Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI

DI PROVINSI JAMBI

JURNAL ILMIAH

Disusun Oleh :
NOVITA DWI PUTRI
NPM : 161060201057

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SAKTI ALAM KERINCI


PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
SUNGAI PENUH
2020
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
SAKTI ALAM KERINCI
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

PERNYATAAN MENGENAI PLAGIARISME

Saya yang menyatakan bahwa jurnal yang saya buat adalah benar-benar hasil

penelitian/pekerjaan saya. Jika saya mengutip/menggunakan hasil penelitian orang lain

dalam penelitian dan tugas pribadi saya maka saya akan mengindikasikan hal secara

jelas, dengan mencantumkan sumber kutipan yang bersangkutan.

Jika saya melanggar pernyataan saya tersebut diatas. Maka saya menyatakan

bersedia menerima sanksi plagiarisme dan sanksi akademik lainnya sesuai peraturan

yang berlaku di Program Studi EKONOMI PEMBANGUNAN Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci.

Nama : NOVITA DWI PUTRI


Judul : ANALISIS PUSAT PERTUMBUHAN
EKONOMI DI PROVINSI JAMBI
Pembimbing Utama : HJ. MASRIDA ZASRIATI, S.E., M.SI
Pembimbing Pendamping : DEWI ERNITA, S.E., M.E

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sadar membuat pernyataan tanpa

ada unsur paksaan dari pihak manapun.

Sungai Penuh, Agustus 2020

NOVITA DWI PUTRI


NPM : 161060201057
HALAMAN PENGESAHAN

JURNAL ILMIAH

ANALISIS PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI


DI PROVINSI JAMBI

Oleh :

NOVITA DWI PUTRI


NPM : 161060201057

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

HJ. MASRIDA ZASRIATI, S.E., M.SI DEWI ERNITA, S.E., M.E


NIDN : 10 290568 01 NIDN : 10 120383 02
ANALISIS PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI
DI PROVINSI JAMBI

Novita Dwi Putri


novitadwiputri9820@gmail.com

Pembimbing Utama : Hj. Masrida Zasriati, S.E., M.Si


Pembimbing Pendamping : Dewi Ernita S.E., M.E

Program Studi Ekonomi Pembangunan


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci, Sungai Penuh

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kabupaten/kota mana yang menjadi


pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi, untuk mengetahui struktur pertumbuhan
ekonomi pada wilayah pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi dan juga
mengetahui kabupaten/kota mana yang memiliki nilai interaksi spasial tertinggi dengan
wilayah pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi. Penelitan ini menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari situs Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi dan instansi
terkait lainnya. Alat analisis yang digunakan yakni Analisis Skalogram, Indeks
Sentralitas, Tipologi Klassen dan Analisis Gravitasi. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa kabupaten/kota yang memiliki hierarki tertinggi sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi yaitu Kota Jambi dengan keunggulan jenis dan
jumlah fasilitas yang tinggi untuk masyarakat, struktur pertumbuhan ekonomi pada
wilayah pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi yaitu Kota Jambi termasuk pada
daerah berkembang dan Kota Jambi memiliki hubungan interaksi yang paling kuat
dengan Kabupaten Muaro Jambi sebagai wilayah hinterland-nya.
Kata Kunci : Pusat Pertumbuhan, Analisis Skalogram, Indeks sentralitas, Tipologi
Klassen, Analisis Gravitasi, Interaksi Spasial

ABSTRACT

This study aims to find out which districts / cities are the centers of economic
growth in Jambi Province, to find out the structure of economic growth in the region of
economic growth centers in Jambi Province and also to know which districts / cities
which have the highest spatial interaction value with the centers of economic growth in
the Province Jambi. This research uses secondary data obtained from the website of the
Central Statistics Agency of Jambi Province and other relevant agencies. The analysis
tools used are Scalogram Analysis, Central Index, Typology Klassen and Gravity
Analysis. Based on the results of the study showed that the districts / cities that have the
highest hierarchy as the center of economic growth in Jambi Province are Jambi City
with superior types and high number of facilities for the community, the structure of
economic growth in the central region of economic growth in Jambi Province, namely
the City of Jambi, including the developing regions and the City of Jambi has the
strongest interaction relationship with Muaro Jambi District as its hinterland region.
Keywords: Growth Center, Scalogram Analysis, Centrality Index, Klassen Typology,
Gravity Analysis, Spatial Interaction
1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi dan (pole of attraction) yang menyebabkan
prosesnya yang berkelanjutan berbagai macam usaha tertarik untuk
merupakan unsur utama pembangunan berlokasi disuatu tempat dan
perekonomian daerah. Secara umum masyarakat senang datang
pembangunan ekonomi merupakan memanfaatkan fasilitas yang ada di kota
suatu proses untuk meningkatkan tersebut, walaupun kemungkinan tidak
pendapatan total dan pendapatan ada interaksi antara usaha-usaha
perkapita dengan memperhitungkan tersebut.
adanya pertumbuhan penduduk di suatu Berdasarkan penelitian
negara dan pembangunan ekonomi juga terdahulu yang dilakukan oleh Zulfa
merupakan suatu proses yang diikuti Emalia dan Isti Farida (2018), yang
perubahan-perubahan yang spontan dan berjudul Identifikasi Pusat Pertumbuhan
tidak terputus-putus dalam struktur dan dan Interaksi Spasial di Provinsi
corak kegiatan ekonomi seperti Lampung, menujukkan hasil Kota
akselerasi pertumbuhan ekonomi, Bandar Lampung, Kabupaten Lampung
pengurangan ketimpangan Tengah dan Kabupaten Lampung
pembangunan. Maka dalam proses Selatan merupakan daerah yang
pembangunan di perlukan perencanaan termasuk kategori cepat maju dan
strategis dari pemerintah untuk tumbuh di Provinsi Lampung. Kota
mengurangi ketimpangan pembangunan Bandar Lampung, Kabupaten Lampung
antar wilayah. Tengah dan Kabupaten Lampung
Berdasarkan Undang-Undang Selatan merupakan wilayah pusat
No. 23 Tahun 2014 tentang pertumbuhan di Provinsi Lampung.
Pemerintahan Daerah, pemerintah Kota Bandar Lampung memiliki
daerah menyelenggarakan urusan interaksi spasial tertinggi dengan
pemerintahan menurut asas otonomi dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu,
tugas pembantuan dengan prinsip Kabupaten Lampung Tengah memiliki
otonomi seluas-luasnya sesuai dalam interaksi spasial tertinggi dengan
sistem Negara Kesatuan Republik Kabupaten Lampung Timur dan
Indonesia. Kabupaten Lampung Selatan memiliki
Menurut Sjafrizal (2008:123) interaksi spasial tertinggi dengan
Dengan cara penerapan kosep pusat Kabupaten Lampung Timur dan Kota
pertumbuhan, aspek pertumbuhan Bandar Lampung.
ekonomi akan dapat lebih di dorong dan Provinsi Jambi dibentuk
aspek pemerataan akan dapat pula berdasarkan Undang-Undang Darurat
ditingkatkan. penerapan konsep pusat Nomor 19 Tahun 1957, tentang
pertumbuhan dalam perencanaan pembentukan daerah-daerah swatantra
pembangunan regional dapat dilakukan tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan
dengan menetapkan beberapa wilayah Riau, yang kemudian ditetapkan
pembangunan dimana pada masing- menjadi Undang-Undang Nomor 61
masingnya ditentukan pula sebuah pusat Tahun 1958 (Lembaran Negara Tahun
pertumbuhan. 1958 Nomor 112), yang terdiri dari 5
Menurut Tarigan (2005:162- Kabupaten dan 1 Kota. Pada tahun
163) pusat pertumbuhan (growth pole) 1999, dilakukan pemekaran terhadap
secara geografis, yaitu suatu lokasi yang beberapa wilayah administratif di
banyak memiliki fasilitas dan Provinsi Jambi melalui Undang-Undang
kemudahan sehingga menjadi daya tarik Nomor 54 Tahun 1999 tentang
pembentukan Kabupaten Sarolangun, Jabung Barat, Kabuaten Tebo,
Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Kabupaten Bungo, Kota Jambi, dan
Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Kota Sungai Penuh.
Timur. Selanjutnya melalui Undang- Untuk melihat keseimbangan
Undang Nomor 25 Tahun 2008, tentang pembangunan kabupaten/kota di
pembentukan Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi, dibawah ini disajikan
sehingga sampai tahun 2010, secara data laju pertumbuhan ekonomi dan
administratif Provinsi Jambi menjadi 9 data PDRB Perkapita yang dapat
kabupaten dan 2 kota yang terdiri atas menggambarkan keadaan perekonomian
Kabupaten Kerinci, Kabupaten masing-masing kabupaten/kota.
Merangin, Kabupaten Sarolangun, Data laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Provinsi Jambi menurut kabupaten/kota
Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung dapat dilihat pada tabel 1 sebagai
Jabung Timur, Kabupaten Tanjung berikut :
Tabel 1
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi
Tahun 2018 (Persen)

No. Kabupaten/Kota 2018

1 Kerinci 5,10
2 Merangin 5,17
3 Sarolangun 4,72
4 Batanghari 4,96
5 Muaro Jambi 5,27
6 Tanjung Jabung Timur 3,13
7 Tanjung Jabung Barat 6,89
8 Tebo 5,02
9 Bungo 4,72
10 Kota Jambi 5,48
11 Kota Sungai Penuh 5,54
12 Provinsi Jambi 4,71
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2019
Berdasarkan tabel 1 yang memiliki laju pertumbuhan
menunjukan data laju ekonomi paling rendah yaitu
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung
kabupaten/kota di Provinsi Timur sebesar 3,33 persen.
Jambi pada tahun 2018. Daerah Data PDRB Perkapita ADHK
yang memiliki nilai laju 2010 menurut lapangan usaha menurut
pertumbuhan paling tinggi yaitu kabupaten/kota di Provinsi Jambi pada
Tanjung Jabung Barat mencapai tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 2
6,89 persen, sedangkan daerah sebagai berikut:
Tabel 2
PDRB Perkapita ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha Menurut
Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2018 (Rupiah)
No. Kabupaten/Kota 2018
1 Kerinci 25,622,830
2 Merangin 24,540,640
3 Sarolangun 34,611,060
4 Batanghari 41,345,150
5 Muaro Jambi 35,744,190
6 Tanjung Jabung Timur 79,094,140
7 Tanjung Jabung Barat 89,270,630
8 Tebo 27,824,340
9 Bungo 32,820,310
10 Kota Jambi 31,264,700
11 Kota Sungai Penuh 49,197,580
Provinsi Jambi 40,051,670
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2019
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat regional (provinsi) menggambarkan
diketahui daerah yang memiliki PDRB kemampuan suatu wilayah untuk
Perkapita tertinggi yaitu Kabupaten menciptakan nilai tambah pada suatu
Tanjung Jabung Barat sebesar waktu tertentu. Untuk itu dalam rangka
Rp.89.270.630 diikuti Kabupaten meningkatkan kesejahteraan dan taraf
Tanjung Jabung Timur sebesar Rp. hidup masyarakat diperlukan adanya
79.094.140, sedangkan daerah yang strategi pembangunan yang tepat
memiliki PDRB Perkapita terendah sasaran sehingga dapat mengurangi
yaitu Kabupaten Merangin sebesar Rp. ketimpangan pembangunan wilayah
24.540.640. tersebut.
Berdasarkan perbedaan nilai laju Provinsi Jambi memiliki jumlah
pertumbuhan ekonomi dan PDRB penduduk dengan jumlah 3.570.272
Perkapita ADHK masing-masing jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki
kabupaten/kota menunjukan adanya 1.821.381 jiwa dan 1.748.891 jiwa
ketimpangan dalam pembangunan perempuan yang tersebar di 9 kabupaten
wilayah yang dapat menyebabkan dan 2 kota.
terjadinya ketimpangan perekonomian. Berikut data luas wilayah,
Menurut BPS Provinsi Jambi (2019) kepadatan penduduk dan jumlah
Produk Domestik Bruto pada tingkat fasilitas yang terdapat di kabupaten/kota
nasional serta Produk Domestik di Provinsi Jambi tahun 2018 :
Regional Bruto (PDRB) pada tingkat
Tabel 3
Data Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk dan Jumlah Fasilitas Kabupaten/Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2018
Jumlah Fasilitas (unit)
Fasilitas Fasilitas
Luas Kepadatan Pendidikan Kesehatan
No. Kabupaten/Kota Wilayah Penduduk (TK/RA, SD/ (Rumah Sakit,
(Km²) (Jiwa/Km²) MI, SMP/ Puskesmas,
MTs, SMA/ Puskesmas
MA/SMK, Pembantu,
Perguruan Posyandu,
Tinggi/PT) Apotek)
1 Kerinci 3355,27 70,87 407 362
2 Merangin 7679,00 49,94 579 617
3 Sarolangun 6184,00 47,86 453 439
4 Batang Hari 5804,00 46,51 298 390
5 Muaro Jambi 5326,00 81,17 482 521
Tanjung Jabung
6 5445,00 40,11 360 370
Timur
Tanjung Jabung
7 4649,85 70,61 424 408
Barat
8 Tebo 6461,00 53,98 514 395
9 Bungo 4659,00 78,81 465 404
10 Kota Jambi 205,43 2911,47 537 695

11 Kota Sungai Penuh 391,50 229,74 137 116

Jambi 50160,05 3681,07 4656 4717


Sumber : Provinsi Jambi Dalam Angka, 2019

Berdasarkan tabel 3, Jambi dengan luas wilayah


kabupaten/kota yang memiliki 205,43 km². untuk mewakili
kepadatan penduduk tertinggi komponen fasilitas yang
yaitu di Kota Jambi memiliki dimasukan dalam tabel tersebut
kepadatan penduduk sebesar menggunakan jumlah data
2911,47 jiwa/km². Sedangkan fasilitas pendidikan dan fasilitas
kabupaten/kota yang memiliki kesehatan. Untuk wilayah yang
kepadatan penduduk terendah memiliki fasilitas tertinggi
yaitu Kabupaten Tanjung adalah Kota Jambi dengan
Jabung Timur yaitu sebesar jumlah 1232 unit yang terdiri
40,11 jiwa/km². Kabupaten/kota dari 537 unit fasilitas pendidikan
yang memiliki luas wilayah dan 695 unit fasilitas kesehatan.
terbesar yaitu di Kabupaten Sedangkan wilayah yang
Merangin dengan luas wilayah memiliki fasilitas terendah
7679,00 km². Sedangkan adalah Kota Sungai Penuh
kabupaten/kota yang memiliki dengan jumlah 253 unit yang
luas wilayah terkecil yaitu Kota terdiri dari 137 unit fasilitas
pendidikan dan 116 fasilitas 1. Untuk mengetahui kabupaten/kota
kesehatan. mana yang menjadi pusat
Berdasarkan perbedaan jumlah pertumbuhan ekonomi di Provinsi
fasilitas yang ada di wilayah Jambi.
kabupaten/kota di Provinsi Jambi dapat 2. Untuk mengetahui struktur
dilihat bahwa setiap orang ingin pertumbuhan ekonomi pada
mencari kehidupan yang lebih layak wilayah pusat pertumbuhan
dengan tinggal di daerah yang memiliki ekonomi di Provinsi Jambi.
kemudahan dalam akses pelayanan 3. Untuk mengetahui kabupaten/kota
seperti daerah yang memiliki mana yang memiliki nilai interaksi
kelengkapan fasilitas dan jumlah spasial tertinggi dengan wilayah
fasilitas yang banyak. pusat pertumbuhan ekonomi di
Untuk itu perlu mendorong Provinsi Jambi.
proses pembangunan daerah dan
sekaligus mengurangi ketimpangan Manfaat Penelitian
pembangunan fasilitas antar wilayah Adapun manfaat dari penelitian
maka perlu di lakukan analisis untuk ini adalah sebagai berikut :
menentukan wilayah pusat 1. Akademis
pertumbuhan. Oleh karena itu maka Secara akademis di harapkan
penulis akan melakukan suatu penelitian penelitian ini dapat memberikan
dengan judul “Analisis Pusat manfaat diantaranya :
Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi a. Bagi pengembangan ilmu
Jambi”. pengetahuan,dapat memberikan
suatu karya peneliti baru
Rumusan Masalah khususnya mengenai analisis
pusat pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan latar belakang yang
b. Bagi peneliti dapat menambah
diuraikan sebelumnya maka dapat
wawasan dengan mengaplikasikan
diambil perumusan masalah sebagai
ilmu yang telah diperoleh secara
berikut :
teori di lapangan.
1. Kabupaten/kota manakah yang
2. Praktis
menjadi pusat pertumbuhan
Secara praktis di harapkan
ekonomi di Provinsi Jambi ?
penelitian ini dapat memberikan
2. Bagaimana struktur pertumbuhan
manfaat diantaranya :
ekonomi pada wilayah pusat
a. Bagi penulis, manfaat praktis
pertumbuhan ekonomi di Provinsi
yang diharapkan adalah bahwa
Jambi ?
seluruh tahapan penelitian serta
3. Kabupaten/kota manakah yang
hasil penelitian yang diperoleh
memiliki nilai interaksi spasial
dapat memperluas wawasan dan
tertinggi dengan wilayah pusat
sekaligus memperoleh
pertumbuhan ekonomi di Provinsi
pengetahuan empirik mengenai
Jambi ?
analisis pusat pertumbuhan.
b. Dengan adanya penelitian ini
Tujuan Penelitian
maka diharapkan dapat menjadi
Adapun tujuan dari penelitian bahan bacaan dan perbandingan
yang penulis lakukan adalah sebagai bagi peneliti lain dimasa yang
berikut: akan datang.
2. METODE PENELITIAN hubungan dengan permasalahan yang
Ruang Lingkup Penelitian diteliti. Pada penelitian ini metode ini
Penelitian ini bertujuan untuk dipakai untuk mengetahui data PDRB
mengidentifikasi pusat pertumbuhan perkapita, data laju pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Jambi. Jenis ekonomi, data jumlah penduduk
penelitian ini adalah penelitian kabupaten/kota yang ada di Provinsi
kuantitatif dengan pendekatan Jambi, data fasilitas ekonomi,
deskriptif. variabel yang digunakan pendidikan, kesehatan dan peribadatan
dalam penelitian ini adalah PDRB di tingkat kabupaten/kota di Provinsi
perkapita, laju pertumbuhan ekonomi, Jambi, dan data jarak antara masing-
jumlah penduduk, jarak, dan fasilitas. masing kabupaten/kota ke ibu kota
Penelitian ini dilakukan di wilayah Provinsi Jambi.
Provinsi Jambi pada tahun 2020. Waktu Definisi Operasional
yang diperlukan untuk melakukan 3.1. Definisi Operasional
penelitian ini adalah lebih kurang Dalam penelitian ini variabel
sekitar 1 (satu) bulan tahun 2020. yang menjadi subyek penelitian
meliputi :
Jenis Data 1. PDRB perkapita
Adapun jenis data yang PDRB Perkapita adalah gambaran
digunakan dalam penelitian ini adalah dan rata-rata pendapatan yang
data sekunder yaitu data yang diperoleh diterima oleh setiap penduduk
secara tidak langsung melalui media selama satu tahun di suatu
perantara yang berupa catatan atau wilayah/daerah. Dalam penelitan
laporan yang telah dipublikasikan oleh ini data yang digunakan adalah
lembaga atau dinas intansi yang terkait. rata-rata PDRB ADHK perkapita
masing-masing kabupaten/kota di
Sumber Data Provinsi Jambi tahun 2014-2018
Sumber data yang digunakan dalam satuan rupiah.
dalam penelitian ini adalah data 2. Laju pertumbuhan ekonomi
sekunder. Data sekunder yang Laju pertumbuhan ekonomi
digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang menunjukan
diperoleh dari statistik ekonomi di BPS perkembangan agregat pendapatan
Provinsi Jambi di website dari satu waktu tertentu terhadap
www.jambi.bps.go.id dan website BPS waktu sebelumnya. Dalam
di masing-masing kabupaten/kota di penelitian ini data yang digunakan
Provinsi Jambi. yaitu rata-rata laju pertumbuhan
ekonomi pada masing-masing
Teknik Pengumpulan Data kabupaten/kota di Provinsi Jambi
Metode pengumpulan data tahun 2014-2018 dalam satuan
penelitian ini adalah penelitian persen (%) yang sudah di publikasi
kepustakaan (library research). oleh BPS masing-masing
Penelitian kepustakaan yaitu penelitian kabupaten/kota Provinsi Jambi.
yang dilaksanakan dengan 3. Jumlah Penduduk
menggunakan literatur (kepustakaan), Penduduk adalah semua orang yang
baik berupa buku, catatan, laporan hasil berdomisili di wilayah geografis
penelitian terdahulu dan sumber lainnya suatu negara selama jangka waktu
yang memiliki keterkaitan dan tertentu serta sudah memenuhi
syarat-syarat yang telah ditentukan
oleh peraturan negara. Dalam Untuk menentukan orde-orde
penelitian ini data yang digunakan pusat pertumbuhan maka digunakan
adalah jumlah penduduk dalam metode Struges. Menurut Gulo
satuan jiwa di masing-masing (2015:40) rumus untuk mencari
kabupaten/kota di Provinsi Jambi banyaknya kelas dari tiap-tiap
tahun 2018. kabupaten dan kota sebagai pusat
4. Jarak pertumbuhan adalah sebagai berikut :
Jarak merupakan variabel yang k =1+3.3 log n....................(1)
sering digunakan untuk mengetahui Keterangan :
daya tarik atau kekuatan interaksi k = banyaknya kelas,
yang dimiliki antara satu wilayah n = banyaknya kabupaten dan kota.
dengan wilayah lainnya. Dalam Selanjutnya, untuk menentukan
penelitian ini jarak dinyatakan besar nya interval kelas, dengan
dalam ukuran phisik dalam satuan cara :
km. A−B
I= ..........................
5. Fasilitas k
Fasilitas adalah segala sesuatu yang (2)
dapat memudahkan dan
memperlancar pelaksanaan segala Keterangan :
sesuatu usaha. Jenis fasilitas yang A = jumlah fasilitas bangunan tertinggi;
digunakan dalam penelitian ini B = jumlah fasilitas bangunan terendah;
yaitu fasilitas pendidikan, fasilitas dan
kesehatan, fasilitas peribadatan dan k = banyaknya kelas.
fasilitas ekonomi yang terdapat Setelah orde didapatkan maka
pada setiap kabupaten/kota di selanjutnya menentukan hierarki dengan
Provinsi Jambi dalam satuan unit. menggunakan orde terkecil sebagai
hierarki tertinggi. Jika orde yang lebih
Metode Analisis Data tinggi didapat tapi tidak ada daerah
Metode penelitian yang yang memenuhi kriteria tersebut maka
digunakan dalam penelitian ini adalah daerah dengan orde yang lebih rendah
sebagai berikut : akan mendapatkan hierarki yang lebih
1) Metode deskriptif kuantitatif adalah tinggi.
penelitian yang analisisnya lebih
fokus pada data-data numerikal 2. Indeks Sentralitas
(angka) yang diolah dengan Menurut Fransiska (2019:53)
menggunakan metode statistika. persamaan yang digunakan untuk
2) Metode deskriptif kualitatif adalah menilai bobot dari suatu fasilitas adalah
mendeskripsikan dan sebagai berikut :
menggambarkan fenomena- Rumus nilai sentralitas :
fenomena yang ada, baik bersifat t
C= .............................(3)
alamiah maupun rekayasa manusia. T
Yang lebih memperhatikan
mengenai karakter, kualitas, dan Keterangan :
keterkaitan antar kegiatan. C = Bobot atribut fungsional suatu
fasilitas
Alat Analisis Data t = Nilai sentralitas gabungan (100)
T = Jumlah total atribut masing-
1. Analisis Skalogram
masing fasilitas
Setelah bobot tiap fasilitas tinggi dibandingkan dengan
didapat, maka selanjutnya dihitung wilayah referensi.
Indeks Sentralitas setiap kecamatan b) Daerah maju tapi tertekan yaitu
dengan rumus : daerah yang memiliki tingkat
C=F ×Cf ..........................(4) PDRB perkapita yang lebih tinggi
dibandingkan dengan wilayah
Keterangan : referensinya, tetapi laju
F = jumlah tiap fasilitas di masing- pertumbuhan ekonominya lebih
masing kecamatan kecil dari pada wilayah
Cf= bobot per fasilitas. referensinya.
c) Daerah berkembang, daerah ini
Semakin tinggi jumlahnya maka memiliki tingkat PDRB perkapita
pusat pelayanan tersebut hirarkinya lebih kecil dibandingkan dengan
semakin tinggi atau berada diurutan wilayah referensinya, tetapi laju
paling atas. pertumbuhan ekonominya lebih
besar dari pada wilayah
3. Analisis Tipologi Klassen referensinya.
Menurut Sjafrizal (2008:180) d) Daerah relatif terbelakang yaitu
kriteria yang digunakan untuk daerah yang memiliki tingkat
mengklasifikasikan daerah adalah PDRB perkapita dan laju
sebagai berikut : pertumbuhan ekonomi yang lebih
a) Daerah maju yaitu daerah yang kecil dibandingkan wilayah
memiliki tingkat PDRB perkapita referensinya.
dan laju pertumbuhan yang lebih
Tabel 4 Klasifikasi Tipologi Klassen
Laju
Pertumbuhan
Laju Pertumbuhan Laju Pertumbuhan
(∆x)
Diatas Rata-rata Dibawah Rata-Rata
∆xᵢ ≥ ∆x ∆xᵢ ≤ ∆x
PDRB Perkapita
(x)
PDRB Perkapita
Diatas Rata-rata Daerah Maju dan Daerah Maju Tapi
xᵢ ≥ x Cepat Tumbuh Tertekan

PDRB Perkapita
Daerah Daerah Relatif
dibawah Rata-rata
Berkembang Terbelakang
xᵢ ≤ x
Sumber : Sjafrizal (2008:180)
Keterangan: Δxi = Pertumbuhan PDRB di salah satu
xi = PDRB Perkapita di salah satu daerah/wilayah analisis
daerah/wilayah analisis Δx = Pertumbuhan PDRB di
x = PDRB Perkapita di daerah/wilayah daerah/wilayah referensi
referensi
Δ = Laju Pertumbuhan
∆ x ¿ −∆ x ¿−1
∆ x i= ×100 %
∆ x¿−1
4. Analisis Gravitasi
Menurut Tarigan (2004:140) Analisis Data
rumus gravitasi secara umum adalah
sebagai berikut : 1. Analisis Skalogram dan Indeks
Pi . P j Sentralitas
I ij =k ...............................(5) Analisis ini digunakan untuk
d ij ᵇ
mengetahui pusat pertumbuhan
Keterangan :
ekonomi di kabupaten/kota di Provinsi
I = Besarnya interaksi antara
Jambi berdasarkan pada fasilitas
kabupaten/kota/wilayah i dan j
pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan
Pi = Jumlah penduduk
peribadatan yang ada di daerah
kabupaten/kota/wilayah i (ribuan jiwa)
kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
Pj = Jumlah penduduk
Berdasarkan hasil analisis
kabupaten/kota/wilayah j (ribuan jiwa)
skalogram, dari 18 jenis fasilitas yang di
dij(d) = Jarak antara kabupaten/kota i
data dapat diketahui kabupaten/kota
dan kabupaten/kota j (km)
yang termasuk dalam kategori orde I
k = Bilangan konstanta berdasarkan
adalah Kota Jambi, Kabupaten Tanjung
pengalaman
Jabung Barat dan Kabupaten
b = Pangkat dari dij yang sering
Sarolangun. Kabupaten/kota yang
digunakan b =2
berada di orde II yaitu Kabupaten
Semakin besar indeks I yang
Muaro Jambi, Kabupaten Bungo,
ditemukan berdasarkan hubungan antara
Kabupaten Kerinci. Kabupaten/kota
2 wilayah kabupaten/kota, maka
yang menempati orde III yaitu
semakin besar pula kekuatan interaksi
Kabupaten Merangin, Kabupaten Tebo,
antara kedua wilayah kabupaten/kota
Kota Sungai Penuh dan Kabupaten
yang dianalisis tersebut.
Tanjung Jabung Timur. Dan
kabupaten/kota yang termasuk orde IV
3. ANALISIS DATA DAN
adalah Kabupaten Batanghari.
PEMBAHASAN
Tabel 5
Hasil Analisis Skalogram
Jumlah Jumlah Jenis
No. Kabupaten/Kota Orde
Penduduk Fasilitas
1 Kota Jambi 598103 18 I
2 Tanjung Jabung Barat 328343 18 I
3 Sarolangun 295985 17 I
4 Muaro Jambi 432305 16 II
5 Bungo 367182 16 II
6 Kerinci 237791 16 II
7 Merangin 383480 15 III
8 Tebo 348760 15 III
9 Kota Sungai Penuh 89944 15 III
10 Tanjung Jabung Timur 218413 15 III
11 Batang Hari 269966 14 IV
Sumber: Data Diolah, 2020
Berdasarkan tabel 5 mengenai kabupaten/kota yang memiliki tingkat
hasil analisis skalogram, dari 18 jenis keberadaan fasilitas yang tertinggi yakni
fasilitas yang di data dapat diketahui 18 jenis fasilitas yaitu berada di Kota
Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung
Barat. Selanjutnya Kabupaten Barat dan Kabupaten Sarolangun.
Sarolangun memiliki sebanyak 17 jenis Kabupaten/kota yang berada di orde II
fasilitas, Kabupaten Muaro jambi, yaitu Kabupaten Muaro Jambi,
Kabupaten Bungo, Kabupaten Kerinci Kabupaten Bungo, Kabupaten Kerinci.
memiliki jumlah yang sama yaitu Kabupaten/kota yang menempati orde
sebanyak 16 jenis fasilitas. Kabupaten III yaitu Kabupaten Merangin,
Merangin, Kabupaten Tebo, Kota Kabupaten Tebo, Kota Sungai Penuh
Sungai Penuh dan Kabupaten Tanjung dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Jabung Timur memiliki jumlah yang Dan kabupaten/kota yang termasuk orde
sama yaitu 15 jenis fasilitas. IV adalah Kabupaten Batanghari.
Kabupaten/kota yang memiliki tingkat Untuk menentukan
keberadaan fasilitas yang terendah yaitu kabupaten/kota sebagai pusat
Kabupaten Batanghari dengan 14 jenis pertumbuhan dengan menggunakan
fasilitas. Dan berdasarkan tabel diatas indeks sentralitas, berikut dapat dilihat
menunjukkan kabupaten/kota yang hasil perhitungan indeks sentralitas di
termasuk dalam kategori orde I adalah sajikan pada tabel 6 berikut ini :
Tabel 6
Hasil Indeks Sentralitas
Orde Indeks
No. Kabupaten/Kota Jumlah Fasilitas Jumlah Bobot
Sentralitas
1 Kota Jambi 2838 547,76 I
2 Merangin 1993 162,56 IV
3 Bungo 1544 162,36 IV
4 Tanjung Jabung Barat 1613 156,20 IV
5 Muaro Jambi 1828 151,03 IV
6 Tebo 1789 147,16 IV
7 Sarolangun 1586 136,29 IV
8 Kerinci 1256 97,07 IV
Tanjung Jabung
9 1372 93,84 IV
Timur
10 Batang Hari 1327 93,10 IV
11 Kota Sungai Penuh 465 52,63 IV
Sumber: Data Diolah, 2020
Berdasarkan tabel 6, terlihat fasilitas yang memiliki nilai indeks
bahwa orde I di tempati oleh Kota sentralitas yang sedang tetapi tidak ada
Jambi dengan ketersediaan fasilitas kabupaten/kota yang masuk dalam
yang memiliki nilai sentralitas yang klasifikasi ini. Dan kabupaten/kota yang
paling tinggi dengan jumlah bobot menempati orde IV yaitu
547,76, dan orde II yaitu kabupaten/kota dengan ketersediaan
kabupaten/kota dengan ketersediaan fasilitas yang memiliki nilai indeks
fasilitas yang memiliki indeks sentralitas rendah yaitu terdapat 9
sentralitas tinggi namun tidak ada kabupaten dan 1 kota yakni Kabupaten
kabupaten/kota yang masuk dalam Merangin dan Kabupaten Bungo dengan
klasifikasi ini. Orde III adalah jumlah bobot 162,56 dan 162,36, serta
kabupaten/kota dengan ketersediaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat
dengan jumlah bobotnya 156,20, keterkaitan antar fasilitas yang
Kabupaten Muaro Jambi jumlah tersedia dengan fungsi daerah
bobotnya 151,03, Kabupaten Tebo sebagai pusat pertumbuhan
dengan jumlah bobot 147,16, yakni semakin lengkap atau
Kabupaten Sarolangun jumlah bobotnya semakin tinggi nilai indeks
136,29, Kabupaten Kerinci jumlah sentralitas yang dimiliki, maka
bobotnya 97,07, Kabupaten Tanjung wilayah tersebut memiliki fungsi
Jabung Timur jumlah bobot 93,84, yang lebih besar dibandingkan
Kabupaten Batanghari jumlah bobotnya dengan wilayah lainnya.
93,10 dan Kota Sungai Penuh dengan Berdasarkan hasil
jumlah bobot 52,63. analisis skalogram dan indeks
Berdasarkan hasil indeks sentralitas dapat dikelompokkan
sentralitas tersebut atas hierarki kabupaten/kota dengan
banyaknya fasilitas ekonomi, dilakukan skoring, dan dari
fasilitas pendidikan, fasilitas kedua tersebut lalu direkap dan
kesehatan, dan faslitas ditentukan hierakinya.
peribadatan ini memperlihatkan
Tabel 7
Hierarki Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi Berdasarkan Analisis Skalogram dan
Indeks Sentralitas
Tota
No Indeks Hirarki
Kabupaten/Kota Skalogram l
. Sentralitas Keseluruhan
Skor
1 Kota Jambi I I 8 I
2 Tanjung Jabung Barat I IV 5 II
3 Sarolangun I IV 5 II
4 Muaro Jambi II IV 4 III
5 Bungo II IV 4 III
6 Kerinci II IV 4 III
7 Merangin III IV 3 IV
8 Tebo III IV 3 IV
9 Kota Sungai Penuh III IV 3 IV
Tanjung Jabung
10 III IV 3 IV
Timur
11 Batang Hari IV IV 2 IV
Sumber: Data Diolah, 2020
Berdasarkan tabel 7, dapat Kabupaten Bungo, Kabupaten Kerinci
diketahui bahwa kabupaten/kota yang dengan total skor yang sama yaitu 4.
masuk hierarki I yakni Kota Jambi Kabupaten/Kota yang termasuk hierarki
dengan total skor 8. Pada hierarki II IV yaitu Kabupaten Merangin,
terdapat 2 kabupaten/kota yang Kabupaten Tebo, Kota Sungai Penuh
termasuk yaitu Kabupaten Tanjung dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Jabung Barat, dan Kabupaten dengan total skor yaitu 3 dan Kabupaten
Sarolangun dengan total skor yang sama Batanghari dengan total Skor 2.
yaitu 5, dan yang termasuk hierarki III
yaitu Kabupaten Muaro Jambi,
2. Tipologi Klassen laju pertumbuhan ekonomi, serta nilai
Dengan perhitungan tipologi rata-rata PDRB perkapita dan rata-rata
klassen dapat diketahui kondisi laju pertumbuhan ekonomi di setiap
perekonomian pada masing-masing kabupaten/kota dan Provinsi Jambi
kabupaten/kota di Provinsi Jambi, selama periode pengamatan yaitu tahun
dengan mengelompokkan masing- 2014-2018.
masing kabupaten/kota ke dalam 4 Berikut ini hasil perhitungan
kuadran. Analisis tipologi klassen antar dengan menggunakan tipologi klassen
kabupaten/kota di Provinsi Jambi dilihat yang disajikan pada tabel 8 :
dari perkembangan PDRB perkapita dan
Tabel 8
Hasil Analisis Tipologi Klassen
Laju Pertumbuhan
(∆x)
∆xᵢ ≥ ∆x ∆xᵢ ≤ ∆x
PDRB Perkapita
(x)
(Daerah Maju) (Daerah Maju Tapi
 Kota Sungai Tertekan)
Penuh  Kabupaten Tanjung
xᵢ ≥ x
Jabung Barat
 Kabupaten Tanjung
Jabung Timur
(Daerah (Daerah Relatif
Berkembang) Terbelakang)
 Kabupaten  Kabupaten
Kerinci Sarolangun
 Kota Jambi
 Kabupaten Tebo
 Kabupaten
xᵢ ≤ x
Merangin
 Kabupaten
Muaro Jambi
 Kabupaten
Bungo
 Kabupaten
Batanghari
Sumber : Data Diolah, 2020
Berdasarkan tabel 8 Jabung Timur. Pada kuadran
mengenai hasil analisis tipologi daerah berkembang yaitu
klassen, dapat diketahui bahwa terdapat 7 (tujuh)
Kota Sungai Penuh termasuk kabupaten/kota yaitu Kabupaten
dalam daerah maju. Kerinci, Kota Jambi, Kabupaten
Kabupaten/Kota yang termasuk Tebo, Kabupaten Merangin,
daerah maju tapi tertekan yaitu Kabupaten Muaro Jambi,
Kabupaten Tanjung Jabung Kabupaten Bungo, Kabupaten
Barat dan Kabupaten Tanjung Batanghari. Sedangkan pada
daerah relatif terbelakang yaitu antara pusat pertumbuhan dengan
Kabupaten Sarolangun. daerah sekitarnya. Bentuk interaksi
yang terjadi sangat beragam dalam
3. Analisis Gravitasi berbagai jenis kegiatan atau aktivitas.
Untuk melihat keterkaitan antara Seperti kegiatan ekonomi, kegiatan
pusat pertumbuhan wilayah dengan sosial, aktivitas pendidikan, dan lain-
daerah sekitarnya (hinterland) di lain. Dari 9 kabupaten dan 2 kota di
Provinsi Jambi digunakan model dapatkan sebagai pusat pertumbuhan di
gravitasi. Model gravitasi digunakan Provinsi Jambi yaitu Kota Jambi dan
untuk melihat besarnya daya tarik dari daerah sekitarnya (hinterland) yaitu
suatu potensi yang berada pada suatu Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
lokasi dan melihat kaitan potensi suatu Kabupaten Bungo, Kabupaten
lokasi dan besarnya wilayah pengaruh Merangin, Kabupaten Muaro Jambi,
dari potensi tersebut, sehingga akan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten
muncul hubungan saling mempengaruhi Kerinci, Kabupaten Tebo, Kota Sungai
antara kedua daerah tersebut. Dalam Penuh, Kabupaten Tanjung Jabung
kaitan ekonomi regional hubungan Timur, dan Kabupaten Batanghari.
anatar daerah diidentifikasi sebagai Berdasarkan hasil perhitungan
interaksi ekonomi antar pusat menggunakan analisis gravitasi, dapat
pertumbuhan dengan daerah sekitarnya diketahui nilai indeks interaksinya yaitu
(hinterland). sebagai berikut :
Angka interaksi yang besar
menunjukkan hubungan yang erat
Tabel 9
Hasil Analisis Gravitasi (Interaksi Spasial) dari Kota Jambi sebagai Wilayah
Pusat Perumbuhan dengan Daerah Sekitarnya
No. Kabupaten/Kota Nilai Interaksi

1 Kota Jambi -
2 Muaro Jambi 307.446.988,6
3 Batanghari 44.852.076,2
4 Tanjung Jabung Barat 11.443.560,0
5 Tanjung Jabung Timur 7.850.097,4
6 Sarolangun 5.525.093,4
7 Tebo 4.915.505,8
8 Merangin 3.527.267,0
9 Bungo 3.458.249,2
10 Kerinci 765.626,3
11 Kota Sungai Penuh 306.422,1
Sumber: Data Diolah, 2020
Berdasarkan tabel 9 mengenai nilai indeks interaksi spasial tertinggi
hasil analisis gravitasi, dapat diketahui dengan wilayah pusat pertumbuhan
bahwa kabupaten/kota yang memiliki yaitu Kabupaten Muaro Jambi dengan
nilai indeks interaksinya sebesar kabupaten/kota yang menjadi pusat
307.466.988,6 dan Kabupaten pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Batanghari dengan nilai indeks Jambi yaitu Kota Jambi. Ini sesuai
interaksinya 44.852.076,2. Sedangkan dengan pengertian pusat pertumbuhan
kabupaten/kota yang memiliki nilai menurut Tarigan (2005:162-163), yaitu
indeks interaksi spasial terendah yaitu secara geografis, suatu lokasi yang
Kota Sungai Penuh dengan nilai indeks banyak memiliki fasilitas dan
interaksinya sebesar 306.422,1. kemudahan sehingga menjadi daya tarik
(pole of attraction) yang menyebabkan
Pembahasan berbagai macam usaha tertarik untuk
Berdasarkan hasil analisis berlokasi disuatu tempat dan
skalogram dan indeks sentralitas masyarakat senang datang
tersebut menunjukkan Kota Jambi memanfaatkan fasilitas yang ada di kota
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di tersebut.
Provinsi Jambi dikarenakan hal ini Oleh karena itu, Kota Jambi
dapat berhubungan dengan dapat berfungsi sebagai kawasan pusat
ditetapkannya Kota Jambi sebagai Ibu pertumbuhan yang penting dalam
Kota Provinsi Jambi sekaligus wilayah rangka memberikan pelayanan kepada
yang menarik bagi penduduk untuk masyarakat dan juga pengembangan
melakukan aktivitas karena tersedianya wilayah lainnya di Provinsi Jambi.
berbagai jenis fasilitas ekonomi, Dengan daerah sekelilingnya
fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, (hinterland) adalah Kabupaten Tanjung
dan fasilitas peribadatan sehingga hal Jabung Barat, Kabupaten Bungo,
ini menjadi daya tarik bagi wilayah Kabupaten Merangin, Kabupaten Muaro
tersebut untuk dikunjungi sehingga Jambi, Kabupaten Sarolangun,
meningkatkan volume transaksi. Kabupaten Kerinci, Kabupaten Tebo,
Berdasarkan hasil analisis Kota Sungai Penuh, Kabupaten Tanjung
tipologi klassen, struktur pertumbuhan Jabung Timur, dan Kabupaten
ekonomi Kota Jambi sebagai wilayah Batanghari.
pusat pertumbuhan yaitu berada pada Berdasarkan hasil analisis
klasifikasi daerah berkembang dengan gravitasi, dapat diketahui bahwa
tingkat pendapatan perkapita masih kabupaten/kota yang memiliki nilai
rendah dari pendapatan perkapita indeks interaksi spasial tertinggi dengan
provinsi dan laju pertumbuhannya lebih wilayah pusat pertumbuhan yaitu
tinggi dari laju pertumbuhan provinsi. Kabupaten Muaro Jambi. Hal itu
Kota Jambi menjadi pusat dikarenakan semakin dekatnya jarak
pertumbuhan yaitu jika dilihat dari maka kemungkinan terjadinya interaksi
jumlah penduduk sebanyak 598.103 juga semakin besar. Selain itu juga
jiwa dan jumlah dan kelengkapan jenis jumlah penduduk juga mempengaruhi
fasilitas yang ada maka Kota Jambi besarnya interaksi antara wilayah pusat
memiliki jenis fasilitas yang lengkap pertumbuhan dengan daerah sekitarnya
dan jumlah fasilitas yang paling tinggi (hinterland) yaitu semakin besar jumlah
dari kabupaten/kota lainnya, walaupun penduduk yang dimiliki antar wilayah
tingkat pendapatan perkapita masih membuat peluang terjadinya interaksi
rendah dari pendapatan perkapita juga semakin besar.
provinsi akan tetapi laju
pertumbuhannya lebih tinggi dari laju 4. KESIMPULAN DAN SARAN
pertumbuhan provinsi. Oleh karena itu, Kesimpulan
Dari hasil analisis dan Jambi sebagai wilayah
pembahasan untuk menjawab rumusan hinterlandnya. Hal ini dapat dilihat
masalah dari penelitian ini maka dapat dari besarnya nilai indeks interaksi
ditarik beberapa kesimpulan yaitu antara Kota Jambi dengan
sebagai berikut. Kabupaten Muaro Jambi sebesar
1. Berdasarkan hasil analisis 307.446.988,6. Hal itu dikarenakan
skalogram dan indeks sentralitas semakin dekatnya jarak maka
yang dilakukan dengan kemungkinan terjadinya interaksi
menggunakan 18 jenis fasilitas juga semakin besar. Selain itu juga
yang dijadikan sebagai indikator jumlah penduduk juga
untuk menentukan pusat mempengaruhi besarnya interaksi
pertumbuhan ekonomi pada antara wilayah pusat pertumbuhan
kabupaten/kota di Provinsi Jambi, dengan daerah sekitarnya
maka diperoleh Kota Jambi sebagai (hinterland) yaitu dengan semakin
pusat pertumbuhan ekonomi di besarnya jumlah penduduk yang
Provinsi jambi ini dilihat dari hasil dimiliki antar wilayah membuat
analisis skalogram memiliki peluang terjadinya interaksi juga
kelengkapan fasilitas sebanyak 18 semakin besar.
jumlah jenis fasiitas dan hasil
indeks sentralitas memiliki nilai Saran
indeks sentralitas tertinggi sebesar Berdasarkan dari kesimpulan
547,76. hal ini dapat disebabkan diatas, maka dapat dikemukakan
karena berhubungan dengan beberapa saran dari penelitian ini
ditetapkannya Kota Jambi sebagai sebagai berikut.
Ibu Kota Provinsi Jambi sekaligus 1. Perlu adanya peningkatan kualitas
wilayah yang menarik bagi dan kuantitas atas ketersediaan
penduduk untuk melakukan fasilitas ekonomi, fasilitas
aktivitas karena tersedianya pendidikan, fasilitas kesehatan, dan
berbagai jenis fasilitas dan juga fasilitas peribadatan dengan
merupakan pusat pemerintahan di prioritas pada wilayah
kota tersebut. kabupaten/kota yang bukan
2. Berdasarkan hasil analisis tipologi termasuk kategori pusat
klassen, dengan menggunakan data pertumbuhan khususnya di
PDRB perkapita dan laju Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
pertumbuhan ekonomi tahun 2014- Kabupaten Bungo, Kabupaten
2018 masing-masing Merangin, Kabupaten Muaro
kabupaten/kota dan Provinsi Jambi, Jambi, Kabupaten Sarolangun,
struktur pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci, Kabupaten
pada wilayah pusat pertumbuhan Tebo, Kota Sungai Penuh,
ekonomi di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
Kota Jambi adalah termasuk daerah dan Kabupaten Batang Hari.
berkembang. 2. Pada struktur pertumbuhan
3. Berdasarkan hasil analisis gravitasi ekonomi di Kota Jambi perlu
menunjukkan bahwa Kota Jambi adanya peningkatan PDRB
sebagai wilayah pusat pertumbuhan Perkapita agar memiliki struktur
di Provinsi Jambi memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih
hubungan interaksi yang paling baik lagi.
kuat dengan Kabupaten Muaro
5. DAFTAR PUSTAKA _________ 2019. Kecamatan Pelepat
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. Ilir Dalam Angka Tahun 2019.
2019. Provinsi Jambi Dalam Kabupaten Bungo.
Angka Tahun 2019. Provinsi _________ 2019. Kecamatan Rantau
Jambi. Pandan Dalam Angka Tahun
_________ 2020. Provinsi Jambi 2019. Kabupaten Bungo.
Dalam Angka Tahun 2020. _________ 2019. Kecamatan Rimbo
Provinsi Jambi. Tengah Dalam Angka Tahun
Badan Pusat Statistik Kabupaten Batang 2019. Kabupaten Bungo.
Hari.2019. Kabupaten Batang _________ 2019. Kecamatan Tanah
Hari Dalam Angka Tahun 2019. Sepenggal Dalam Angka Tahun
Kabupaten Batangh Hari. 2019. Kabupaten Bungo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten _________ 2019. Kecamatan Tanah
Bungo. 2019. Kecamatan Bathin Sepenggal Lintas Dalam Angka
II Babeko Dalam Angka Tahun Tahun 2019. Kabupaten Bungo.
2019. Kabupaten Bungo. _________ 2019. Kecamatan Tanah
_________ 2019. Kecamatan Bathin II Tumbuh Dalam Angka Tahun
Pelayang Dalam Angka Tahun 2019. Kabupaten Bungo.
2019. Kabupaten Bungo. Badan Pusat Statisik Kabupaten
_________ 2019. Kecamatan Bathin III Kerinci. 2019. Kecamatan Air
Dalam Angka Tahun 2019. Hangat Dalam Angka Tahun
Kabupaten Bungo. 2019. Kabupaten Kerinci.
_________ 2019. Kecamatan Bathin III _________ 2019. Kecamatan Air
Ulu Dalam Angka Tahun 2019. Hangat Barat Dalam Angka
Kabupaten Bungo. Tahun 2019. Kabupaten Kerinci.
_________ 2019. Kecamatan Bungo _________ 2019. Kecamatan Air
Dani Dalam Angka Tahun 2019. Hangat Timur Dalam Angka
Kabupaten Bungo. Tahun 2019. Kabupaten Kerinci.
_________ 2019. Kecamatan Jujuhan _________ 2019. Kecamatan Batang
Dalam Angka Tahun 2019. Merangin Dalam Angka Tahun
Kabupaten Bungo. 2019. Kabupaten Kerinci.
_________ 2019. Kecamatan Jujuhan _________ 2019. Kecamatan Bukit
Ilir Dalam Angka Tahun 2019. Kerman Dalam Angka Tahun
Kabupaten Bungo. 2019. Kabupaten Kerinci.
_________ 2019. Kecamatan Limbur _________ 2019. Kecamatan Danau
Lubuk Mengkuang Dalam Angka Kerinci Dalam Angka Tahun
Tahun 2019. Kabupaten Bungo. 2019. Kabupaten Kerinci.
_________ 2019. Kecamatan Muko- _________ 2019. Kecamatan Depati
muko Bathin VII Dalam Angka Tujuh Dalam Angka Tahun 2019.
Tahun 2019. Kabupaten Bungo. Kabupaten Kerinci.
_________ 2019. Kecamatan Pasar _________ 2019. Kecamatan Gunung
Muaro Bungo Dalam Angka Kerinci Dalam Angka Tahun
Tahun 2019. Kabupaten Bungo. 2019. Kabupaten Kerinci.
_________ 2019. Kecamatan Pelepat _________ 2019. Kecamatan Gunung
Dalam Angka Tahun 2019. Raya Dalam Angka Tahun 2019.
Kabupaten Bungo. Kabupaten Kerinci.
_________ 2019. Kecamatan Gunung _________ 2019. Kecamatan Merlung
Tujuh Dalam Angka Tahun 2019. Dalam Angka Tahun 2019.
Kabupaten Kerinci. Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
_________ 2019. Kecamatan Kayu Aro _________ 2019. Kecamatan Muara
Barat Dalam Angka Tahun 2019. Papalik Dalam Angka Tahun
Kabupaten Kerinci. 2019. Kabupaten Tanjung Jabung
_________ 2019. Kecamatan Kayu Aro Barat.
Dalam Angka Tahun 2019. _________ 2019. Kecamatan
Kabupaten Kerinci. Pengabuan Dalam Angka Tahun
_________ 2019. Kecamatan Keliling 2019. Kabupaten Tanjung Jabung
Danau Dalam Angka Tahun 2019. Barat.
Kabupaten Kerinci. _________ 2019. Kecamatan Renah
_________ 2019. Kecamatan Sitinjau Mendaluh Dalam Angka Tahun
Laut Dalam Angka Tahun 2019. 2019. Kabupaten Tanjung Jabung
Kabupaten Kerinci. Barat.
_________ 2019. Kecamatan Siulak _________ 2019. Kecamatan Seberang
Dalam Angka Tahun 2019. Kota Dalam Angka Tahun 2019.
Kabupaten Kerinci. Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
_________ 2019. Kecamatan Siulak _________ 2019. Kecamatan
Mukai Dalam Angka Tahun 2019. Senyerang Dalam Angka Tahun
Kabupaten Kerinci. 2019. Kabupaten Tanjung Jabung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Barat.
Merangin. 2019. Statistik Daerah _________ 2019. Kecamatan Tebing
Kabupaten Merangin 2019. Tinggi Dalam Angka Tahun 2019.
Kabupaten Merangin. Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro _________ 2019. Kecamatan Tungkal
Jambi. 2020. Kabupaten Muaro Ilir Dalam Angka Tahun 2019.
Jambi Dalam Angka Tahun 2020. Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Kabupaten Muaro Jambi. _________ 2019. Kecamatan Tungkal
Badan Pusat Statistik Kabupaten Ulu Dalam Angka Tahun 2019.
Sarolangun. 2019. Kabupaten Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Sarolangun Dalam Angka Tahun Badan Pusat Statistik Kabupaten
2019. Kabupaten Sarolangun. Tanjung Jabung Timur. 2019.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kabupaten Dalam Angka Tahun
Tanjung Jabung Barat. 2019. 2019. Kabupaten Tanjung Jabung
Kecamatan Batang Asam Dalam Timur.
Angka Tahun 2019. Kabupaten Badan Pusat Statistik Kabupaten Tebo.
Tanjung Jabung Barat. 2019. Kabupaten Tebo Dalam
_________ 2019. Kecamatan Betara Angka Tahun 2019. Kabupaten
Dalam Angka Tahun 2019. Tebo.
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Badan Pusat Statistik Kota Jambi. 2019.
_________ 2019. Kecamatan Bram Statistik Daerah Kota Jambi
Itam Dalam Angka Tahun 2019. Tahun 2019. Kota Jambi.
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Badan Pusat Statistik Kota Sungai
_________ 2019. Kecamatan Kuala Penuh. 2019. Kecamatan
Betara Dalam Angka Tahun 2019. Hamparan Rawang Dalam Angka
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Tahun 2019. Kota Sungai Penuh.
_________ 2019. Kecamatan Koto Fransiska, Reza. 2019. Analisis Pusat
Baru Dalam Angka Tahun 2019. Pertumbuhan Baru di Provinsi
Kota Sungai Penuh. Gorontalo. Skripsi. Jurusan
_________ 2019. Kecamatan Kumun Ekonomi Pembangunan Fakultas
Debai Dalam Angka Tahun 2019. Ekonomi Bisnis. Universitas
Kota Sungai Penuh. Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
_________ 2019. Kecamatan Pesisir Jakarta.
Bukit Dalam Angka Tahun 2019. Gulo, Yarman. 2015. Identifikasi Pusat-
Kota Sungai Penuh. Pusat Pertumbuhan Wilayah
_________ 2019. Kecamatan Pondok Pedukungnya Dalam
Tinggi Dalam Angka Tahun 2019. Pengembangan Wilayah
Kota Sungai Penuh. Kabupaten Nias. Dinas Tata
_________ 2019. Kecamatan Sungai Ruang, Perumahan dan
Bungkal Dalam Angka Tahun Kebersihan. Kabupaten Nias.
2019. Kota Sungai Penuh. Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional Teori
_________ 2019. Kecamatan Sungai dan Aplikasi. Jakarta. Baduose Media.
Penuh Dalam Angka Tahun 2019. Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi
Kota Sungai Penuh. Regional Teori dan Aplikasi Edisi
_________ 2019. Kecamatan Tanah Revisi. Jakarta. PT Bumi Aksara.
Kampung Dalam Angka Tahun
2019. Kota Sungai Penuh.

Anda mungkin juga menyukai