Anda di halaman 1dari 8

RENCANA HIDUP UNTUK MASA

DEPAN YANG JAUH LEBIH BAIK


21 Juni 2012

Saya adalah seorang pemimpi, bahkan saya memilik buku impian dimana saya
menuliskan berbagai daftar impian saya selama lima tahun ke depan. Meskipun
ibu saya sering mengatakan bahwa untuk apa menuliskan semua impian itu di
dalam buku, lebih baik melakukan hal yang orang lain lakukan pada umumnya
saja dan adik saya selalu menertawakan saya, tapi saya punya keyakinan atas
impian saya itu dan insya Allah saya yakin bisa mencapainya.
Rencana masa depan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam
kehidupan seseorang, dimana rencana ini bisa menjadi target bagi seseorang
agar hidupnya jauh lebih terarah. Ibarat saat kita ingin keluar rumah, jika kita
tidak punya rencana sama sekali akan kemana maka pastinya kita akan
merasa bingung dan akan menghabiskan banyak energi di perjalanan untuk
tujuan yang tidak pasti.
Saya akan sedikit berbagi tentang impian saya. Sebenarnya saya ini adalah
seorang yang memiliki jiwa petualang, jadi impian saya adalah ingin keliling
dunia dan mengunjungi banyak tempat. Saya tidak ingin hanya mendengar
dari katanya saja, saya ingin melihat banyak hal dengan mata saya sendiri,
saya ingin merasakannya sendiri. Saya tidak ingin menjadi biasa saja
sementara saya diciptakan oleh Tuhan dengan kondisi yang luar biasa hebat.
Saya tidak ingin melakukan hal yang biasa-biasa saja karena saya tau hasilnya
pun akan biasa saja.
Saya berencana mengunjungi tiap negara di tiap benua berbeda, saya tidak
ingin terkurung dan terkungkung sebagai manusia yang terikat oleh atasan.
Saya ingin menjalani kehidupan yang luar biasa indah ini yang telah diberikan
sebagai anugrah oleh Sang Pencipta. Oleh sebab impian saya yang ingin hidup
bebas, saya tentunya membutuhkan kemudahan transaksi saat berada di
luar negara saya. Tidak mungkin dong saya kemana-kemana membawa uang
cash apalagi brankas hehehe..
Untuk itu, saya sangat membutuhkan layanan perbankan yang
memberikan sousi perbankan untuk mendapatkan kebebasan
finansial untuk meraih impian saya di masa mendatang. Bukankah akan
sangat enak jika kita pergi kemanapun hanya menggunakan satu produk
perbankan saja dan tidak harus membawa-bawa banyak aksesoris dari bank
takut tercecer.
Itulah salah satu impian terbesar saya yang sudah menjadi PR untuk saya
pribadi, saya sadar meskipun banyak orang yang menertawakan impian itu,
tapi dengan kerja keras dan disiplin, saya yakin semuanya akan saya raih.
Tuhan Maha Adil dan Dia tidak buta untuk melihat apa yang kita inginkan.
Untuk itu saya harus sabar dan gigih.

Ilmu Bagaikan api yang harus dinyalakan bukan bejana yang menunggu untuk diisi
Setiap dari kita pasti mempunyai impian, cita-cita dan harapan. Harapan yang tersembunyi dari relung
hati dan jiwa kita akan menimbulkan dorongan untuk melakukan sesuatu perubahan. Ketika saya masih
kecil saya juga mempunyai impian bahwa ketika dewasa kelak saya harus menjadi orang yang
bermanfaat dan berhasil. Saya ingin berhasil, bisa mandiri, dan bisa membantu orang lain. Saya ingin

menunjukkan kepada orang tua kelak bahwa saya bisa meraih cita-cita saya. Saya ingin
memperlihatkan kepada orang tua, sahabat, dan orang lain bahwa sebenarnya kita bisa melakukan
sesuatu yang berguna dan bermanfaat di tengah- tengah keterbatasan kita. Sejak kecil saya tidak
memiliki prestasi apapun baik dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Saya adalah orang yang
biasa saja di bidang akademik dan tidak ada yang dibanggakan dari saya. Perjalanan hidup saya mulai
berubah ketika saya menginjak SMA. Ketika itu saya masuk SMA BOPKRI I Yogyakarta. Disinilah awal
saya mulai bermimpi dan bercita-cita. Di SMA BOPKRI I saya mendapatkan teman-teman yang begitu
beragam dan luar biasa. Saya memiliki guru yang juga selalu memberikan motivasi dan inspirasi untuk
menatap ke depan. Guru saya selalu mengatakan bahwa jika ada kemauan pasti ada jalan.
Saya mempercayai hal itu bahwa suatu saat saya akan melakukan sesuatu yang baru. Di sekolah itu,
saya mulai bergaul dan sering mendengar pengalaman teman-teman yang pernah tinggal di Luar
Negeri karena mereka mempunyai ayah yang bekerja dan bertugas di luar negeri. Selain itu juga
karena ayah mereka ada yang menjadi pengusaha. Teman saya selalu bercerita tentang bagaimana
kehidupan di Luar Negeri. Sehingga cerita mereka telah memotivasi saya ingin melihat bagaimana
kehidupan di luar sana. Saya bermimpi bahwa suatu saat saya juga bisa seperti teman-teman saya
untuk pergi ke luar negeri. Sejak kelas tiga SMA, saya mulai rajin untuk belajar dan belajar karena saya
bercita-cita masuk UGM karena saya bukan orang yang terlalu pintar dan berpretasi di sekolah. Saya
ingin bahwa orang yang biasa-biasa juga bisa berbuat sesuatu dan tidak hanya orang yang berprestasi
saja. UGM adalah universitas kebanggaan bagi setiap orang. Sebagai orang Yogyakarta saya juga
akan bangga apabila bisa diterima di UGM karena universitas ini sudah terkenal di mana-mana.
Impian saya mulai menjadi kenyataan bahwa pada akhirnya saya bisa diterima di UGM melalui tes
SPMB. Tetapi perjuangan belum selesai perjalanan masih panjang buat saya untuk menggapai impianimpian yang masih terpendam. Saya ingin bisa memberikan yang terbaik karena saya sudah diterima di
UGM, universitas yang menjadi kebanggaan saya. Saya bisa diterima di UGM juga karena orang tua
yang telah mengorbankan segalanya demi langkah-langkah anaknya dalam menitih pendidikan yang
lebih baik dan mereka tidak menuntut apapun dari saya. Apa yang mereka inginkan hanyalah
kehidupan kita sebagai anaknya menjadi lebih baik. Oleh karena itu, UGM sebagai bakti saya kepada
orang tua yang telah membesarkan saya sampai sekarang ini.
Dari UGM mari kita berbakti
Selama saya kuliah di UGM saya mencoba untuk belajar giat. Sehari-hari saya banyak melakukan
kegiatan di Perpustakaan. Perpustakaan UPT II adalah saksi bisu yang dapat menjelaskan bagaimana
saya menghabiskan waktu bersama buku-buku dan para pustakawan di sana. Saya menjadi akrab
dengan para pustakawan perpustakaan UPT II karena setiap hari saya pasti berkunjung ke
perpustakaan tersebut dan sering kali meminjam buku. Berbagai buku yang ada di perpustakaan saya
baca mulai dari politik, sosial, antropologi, Ilmu Pemerintahan, filsafat, sastra, hubungan international,
psikologi,sosiologi,sejarah, dan ekonomi. Di UGM, saya ditempa bagaikan mata bajak karena UGM
memberikan banyak kesempatan kepada saya untuk menggali bakat dan potensi diri saya. Berbagai
fasilitas disediakan oleh UGM, antara lain ruang akademik terbuka begitu luas dan berbagai kegiatan
seminar, diskusi, dan simposium nasional gratis sering dilaksanakan. Saya merasa mendapatkan
banyak pelajaran, inspirasi, dan ilmu baru ketika mengikuti acara seminar maupun simposium nasional
yang mendatangkan tokoh-tokoh nasional,pratisi dan ilmuwan dari luar UGM. UGM-lah yang
membentuk karakter dan jati diri saya dan banyak pembelajaran yang saya dapatkan selama menjadi
mahasiswa UGM.
Bekal inilah yang membuat saya mampu untuk bisa menepaki setiap jalan- jalan kehidupan akademik.
2 tahun Setelah lulus dari kampus UGM saya mendapatkan kesempatan untuk bergabung di Pusat
Studi Pancasila, Universitas Gadjah Mada. Di Pusat Studi Pancasila, saya bertemu dengan anak muda
yang bersemangat. Kami melakukan kegiatan diskusi karena bagi saya ide cemerlang lahir dari diskusi.
Di sinilah saatnya saya dapat mengabdi dan berbuat sesuatu untuk bangsa dan alamameter saya.
Kesempatan pertama kali yang saya dapatkan adalah saya mendapatkan kesempatan sebagai

pembicara pada Yale Indonesia Forum: International Conference on Pancasila Contemporary Appeals:
re- legitimizing Indonesias Founding Ethos,pada bulan Juli 2009 di Universitas Sanata Dharma. Suatu
seminar yang bergengsi yang diselenggarakan oleh sebuah forum dari Universitas termuka di dunia
dan bergengsi di Amerika Serikat yaitu Yale University. Dalam forum tersebut saya disejajarkan dengan
para ilmuwan asing dari berbagai negara yang saat itu rata-rata mereka adalah kandidat PhD tetapi
saya sendiri hanya lulusan S1 UGM.
Dalam forum tersebut saya berbicara tentang Pendidikan Pancasila di Sekolah. Inilah kesempatan yang
langka bagi saya ketika bisa berbicara di sebuah forum yang bergengsi. Saya mempunyai keyakinan
bahwa jika setiap anak muda di negeri ini diberikan kesempatan yang luas untuk berkarya dan
berbicara di forum nasional mereka akan cepat bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang
kuat,tangguh, dan peduli. Namun sampai sejauh ini masih sedikit sekali anak muda negeri ini
mendapatkan kesempatan untuk berkarya dan berbicara di forum nasional karena harus menunggu
gelar tertinggi baru bisa mendapatkan perhatian. Tetapi saya menyakini bahwa dari Gadjah Mada para
ilmuwan akan lahir dan para pemikir akan bangkit untuk menunjukkan bahwa kami adalah
bangsa Indonesia,bangsa yang besar, dan bisa berdikari karena anak mudanya punya visi dan impian
untuk meraih cita-cita. Saya percaya bahwa visi adalah tujuan hidup dan tempat membangun harapan.
Semua berangkat dari visi yang murni dan tulus untuk membangun harapan dan masa depan yang
indah. Setelah itu saya juga mendapatkan kesempatan sebagai pembicara pada International
conference on Critical Discourse Analysis yang diselenggarakan oleh CRCS, UGM bekerjasama
dengan Universitas di Belanda, pada bulan November 2009. Tahun berikutnya November 2010, saya
mendapatkan kesempatan lagi untuk presentasi pada International Conference on Language,
Education, and MDGs yang disponsori oleh UNESCO Bangkok di Thailand. Kesempatan ini adalah
suatu yang luar biasa bagi saya karena sejak lama saya hanya sekedar menjadi peserta seminar tetapi
dalam kesempatan ini saya bisa menjadi pembicara di tingkat internasional. Saya terharu dan
bersyukur karena saya adalah orang biasa-biasa saja tetapi saya bisa berkontribusi lebih baik dan bisa
berbicara di forum internasional yang dihadiri oleh para ilmuwan,praktisi, dan professor dari berbagai
negara untuk menunjukkan pada dunia internasional bahwa ada anak muda dari Indonesia juga bisa
melakukan sesuatu dan berbuat untuk bangsanya.
Semua berawal dari Impian dan indah pada waktunya
hiduplah dengan mempunyai impian dan harapan bukan hidup dalam mimpi
Inilah hikmah yang saya dapatkan menjadi pembicara seminar International di Indonesia, sepertinya
oleh hidup saya dipersiapkan lebih dulu untuk ditempa di negeri sendiri dan untuk dipercayai berbicara
di kancah internasional. Pada tahun berikutnya saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti
program Youth
Exchange pada bulan April 2010 di Budapest, Hungary, Eropa Timur yang dibiayai oleh Open Society
Institute. Negara yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Tetapi, hanya oleh karena
keyakinanlah yang menuntun setiap jalan-jalan yang harus saya tempuh. Sebagaimana saya teringat
dengan lirik lagu yang selalu di putar di sebuah stasion radio amatir yang berbunyi kuyakin saat Kau
berfirman, kumenang saat Kau bertindak, hidupku hanya ditentukan oleh Kuasa-Mu, Bagi Tuhan tak
ada yang mustahil, bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin,hidupku hanya ditentukan oleh perkataanMumujizat-Nya disediakan bagiku,ku diangkat dan dipulihkan-Nya. Saya tidak tahu itu lagu apa
dan siapa yang menyanyi tetapi lirik lagu it telah menyentuh hati dan juga telah memberikan inspirasi
saya untuk bisa berbuat lebih baik dan berkarya.
Inilah yang bisa saya lakukan untuk tetap membawa keyakinan saya masih bisa bertahan. Oleh karena
keyakinan dan semangat pantang menyerah saya dapat mengatasi rintangan dan keterbatasan yang
ada. Inilah perjalanan pertama saya keluar negeri ke negara Hungaria. Bagi saya impian dan harapan
adalah awal dari kehidupan untuk menggapai cita-cita bagai bintang yang ingin diraih meskipun itu

terasa sulit tetapi proses adalah suatu anugerah yang akan membentuk saya menjadi orang yang ingin
terus berjuang. Kini, apa yang saya rasakan bahwa menggapai impian dan harapan bukanlah hal yang
mustahil lagi. UGM-lah pelita jalan saya yang menuntun saya ke jalan-jalan yang harus saya lalui
meskipun jalan itu terjal, sempit, dan berduri namun dengan segenap keterbatasan saya, saya yakin
bahwa saya bisa melaluinya.
Disinilah saya harus menunjukkan bahwa saya adalah orang Indonesia. Saya tidak ingin seperti
mahasiswa biasanya yang hanya ke luar negeri tidak memiliki bekal apapun. Sebelum berangkat, saya
mencoba mencari informasi sebanyak- banyaknya tentang negara Hungaria, saya mulai mencari dari
internet tentang peta negara Hungaria, transportasi di sana serta KBRI yang ada di Hungaria karena
jika terjadi sesuatu hal saya bisa lari ke KBRI meminta pertolongan. Saya juga mencari orang Hungaria
yang ada di Yogyakarta untuk bertanya tentang kondisi negara itu seperti apa,sistem yang berjalan
bagaimana, budaya,makanan, dan orang-orangnya. Kemudian, saya menemukan seorang mahasiswa
pertukaran darmasiswa dari Hungaria yang kuliah di ISI karena saya hanya bermodalkan semangat
oleh karena itu saya harus bisa survive di negara lain. Saya mendapatkan banyak informasi dari
mahasiswa Hungaria tersebut. Saya merasa lebih baik dan siap untuk berangkat.
Setelah saya mendapatkan surat pengantar dari Kantor Urusan Internasional, UGM saya langsung ke
Kedubes Hungaria di Jakarta untuk mengurus visa. Selang seminggu visa saya keluar,saya senang
sekali dan saya konfirmasi kepada pihak panitia untuk ditindaklanjuti supaya dikirimi e-tickets. Ketika etickets sudah saya dapatkan saya langsung mempersiapkan diri saya. Saya juga harus membawa
sesuatu yang bisa saya bagikan bagi teman-teman di sana. Karena saya adalah juga duta
kebudayaan bagi bangsa saya oleh karena itu saya harus menunjukkan identitas bangsa saya di mata
Internasional. Saya membawa beberapa souvenir cantik dan pakaian tradisional Yogyakarta. Di
Budapest, saya bertemu dengan berbagai anak muda dari negara-negara berkembang seperti Ceko,
Uzbekistan, Tazkistan, Ukraina, Bosnia, Thailand, Filipina, Nepal, Georgia, Polandia, Turki,Macedonia,
dan beberapa dari negara Eropa lainnya, sekitar 100 pemuda dari 50 negara berkumpul untuk
membicarakan masa depan bangsa. Kami berbagi pengalaman dan pemikiran bagaimana membangun
bangsa dan cita-cita generasi muda untuk menjadi penerus masa depan.
Saya terharu bahwa saya ternyata bisa sampai di negeri orang melewati rintangan dan keterbatasan.
Saya juga mendengar dan melihat teman-teman dari bangsa lain bagaimana mereka bercerita tentang
kondisi yang dialami bangsanya.
Saya bertemu dengan banyak pemuda dan beberapa diantara mereka bertanya tentang negara saya
terutama tentang Soekarno. Saya bangga bahwa saya memiliki Soekarno yang telah banyak
menginspirasi banyak bangsa-bangsa karena kepemimpinannya. Saya teringat dengan pidato
Soekarno yang mengatakan Jangan Sekali-kali melupakan sejarah karena dari sejarah kita bisa belajar
tentang apa arti hidup itu dan bagaimana bangsa lain berjuang untuk bangkit.
Saya merenungkan bahwa bangsa ini juga membutuhkan generasi muda yang peduli dan perhatian
untuk mengabdi bagi bangsa tanpa pamrih. Bangsa ini membutuhkan uluran tangan kita, untuk
mengabdikan ilmu kita dan keahlian kita untuk kemajuan bangsa. Setidaknya kita perlu meluangkan
waktu,tenaga, dan pikiran kita untuk berkontribusi secara aktif. Bangsa Indonesia membutuhkan
pemulihan dan perlu dipulihkan dari keterpurukan. Masa depan bangsa ada ditangan generasi muda.
Saat ini banyak kaum intelektual hanya mengejar prestige dan prestasi individual tetapi sedikit yang
mau untuk berkorban dan menjadi suka relawan untuk memikirkan nasib bangsa dan melakukan
pengabdian.
Setelah saya pulang ke Indonesia, bulan Agustus 2010 saya mendapatkan kesempatan lagi untuk
berangkat keluar negeri. Saya mengikuti program Civics Exchange: Democracy and Tolerance, Two
Nations Exchange yang disponsori oleh the US State Department melalui Donanue Institute,
Massachusetts University, USA. Program ini adalah program kerjasama Pusat Studi Pancasila dan

Donahue Institute, Massachusetts University. Saya merasa bersyukur karena mendapatkan


kesempatan lagi menjadi duta bangsa dan bisa berbuat sesuatu untuk mewakili Indonesia.
Sejak kecil saya memang mempunyai impian ingin melihat negeri yang dikenal sebagai julukan negeri
Paman Sam. Negara yang memang menjadi idam-idaman bagi semua orang. Saya adalah orang yang
tidak memiliki apapun baik prestasi akademik maupun finansial. Tetapi mimpi itu mulai tercapai ketika
saya sudah kuliah di Gadjah
Mada. Dari Universitas Gadjah Mada, setiap mimpi-mimpi saya mulai terwujud dan menjadi kenyataan.
Bahwa orang biasa bisa untuk berbuat sesuatu. Setelah saya mendapatkan visa J-1 dari Kedubes
Amerika di Jakarta hari berikutnya saya terbang ke Amerika Serikat. Pertama kali saya mendaratkan
kaki saya di Ibu kota Amerika Serikat yaitu Washington DC.
Hal yang pertama ingin saya kunjungi adalah KBRI di Washington DC. Setelah tiba di Washington DC.
Saya menginap di Dupont Hotel. Saat itu, saya berkata kepada program coordinator saya Dr.
Hannahan, saya ingin pergi ke Indonesian embassy,dan bertanya kepada beliau dimana tempatnya?,
tetapi program coordinator saya tidak menjawab secara jelas hanya berkata kedubes asing tidak jauh
dari sini anda bisa cari sendiri. Kemudian saya mulai mencari dengan meminta peta dari receptionist
hotel dan berbekal peta tersebut saya menemukan KBRI. Setelah saya berkunjung ke KBRI saya
merasa bangga ketika melihat KBRI yang begitu luar biasa megahnya. Itulah hasil dari perjuangan dan
impian para pendiri bangsa kita yang rela berjuang dan berkorban untuk bangsa dan negara sehingga
bisa mendapatkan KBRI di tempat yang strategis dan begitu megahnya di negeri Paman Sam tersebut.
Saya berjalan dan berkeliling di Embassy row, dimana di sepanjang blok tersebut tidak ada gedung
Kedutaan besar dari negara manapun yang semegah gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia
(KBRI) di Washington DC.
Oleh karena visi-lah yang menggerakkan para pendiri bangsa kita untuk mewarisi kejayaan dan
keagungan bangsa yang besar dan berdaulat bagi anak cucu dan generasi penerus bangsa. Selama di
Amerika Serikat saya tidak tinggal diam saya ingin menggali lebih jauh apa yang ada di negeri itu. Saya
diajak oleh Dr. Michael Hannahan, program coordinator dari Donahue Institute mengelilingi kota
Washington DC, ke Amherst, dan Boston. Saya melihat bahwa keberagaman bangsa Indonesia
mengatasi batas-batas kehidupan yang penuh warna. Keberagaman bangsa Indonesia akan menjadi
bangsa yang besar dan tidak pernah saya lihat di bangsa manapun termasuk di negara Amerika.
Di sebuah kota kecil bernama Belchertown, Massachusetts saya melihat konser charity disana saya
bertemu dengan salah seorang veteran Amerika Serikat dari angkatan darat dalamperang Vietnam
yang memanggil saya dan bertanya where are you from?, saya jawab bahwa saya dari Indonesia.
Kemudian, seorang veteran tersebut mengatakan saya tahu Soekarno. Saya merasa bangga sekali
bahwa Soekarno juga dikenal oleh para tentara perang Amerika Serikat
di masa itu. Sungguh luar biasa, apa yang dikerjakan Soekarno tidak hanya berbicara tentang
memerdekan bangsa, tetapi juga hari esok dan masa depan bangsa.
Inilah yang dinamakan sebagai nation character building. Siapapun pemimpinnya tetapi bangsa ini tidak
akan terlepas dari sosok Soekarno yang memberikan dasar karakter bangsa. Indonesia dikenal oleh
banyak bangsa-bangsa karena sosok Soekarno yang telah gigih berjuang untuk memerdekan bangsa
dan negara. Hidup adalah penuh keajaiban dan makna hidup adalah bagaimana saya bisa memberikan
keajaiban bagi setiap orang yang ada disekitar saya. Indonesia adalah negara yang kucintai yang juga
memiliki sejuta keajaiban dan pengharapan. Kini saatnya kita menunjukkannya kepada semua orang
melalui mewujudkan impian-impian kita sebagai bakti bagi bangsa dan negara.
Tak ada rotan mimpi-pun jadi
gambaran masa depan suatu bangsa dapat diketahui seperti apa impian-impian para generasi
mudanya

Saya bisa karena saya bisa bermimpi dan bercita-cita. Impian yang menggerakkan saya untuk
bertindak dan berbuat. Saya dapat mengubah cara hidup dan pikiran saya karena saya memiliki impian.
Meskipun kita memiliki keterbatasan dan kekurangan tetapi akan ada sercerah harapan. Pelita yang
akan menerangi setiap jalan-jalan saya karena ada harapan yang ingin saya raih. Impian adalah
semangatku untuk berbuat sesuatu. Teman saya pernah mengatakan kepada saya jangan pernah
berhenti melangkah pada hari ini karena jika kamu berhenti melangkah pada hari ini. kamu tidak akan
pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Saya juga tidak berhenti untuk bermimpi karena dengan
bermimpi saya masih punya keyakinan dan harapan untuk menatap hari esok dengan kebahagiaan dan
kemenangan. Saya ingin menatap seperti anak kecil di atas yang menatap masa depannya dengan
kejujuran dan ketulusan. Saya ingin menatap masa depan bangsa saya menjadi bangsa yang luar
biasa karena generasi mudanya juga luar biasa untuk mengabdi. Ada banyak orang berprestasi tetapi
sedikit sekali yang mau mengabdi dan menjadi sukarelawan bagi bangsa dan negara. Saya datang
untuk berbakti pada bangsa dan negara. Pelita itu tidak akan pernah padam selama generasi muda
bangsa memiliki harapan, impian, dan cita-cita untuk membangun negeri.
TENTANG PENULIS
Hastangka, lahir di Sleman pada 30 September 1983. Ia menamatkan pendidikan sekolah dasar pada
SD Semarangan I. Pendidikan SMP di BOPKRI III dan kemudian diteruskan di SMU BOPKRI I
Yogyakarta. Gelar sarjana diraihnya pada Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada dengan predikat
cum laude tahun 2007. Samasa di kampus ia aktif dalam berbagai kegiatan seminar,kegiatan akademik
dan komunitas diskusi. Prestasi utama yang pernah dicapai saat menjadi mahasiswa adalah pada
tahun 2006 mengikuti Pelayaran Kebangsaan VI yang diselenggarakan oleh Dirjen Dikti. Hastangka
pernah mengikuti berbagai Training yang diselenggarakan oleh SP2MP antara lain Training of Trainer
Basic Academic Speech Skills 2006, Training of Trainer Basic Academic Writing Skills 2004 dan
Workshop English Language Teaching Proficiency 2006. Mengikuti program Civic Exchange:
Democracy and Tolerance, two nation exchange di Amerika Serikat:Washington DC, Massachusetts,
Boston, Agustus 2010 yang disponsori oleh the US State Department melalui Donahue Institute,
UMass. Youth Exchange di Budapest, Hungaria,April 2010.
Ia pernah menjadi presenter pada Seminar International: Education, Language, and MGDs di Bangkok
Thailand, November 2010. Pembicara pada seminar Nasional acara Dies Natalis ke-46 Universitas
Atmajaya Yogyakarta 2011. Hastangka aktif di Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada dan
terlibat berbagai penelitian seperti penelitian Model Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia, hibah
DIKTI melalui LPPM tahun 2010. Penelitian tentang ESD studi kasus di Yogyakarta 2010 melalui hibah
kluster sosial-humaniora. Penelitian tentang Museum ke-UGM-an: Media Transformatif Pembelajaran
nilai-nilai ke- UGM-an dan kebangsaan, hibah unggulan kluster Sosial-Humaniora tahun 2011. Ia juga
pernah mengikuti Workshop dan Basic Short course International Humanitarian Law kerjasama ICRC
dan HI ISIPOL UGM tahun 2011. Serta, bersama teman-teman pusat Studi Pancasila menginisiasi
forum Pancasila Study Club di Pusat Studi Pancasila, sebuah forum diskusi untuk anak muda yang
berbicara tentang kebangsaan dan ke-Indonesia-an dari pemuda untuk bangsa. Saat ini, Ia sedang
menempuh S2 Filsafat, UGM dan menjadi staf pengajar tidak tetap di STIKES A YANI Yogyakarta.

IMPIANKU
Nurul Sabilla Siti Nurhayati
Terima kasih . . . . mungkin itu yang dapat ku ucapkan,, ya ku ucapkan pada Allah SWT.
Terima kasih atas segala hidayah yang kau berikan, terimakasih atas keberkahan yang kau berikan.
Ini kisah hidupku, ini pengalamanku dan ini impianku,,
Sejak kecil kita pasti punya cita-cita dan sebuah impian,, impian besar yang mungkin tersimpan untuk mengubah masa
depan yang indah bukan ?

Dulu aku ingin sekali menjadi dokter, karena melihat seorang dokter cantik mengobatiku waktu aku sakit,,
dokter yang cantik, penuh perhatian, lembut dan aku merasakan kenyamanan dengannya, tersirat di benakku bahwa aku
ingin sepeti nya !!! impian yang sangat mulia bukan ??.
Dulu aku ingin menjadi seorang hakim, di benakku tersirat, duduk dengan gagah di depan banyak orang, sangat di
hormati dan di segani. . tapi ada hal yang sangat aku benci dari seorang hakim. Hakim yang mengadili Ibu ku,
Sedari dulu, ayah dan ibuku mengalami konflik yang tak berujung, pastinya memperebutkan aku yang hanya
anak satu-satunya. . . bisa dibayangkan bagaimana bila ada di posisiku !!! rasanya ingin sekali menjadi si Pak hakim itu
dan memutuskan untuk mereka berdua rujuk, dan permohonan perceraian ditolak, finally aku tak tersiksa dan tak
menjadi korban broken home
Ibuku bilang bahwa sekarang yang berkuasa bukan hati dan nurani tetapi uang, , , uang yang bias membalikan
kenyataan dengan mudah, uang yang bias membeli kebenaran. Saya punya sebuah keyakinan bahwa pasti masih
banyak hakim yang berhati jujur dan memutuskan sebuah perkara dengan fakta. Dan aku ingin diantaranya itu adalah
aku.
Ya. . . saya tak pernah mau tahu apa masalah mereka berdua. Yang jelas saya punya sebuah impian yang mulia seorang
hakim,,
Rasa takut selalu menggerogoti hatiku, aku takut tak bisa menggapai semua angan dan cita-citaku, , , lalu setelah
itu apa yang bisa aku persembahkan untuk Ibuku ??.
Aku tidak pernah menjadi bintang kelas, prestasi belajarku juga biasa saja. Aku tak pernah mengikuti lomba apapun
yang bisa menghasilkan juara dan dipuji banyak orang.
Aku sempat putus asa dengan kisah hidupku, taka da yang bisa di banggakan,
Tapi,aku bersyukur bisa seperti ini yang mungkin di luar sana masih banyak orang yang nasibnya lebih buruk dariku.
Saat SMK Aku mengagumi seorang guru muda yang soleh sekali tapi gokil abis, terlahir dari keluarga yang
agamis, dan memegang prinsip islam yang kuat,, saya membayangkan bahwa tidak mungkin lagi di dunia ini masih ada
laki-laki muda yang masih memegang prinsip itu, , ,
Dari awal aku remaja aku memutuskan untuk tidak mengenal yang namanya jatuh cinta atau jaman sekarang disebut
pacaran, , , aku dengan guru muda itu memiliki sedikit kesamaan, , ,
Kembali lagi ke impian, sejak lama aku memimpikan mendapatkan seorang Imam yang seperti guru muda itu,,
tapi lagi-lagi aku merasa tidak percaya diri. . . mana mungkin orang sepertiku bisa mendaapatkan Calon Imam seperti
guru gokil yang soleh itu.
Kehadirannya di kehidupanku, membuat aku terpacu dan termotifasi bahwa aku harus bisa mengimbanginya,
agamaku harus lebih tebal lagi, jilbabku harus lebih rapat lagi, dan pandanganku lebih terjaga lagi, karena ada sebuah
pepatah yang bilang yang buruk akan mendapatkan yang buruk pula, dan yang baik akan mendapatkan kebaikan
pula.
Terlihat konyol memang karena awalnya mungkin bukan karena Allah SWT, awalnya mungkin seperti itu tapi sungguh
kehadiran bapak guru gokil itu membuat aku merasa lebih bersinar dalam beribadah, , , saya hanya menjadikan beliau
sebagai motivator saya, , , dan InsyaAllah segala sesuatunya karena Allah semata. ^_^ Amiiiiin.
Kalau bicara soal akhi memang tak kelar-kelar, tapi di pending dulu takutnya ke bablasan dan malah
menimbulkan dosa !!! ^_^.
Well, yang paling penting adalah memimpikan keridhoan alloh, memimpikan bertemu dengan para rosulullah,,,,
Mengenai itu,,, Impian saya adalah menjadi seorang Ustadjah. . . ustdjah yang bisa memberikan contoh dan tauladan
yang baik untuk semua orang !!!! . . . .
Tapi, , , saya berfikir berputar-putar dan berkali-kali bahwa tak mungkin aku menjadi seorang Ustadjah bila
kelakuanku masih jauh dari benar !!
Maka dari Itu, , , mungkin Ini Jalan dari alloh SWT bahwa aku harus lebih baik dari yang lalu lalu.

Sebuah Prinsip Yang slalu saya pegang adalah


Memperbaiki akhlak sendiri
Setelah saya benar-benar Benar maka akan saya perbaiki akhlah keluarga saya
Bila sudah, saya ingin memperbaiki masyarakat di sekitar saya
Setelah itu saya ingin memperbaiki sumedang tempatku dilahirkan
Lalu setelah itu,saya ingin memperbaiki Jawa barat saya
Lalu setelah itu,saya ingin merubah Indonesia saya menjadi lebih baik
Lalu setelah itu,saya ingin merubah dunia saya !!!!
Intinya ialah jangan memimpikan hal yang terlalu besar waktu kita masih sangat belia, , , bermimpilah untuk bisa
membuat diri pribadi menjadi lebih baik, , , , , karena saat kita tua jangan sampai menyesal karena kita berangan-angan
merubah dunia tetapi saat ajal menjemput kita tidak sempat memperbaiki diri !!!!!
So. . . cerita selanjutnya adalah mengenali diri sendiri, , , seperti apa yang dikatakan motivator saya kang Sandi
Abunawas bahwa kita harus mengenali kelebihan dan kekuarangan kita jadi please. . . . . bikin kelebihan dan
kekurangan dengan penuh PERCAYA DIRI, , , jangan pernah takut untuk mencoba dan terus berdoa, meskipun
sebenarnya sukses itu di tangan ALLAH tapi kenapa tidak kita mencoba untuk berusaha, , kuatkan mental ya, kenapa ??
karena kita akan jatuh bangun menerima kenyataan hidup yang nyata setelah kita Get Out dari School ini.

KELEBIHAN
. Mudah bergaul
. Cuek terhadap gosip
. senang bercanda
. senang Berpresentasi
. ceria dan tertawa
. setia
. Ambisius
. antusias tinggi

KEKURANGAN
Mudah tersinggung
Gampang marah
Susah Menangkap Sebuah Pembicaraan
Sedikit malu-malu
Mood Yang berubah-rubah
Pemalas
Keras kepala
Kekanak-kanakan(manja)

Begitulah sekilas tentang kekuranga dan kelebihan, , , so aku harus bisa membuat kelebihan aku itu bisa
menutupi kekurangan-kekurangan yang ada di diriku !!!
Sukses yang aku mau berarti sama saja dengan cita-cita atau IMPIAN

1.
2.
3.
4.

AKU INGI SUKSES MENJADI


:
Jadi PNS pokonya yang bekrjas sosialisasi
Jadi Istri yang solehah
Jadi ibu idola untuk anak-anak
PENDAKWAH
Ini sebuah mimpi, mimpi seorang gadis sederhana dan tak punya apa-apa, aku seorang gadis penghayal dan
pemimpi, saying mimpi yang sangat indah itu hanya seketika aku rasakan dan apakah mungkin mimpi-mimpi ini terjadi
pada gadis sederhana sepertiku ?. Yang tak pernah mungkin terjadi bila tidak ada keajaiban,,,, di dunia yang ramai ini
aku hanya berdoa dan berharap Alloh SWT mengabulkan semua mimpiku ini.
Aku pesimis, aku menyerah, aku tak sanggup lagi berjuang dengan keadaan hidupku yang seperti ini. Ini
memang salah Tuhan,,, tapi apa daya, Aku hanya Punya MIMPI,,,, MIMPI untuk bisa menjadi SUKSES, , , SUKSES
menurut kriteriaku !!!!!
Apakah kita yakin dengan sebuah keajaiban ???? kalian yakin bahwa orang seperti Ku bisa menggapai cita-cita
dengan mengandalkan doa dan keajaiban ???
Pasti. . ..Pasti. . . Pasti !!! Aku yakin !!
BISMILLAH ^__^, Doakan aku, , , !

Anda mungkin juga menyukai