr/dl)).
 Alat Bahan:

Pipet eritrosit (0,5-1-10) Pipet leukosit (0,5-1-11)


- Larutan hayem= pengencer eritrosit
- Larutan turk= pengencer leukosit
- Mikroskop
Alat Sentrifuge Pembaca mikrokapiler - Lanset/jarum Franke, gunting, alkohol 70%
Pipa kapiler Perlengkapan ambil darah - Alat hitung
 Kerja dan hasil:
 Kerja dan hasil:
Ambil darah – sentrifugasi selama 5 menit dengan
kecepatan 11.500-15.00 RPM atau 15 menit dengan
kecepatan 2.500-4.000 RPM – terbentuk lapisan2.
Kamar W = u/ hitung BDP (4 buah)  Trombosit ukurannya lebih kecil dri BDP,
- Luas kotak W = 1 mm2 berkoloni.
- Luas dalamnya = 1/10 mm2
Kamar R = u/hitung BDM (5 buah)  Kerja dan hasil:
- Luas kotak R= 16/400 mm2 A. Membuat Sediaan Apus
- Luas dalamnya = 1/400 mm2 1. Darah diletakkan di kaca objek agak pinggir.
2. Gores darah dengan kaca objek lain.
Pasang aspirator - isap darah – isap hayem – lepaskan 3. Pewarnaan Giemsa:
aspirator – kocok angka 8 – teteskan di kamar hitung – - Masukkan ke metil alkohol (cairan
tutup cover glass – amati 100x mikroskop. fiksasi/pengikat) 5 menit.
- Keringkan, masukkan ke Giemsa 30
Rumus Hitung BDM: N x 104 mm3 darah menit.
Rumus Hitung BDP: N x 50 mm3 darah - Angkat dan Cuci
Rumus Hitung Trombosit Mamalia: Pewarnaan Wright:
𝑁 - Letakkan horizontal di bak warna.
× 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝐷𝑀
500 - Tetesi Wright 10-15 tetes
Rumus Hitung Trombosit Unggas: - Tambah buffer fosfat
𝑁 - Cuci dan keringkan.
× 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝐷𝑀
500−50
B. Menghitung jenis-jenis BDP
#DARAH2 Hitung ae manual…
(Waktu Beku Darah)
 Tujuan: Hasil:
Waktu beku darah (waktu koagulasi) Eosinofil (55-70%) – paling banyak
 Teori: Limfosit (20-40%)
Waktu beku darah= Waktu dari mulai darah keluar Eosinofil (1-4%)
dari pembuluh darah (luka) sampai terbentuk benang Monosit (2-8%)
fibrin Basofil (0.5-1%) - paling dikit
 Kerja dan hasil:
Cara 1 = pake pentul dan gelas arloji berparafin, darah Sumber:
ditusuk2 sampe ada benang fibrin. https://www.healthline.com/health/wbc-
Cara 2 = pipa kapiler dipatahin 1/10 sampe ada count#normal-range
benang fibrin.

Hasil: pipa kapiler lebih cepat membeku karena


terjadi kontak langsung dgn darah, sedangkan gelas
arloji kontaknya sama parafin, ga langsung ke gelas.

(Sediaan Apus Darah & Diferensiasi BDP)


 Tujuan:
Sediaan apus darah, membedakan leukosit,
menghitung jenis BDP
 Teori:
 Giemsa/Wright/HE:
asam = biru ungu, basa = merah.
 Eritrosit unggas berinti, mamalia tidak.
 Leukosit Granulosit: Basofil, Eosinofil, Neutrofil
Agranulosit: Monosit, Limfosit
A. GRANULOSIT :
1. EOSINOFIL : Granula merah, besar-besar
2. BASOFIL : Granula biru tua, besar-besar
3. NEUTROFIL : Granula netral, halus
Bentuk muda : Inti berbentuk batang
Bentuk tua : Inti berbentuk segmen
B. AGRANULOSIT :
- LIMFOSIT : Inti bulat, biru tua, sitoplasma sedikit, biru muda.
- MONOSIT : Inti berlekuk, biru tua, stoplasma banyak, biru muda.
Mohon maap kalo banyak yg salah dan kurang. Ini ada - benang
kisi2 dari kating. Mangat ea. -With loppp @zufarmaul 4. Air (polar) dan minyak (non polar) dan AgNO3
(mengikat Cl)
[KISI-KISI UJIAN PRAKTIKUM FISIOLOGI] 5. Katak deserebrasi (-serebrum) dan spinal (cuma sisa
medulla spinalis)
1. Jenis jenis larutan fisiologis : ringer, tyrode, locke 6. Uji indera
untuk usus dan # romberg : kaki rapat, tangan rentang
: -lar fisiologis 0.9mamalia, 0.8 aves, 0.65 hewan #suhu
berdarah dingin(reptil, katak) #thrust reaction : kaki rapat, beban dibagi rata
2. Prinsip: #hopping reaction : kaki kanan tumpuan
- Hipertonis (krenasi) merah keruh, mengkerut #shifting reaction : ke 2 kaki dan ke 2 tangan bertumpu,
- hipotonis (hemolisis) tangan kiri memegang atau diletakkan ditangan teman
1. Hemolisis banyak : merah cerah #past pointing : pegang hidung, pegang jari teman.
2. Hemolisis sedikit : merah keruh Keadaan : mata dibuka, ditutup, diputar ke kanan/kiri
-isotonis, bila ditambah ureum : sisa metabolisme protein) #uji ketulian weber : frekuensi 512 fz; lbh keras kanan :
dan saponin : membuat darah lisis) laterasi kanan dan sebaliknya
3. bahan ; anti A, anti B, lar fisiologis, darah, xylol, #garpu tala 1 . 100hz : schwabach
imersi, giemsa, methanol 70%, alkohol 70%, cuka glasial, 2 . 256 hz : Rinne
larutan glukosa 20% 2ml, garam atau gliserin, HCL 0,1 3 512 hz : weber
N, Aquadestilata, kapas, hormon insulin, Larutan #organa visus(rumus ketajaman) : v = d/D
adrenalin 1 : 1000, larutan asetilkolin 1:10 7. Preparat otot katak (komponen)
#hewan coba : - n.ischiadicus
Fejervarya cancrivora (katak sawah), bufo melanostictus - m. Gastrocnemius
: kodok buduk, tikus putih, kelinci - 1/3 os femur
#alat : buku ishihara : buta warna 8. Rangsangan subminimal : rangsangan kecil, tdk ada
kertas dengan titik hitam dan tanda + : bintik buta motor yg terangsang
-kimograf #Rangsangan minimal : rangsangan di perbesar sedikit, 1
- stimulator atau 2 motor terangsang terjadi kontraksi minimal
- alat pencatat kontraksi dan rangsangan #Rangsangan submaksimal : rangsangan diperbesar
- tabung westergreen dan rak : laju endap terjadi kontraksi sub maksimal
- objek glass, cover glass #Rangsangan maksimal : rangsangan di perbesar terjadi
- arloji berlapis parafin kontraksi maksimal
-gelas tanpa heparin #Rangsangan supramaksimal : kontraksi yg dihasilkan
- pipa kapiler sama dengan rangsangan maksimal
- alat penusuk 10. Beban di depan : otot diregangkan sebelumnya, lebih
- garpu tala bsr nilainya dibanding beban di belakang
- bak untuk mewarnai preparat 11. Hukum starling : dalam batas fisiologis, jantung akan
-pinset galvanis memompakan seluruh darah dari vena ke aorta tanpa ada
- sonde bendungan
- alat diseksi (gunting, scalpel) 12. Preparat ulas darah
- papan katak #cara hitung leukosit : N x50 mm3 darah
- stopwatch # cara hitung eritrosit : N x 10.000 mm3 darah
- arloji [ ] berapa kali pengenceran?
- cawan petri #pengencer leukosit : turk
- Mikroskop #Pengencer eritrosit : hayem
-tabung sahli berskala (% atau gr%) #pipet eritrosit : ada butiran merah, skala 0.5 ; 1;10
-pipet sahli 0,20 ml dan aspirator #pipet leukosit: ada butiran putih skala 0.5 ; 1; 11
-Standar warna sahli # bahan untuk fiksasi : methanol 75%
-alat pengaduk #pewarnaan giemsa 30 menit
-jarum penusuk buluh darah # mch : mean corpuscular hemoglobin =
-syringe 2.5 ml hemoglobin/eritrosit x 10
-alat ukur gula darah #mcv : mean corpuscular volume = hematokrit/eritrosit x
-optotypi snellen 10
- senter #mchc : mean corpuscular hemoglibin consertation =
-cahaya matahari mch/mcv × 100% atau hemoglobin/hematokrit ×100 %
- termometer 13. Uji hormonal: insulin kortikosteroid
# Insulin : dihasilkan oleh sel beta pankreas, untuk
membawa glukosa dari darah ke dalam sel
# diabetes mellitus : gangguan insulin, glukosa darah tdk
bisa optimal msk atau disimpan di sel (glukosa darah👆)

Anda mungkin juga menyukai