Elektrolit
terpenting Non Elektrolit
Intrasel Ekstrasel
BM kecil BM besar
K+ dan PO4- Na+ dan Cl-
Glukosa Protein
• Cairan intravaskuler (5% BB) +
Erytrosit (3% BB) Darah
• Darah berkisar 8% dari BB
Neonatus
• Jumlah volume darah Berdasar 90 ml/ kg BB
Estimated blood volume (EBV)
Anak
80 ml/ kgBB
Dewasa
70 ml/ kgBB
Antara cairan intrasel dan ekstrasel semipermeable cell membrane
Transfusi
Tranfusi dengan:
▪ WB : (Hbx – Hbpasien) x BB x 6 =
…….ml.
▪ PRC : (Hbx – Hbpasien) x BB x 3 = ……..
ml.
Bila diganti cairan:
Koloid
02 Albumin, Plasma prot Function, Dextran, Hetastarch
Cairan khusus
03 NaCl 3 %, Manitol, Bic Nat
Berdasarkan tujuan terapi
1. Cairan rumatan (maintenance) sifat hipotonis
Misal: D 5% Dextrose, D 5 ¼ N, D 5 ½ N
2. Cairan pengganti (replacement) isotonis
Misal: RL, NaCl 0,9% & koloid
3. Cairan khusus Hipertonis
Misal: Na Cl 3%, mannitol 20%, Bic Nat.
IV. TERAPI
CAIRAN ●
●
Cairan resusitasi terbaik masih jadi perdebatan
Punya keuntungan & kelebihan masing-masing
CVP : 8 – 12 mmHg
MAP : ≥ 65 mmHg
Urine output : ≥ 0,5 ml/kg/hour
Central venous (sup vena Cava) or SVO2 : ≥ 70%
Cardiac index : ≥ 2,5 L/min/m2
Normal mental status
SHOC Sindroma klinis kegagalan sirkulasi dalam
K
mencukupi kebutuhan oksigen jaringan tubuh
STADIUM
SHOCK
1. Stadium Kompensasi
• Fungsi organ vital dipertahankan melalui mekanisme kompensasi fisiologis tubuh,
refleks simpatis Resistensi sistemik
• Heart rate meningkat cardiac output
• Sekresi vasopressin, Renin-Angiotensin aldosteron ginjal menahan air & Na+ dlm
sirkulasi
• Manifestasi klinis: takikardia, gelisah, kulit pucat dan dingin, pengisian kapiler
lambat ( > 2 detik).
2. Stadium Dekompensasi
Terjadi :
a. Perfusi jaringan buruk O2 metabolisme anaerob
laktat ↑ lactic acidosis, diperberat dgn penumpukan CO2 asam karbonat.
Asidemia menghambat kontraktilitas miokardium & respons terhadap katekolamin.
membran sel terganggu, fungsi lisosom dan mitokhondria memburuk kerusakan sel.
2. Stadium Dekompensasi
b.Gangguan metabolisme energy dependent Na+/K+ pump ditingkat seluler integritas membran sel
d. Pelepasan mediator vaskuler: histamin, serotonin, cytokine (TNF α dan interleukinI) xanthin
menyebabkan vasodilatasi arteriol dan permea- bilitas kapiler ↑ venous return ↓ preload ↓
cardiac output ↓.
Manifestasi klinis: takikardia, tekanan darah ↓↓, perfusi perifer buruk, asidosis, oliguria &
kesadaran ↓.
3. Stadium Ireversibel
Syok yang berlanjut sel rusak & mati multiorgan failure. Cadangan phosphate energi tinggi (ATP) habis,
terutama di jantung & hepar tubuh kehabisan energi.
Manifestasi klinis: nadi tak teraba, TD tak terukur, anuria & tanda Kegagalan organ.
DARAH
Transfusi penting pada penanganan syok perdarahan & diperlukan bila kehilangan darah mencapai 25%
EBV
Kadar Hb faktor penting utk pengiriman O2 kejaringan. DO2 ditentukan oleh : COP & kandungan O2 arterial
(CaO2). Sedang CaO2 berkaitan dgn saturasi O2 arterial (SaO2) & Hb.
VO2 (O2 uptake = demand = consumption) stlh COP , VO2 tidak akan setelah Ht
pasca transfusi.
DO2 (Deliveri oksigen ) akan Bila COP ↑.
Obat yang dipergunakan untuk ↑ COP meningkatkan DO2.