Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

WIRAUSAHAWAN YANG BERHASIL DAN PENGALAMAN SUKSES DAN GAGAL


DALAM KEWIRAUSAHA

OLEH

KELOMPOK 8

1. SATRIA SAPUTRA KAY LAU


2. MARLINDA TUATI
3. CHIRSE GRAHAWANI RAMBU EDDA
4. PUTRI GRECILIA NENO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat disusun. Makalah ini membahas tentang "Wirausahawan Yang Berhasil Dan
Pengalaman Sukses Dan Gagal Dalam Kewirausaha“

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penulis, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami
berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca. Akhir kata disampaikan terimakasih.

Kupang, 28 April 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Kesuksesan Dan Kegagalan


B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Dan Kegagalan
C. Pengaruh Lingkungan Eksternal Seperti Pasar, Regulasi, Dan Tren Industri Terhadap
Keberhasilan Atau Kegagalan Seorang Wirausaha
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Ina Primiana mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha adalah
permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan
organisasi” (Primiana, 2009). Henry Faizal Noor mengemukakan bahwa “Keberhasilan
usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis
dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang
melakukan bisnis” (Noor, 2007).
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal
maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara
berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi,
panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan
perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian,
hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam
perekonomian nasional.
Suatu perusahaan tidak selalu berkembang dengan baik sebagaimana diharapkan.
Dalam praktik, banyak perusahaan yang mengalami kegagalan. Kegagalan bisnis tidak
terbatas pada satu industri atau perusahaan tertentu, tapi dapat dialami oleh semua
industri atau perusahaan. Kegagalan usaha sebenarnya bisa menjadi tonggak awal menuju
sukses. Dengan kegagalan, kita dapat belajar dari kesalahan dan lebih mapan
pengalaman. Banyak
perusahaan semakin maju setelah didera masalah. Garuda Indonesia contohnya. Di era
2007-an, maskapai penerbangan yang menjadi kebanggaan rakyat Indonesia ini sempat
dilarang terbang di wilayah Uni Eropa selama dua tahun karena tingginya angka
kecelakaan. Namun larangan tersebut justru memecut Garuda Indonesia untuk terus
berbenah hingga akhirnya sukses menyabet penghargaan tertinggi sebagai The Best
International Airline (Akhlis, 2013).
Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan atau menjalankan
suatu usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang sebesar-
besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnya dengan cara memproduksi, menjual atau
menyewakan suatu produkk barang atau jasa. Di negara-negara yang sedang berkembang
terutama Indonesia usaha-usaha yang dijalankan atau dikembangkan oleh masyarakatnya
pada umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Namun usaha kecil inilah yang dapat
meciptakan lapangan pekerjaan sehingga mengurangi pengangguran dan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi negaranya
Jalan termudah untuk menghindari kegagalan adalah dengan cara mengenali
kegagalan itu sendiri. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan perusahaan
mengalami kegagalan, diantaranya adalah faktor ekonomi, kesalahan manajemen, dan
bencana alam. Perusahaan yang mengalami kegagalan dalam operasinya akan berdampak
pada kesulitan keuangan perusahaan. Jalan terbaik ketika perusahaan mengalami
kesulitan keuangan adalah dengan reorganisasi apabila prospek perusahaan masih baik,
sedangkan jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan bersifat permanen dan prospek
yang buruk maka jalan keluarnya adalah lakukan likuidasi. Untuk dapat mencapai
keberhasilan, maka pelaku usaha harus memiliki sifat profesional dalam setiap
aktivitasnya ketika menjalankan roda perusahaan dan pemenuhan terhadap standarisasi
juga tidak boleh dilupakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Kesuksesan dan Kegagalan?
2. Apa faktor-faktor utama yang menyebabkan seorang wirausaha berhasil/ Gagal
dalam menjalankan usahanya?
3. Bagaimana pengaruh lingkungan eksternal seperti pasar, regulasi, dan tren
industri terhadap keberhasilan atau kegagalan seorang wirausaha?
4. Apa saja contoh keberhasilan yang sukses dan gagal ?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kesuksesan dan kegagalan


2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor utama yang menyebabkan seorang
wirausaha berhasil/gagal dalam menjalankan usahanya
3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan eksternal seperti pasar, regulasi, dan tren
industri terhadap keberhasilan atau kegagalan seorang wirausaha.
4. Untuk mengetahui contoh keberhasilan yang sukses dan gagal
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesuksesan Dan Kegagalan

Kesuksesan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha mengalami peningkatan dari
hasil yang sebelumnya. Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah
perusahaan, dimana segala aktivitas yang ada di dalamnya ditujukan untuk mencapai suatu
keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan usaha menunjukkan suatu keadaan
yang lebih baik/unggul dari pada masa sebelumnya. Keberhasilan usaha adalah sesuatu
keadaan yang menggambarkan lebih daripada lainnya yang sederajat atau sekelasnya.
Keberhasilan usaha didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan
organisasi (Riyanti, 2003). Lebih lanjut Riyanti mengatakan bahwa keberhasilan usaha yaitu
usaha kecil berhasil karena wirausaha memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti
perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif. Mereka juga memiliki
energi yang melimpah serta dorongan dan kemampuan asertif. Sehingga, dapat diketahui
bahwa definisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis mencapai
tujuannya,dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang memiliki otak yang
cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara
proaktif dan hal tersebut terlihat dari usaha dari wirausaha dimana suatu keadaan usahanya
yang lebih baik dari periode sebelumnya dan menggambarkan lebih daripada yang lainnya
yang sederajat atau sekelasnya, dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang
dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis,
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gagal adalah tidak berhasil, tidak tercapai
maksudnya (KBBI, 2014). Kegagalan berkebalikan dengan keberhasilan. Tidak berhasil
berarti pula tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Karena adanya target untuk dapat
dipakai sebagai pengukur suatu keberhasilan. Maka dari itu selalu ada kriteria-kriteria
sebagai parameter guna menentukan, apakah suatu target telah tercapai atau belum tercapai.
Dari logika ini dapatlah ditarik suatu pengertian, kegagalan adalah tidak tercapainya target
yang telah ditetapkan. Itu berarti, ketiadaan target akan meniadakan pula kegagalan.
Maksudnya, tidaklah dapat seseorang itu dinyatakan gagal tentang sesuatu bilamana
seseorang tersebut tidak memiliki target yang diharapkan (Mono, 2013).

Kegagalan adalah hal yang lumrah dalam berusaha. Statistik membuktikan hampir
50% usaha pemula mengalami kegagalan, terutama di lima tahun pertama memutar roda
usaha.Namun demikian kegagalan bisa menjadi tonggak awal menuju sukses. Kegagalan
adalah awal dari kesuksesan dan apabila seseorang menyerah dari kegagalan berarti dia tidak
tahu bahwa kesuksesan sudah sangat dekat dua kalimat ini seharusnya bisa menyadarkan
kita untuk tidak pernah menyerah. Dengan kegagalan, kita dapat belajar dari kesalahan dan
lebih mapan pengalaman sehingga keberhasilan dapat tercapai.

Menurut Suyanto keberhasilan usaha industri kecil di pengaruhi oleh berbagai


faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja
usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam pencapaian maksud
atau tujuan yang diharapkan. Sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat
dilihat dari berbagai aspek, seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan (Chamdan,
2010). Menurut Sony Heru Priyanto Seseorang yang memiliki kewirausahaan tinggi dan
digabung dengan kemampuan manajerial yang memadai akan menyebabkan dia sukses
dalam usahanya (Priyanto, 2009).

B. Faktor-Faktor Utama Yang Menyebabkan Seorang Wirausaha Berhasil/Gagal Dalam


Menjalankan Usahanya

Zimmerer mengemukakan ada beberapa faktor penyebab kegagalan dalam


menjalankan usaha, yaitu :
1. Ketidakmampuan Manajemen;
Dalam bisnis kecil, kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan
pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Pemilik usaha
kurang memiliki kemampuan kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan agar
bisnis bisa berjalan.
2. Kurang Pengalaman;
Manajer bisnis kecil perlu memiliki pengalaman dalam bidang usaha yang akan
dimasukinya. Idealnya, calon wirausahawan harus memilki keterampilan teknis yang
memadai (pengalaman kerja mengenai konsep pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan
konsep yang mencukupi), kemampuan mengkoordinasi berbagai kegiatan bisnis, serta
keterampilan untuk mengelola orang-orang dalam organisasi serta memotivasi mereka
untuk meningkatkan kinerja.
3. Lemahnya Kendali Keuangan;
Kunci dari keberhasilan bisnis adalah adanya kendali keuangan yang baik. Sementara itu,
perusahaan kecil seringkali melakukan dua kesalahan keuangan, yakni kekurangan modal
dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap pelanggan.
4. Gagal Mengembangkan Perencanaan yang Strategis;
Tanpa memiliki suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak
memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan
bersaing di pasar.
5. Pertumbuhan Tidak Terkendali;
Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua
perusahaan. Namun demikian, pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Hal itu
dikarenakan cenderung meningkatnya berbagai masalah dengan berkembangnya
perusahaan sehingga manajer harus belajar menangani masalah-masalah tersebut.
6. Lokasi yang Buruk
Pemilihan lokasi yang tepat harus dipilih berdasarkan penelitian, pengamatan, dan
perencanaan. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan besarnya biaya sewa yang harus
dibayar. Beberapa pemilik bisnis seringkali memilih lokasi hanya dikarenakan adanya
tempat yang kosong.
7. Pengendalian Persediaan yang Kurang Baik;
Pada umunya, investasi terbesar yang harus dilakukan oleh manajer bisnis kecil adalah
salah satu tanggung jawab menajerial yang penting. Tingkat persediaan yang tidak
mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok sehingga pelanggan
merasa kecewa dan pergi. 8. Ketidakmampuan Membuat Transisi Usaha; Setelah berdiri
dan berkembang, biasanya diperlukan adanya perubahan gaya manajemen yang secara
drastis berbeda (Zimmerer, 2009).

C.Pengaruh Lingkungan Eksternal Seperti Pasar, Regulasi, dan Tren Industri Terhadap
Keberhasilan Atau Kegagalan Seorang Wirausaha

Lingkungan eksternal dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu pandangan terpadu
yang berkenaan dengan pengamatan lingkungan dan penyesuaian perusahaan yang realita
dan pandangan perseptual. Terdapat dua perspektif atau pendekatan untuk
mengkonseptualisasikan lingkungan eksternal, yaitu: pertama, perspektif yang memandang
lingkungan eksternal sebagai sumber informasi. Kedua, perspektif yang memandang
lingkungan eksternal sebagai wahana yang menyediakan sumber daya (resources) (Suryanto
dkk., 2004). Penyerapan terhadap lingkungan

Eksternal ini merupakan fungsi kunci perusahaan.Lingkungan eksternal, termasuk


pasar, regulasi, dan tren industri, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan
atau kegagalan seorang wirausaha. Berikut adalah beberapa pengaruh utama dari lingkungan
eksternal tersebut:

1. Pasar: Pasar adalah salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi
keberhasilan seorang wirausaha. Jika pasar sedang tumbuh dan permintaan
terhadap produk atau layanan yang ditawarkan tinggi, maka peluang keberhasilan
wirausaha akan lebih besar. Namun, jika pasar jenuh atau permintaan menurun,
wirausaha mungkin menghadapi kesulitan dalam mempertahankan bisnis mereka.
2. Regulasi: Regulasi pemerintah dan kebijakan hukum dapat memiliki dampak
besar terhadap keberhasilan seorang wirausaha. Peraturan yang berlebihan atau
kompleks dapat membatasi kemampuan wirausaha untuk berinovasi dan
berkembang. Di sisi lain, regulasi yang jelas dan mendukung dapat menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan bisnis.
3. Tren industri: Setiap industri memiliki tren dan perubahan yang terus bergerak.
Wirausaha yang dapat mengidentifikasi tren ini dan menyesuaikan bisnis mereka
dengan cepat akan memiliki keunggulan kompetitif. Misalnya, perkembangan
teknologi baru dapat mengubah cara bisnis dijalankan, dan wirausaha yang dapat
mengadopsi teknologi ini dengan cepat akan memiliki keunggulan kompetitif.

Penting bagi seorang wirausaha untuk memahami dan mengantisipasi pengaruh


lingkungan eksternal ini. Melakukan riset pasar yang mendalam, memantau
perubahan regulasi, dan tetap up-to-date dengan tren industri adalah langkah-langkah
yang penting untuk meningkatkan peluang keberhasilan. Selain itu, fleksibilitas,
adaptabilitas, dan kemampuan untuk berinovasi juga sangat penting dalam
menghadapi perubahan lingkungan eksternal yang terus berubah.

D. Contoh Keberhasilan Yang Sukses Dan Gagal

1. pengusaha sukses Pak Martadinata dengan usaha penyewaan tenda


Pak Martadinata adalah salah seorang dari banyak pemilik usaha penyewaan tenda
yang sukses. Beliau adalah orang Lombok asli begitu juga istrinya ibu Baiq Hartini.
Mereka mempunyai 2 orang anak dan sekarang tinggal di daerah Gerung tepatnya di
desa Dodokan. Pak Martadinata memulai usahanya pada tahun 2008. Namun sebelum
memulai usaha penyewaan tenda ini, beliau juga pernah membuka usaha lainnya yaitu
rental PS (Play Station), namun karena sepinya pengunjung dan juga karena usaha rental
PS ini sudah banyak di buka oleh beberapa orang di daerah Gerung, akhirnya pak
Martadinata memutar otak untuk membuka usaha lainnya, kemudian beliau memilih
membuka usaha penyewaan tenda. Pak Martadinata memilih usaha ini karena menurut
pak Martadinata usaha penyewaan tenda banyak dibutuhkan untuk acara-acara outdor.
Ditinjau dari keadaan masyarakat saat ini kegiatan gotong royong sudah mulai jarang
dilakukan, sehingga orang-orang yang sedang mengadakan acara lebih memilih menyewa
tenda karna dianggap lebih praktis atau bersifat instan. Selain itu pak Martadinata
memilih usaha ini karena beliau menganggap bahwa usaha ini selain dapat ditekuni
sebagai pekerjaan juga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi beberapa orang yang
tinggal di sekitar rumahnya serta membantu untuk mengurangi pengangguran. Pak
Martadinata membuka usaha ini dengan modal 50 juta, yang beliau dapatkan dari
pinjaman ke bank. Dari modal 50 juta ini, beliau gunakan untuk membeli beberapa tenda
dan mobil pick up yang nantinya akan digunakan sebagai alat transportasi untuk
mempermudah mengantarkan tenda yang disewakannya. Cara promosi yang digunakan
pak Martadinata sangat sederhana, yaitu dari mulut ke mulut. Beberapa keunggulan dari
tenda yang disewakan ini, yaitu kebersihannya karna tenda yang disewakan beliau ini
sangat dijaga kebersihan dengan cara rutin dicuci, selain itu service dan pelayanan saat
pemasangan tenda yang cepat merupakan salah satu yang membuat beberapa orang dari
acara yang kecil sampai acara atau event yang besar memilih menggunakan tenda yang
disewakan oleh beliau. Kepercayaan pelanggan terhadap usaha ini dapat dilihat dari segi
daerah penyewaannya. Pelanggan beliau tidak hanya dari Gerung atau sekitar Lombok
Barat saja, namun usaha beliau ini sudah memiliki beberapa pelanggan yang berada di
kawasaan kota Mataram. Tidak hanya mempunyai pelanggan dari pulau Lombok saja,
namun beliau juga mempunyai pelanggan dari pulau Sumbawa dan Bima. Jenis tenda
yang beliau sewakan bervariasi yaitu tenda biasa, vip, semi vip, dan sarnafil. Harga
paling mahal dari tenda yang disewakan beliau berkisar antara Rp 1.000.000 per local
atau per satu tenda.
Di setiap usaha yang dijalani seseorang pasti pernah menemui kendala. Begitupula
dengan usaha yang dijalani oleh pak Martadinata, kendala yang paling sering dijumpai
oleh beliau yaitu padatnya kendaraan di jalan raya. Hal ini yang menjadi kendala saat
beliau akan menuju tempat pemasangan tenda yang telah disewa, sehingga kadang-
kadang jika datang terlambat beliau mendapat teguran dari beberapa pelanggan. Beberapa
masalah lain yang ditemui dari usaha ini, yaitu penghasilan yang tidak menentu. Jika
penyewaan tenda ini sepi maka peghasilan yang di dapatkan pak Martadinata dan
karyawannya pun akan ikut berkurang. “Sehingga jika kita membuka suatu usaha kita
harus pandai dalam mengatur keuangan” ujar beliau. Meskipun sering menemui kendala,
namun selama 6 tahun menjalankan usaha ini, beliau belum pernah mengalami kerugian.
Untuk meningkatkan pendapatan, serta memajukan usahanya beliau tidak hanya sebatas
menyewakan tenda, namun beliau juga membuat dekorasi pernikahan. Selain itu, beliau
juga menjalin kerja sama dengan beberapa EO (event organizer) dan juga salah satu
catering yang cukup terkenal yang berlokasi di Gerung.
Saat ini beliau sudah memiliki 10 orang karyawan, karyawannya ini adalah orang-
orang yang tinggal di sekitar lingkungan tempat tinggal beliau dan secara tidak langsung
beliau sudah membantu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di sekitar
lingkungan tempat tinggalnya. Pemberian gaji karyawan dilakukan setiap ada penyewaan
tenda. Sekitar 25% dari hasil penyewaan tenda, beliau berikan sebagai gaji untuk
karyawannya. Uang makan, rokok, dan juga uang lembur dibedakan dari gaji pokok yang
diterima oleh karyawannya. Sehingga rata-rata keuntungan bersih yang didapatkan beliau
sekitar Rp 2.500.000 setiap bulan, namun keuntungan bersih yang diperoleh tiap
bulannya tidak selalu sama, tergantung pada banyak tidaknya tenda yang disewa.
Meskipun demikian, dari usaha ini beliau dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya,
serta memenuhi biaya untuk keperluan sekolah anak beliau. Bahkan dari usaha ini beliau
dapat menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi.
Untuk terus mempertahankan usaha ini, beliau mempunyai komitmen bahwa
dengan memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan kepada konsumen serta dapat
mengatur keuangan dengan baik, maka usaha yang ditekuni akan bertahan lama. Menurut
pak Martadinata kiat-kiat untuk menjadi seorang pengusaha adalah kita harus pandai-
pandai melihat peluang bila perlu kita harus berinovasi pada usaha yang kita jalani dan
membuatnya berbeda dengan usaha lainnya yang sejenis. Selain itu keberanian,
kejujuran, tekun, serius menjalani usaha, serta tidak pantang menyerah juga sangat
diperlukan jika ingin usaha yang dijalani berhasil. Setelah itu barulah modal yang
menjadi nomer sekian, karna disetiap ada niat yang baik, pasti ALLAH S.W.T akan
memudahkan jalan untuk kita.
2. pengusaha gagal Ibu Hayatun dengan usaha penjualan kue
Ibu Hayatun adalah salah satu dari sekian banyak orang yang pernah merasakan
suksenya jadi seorang pengusaha. Beliau pernah sukses berwirausaha dalam bidang
kuliner khususnya kue. Beliau merupakan orang lombok asli. Saat ini beliau tinggal di
desa Ombe Baru kecamatan Kediri, kabupaten Lombok Barat. Ibu Hayatun memulai
usaha kue ini pada tahun 2012. Usaha ini merupakan usaha yang pertama kali dibuka
oleh ibu Hayatun. Alasan mengapa beliau memilih usaha ini pada saat itu, karena beliau
mengaggap bahwa usaha ini akan berkembang degan cepat karena di desa-desa sangat
jarang orang yang bisa membuat kue, selain itu masyarakat juga lebih memilih untuk
membeli daripada membuat sendiri karena dianggap lebih praktis. Dipilihnya usaha ini
oleh ibu Hayatun, selain karena dilihat dari peluangnya, melalui usaha ini ibu Hayatun
juga bisa menyalurkan hobinya yaitu memasak dan membuat kue.
Awal mula ibu Hayatun menjual kue ini adalah saat ada tetangganya yang akan
mengadakan acara hajatan. Tetangganya tersebut meminta tolong kepada ibu Hayatun
untuk membuatkanya kue sebagai makanan yang akan dihidangkan pada saat acara
hajatan. dengan senang hati beliau menerima permintaan tersebut. Dengan modal Rp
100.000 ibu Hayatun menggunakannya untuk membeli bahan bahan yang akan
digunakan untuk membuat kue bolu, sedangkan alat-alat yang digunakan merupakan
milik temannya karena saat itu ibu Hayatun masih belum mempunyai alat untuk membuat
kue sendiri. Keterampilan ibu Hayatun dalam membuat kue didapatkannya melalui
beberapa pelatihan yang sering sekali di adakan di desa nya. Dari modal Rp 100.000 ini
ibu Hayatun dapat membuat 4 kue bolu. Dari 4 kue bolu yang beliau buat, beliau
mendapatkan keuntungan 5.000 dari tiap kue yang dibuatnya. Merasa kue bolu yang
dibuat oleh ibu Hayatun cukup enak dan tidak kalah dengan kue yang di jual di pasaran
akhirnya mulai banyak tetangganya yang memesan kue dari ibu Hayatun.
Awalnya ibu Hayatun hanya membuat kue jika ada yang memesan, namun
beberapa dari pelanggannya ini mulai ada yang menjual kembali kue yang dibuat oleh ibu
Hayatun ini. Karena pelanggan ini hampir memesan setiap hari, beliau akhirnya
memberanikan diri untuk mulai membuka usaha penjualan kue. Bermodal uang Rp
1.500.000 yang ibu Hayatun dapatkan dari tabungannya sendiri, ibu Hayatun mulai
membeli beberapa peralatan dan bahan untuk membuat kue seperti mixer, oven, tepung
terigu, gula pasir, telur, cetakan, mika dan lain-lainnya. Ibu Hayatun pun menjual kue
buatannya di sebuah toko kecil di pinggir jalan. Toko ini bukan lah milik ibu Hayatun
namun milik saudaranya yang sudah lama tidak ditempati. Cara promosi yang digunakan
yaitu dari mulut ke mulut. Proses pembuatan kue ini dibantu oleh saudara dan 3
keponakan ibu Hayatun, meskipun dibantu oleh keluarganya sendiri beliau teteap
memberikan upah. Upah yang diberikan kepada saudara dan keponakan berkisar 20%
sampai 25% dari hasil penjualan.
Meskipun hanya dengan sebuah took kecil dipinggir jalan, rata-rata keuntungan
bersih yang didapatkan ibu Hayatun sekitar Rp 1.000.000 setiap bulan, namun
keuntungan bersih yang diperoleh tiap bulannya tidak selalu sama, tergantung pada
banyak tidaknya kue yang dibeli. Meskipun demikian, dari usaha ini beliau dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun pada bulan Ramdhan terutama menjelang hari
raya keuntungan yang didapatkan ibu Hayatun bisa mejadi 2 kali lipat, karena pada bulan
ini pembeli kue ibu Hayatun menjadi semakin banyak. Tidak hanya kue bolu yang ibu
Hayatun jual, tetapi ibu Hayatun juga mulai menjual kue lainnya seperti kue kukus, putu
ayu, dan sarang semut agar pembelinya tidak bosan.
Di setiap usaha yang dijalani seseorang, pasti pernah menemui kendala. Begitupula
dengan usaha yang dijalani oleh ibu Hayatun, kendala yang ibu Hayatun jumpai adalah
melonjaknya harga bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kue seperti telur dan
gula pasir. Untuk menghindari kerugian yang semakin besar akibat semakin
meningkatnya harga produksi, ibu Hayatun mulai menaikkan harga kue yang beliau jual.
Naiknya harga jual ini juga disebabkan karena pada proses pembuatan kue tersebut, ibu
Hayatun menggunakan bahan-bahan yang berkualitas dan juga alami. Kenaikan harga
jual kue ini menyebabkan konsumen yang membeli kue ibu Hayatun menjadi berkurang.
Selain itu, sudah mulai banyak juga orang yang membuka usaha kue seperti yang dijual
oleh ibu Hayatun dengan harga yang lebih murah. Harga murah yang ditawarkan oleh
pedagang lain belum tentu menggunakan bahan-bahan yang berkualitas dan alami seprti
ibu Hayatun, banyak juga pedagang curang yang menambahkan beberapa zat kimia ke
kue yang dijualnya misalnya dengan memberikan pewarna yang bukan pewarna untuk
makanan agar kuenya terlihat menarik maupun pemanis buatan agar kue yang dibuatnya
semakin manis tanpa perlu menggunakan gula yang banyak. Mulai berkurangnya
pembeli, membuat keuntungan yang didapatkan ibu Hayatun semakin sedikit. Sehingga
untuk menghindari kerugian yang lebiih besar lagi ibu Hayatun akhirnya lebih memilih
untuk mennutup usahanya pada tahun 2013. Tips-tips yang diberikan ibu Hayatun agar
usaha yang kita jalani tetap bertahan adalah kita harus benar-benar bisa memanfaatkan
peluang yang ada, pintar dalam memilih tempat penjualan, tekun, sabar, pantang
menyerah dan kejujuran serta kerja keras adalah kunci utamanya. Meskipun ibu Hayatun
sudah menutup tokonya, namun beliau masih menyimpan alat-alat yang digunakan untuk
membuat kue. Saat ini ibu Hayatun masih mengumpulkan modal untuk membuka usaha
penjualan kue, dan beliau berencana untuk membuat toko kue di tempat yang lebih
strategis.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Wirausahawan adalah sosok yang mencoba menavigasi perairan bisnis yang tak terduga
dengan tujuan mencapai keberhasilan. Namun, dalam perjalanan mereka, beberapa mampu
mencapai puncak kesuksesan, sementara yang lain terhempas oleh arus kegagalan. Dalam
menelaah perbedaan antara keduanya, beberapa aspek menjadi terang benderang.

Wirausahawan yang sukses cenderung memiliki beberapa ciri khas yang membedakan
mereka dari yang lain. Pertama-tama, mereka memiliki visi yang jelas dan ambisius tentang apa
yang ingin mereka capai. Mereka memiliki kemampuan untuk memetakan jalan menuju tujuan
mereka, dengan rencana yang terukur dan fleksibilitas untuk menyesuaikan strategi mereka
seiring berjalannya waktu.

Selain itu, wirausahawan sukses juga cenderung memiliki keberanian untuk mengambil
risiko yang terukur. Mereka memahami bahwa kesuksesan sering kali tidak datang tanpa risiko,
dan mereka siap untuk melangkah ke wilayah yang tidak pasti dengan keyakinan diri dan
ketabahan.

Di sisi lain, wirausahawan yang gagal sering kali terjebak dalam perangkap yang
membatasi kemungkinan kesuksesan mereka. Salah satu faktor yang mungkin menyebabkan
kegagalan adalah kurangnya pemahaman tentang pasar dan pelanggan. Tanpa penelitian yang
memadai dan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan pasar, wirausahawan dapat
terjerumus ke dalam strategi yang tidak efektif atau produk yang tidak diminati.

Selain itu, kurangnya rencana bisnis yang jelas dan eksekusi yang konsisten juga dapat
menjadi penyebab kegagalan. Wirausahawan yang gagal mungkin terlalu terburu-buru dalam
mengambil tindakan tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang atau tanpa memiliki
rencana cadangan jika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana.

Dalam perjalanan menjadi seorang wirausahawan, baik kesuksesan maupun kegagalan


adalah bagian yang tak terpisahkan. Yang membedakan antara wirausahawan yang sukses dan
yang gagal adalah cara mereka merespons dan belajar dari pengalaman tersebut. Wirausahawan
sukses menggunakan setiap kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, sementara
wirausahawan yang gagal mungkin terjebak dalam pola-pola yang menghambat kemajuan
mereka.

B. Saran

Keterampilan wirausaha penting untuk dikuasai terutama dijaman sekarang ketika sudah
memasuki era globalisasi. Namun adanya keberhasilan dan kegagalan dalam wirausaha jangan
sampai membuat semangat menurun. Untuk mencegah kegagalan dalam berwirausaha,
pengusaha harus memperdalam literasi finansial untuk mengurangi masalah finansial. Pengusaha
juga perlu memperdalam keilmuan dan pengalaman seperti mengikuti seminarseminar
pemasaran dan manajemen yang dilaksanakan oleh Lembaga-lembaga pemerintah atau
organisasi kewirausahaan.Untuk meningkatkan kelengkapan, kajian di masa depan harus
merancang kerangka jalan penelitian yang lebih komprehensif untuk menunjukkan
ketergantungan keberhasilan dan kegagalan dalam kewirausahaan dan selanjutnya memvalidasi
faktor signifikan yang didefinisikan dalam penelitian ini. Terakhir, studi berkelanjutan harus
dilakukan untuk mengikuti kinerja dan mengevaluasi kompetensi pengusaha yang diperoleh
selama tahap yang berbeda, dari tahap awal hingga tahap pertumbuhan. Dengan melakukan hal
itu, akan lebih mudah bagi pengusaha untuk mengidentifikasi keterampilan yang dia butuhkan
karena dia dapat langsungberhubungan dengan tantangan yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA

Jannah, M. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan usaha. ISLAMICONOMIC:


Jurnal Ekonomi Islam, 6(1).

Zimmerer, Thomas W, dan Scarborough, Norman M., Essential of Entrepreneurship and Small
Bisiness Management : Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Edisi 5,
Penerjemah : Deny Arnos Kwary, (Jakarta : Salemba Empat : 2009) ………, gagal,
http://kbbi.web.id.

Mono, Henny, Kegagalan dan Keberhasilan Manusia, http://sosbud.kompasiana.com.

Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti, Kewirausahaan Dari Sudut Pandang. Psikologi Kepribadian,
Jakarta : Grasindo, 2003.

Sony Heru, Priyanto, Mengembangkan Pendidikan Kewirausahaan di Masyarakat. Jurnal PNFI,


1(1), 2009.

Suyatno Purnama, Chamdan. Motivasi dan Kemampuan Usaha Dalam meningkatkan


Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur).
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 2010.

Anda mungkin juga menyukai