Anda di halaman 1dari 27

FAKTOR PENDUKUNG Prepared by: Dr.

Neffrety

DAN PENGHAMBAT
Nilamsari,S.Sos.,M.Kes.,CP.NLP
.,CH.CHt
For Kewirausahaan K3 Class
KEWIRAUSAHAAN meet
Sukses dalam berwirausaha tidak diperoleh secara
tiba-tiba atau instant dan secara kebetulan, tetapi
dengan penuh perencanaan, memiliki visi, misi,
kerja keras, dan memiliki keberanian secara
bertanggung jawab.
TAHAPAN PEMBANGUNAN KEWIRAUSAHAAN
SUKSES MENURUT DUN STEINHOFF :

1. Memiliki visi dan tujuan usaha.


2. Berani mengambil risiko, waktu, dan uang.
3. Merencanakan, mengorganisasikan, dan menjalankan.
4. Bekerja keras.
5. Membangun hubungan dengan karyawan, pelanggan, pemasok,
dan lainnya.
6. Bertanggungjawab atas kesuksesan dan kegagalan
DUN STEINHOFF & JOHN F. BURGESS (1993)
MENGEMUKAKAN BEBERAPA KARAKTERISTIK YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENCAPAI PENGEMBANGAN DAN
KBERHASILAN BERWIRAUSAHA SEBAGAI BERIKUT :

1. Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki


ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian
untuk menghadapi risiko, baik berupa waktu maupun uang
apabila ada kesiapan dalam menghadapi risiko.
2. Bila ingin sukses harus membuat perencanaan usaha,
mengorganisasikan, dan menjalankannya. Agar usaha tersebut
berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya,
wirausahawan harus mampu mengembangkan hubungan, baik
dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan
kepentingan perusahaan.
FAKTOR PENDORONG
FAKTOR-FAKTOR
PENDORONG
KEBERHASILAN
KEWIRAUSAHAAN
Keberhasilan dalam kewirausahaan ditentukan oleh tiga faktor sebagai berikut :
1. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak
kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan,
keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki
kemauan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang sukses. Kemauan saja
tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan.
2. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi
memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak
memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan pernah berhasil.
3. Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan
ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari-cari
atau menunggu peluang yang datang kepada kita.
DALAM “ENTREPRENEUR`S HANDBOOK”, YANG
DIKUTIP OLEH YUYUN WIRASASMITA (1994:8),
DIKEMUKAKAN BEBERAPA FAKTOR YANG
MENDORONG TIMBULYA KEMAUAN
SESEORANG UNTUK BERWIRAUSAHA:
1. Fakor ekonomi/ keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, mencari
pendapatan tambahan, dan sebagai jaminan stabilitas keuangan.
2. Faktor sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi/ status, untuk menjadi terkenal dan
dihormati, menjadi contoh bagi warga desa, dan agar dapat bertemu dengan orang
banyak.
3. Faktor pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar
masyarakat, membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak dan
keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami/ isteri, dan untuk membahagiakan orang
tua.
4. Faktor kebutuhan diri, yaitu untuk menjadi sesuai keinginan (misal atasan),
menghindari ketergantungan pada orang lain, agar lebih produktif, dan menggunakan
kemampuan pribadi.
DAVID C. MC CLELLAND (1961:207)
MENGEMUKAKAN BAHWA KEBERHASILAN
WIRAUSAHA DITENTUKAN OLEH PERILAKU
KEWIRAUSAHAAN. 

Faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan


terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
1.Faktor internal meliputi hak kepemilikan (property
right), kemampuan/kompetensi(ability/competency),
dan insentif (incentive).
2. Faktor eksternalnya meliputi lingkungan
(environmental).
SECARA UMUM, FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
KEBERHASILAN WIRAUSAHA ADALAH

1. Faktor manusia, merupakan faktor utama dalam mencapai keberhasilan sebab tanpa
ada yang menjalankan maka peralatan yang canggih sekalipun tidak akan berguna.
Tetapi bukan berarti jika ada manusia yang menjalankan maka segala sesuatu akan
beres. Bayangkan saja jika manusia tersebut malas, tidak mau berusaha dan tidak
memiliki kemampuan apa-apa.
2. Faktor keuangan, merupakan faktor penunjang dan pendukung keberhasilan dalam
berwirausaha. Faktor keuangan juga penting sebab tanpa adanya uang, usaha tidak akan
mampu berjalan. Sesuatu yang penting dan diperhatikan dalam masalah keuangan
bukan dalam hal besarnya dana yang dimiliki, tetapi terletak pada kemampuan
mengelola keuangan yang ada. Dana yang besar tanpa pengelolaan yang tepat akan
mengakibatkan pemborosan. Sebaliknya dana yang tersedia di tangan pengelola yang
handal diterapkan sikap disiplin dan hati-hati dalam mengelolanya. Kunci utama dalam
mengelola keuangan adalah administrasi yang rapi, teliti dan tepat.
3. Faktor organisasi, dengan adanya organisasi maka sumber daya masuk ke
dalam suatu pola, sehingga orang-orang yang bekerja di dalam perusahaan
dapat bekerja secara berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai suatu
tujuan. Organisasi merupakan wadah kegiatan yang ada dan perlu ada, agar
tujuan usaha dapat tercapai sesuai dengan harapan. Fungsi organisasi dalam
usaha adalah untuk menetapkan kegiatan yang harus dilaksanakan serta
mengelompokkan kegiatan dalam berwirausaha. Sasaran faktor organisasi
adalah untuk mendapatkan bentuk kerja sama yang berguna bagi perusahaan.
4. Faktor perencanaan, perencanaan usaha berfungsi menentukan dan
merumuskan tujuan usaha yang diharapkan. Dengan perencanaan yang
matang maka kegiatan usaha yang dilaksanakan dapat terkendali, terukur
berhasil tidaknya dan terhindar dari kesalahan. Apabila suatu usaha dilakukan
tanpa adanya perencanaan maka usaha tersebut dapat gagal.
5. Faktor pengelolaan usaha, pengelolaan usaha yang baik, akan membantu
tercapainya keberhasilan bidang usaha. Pengelolaan usaha akan mencakup banyak
hal di antaranya masalah penggunaan dana perusahaan. Pengelolaan usaha yang baik
selalu berhubungan dengan pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan pengendaliannya.
6. Faktor pemasaran, pemasaran dapat menentukan mati hidupnya perusahaan,
akan tetapi kegiatan yang lainnya tidak boleh diabaikan. Pentingnya pemasaran bagi
perusahaan adalah dapat menentukan mengalirnya barang-barang dan jasa ke tangan
konsumen secara tepat dan cepat.
7. Faktor administrasi, merupakan faktor penunjang tercapainya keberhasilan
usaha. Dengan administrasi yang rapi memungkinkan tersimpannya segala catatan
atau dokumen penting yang berguna.
8. Faktor fasilitas pemerintah, keberhasilan usaha banyak didukung oleh fasilitas yang
diberikan kepada wirausahawan. Fasilitas-fasilitas itu bisa berupa kemudahan dalam
mengurus perijinan usaha, pengajuan tambahan modal dan sebagainya.
FAKTOR PENGHAMBAT
FAKTOR-FAKTOR
PENGHAMBAT
KEWIRAUSAHAAN  
Menurut Zimmerer (1996: 14-15) keberhasilan atau kegagalan berwirausaha sangat bergantung
pada kemampuan pribadi wirausahawan itu sendiri. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu :
1. Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan
dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha,
mengkoordinasikan, mengelola sumber daya manusia maupun mengintegrasikan operasi
perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik,
faktor paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran
dan pemasukan secara cermat. Kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat
operasional perusahaan dan mengakibatkan jalannya perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali
gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan
sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan
efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan peralatan (fasilitas)
perusahaan secara tidak efesien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan
sikap setengah hati, kemungkinan terjadinya gagal lebih bersih.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausahawan
yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan menjadi wirausahawan
yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. 
MENURUT ZIMMERER (1996: 14-15) ADA BEBERAPA
FAKTOR YANG MENYEBABKAN WIRAUSAHAWAN
GAGAL DALAM MENJALANKAN USAHA BARUNYA,
YAITU SEBAGAI BERIKUT.
1.      Tidak kompeten dalam hal manajerial
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola
usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2.      Kurang berpengalaman
Baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan,
mengelola sumber daya manusia meupun mengintegrasikan operasi perusahaan.
3.      Kurang dapat mengendalikan keuangan
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam
keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan
secara cermat. Kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat
operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4.      Gagal dalam perencanaan
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. 
5. Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha.
Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena
kurang efisien.
6.      Kurangnya pengawasan peralatan
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan
dapat mengakibatkan penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien
dan tidak efektif.
7.      Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
Sikap yang setangah-setangah dalam usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setangah hati, keungkinan terjadinya gagal
mennjadi lebih besar.
8.      Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan
Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan
menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya
bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan
setiap waktu.
UNTUK MENGANTISIPASI HAMBATAN-HAMBATAN TERSEBUT, PERSIAPKAN
PERHITUNGAN SECARA MATANG SEHINGGA AKAN MENGURANGI RISIKO YANG
DIHADAPI.
KETERSEDIAAN INFORMASI BAGI SEORANG WIRAUSAHAWAN MUTLAK DIPERLUKAN.
METODE YANG BISA DITERAPKAN UNTUK UPAYA TEREBUT ADALAH ANALISIS SWOT:
ANALISIS SWOT DIGUNAKAN UNTUK MENGETAHUI:

a.       Strengths :Kekuatan


apa yang akan mendukung usaha
kita untuk mencapai sasaran.
b.      Weakness :Kelemahan apa yang membatasi atau
menghambat usaha kita.
c.       Opportunities: Peluang usaha apa saja yang
menguntungkan dan sesuai dengan kemampuan.
d.      Threats: Ancaman apa saja yang terjadi saat kita
berusaha.
ANALISIS SWOT
MANFAAT ANALISIS SWOT
ANALISIS PELUANG USAHA DILAKUKAN UNTUK MENGENAL TINGKAT
KESIAPAN KESELURUHAN FUNGSI SUMBER DAYA YANG DIPERLUKAN UNTUK
MENCAPAI SASARAN YANG TELAH DITETAPKAN. ADAPUN PROSES ANALISIS
PELUANG USAHA SECARA SISTEMATIS MELIPUTI DELAPAN LANGKAH, YAITU:

a.       Menentukan tujuan usaha.


b.      Mengumpulkan fakta-fakta,  dan informasi mengenai situasi dan kondisi di bidang usaha yang
akan di kelola.
c.       Mengadakan analisis mengenai fakta-fakta, data, dan informasi untuk mencari peluang serta
mengetahui kekuatan dan kelemahan untuk mengambil langkah-langkah tentang kegiatan bidang usaha.
d.      Merumuskan secara tegas tepat, dan bertanggung jawab terhadap semua peluang yang ada.
e.      Merumuskan berbagai macam alternatif dan memilih alternatif yang terbaik untuk merealisasikan
sasaran bidang usaha yang diinginkan.
f.        Merumuskan rencana strategis usaha jangka panjang.
g.       Merumuskan rencana taktis usaha jangka pendek.
h.      Menyusun anggaran belanja bidang usaha atau perusahaan.
MENURUT RANGKUTI (2006), MATRIKS SWOT DAPATMENGGAMBARKAN
SECARA JELAS BAGAIMANA PELUANG DAN ANCAMAN EKSTERNALYANG
DIHADAPI PERUSAHAAN DAPAT DISESUAIKAN DENGAN KEKUATAN
DANKELEMAHAN YANG DIMILIKINYA. MATRIKS INI DAPAT
MENGHASILKAN EMPAT SET KEMUNGKINAN ALTENATIF STRATEGIS.
Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas :
Strategi SO  (Strength and Oppurtunity). Strategi ini dibuat berdasarkan
jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
Strategi ST (Strength and Threats). Strategi dalam menggunakan kekuatan
yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
Strategi WO (Weakness and Oppurtunity). Strategi ini diterapkan
berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan yang ada.
Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan yang
bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
Sebaiknya sebelum memulai usaha, kita mempelajari
lebih dulu faktor-faktor pendukung dan penghambat
dalam berwirausaha karena hal tersebut dapat membuat
kita menjadi pengusaha yang berkualitas dan dapat
menghindari yang namanya kehancuran atau
kebangkrutan.
DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R., 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Kuncoro, Ahmad. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta.
Wirasasmita, Yuyun 1994. Kewirausahaan: Buku Pegangan. Jatinangor: UPT-Penerbitan IKOPIN.
Zimmerer, W. Thomas M. Scarborough.1996, Entrepreneurship and The New Venture Formation. New
Jersey: Prentice Hall International Inc.
http://ruditamaela23b102.blogspot.com/2015/05/faktor-faktor-pendukung-keberhasilan.html
http://lewokedaerik.blogspot.com/2012/08/faktor-pendukung-kewirausahaan.html
http://yatimarm.blogspot.com/2014/07/makalah-kewirausahaan.html

Jogiyanto, 2005, Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif, Penerbit Andi Offset,
Yogyakarta.

Rangkuti, Freddy. (2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai