Anda di halaman 1dari 54

BAB.

1
Sikap Dan Perilaku Wirausahawan

1.1 TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah mengikuti kegiatan belajar 1 ini siswa diharapkan dapat memahami tentang
 Definisi wirausaha
 Definisi kewirausahaan
 Pengertian sikap dan perilaku wirausaha
 Karakteristik wirausaha
 Keberhasilan dan kegagalan wirausaha
 Perilaku wirausaha
 Kriteria faktor keberhasilan dan kegagalan wirausaha

1.2 URAIAN MATERI


1. Pengertian wirausaha:
wirausaha adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber
daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi.[CITATION pen15 \l 1057 ]

2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,
teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan
yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.[CITATION Rev09 \l 1057 ]

3. Sikap seorang wirausahawan adalah:


 Sikap selalu berpikir positif dalam menghadapi segala hal (positive thinking)
 Respons yang positif dari individu terhadap informasi, kejadian, kritikan,
cercaan, tekanan, tantangan, cobaan, dan kesulitan
 Sikap yang berorientasi jauh ke depan, berpikiran maju, bersifat prestatif
dan tidak mudah terlena oleh hal-hal yang sudah berlalu (think for the future, not the past), ia tidak
mau hanyut oleh hal-hal yang bersifat sejarah dan kenyamanan sesaat.
 Sikap tidak gentar saat melihat pesaing (competitor).
 Sikap yang selalu ingin tahu, membuat ia selalu mencari jalan keluar bila
ingin maju.
 PerilakuWirausaha
Perilaku dan sifat tidak bisa dipisahkan untuk menjadikan lebih sempurna karena kedua-duanya
memilliki karakteristik yang berbeda. Sikap itu cara pandang dan pola pikir (mindset) atas hal-hal
yang dihadapinya, seperti rasa takut, kesulitan, cobaan, kritikan, saran, tekanan, dan hambatan yang
mendasari sebuah tindakan. Sedangkan perilaku adalah tindakan (act) dari kebiasaan atas kebenaran
yang ia pegang teguh. Kedua-duanya masuk menjadi ciri-ciri dan karakteristik wirausaha yang
cerdas. Perilaku juga dapat disebut sebagai langkah dan tindakan yang ia lakukan untuk menghadapi
dan menyiasati pekerjaan sehari-hari.[CITATION ren15 \l 1057 ]
4. Pengertian Wiraswasta Secara UmumJika diartikan secara harfiah, wiraswasta berasal dari 2 kata
yaitu wira dan swasta, wira artinya berani dan swasta memiliki arti berdiri sendiri sehingga jika
kedua kata tersebut digabungkan wiraswasta adalah seseorang yang berani mengambil sikap,
berpikir, serta berani bertindak dalam menciptakan pekerjaan sendiri dan berkarir secara mandiri.
[ CITATION Men18 \l 1057 ]

5.Menjadi wirausaha profesional harus memenuhi kriteria ketangguhan, adapun ciri dari kriteria
tersebut adalah sebagai berikut :

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 1


1. Ciri dan kemampuan wirausaha tangguh
a. Berpikir dan bertindak strategis, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang
keuntungan termasuk yang mengandung resiko dan dalam mengatasi masalah.
b. Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan
pelanggan.
c. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan organisasi usahanya serta
meningkatkan kemampuan sistem dengan pengendalian intern.
d. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan
pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan.
e. Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha menghindarinya.
f. Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk langganan,
pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa, dan Negara.
g. Antisipasif terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan.
h. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
i. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui inovasi di berbagai
bidang.

Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan wirausaha.


Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya, yaitu :

1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan mengelola usaha merupaka faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang
berhasil.
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola
sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar usahanya dapat berhasil dengan baik, faktor yang
paling utama dalam keungan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan
secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional usaha dan
mengakibatkan usaha tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal
dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 2


5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan usaha sukar beroperasi karena
kurang efisien.
6. Kurang pengawasan, pengawasan erat kaitannya dengan efisien dan efektivitas. Kurang
pengawasan dapat mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak efisien dan tidak efektif.
7.Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap
usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah
hati, kemungkinan gagal akan menjadi besar.[ CITATION CBB15 \l 1057 ]

Perilaku Wirausaha
Seorang pengusaha akan sukses jika didukung oleh Perilaku antara lain :
1.Instrumental : bisa memandang segala sesuatu di lingkungan sekitar sebagai alat untuk mencapai
tujuan
2.Berorientasi pada pencapaian terus berusaha meningkatkan hasil/capaian, tidak berhenti/puas
dengan apa yang telah dicapai.
3.Fleksibel : pandai menyesuaikan diri dengan berbagai relasi/kalangan, pandai mengontrol emosi
saat hadapi situasi-situasi yang tidak menyenangkan.
4.Kerja kers : bekerja maksimal tanpa kenal lelah, apalagi menyerah,mengerahkan sekuat tenaga,
pikiran dan waktu untuk meraih sukses.
5.Percaya diri : tidak ragu akan kemampuan diri, optimis akan keberhasilan.
6.Berani ambil resiko : siap rugi, namun kerugian yang telah diperhitungkan dan selalu antisipasi
terhadap segala kemungkinan terburuk.
7.Pengendalian diri : mampu menghindar dari kondisidan perilaku-perilaku yang kontra produktif,
seperti emosional dan boros.
8.Mandiri : tidak bergantung pada pihak lain dalam mengambiol tindakan, membuat keputusan,
serta dalam memilih berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan.
9.Inovatif : terus berupaya melakukan perbaikan,menyajikan sesuatu yang baru/unik yang beda
dengan yang sudah ada.

Penerapan kemampuan berinovasi ada empat jenis :


a.Invensi (penemuan)
b.Ektensi (pengembangan)
c.Duplikasi (penggandaan)
d. Sintesis (kombinasi)

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 3


10 .berorientasi ke masa depan : bekerja tidak hanya untuk memnuhi kebutuhan sesaat, tapi untuk
jangka panjang, sehingga ia harus prediktif (antisipasi) terhadap spesifikasi-spesifikasi kebutuhan
pada masa mendatang.[ CITATION Kha09 \l 1057 ]

1. Keberhasilan Wirausaha
a. Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Wirausaha
Ada beberapa pendukung keberhasilan wirausaha, di antaranya :
1) Faktor manusia
2) Faktor keuangan
3) Faktor organisasi
4) Faktor mengatur usaha
5) Faktor pemasaran

2. Kegagalan Wirausaha
1) Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan
kurang berhasil.
2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha,
kemampuan mengoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun
kemampuan menginterasikan operasi perusahan.
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang
paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat
operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4) Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal
dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5) Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar
beroperasi karena kurang efisien.
6) Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas.
Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 4


7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap
usaha akan mengakibatkan usaha yang di lakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah
hati, kemungkinan gagal adalah besar.
8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewiraushaan. Wirausahawan yang kurang
siap menghadapi dan melakukan perubahan, maka ia tidak ada jaminan untuk menjadi
wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa di peroleh apabila
berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.[ CITATION FIT13 \l
1057 ]

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 5


Bab 2
PELUANG USAHA PRODUK / JASA
2.1 TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan belajar 1 ini siswa diharapkan dapat memahami tentang:
- Definisi peluang dan resiko usaha
- Definisi Barang / Jasa
- Faktor-faktor keberhasilan  dan kegagalan usaha komputer(hardware/software/produk digital)
- Ide dan peluang usaha komputer(hardware/software/produk digital)
- Peluang usaha produk barang/jasa komputer (hardware/software/produk digital)

2.2 URAIAN MATERI


Definisi peluang dan resiko usaha :
a.     Pengambilan resiko
Resiko adalah suatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan
terjadinya suatu yang merugikan yang tidak terduga dan dan tidak diharapkan. Pendapat lain
mengatakan bahwa resiko adalah kegagalan atau ketidakberhasilan dalam menangkap peluan usaha.
Bentuk resiko usaha itu dapat berupa kerugian finansial dan pengalaman buruk. Dari resiko usaha ini
seorang wirausahawan dapat memperbaiki diri dengan cara belajar lagi dengan cara-cara baru,gigih,
ulet dan kerja keras agar dapat meraih keberhasilan. Sedangkan karateristik resiko itu sendiri adalah
1)     Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
2)     Resiko adalah ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian.
Hasil yang dicapai dari suatu kegiatan jarang sekali diramalkan dengan hasil yang sempurna. Pada
umumnya terjadi penyimpangan, biarpun kecil. Resiko terjadi bila keputusan yang diambil
menggunakan kriteria peluang (decision under risk) atau kriteria ketidakpastian (decision under
uncertainly). Pada umumnya untuk resiko menghitung dipakai nilai yang diperkirakan (expected
value)  atau angka penyimpangan (variance).
     Bagi seorang wirausaha, menghadapi resiko adalah tantangan mengambil resiko berkaitan
dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi
karyawan. Pengabilan resiko adalah hal yang hakiki dan wajar dalam merealisasi potensi diri sebagai
wirausaha. Pengambilan resiko dalam hidup melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa
yang terjadi, perhatian untuk masa depan dan dan keinginan hidup untuk masa sekarang. Sebagai
wirausaha harus sadar bahwa pertumbuhan usaha dimasa yang akan datang merupakan hasil

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 6


keuntungan peluang usaha masa sekarang dan dalam pengambilan resiko untuk mencapai tujuan
usaha atau bisnis. Jika dalam berwirausaha tidak bersedia mengambil resiko, maka mereka tidak
akan pernah dapat mewujud-kan bakat berwirausaha dan semangat kewirausahaan.

b. Resiko wirausaha
Pada saat memulai usaha, wirausaha biasanya menghadapi resiko (risk)
usaha yang besar. Di Amerika Serikat lebih dari 2 juta bisnis baru dimulai tiap tahunya, dan dua
pertiga dari bisnis tersebut bergerak sebagai bisnis usaha kecil. Rata-rata kegagalan diantara bisnis
baru cukup menggangu. Berdasarkan penelitian, 25 sampai 33% usaha kecil mengalami kegagalan
selama 2 tahun pertama dalam operasinya.
     Ada 3 penyebab yang menjadi alas an kegagalan bisnis, yaitu:
1)     Mereka masuk kedalam bisnis terlalu cepat.
Mereka terjun kedalam suatu pekerjaan baru yang mengandung resiko tergesa-gesa, tanpa business
plan yang mendalam. Tidak melakukan analisis
SWOT, strength (kekuatan), weakness (kelemahan, oppurtunities (peluang), dan treath (ancaman).
2)     Mereka kehabisan uang.
3)     Kegagalan perencanaan jelas merupakan suatu kesalahan.
Wirausaha yang tidak menginginkan kegagalan dalam melakukan suatu bisnis, tentunya Hal yang
didahulukan adalah sebuah perencanaan yang secara nyata dan bisa dikonsep melalui sebuah
tulisan. Dengan hal itulah, wirausaha bisa terdorong untuk berorientasikan pada tugas dan hasil
untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Ada 4 katagori utama dari kegagalan bisnis adalah:
a)     Kesalahan perencanaan.
b)     Rendahnya kwalitas manajemen,
c)     Metode bisnis yang tidak mencukupi.
d)     Kurangnya dana atau modal.

Disamping resiko bisnis wirausaha juga akan menghadapi:


1)     Resiko financial
2)     Resiko karier
3)     Resiko keluarga dan social. [ CITATION isw14 \l 1057 ]

Faktor-faktor keberhasilan  dan kegagalan usaha


a. Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Wirausaha
Ada beberapa pendukung keberhasilan wirausaha, di antaranya :

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 7


1) Faktor manusia
2) Faktor keuangan
3) Faktor organisasi
4) Faktor mengatur usaha
5) Faktor pemasaran

b. Langkah-Langkah untuk Menjadi Wirausahawan yang Sukses di antaranya :


1) Ada visi dan tujuan yang jelas.
2) Bersedia untuk mengambil risiko uang dan waktu.
3) Terencana dan terorganisir.
4) Kerja keras sesuai dengan tingkatan kepentingannya.
5) Mengembangkan hubungan yang baik dengan karyawan, pelanggan, pemasok, dan lainnya.
6) Hal-hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan.

Menurut W . Keith Schilit, ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau
keberhasilan, yaitu :
1) Peluang pasar yang baik.
2) Keunggulan persaingan.
3) Kualitas barang/jasa.
4) Inovasi yang berproses.
5) Dasar budaya perusahaan.
6) Menghargai pelanggan dan pegawai.
7) Manajemen yang berkualitas.
8) Dukungan modal yang kuat.
2. Kegagalan Wirausaha

a.Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha


Seperti telah di kemukan sebelumnya, bahwa keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat pada
pribadi wirausaha. Zimmerer mengemukakan beberapa faktor-faktor yang gagal dalam menjalankan
barunya,yaitu:
1) Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan usaha
merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha,
mengoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia maupun kemampuan.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 8


3) Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang
paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional
perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4) Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal
dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5) Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi
karena kurang efisien.
6) Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas.
Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap
usaha akan mengakibatkan usaha yang di lakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah
hati, kemungkinan gagal adalah besar.
8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewiraushaan. Wirausahawan yang kurang
siap menghadapi dan melakukan perubahan, maka ia tidak ada jaminan untuk menjadi
wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa di peroleh apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. [ CITATION fit13 \l 1057 ]
Ide dan peluang usaha komputer(hardware/software/produk digital)

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 9


BAB.3
Hak Atas Kekayaan Intelektual

3.1 TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah mengikuti kegiatan belajar 1 ini siswa diharapkan dapat memahami tentang:
 Pengertian hak atas kekayaan intelektual
 Macam-macam hak atas kekayaan intelektual
 Menyebutkan Macam – macam hak atas kekayaan intelektual
 Hak atas kekayaan intelektual dalam bidang komputer (hardware/software/produk digital)

3.2 URAIAN MATERI


.   Definisi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Kekayaan Intelektual atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Hak Milik Intelektual adalah
padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum,
dalam bahasa Jermannya[1]. yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang menghasilkan suatu
produk atau proses yang berguna untuk manusia. Pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 10


secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual.Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-
karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.[CITATION Wik18 \l 1057 ]

1. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak dari pembuat sebuah ciptaan terhadap ciptaannya dan salinannya. Pembuat
sebuah ciptaan memiliki hak penuh terhadap ciptaannya tersebut serta salinan dari ciptaannya
tersebut. Hak-hak tersebut misalnya adalah hak-hak untuk membuat salinan dari ciptaannya
tersebut, hak untuk membuat produk derivatif, dan hak-hak untuk menyerahkan hak-hak tersebut
ke pihak lain.

2. Paten (Patent)
Berbeda dengan hak cipta yang melindungi sebuah karya, paten melindungi sebuah ide, bukan
ekspresi dari ide tersebut. Pada hak cipta, seseorang lain berhak membuat karya lain yang fungsinya
sama asalkan tidak dibuat berdasarkan karya orang lain yang memiliki hak cipta. Sedangkan pada
paten, seseorang tidak berhak untuk membuat sebuah karya yang cara bekerjanya sama dengan
sebuah ide yang dipatenkan.

3. Merk Dagang (Trademark)


Merk dagang digunakan oleh pebisnis untuk mengidentifikasikan sebuah produk atau layanan. Merk
dagang meliputi nama produk atau layanan, beserta logo, simbol, gambar yang menyertai produk
atau layanan tersebut.

4. Rahasia Dagang (Trade Secret)


Berbeda dari jenis HAKI lainnya, rahasia dagang tidak dipublikasikan ke publik. Sesuai namanya,
rahasia dagang bersifat rahasia. Rahasia dagang dilindungi selama informasi tersebut tidak
‘dibocorkan’ oleh pemilik rahasia dagang.
Dasar Hukum [ CITATION Put16 \l 1057 ]

A.     PENGERTIAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)

  Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI) atau harta intelek (di
Malaysia) ini merupakan padanan dari bahasa Inggris Intellectual Property Right. Kata “intelektual”

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 11


tercermin bahwa obyek kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk
pemikiran manusia (the Creations of the Human Mind) (WIPO, 1988:3).
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif Yang diberikan suatu peraturan kepada
seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Secara sederhana HAKI mencakup Hak Cipta,
Hak Paten Dan Hak Merk. Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda (Saidin :
1995), yaitu benda tidak berwujud (benda imateriil).
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda tak berwujud
(seperti Paten, merek, Dan hak cipta). Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebagainya yang tidak
mempunyai bentuk tertentu.

B.     PRINSIP – PRINSIP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


  Prinsip – prinsip Hak Kekayaan Intelektual :
1)       Prinsip Ekonomi.
Prinsip ekonomi, yakni hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif suatu kemauan daya pikir
manusia yang diekspresikan dalam berbagai bentuk yang akan memeberikan keuntungan kepada
pemilik yang bersangkutan.
2)       Prinsip Keadilan.
Prinsip keadilan, yakni di dalam menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja
membuahkan suatu hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu pengetahuan, seni, dan sastra
yang akan mendapat perlindungan dalam pemiliknya.
3)       Prinsip Kebudayaan.
Prinsip kebudayaan, yakni perkembangan ilmu pengetahuan, sastra, dan seni untuk
meningkatkan kehidupan manusia
4)       Prinsip Sosial.
Prinsip sosial ( mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara ), artinya hak yang diakui
oleh hukum dan telah diberikan kepada individu merupakan satu kesatuan sehingga perlindungan
diberikan bedasarkan keseimbangan kepentingan individu dan masyarakat.

C.     KLASIFIKASI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


Berdasarkan WIPO hak atas kekayaan intelaktual dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu hak cipta
( copyright ) , dan hak kekayaan industri (industrial property right).
Hak kekayaan industry ( industrial property right ) adalah hak yang mengatur segala sesuatu
tentang milik perindustrian, terutama yang mengatur perlindungan hukum.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 12


Hak kekayaan industry ( industrial property right ) berdasarkan pasal 1 Konvensi Paris mengenai
perlindungan Hak Kekayaan Industri Tahun 1883 yang telah di amandemen pada tanggal 2 Oktober
1979, meliputi
1. Paten
2. Merek
3. Varietas tanaman
4. Rahasia dagang
5. Desain industry
6. Desain tata letak sirkuit terpadu

D.     DASAR HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


 UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
 UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor 15)
 UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta
(Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
 UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 29)

E.      HAK CIPTA


PENGERTIAN
Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra
dan seni.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta :
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat 1)
Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan, kesenian,
dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta, yaitu “seorang atau
beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran,
imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan
bersifat pribadi”.
  Dasar Hukum HAK CIPTA :
v  UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 13


v  UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor 15)
v  UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta
(Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
v  UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 29)

F.      HAK PATEN


  PENGERTIAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001:
       Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil invensinya di
bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya (Pasal 1 Ayat 1).
       Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang
teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau
memberikan persetujuan kepada orang lain untuk melaksanakannya (Pasal 1 Undang-undang
Paten).
       Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu pengetahuan yang
diterapkan dalam proses industri. Di samping paten, dikenal pula paten sederhana (utility models)
yang hampir sama dengan paten, tetapi memiliki syarat-syarat perlindungan yang lebih sederhana.
Paten dan paten sederhana di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Paten (UUP).
       Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu penemuan (baru)
di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu
di bidang teknologi yang berupa :
1)       proses;
2)       hasil produksi;
3)       penyempurnaan dan pengembangan proses;
4)       penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi
  Dasar Hukum HAK PATEN :
v  UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989 Nomor 39)
v  UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran
Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
v  UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 109)

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 14


G.     HAK MERK
PENGERTIAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 :
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka- angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur- unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa. (Pasal 1 Ayat 1)
Merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk (barang dan atau jasa)
tertentu dengan yang lainnya dalam rangka memperlancar perdagangan, menjaga kualitas, dan
melindungi produsen dan konsumen.
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa (Pasal 1 Undang-undang Merek).
Istilah – Istilah Merk :
Ø  Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-
barang sejenis lainnya.
Ø  Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa
sejenis lainnya.
Ø  Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama
yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk
membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.
Ø  Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam
Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu, menggunakan sendiri merek tersebut atau
memberi izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk menggunakannya.
Dasar Hukum HAK MERK :
v  UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 81)
v  UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran
Negara RI Tahun 1997 Nomor 31)
v  UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 110)

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 15


H.     DESAIN INDUSTRI
PENGERTIAN :
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri :
Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna,
atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi
yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi
serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan
tangan.(Pasal 1 Ayat) [ CITATION Blo16 \l 1057 ]

BAB 4

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 16


Konsep Desain/Prototype Dan Kemasan Produk Barang/ Jasa

4.1 TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah mengikuti kegiatan belajar 1 ini siswa diharapkan dapat memahami tentang:
 Konsep desain/ prototype dan kemasan produk barang/jasa
komputer(hardware/software/produk digital)
 Memperkirakan konsep desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
komputer (hardware/software/produk digital)
 Menyajikan desain/ prototype dan kemasan produk barang/jasa
komputer(hardware/software/produk digital)

4.2 URAIAN MATERI


Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Jenis-jenis Kemasan
Pengertian Kemasan 

Gambar 01.Ilustrasi Kemasan


Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi
dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan
digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi
dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).

Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi
wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan
memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah
untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat
pemasaran (Rangkuti, 2010:132).

Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 17


Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau
menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat
merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang
baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan
produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

Fungsi Kemasan 
Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka
menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari
pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Fungsi Protektif 
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi
yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu
harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional 
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan
sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi
konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan. Sedangkan menurut Kotler (1999:228),
terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran, yaitu :
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana
kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan
menyeluruh yang mendukung produk. 
2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan,
penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik. 
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari
kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan
atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan
juga memberi keuntungan bagi produsen.

Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu
sebagai berikut:

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 18


1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah
untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan
penempatan. 
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk
dan memperkuat citra produk. 
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan
menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

Tujuan Kemasan 
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan,
yaitu:
1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya. 
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya. 
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam
satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang,
atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik
(menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga
termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian. 
6. Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan,
tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali. 
7. Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon
pembeli untuk membeli produk.

Jenis-jenis Kemasan 
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol
minuman, dll). 
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-
buahan yang dibungkus dan sebagainya.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 19


3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan,
pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama
pengangkutan. Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali
pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan
kaleng. 
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian
dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap. 
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan
berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya. 
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari
kertas, foil atau plastik.[ CITATION Muc16 \l 1057 ]

TAHAPAN-TAHAPAN PROTOTYPE
Berikut tahapan prototype:
1. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan
kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan
aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
2. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan
dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan
menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga
dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
3. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun
mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun
mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau
untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
4. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan
rancangan sistem produksi.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 20


5. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi
operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya
dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
6. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi
pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar
maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan
kepada umum.
7. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu
memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi,
tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan
polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
8. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models).
Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1,
atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk
maupun lingkungan user.
9. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan
sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan
menyamakannya dengan produk akhir.

PENGERTIAN KEMASAN PRODUK


Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi
dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan
digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi
dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi
wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan
memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah
untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat
pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan.
Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau
menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat
merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang
baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 21


produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.[ CITATION
Modun \l 1057 ]

PENGERTIAN PROTOTYPE PRODUK


Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management (TQM) sebagai
prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk. Karena kualitas suatu produk
berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) serta keuntungan industri.
Dengan kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus
mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.
Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini penting agar
produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan karena
produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus
dimulai pada saat awal pembangunan produk. Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan
awal pembuatan produk adalah pembuatan prototipe produk.
Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan
yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang
akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang
sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar
pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain
ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses
perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun
bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan
(customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis
produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk
pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah
produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga
yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi
sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan
performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.

TAHAPAN-TAHAPAN PROTOTYPE
Berikut tahapan prototype:

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 22


1. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan
kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan
aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
2. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan
dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan
menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga
dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
3. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun
mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun
mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau
untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
4. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan
rancangan sistem produksi.
5. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi
operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya
dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
6. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi
pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar
maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan
kepada umum.
7. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu
memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi,
tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan
polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
8. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models).
Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1,
atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk
maupun lingkungan user.
9. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan
sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan
menyamakannya dengan produk akhir.

PENGERTIAN KEMASAN PRODUK

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 23


Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi
dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan
digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi
dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi
wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan
memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah
untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat
pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan.
Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau
menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat
merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang
baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan
produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

FUNGSI KEMASAN PRODUK


Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka
menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari
pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi
yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu
harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan
sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi
konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran,
yaitu :
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana
kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan
menyeluruh yang mendukung produk.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 24


2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan,
penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari
kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan
atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan
juga memberi keuntungan bagi produsen.

Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu
sebagai berikut:
1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah
untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan
penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk
dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan
menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

TUJUAN KEMASAN PRODUK


Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan,
yaitu:
1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam
satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang,
atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik
(menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga
termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan,
pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 25


7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk
membeli produk.

JENIS-JENIS KEMASAN
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol
minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-
buahan yang dibungkus dan sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman
atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:


1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali
pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian
dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan
berbagai jenis botol.

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari
kertas, foil atau plastik.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 26


BAB 5
Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa

5.1 TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah mengikuti kegiatan belajar 1 ini siswa diharapkan dapat memahami tentang:
 Tahapan – tahapan pembuatan prototype produk barang/jasa komputer(hardware/software/produk
digital)
 Keunggulan dan kelemahan produk barang/jasa komputer(hardware/software/produk digital)
 Proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa komputer(hardware/software/produk
digital)

5.2 URAIAN MATERI


Tahapan – tahapan pembuatan prototype produk barang/jasa (hardware/software/produk digital)
Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram)
Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu proses
produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah pengetesan dan
monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus dilakukan agar produk akhir
bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu pun, tingkat toleransinya dari
penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai
tahapan proses produksi harus dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect)

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 27


dapat segera diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur
mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk yang harus
dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum
tentu persis sama karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.
Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi tekstil
sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-obatan (farmasi). Akan
tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-obatan), diagram alur proses
produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk tablet, sedangkan yang lain berbentuk
cair.

Prosedur pengawasan mutu produk


Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan
hal-hal berikut:
1. Kerusakan dan Mutu Produk
Seperti telah dijelaskan bahwa suatu barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses pembuatan
tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan.
2. Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk)
Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana saja, yakni
kerusakan harus dicegah sebelum terjadi.
3. Kendali Mutu Terpadu
Uraian di atas menunjukkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk selama proses produksi,
berarti mengadakan suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam pengendalian mutu. Bila ada
pengendalian atau controlling atas mutu tentunya harus dimulai sejak perencanaan (planning) mutu
produk bersangkutan. Antara tahap perencanaan dan tahap seperti pengorganisasian (organizing)
dan pelaksanaan (actuating) harus disertai pengawasan mutu. Hal ini memberi gambaran bahwa
manajemen mutu (quality management) meliputi berbagai apsek keikutsertaan (participation) dari
berbagai pihak di dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk yang mutunya harus
dikendalikan.
Jenis-jenis pengawasan mutu produk :
1. Pemantauan Mutu Bahan-Bahan
Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal ini perlu diamati
sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang, penyimpanan di gudang, sampai
dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan.
2. Pemantauan Proses Produksi

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 28


Bahan baku yang telah diterima di gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesin-mesin produksi
untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi yang mengolah
bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-mesin tersebut dipantau agar menghasilkan barang
sesuai yang direncanakan.
3. Pemantauan Produk Jadi
Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan rencana
ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah selama proses
produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk, ukuran, dan mutu yang
direncanakan maka produk-produk tersebut dapat digudangkan.
Selanjutnya dipasarkan (didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka barang
tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar beroperasi secara akurat.
4. Pemantauan Pengepakan
Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi sesuai dengan
mutu.

TAHAPAN – TAHAPAN KEGIATAN DESAIN PRODUK


Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu produk,
tahapan tersebut yaitu :
Memformulasikan hasil marketing research
Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset pemasaran.
Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat memperoleh data dari
riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset ini dilakukan baik untuk
produk yang betul – betul baru maupun untuk produk yang sudah ada.
Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau ide untuk
membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan saat riset itu
sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada,
perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
 Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya denga
tidak mengabaikan penentuan harga
 Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada apakah
perusahaan mampu untuk membayarnya.
Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang berupa
waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan pengalaman.
Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 29


Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus mempertimbangkan
kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga kerja, mesin – mesin, peralatan
penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat produk, desainer harus mempertimbangkan biaya
yang seekonomis mungkin.
Membuat sketsa
Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu dengan yang
lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan gambar kerja ( blue Print ),
sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan ukuran – ukuran yang
sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan.
Membuat gambar kerja
Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain Produk, dimana
dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang sebenarnya dengan skala yang
diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan bahan – bahan yang akan dipergunakan
dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar kerja tersebut selesai dirancang, kemudian
diserahkan kepada pelaksana kegiatan untuk segera dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses
produksinya.[CITATION Smk18 \l 1057 ]

Proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa


1. Tahapan pembuatan prototype dan kemasan produk barang/jasa
1) Tahapan prototype
Sebelum mendesain produk barang atau jasa ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan, yakni
sebagai berikut:
a) Pendefenisian produk
Merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan
perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum yang melibatkan
keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
b) Working Model.
Dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruahan dan di buat pada
skala yang sepelunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk, dan menenmukan
hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah di buat.Working model juga dibangun untuk
menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototype rekayasa.
c) Prototipe rekayasa (engineering prototype)
Dibuat seperti halnya working model, namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas
maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 30


dapat diteruskan menjadi prototype produksi atau untuk dilanjutkan pada tahap produksi. Prototype
rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja opersioanal dan kebutuhan rancangan system
produksi.

d) Prototipe produksi (production prototype)


Bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan
dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan
daya tahan produk dan partnya.
e) Qualifield production item
Dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam
jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang
diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.Untuk
mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki pasar
untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab,
ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus breakeven dan polusi, dan
konsekuensinya diperlukanpeningkatan program pemasaran.
f) Model
Model merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models).
Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1,
atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk
maupun
lingkungan user
2) Tahapan Desain kemasan
Agar kemasan terlihat menarik harus dirancang dan dibuat sebaik mungkin, dalm merancang
atau merencanakan pembuatan suatu kemasan sebaiknya kita memperhatikan hal-hal seperti
berikut ini:
a) Kesesuaian antara produk dengan bahan pengemasnya
Maksudnya adalah dalam menentukan bahan pengemas kita harusmempertimbangkan
produk yang kita miliki.Jika produk kita berbentuk cairan seperti jus atau sirup, kita bisa memilih
bahan pengemas seperti botol atau gelas plastic.Jika produk kita berupa makanan kering seperti
kripik, kerupuk, atau yang lainnya kita bisa menggunakan plastic transparan dan lain sebagainya.
Plastic dapat digunakan sebagai kemasan primer sekaligus dengan labelnya, juga bisa
dimasukkankedalam kemasan lain seperti dus kertas sebagai kemasan sekunder.
b) Ukuran kemasan dan ketebalan bahan kemasan

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 31


Ukuran kemasan berkaitan dengan banyak sedikitnya isi yang diinginkan,sedangkan
ketebalan berkaitan dengan keawetan dari produk yang ada Figure 1 Kemasan Sariwangi
didalamnya.Jika produknya sangat ringan seperti kerupuk sebaiknya kemasan dibuat dalam relative
besar.
c) Bentuk kemasan
Agar kemasan menarik bentuk pengmas bisa dirancang dalam bentuk yang unik tergantung
dari kreativitas perancangnya.Misalnya kemasan dus kertas bisa dibuat seperti tabung, kubus, balok,
trapezium atau bentuk-bentuk lainnya[CITATION SMK18 \l 1057 ]

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 32


BAB 6
Gambar Kerja Produk

6.1 Tujuan Pembelajaran


Setelah mengikuti kegiatan belajar 1 ini siswa diharapkan dapat memahami tentang:
 Konsep lembar kerja
 Tujuan gambar kerja
 Langkah-langkah pembuatan gambar kerja produk barang/jasa
komputer(hardware/software/produk digital)

6.2 Uraian Materi


PENGERTIAN GAMBAR KERJA
1. Menurut Suratman pada buku menggambar teknik mesin dengan standar iso di halaman 15,
diterbitkan oleh CV. Pustaka Setia di Bandung tahun 2011. Gambar kerja adalah suatu teknik
penggambaran yang digunakan untuk menjelaskan secara gamblang persyaratan item yang di
rekayasa, aktifitas menggambar mesin menghasilkan dokumen gambar yang berfungsi sebagai
bahasa atau media untuk menyampaikan ide, gagasan, atau informasi dari para insinyur yang
mendesian suatu produk kepada para pekerja yang akan membuatnya.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 33


2. Menurut Sujiyanto pada buku menggambar teknik mesin di halaman 7, diterbitkan oleh Kanisus
diYogyakarta tahun 2012. Gambar kerja adalah komunikasi utama antara si pembuat gambar atau
ide dengan si pelaksana di lapangan, dan gambar harus dipahami oleh kedua belah pihak.
3. Menurut Ir. Ohan Juhana pada buku menggambar teknik mesin dengan standar iso di halaman
14, diterbitkan oleh CV. Pustaka Setia di Bandung tahun 2011. Gambar teknik adalah gambar yang
menitik beratkan pada penyampaian maksud dari pembuat gambar secara obyektif, gambar jenis ini
menggunakan simbol-simbol yang dapat diterima secara internasional. Simbol tersebut sudah di
rangkumkan dalam sebuah standar yang dapat di terima di seluruh dunia, yaitu standar ISO. Selain
itu ada juga standar lain yang di keluarkan oleh suatu Negara.
4. Berdasarkan teori-toeri diatas dapat disimpulkan gambar Kerja adalah suatu bahasa yang
digunakan oleh designer kepada si pelaksana dilapangan, dengan menggunakan standar-standar
internasional dan harus dipahami oleh kedua belahpihak.

FUNGSI GAMBAR KERJA


1. Gambar kerja sebagai bahasa teknik dan pola penyampaian informasi, Fungsi- fungsi gambar
dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :
2. Penyampaian Informasi
3. Gambar berfunsi untuk meneruskan maksud dari perancangan dengan tepat kepada orang –orang
yang bersangkutan kepada perancanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan sebagainya. Orang-
orang yang bersangkutan bukan hanya orang-orang pabrik atau orang di bengkel sendiri, tetapi juga
orang orang dalam pabrik atau bengkel sub kontrak atau orang asing dengan bahasa lain[CITATION
BOO \l 1033 ]

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 34


PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 35
Bab 7
Pengujian Produk

7.1 Tujuan Pembelajaran


Setelah mengikuti kegiatan belajar 1 ini siswa diharapkan dapat memahami tentang:
 Arti dan tujuan pengujian produk
 Tahapan pengujian produk
 Metode pengujian produk

7.2 Uraian Materi


A. Arti dan tujuan pengujian produk
ARTI PENGUJIAN PRODUK – Atau pengujian konsep produk, suatu kegiatan yang merupakan salah
satu tahap dalam pengembangan produk baru. Sebelum diproduksi dan dipasarkan, produk baru
terlebih dahulu diuji untuk mendapatkan umpan balik dari kelompok konsumen yang menjadi
sasaran. Dengan pengujian konsep produk ini perusahaan akan memperoleh produk atau merek
yang mempunyai masa depan baik.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 36


Produk atau konsep produk dapat disajikan baik seGara simbolik maupun fisik. Konsumen dimintai
pendapatnya tentang produk tersebut dengan segala atributnya. Setiap pengujian produk atau
konsep produk harus mencakup pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: apakah konsepnya jelas
dan mudah dimengerti? Apakah anda melihat manfaat khas yang tidak terdapat pada produk lain
dari pesaing? Apakah anda menyukai produk ini dibanding dengan produk lain? Apakah anda
bersedia membeli produk ini? Apakah produk ini memenuhi kebutuhan anda? Perbaikan apakah
yang anda usulkan atas produk ini? Dengan pengujian produk ini perusahaan dapat lebih
memperkaya konsep produk dan memilih yang terbaik.
Advertisement
Metode ini dapat diterapkan untuk produk atau jasa apa saja, seperti mobil listrik, jasa perbankan
yang baru, jenis rekreasi baru, atau suatu program kesehatan. Banyak perusahaan merasa puas
apabila sudah mendapatkan gagasan produk, dan tidak mematangkan gagasan tersebut menjadi
konsep untuk diuji. Produk tersebut tentu akan banyak mengalami kesulitan di pasaran, yang
sebenarnya dapat dihindarkan apabila sebelumnya telah dikembangkan konsep produk dan diuji.
[ CITATION defal \l 1057 ]

b. Tahapan pengujian produk


(1) memberikan penilaian yang lebih rinci mengenai peluang su kses produk baru,
(2) mengidentifikasi penyesuaian-penyesuaian akhir yang dibutuhkan untuk produk, dan
(3) menetapkan elemen-elemen penting dalam program pemasaran yang akan digunakan untuk
memperkenalkan produk di pasar.
Secara garis besar, terdapat 4 kegiatan dalam pengujian pasar/ produk:
a. Pengujian teknis (technical testing) dengan cara membuat prototipe yang merupakan
approximationproduk akhir.
Sebagai contoh estimasi usia pajang produk dapat mempengaruhi frekuensi dan biaya pengiriman.
Kemungkinan timbulnya masalah pemakaian yang signifikan dapat mengakibatkan diperlukannya
tambahan informasi periklanan, labeling, atau point-of-sale.
b. Pengujian preferensi dan kepuasan (preference and satisfaction testing) yang digunakan untuk
menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran dan untuk membuat
ramalan penjualan awal dari produk baru. Secara umum ada dua cara utama untuk keperluan tipe
pengujian ini. Pendekatan pertama adalah meminta konsumen untuk memakai suatu produk selama
jangka waktu tertentu, lalu kemudian mereka diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan
berkaitan dengan preferensi dan kepuasan mereka.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 37


Pendekatan kedua adalah melakukan “blind test” sedemikian rupa sehingga konsumen
membandingkan berbagai alternatif produk tanpa, mengetahui nama merek atau produsennya.
Tujuan dan metode pengujian preferensi dan kepuasan .
c. Pengujian pasar simulasi (simulated test markets atau laboratory test markets), merupakan
prosedur riset pemasaran yang dirancang untuk memberikan gambaran yang cepat dan murah
mengenai pangsa pasar yang dapat diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat
digunakan adalah BASES, ASSESSOR, LITMUS, dan DESIGNOR.
d. Pengujian pasar (test markets)
Dalam uji pasar, perusahaan menawarkan suatu produk untuk dijual di wilayah pasar yang terbatas
yang sedapat mungkin mewakili keseluruhan pasar di mana produk tersebut nantinya akan dijual.
Keputusan untuk melakukan pengujian pasar atau tidak ditentukan oleh sejumlah faktor. [ CITATION
Tau18 \l 1057 ]
e.Metode pengujian produk
Secara prinsip, ada perbedaan signifikan antara metode pengujian (goods) dan produk
bisnis/industrial (business goods). Dalam pengujian produk konsumen, perusahaan berusaha
mengestimasi empat variabel, yaitu percobaan produk (product trial), pengulangan pembelian
pertama (first repeat), adopsi produk, dan frekuensi pembelian. 
Tentu saja perusahaan mengharapkan bahwa semua variabel tersebut menunjukkan tingkat yang
tinggi. Metode pokok untuk menguji pasar produk konsumen, mulai dari yang paling murah hingga
yang paling mahal, berturut-turut adalah:

(1) Sales-Wave Research


Dalam metode ini, konsumen yang pada mulanya mencoba suatu produk secara gratis ditawarka
kembali produk tersebut, atau produk pesaing, dengan harga yang sedikit diturunkan (lebih murah).
Mereka mungkin ditawari produk tersebut sebanyak tiga sampai lima kali (gelombang penjualan =
sales waves), kemudian pemisahaan memperhatikan berapa kali konsumen tersebut memilih produk
perusahaan dan tingkat kepuasan mereka. Metode ini juga meliputi usaha mem- presentasikan
kepada konsumen satu atau beberapa konsep iklan dalam bentuk kasarnya untuk mengamati
dampaknya terhadap pembelian ulang.
(2) Simulated Test Marketing
Metode ini membutuhkan 30 sampai 40 pembeli yang qualified di pusat pertokoan atau tempat
lainnya. Perusahaan menanyakan beberapa hal kepada mereka, berkaitan dengan preferensi dan
awareness mereka terhadap merek-merek pada jenis produk tertentu. Mereka dapat saja diundang
untuk menyaksikan pertunjukan iklan singkat, termasuk yang sudah terkenal maupun yang masih

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 38


baru. Dalam penayangan tersebut disisipkan iklan produk baru. Kemudian konsumen diberi sejumlah
uang dan diminta untuk datang ke toko khusus di mana mereka dapat membelanjakan uang
tersebut sesuai kebumhan masing-masing. Meskipun mereka tidak membeli merek baru yang
diteliti, mereka tetap diberikan sampel gratis merek tersebut.
Perusahaan lalu mengamati jumlah konsumen yang membeli merek baru tersebut dan merek
pesaing. Data ini memberikan gambaran mengenai efektivitas iklan mereka terhadap iklan pesaing.
Konsumen kemudian diminta mengungkapkan alasan-alasan mereka untuk membeli atau tidak
membeli. Beberapa minggu kemudian mereka diwawancarai kembali melalui telepon untuk
menentukan sikap mereka terhadap produk tersebut, penggunaannya, kepuasannya, dan minat
untuk membeli kembali, serta ditawari kesempatan untuk membeli kembali produk tersebut.
(3) Controlled Test Marketing
Beberapa perusahaan riset menangani berbagai toko partisipan yang akan menjual produk-produk
baru dengan imbalan tertentu. Perusahaan yang menghasilkan produk baru menennikan jumlah
toko dan lokasi pengujian produknya. Kemudian perusahaan riset mengirimkan produk baru
tersebut ke toko-toko bersangkutan clan mengendalikan penempatannya pada rak pajangan, jumlah
pajangan, serta promosi pembelian dan harga sesuai kesepakatan. Hasil penjualan dapat dilacak
dengan menggunakan scanner elektronik. Perusahaan dapat mengevaluasi pengaruh Tdan lokal clan
promosi selama pengujian.
Controlled test marketing memungkinkan perusahaan untuk menguji pengaruh faktor-faktor dalam
toko (in-store factors) dan iklan terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa melibatkan
konsumen secara langsung. Suatu sampel konsumen kemudian diwawancarai untuk memperoleh
kesan mereka terhadap, produk tersebut. Perusahaan tidak harus menggunakan wiraniaga mereka
sendiri, memberi potongan penjualan, atau `membeli jaringan distribusi. Sebaliknya, metode ini
tidak memberikan informasi mengenai cara membujuk distributor agar bersedia menjual produk
baru perusahaan.
(4) Test Markets
Uji pasar merupakan cara utama dalam menguji produk konsumen baru dalam situasi yang sama
dengan yang akan dihadapi dalam peluncuran produk bersangkutan. Perusahaan biasanya bekerja
sama dengan perusahaan riset untuk menentukan kota-kota di mana wir aniaga perusahaan akan
mencoba membujuk para distributor agar menjual produk tersebut dan menempatkannya dalam rak
pajangan mereka. Perusahaan melakuan periklanan dan promosi sama seperti yang akan dilakukan
dalam pemasaran secara nasional. Biaya yang dibutuhkan akan sangat tergantung pada jumlah kota,
lama pengujian, dan jumlah data yang ingin dikumpulkan perusahaan.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 39


Melalui uji pasar akan diperoleh beberapa manfaat, di antaranya memberikan prediksi yang lebih
dapat diandalkan mengenai penjualan di masa depan; pengujian awal atas rencana pemasaran;
perusahaan dapat mengetahui kekurangan yang ada pada produk. Perusahaan memperoleh
gambaran atas berbagai masalah potensial dalam jaringan distribusi; dan perusahaan memperoleh
pemahaman lebih baik atas perilaku berbagai segmen pasar.
Sementara itu, produk bisnis juga memperoleh manfaat dari uji pasar, di mana pengujiannya
bervariasi tergantung jenis barangnya. Barang-barang industri yang mahal dan menggunakan
teknologi baru biasanya menjalani pengujian Alpha dan Beta. Pengujian Alpha merupakan pengujian
produk untuk mengukur dan meningkatkan kinerja, keandalan, rancangan, dan biaya operasi
produk. Jika hasilnya baik, perusahaan akan melanjutkan dengan pengujian Beta dengan
mengundang para pengguna potensial agar dapat melakukan pengujian secara, rahasia di tempat
mereka sendiri. Metode uji pasar lainnya adalah dengan memperkenalkan produk bisnis baru
tersebut dalam pameran dagang.
Selain itu, produk baru industrial dapat pula diuji di tempat pajangan distributor dan dealer. Cara
lain yang juga dapat ditempuh adalah uji pemasaran. di mana perusahaan menghasilkan pasokan
produk dalam jumlah terbatas dan menyerahkannya kepada wiraniaganya untuk menjualnya di
daerah geografis yang terbatas dengan dukungan promosi, katalog tercetak, dan sebagainya. Melalui
cara ini, manajemen dapat mempelajari apa yang mungkin terjadi dalam pemasaran berskala penuh
dan menyajikan informasi yang lebih lengkap untuk memutuskan komersialisasi produk tersebut.
Sejumlah ukuran (seperti biaya, laba, Return On Investment, dan arus kas) digunakan, demikian pula
metode-metode seperti analisis payback periog break -even analysis dan risk analysis. Analisis bisnis
membutuhkan informasi rinci mengenai biaya manufaktur, biaya pemasaran, tingkat penjualan yang
diperkirakan, dan tingkat kemungkinan kanibalisasi produk. Evaluasi finansial untuk produk baru
lebih kompleks dibandingkan produk yang sudah mapan. Hal ini terjadi karena sejumlah faktor, di
antaranya rentang waktu, kemungkinan kanibalisasi, dari kebutuhan akan investasi. Dalam hal
rentang waktu misalnya, penjualan dan biaya untuk produk baru kerapkali sangat bervariasi
sepanjang waktu. Jarang sekali ada produk baru yang langsung diadopsi konsumen.
Konsekuensinya, biaya pemasaran pada tahun pertama akan sangat besar dibandingkan tahun-
tahun berikutnya, oleh karena adanya tuntutan kebutuhan untuk menciptakan awareness dan
insentif untuk distribusi produk serta product trial. Selain itu, jika produk baru meng- kanibalisasi
penjualan produk yang sudah ada atau memanfaatkan fasilitas produksi dan atau pemasaran yang
sama dengan produk saat ini, maka hanya penjualan dan biaya inkremental dari produk baru
bersangkutan saja yang boleh diperhitungkan dalam mengevaluasi kontribusi laba produk baru
tersebut.[ CITATION tau18 \l 1057 ]

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 40


Bab 8.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 41


Biaya Produksi

8.1 Tujuan Pembelajaran


Setelah mengikuti kegiatan belajar 1 ini siswa diharapkan dapat memahami tentang:
 Biaya produksi
 Harga pokok pesanan (Job order costing)
 Harga pokok process (Job processing cost)

8.2 Uraian Materi


A.Biaya produksi
akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk
menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, biaya operasional barang / pabrik, dan lain sebagainya.
Biaya produksi dalam suatu perusahaan (khususnya manufaktur) merupakan bagian terpenting
dalam proses produksi, hal ini dikarenakan biaya produksi dalam perusahaan tersebut merupakan
pengeluaran yang paling besar diantara biaya-biaya yang lain dan terjadi terus menerus selama
proses produksi terus berjalan.
Biaya Produksi dapat digolongkan sebagai berikut,

1) Biaya Bahan Baku


Biaya bahan baku merupakan salah satu elemen yang paling penting dari biaya produksi. Masalah
yang dihadapi manajemen berhubungan dengan bahan yaitu keterlambatan tersedianya bahan akan
mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang terlalu berlebihan
berarti suatu pemborosan modal kerja yang tertanam di dalam persediaan bahan baku yang ada
alam perusahaan.
 Menurut Ralph S. Polimeni (1985), “Bahan baku adalah bahan mentah dasar yang akan
diolah menjadi barang jadi. Biaya bahan baku ada yang bersifat langsung ataupun tidak langsung”.
 Menurut Lili M. Sadeli (2004), ” Biaya bahan mentah yang secara fisik dapat diidentifikasi
sebagai bagian dari barang jadi, dan yang dapat ditelusuri pada barang jadi tersebut dengan cara
yang sederhana dan ekonomis.
 Menurut Supriyono (1989), “Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku
yang dipakai dalam pengolahan produk”. Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 42


biaya bahan baku yaitu biaya yang digunakan untuk membeli bahan baku untuk memproduksi suatu
jenis produk.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja merupakan pelaku utama dalam produksi, pengeluaran biaya-biaya untuk gaji atau
upah tenaga kerja juga sangat besar.
Menurut Lili M. Sadeli (2004), “Biaya tenaga kerja langsung adalah seluruh tenaga kerja yang dapat
ditelusuri secara fisik pada barang jadi dengan cara yang ekonomis.
Menurut Supriyono (1989), “Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada
karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu
yang dihasilkan perusahaan.”
Menurut Abdul Halim (2010), “Biaya tenaga kerja langsung didefinisikan sebagai pembayaran-
pembayaran kepada para pekerja yang didasarkan pada jam kerja atau atas dasar unit yang
diproduksi”.
Tentang biaya tenaga kerja langsung Ibnu Subiyanto menyatakan :
Biaya tenaga kerja langsung adalah kompensasi yang diberikan kepada semua karyawan yang
terlibat langsung dalam pengolahan produk, mudah ditelusur ke produk tertentu, dan merupakan
biaya yang besar atas produk yang dihasilkan. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah kompensasi
yang dibayarkan kepada semua karyawan yang tidak termasuk ke dalam tenaga kerja langsung. (Ibnu
Subiyanto, 1993).
3) Biaya Overhead Pabrik
Tentang biaya overhead pabrik Supriyono menyatakan :
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, yang elemennya dapat digolongkan ke dalam :
1. biaya bahan penolong
2. biaya tenaga kerja tidak langsung
3. penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik
4. reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik
5. biaya listrik, air pabrik
6. biaya asuransi pabrik
7. biaya overhead lain- lain.
Tentang biaya overhead pabrik Abdul Halim menyatakan :
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah seluruh biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai
biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead dapat pula

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 43


didefinisikan sebagai seluruh biaya produksi yang tidak dilacak atau tidak perlu dilacak ke unit
produksi secara individual.
 Biaya overhead pabrik yang dibebankan
Tentang biaya overhead pabrik yang dibebankan Ibnu Subiyanto menyatakan :
Perhitungan tarif biaya overhead pabrik dilakukan setelah anggaran biaya overhead pabrik dan
taksiran produksi ditentukan. Dasar yang digunakan untuk membebankan BOP dipilih dengan
kriteria
o ada hubungan langsung antara dasar pembebanan yang digunakan dengan jumlah
BOP
o mudah dihitung dan diterapkan
o biaya untuk menghitung kecil.

Tingkatan kegiatan yang diterapkan Tentang tingkatan kegiatan yang ditetapkan dalam biaya
overhead pabrik Ibnu Subiyanto menyatakan :
Kapasitas normal atau jangka panjang, konsep semacam ini mengasumsikan taraf atau tingkat
kapasitas yang mantap selama satu periode yang cukup lama untuk menyeimbangkan tingkat
produksi yang tinggi dan yang rendah. Dengan demikian kapasitas yang diperkirakan atau
diharapkan selama satu periode tidak berubah- ubah.
Perkiraan kapasitas aktual atau jangka pendek, kapasitas yang diperkirakan untuk periode
berikutnya dapat dijadikan dasar untuk mengitung overhead. Dengan demikian tarif overhead itu
akan berbeda tergantung pada perkiraan peribahan tingkat kapasitas, sebaiknya tarif overhead yang
didasarkan pada suatu kapasitas normal akan tetap relatif tetap, walaupun kapasitas aktual berubah.

Pembebanan biaya overhead lebih atau kurang


Tentang pembebanan biaya overhead lebih atau kurang Ibnu Subiyanto menyatakan :
Saldo dalam akun overhead pabrik kolektif biasanya tidak cocok dengan saldo pada alur overhead
pabrik terapan karena tidak telitinya perkiraan mengenai salah satu hal berikut:
o Taksiran biaya overhead untuk periode bersangkutan
o Taksiran produksi (yang tidak sama dengan kapasitas normal)
o Efisiensi jam kerja atau jam mesin.[ CITATION Roa17 \l 1057 ]

B. Harga pokok pesanan (Job order costing)


alam menentukan suatu harga pokok produksi, diperlukan biaya-biaya yang berkaitan dengan
kegiatan produksi. Biaya yang terkait adalah biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 44


langsung, dan biaya tidak langsung (overhead). Biaya tidak langsung terdiri dari berbagai macam
biaya, sehingga jika perhitungannya tidak akurat, maka harga pokok produksi pun tidak akan akurat.
Agar perhitungan biaya tidak langsung akurat, dibutuhkan salah satu metode untuk menghitungnya,
yaitu metode harga pokok pesanan (Job Order Costing Method).
Sebelum mengetahui tentang Metode Harga Pasar atau yang dikenal sebagai Job Order Costing
Methodkita perlu mengetahui apa itu biaya. Cost (biaya) dapat diartikan sebagai semua
pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan
uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Adapun
cost sendiri didefinisikan oleh Mulyadi (1993, 8) dalam buku Akuntansi Biaya, Penentuan Harga
Pokok dan Pengendalian Biaya, Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan
satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu.
Metode Harga Pokok Pesanan atau yang biasa dikenal dengan Job Order Costing Method adalah
suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada
perusahaan atas dasar pesanan. Dalam kalkulasi biaya Job Order, setiap job atau pesanan adalah
suatu satuan akuntansi yang dibebankan biaya bahan, upah dan biaya overhead dengan
menggunakan nomor-nomor order, biaya untuk setiap pesanan yang dikerjakan untuk pelanggan
tertenti dicatat dalam suatu kartu yang disebut kartu biaya Job Order. Tujuan dari metode harga
pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan baik harga pokok
pesanan secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk persatuan.Dalam metode ini
biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi persatuan di
hitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut.
Mulyadi (1993, 24) dalam buku Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya,
mengemukakan syarat-syarat penggunaan metode harga pokok pesanan sebagai berikut:
1. Bahwa masing-masing pesanan pekerjaan atau produk dapat dipisahkan identitasnya secara jelas
dan perlu dilakukan penentuan harga pokok pesanan secara individual. 
2.Bahwa biaya produksi harus dipisahkan kedalam dua golongan, yaitu biaya produksi langsung dan
biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja, sedangkan biaya produksi tidak langsung terdiri dari biaya-biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
3. Bahwa biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan atau diperhitungkan secara
langsung terhadap pesanan yang bersangkutan, sedangkan biaya produksi tidak langsung (overhead)
dibebankan pada pesanan tertentu atas dasar tarif yang ditentukan dimuka (Predetermined rate).
4. Bahwa harga pokok tiap-tiap pesanan ditentukan pada  saat pesanan selesai.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 45


5. Bahwa harga pokok persatuan produk dihitung dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang
dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan.
Didalam suatu perusahaan, untuk memudahkan pembebanan biaya kepada setiap jenis produk
pesanan dalam penerapan metode harga pokok pesanan, biaya produksi digolongkan menjadi dua
golongan yaitu:
1. Biaya produksi langsung
Biaya produksi langsung terdiri atas biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-
biaya tersebut merupakan biaya yang mudah ditelusuri melekatnya pada setiap produk pesanan
yang dibuat. Oleh karena itu, baik biaya bahan langsung maupun biaya tenaga kerja langsung, dapat
secara langsung dihitung sebagai bagian dari harga pokok produk. Dengan kata lain biaya bahan
langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan kepada produk adalah biaya yang
sesungguhnya terjadi untuk pembuatan produk yang bersangkutan.
2. Biaya produksi tidak langsung
Biaya yang termasuk kedalam golongan produksi tidak langsung, adalah biaya-biaya yang tidak dapat
secara langsung dibebankan kepada produk. Dalam perusahaan yang membuat lebih dari satu jenis
produk, banyak ditemukan biaya yang sulit ditelusuri melekatnya pada produk, sehingga terlalu
rumit untuk secara langsung diperhitungkan sebagai bagian dari harga pokok tiap jenis produk yang
dibuat. Oleh karena itu dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi tidak langsung yang
dibebankan kepada produk, atau yang menjadi bagian dari harga pokok produk ditetapkan
berdasarkan tarip yang telah ditetapkan sebelum proses produksi dimulai. Dengan demikian, bukan
biaya produksi tidak langsung yang sesunggguhnya terjadi.
Perlu juga di perhatikan bahwa dalam metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam
perusahaan yang diproduksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesanan dan
setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.
2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk yang menjadi biaya
produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
3. Biaya produksi langsung terdiri biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung sedangkan
biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu
berdasarkan biaya sesungguhnya ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan
dimuka.

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 46


5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara
membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit
produksi yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Metode harga pokok pesanan juga mempunyai beberapa manfaat bagi manajemen perusahaan
untuk:
1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
2. Mempertimbangkan penerimaan dan penolakan pesanan.
3. Memantau realisasi biaya produksi.
4. Menghitung laba atau rugi dari tiap pesanan.
5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan
dalam neraca.
Metode harga pokok pesanan memiliki keuntungan dan kerugian. Adapun keuntungan dari metode
harga pokok pesanan:
1. Memberikan struktur yang lengkap dan terbatas pada Direct Cost, yaitu Direct Material dan Direct
Labour.
2. Tepat, lengkap, historis, sederhana dan mampu diperbandingkan.
3. Meningkatkan kemampuan untuk mengatur dan mengevaluasi prestasi bistoris dari bagian-bagian
operasi, product lines, departemen fungsional dan staf manajemen dalam suatu organisasi.
4. Kemapuan untuk mengendalikan operasi berjalan dengan mendeteksi dan menganalisa
penyimpangan-penyimpangan atas kecenderungan bistoris dalam pola biaya.
5. Penambahan kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan dimasa yang
akan datang dalam organisasi.
Sedangkan kerugian yang ditimbulkan dari metode ini, yaitu pemborosan yang terjadi dalam
memproduksi suatu pesanan atau kelompok pesanan yang dibebankan pada biaya pesanan.
Pemborosan ini tidak dipisahkan sehingga tidak memungkinkan untuk suatu perbandingan dengan
biaya-biaya yang seharusnya terjadi.
Jadi, metode harga pokok pesanan merupakan metode yang digunakan perusahaan dalam
menentukan harga pokok produksi atas suatu pesananan yang membebani biaya langsung dan biaya
tidak langsung. [ CITATION kom15 \l 1057 ]

C. Harga pokok process (Job processing )


Dalam kebanyakan bisnis manufaktur, biaya produksi dipertanggung-jawabkan menggunakan salah
satu dari dua jenis system akumulasi biaya: pertama, sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan
(job order cost system) dan kedua, sistem perhitungan biaya berdasarkan proses (process cost

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 47


system). Pada umumnya, sistem perhitungan biaya berdasarkan proses lebih ekonomis daripada
sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Sebaliknya, sistem perhitungan biaya berdasarkan
proses hanya dapat digunakan apabila yang diproduksi dalam satu departemen atau pusat biaya
adalah produk sejenis atau homogen.
Untuk menetapkan biaya ke produk, banyak perusahaan menggunakan sistem kalkulasi biaya
pesanan, kalkulasi biaya proses, atau kalkulasi biaya operasi. Manajemen berdasarkan kegiatan
(activity based management) dapat digabungkan dengan sistem kalkulasi biaya produk tersebut.
Suatu batch, kontrak, atau pesanan menyerap biaya dengan menggunakan sistem pesanan
pekerjaan (job order). Bahan langsung dari tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan setiap
pekerjaan diidentifikasi dan diakumulasi pada kartu biaya pesanan. Karena sumber daya overhead
pabrik biasanya tidak dapat ditelusuri pada suatu pekerjaan tertentu, overhead ditetapkan atas
dasar hubungan sebab akibat.
Kalkulasi biaya proses mengakumulasi biaya per departemen untuk suatu periode waktu dan
mengalokasikan biaya tersebut diantara produk yang diproses selama periode berjalan. Kalkulasi
biaya proses mengetahui biaya setiap job (pekerjaan) lebih besar daripada biaya tambahan yang
dikeluarkan jika menggunakan sistem kalkulasi biaya pesanan. Suatu perusahaan mungkin
menemukan bahwa gabungan sistem kalkulasi biaya proses dan kalkulasi biaya pesanan adalah
sistem yang paling baik dalam memenuhi kebutuhan; sistem seperti ini adalah sistem kalkulasi biaya
operasi. Baik organisasi jasa maupun manufaktur harus memilih sistem yang paling baik untuk
memenuhi kebutuhan mereka masing-masing.
Dalam memutuskan apakah akan menggunakan kalkulasi biaya proses, kalkulasi biaya pesanan, atau
kalkulasi biaya operasi, akuntan harus mempelajari sifat operasi manufaktur perusahaan. Kalkulasi
biaya proses mengakumulasi biaya periode tertentu dalam setiap departemen. Pendekatan ini
berbeda dengan kalkulasi biaya pesanan dimana job menjadi titik penting dalam penetapan biaya.
Kalkulasi biaya proses dapat disesuaikan untuk perusahaan dengan operasi perakitan lini, dimana
terjadi arus produk yang berkesinambungan. Kalkulasi biaya operasi menjadi lebih tepat jika bahan
langsung dapat dialokasikan secara khusus pada batch-batch dan biaya konversi dapat diterapkan
pada semua unit fisik yang melalui operasi tersebut.
Metode rata-rata tertimbang dan first in first our (FIFO) merupakan dua pendekatan untuk
menangani persediaan awal dalam kalkulasi biaya proses. Kalkulasi biaya FIFO menunjukkan unit
persediaan awal yang terpisah dari biaya yang dibebankan pada unit yang dimulai dan diselesaikan
dalam suatu periode. Perhitungan unit ekuivalen dalam dua metode ini berbeda karena perlakuan
terhadap persediaan awal. Dengan menggunakan manufaktur just in time (JIT), akuntan dapat
mengabaikan kalkulasi unit ekuivalen secara keseluruhan karena terdapat sedikit atau tidak sama

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 48


sekali barang dalam proses akibat pengurangan waktu tenggang. Akibat pengurangan yang
subtansial atas tingkat persediaan barang dalam proses dan barang jadi, kebutuhan untuk
mengalokasikan biaya secara terpisah ke persediaan akhir menjadi berkurang. Sistem JIT
membebankan biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik ke harga pokok penjualan secara
langsung dan bukan ke barang dalam proses dan barang jadi. Pengurangan yang subtansial atas
biaya akuntansi mengabaikan penurunan marjinal dalam keakuratan biaya produk perusahaan.
Kalkulasi biaya pesanan mungkin menjadi kurang berguna dalam penetapan yang terotomasi, karena
lot menjadi sangat kecil untuk memperoleh pesanan pekerjaan (job order) yang unik pada setiap lot.
Selain itu, perusahaan juga kurang menyukai pembuatan barang secara besar-besaran untuk
persediaan, Sistem kalkulasi biaya job dan lot memudahkan pendekatan kalkulasi biaya proses dan
operasi dalam manufaktur yang fleksibel.
Setelah barang melewati operasi manufaktur, akuntan menghitung biaya per unit produk untuk
menentukan nilai persediaan. Variabel yang berbeda menyulitkan penentuan biaya produk dalam
proses ini. Sebagai contoh, penambahan bahan dapat menyebabkan kenaikan biaya per unit atau
unit yang dipertanggung-jawabkan. Adalah lebih sederhana jika bahan yang ditambahkan tidak
meningkatkan unit terkait. Kenaikan unit yang dipertanggung-jawabkan yang berasal dari
penambahan bahan mengharuskan kita menghitung kembali biaya per unit departemen sebelumnya
untuk menyebarkan biaya ini kepada unit yang bertambah itu.
Perusahaan mengalami kehilangan unit dalam pemrosesan karena faktor-faktor yang tidak dapat
dikendalikan, seperti pendiutan atau penguapan. Manajemen harus menentukan batas toleransi
normal untuk kehilangan yang diperkirakan. Setiap kehilangan yang melebihi batas tersebut
merupakan kehilangan unit yang abnormal. Kalkulasi unit ekuivalen memasukkan unit yang hilang
sehingga kehilangan unit itu  akan menanggung biaya. Biaya kehilangan unit yang abnormal
merupakan biaya periode. Titik dimana inspeksi terjadi dan unit yang hilang terdeteksi, menentukan
apakah baik persediaan akhir maupun unit yang ditransfer atau hanya unit yang ditransfer yang akan
menerima biaya dari kehilangan unit yang normal. Metode ini menunjukkan biaya unit yang hilang
memberikan insetif kepada manajemen agar lebih mengusahakan cara untuk mencegah kehilangan.
Penggunaan konsep kerusakan nol yang meningkat juga mengurangi terjadinya kehilangan.

Proses costing
Proses costing merupakan metode akuntansi yang menelusuri dan terakumulasi biaya langsung, dan
mengalokasikan biaya tidak langsung dari proses manufaktur. Biaya dikeluarkan untuk produk,
biasanya dalam batch besar, yang mungkin mencakup produksi sebulan itu. Akhirnya, biaya harus
dialokasikan untuk unit individu produk. Ini memberikan biaya rata-rata untuk masing-masing unit,

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 49


dan merupakan kebalikan dari ekstrim Job costing yang mencoba untuk mengukur biaya individu
produksi masing-masing unit. Process costing biasanya bab signifikan. Proses penetapan biaya
adalah jenis operasi biaya yang digunakan untuk memastikan biaya produk pada setiap proses atau
tahap pembuatan. CIMA mendefinisikan process costing sebagai “Metode biaya diterapkan di mana
barang atau jasa hasil dari urutan operasi atau proses yang terus menerus atau berulang-ulang.
Biaya dirata-ratakan atas unit yang diproduksi selama periode”. Process costing cocok untuk industri
yang memproduksi produk homogen dan di mana produksi aliran kontinu. Sebuah proses dapat
disebut sebagai sub-unit organisasi khusus yang ditetapkan untuk biaya pengumpulan tujuan.
Karakteristik sistem biaya proses yang diterapkan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai
berikut:
1. Sistem produksi merupakan sistem produksi yang berjalan terus menerus (intermitten);
2. Produk yang dihasilkan merupakan produksi massal dan bersifat seragam (homogen);
3. Tujuan produksi adalah untuk membentuk persediaan (inventory).
Dalam laporan pertanggung-jawaban untuk sistem biaya proses ini, terdiri dari 3 bagian yakni:
1. Bagian pertama berisi informasi data produksi yang sekaligus laporan arus fisik. Perlu
dipahami bahwa pengertian unit dalam bagian ini adalah unit ekuivalen.
2. Bagian kedua berisi informasi total akumulasi biaya yang menjadi tanggung-jawab Manajer
Departemen Produksi yang bersangkutan.
3. Bagian ketiga berisi informasi bagaimana total biaya didistribusikan menjadi nilai dari barang
dalam proses dan produk jadi.
Dalam system biaya proses ini, pada tiap akhir periode pertama masih terdapat barang dalam proses
pada akhir periode. Dimana barang dalam proses akhir periode pertama akan diberlakukan sebagai
barang dalam proses awal pada periode kedua. Dengan kata lain pada periode kedua sudah terdapat
barang dalam proses awal, sehingga untuk alokasi biaya produksi terdapat 2 alternatif yang dapat
dipilih, yakni:
1. Metode masuk pertama keluar pertama (FIFO);
2. Metode rata-rata (Average Method).
Unit ekuivalensi merupakan jumlah unit jadi yang dihasilkan dengan menggunakan bahan, pekerja,
overhead yang dikeluarkan selama satu periode yang tersedia untuk menyelesaikan unit tersebut.

Kalkulasi Metode FIFO


Dalam metode ini, biaya persediaan awal barang dalam proses dipisahkan dari biaya yang
ditambahkan pada periode berjalan dan tidak dirata-ratakan dengan biaya tambahan baru. Metode
ini menghasilkan 2 angka biaya per unit:

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 50


1. Persediaan awal barang dalam proses yang diselesaikan;
2. Unit yang dimulai dan diselesaikan dalam periode yang sama.
Biaya persediaan awal barang dalam proses dicantumkan sebagai satu angka terpisah. Biaya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan unit persediaan awal ditambahkan kebiaya tadi. Jumlah kedua
biaya ini kemudian ditransfer ke departemen berikutnya.

Kalkulasi Metode Rata-rata (Average)


Dalam kalkulasi atau penetapan biaya rata-rata dalam hal ini, berarti bahwa biaya persediaan awal
barang dalam proses digabungkan dengan periode yang baru. Kemudian biaya unit-unit yang
ditransfer ke departemen berikutnya dihitung melalui perkalian jumlah unit yang ditransfer dengan
biaya akhir per unit.
Dalam metode rata-rata biaya persediaan awal barang dalam proses ditambahkan ke biaya dari
departemen sebelumnya dan biaya bahan, pekerja dan overhead pabrik yang dikeluarkan selama
periode itu. Biaya per unit akan ditentukan dengan membagi biaya-biaya ini dengan kuantitas
produksi ekuivalen. Unit-unit serta biayanya kemudian ditransfer ke departemen berikutnya sebagai
suatu angka kumulatif.

Perbandingan Metode FIFO dan Average


Kalkulasi biaya rata-rata dan kalkulasi biaya FIFO masing-masing mempunyai keunggulan tersendiri.
Pemilihan salah satu metode itu akan tergantung seluruhnya pada sikap manajemen mengenai
prosedur penentuan biaya yang lebih layak dan praktis.
Metode rata-rata umumnya lebih mudah untuk digunakan karena perhitungannya lebih mudah.
Metode ini paling sesuai jika hanya bahan baku, biaya konversi dan tingkat persediaan stabil.
Metode FIFO paling sesuai digunakan apabila tingkat harga bahan baku, biaya konversi atau tingkat
persediaan berfluktuasi. Metode FIFO lebih disukai untuk kepentingan pengendalian, karena biaya
per unit untuk setiap periode independen terhadap periode sebelumnya. Perbedaan mendasar
diantara kedua metode terutama berkaitan dengan perlakuan terhadap persediaan awal barang
dalam proses. Kesulitan yang dihadapi dalam prosedur akuntansi biaya proses adalah:
1. Penentuan kuantitas produksi dan tahap-tahap penyelesaiannya seringkali bermasalah;
2. Perhitungan biaya bahan seringkali memerlukan analisis yang cermat;
3. Industri yang menggunakan kalkulasi biaya proses pada umumnya merupakan jenis industry
yang banyak menghasilkan produk (heterogen).

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 51


 Memperhitungkan Adanya Persediaan Produk Dalam Proses Awal
Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai  diproses pada akhir periode akan
menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya.
Produk dalam proses awal periode ini akan membawa harga pokok persatuan yang berasal dari
periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok per satuan yang
dikeluarkan oleh departemen produksi yang bersangkutan dalam periode sekarang. Dengan
demikian jika dalam periode sekarang dihasilkan produk selesai yang ditransfer ke gudang atau ke
departemen berikutnya, harga pokok yang melekat pada persediaan produk dalam proses awal akan
menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok produk selesai tersebut.

Metode Rata-Rata Tertimbang


Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal ditambahkan dengan biaya
produksi yang dikeluarkan periode sekarang dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk
menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang.
Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama merupakan
harga pokok kumulatif, yaitu merupakan penjumlahan harga pokok dari departemen satu
ditambahkan dengan departemen berikutnya yang bersangkutan.

Metode FIFO
Dalam metode ini, menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk
menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya
digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses periode sekarang.
Oleh karena itu dalam perhitungan unit ekuivalensi tingkat penyelesaian persediaan produk dalam
proses awal harus diperhitungkan.
Dalam departemen setelah departemen I, produk telah membawa harga pokok dari periode
sebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok  produk yang ditransfer ke
departemen berikutnya atau ke gudang.

Tambahan Bahan Baku Setelah Departemen Produksi I


Tambahan bahan baku ini mempunyai kemungkinan :
1. Tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan. Tambahan initi dak terpengaruh terhadap
perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan, sehingga tidak mempengaruhi perhitungan HPP
per satuan yang diterima dari departemen produksi sebelumnya. Menambah jumlah produk yang

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 52


dihasilkan.   Hal ini akan berakibat diadakannya penyesuaian HPP per satuan yang diterima dari
departemen produksi sebelumnya.[ CITATION Har15 \l 1057 ]

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 53

Anda mungkin juga menyukai