Anda di halaman 1dari 2

NAMA : RICHI SATRIA PRIMADANA

NIM : 2062037

KELAS : AKUNTANSI REG-B 2020

MATA KULIAH : AUDITING 2

PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP PIUTANG USAHA

Hutang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar oleh perusahaan atas kegiatan
perusahaan dalam usaha normalnya. Hutang usaha merupakan hutang lancar, meliputi semua
kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari
tanggal neraca atau dalam siklus normal kegiatan perusahaan). Hutang lancar terdiri dari:

1. Hutang usaha yang timbul dari transaksi pembelian bahan baku, bahan penolong,
pembelian suku cadang, dan bahan-bahan yang habis dipakai untuk proses produksi.
2. Uang jaminan masuk dari pelanggan.
3. Hutang yang timbul dari berlalunya waktu.
4. Hutang yang timbul kepada pihak ketiga, karena perusahaan ditunjuk sebagai pemungut
pajak (fiskus, bank persepsi, bank penerima pembayaran dll).
5. Akrual yang timbul dari kegiatan usaha. diantaranya hutang bonus dan biaya pemeliharaan
yang harus dibayar perusahaan.
6. Hutang lain yang diperkirakan akan dilunasi dalam jangka waktu pendek:
a. Hutang bank
b. Kredit modal usaha
c. Deviden
d. Hutang pajak
e. Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam 1 tahun

Tujuan pengujian substantif terhadap hutang usaha, diantaranya:


1) Memperoleh keyakinan terhadap keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
hutang usaha.
2) Membuktikan keberadaan hutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan hutang usaha yang dicantumkan di neraca.
3) Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelangsungan saldo usaha yang disajikan di neraca.
4) Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca.
5) Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang usaha di neraca.

Pengujian substantif terhadap hutang usaha ditujukan untuk menemukan adanya


penyajian hutang usaha yang lebih rendah dari jumlah yang seharusnya. Di lain pihak
pengujian substantif terhadap hutang lancar ditujukan untuk menentukan adanya hutang yang
belum dicatat (unrecord liabilities) pada tanggal neraca. Di lain pihak, dalam pengujian
substantif atas utang lancar, auditor menghadapi fakta; menghadapi data historis mengenai
kewajiban perusahaan yang terjadi di masa yang lalu, yang dalam jangka pendek harus dilunasi.
Oleh karena itu, pengujian substantif atas utang lancar memerlukan waktu yang relatif lebih
pendek bila dibandingkan dengan pengujian substantif atas aktiva lancar.

Pengujian subtantif terhadap utang usaha di tujukan untuk memperoleh keyakinan


tentang keandalan catatan akuntansi bersangkutan dengan utang usaha, membuktikan
keberadaan utang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan deangan utang usaha yang
dicantumkan di neraca, membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan
akuntansi serta membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca.

Anda mungkin juga menyukai