OLEH:
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
Oleh
Dr. Ririt Iriani Sri S, SE.ME Drs. Ec. Wiwin Priana Primandhana, M.T
NIP. 1965020819900220001 NIP. 196008101990031001
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis hanturkan kehadiran Allah SWT, karena telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “ Pengaruh Penggunaan Media Sosial Untuk
Mempromosikan Dan Hasil Penjualan Produk UMKM Kharisma Kec.
Nganjuk”
Proposal penelitian ini dibuat memenuhi tugas akhir perkuliahan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S1 di Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional”Veteran” Jawa Timur.
Saya menyadari bahwa proposal penelitian ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saya berharap dapat belajar lebih banyak lagi
mengimplementasikan ilmu yang didapat dari proposal penelitian ini tentunya
tidak lepas dari bimbingan, masukan, dan arahan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terima kasih
Sebesar-besarnya kepada:
BAB I
Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada Daerah Kabupaten dan Daerah
Kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah kewenangan (urusan) dari pemerintah
pusat ke pemerintah daerah yang bersangkutan. Penyerahan berbagai kewenangan dalam
rangka desentralisasi ini tentunya harus disertai dengan penyerahan dan pengalihan
pembiayaan. Sumber pembiayaan yang paling penting adalah sumber pembiayaan yang
dikenal dengan istilah Pendapatan Asli Daerah di mana komponen utamanaya adalah
penerimaan yang berasal dari komponen pajak daerah dan retribusi daerah. Pendapatan Asli
Daerah (PAD) sebagai salah satu penerimaan daerah mencerminkan tingkat kemandirian
daerah. Semakin besar PAD maka menunjukkan bahwa daerah itu mampu melaksanakan
destralisasi fiskal dengan baik dan ketergantungan terhadap pemerintahan pusat berkurang.
Dalam UU No.32/2004 disebutkan bahwa untuk pelaksanaan kewenangan Pemerintah
Daerah, Pemerintah Pusat akan mentransfer Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana
Alokasi Umum ( DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan bagian daerah dari Dana Bagi
Hasil yang terdiri dari pajak dan sumber daya alam. Disamping dana perimbangan tersebut,
Pemerintah Daerah mempuyai sumber pendanaan sendiri berupa Pendapatan Asli Daerah
(PAD), pembiayaan , dan lain-lain pendapatan. UU No. 33/2004 tentang perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa pendapatan
asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada pasal 3, disebutkan bahwa PAD
bertujuan memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan
otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. Kebijakan
penggunaan semua dana tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah. Seharusnya dana
transfer dari pemerintah Pusat diharapkan digunakan secara efektif dan efisien oleh
Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Kebijakan
penggunaan dana tersebut sudah seharusnya pula secara transparan dan akuntabel.
Menurut Suryana(2000) keberhasilan suatu daerah dalam usaha membangun ekonomi
daerah dipengaruhi beberapa faktor ekonomi, meliputi: sumber daya manusia(labor supply,
education, disclipline, motivation); teknologi dan kewirausahaan (technology adn
entrepreneurship). Selain itu juga beberapa variabel yang mempengaruhi PAD tersebut
diantaranya variabel pertumbuhan ekonomi dan usaha mikro kecil menengah penduduk
daerah tersbut
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan proses pertumbuhan ekonomi secara
berkesinambungan meneju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi juga dapat diartikan sebagai proses kenaikan kapasitas pendapatan daerah.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi
meningkat dari satu dari satu periode ke tahun berikutnya, yang berarti jumlah barang dan
jasa yang dihasilkan bertambah besar.
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini merupakan peran penting dalam membantu
perkembangan perekonomian daerah. Selain itu, Usaha Mikro Kecil Menengah telah menjadi
tulang punggung perekonomian Indonesia. Sejarah membuktikan ketika terjadi krisis moneter
di tahun 1977. Hal ini dikarenakan UMKM dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat dan juga mampu meberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memajukan
daerahnya. Dikarenakan UMKM ini masih memiliki ciri-ciri yaitu usaha milik keluarga,
masih menggunakan teknologi tenaga manusia, dan masih memiliki jiwa persaudaraan.
Seperti halnya yang terjadi di UMKM sentra produk Nganjuk, sebagian besar para karyawan
berasal dari daerah Nganjuk. Ini merupakan bukti bahwa UMKM dapat menjadi peluang
usaha dan peluang pekerjaan bagi masyarakat disekitarnya. Hal ini dapat mendorong
Pendapatan Asli Daerah. Menurut (Arifudin, 2002), bahwa perkembangan dalam dunia usaha
di Indonesia saat ini yang semakin cepat dan pesat berakibat juga pada perubahan budaya,
sehingga pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah(UMKM) dituntut untuk mempunyai budaya
yang membedakan dengan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah(umkm) lain.
Menurut Rudjito (2003) mengemukakan bahwa pengertian Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) adalah usaha yang punya peranan penting dalam perekonomian Negara
Indonesia, baik dari sisi lapangan kerja yang tercipta maupun sisi jumlah usahanya. Secara
umum, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah usaha produktif yang dimiliki
perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Seperti
diatur dalam peraturan perundang-undang an No. 20 tahun 2008, sesuai pengertian UMKM
tersebut maka kriteria UMKM dibedakan secara masing-masing meliputi usaha mikro, usaha
kecil, dan usaha menengah. Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki arti
yang begitu penting bagi suatu daerah terutama sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi
daerah. Kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu cara agar
produk kreatif daerah dapat dikenal dan memberikan peluang bisnis bagi pelaku usaha di
daerah. Selain itu, peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM dipandang sangat guna
meningkatkan perekonomian suatu daerah, sehingga pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) dituntut mampu untuk ikut serta dalam mengembangkan perekonomian negaranya
terutama dalam melakukan pengembangan dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Nganjuk. Kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang
usaha yang dapat berkembang dan konsisten dalam perekonomian nasional. Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) menjadi wadah yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan
yang direncanakan baik oleh pemerintah, swasta dan pelakunya usaha perorangan.
Kabupaten Nganjuk adalah wilayah dengan kekuatan bahan baku produk Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang cukup beragam, mulai dari Bawang Merah, Jagung,
Padi, Ubi dll. dengan adanya bahan baku produk Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM)
khususnya sektor produk Usaha Mikro Kecil Menengah, masyarakat Kabupaten Nganjuk
mampu memaksimalkan potensi bahan-bahan baku tersebut. Dalam memenuhi kebutuhan
pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) maka stakeholder pemerintah ataupun swasta
terlibat untuk melengkapi kebutuhan tersebut serta upaya dalam mengembangkan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM). Upaya pemenuhan salah satunya adalah dengan pelatihan
sosialisasi, bantuan modal.
Kualitas Produk dan jasa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan bentuk
responsif terhadap permintaan konsumen terkait dengan kebutuhan konsumen itu sendiri.
Tentunya fasilitas yang dimiliki pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah memberikan kualitas
produk dan jasa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang baik menjadi dasar
pertumbuhan ekonomi dengan menggambarkan situasi dan kondisi perkembangan sarana
mastarakat menjadi ikonik minat konsumen membeli produk dan jasa Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) Kabupaten Nganjuk yaitu dengan penawaran produk dan jasa Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bermacam-macam. Semakin tinggi peningkatan
jumlah produk dan jasa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) maka tentunya akan
memberikan keuntungan bagi sisi perekonomian pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Kabupaten Nganjuk.
Tabel 1.1
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan dalam latar belakang secara singkat,
adapun hal-hal yang mendasari peneliti untuk memilih variabel jumlah pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM), Variabel jumlah produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
untuk menjelaskan penelitian ini, dengan menganalisis pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
Kabupaten Nganjuk. Hal ini menjadi alasan peneliti untuk memilih variabel tersebut untuk
mengetahui masing-masing variabel permasalahan diatas, sehingga akan melakukan
penelitian yang berjudul”Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan UMKM
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Nganjuk”.
c. Dasar Hukum
Peraturan perundangan mengenai pajak daerah mengalami bebrapa kali
perubahan. Peraturan perundangan di bidang pajak daerah antara lain UU
No.11 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah, UU No.18
Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, UU No.34 Tahun
2000 tentang Perubahan atas UU No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Deerah
dan Retribusi Daerah. Kemudian pada tahun 2009 pemerintah pusat
mengeluarkan UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah
menggantikan UU No.34 Tahun 2000.
d. Objek Pajak Daerah Kabupaten/Kota
Objek pajak daerah Kabupaten/Kota sesuai undang-undang nomor 1 tahun
2011 tentang pajak Hotel, Undang-undang nomor 2 tahun 2011 tentang pajak
Restoran, Undang-undang nomor 3 tahun 2011 tentang pajak Hiburan,
Undang-undang nomor 4 tahun 2011 tentang pajak Reklame, Undang-undang
nomor 6 tahun 2011 tentang pajak Penerangan jalan, Undang-undang nomor
8 tahun 2011 tentang Pajak Parkir, Undang-undang nomor 10 tahun 2011
tentang pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Undang-undang nomor 13
tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah, dan Undang-undang nomor 14 tahun
2011 tentang Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, sebagai
berikut:
Realisasi PAD
Rasio Efektivitas PAD =
Target penerimaan PAD
Rasio Efektivitas PAD menunjukkan kemampuan pemerintah daerah
dalam memobilisasi penerimaan PAD sesuai dengan yang ditargetkan.
Kemampuan memperoleh PAD dikategorikan efektif apabila rasio ini
mencapai 1 atau 100%
c. Modal
Modala merupakan persediaan faktor produksi yang secara
fisik dapat diproduksi kembali. Permbentukan modal atau
akumulasi merupakan investasi dalam bentuk barang modal
yang bertujuan untuk menaikkan stok modal, Output nasional
dan pendapatan nasional. Sehingga pembentukan modal
menjadi salah satu kunci dalam mencapai pertumbuhan
ekonomi. Pembentukan modal dapat meningkatkan output
nasional dengan bermacam-macam cara. Investasi di bidang
barang modal tidak hanya meningkatkan produksi saja, tetapi
juga akan membawa ke arah kemajuan teknologi
d. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi menjadi faktor yang penting dalam proses
pertumbuhan ekonomi. Dengan kemajuan teknologi akan
mendorong munculnya penemuan-penemuan baru yang dapat
meningkatkan produktivitas pekerja, modal dan faktor produksi
yang lain.
Menurutnya Kuznet (2011:26), “terdapat lima pola
penting pertumbuhan teknologi di dalam pertumbuhan ekonomi
modern. Kelima pola tersebut meliputi: penemuan ilmiah atau
penyempurnaan dan penyebarluasan teknik, investasi, inovasi,
penyempurnaan dan penyebarluasan yang biasanya diikuti oleh
penyempurnaan. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan
oleh Schumpeter bahwa inovasi (pembaharuan) sebagai faktor
teknologi yang penting dalam pertumbuhan ekonomi.
3. Usaha Menengah
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang. Usaha menengah adalah
perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000 hingga
paling banyak Rp.100.000.000.000 hasil penjualan di atas
Rp.2.500.000.000.000 milyar sampai paling tinggi Rp.50.000.000.000
Terdapat penurunan dalam Pendapatan Asli Daerah dalam beberapa tahun terakhir, yaitu
pada sektor pertumbuhan ekonomi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
sehingga pendapatan sektor pertumbuhan ekonomi dan Usaha Mikro , Kecil dan
Menengah (UMKM) menurun dan mempengaruhi pendapatan Asli Daerah
Teori: Penelitian:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1. Abdul Halim (2020)
2. Pertumbuhan Ekonomi 2. Soko Wikardojo (2019)
3. UMKM 3. Lutfiyah (2017)
4. Prisma Dwi Anggraeni (2022)
5. Nadya Fitri Setiawan, Nurlaila Hahum, dan Asnidar (2021)
- Jumlah Pertumbuhan Ekonomi (X1)
- Jumlah Usaha Mikro, Kecil Menengah (X2)
Analisis Kuantitatif:
Temuan Hasil
Implementasi Data
Dari kerangka pemikiran diatas adanya pemikiran bahwa variabel X1 yaitu jumlah Pertumbuhan
Ekonomi di Kabupaten Nganjuk, Variabel X2 yaitu Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Kesimpulan
di Kabupaten Nganjuk, serta kemungkinan semua variabel X (Independen) berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Nganjuk.
2.4. Hipotesis
Hipotesis adalah awal yang pernyataan masih lemah dan perlu dibuktikan. Setelah
menjalankan hipotesis selanjutnya, uji kebenarannya menggunakan data empiris dari temuan
penelitian. Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan, maka hipotesis dari penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
1. Diduga ada pengaruh jumlah Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Nganjuk.
2. Diduga ada pengaruh jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Nganjuk.