Anda di halaman 1dari 2

Nama ku Anisa Oktaviani, biasa dipanggil Nisa. Aku adalah seorang Pramuka.

Aku mulai
mengikuti pramuka dari kelas 3 SD. Awalnya memang hanya ikut-ikutan saja untuk ikut pramuka,
tetapi lama kelamaan aku menjadi cinta dengan pramuka. Jujur saja, awalnya aku adalah anak
yang manja dan pemalu, tetapi setelah aku ikut pramuka aku menjadi mandiri dan pemberani.
Pertama kali aku ikut pramuka dan pertama kali itu juga aku menjadi pinru. Sewaktu itu
aku masih sangat baru menikuti pramuka, belu genap satu bulan menjadi anggota pramuka di
sekolahku tetapi aku sudah diutus untuk mengikuti perlombaan pramuka dan menjadi pinru.
Awalnya aku tidak yakin aku bisa menjadi pinru, karna dulu aku sangat pemalu sekali, untuk
berbicara di depan kelas saja aku tidak berani, bagaimana menjadi seorang pemimpin regu.
Tetapi kakak pelatih dan teman-temanku meyakinkan ku bahwa aku pasti bisa untuk menjadi
pinru. Akhirnya akupun menjadi optimis dan sedikit manjadi percaya diri.
Semenjak dari itu aku terus dipercaya untuk menjadi pinru, sampai-sampai aku menjadi
pinru pasukan regu inti di gudep sekolahku. Aku pun bertekad untuk menjadikan regu ku menjadi
regu yang terbaik diantara yang terbaik. Awal pertama aku lomba dengan membawa nama regu
inti sekolahku, regu ku berhasil membawa pulang piala ke sekolahku. Walau pun hanya mendapat
juara harapan saja tetapi itu merupakan awal yang baik kata pelati dan Pembina ku.
Setelah keberhasilan itu, aku dan regu ku pun tak lantas puas dengan begitu saja, kami
terus berusaha dengan sepenuh hati untuk menjadi yang lebih baik lagi. Setelah mengikuti lomba
itu, aku banyak belajar untuk memperbaiki kekurangan ku.
Waktu pun terus berjalan. Seiring dengan itu solideritas dan kebersamaan di regu ku pun
semakin kuat. Sampai pada saat salah satu anggota ku tidak lagi mendapat izin untuk pramuka
oleh orang tuanya. Sungguh itu merupakan salah satu tantangan bagi regu kami. Akhirnya aku
beserta temen-temanku yang lainnya membantu teman ku tersebut untuk kembali mendapatkan
izin dari orangtuanya. Kami terus berusaha agar temanku itu bisa kembali pramuka seperti dulu
lagi. Berbagai cara telah kami lakukan untuknya, tetapi tetap saja tidak berhasil juga. Dan pada
akhirnya temanku itu memutuskan untuk menuruti orangtuanya saja. Ya baiklah kataku.
Setelah beberapa minggu dan beberapa kali event aku kekurangan anggota, akhirnya
akupun menemukan penggantinya. Ya memang dia belum bisa apa-apa. Tetapi aku dan teman-
temanku yang lainnya membantu untuk mengajarinya segala macam materi yang ada di pramuka,
dan tak sampai sebulan ia mampu menguasai setengan dari semua materi yang aku berikan.
Pada saatnya pelatih ku memberi kabar bahwa regu ku akan diturunkan untuk mengikuti
sebuah perlombaan yang tidak main-main. Selain lawannya yang kami tidak ketahui, daerah
lombanya pun lumayan jauh, di daerang tangerang katanya. Sontak itu tidak membuat gentar
semangat regu ku untuk mengikuti lomba tersebut, justru itu membuat reguku menjadi sangat
semangat dan tertantang untuk mengikuti lomba tersebut.
Setiap hari setelah pulang sekolah kami berlatih agar dapat benar-benar menguasai semua materi
yang akan di perlombakan nanti.
Tiba saatnya perlombaan itu dilaksanakan. Aku dan reguku telah bertekad yakin untuk
mendapatkan hasil yang terbaik, agar semua usaha yang telah kami lakukan tidak sia-sia.
Dan pada saatnya pengumuman hasil perlombaan. Amat sangat tidak disangka, reguku mendapat
banyak piala dari juara umum materi per pos, Juara ke-2 lomba Pengucap UUD dan juara ke 2
lomba PBB, mengalahkan kurang lebih 30 regu yang mengikuti lomba tersebut. Itu merupakan
prestasi terbaik yang pernah reguku dapat selama ini.
Waktu kembali berlalu, masalah demi masalah, tantangan demi tantangan, terus menerus
menghampiriku dan reguku. Semakin lama aku merasa peminat untuk pramuka semakin sedikit
sekali, sedih rasanya. Entah apa tanggapan mereka tentang pramuka sehingga mungkin
menganggap pramuka itu membosankan, padahal sebenarnya tidak seperti yang mereka pikirkan.
Pelatihku kembali memberi kabar kepadaku jika akan ada lomba besar yang diadakan di
salah satu SMP ternama di Jakarta Selatan. Dulunya sekolah ku sempat berhubungan baik dalam
hal kepramukaan dengan sekolah tersebut, tetapi karna ada salah paham jadi hubungan menjadi
tidak lagi baik.
Bagi ku itu merupakan salah satu event yang sangat ku nantikan, disitulah aku akan menuji
seberapa besar kelayakanku menjadi seorang pinru selama ini. Aku pun memberi tau seluruh
anggotaku tentang hal itu, dan tanggapan mereka pun sama seperti ku.
Mulai dari hari itu aku dan reguku berlatih keras untuk menjadi yang terbaik diantara semua yang
terbaik. Setiap hari kami sempatkan untuk berlatih.
Seminggu sebelum event itu dilaksanakan, pelatihku memerintahkan ku untuk mencari
anggota regu putra untuk mengikuti event tersebut. Ya dengan segala kemampuan ku dan regu ku
membujuk rayu anak-anak pramuka umum untuk menjadi pasukan inti yang akan turun di lomba
tersebut, akhirnya berhasil juga.
Seperti biasnya, sehari sebelum lomba dilaksanakan, diadakan gladi terlebih dahulu agar
meyakinkan dan memantapkan materi-materi yang telah dipelajari. Pada saat itu aku mendapat
nilai tertinggi hamper di semua materi terkecuali semaphore dan sandi, karna aku tidak begitu
menguasai materi tersebut. Dan setelah selesai gladi akupun pulang kerumah untuk menyiapkan
perlengkapan untuk esok.
Tak sampai esok pagi, malam harinya sebelum lomba tersebut dilaksanakan, tiba-tiba ada kabar
yang samapi ke orang tuaku jika pada saat aku pramuka tadi siang aku dipukul oleh pelatihku.
Seketika aku pun kaget dan menampik hal itu bahwa yang dikatakan oleh orang itu tidaklah benar.
Tetapi orang tuaku lebih mempercayai orang itu dari pada aku, ya apa daya aku telah mencegah
orang tuaku untuk mengadu kepada pelatihku tetapi tetap saja tidak berhasil. Dan pada saat itu
juga orang tuaku melarangku untuk mengikuti pramuka lagi, dan hancurlah harapanku yang telah
lama aku idam-idamkan untuk esok hari. Di malam itu aku hanya bisa merenung dan menangis,
mengapa ada orang yang tega untuk menghancurkan cita-cita ku itu.
Semenjak kejadian tersebut orangtuaku benar-benar melarangku untuk pramuka, sedih rasanya
hatiku saat aku tidak boleh pramuka lagi. Tapi karna kecintaanku terhadap pramuka, aku tetap
mengikuti pramuka tanpa sepengetahuan orangtuaku. Sampai saat ini pun aku telah lulus dari
SMP aku tetap mengikuti pramuka secara Backstreet dari orangtua ku.

Anda mungkin juga menyukai