Anda di halaman 1dari 7

2.2.1.1.

Prinsip Komunikasi Interpersonal


Berikut adalah 7 prinsip komunikasi interpersonal (DeVito, 2013), yaitu:
1) Interpersonal Communication is a Transactional Process
Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses, sebuah event yang
terus berlanjut yang memiliki elemen-elemen yang saling berhubungan.
Komunikasi terjadi dan berubah secara konstan, tidak mungkin ada
kesamaan pada awal dan akhir komunikasi atau pun kesamaan dalam setiap
situasi komunikasi.

2) Interpersonal Communication is Purposeful


Setiap orang melakukan komunikasi interpersonal dengan tujuan
tertentu. 5 Tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk belajar, untuk
menghubungkan, untuk mempengaruhi, untuk bermain, dan untuk
menolong. Berikut penjelasannya:
a. To Learn
Tujuan utama dari komunikasi interpersonal memungkinkan anda untuk
belajar, untuk memahami dengan lebih baik dunia luar. Yang terpenting
adalah, komunikasi interpersonal membantu anda untuk belajar tentang
diri anda.
b. To Relate
Komunikasi interpersonal membantu anda dalam membangun hubungan.
Anda berkomunikasi mengenai persahabatan dan cinta melalui interaksi
interpersonal.
c. To Influence
Komunikasi interpersonal memungkinkan anda mempengaruhi sikap dan
tingkah laku orang lain dalam interaksi interpersonal. Fungsi
mempengaruhi ini berhubungan dengan persuasi. Semua komunikasi
adalah persuasi dan semua komunikasi memiliki tujuan persuasi.
d. To Play
Tujuan umum dari komunikasi interpersonal adalah untuk memberi
keseimbangan dalam diri di luar aktivitas-aktivitas yang bersifat serius.
Contohnya adalah berkomunikasi dengan teman mengenai aktivitas di
akhir minggu.
e. To help
Komunikasi interpersonal bertujuan untuk memberi bantuan atau
bimbingan secara profesional melalui interaksi interpersonal. Contohnya
adalah konsultasi teman yang sedang putus cinta dan meminta saran.
3) Interpersonal Communication is Ambiguous
Dalam komunikasi interpersonal, terkadang orang-orang
menggunakan kata-kata yang dapat diintepretasikan secara berbeda. Hal ini
membuat pesan tersebut menjadi ambigu karena dapat diintepretasikan
menjadi lebih dari satu makna.

4) Interpersonal Communication May Be Symmetrial or Complementary


Komunikasi interpersonal dapat dideskripsikan sebagai hubungan
symmetrical maupun complementary. Dalam hubungan symmetrical, dua
individu mencerminkan perilaku satu sama lain. Contohnya adalah salah
satu individu akan memberi respon dengan lebih sabar apabila individu yang
lain tampak memberi respon yang berapi-api. Sedangkan dalam hubungan
complementary, dua individu mengikutsertakan perilaku yang berbeda.
Respon yang diberikan oleh satu individu akan menjadi stimulus bagi
individu yang lainnya.

5) Interpersonal Communication Refers to Content and Relationship


Pesan dalam komunikasi interpersonal mengacu pada isi dari pesan
yang dikomunikasikan, namun pesan tersebut juga mengacu kepada
hubungan yang dimiliki oleh partisipan komunikasi. Dalam komunikasi,
dimensi konten mungkin memiliki kesamaan namun memiliki aspek
hubungan yang berbeda, sedangkan dalam komunikasi lainnya aspek
hubungan antara partisipan komunikasi mungkin sama namun memiliki
dimensi konten yang berbeda.

6) Interpersonal Communication Is a Series of Punctuated Events


Komunikasi interpersonal adalah sebuah transaksi yang berkelanjutan.
Komunikasi interpersonal dianggap sebagai punctuation, artinya dalam
komunikasi interpersonal terdapat kecenderungan untuk membagi transaksi
komunikasi dalam bagian-bagian yaitu rangsangan dan respon.

7) Interpersonal Communication Is Inevitable, Irreversible, and Unrepeatable


Komunikasi interpersonal adalah suatu peristiwa yang tidak dapat
dihindari., tidak dapat diubah kembali, dan tidak dapat diulang kembali.
Dalam situasi interaksional, manusia tidak mungkin tidak berkomunikasi
dan tidak dapat mengulang sebuah pesan dengan sama persis.
Style of effective listening
Emphatic and Objective Listening

Emphatic mendengarkan dengan merasakan apa yang orang lain rasakan. Mendengarkan emphatic
dapat memperat hubungan Anda.

Objective mendengarkan tanpa melibatkan unsur perasaan dan hanya melihat kenyataan secara
objektif.

Ketika mendengarkan cerita teman yang sedang bersedih karena gagal di mata kuliah Komunikasi
Budaya, Anda ikut sedih dan membayangkan bagaimana jika berada di posisinya. Namun Anda juga
harus berpikiran objektif dengan melihat alasan nyata mengapa ia bisa sampai gagal. Mungkin saja
kegagalan itu terjadi karena ia memang malas belajar.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Memahami pesan dari sudut pandang speakers

Menyetarakan diri ketika terlibat dalam komunikasi dua arah. Untuk meningkatkan keterbukaan dan
rasa empati, cobalah hilangkan berbagai penghalang dan hambatan saat berkomunikasi.

Berusaha untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain

Hindari mendengarkan yang bertujuan mencari kesalahan speakers dan menyerang balik.
Berusaha untuk tetap mendengarkan secara objektif. Jangan menilai pesan dengan melihat siapa
orangnya karena akan menghilangkan sisi positif dan negatif dari seseorang. Musuh belum tentu selalu
salah, teman belum tentu selalu benar.

Nonjudgemental and Critical Listening

Nonjudgemental mendengarkan tanpa menghakimi terlebih dahulu sampai Anda benar-benar


memiliki pemahaman sesuai dengan yang speakers maksudkan.

Critical memahami pesan dengan pikiran yang terbuka dan kritis dalam menganalisisnya.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Tetap berpikiran terbuka.

Hindari menyederhanakan atau menghilangkan bagian-bagian yang tidak Anda inginkan secara
berlebihan.

Hindari memaknai atau menginterpretasikan pesan dengan pandangan menurut Anda sendiri yang bias,
terpengaruh dengan kecurigaan, dan ekspetasi.

Hindari penekanan hanya pada satu atau dua aspek dari pesan yang disampaikan. Anda harus
mendengarkan dan memahami seluruh isi pesan jika ingin menilai atau mengkritisi.

Menyadari adanya kekeliruan bahasa.

Surface and Depth Listening

Surface mendengarkan dengan fokus untuk menemukan makna pesan yang terlihat jelas.

Depth mendengarkan dengan fokus untuk menemukan makna pesan yang tersembunyi.

Seorang musuh mendorong Anda sampai jatuh dan kemudian berkata, Maaf, tidak sengaja. Dengan
Surface Listening, Anda akan memahami kalau ia memang benar-benar tidak sengaja telah mendorong
Anda. Namun dengan Depth Listening, Anda memiliki kecurigaan pemahaman lain bahwa ia sebenarnya
mendorong dengan sengaja.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Fokus pada pesan verbal dan nonverbal

Mendengarkan pesan yang sifatnya konten dan relasional

Memperhatikan kalimat speakers yang menggambarkan dirinya sendiri

Dalam mencari makna yang tersembunyi, jangan mengabaikan makna harfiah

Polite and Impolite Listening


Polite mendengarkan dengan penuh kesopanan dan respon positif untuk menunjukkan rasa hormat
kepada speakers.

Impolite memberikan respon negatif kepada pembicara, bahkan cenderung enggan untuk
mendengarkan. Biasanya hanya terjadi ketika seseorang berperilaku kasar atau tidak menyenangkan
terhadap kita.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Hindari menginterupsi speakers yang sedang berbicara

Memberikan tindakan respon yang mendukung bagi speakers

Menunjukkan rasa empati kepada speakers

Menjaga kontak mata. Bergantung pada latar belakang budaya. Ada budaya yang mengajarkan untuk
menatap mata lawan bicaranya sebagai bentuk kesopanan dan kejujuran, namun ada juga budaya yang
mengajarkan untuk menundukkan kepala ketika berbicara.

Memberikan feedback yang positif. Jika harus menyampaikan kritik negatif, ucapkan tanpa usaha
menyerang dan mempermalukan speakers secara personal.

Active and Inactive Listening

Active tindakan mengulangi atau merefleksikan yang speakers maksudkan dalam konten isi pesan
maupun perasaan menurut pemahaman pendengar. Bukan meniru sama persis, tetapi menyatukan inti-
inti penting menjadi kesatuan pemahaman pesan yang utuh.

Teknik mendengarkan aktif:

Memparafrasekan maksud speakers dengan kata-kata yang mudah dimengerti diri sendiri.

Tunjukkan sikap memahami perasaan speakers

Ajukan pertanyaan

CULTURE, GENDER, AND LISTENING

Proses mendengarkan menjadi suatu bagian yang sulit karena terpengaruh adanya perbedaan yang
tidak bisa dihindari seperti perbedaan latar belakang budaya dan gender antara speakers dengan
pendengar.

Culture and Listening

Language and Speech: dua individu dapat menangkap pemahaman dan memaknai pesan secara berbeda
karena adanya perbedaan bahasa, aksen, intonasi, dan pengalaman hidup.
Nonverbal Behaviors: mendengarkan tidak hanya terpaku pada kata-kata, melainkan juga pada
komunikasi nonverbal dari speakers. Adanya perbedaan kebiasaan perilaku nonverbal dari masing-
masing latar belakang budaya dapat menimbulkan kekeliruan dan kesalahpahaman. Melingkarkan jari
jempol dengan telunjuk memiliki arti uang pada budaya Jepang, OK pada budaya Amerika, atau
saya akan membunuh kamu pada budaya Tunisia.

Feedback: adanya perbedaan budaya menyangkut tindakan memberikan timbal balik atau respon.
Budaya Amerika mengharapkan pendengarnya memberikan timbal balik berupa komentar yang jujur.
Sedangkan budaya Jepang dan Korea lebih memilih untuk selalu mengatakan komentar positif
dibandingkan harus jujur dengan komentar negatif.

Gender and Listening

Terkait ketiga hal di bawah, wanita lebih mau mendengarkan dan memberi respon dukungan yang
positif dibanding pria.

Rapport and Report Talk: wanita cenderung menjadi pendengar yang baik karena memiliki tujuan
membangun dan menjaga hubungan yang lebih intim. Sedangkan pria menggunakan kekuatan dan
keahlian mereka untuk mendominasi hubungan. Pria ingin selalu dihormati dalam proses interaksi,
sehingga ia melaporkan atau istilahnya memamerkan keahlian dan pengetahuan mereka dan wanita
hanya diam mendengarkan.

Listening Cues: wanita lebih terlibat dalam proses mendengarkan dibandingkan pria. Wanita cenderung
lebih banyak memberikan isyarat saat mendengarkan, seperti menganggukkan kepala saat merasa
setuju, kontak mata, bergumam oh atau ehm. Sedangkan pria cenderung hanya diam saat
mendengarkan tanpa memberikan banyak isyarat sebagai feedback.

Amount and Purposes of Listening: pria diasumsikan lebih argumentatif (melawan) saat mendengarkan
dan mencari sela kesalahan lawan bicaranya untuk menunjukkan kehebatan mereka. Sedangkan wanita
lebih bersifat mendukung dan kritis dalam aspek yang positif.

Anda mungkin juga menyukai