Contents
Lectures
Dynamics Equilibrium of Body Fluid........................................................................................................1
The Roles of The Urinary System in Homeostasis (RAA system).................................................6
Basic Principle of Osmolarity Between Intra Capillary and Interstitial Space.......................9
Urinalysis...........................................................................................................................................................11
Normal Physical And Chemical Change Of Urine (Composition Of Urine)............................14
Practical Sessions
Anatomy – Male Genital Organ..............................................................................................................17
Biochemistry – Urine Qualitative............................................................................................................21
Biochemistry – Urine Quantitative........................................................................................................24
Physiology – Physical Characteristic of Urine....................................................................................25
Skills Lab
Aceptic Procedure..........................................................................................................................................29
Disclaimer:
All right reversed.
Kritik dan saran bisa dilayangkan ke e-Office HSC di Dropbox atau dengan mengirim email ke pdu.ugm.2012@gmail.com
がんばって下さい。
Editor: cpt
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
Dynamics Equilibrium of Body Fluid
Kuliah: dr. Denny Agustiningsih, M.Kes., AIFM
by: 林
Body Fluid Perbedaan ECF dan ICF
Cairan tubuh sendiri memiliki berbagai konstituen, namun air Sebenarnya perbedaan itu udah jelas di grafik dan pola
yang paling besar (60 %), disusul oleh protein (18%), lemak pesebaran konstituen (emang pemilu) di ECF dan ICF.
(15%) dan mineral (7%). Dalam hal ini, Na+ lebih banyak terdapat di ECF
Cairan tubuh berfungsi sebagai pelarut, transport, pemberi dibandingkan di ICF. Sedangkan, K+ akan lebih banyak di
bentuk sel, pengaturan suhu tubuh, pelumas sendi, bantalan ICF jika dibandingkan dengan di ECF. Hal ini digunakan
organ tubuh dan menjaga performa puncak. untuk proses rangsang. Sedangkan protein berguna
Cairan tubuh terbagi atas dua kompartemen besar: untuk melakukan banyak kegiatan, selain itu juga akan
1. ekstraseluler (1/3 dari total air, 14 L) – ECF menjaga tekanan osmotik.
2. intraseluler (2/3 air tubuh, 28 L) – ICF yang dibatasi oleh
membran sel/plasma. Proses perpindahan cairan dari satu kompartemen ke
Kompartemen ekstraseluler terbagi atas beberapa kompartemen yang lain menggunakan proses osmosis.
kompartemen: intrastisial (3/4 ECF, 10.5 L), plasma (1/4 ECF, Namun demikian, perpindahan cairan dari satu
3 L) dan transeluler (0,5 L). kompartemen ke kompartemen yang lain tidak
menyebabkan perubahan osmolaritas secara signifikan
sehingga terjadi kesetimbangan (equilibrium). Karena
tetap terjadi perpindahan, cairan tubuh dikatakan
dinamis. Oleh karena itu dikatakan bahwa terjadi
dynamic equilibrium pada cairan tubuh.
Faktor‐faktor yang mempengaruhi cairan tubuh adalah
pemasukan dan pengeluaran air, proporsi konstituen tubuh
(lemak dan air) yang dipengaruhi oleh jenis kelamin (lemak ♀
> ♂, air ♀ 40‐50 % < ♂ 60%), derajat obesitas dan umur
(semakin tua air semakin berkurang), suhu tubuh, cuaca,
kebiasaan dan aktivitas.
1/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
Homeostasis
Menurut Claude Benard (1878), hewan (dan manusia)
memiliki dua lingkungan yaitu milieu exteriur –
lingkungan dari keseluruhan tubuh dan milieu interiur –
lingkungan yang melingkupi sel dan jaringan organisme
tsb.. Parameter milieu interiur yang dikontrol antara lain
temperatur inti, tingkat oksigen, glukosa, K+, Ca2+ dan H+.
2/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
Grafik (disebut Darrow Yannet diagram) di atas menunjukan perubahan volume dan osmolaritas dari cairan tubuh.
Pada diagram ini, sumbu X menunjukan konsentrasi terlarut atau osmolaritas dan sumbu Y menunjukan volume.
Abnormalitas Contoh Kejadian Efek Representasi Gambar
Isosmotic Volume Kehilangan Cairan Tubuh:
↘ Volume ECF Kiri Atas
Contraction Diare, Pendarahan, Muntah
Hyperosmotic ↘ Volume ECF & ICF
Dehidrasi, Diabetes Insipidus Tengah Atas
Volume Contraction ↗ Osmolaritas
↘ ECF Volume,
Hyposmotic Volume
Hilangnya NaCl (gangguan adrenal) ↘ Body Osmolarity, Kanan Atas
Contraction
↗ ICF Volume
Isosmotic Volume
Pemberian cairan isotonik ↗ ECF Volume Kiri Bawah
Expansion
↗ ECF Voume,
Hyperosmotic Excessive Salt Intake,
↗ Body Osmolarity, Tengah Bawah
Volume Expansion Hypertonic Mannitol
↘ ICF Volume
↗ ECF Volume,
Hyposmotic Volume
SIADH, Water Intoxication ↘ Body Osmolarity, Kanan Bawah
Expansion
↗ ICF Volume
Pengendalian Air
Konsumsi air dikendalikan oleh stimulasi utamanya oleh rasa haus yang dirangsang oleh peningkatan osmolaritas,
penurunan tekanan arteri, penurunan volume darah dan sekresi Angiotensin II.
3/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor:cpt.
Grafik tersebut menunjukan bahwa AVP (vasopressin) disekresi
ketika osmolalitas darah di atas 280, sedangkan rasa haus
dirasakan pada osmolalitas darah 288 – 295, kadar AVP 4 – 7,5
dan osmolalitas urin 800 – 1200 (yang berarti telah maksimum
mengkompensasi pemekatan darah).
4/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
Keracunan Air (Water Intoxication)
Keracunan air dapat terjadi akibat
kehilangan banyak darah, keringat,
muntah atau diare dan kemudian
diberikan air saja (bukan isotonis).
Pemberian air saja akan
mengakibatkan peningkatan volume
cairan tubuh dan penurunan
konsentrasi Na+ (pengenceran –
akibat tidak ditambah garamnya
juga) pada cairan tubuh yang disebut
hiponatremia. Hal tersebut
menyebabkan penurunan
osmolaritas ECF dan mengakibatkan
osmosis air dari ECF ke ICF yang akan
menyebabkan pembengkakan sel
dan selanjutnya kematian sel.
5/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor:cpt.
The Roles of The Urinary System in Homeostasis (Renin Angiotensin Aldosteron‐RAA)
Kuliah: dr. Bambang Djarwoto Sp.PD‐KGH
by: Fsp
Pendahuluan: Bergman
• Renin merupakan afektor untuk memulai rangkaian Page
siklus sistem renin‐angiotensin‐aldosteron. Helmer
• Angiotensin dan aldosteron merupakan efektor dari Braun Menendez
sistem renin‐angiotensin‐aldosteron yang dapat Goldblatt
menyebabkan terjadi kerusakan organ target. • Renin terutama diproduksi oleh sel‐sel
• Dalam sirkulasi prorenin dan renin dapat jukstaglomerulus.
mengonversi angiotensinogen menjadi angiotensin I • Sel‐sel ini merupakan modifikasi sel otot polos yang
yang selanjutnya oleh angiotensin converting terutama terdapat pada tunika media arteriol aferen
enzyme akan dikonversi menjadi angiotensin II. dan lebih sedikit pada arteriol eferen glomerulus.
• Angiotensin II akan merangsang sekresi aldosteron • Pada daerah‐daerah ini terdapat banyak ujung‐ujung
dari kelenjar adrenal. serabut saraf simpatik.
• Pemakaian angiotensin converting enzyme inhibitors • Inti sel jukstaglomerulus bulat sampai lonjong
dan angiotensin receptor blockers ternyata akan dengan sitoplasmanya mengandung sejumlah
meningkatkan kadar plasma renin activator yang granul‐granul spesifik.
selanjutnya akan meningkatkan angiotensin II. • Sel‐sel jukstaglomerulus dan sel makula densa
• Penghambatan renin dapat merupakan alternatif memiliki hubungan geografis khusus, dimana pada
untuk menghambat siklus RAAS secara lebih daerah ini tidak terdapat lamina basal seperti
sempurna. lazimnya sebagai pembatas antara sel makula densa
• Istilah renin pertama kali digunakan oleh: dan jaringan ikat, sehingga terdapat hubungan
Tigerstedt langsung antara sel makula densa dan sel
6/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
jukstaglomerulus; hal ini memegang peran penting dalam pengaturan sekresi renin.
• Sel jukstaglomerulus menghasilkan suatu enzim proteolitik, keluarga enzim protease aspartik, termasuk : enzim pepsin,
cathepsin dan chymosin.
• Renin merupakan enzim monospektif yang hanya akan terikat pada satu jenis substrat saja, yaitu angiotensinogen.
• Sistensis renin melibatkan sejumlah langkah, diawali dengan translasi renin mRNA menjadi preprorenin.
• Bagian terminal amino dari rangkaian 23‐asam amino preprorenin dalam retikulum endoplasma dipecah membentuk
prorenin.
7/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor:cpt.
8/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
• Renin dalam sirkulasi terdapat dalam bentuk aktif,
Penutup sedangkan prorenin dalam bentuk tidak aktif, dan
• Renin merupakan afektor untuk memulai rangkaian akan menjadi aktif melalui pengikatan dengan
siklus sistem renin‐angiotensin aldosteron reseptor renin, aktivasi non proteolitik yang
• Angiotensin dan aldosteron merupakan efektor dari reversibel atau melalui aktivasi proteolitik yang
sistem renin‐angiotensin‐aldosteron, yang dapat ireversibel.
menyebabkan terjadi kerusakan organ target. • Pemakaian ACE dan ARB ternyata akan
• Dalam sirkulasi prorenin dan renin akan meningkatkan PRA yang selanjutnya meningkatkan
mengonversi angiotensinogen menjadi angiotensin I angiotensin II.
dan oleh angiotensin converting enzyme akan • Penghambat renin merupakan alternatif untuk
menjadi angiotensin II. menghambat siklus RAAS secara lebih sempurna.
• Angiotensin ini akan merangsang produksi • Renin‐Angiotensin‐Aldosteron Sistem (RAAS) adalah
aldosteron. sistem hormon yang mengatur tekanan darah jangka
panjang dan volume ekstraselular tubuh.
Basic Principle of Osmolarity between Intra Capillary and Interstitial Space
Kuliah: Dra. Pramudji Hastuti, MS
by: Y
Kompartemen Cairan Tubuh osmotik... Bahasa gampangnya, tekanan osmotik inilah
Total air di tubuh manusia ±60% dari berat badan. yang mencegah agar salah satu kompartemen nggak
Untuk dewasa 70 kg, total air = 60%x70 = 42 L kehabisan air. Tambahan aja, tekanan osmotik itu
2/3 (28 L) dari total air tubuh merupakan cairan sendiri berbanding lurus terhadap osmolalitas larutan
intraseluler. dan juga terhadap bahan koligatif tarutan, termasuk
1/3 (14 L) dari total air tubuh merupakan cairan penurunan titik beku, penurunan tekanan uap air, dan
ekstraseluler. kenaikan titik didih.
*Cairan ekstraseluler = ¼ cairan intravaskuler
(plasma) Tekanan Hidrostatik (Hp)
¾ cairan interstitial & transeluler Tekanan hidrostatis merupakan tekanan yang diberikan
oleh suatu fluida akibat gaya gravitasi. Sehingga tekanan
Nah, apa yang mempengaruhi pergerakan cairan antar ini akan mendorong air keluar dari kompartemen nya.
kompartemen?
Tekanan Osmotik (Π)
Pergerakan air (osmosis) menghasilkan tekanan pada
salah satu kompartemen. Jumlah tekanan yang harus
dihasilkan/dibutuhkan larutan pada salah satu
kompartemen untuk mencegah “perginya” pelarut
secara berlebih ke larutan itu melalui membrane
semipermeabel itulah yang yang disebut tekanan
9/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
Makanya kalo di arteri kan tekanan hidrostatik>tekanan osmotik = air akan keluar dari vasa menuju interstitial. Sebaliknya
kalo di vena kan tekanan osmotik>tekanan hidrostatik = air akan masuk ke vasa dari interstitial.
Osmol dan miliosmol
Jumlah total partikel dalam suatu larutan diukur dalam osmol.
1 osmol = 1 mol partikel terlarut
Osmolaritas = Molaritas X jumlah partikel per mol hasil dari ionisasi
Misal: NaCl, kalo udah terionisasi 100%, memisahkan 2 partikel per mol, maka konsentrasi osmolnya akan 2 kali lipat
konsentrasi molarnya
(1M NaCl = 2 osmol per liter). Untuk larutan yang substansinya tidak terionisasi, misalnya glukosa, konsentrasi molar
dgn osmolarnya tetep sama (1M glukosa = 1 osmol per liter). Sehingga satu liter pelarut yang mengandung 1 mol
glukosa dan 1 mol NaCl memiliki osmolaritas 3 Osm.
PENTING!! Karena osmolaritas tergantung pada jumlah total partikel zat yang terlarut, maka dia juga mempengaruhi
konsentrasi air dalam larutan (osmolaritas semakin tinggi, konsentrasi air semakin rendah)
PENTING!! Jenis zat yang terlarut tidak mempengaruhi osmolaritas. Contoh: Larutan dengan osmolaritas 3 Osm dapat
mengandung 3 mol glukosa / 1 mol glukosa & 1 mol NaCl / 1,5 mol NaCl
Pada cairan fisiologis, konsentrasi substansi yang dapat terionisasi tu lemah banget, jadi dianggap ionisasi
sempurna..makanya, kalo di cairan fisiologis, molaritas dapat dikonversi secara langsung ke osmolaritas.
Oiya, kayak molaritas dan molalitas, ada juga yang namanya osmolaritas dan osmolalitas..
Osmolaritas: konsentrasi osmol suatu larutan yang dinyatakan sebagai osmol per liter LARUTAN
Osmolalitas: konsentrasi osmol suatu larutan yang dinyatakan sebagai osmol per kg PELARUT
1 2
Pada tabung B, akibat adanya perbedaan konsentrasi maka akan terjadi difusi air dari kompartemen 2 ke kompartemen 1
dan zat terlarut dari komparten 1 ke kompartemen 2. Ketika tercapai equilibrium difusi, kedua kompartemen akan
memiliki konsentrasi zat terlarut dan air yang sama yaitu 3 Osm dan 52,5 M. 1 mol air akan berdifusi ke kompartemen 1
dan 1 mol zat terlarut akan berdifusi ke kompartemen 2. Karena 1 mol air menggantikan 1 mol zat terlarut di kompartemen
1 dan sebaliknya, maka volum larutan tidak berubah.
Pada tabung A, akibat adanya membrane semipermeabel maka akan terjadi osmosis air dari kompartemen 2 ke
kompartemen 1. Pada saat equilibrium, kedua kompartemen akan memiliki konsentrasi dari air dan zat terlarut yang sama.
Tetapi akibat adanya membrane semipermeabel, maka zat terlarut tidak dapat berdifusi. Air akan terus berdifusi ke
kompartemen 1 hingga konsentrasi kedua sisi menjadi sama. Larutan di kompartemen 1 akan semakin encer, sedangkan
konsentrasi larutan di kompartemen 2 akan semakin pekat. Makanya pas tercapai equilibrium, volume larutan kedua
kompartemen menjadi berbeda.
10/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
Pertukaran Transkapiler Fluida di Plasma & Interstitial
Distribusi cairan antara plasma dan interstitium tergantung
pada:
1. Tekanan osmotik akibat protein plasma
2. Tekanan hidrostatik kapiler
3. Tekanan osmotik akibat protein dalam cairan interstisial
4. Tekanan hidrostatik cairan interstisial
Urinalysis
Kuliah: E. Henny Herningtyas, MSi, Ph.D
by: SMR
*oke teman‐teman, mengenai lecture urinalysis ini Characteristics of Normal Urine
sebelumnya kalian harus bener‐bener paham mengenai CHARACTERISTIC DESCRIPTION
fisiologis fungsi ginjal jadi bisa ngerti kalo ada kelainan. Volume One to two liters in 24 hours; varies
Jadi untuk anatomi, histologi, dan fisiologi ginjal + considerably.
pembentukan urin bisa dibaca di lecturenya masing‐ Color Yellow or amber; varies with urine
masing yaa.. oiya, ada beberapa tambahan juga dari concentration and diet. Color due to
slide dosen tahun lalu. urochrome (pigment produced from
breakdown of bile) and urobilin (from
Urinalysis untuk mengetahui penyaluran adanya breakdown of hemoglobin).
infeksi, gangguan diet atau metabolism, dan bagian dari Concentrated urine is darker in color.
ginjal yang bermasalah. Color affected by diet (reddish from
beets), medications, and certain diseases.
1. Analisis untuk mengukur keberadaan serta jumlah Kidney stones may produce blood in
dari : urine.
a. Physical urine volume, appearance, odor, Turbidity Transparent when freshly voided;
color, specific gravity. becomes turbid (cloudy) on standing.
b. Chemical urine yang merefleksikan Odor Mildly aromatic; becomes ammonia‐like
kesehatan ginjal yang dapat diperlihatkan di on standing. Some people inherit ability
dalam urine. to form methylmercaptan from digested
2. Untuk mengidentifikasi : asparagus, which gives characteristic
a. Organic : red cell, white cell, cast (gumpalan odor. Urine of diabetics has fruity odor
dari sel tubulus renalis yang terkelupas), due to presence of ketone bodies.
bacteria, dll. pH Ranges between 4.6 and 8.0; average 6.0;
b. Non‐organic : crystal, yeast. varies considerably with diet. High‐
3. Addition : sperma, occasional parasite. protein diets increase acidity; vegetarian
diets increase alkalinity.
Volume urin normal orang dewasa sekitar 1‐2 L, namun
Specific Specific gravity (density) is ratio of weight
hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
gravity of (density) volume of substance to
fluid intake, tekanan darah, osmolaritas darah, makanan,
weight of equal volume of distilled water.
suhu tubuh, diuretic, status mental, dan general health.
In urine, 1.001–1.035. The higher the
Urin terdiri dari 95% air dan 5% elektrolit, zat terlarut concentration of solutes, the higher the
yang berasal dari metabolism seluler, dan substansi dari specific gravity.
luar tubuh (ex:obat). Urin normal bebas dari protein. Zat Sumber : tortorra 13th.
terlarut yang normalnya terdapat di dalam urin adalah
elektrolit hasil filtrasi dan sekresi yang tidak direabsorbsi,
urea (pemecahan asam amino), kreatinin (pemecahan
keratin fosfat di serabut otot), asam urat (pemecahan
asam nukleat), urobilinogen (pemecahan hemoglobin),
dan sejumlah kecil asam lemak, pigmen, enzim, dan
hormone.
11/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor:cpt.
LABORATORY TEST FOR RENAL 1. Screening (ex : Urine chemistry (reagent strip),
• Urine: Wet urinalysis (routine)).
– urine chemistry (reagent strips) glucosuria, 2. Diagnostic (ex: urine microbiology, Urine
proteinuria, hematuria, leukocyturia, infection. cytology (conventional), Cytodiagnostic
– Wet urinalysis (routine) diabetes, urinalysis).
proteinuria, hematuria, leukocyturia, infeksi, 3. Monitoring (ex: Image cytometry and DNA
cylindriuria, crystaluria. analysis, Flow cytometry).
– Urine microbiology infeksi. 4. Prognosis
– Urine cytology (conventional) kanker,
inflammasi, infeksi virus. *tambahan dari lecture tahun lalu :
– Cytodiagnostic urinalysis gangguan Routine urinalysis dilakukan karena beberapa alasan:
glomerulus dan tubulus renalis, infeksi 1. General health screening untuk deteksi
nonbacterial. penyakit ginjal atau gangguan metabolism.
– Image cytometry and DNA analysis 2. diagnosis penyait atau gangguan ginjal dan
urothelial cancer. sistem urinaria.
– Flow cytometry urothelial cancer. 3. diagnosis kehamilan pada wanita monitoring
4. monitoring pasien diabetes.
KEGUNAAN KLINIS URINE TEST Addition:
Tes urine (urinalysis) memiliki beberapa 1. Therapeutic drug monitoring
fungsi/kegunaan : 2. Drug abuse
URINE GROSS EXAMINATION
Appearance Cause Remark
Colorless Very dilute urine Polyuria, diabetes insipidus
Cloudy Phosphates, carbonates, urates, urid acid, leukocytes,
red cell (‘smoky’), bacteria, yeast, spermatozoa,
prostatic fluid, mucin, mucous threads, calculi,
clumps, pus, tissue, fecal contamination
Milky Many neutrophyls (pyuria) Insoluble in dilute acetic acid
fat (lipiduria, opalescent), Nephrosis, crush injury,
Chyluria, milky Lymphatic obstruction
Yellow‐orange Concentrated urine, Dehydration, fever
urobilin in excess, No yellow foam
bilirubin Yellow foam if sufficient bilirubin
Yellow‐green Bilirubin‐biliverdin Yellow foam
Yellow‐brown Bilirubin‐biliverdin ‘Beer’ brown, yellow foam
Red Hemoglobin, erythrocyte, myoglobin Positive in reagent strip for blood
Porphyrin, fucsin, beets, menstrual contamination
Red‐purple Porphyrins Kemungkinan colorless
Red‐brown Erythrocyte, hemoglobin on standing, Acid pH
metHb, Muscle injury
myoglobin
Brown‐black MetHb, Blood, acid pH
homogentisic acid, On standing, alkaline, alkaptonuria
Melanin On standing
Blue‐green Indicans, Small intestine infection
Pseudomonas infection,
Chlorophyll
URINE pH 2. Urine basa :
1. Urine asam : a. Citrus fruit
a. Makanan tinggi protein. b. Sodium bicarbonate
b. Beberapa buah‐buahan (cranberries) c. Potassium citrate
c. Mild respiratory acidosis d. Acetazolamide
d. Metabolic acidosis e. Sulfonamide therapy
e. Therapeutic acidification with methionine, f. Salicylate poisoning therapy
methenamine mandelate
12/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
13/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor:cpt.
untuk pemeriksaan secara mikrobiologis, - Asam tartarat/ borat : paling umum, urin
mengambil kultur, dan uji sensitivitas. disimpan dalam suhu ruangan dengan hasil
10. Sampel kateter suprapubica : ketika pasien yang hampir sama dg refrigerasi.
tidak dapat dikateter, untuk mengambil kultur
dan uji sensitivitas. SAMPLE HANDLING
- Penggunaan label : nama pasien dan
SAMPLE PRESERVATION identitasnya.
Zat yang terkandung di dalam urine umumnya - Volume : pastikan volumenya cukup untuk
bersifat labil, sehingga harus segera diuji dalam 1 mengisi tabung dan melakukan pengujian.
jam setelah pengambilan atau diawetkan. Sampel
dapat diawetkan pada 2‐8 derajat celcius sampai 24 Waktu dan tempat pengambilan pada label. Metode
jam setelah pengambilan. Untuk pemeriksaan koleksi disesuaikan dengan jenis tes yang dilakukan.
mikroskopis sebaiknya dalam waktu 4 jam. Guideline Pengawetan secara baik dan tepat sesuai dengan uji
NCCLS merekomendasikan urinalysis dalam waktu 2 yang dilakukan. Pastikan specimen terlindung dari
jam setelah pengambilan sampel. Jika tidak cahaya untuk menghindari kerusakan zat‐zat yang
memungkinkan dapat diawetkan dg refrigerasi dan sensitive terhadap cahaya, khususnya bile.
zat pengawet :
- Thimol : pemeriksaan kimia dan sedimen. SAMPLE TRANSPORT
- Formalin 2% : melindungi mikroba yang Gunakan tabung yang tidak bocor dan terlindungi
tumbuh. dan harus steril dan bersih sebelum mengambil
sampel untuk memastikan tidak terkontaminasi.
Normal Physical And Chemical Change Of Urine (Composition Of Urine)
Kuliah: Dra. Prasetyastuti, Apt., M.Kes
Karakteristik Urin Liver disease hijau, kuning tua‐coklat
a. Volume Ada darah (Hb) merah, keruh
Pada orang dewasa normal, umumnya 600‐ MetHb dan homogentisic acid coklat tua
2500ml urin dibentuk tiap hari, dengan 95% Methylen blue hijau
kandungannya berupa air. Cascars, cathartics (pencahar semua) coklat
Jumlah urin bisa bervariasi, tergantung pada usia, Pada kondisi basa, urin mengalami kekeruhan
jenis kelamin, makanan yang dikonsumsi, berat karena endapan CaPO4.
badan, dan lingkungan (kelembapan, suhu, Hematogentisic acid? Adalah suatu
aktivitas fisik, dan status kesehatan). Minuman hidrokarbon yang terbentuk sebagai senyawa
seperti kopi, teh, dan alkohol juga memiliki efek intermediet dari metabolisme tyrosin dan
diuresis. fenilalanin, disebut juga alkapton. Jadi kalo
b. Berat jenis ada alkapton di urin, namanya alkaptonuria.
Berat jenis sangat bervariasi, bergantung pada e. Bau
jumlah zat terlarut dalam urin. Umumnya, berkisar Urin biasanya memang berbau. Bau urin bisa
antara 1,003‐1,030. berubah karena ada substansi tertentu. Contohnya
Zat padat yang terlarut dalam urin kira‐kira asparagus bau methyl mercaptan. Dan pada
50gram/1200ml urin per harinya. ketosis bau aseton.
c. Reaksi Ketosis? Adalah akumulasi keton dalam tubuh.
Urin biasanya agak asam, dengan pH<6 (range: Bisa karena diabetes melitus, dll. Jadi bau
4,7‐8,0). aseton karna aseton merupakan salah satu
Urin akan bersifat asam apabila kita memproduksi keton.
banyak protein yang ketika mengalami
katabolisme akan menghasilkan sulfat dan fosfat. Konstituen yang Normalnya Ada Di Urin
Urin yang asam bisa juga dikarenakan asidosis a. UREA
atau demam. Adalah produk akhir utama hasil metabolisme
Urin akan bersifat basa apabila terjadi konversi protein.
urea menjadi amonia. Bisa juga karena kehilangan Jumlah urea yang diekskresikan berhubungan
banyak karbon dioksida melalui udara, atau karena langsung dengan jumlah protein yang dikonsumsi.
alkalosis (setelah muntah hebat). 80‐90% nitrogen yang diekskresikan dalam urin
d. Warna merupakan urea.
Bergantung pada jumlah urin yang diekskresikan Jumlah urea yang diekskresikan meningkat ketika
dan konsentrasinya. Umummnya kuning pucat katabolisme protein tinggi demam, diabetes,
sampai kuning agak terang. aktivitas adrenocortical tinggi.
Pigmen utama dalam urin yaitu urochrome, dan Jumlah urea yang diekskresikan berkurang pada
sedikit urobilin serta hematoporfirin. penderita fatal liver disease stadium akhir dan
Beberapa warna urin: asidosis. Pada asidosis, nitrogen diubah menjadi
Demam kuning tua sampai kecoklatan urea lalu diubah lagi menjadi amonia
14/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
(nitrogenureaamonia). Mengapa? Karena ada Pada bayi prematur, jumlahnya 10 kali lipat.
kelebihan ion H yang harus dibuang melalui ginjal, g. ALANTOIN
salah satu caranya dengan membentuk amonia Berasal dari oksidase parsial asam urat dengan
dari urea. uricase.
b. AMMONIA Normalnya diekskresikan sebanyak 5‐15mg/hari.
Ada yang dalam bentuk berikatan membentuk h. KLORIDA
senyawa organik maupun berdiri bebas. Umumnya diekskresikan dalam bentuk NaCl,
Jumlahnya sangat sedikit, hanya 2.5‐4.5% dari sebanyak 10‐15 gram/hari.
total nitrogen dalam urin (sekitan 0.7 gram/hari). Ekskresinya dipengaruhi oleh jumlah garam yang
Meningkat pada kondisi asidosis. dikonsumsi.
Berkurang pada kondisi ketosis. Kehilangan banyak NaCl kram otot
c. KREATININ i. SULFAT
Merupakan produk dari pemecahan kreatin. Berasal dari protein karena ada asam amino yang
Korfisien Kreatinin adalah rasio jumlah kreatinin mengandung sulfur (methionine dan cystein)
yang diekskresikan dengan berat badan dalam Sulfur yang ada dalam urin terbagi menjadi:
waktu 24 jam. 1. Inorganik sulfur (SO3)
Normal men 20‐26 mg/kg/hari ‐ Urin + BaCl2 ada endapan sulfur
Normal women 14‐22 mg/kg/hari 2. Sulfur ringan/ethereal (sulfat terkonjugasi)
Kreatinin dapat diukur secara kolorimetri dengan ‐ Sekitar 10% dari total sulfur
Jaffe Reaction, memberikan warna merah. ‐ Macamnya:
d. KREATIN Phenol & cresol sulfuric acid
Jumlahnya pada anak > dewasa. Dan pada Indoxyl & skatoxyl sulfuric acid
perempuan 2‐2.5 kali lebih banyak dari pada laki‐ 3. Sulfur netral
laki. ‐ Adalah sulfur yang tidak dioksidadi secara
Jumlahnya meningkat ketika kehamilan, kelaparan, sempurna, yang mengandung cystein,
demam, metabolisme karbohidrat tidak seimbang, taurine, thiocyanate, atau sulfida.
hipertiroidism, myopaty infection, liver carcinoma. ‐ Jumlahnya: total sulfur – (sulfur inorganik +
Menurun pada hipotiroidism. sulfur ringan)
e. ASAM URAT j. FOSFAT
Merupakan produk akhir utama dari oksidasi purin Fosfat dalam urin merupakan kombinasi dari Na &
dalam tubuh. K fosfat. Ca & Mg fosfat akan menjadi presipitat
Berasal dari pemecahan nukleoprotein. pada urin yang berisfat basa.
Normalnya berjumlah 0.5‐1 gram/hari. Jumlahnya meningkat pada: osteomalacia, renal
Pada diet bebas purin 0.1‐0.5 gram/hari. tubular rickets, hyperparathyroidism, periostosis.
Pada diet tinggi purin 2 gram/hari. Jumlahnya berkurang pada: hypoparathyroidism,
Dalam urin, usam urat dapat ditemukan bebas fibrile affection (penyakit infeksi akut)
maupun dalam bentuk kristal deposit. k. OKSALAT
Asam urat dapat membentuk garam netral 20‐50 mg/hari
maupun asam karena bersifat asam lemah. Pada hyperoxaluria jumlah oksalat di urin sangat
Asam urat meningkat pada penderita leukemia, banyak.
severe liver disease, dan pada gout. l. MINERAL
Ekskresi asam urat akan meningkat cepat setelah Sodium (Na): ekskresinya dipengaruhi oleh kerja
konsumsi aspirin dosis tinggi. cortex adrenal. Jumlahnya sebanyak 3‐5 gram/hari
Analisis asam urat dapat dilakukan dengan: (rasio Na dengan K yaitu 5:3).
Folin test kurang spesifik Potasium (K): jumlah K dalam urin meningkat
Uricase enzyme (dengan mengubah asam urat ketika intake nya meningkat, katabolisme jaringan
allantoin) berlebihan, dan pada alkalosis. Ekskresinya juga
f. ASAM AMINO dipengaruhi oleh cortex adrenal dan outputnya
Pada orang dewasa, jumlah asam amino yang ada sebanyak 1‐3 gram/hari.
di urin 0.4‐1 gram/hari. Calcium: output perhari sebanyak 0.1‐0.3 gram.
Jumlahnya meningkat pada Jumlahnya meningkat pada penderita
‐ Liver disease osteomalacia.
‐ Keracunan (CHCl3, CCl4) Magnesium: output perhari sebanyak 0.05‐0.2
‐ Cystinuria (ada asam amino cystein dalam gram. >65% Mg diekskresikan dalam bentuk feses,
urin). Bisa juga karena asam amino lain. sisanya melalui ginjal.
Kondisinya dinamakan asam amino + uria. m. VITAMIN, HORMON, ENZIM
‐ Thypoid Dapat dideteksi dalam jumlah yang sangat sedikit.
‐ asidosis
Pada bayi, jumlahnya 3mg/pound berat badan.
Angka ini terus menurun sampai umur 6 bulan.
Ketika sudah 1mg/pound, maka angka ini akan
dipertahankan selama masa kanak‐kanak.
15/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor:cpt.
16/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
17/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor:cpt.
2. A. testicularis (A. sprematica interna) = cabang Fungsi: memberi nutrisi bagi spermatosit, blood‐testis
dari aorta dan menyuplai testis dan epididimis. barrier
3. A. deferentialis = cabang A. vesicalis inferior. Sel Leydig (endocrinocytus interstitialis)
4. A. cremasterica = cabang A. epigastrica inferior. Fungsi: penghasil hormon testosteron
5. Plexus pampiniformis = terbentuk oleh hingga 12
vena yang bertemu di superior sebagai v. Conus epididymis
testicularis dextra et sinistra; terletak anterior Di dalamnya terdapat kumpulan ductuli efferentes testis.
terhadap ductus deferens dan mengelilingi A. Appendix testis
testicularis. Appendix testis merupakan sisa dari ductus
6. R. genitalis N. genitofemoralis = menyuplai m. paramesonephricus (Mullerian).
cremaster.
7. Serabut saraf simpatis pada arteri dan serabut Cryptorchismus (undescended testis)
saraf simpatis dan para simpatis pada ductus Testis tidak turun ke dalam scrotum. Bisa tetap di dalam
deferens. pelvis, pada annulus inguinalis internus, pada canalis
8. Lymphatic vessel = mengalirkan testis dan struktur inguinalis, atau pada anulus inguinalis externus.
di sekitarnya dan melewati nodus limfatikus “Pembimbing” testis untuk turun ke dalam scrotum
lumbar. adalah gubernaculum testis.
9. Sisa processus vaginalis = mungkin terlihat
sebagai benang fibrosa pada anterior funiculus Epididimis
spermaticus yang memanjang anatara peritoneum Epididimis merupakan struktur memanjang pada
abdominal dan tunica vaginalis; mungkin tidak permukaan posterior testis. Ductulus efferent testis
terdeteksi. mengangkut sperma yang baru berkembang ke
epididimis dari rete testis. Epididimis terbentuk oleh
Funiculus spermaticus lewat melalui canalis ingunalis lilitan kecil ductus epididimis, sangat kompak sehingga
bersama N. ilioinguinalis, pembuluh darah dan limfa. terlihat padat. Ductus ini menjadi lebih kecil ketika
Pada wanita, yang lewat canalis inguinalis adalah Lig. melewati caput epididimis pada bagian superior testis
rotundum (Lig. teres uteri). hingga cauda epididimis. Pada epididimis, sperma
disimpan dan mengalami kematangan.
Testis
Testis merupakan gonad pada pria, berjumlah dua dan Epididimis terdiri dari:
berbentuk ovoid. Testis merupakan glandula reproduksi Caput epididimis = bagian superior yang melebar,
yang menghasilkan sperma (spermatozoa) dan hormone terdiri dari lobulus yang dibentuk oleh akhiran
pada pria, terutama testosteron. Testis disangga oleh di lilitan ductulus efferent sebanyak 12‐14 buah.
dalam scrotum oleh funiculus spermaticus, dengan Corpus epididimis = terdiri dari lilitan ductus
testis sinister biasanya tergantung lebih inferior dari epididimis
testis dexter. Cauda epididimis = berlanjut menjadi ductus
deferens, ductus yang mentransportasikan sperma
Permukaan testis dilapisi oleh tunika vaginalis lamina dari epididimis ke ductus ejakulatorius.
visceral, kecuali dimana testis melekat dengan
epididimis dan funiculus spermaticus. Tunica vaginalis Appendix epididymis
adalah kantung peritoneal yang mengelilingi testis, yang Appendix epididymis sisa bagian superior ductus
menunjukkan bagian distal embryonic processus mesonephricus (Wolffian).
vaginalis. Terdapat celah antara corpus epididimis dan
permukaan posterolateral testis yang dikenal sebagai Ductus Deferens (Vas Deferens)
sinus epididimis. Ductus deferens merupakan lanjutan dari ductus
epididimis. Ductus deferens:
Testis merupakan homolog dari ovarium pada wanita Memiliki dinding otot yang tebal dan lumen yang
dan memiliki 2 ekstremitas, 2 margo, dan 2 fascies yakni kecil.
extremitas superior dan extremitas inferior; margo Bermula dari cauda epididimis, pada ekstremitas
anterior dan margo posterior; serta facies lateralis dan inferior testis.
facies medialis. Berjalan naik posterior testis, medial epididimis
Komponen utama dari funiculus spermaticus.
Testis memiliki permukaan luar fibrosa, tunica albuginea, Masuk ke dinding abdomen anterior melalui
yang menebal menjadi rigi pada internal nya sebagai canalis inguinalis.
septula testis, dan aspek posterior sebagai mediastinum Menyilangi a. et v. iliaca eksterna dan masuk ke
testis (terdapat rete testis). Testis tebagi menjadi lobuli pelvis.
testis yang dibatasi oleh septula testis.
Melintasi dinding pelvis lateral.
Menyilang pada superomedial ureter.
Tubuli seminiferi contorti tubuli seminiferi recti
Berakhir dengan bersatu dengan ductus
rete testis ductuli efferentes testis ductuli
ekskretorius glandula seminalis membentuk
epididymis ductuli deferens
ductus ejakulatorius.
Sel Sertoli (cellulae sustentacularis)
18/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
Ampulla ductus deferentis + ductus excretorius dan padat ke posterior bersatu dengan septum
gland. seminalis ductus ejaculatorius, rectovesicalis.
bermuara pada uretra pars prostatica.
Prostat memiliki:
Dinding ductus deferens terdiri dari 3 lapisan, yaitu: Basis prostat yang melekat pada collum vesica
1. Tunica adventitia urinaria.
2. Tunica muscularis: Apex prostat yang melekat fascia diaphragmatis
‐ Stratum longitudinale externum urogenitalis superior.
‐ Stratum circulare Permukaan muskular pada bagian anterior,
‐ Stratum longitudinale internum meliputi serabut otot yang berjalan secara
3. Tunica mucosa transverse membentuk hemisphincter
(rhabdosphincter), yang merupakan bagian dari
Glandula Seminalis (Vesicula Seminalis) sphincter urethra. Permukaan anterior dipisahkan
Glandula seminalis merupakan struktur memanjang dengan symphysis pubis oleh retroperitoneal fat
(kira‐kira 5 cm panjangnya tapi bisa lebih pendek) yang pada spatium rectopubicum.
berada di antara fundus vesica urinaria dan rectum. Permukaan posterior berhubungan dengan
Glandula seminalis terletak oblique dan superior ampula recti.
terhadap prostat. Glandula seminalis mensekresikan Permukaan inferolateral berhubungan dengan m.
cairan alkali kental yang mengandung fruktosa (sumber levator ani.
energi sperma) dan agen koagulasi uamg bercampur
dengan sperma ketika melewati ductus ejakulatorius Walaupun tidak dibedakan dengan jelas secara anatomis,
dan uretra. prostat terbagi menjadi:
Isthmus prostat (commisura prostat, berasal dari
Akhiran superior glandula seminalis dilapisi oleh lobus anterior) berada di anterior urethra. Bagian
peritoneum dan terletak superior ureter, di mana ini merupakan lapisan fibromuskular. Serabut otot
peritoneum of rectovesical pouch memisahkannya nya menggambarkan lanjutan superior m.
dengan rectum. Akhiran inferior glandula seminalis sphincter urethra externa menuju collum vesica
berhubungan dengan rectum dan dipisahkan oleh urinaria, dan mengandung sedikit jaringan
septum rectovesicalis. Ductus ekskretorius seminalis glandular.
bergabung dengan ductus deferens membentuk ductus Lobus dextra et sinistra prostat, dipisahkan pada
ejakulatorius. anterior oleh isthmus prostat dan posterior oleh
sebuah alur longitudinal dangkal. Lobus ini terbagi
Ductus Ejakulatorius lagi menjadi 4 lobulus sebagai berikut:
Ductus ejakulatorius merupakan tabung tipis yang ‐ Lobulus inferoposterior = berada posterior
muncul dari gabungan ductus ekskretorius glandula urethra dan inferior ductus ejaculatorius;
seminalis dan ductus deferens. Ductus ejakulatorius lobulus ini yang teraba saat digital rectal
(kira‐kira 2.5 cm panjangnya) muncul dekat collum examination.
vesica urinaria dan berjalan bersama ketika melewati ‐ Lobulus inferolateral = berada langsung di
secara anteroinferior melalui posterior prostat dan lateral urethra, membentuk sebagian besar
sepanjang sisi utriculus prostaticus. lobus dextra et sinistra.
‐ Lobulus superomedial = profunda terhadap
Meskipun ductus ejakulatorius melintasi prostat, sekresi lobulus inferoposterior, mengelilingi
prostat tidak bercampur dengan cairan glandula ipsilateral ductus ejaculatorius.
seminalis hingga ductus ejakulatorius berakhir pada ‐ Lobulus anteromedial, profunda lobulus
urethra pars prostatica. inferolateral, lateral proksimal urethra pars
prostatica.
Prostat Lobus medius secara embrionik menjadi lobulus
Prostat (kira‐kira panjang 3 cm, lebar 4 cm, dan tebal superomedial dan lobulus anteromedial. Daerah ini
anteroposterior 2 cm) merupakan glandula aksesoria cenderung untuk hipertrofi akibat induksi hormon pada
terbesar pada sistem reproduksi pria. Prostat usia lanjut, membentuk lobulus medius yang berada di
merupakan homolog dari glandula paraurethralis pada antara urethra dan ductus ejaculatorius dan melekat
wanita (♀). Prostat berbentuk seperti walnut dan pada collum vesica urinaria. Pembesaran lobulus medius
mengelilingi urethra pars prostatica. Pars glandula ini diperkirakan menyebabkan pembentukan uvula yang
prostat menyusun kira‐kira 2/3 dari prostat; 1/3 nya terproyeksi pada ostium urethra interna.
merupakan fibromuskular.
Beberapa dokter, terutama urologist dan sonographer,
Capsula fibrosa prostat terlihat padat dan membagi prostat menjadi zona perifer dan central
neurovascular, gabungan plexus venosus prostaticus (internal). Zona central sebanding dengan lobus medius.
dan nervus. Semuanya ini dikelilingi oleh fascia pelvica
lamina visceral, membentuk fibrous prostatic sheath Ductus prostaticus (20‐30) bermuara terutama pada
(vagina prostatica) yang tipis pada anterior berlanjut ke sinus prostaticus yang berada di colliculus seminalis
anterolateral menjadi ligamentum puboprostaticum, pada dinding posterior urethra pars prostatica. Prostat
19/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor:cpt.
mensekresi cairan milky, kira‐kira 20 % volum semen dinding abdomen anterior yang bergabung membentuk
(campuran sekresi yang diproduksi testis, glandula kantung kulit yang menjuntai. Nantinya pada periode
seminalis, prostat, dan glandula bulbourethral yang fetal, testis dan funiculus spermaticus memasuki
membuat sperma bisa ditransportasikan) dan berperan scrotum.
mengaktivasi sperma, serta melumasi urethra untuk
proses ejakulasi. Scrotum homolog dengan labia majora pada wanita.
Scrotum terletak posteroinferior terhadap penis dan
Ada beberapa struktur yang menembus prostat, yaitu: inferior terhadap symphysis pubis. Pembentukan
‐ Urethra pars prostatica, dari basis ke apex embrionik bilateral skrotum diindikasikan oleh raphe
‐ Ductus ejakulatorius, dari superolateral ke scroti, yang berlanjut ke permukaan ventral penis
inferomedial sebagai raphe penis dan ke posterior sepanjang garis
tengah perineum sebagai raphe perinei.
Pemfiksasi prostat:
‐ Lig. puboprostaticum yang terletak di dasar cavum Selubung testis pada scrotum (dalam‐luar):
Retzius ‐ Tunica albuginea
‐ Diaphragma urogenital ‐ Epiorchium (lamina visceralis tunica vaginalis)
‐ M. levator prostat ‐ Periorchium (lamina parietalis tunica vaginalis)
Epiorchium + periorchium = tunica vaginalis.
Fascia Denonvillier (septum rectovesicalis): antara Tunica vaginalis merupakan bagian dari
prostat – rectum sbg sawar mencegah penyebaran Ca peritoneum, hanya melapisi bagian testis, tidak
prostat ke rectum. termasuk epididymis.
Ruangan di antara epiorchium & periorchium
Glandula Bulbourethralis (Glandula Cowper) disebut cavum vaginale (derivat dari cavum
Glandula bulbourehtralis terletak pada posterolateral peritoneum).
intermediate urethra (urethra pars membranaceae), Pada masa fetal terdapat hubungan antara cavum
melekat dengan sphincter urethra externa. Glandula ini vaginale dengan cavum peritonei (intraabdomen)
merupakan homolog dari glandula vestibularis major melalui proc. vaginalis, yang kemudian akan
(Bartholini) pada wanita. berobliterasi menjadi Lig. vaginale.
‐ Fascia spermatica interna
Ductus glandula bulbourethralis melewati membrana Lanjutan dari fascia transversalis abdominis
perineal dengan intermediate urethra dan bermuara ‐ Fascia cremasterica
pada aperture kecil di bagian proksimal urethra pars Lanjutan fascia superficialis et profunda M.
spongiosa pada bulbus penis (fossa intrabulbaris). obliquus internus abdominis
Sekresi yang dihasilkan seperti mucus dan masuk ke ‐ M. cremaster (M. levator orchidis)
urethra selama sexual arousal. Lanjutan dari M. obliquus internus abdominis
Diinervasi oleh R. genitalis N. genitofemoralis
Scrotum Fungsi: mengangkat testis
Scrotum merupakan cutaneus sac yang terdiri dari 2 ‐ Fascia spermatica externa
lapisan: kulit berpigmen banyak dan erat kaitannya Lanjutan aponeurosis M. obliquus externus
dengan fascia dartos, lapisan fascia bebas lemak yang abdominis
meliputi serabut oot polos (m. dartos) yang bertanggung ‐ Tunica dartos: fascia (lebih dalam) et M. dartos
jawab akan penampakan berkerut (keriput) pada (lebih luar)
scrotum. Karena m. dartos melekat pada kulit, kontraksi Fungsi: mengecilkan/membesarkan scrotum
nya menyebabkan scrotum berkerut ketika dingin, (involunter)
menebalkan lapisan integumentari untuk mengurangi Merupakan lanjutan dari fascia Scarpa (abdomen)
area permukaan skrotum dan membantu m. cremaster dan fascia Colles (perineum)
menyangga testis dekat tubuh, yang akhirnya dapat ‐ Cutis
mereduksi heat loss. Lebih tipis, berambut, memiliki kelanjar sebasea &
sudorifera
Scrotum dibedakan secara internal oleh lanjutan dari
fascia dartos, septum scrotum, menjadi kompartemen Lapisan dinding abdomen selubung testis:
dextra et sinistra. Septum ini terlihat secara eksternal 1. Cutis abdomen cutis scrotum
sebagai raphe scrota, cutaneous ridge yang tampak 2. Subcutis subcutis
sebagai garis fusi embryonic scrotal swellings. Pada Fascia Camper diganti menjadi M. dartos
fascia dartos superficial tidak terdapat lemak dan Fascia Scarpa fascia dartos
merupakan lanjutan dari jaringan subkutan 3. Aponeurosis & M. obliquus externus abdominis
membranosa abdomen (fascia Scarpa) secara anterior fascia spermatica externa
dan jaringan subkutan membranosa perineum (fascia 4. M. obliquus internus abdominis M. cremaster
Colles secara posterior. 5. Fascia superficialis et profunda M. obliquus
internus abdominis fascia cremasterica
Perkembangan scrotum berkaitan erat dengan 6. M. transversus abdominis ‐
pembentukan canalis inguinalis. Scrotum berasal dari 7. Fascia transversalis fascia spermatica interna
labioscrotal swellings, dua cutaneous outpouchings dari 8. Extraperitoneal fat (spatium Bogros) ‐
20/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
21/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor:cpt.
Prinsip : senyawa ammonia yang terbebaskan pada Fungsi reagen :
urin yang mengandung urea akan membuat kertas o asam urat bubuk = substrat
lakmus merah yang ditempelkan pada dinding o HNO3 = mengubah asam urat menjadi asam
tabung menjadi warna biru (bersifat basa) dialuronat dan aloksan
Fungsi reagen o NH4OH = donor NH4+ untuk menghasilkan
Urin = sumber urea ammonium muroxide.
Bubuk kedelai = urease Reaksi :
Reaksi : Asam urat + HNO3 aloksan + asam dialuronat
Urine + urease (NH4) 2CO3 Asam dialuronat + aloksan aloksantin
(NH4) 2CO3 NH3 + H2O Aloksantin + NH4OH ammonium muroxide
+endapan aloksantin
B. ASAM URAT
Pembentukan asam urat pada manusia diperoleh Catatan : warna yang akan muncul adalah
dari katabolisme purin ( adenosin dan guanosin). kuning yang disebabkan oleh asam dialuronat,
Guanosin ‐> guanine ‐> xantin ‐> asam urat ungu oleh ammonium muroxide/ammonium
catatan : xantin ‐> asam urat dibantu oleh purpurat, dan endapan aloksantin yang
enzim xantin oksidase berwarna coklat gelap. Warna ini akan terus
Adenosin ‐> Inosin ‐> hipoxantin ‐> xantin ‐> berubah menjadi lebih gelap karena urin telah
asam urat catatan : adenosine ‐> inosin teroksidasi.
dibantu oleh enzim adenosine deaminase
xantin ‐> asam urat dibantu oleh enzim xantin Uji Schiff
oksidase Prinsip : menentukan kandungan asam urat
dengan melihat adanya endapan AgO yang
Selain pada primate tingkat tinggi, uratasae (uricase) berwarna hitam pada kertas saring yang sudah
mengubah asam urat menjadi alantoin, suatu produk ditetesi dengan AgNO3 sebagai hasil reduksi
yang larut air pada mamalia. Namun, karena manusia oleh asam urat dalam suasana basa.
tidak memilikiuratase, produk akhir metabolisme Prosedur : bubuk asam urat + Na2CO3 ‐> tuang
adalah asam urat. pada saringan yang sudah ditetesi dengan
AgNO3 ‐> amati warna yang muncul pada
Pada dasarnya, asam urat dalam jaringan maupun saringan
persendian manusia sangat mudah mengendap Fungsi reagen:
sehingga kandungannya pada urin cenderung sedikit, o Asam urat = substrat uji
untuk itu pada percobaan kali ini, sumber asam urat o Na2CO3 = pemberi suasana basa untuk
tidak diambil dari urin probandus, melainkan dalam mengubah asam urat menjadi enol reaktif
bentuk sediaan bubuk. yang dapat mereduksi perak nitrat.
o AgNO3 = donor Ag+ untuk diubah menjadi
Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan Ag yang mudah mengendap sehingga
berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 dapat berikatan dengan oksigen yang
– 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl. Kadar berasal dari udara.
asam urat diatas normal disebut hiperurisemia. Reaksi :
Makanan Yang Mengandung Banyak Purin Asam urat + Na2CO3 enol reaktif
- Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, Ag+ + e Ag(s) ( reduktor = enol reaktif)
usus, paru dan otak. 4Ag(s) + O2 2Ag2O(s) (hitam )
- Makanan laut seperti udang, kerang, cumi,
kepiting. C. KREATININ
- Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.
- Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental. Kreatinin dibentuk di otot dari kreatin fosfat
- Kacang‐kacangan seperti kacang kedelai (termasuk melalui dehidrasi nonenzimatik ireversibel dan
hasil olahannya seperti tempe, tauco, oncom, susu pengeluaran fosfat. Ekskresi kreatinin dalam urin
kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, 24 jam setara dengan massa otot. Glisin, arginin,
melinjo, emping. dan metionin ikut serta dalam biosintesis kreatin.
- Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun rasio antara jumlah kreatinin yang diekskresi dalam
singkong, asparagus, kembang kol, buncis. 24 jam terhadap berat badan dalam kg dinamakan
- Buah‐buahan seperti durian, alpukat, nanas, air koefisien kreatinin.
kelapa.
- Minuman dan makanan yang mengandung alkohol Hasil bersihan kreatinin diberikan dalam mililiter per
seperti bir, wiski, anggur, tape, tuak. menit. Sebuah rentang normal adalah 75‐115 ml / menit
untuk perempuan dan 85‐125 ml / menit untuk pria.
Uji Muroxide Orang tua, wanita hamil dan atlet cenderung memiliki
Prosedur : asam urat + 2‐3 tetes HNO3 pekat ‐> nilai yang lebih tinggi
evaporasikan pada water bath / api yang kecil ‐>
dinginkan ‐> amati warna ‐> tambah 2 ml NH4OH
Prinsip : asam urat akan mengalami oksidasi.
22/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
23/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor:cpt.
Urine Quantitative
Praktikum Biokimia
Urine yang diekskresikan tiap hari (1‐2L)/hari b. Distilasi
mengandung senyawa yang sudah tidak diperlukan oleh (NH4)2SO4 + 2NaOH 2(NH4)OH + Na2SO4
tubuh maupun senyawa yang memang harus NH4OH NH3 + H2O
dikeluarkan karena bersifat toxic. Contoh senyawa yang NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4
terkandung dalam urin : c. Titrasi
- Organic Ions H2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2H2O
Chloride, Sodium, Potassium, Phospate,
Ammonia, Calcium, Magnesium Fungsi reagen :
- Nitrogen Wastes
Urea, Creatinine, Uric Acid, Urobillin, Billirubin a. Asam sulfat pekat = mengubah N organik N
- Other Organics inorganik
Amino acid, Ketones, Carbohydrates, Lipid b. Asam Sulfat 0,1 N = Menangkap gas NH3 bebas
c. NaOH 40 % = Mengionkan NH4+ dan SO42‐ untuk
Nitrogenous wastes adalah senyawa dengan gugus membentuk NH4OH
nitrogen yang bersifat toksik bagi tubuh. Nitrogenous d. NaOH 0,1 N = menetralkan asam dalam titrasi
wastes pada manusia adalah urea (dibentuk dari gugus e. Etanol (alkohol) = untuk mempercepat penguapan
amino hasil degradasi protein dengan reaksi sebagai NH4OH
berikut : 2NH3 + CO2 CO(NH2)2 + 2 H2O), asam urat
(degradasi dari basa nitrogen purin), kreatinin (hasil Total nitrogen yang dikeluarkan tiap hari
metabolisme kreatinfosfat dan kreatin) dan ammonia.
1 1 2 2 0.014
Prinsip percobaan ini adalah mengkonversi senyawa di
dalam urin yang terkandung nitrogen. (Senyawa
nitrogen yang terdapat dalam urin antara lain: urea Keterangan:
(84,3%), ammonia (2,7%), kreatin (6,5%), asam urat) V = volume urin per 24 jam (1500‐2000 ml)
Urin ditambahkan asam pekat, dalam hal ini H2SO4 yang A = volume urin yang digunakan dalam analisis
akan menghasilkan (NH4)2SO4. Selanjutnya ditambahkan V1 = volume H2SO4
NaOH agar menghasilkan amonia dalam asam yang N1 = normalitas dari senyawa V1
diketahui konsentrasinya. Tahap ahkir adalah dititrasi V2 = volume titrasi (NaOH)
dengan basa yang sudah diketahui konsentrasinya N2 = normalitas NaOH.
NB: dalam 1 liter H2SO4 terdapat 14 gram nitrogen.
Keseimbangan nitrogen mengindikasikan sintesis dan Dalam 1 mL H2SO4 1N terdapat 0.014 gram nitrogen.
degradasi protein, atau dengan pengertian lain, Dan 1 gram nitrogen setara dengan 6.25 gram protein.
keseimbangan nitrogen mengacu pada perbedaan
antara asupan total nitrogen dan kehilangan total Tahap percobaan (kanula biokim 2009) :
nitrogen di dalam urin, feses, serta keringat. Ada tiga a. Digesti
macam keseimbangan nitrogen, yaitu : Pada tabung Kjehldahl masukkan 1 mL urin
a. Keseimbangan Nitrogen Positif : Asupan Nitrogen > kemudian tambahkan 2 mL “sulphuric acid” ( 2
Pengeluaran nitrogen, terjadi pada: tetes CuSO4 jenuh, 1 gr K‐sulfat) dan pecahan
- Masa pertumbuhan : protein yang dikonsumsi porselein. Panaskan campuran pada rak digesti di
tidak dipecah menjadi nitrogen tetapi atas api kecil sampai warna biru kehijauan dalam
ditimbun menjadi asam amino struktural larutan menjadi jernih dan tidak berwarna.
- Ibu hamil dan menyusui Kemudian pindahkan dan goyangkan tabung
- Intake protein berlebihan tersebut, untuk membuat dinding tabung terhindar
b. Keseimbangan Nitrogen Negatif : Pengeluaran dari zat penghalang, panaskan lagi selama 5 menit.
nitrogen > asupan nitrogen. Terjadi pada : b. Distilasi
- Kekurangan asupan protein Ketika oksidasi dalam sample selesai, biarkan
- Marasmus tabung mendingin dan larutkan isinya dengan 20 ml
- Insufisiensi konsumsi karbohidrat dan lemak aquadest dan sedikit sedikit pecahan porcelain
- Gagal Ginjal untuk mencegah benturan. Kemudian kocok untuk
- Pasca operasi menghindari presipitasi dai KHSO4. Kemudian
c. Equilibrium : Asupan nitrogen seimbang dengan tambahkan 15 alkohol absolute (untukmembuat
pengeluaran, terjadi pada orang sehat. distilasi NH3 menjadi lebih mudah). Siapkan
peralatan distilasi dengan memanaskannya selama
Reaksi yang terjadi dalam praktikum kali ini adalah 30 menit. Susun dan pindahkan tabung pada
sebagai berikut: peralatan persis di bawah permukaan tabung
a. Digesti (tabung Erlenmeyer mengandung 20 ml H2SO4 0,1
Senyawa yang mengandung N (urin) + H2SO4 N + aquadest 20 ml + 3 tetes methyil red indicator).
(NH4)2SO4 Kemudian tambahkan 20 ml NaOH 40 % ke dalam
24/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
Kjehldahl dengan mengocok dengan cara 8.520, maka presentase nitrogen urea adalah
memutarnya dan distilasi campuran sampai (8.520/9.814 x 100%) = 86.8%. Jika kadar ammonia
volumenya tinggal separuh. adalah 0.271, maka persentase nitrogen ammonia
c. Titrasi (0.271/9.814 x 100%) = 2.7% jika nitrogen kreatinin
Cucilah bagian luar dari delivery tube dengan 0.639 maka persentase nitrogen kreatinin adalah
sedikit air dan titrasi sebagian dengan H2SO4 0.1 N (0.639/9.814 x 100%) = 6.5%. Total dari masing‐masing
dengan NaOH 0.1 N sampai warna pink pertama persentase 96% bukan 100% karena sumber nitrogen
kali hilang. Titrasi blanko dengan cara yang sama dalam urin tidak hanya berasal dari senyawa tersebut.
dan dari titrasi akan diperoleh nilai sample. Blanko
berisi 1 ml air. Hitunglah kandungan nitrogen dalm Bila pada urin ditemukan albumin, harus merebusnya
urin yang diuji. terlebih dahulu atau dengan memberinya asam kuat,
bila kandungan albumin sangat sedikit, menggunakan
Perhitungan Nitrogen Partition krim alumunium hidroks untuk menghilangkan
Pada perhitungan ini, kita hanya mengamati rasio antara albuminnya.
sumber nitrogen (misal urea) terhadap nitrogen
keseluruhan di urin. Misal kandungan nitrogen total urin
adalah 9.814 gr dan kadar urea yang diekskresi adalah
Physical Characteristic of Urine
Praktikum Fisiologi
Ginjal merupakan organ tubuh yang berfungsi ml air isotonis dalam waktu 15 menit. Subjek 3
membentuk urin. Pembentukan urin dimulai dari filtrasi tidak minum apapun dan berperan sebagai kontrol.
glomerulus dan berakhir dengan absorbs dan sekresi 4. Subjek tersebut melakukan urinasi dan
pada ductus kolekivus. Urine selanjutnya diekskresikan menampung urinnya pada tiga tempat berbeda
melalui ureter, vesica urinaria dan akhirnya melalui yang baru lagi setiap 30 menit sekali sebanyak 3
urethra. kali. Catat volume, pH, penampakan dan massa
jenis urin.
Fungsi ginjal, keseimbangan cairan tubuh, atau penyakit Jika volume urin tidak mencukupi, tambahkan
tertentu bisa dideteksi dengan pemeriksaan urin. Filtrat sejumlah air. Catat volume urin, air dan campuran
glomerulus akan diasamkan di tubulus renalis. Sehingga, urin dan air. Catat juga massa jenis air dan
pH pemeriksaan berguna untuk mengetahui apakah ada campuran urin dan air.
masalah dengan pembentukan urine. Uji massa jenis Gunakan persamaan di bawah ini untuk
urin menunjukkan konsep penting akan konsentrasi zat menghitung massa jenis urin.
terlarut. Sm. Vm – Sw. Vw
Su =
Vu
Tujuan Praktikum Su = massa jenis urin
Untuk memahami perubahan karakteristik fisik urin Sm = massa jenis campuran air dan urin
sebagai hasil dari tipe water intake yang berbeda. Sw = massa jenis air
Vu = volume urin
Materials Vm = volume campuran air dan urin
1. Tabung reaksi Vw = volume air
2. Pipet tetes
3. Penampung urin Teori Praktikum
4. Gelas baker
5. Kertas indikator berwarna (indikator pH) Pembentukan Urin
6. Hydrometer (manual dan digital) Ginjal adalah organ tubuh yang salah satu fungsi
7. Forceps utamanya sebagai alat ekskresi berupa urin. Urin
dibentuk melalui tiga langkah utama, yaitu filtrasi,
Prosedur reabsorbsi, dan sekresi.
1. Tiga subjek dipilih pada tiap masing‐masing
kelompok. Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah
2. Ketiga subjek tersebut melakukan urinasi dan besar cairan yang hampir bebas protein dari kapiler
menampung urinnya pada tiga tempat berbeda. glomerulus ke kapsula Bowman. Kebanyakan zat dalam
Tulis volume, pH dan penampakan urin sebagai: plasma, kecuali protein, difiltrasi secara bebas sehingga
a. Jernih atau keruh konsentrasi filtrat glomerulus dalam kapsula Bowman
b. Tidak berwarna, kuning pucat, kuning pekat, hampir sama dengan cairan dalam plasma. Filtrasi
atau cokelat glomerulus utamanya dilakukan oleh membran kapiler
3. Setelah melakukan urinasi, subjek 1 meminum glomerulus yang terdiri dari endotelium kapiler yang
1000 ml air mineral dan subjek 2 meminum 1000
25/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor:cpt.
26/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
sejumlah renin tetap pada ren dan menginisiasi permeabilitas air dari membrana sel prinsipal bagian
beberapa fungsi intrarenal. apikal meningkat dan molekul air berpindah dengan
lebih cepat dari cairan tubular menuju ke sel. Karena
Renin itu sendiri merupakan sebuah enzim dan bukan membrana basolateral selalu relatif permeable terhadap
substansi vasoaktif. Renin bekerja secara enzimatik pada air, molekul air kemudian berpindah dengan cepat ke
protein plasma lain, sebuah globulin yang dikenal darah. Ren bisa memproduksi sekurang‐kurangnya 400‐
sebagai renin substrate (angiotensionogen), untuk 500 ml urin yang sangat pekat tiap hari nya ketika
membentuk peptida dari 10 asam amino, yang dikenal konsentrasi ADH maksimal, sebagai contohnya selama
sebagai angiotensin I. Angiotensin I memiliki sedikit dehidrasi parah. Ketika level ADH menurun, aquaporin‐2
karakteristik vasokonstriktor tetapi tidak cukup untuk channel berpindah dari membrana apikal melalui
menyebabkan perubahan yang signifikan pada fungsi endositosis. Ren memproduksi urin encer dengan
sirkulasi. Renin bertahan dalam darah dalam waktu 30 volume yang besar ketika level ADH rendah.
menit hingga 1 jam dan berlanjut menyebabkan
pembentukan angiotensin I lebih banyak lagi selama Negative feedback system yang melibatkan ADH
waktu itu. mengatur reabsorbsi air. Ketika osmolaritas atau
tekanan osmotik plasma dan cairan interstitial
Dalam beberapa detik hingga menit setelah meningkat (konsentrasi air menurun), sekurang‐
pembentukan angiotensin I, dua asam amino tambahan kurangnya 1%, osmoreseptor pada hipotalamus
dipecah dari angiotensin I untuk membentuk peptida 8 mendeteksi perubahan ini. Impuls saraf nya akan
asam amino, angiotensin II. Perubahan ini muncul merangsang sekresi lebih ADH ke darah, dan sel
hampir seluruhnya di pulmo ketika darah mengalir prinsipal menjadi lebih permeabel dengan air. Karena
melalui pembuluh darah kecil pada pulmo, dikatalisis reabsorbsi air meningkat, osmolaritas plasma menurun
oleh sebuah enzim yakni angiotensin converting menjadi normal. Rangsangan sekresi ADH lainnya adalah
enzyme (ACE) yang terdapat pada endothelium vasa di penurunan volume darah, contohnya muncul pada
pulmo. pendarahan atau dehidrasi parah. Pada kondisi patologis
akan tidak ada nya aktivitas ADH, kondisi ini dikenal
Angiotensin II merupakan vasokonstriktor yang sangat sebagai diabetes insipidus, penderita akan
ampuh dan juga mempengaruhi fungsi sirkulasi. Namun, mengekskresikan urin encer hingga sebanyak 20 liter per
angiotensin II hanya bertahan di dalam darah selama 1 harinya.
hingga 2 menit karena angiotensin II diinaktivasi dengan
cepat oleh enzim angiotensinase. Atrial Natriuretic Peptide (ANP)
Penambahan volume darah yang besar merangsang
Angiotensin II mempengaruhi fisiologi ren dalam 3 jalur pelepasan ANP dari cor. Meskipun kepentingan ANP
utama, yakni: dalam regulasi fungsi tubular yang normal masih belum
Menurunkan GFR (Glomerular Filtration Rate) jelas, hormon ini dapat menghambat reabsorbsi Na+ dan
dengan menyebabkan vasokonstriksi arteriole air pada tubulus kontortus proximal dan ductus
afferent. kolektivus. ANP juga menekan sekresi aldosterone dan
Membantu reabsorbsi Na+, Cl‐,dan air pada ADH. Efek ini meningkatkan ekskresi Na+ dalam urin
tubulus contortus proximal dengan merangsang (natriuresis) dan meningkatkan output urin (dieresis),
aktivitas Na+/ H+ antiporter. yang akan menurunkan volume darah dan tekanan
Merangsang korteks adrenal melepaskan darah.
aldosterone, yakni hormone yang selanjutnya
merangsang sel prinsipal pada ductus kolektivus Parathyroid Hormone (PTH)
untuk mereabsorbsi lebih banyak Na+ dan Cl‐ dan Level Ca2+ yang lebih rendah dari normal dalam darah
menyekresikan K+. Konsekuensi osmotik dari akan merangsang glandula paratiroid untuk
mereabsorbsi lebih banyak Na+ dan Cl‐ adalah mengeluarkan PTH. PTH selanjutnya merangsang sel
mengekskresikan lebih sedikit air, yang akan pada bagian awal tubulus kontortus distal untuk
meningatkan volume darah. mereabsorbsi Ca2+ lebih banyak ke dalam darah. PTH
juga menghambat reabsorbsi HPO4‐ (phosphate) pada
Antidiuretic Hormone (ADH) tubulus kontortus proximal, dengan demikian
ADH atau vasopressin disintesis atau dihasilkan oleh meningkatkan ekskresi phosphate.
hipotalamus (supraoptic nucleus), namun akan disimpan
dan dilepas oleh pituitari posterior atau neurohipofisis. Karakteristik Urin Normal
Hormone ini mengatur reabsorbsi air dengan Karakteristik Deskripsi
meningkatkan permeabilitas air dari sel prinsipal pada Volume 1‐2 liter dalam 24 jam tetapi bisa
bagian akhir tubulus kontortus distal dan sepanjang bervariasi
ductus kolektivus. Tanpa adanya ADH, membrana sel Warna Kuning atau kuning gelap tetapi
prinsipal bagian apikal akan memiliki permeabilitas air bervariasi dengan konsentrasi urin
yang sangat rendah. Di dalam sel prinsipal, terdapat dan diet. Warna urin disebabkan
vesikel kecil yang mengandung water channel yang oleh urochrome (pigmen yang
dikenal sebagai aquaporin‐2. ADH merangsang diproduksi dari pemecahan
penyisipan aquaporin‐2 ke membrana sel prinsipal empedu) dan urobilin (dari
bagian apikal melalui eksositosis. Sebagai akibatnya, pemecahan Hb). Urin pekat lebih
27/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor:cpt.
28/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor: cpt.
29/30
HSC 2012 Block 1.4, Week 2. Editor:cpt.
‐ Meletakkan pakaian steril pada meja tangan tetap steril. Selanjutnya, keringkan tangan
instrumen, juga steril glove dengan handuk yang telah disediakan.
‐ Memilih peralatan steril dan meletakkan Mengeringkan tangan menggunakan ½ bagian
semua ke meja satu demi satu tanpa menimpa handuk untuk masing‐masing tangan. Lalu
satu sama lain. Letakkan meja instrumen memasang gown. Langkahnya:
dekat meja operasi. a. Pegang bagian leher gown dan tarik, jangan
(ini juga bakal disiapin sama nursenya. Jadi sampai menyentuh lantai ya.
tugas kita hanya ngecek aja) b. Buka lipatan gown dengan tetap memegang
4. Setelah selesai dengan persiapan tadi, dilanjutkan bagian dalam gown. Sebab bagian steril gown
dengan Membersihkan area operasi terisolasi. berada dibagian luar.
Dengan membersihkan kulit secara keseluruhan. c. Masukkan tangan kedalam lengan gown, dan
Menggunakan antiseptik dalam gerakan memutar tangan tetap berada didalam lengan gown.
yang dimulai dari tengah‐pinggir selama 5‐10 menit d. Selanjutnya, nurse akan mebantu kita
dan terkahir Menggunakan larutan steril fisiologis mengikat tali di belakang gown.
dengan pola konsentris. 7. Terakhir, memasang gloves. Saat memasang gloves,
Kemudian, Mengisolasi area operasi : area di luar tangan tetap berada didalam lengan gown.
area operasi harus ditutupi dengan kain steril Kemudian, memasang gloves dengan 2 metode:
5. Kemudian, mencuci tangan. a. Metode tertutup (sarung tangan dipakai
Sebelum mencuci tangan setelah gaun operasi dipakai)
ada baiknya memakai Pilih ukuran sarung tangan, identifikasi bagian
apron terlebih dahulu. kanan maupun kiri, genggam dan tarik sarung
Tapi apronnya juga bisa tangan kanan dengan menggunakan tangan
dipake langsung pas ganti kiri yang ditutupi dengan lengan baju.
baju operasi. Langkah mencuci tangan: Kemudian masukkan tangan kanan beserta
a. Membasahi tangan dengan air mengalir ujung lengan baju di dalam sarung ke dalam
secara vertikal (ujung jari di atas, distal sarung tangan.
forearm). Gunakan sedikit sabun atau b. Metode terbuka (sarung tangan dipakai tanpa
detergen. Bilas dengan posisi tangan tetap gaun operasi, biasanya saat operasi bila sarung
berada lebih tinggi daripada lengan. Lalu tangan sobek dan minor surgery)
bersihkan kuku dan bilas tangan kembali. Raih sarung tangan kanan dengan tangan kiri
b. Ambil sikat steril, dan beri sabun. Sikat (dengan menarik bagian dalam sarung tangan
bagian telapak tangan, ujung‐ujung jari, yang tidak steril), kemudian masukkan tangan
kemudian interdigital (dari bagian lateral kanan. Kemudian ambil sarung tangan kiri
ibu jari kiri, lalu ke medialnya, dan dengan tangan kanan yang sudah terlapisi
seterusnya), lalu bagian punggung tangan. sarung tangan, pegang daerah luar sarung
Kemudian sikat tangan kanan. Berlanjut ke tangan yang steril, masukkan tangan kiri.
bagian distal lengan bawah kanan, bagian
distal lengan bawah kiri, bagian proximal 8. Setelah operasi selesai, Melepas gaun dan glove
lengan bawah kiri, dan terakhir bagian Lepas tali gaun dan lepaskan gaun dari dalam ke luar,
proximal lengan bawah kanan. singkirkan gaun. Lepaskan glove dengan metode
c. Selama mencuci tangan, pertahankan bersih‐ke‐bersih dan kotor‐ke‐kotor. Buang glove
posisi tangan tetap berada lebih tinggi dari
lengan
d. Keringkan tangan dengan menggunakan
handuk steril. Keringkan tangan terlebih
dahulu, kemudian lengan bawah. Cegah
kontak antara bagian handuk yang basah
dengan area yang sudah dikeringkan.
6. Setelah selesai mencuci tangan, kita memasuki
kamar operasi dengan mendorong pintu 9. Melepaskan masker di luar ruang operasi dengan
menggunakan punggung. Tujuannya untuk menjaga memegang bagian tali, bukan bagian yang
terkontaminasi
30/30