Anda di halaman 1dari 50

TERAPI CAIRAN & DEHIDRASI

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


KOAS AGUSTUS - OKTOBER 2021

Pembimbing :
dr. Anita, Sp.A
Fisiologi cairan
tubuh
Komposisi tubuh
Komposisi tubuh adalah persentase berat tubuh yang terdiri dari jaringan non-lemak dan jaringan
lemak, yang terbagi menjadi 4 komponen utama :
● Organik
1. Jaringan lemak tubuh total (total body fat)
Protein, Lipid, Karbohidrat
2. Jaringan bebas lemak (fat-free mass) ● Non-organik
3. Mineral tulang (bone mineral) Kation, Anion
4. Cairan tubuh (body water)
Kompartemen cairan tubuh

Cairan tubuh total (CTT)


atau total body water
(TBW) terhadap berat
badan bervariasi
menurut usia
Kompartemen cairan tubuh

❏ Pada janin dan neonatus


❖ Volume CES > volume CIS
❏ Diuresis normal pasca lahir →
penurunan CES
❏ Pertumbuhan selular →
ekspansi volume CIS
❏ Usia 1 tahun, rasio volume CES
dan CIS mendekati dewasa
Kompartemen cairan tubuh
● CES dibagi menjadi cairan
intravaskular (darah) dan cairan
interstisial.
● Volume darah anak sekitar 8% BB
● Plasma anak 5% BB
● Volume cairan interstisial 15% BB
Proses pergerakan cairan tubuh
1. Difusi
Pergerakan molekul dari konsentrasi tinggi ke rendah
2. Osmosis
Pergerakan larutan (air) melalui membran semipermeabel → konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah
3. Transport aktif
a. Menggunakan ATP
b. Memompa ion Na+ keluar membran sel, ion K+ dalam sel
Regulasi volume intravaskular dan osmolalitas
Osmolalitas plasma: 285 - 295 mOsm/kg

● Peningkatan osmolalitas plasma → pelepasan ADH


● Natrium: kation ekstraseluler utama yang penting dalam mempertahankan volume
intravaskular
Jenis cairan
resusitasi
CAIRAN RESUSITASI (REHIDRASI)

KRISTALOID KOLOID

● Cairan yang mengandung ● Cairan yang mengandung


solute dengan berat solute dengan berat
molekul yang kecil seperti molekul yang lebih besar
mineral dan dekstrosa seperti albumin dan pati
(starch)
KRISTALOID
● Cairan kristaloid mengandung air, elektrolit, dan atau gula dengan
berbagai campuran
● Berdasarkan osmolaritas, dapat dibagi menjadi:

Hipotonik

Isotonik

Hipertonik
● Cairan dimana tekanan osmolaritas

CAIRAN HIPOTONIK lebih rendah dari cairan tubuh (<250


mOsm/L)

● Dextrose 2,5% & NaCL 0,45% (½ NS)


● Digunakan pada ketidakseimbangan elektrolit
(hipernatremia)
● Efek pada fluid compartment
○ ↑ Volume ekstraseluler

○ ↑ Volume intraseluler

● Dapat digunakan untuk kebutuhan rumatan


● Cairan dengan tekanan osmolaritas

CAIRAN ISOTONIK sama seperti cairan tubuh normal (290


-310 mOsm/L)

● Normal Saline (NaCL 0,9%), Ringer laktat (RL), Ringer asetat (Asering),
Glukosa 5%

Nacl 0,9% Ringer laktat


● Hanya mengisi ruang ● Mengisi ruang ekstraseluler,
sedikit mengisi ruang
ekstraseluler
intraseluler
● Dapat digunakan sebagai
● Efek buffer → dapat digunakan
cairan resusitasi atau pada asidosis
rumatan
● Metabolisme di hati →
● Dapat menyebabkan akumulasi laktat pada pasien
kelebihan cairan dengan gangguan fungsi hati
● Cairan dengan tekanan osmolaritas

CAIRAN HIPERTONIK lebih tinggi dari plasma darah (>375


mOsm/L)

● NaCL 3%, Dextrose 5% + RL


● Menarik cairan dari intraseluler ke ekstraseluler
● Manfaat: pada luka bakar (mengurangi edema
pada luka dan edema perifer)
● Efektif sebagai volume expander dengan sifat
anti edema
● Efek samping: hipernatremia, hiperkloremia,
asidosis dan hipokalemia
KOMPOSISI (mEq/L)
Na K Cl HCO3 Ca Dextrose (g/L)

RL 130 4 108 28 laktat 3 -

NaCl 0,9% 154 - 154 - - -

Asering 130 4 108 28 asetat 3 -

D5% - - - - - 50

D10% - - - - - 100

KaEn 1B 38 - 38 - - 38

D5 ¼ NS 38 - 38 - - 50

D5 ½ NS 77 - 77 - - 50

D10 ⅙ NS 31 - 31 - - 100

KaEn 3A 50 10 50 20 - 27

KaEn 3B 50 20 50 20 - 27
KOLOID
● Ekspansi volume plasma tanpa ekspansi interstitial
● Durasi lebih lama di intravaskuler (3-6 jam)
● Harganya lebih mahal
● Dapat menyebabkan reaksi sensitivitas dan komplikasi lain

Albumin

Dextran

Gelatin

Hydroxyethyl Starch (HES)


Jenis cairan koloid
ALBUMIN
● Sediaan: larutan 5% dan 25% dalam NaCL 0,9%
● Berada dalam intravaskuler lebih lama
○ Dapat mempertahankan cairan intravaskuler selama 3,5 -
4,5 jam

● 1 gram albumin dapat mengikat 18 mL air


● Pemberian IV 100 mL larutan Albumin 25%
○ Meningkatkan cairan intravaskuler 450 mL

○ 350 mL perpindahan dari ruang interstitial ke


intravaskuler

● Efek samping → Reaksi anafilaktik, edema paru, hipokalsemia


DEXTRAN
● Sediaan: Dextran 40 (BM 40.000), Dextran 70 (BM 70.000)
● Dextran BM kecil → keluar melalui filtrasi ginjal
● Dextran BM besar → bertahan lama dalam ruang
intravaskuler
● Pemberian 500 ml dextran 40 → meningkatkan cairan
intravaskuler sebesar 750 mL dalam 1 jam
● Dextran 40 → mempertahankan cairan intravaskuler dalam
3,5 - 4,5 jam
● Dextran 70 → mempertahankan cairan intravaskuler dalam 6 -
8 jam
● Efek samping → gagal ginjal, reaksi anafilaktik, gangguan
pembekuan darah (bila pemberian > 20 ml/kg/hari)
Gelatin
● 2 bentuk dengan BM 35.000
○ Modified fluid gelatin (MFG): larutan 4% dalam garam
fisiologis → Gelofusine

○ Urea-bridged gelatin: Larutan 3,5% dalam garam


fisiologis → Haemaccel

● 1 gram gelatin dapat mengikat 14 mL air


● Sebagian besar dikeluarkan melalui ginjal
● Mempertahankan cairan intravaskuler sekitar 2,5 jam
● Efek samping → Reaksi anafilaktik
HYDROXYETHYL STARCH (HES)
● Sediaan: 6% dan 10% dalam NaCl 0,9% dengan BM
10.000 - 1.000.000
● Pemberian HES 6% = albumin 5%
● Mempertahankan cairan pada intravaskuler 3 - 24 jam
● Dosis: 10-20 ml/kgBB/hari
● Efek samping
○ Gangguan sistem koagulasi (bila dosis > 20
mL/kg/hari)

○ Reaksi anafilaktik jarang


Terapi maintenance
Terapi maintenance (cairan Rumatan)
● Cairan rumatan intravena digunakan sebagai perawatan suportif, terutama pada
anak-anak yang tidak dapat memperoleh cairan yang cukup melalui jalur enteral

● Cairan rumatan dapat berupa cairan hipotonik atau isotonik → air, glukosa,
natrium, kalium, & klorida (hipotonik atau isotonik)

● Glukosa cairan rumatan memberikan 20% kebutuhan kalori normal pasien →


mencegah ketoasidosis akibat stravasi & degradasi protein
Terapi maintenance (cairan Rumatan)
● Cairan rumatan tidak mengandung kalori, protein, lemak, mineral, dan vitamin
yang adekuat → anak kehilangan 0,5-1% berat badan setiap hari → tidak dapat
diberikan dalam jangka waktu panjang

● Nutrisi parenteral harus tetap diberikan

● Cairan rumatan diberikan untuk menggantikan kehilangan dari:


○ Urine (70%)
○ Insensible water loss (respirasi & kulit) (35%)
○ Feses (5%)
Tujuan
● Mencegah dehidrasi
● Mencegah gangguan elektrolit
● Mencegah ketoasidosis
● Mencegah degradasi protein
Cara menghitung volume & kecepatan pemberian cairan
maintenance berdasarkan berat badan
Holiday Segar (4-2-1 rule)

● 10 kg pertama: 4
ml/kg/jam (40)

● 10 kg kedua: 2
ml/kg/jam (20)

● Each kg: 1 ml/kg/jam


CONTOH KASUS
Anak Perempuan, 2 tahun dengan BB 15 kg. Berapakah kebutuhan cairan rumatan yang diberikan ?

Hitungan Perhari : Hitungan Per jam :


● 100 x 10kg = 1000 ml ● 10 kg pertama = 4 ml/kgBB/jam
● 50 x (15-10 kg) = 250 ml ● 11 - 20 kg = 2 ml/kgBB/jam
● >20 kg = 1 ml/kgBB/jam
Sehingga → 1250 ml/hari
Pasien :
(4x10) + (2x5) = 50 ml/jam
Cara menghitunG tetesan infus
Jumlah Tetesan per menit = Kebutuhan cairan (ml) x faktor tetes
Waktu (menit)

● Faktor tetes makro → 20


● Faktor tetes mikro → 60
● Faktor tetes Transfusion set → 15
Dehidrasi
Definisi Dehidrasi
Hipovolemia
Penurunan volume cairan ekstraseluler yang menyebabkan penurunan
perfusi jaringan, dapat disebabkan oleh kehilangan natrium dan cairan
(muntah, diare, perdarahan, diuretik) atau kehilangan air saja (dehidrasi)

Dehidrasi
Kondisi yang terjadi akibat kehilangan air dalam tubuh yang berlebihan
(excessive loss of body water)
Derajat dehidrasi
Klasifikasi Tanda dan Gejala

Tanda Dehidrasi - Keadaan umum baik, sadar


(kehilangan <5% BB) - Mata tidak cekung, air mata ada, mukosa mulut dan bibir basah
- Turgor abdomen baik
- Akral hangat

Dehidrasi Ringan Sedang 2 atau lebih


(kehilangan 5-10% BB) - Rewel, gelisah, cengeng
- Mata cekung
- Minum dengan lahap → haus
- Turgor kulit kembali lambat

Dehidrasi Berat 2 atau lebih


(kehilangan >10% BB) - Keadaan umum lemah, letargis atau tidak sadar
- Mata cekung
- Tidak bisa minum atau malas minum
- Turgor kulit sangat lambat (≥2)
Tatalaksana dehidrasi
1. Mengenali kejadian dehidrasi sejak awal
2. Menilai derajat dehidrasi
3. Stabilisasi
4. Strategi rehidrasi

Dehidrasi Ringan Cairan rehidrasi oral


Apabila anak masih mengkonsumsi ASI → lanjutkan

Dehidrasi Sedang Berikan RL/NaCl 0,9% IV:


Bayi (< 12 bulan) 70 mL/kgBB selama 5 jam
Anak (12 bulan-5 tahun) 70 mL/kgBB selama 2 ½ jam
Periksa kembali setiap 1-2 jam

Dehidrasi Berat Berikan RL/NaCl 0,9% IV:


Bayi (< 12 bulan) 30mL/kgBB pada 1 jam, lalu 70 mL/kgBB selama 5 jam
Anak (12 bulan-5 tahun) 30mL/kgBB pada 30 menit, lalu 70 mL/kgBB selama 2 ½ jam
Periksa kembali setiap 15-30 menit
Contoh kasus
Seorang bayi perempuan berusia 8 bulan mengalami diare selama 3 hari dengan penurunan berat
badan dari 8 kg ke 1 kg. Bayi mengalami diare setiap 3 jam dan menolak untuk minum.
Pada pemeriksaan ditemukan mukosa kering, turgor kulit kembali setelah 4 detik, dan penurunan
jumlah urin.

Bayi mengalami dehidrasi berat:

1. Bolus RL 30 mL/kgBB = 30 x 8 = 240 mL selama 1 jam


2. Dilanjutkan RL 70 mL/kgBB = 70 x 8 = 560 mL selama 5 jam
3. Periksa setiap 15-30 menit
4. Periksa kembali setelah 6 jam → tentukan kembali derajat dehidrasi dan penanganan sesuai
derajat dehidrasi
REHIDRASI ORAL
● American Academy of Pediatrics merekomendasikan
pemberian treatment kehilangan cairan dan elektrolit yang
disebabkan oleh diare pada anak kategori mild-moderate →
oral rehydration therapy (ORT)

2 fase :
1) Fase rehidrasi
- mengembalikan anak ke status euvolemik dalam 2-4 jam
- diberikan perlahan dengan sendok/spuit
- 5 ml/menit (1 sendok teh)

2) Fase maintenance → memberikan kalori dan cairan


maintenance
Indikasi rehidrasi oral
● Diare ringan - sedang dapat diatasi secara efektif dengan cairan rehidrasi oral
● Dehidrasi ringan : 50 ml/ kg BB dalam 4 jam (pasien dapat diberikan cairan dirumah)
● Dehidrasi sedang : 100 ml /kg BB dalam 4 jam (diberikan cairan di poli atau IGD → sukses → pulang)
● Setelah 4 jam → maintenance fluid
● Ongoing losses :
- Apabila diare dapat dihitung secara akurat → 1 ml / gram
- 10 ml/kg BB tiap buang air besar
- 2 ml/kg BB tiap muntah
● Asi formula dilanjutkan, jangan tertunda
Rehidrasi parenteral
INDIKASI :
● Dehidrasi berat
● Muntah tidak terkontrol
● Tidak dapat minum karena sangat lemas, stupor, koma
● Pasien dengan distensi lambung atau usus
→ diberikan sampai pasien stabil (circulating blood volume is
restored)
Pemberian :
20 ml/kg BB isotonik kristaloid (normal saline / RL) selama
10-15 menit
CONTOH KASUS
Seorang bayi berusia 8 bulan mengalami diare selama 4 hari mengalami penurunan berat
badan dari 10 kg menjadi 8 kg. Bayi ini mengalami diare setiap 3 jam dan tidak mau minum.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan : mukosa kering, turgor kulit buruk, penurunan jumlah urin.

Bayi mengalami dehidrasi berat, sehingga tatalaksana cairan :

● Bolus RL 20 mL/kg = 200 mL selama 30 menit


● Maintenance = 100 mL/kg x 10 kg = 1000 mL/hari
● 1000 mL - 200 mL = 800 mL diberikan dalam 24 jam

(½ pada 8 jam pertama dan ½ pada 8 jam berikutnya)


Dehidrasi Hiponatremia (<135 mmol/L)
Na > 125 mmol/L bisa asimptomatik.
Fluid shift yang cepat → edema cerebri → gejala neurologis

Pilihan cairan : normosaline atau ringer laktat


Karena konsentrasi Na setara serum → cegah fluid shift.
Jika emergensi (kejang)→ IV hipertonik saline → turunkan edema otak

Normo saline 0,9 % = kadar Na 154mEq/L


Saline hipertonik 3% = kadar Na 513 mEq/L

Membaik dengan 1ml/kg 3% NaCl meningkatkan Na serum sebanyak 1mEq/L,


terapi cairan membaik setelah 4-6 ml/kg dalam ½ - 1 jam
RUMUS

Jumlah natrium koreksi = TBW * (Na target - Na serum saat ini)

Total Body Weight (TBW) anak = 0,6 x BB △ Na tidak boleh > 12 mEq dalam sehari.

Rekomendasi correction rate tidak boleh >8mEq/L/hari.

Hindari koreksi terlalu cepat karena berisiko central pontine myelinolysis


Dehidrasi Hiponatremia
Dehidrasi hipernatremia

● Terjadi jika anak tidak mendapat cairan : tidak adanya akses, gangguan rasa haus
(masalah neurologi), muntah tidak terkontrol, anoreksia
● Tampak letargis & irritable
● Dampat terjadi
○ Demam
○ Hipertonisitas
○ Hipertefleksia (memberat jika ada perdarahan atau trombosis)
● Pengobatan terlalu cepat dapat menyebabkan mortalitas dan morbiditas
● Osmol idiogenik diproduksi otak selama terjadinya hipernatremia → untuk menjaga
pengerutan sel otak akibat perpindahan air ke ruang ekstraseluler yang hipertonik
● Selama koreksi Na → osmol idiogenik menurun perlahan
● Koreksi terlalu cepat → menyebabkan perpindahan dari ruang ekstraselular ke dalam
sel otak → edema serebri → kejang, herniasi otak, kematian
● Konsentrasi Na tidak boleh turun > 12 mEq/L selama 24 jam
TERAPI HIPERNATREMIA
Hipokalemia Penunjang
- EKG
Kadar kalium <3,5 mEq/L

Dapat terjadi karena


● Asupan yang tidak memadai
● Renal losses
● Gastrointestinal losses
● Hiperventilasi
● Obat-obatan:
○ Diuretik (terutama furosemide dan
bumetanide)
○ Manitol
○ Beta-agonis (misalnya, sering
menggunakan bronkodilator inhalasi)
○ Amfoterisin B
Terapi Hipokalemia
Level Kalium 3,0 – KCl 0,25 mEq/kg IV selama 1 jam
Tidak ada perubahan EKG 3,5 mEq/L
● Penggantian kalium secara
bertahap dengan Level Kalium KCl 0,5 mEq/kg IV selama 2 jam
menambahkannya ke 2,5-3,0 mEq/L
asupan makanan
● Suplemen Kalium Klorida Level Kalium < 2,5 KCl 0,75 mEq/L IV selama 3 jam dan
mEq/L level kalium harus diperiksa pada saat
1-3 mEq/kg/hari, secara
pemberian KCl sudah setengahnya
enteral dalam 3-4 dosis
terbagi
Disarankan untuk tidak memberikan lebih dari 0,5 mEq/kg/jam
dengan dosis maksimum 10 mEq selama 1 jam.
Hiperkalemia Dapat terjadi karena:
● Gagal ginjal (akut atau kronis)
Kadar kalium >5,5 mEq/L
● Hipoaldosteronisme
● Insufisiensi adrenal
● Asidosis → meningkatkan kadar kalium sebesar
Sekresi kalium yang berlebihan dari ginjal 0,5 mEq/L untuk setiap penurunan 0,1 pH
yang normal adalah cukup efisien.
● Nekrosis otot dan jaringan (rhabdomyolisis, luka
bakar)
Memerlukan konfirmasi segera dan ● Asupan atau pemberian kalium yang berlebihan
pemberian terapi yang cepat untuk ● Obat-obatan
menurunkan kadarnya, terutama jika ○ Potassium-sparing diuretics (spironolactone)
terdapat perubahan EKG ○ angiotensin-converting enzyme inhibitors
○ Digoxin
○ Suksinilkolin (suksametonium klorida)
Hiperkalemia
Tanda dan gejala
● Kelemahan dan parestesia dapat terjadi bila
TERAPI
kadar K+ >7 mEq/L. Hiperkalemia dengan perubahan
Biasanya berhubungan dengan curah jantung yang elektrokardiogram terkait memerlukan terapi
tidak adekuat akibat aritmia segera
● Tempatkan pasien pada monitor
Perubahan EKG kardiorespirasi dengan strip ritme dan
● Gelombang T yang tinggi dan memuncak dapatkan EKG 12 sadapan
● Pelebaran kompleks QRS ● Periksa kembali elektrolit untuk
● Blok atrioventrikular mengkonfirmasi hiperkalemia
● Bradikardia
● Hentikan pemberian kalium eksogen
● Dan akhirnya takikardia atau asistol ventrikel
Berikan satu atau lebih Infus insulin-glukosa
terapi berikut: ● Insulin 0,1 U/kg/jam, dicampur dengan larutan D25%
setara dengan 0,5 g/kg/jam (2 mL/kg/jam)
● Untuk memindahkan kalium intraseluler:
Kalsium glukonat ● Dosis jam pertama bahkan dapat diberikan dengan
● 100 mg/kg diberikan IV selama 3 menit cepat (lebih dari 30 menit) sebelum memulai infus
(1 mL/kg larutan 10%) kontinu.
● Untuk menstabilkan miokardium dan ● Kadar glukosa harus diikuti setiap jam selama
mencegah aritmia infus ini.

Natrium bikarbonat Albuterol


● 1-2 mEq/kg diberikan IV ● Dengan inhaler dosis multipel atau nebulizer
selama 10-15 menit ● Ini cenderung bukan terapi yang sangat kuat dan
mungkin tidak membuat perubahan signifikan
pada tingkat kalium, oleh karena itu harus
diberikan bersamaan dengan terapi lain.
Resin Natrium Polistirena Hemodialisis Darurat
● Diberikan 1 g/kg secara rektal ● Dimulai di samping
● Jika hemodinamik dan jalan napas pasien stabil, langkah-langkah
dapat diberikan secara oral atau melalui selang
nasogastrik dengan dosis yang sama (1g/kg) sebelumnya
setiap 6 jam.
● Rute rektal memiliki efek yang lebih cepat,
sedangkan rute oral/nasogastrik memiliki onset
yang lebih bertahap dan efek yang lebih
berkelanjutan.
● Agen ini menukar natrium dengan kalium di
sepanjang saluran pencernaan dalam rasio
perkiraan 1 g/kg resin untuk 1 mEq/L penurunan
kadar K+.
● Kadar natrium harus dipantau jika lebih dari satu
dosis agen ini digunakan karena potensi
hipernatremia.
THANKS! Do you have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai