Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pematangsiantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua
diprovinsi tersebut setelah Medan. Karena letak Pematangsiantar yang strategis, ia dilintasi
oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km2 dan
berpenduduk sebanyak 240.787 jiwa (2000). Secara geografis wilayah Kota Pematang
Siantar berada antara 3°01’ 09” - 2° 54’ 40” Lintang Utara dan 99° 6’ 23” – 99° 1’ 10”
dengan luas wilayah 79,97 km2.

Sebagai kota perdagangan, secara geografis Pematang Siantar diapit Kabupaten


Simalungun yang memiliki kekayaan perkebunan karet, sawit, teh, dan pertanian. Kemudian
kota ini juga menghubungkan jalan darat ke kabupaten-kabupaten lainnya, seperti Toba
Samosir, Tapanuli Utara, Humbang hasundutan dan Tapanuli Selatan. Sehingga, posisinya
sangat strategis sebagai kota transit perdagangan antar kabupaten atau transit wisatake
Danau Toba Parapat.

Dengan diberlakukannnya UU nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah,


maka telah terjadi perubahan sistem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia yang
sebelumnya menganut sistem sentralistik menjadi sistem desentralistik. Tentu saja,
keberhasilan penyelenggaraan pemerintah daerah sekarang ini dan masa yang akan datang
sangat ditentukan oleh pemerintah daerah sekarang ini dan masa yang akan datang sangat
ditentukan oleh pemerintah daerah itu sendiri.

Pemerintah Kota PematangSiantar dalam melaksanakan pembangunan khususnya


pembangunan di bidang ekonomi tidak terlepas dari dampak positif maupun dampak
negatif, untuk mengukur hasil pembangunan tersebut diperlukan alat ukur yaitu berupa
indikator ekonomi, salah satu indikator kinerja makro untuk bidang ekonomi yang sering
Universitas
digunakan secara luas adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Utara
yang menunjukkan
pertumbuhan ekonomi. Di era dunia yang global saat ini diperlukan adanya koordinasi yang
menyeluruh dari berbabgai pihak demi terwujudnya pembangunan yang sukses dan
berkesinambungan.

Pendapatan perkapita merupakan gambaran besarnya pendapatan rata – rata yang


diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses yang terjadi di suatu daerah.
Semakin banyak kegiatan ekonomi disuatu daerahakan menimbulkan peningkatan proses
produksi yang akan menghasilkan pendapatan. Oleh sebab itu, besar maupun kecilnya
PDRB perkapita belum mencerminkan kemakmuran masyarakat secara keseluruhan, karena
pendapatan yang ada tersebut belum pasti dinikmati oleh penduduk daerah yang
bersangkutan, namun hanya menumpuk dibeberapa gelintir masyarakat.

Dengan diberlakukannya UU nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka


telah terjadi perubahan sistem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia yang sebelumnya
menganut sistem sentralisasi menjadi sistem desentralistik. Tentu saja, keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sekarang ini dan masa yang akan datang sangat
ditentukan oleh pemerintahan daerah itu sendiri.

Pemerintahan Kabupaten Pematangsiantar dalam melaksanakan pembangunan


khususnya pembangunan dibidang ekonomi tidak terlepas dari dampak positif maupun
dampak negatif, untuk mengukur hasil pembangunan tersebut diperlukan alat ukur yaitu
berupa indikator ekonomi, salah satu indikator kinerja makro untuk bidang ekonomi yang
sering digunakan secara luas adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang
menunjukan pertumbuhan ekonomi. Pembentukan angka PDRB ini secara intuisi
dipengaruhi oleh banyak faktor terutama faktor ekonomi seperti produktivitas dan
efisiensi. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa PDRB yang cukup meningkat dalam segi
ekonomi merupakan cerminan dari tingkat pendapatan masyarakat yang lebih baik di
daerah tersebut, sedangkan dalam bidang non ekonomi peningkatan tersebut
mengindikasikan adanya perbaikan tingkat kesehatan, pendidikan, perumahan, lingkungan
hidup dan aspek lainnya dalam masyarakat.

Di era dunia yang global saat ini diperlukan adanya koordinasi yang menyeluruh
dari berbagai pihak demi terwujudnya pembangunan yang sukses dan berkesinambungan.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara bekerjasama dengan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Pematang Siantar telah menghitung pendapatan regional
secara berkala, yang mana hasilnya digunakan sebagai ukuranUniversitas
dan bahan evaluasi
Sumatera Utara
terhadap hasil pembangunan yang telah dicapai, dan juga untuk perencanaan dan dasar
pengambilan keputusan bagi Pemerintah Daerah dalam melanjutkan pembangunan disegala
sektor.

Pendapatan perkapita merupakan gambaran besarnya pendapatan rata-rata yang


diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses yang terjadi di suatu daerah.
Semakin banyak kegiatan ekonomi di suatu daerah akan menimbulkan peningkatan proses
produksi yang akan menghasilkan pendapatan. Oleh sebab itu, besar kecilnya PDRB
perkapita belum mencerminkan kemakmuran masyarakat secara keseluruhan, karena
pendapatan yang ada tersebut belum pasti dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan,
namun hanya menumpuk dibeberapa gelintir masyarakat.

Masyarakat adil dan makmur tercapai bila telah terpenuhi kebutuhan materil
dan spiritualnya, namun kriteria dan tolak ukurnya sebagai patokan belum ada yang pasti.
Jadi untuk analisa yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada kebutuhan secara
fisik/materil. Oleh karena hal di atas, maka penulis merasa tertarik dan terdorong untuk
mengadakan penelitian tentang pertumbuhan penduduk dengan judul “Jumlah Penduduk
Dan Pendapatan Perkapita Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kotamadya
Pematangsiantar”

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana menentukan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang dimasa yang akan
datang maka diperlukan analisis komponen-komponen yang memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi tersebut, sebagaimana jumlah penduduk yang meningkat setiap
tahunnya sebaiknya diiringi dengan peningkatan pendapatan perkapitanya, agar terjadi
keseimbangan pertumbuhan ekonomi.

Seperti yang kita ketahui bahwa analisa regresi linier merupakan suatu alat ukur
yang juga dapat digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel. Jika
kita memiliki dua buah variabel atau lebih maka sudah selayaknya apabila kita ingin
mempelajari bagaimana variabel-variabel itu berhubungan atau dapat diramalkan.

Analisis regresi mempelajari hubungan yang diperoleh dinyatakan dalam persamaan


matematika yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Jadi pada data
tersebut nantinya terdapat 4 variabel, antara lain 1 variabel tak bebas dan 3 variabel bebas.
Dan dari situ akan terdapat hasil-hasil yang diinginkan. Universitas Sumatera Utara
1.3. Pembatasan Masalah
Sebagai pembatas masalah ini adalah penganalisaan data dengan menggunakan analisa
korelasi, regresi linier, menggunakan program SPSS dan Microsoft Excel. Data yang
dianalisa adalah data jumlah penduduk, data pendapatan perkapita dan data pertumbuhan
ekonomi kabupaten Pematang Siantar.

1.4. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah
secara signifikan terdapat korelasi antara jumlah penduduk dan pendapatan
perkapita terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Pematang Siantar serta meneliti sektor
manakah yang paling memengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Pematang Siantar.

1.5. Manfaat Penelitian


Memberikan penyajian data tentang pertumbuhan ekonomi disegala bidang yang
diharapkan dapat dipergunakan bagi pihak-pihak yang membutuhkannya dalam mengambil
suatu keputusan atau kebijakan dan juga sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan
wawasan penulis mengenai riset dan menganalisis data.

1.6. Tinjauan Pustaka


Menyatakan perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh berubahnya variabel
lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk mengetahui pola perubahan nilai
suatu variabel yang disebabkan oleh variabel lain diperlukan alat analisis yang
memungkinkan untuk membuat perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai tertentu
variabel yang mempengaruhinya (Algifari,2000).

Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk menganalisis hubungan
antara dua atau lebih variabel adalah analisa regresi. Model matematis dalam menjelaskan
hubungan antara variabel dalam analisis regresi menggunakan persamaan regresi adalah
bahwa antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai sifat hubungan
sebab akibat, baik yang didasarkan pada teori, hasil penelitian sebelumnya, ataupun yang
berdasarkan pada penjelasan logis tertentu.

Regresi linier sederhana berguna untuk mendapatkan hubungan pengaruh dari dua variabel.
Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau untuk
mencari hubungan fungsional dua prediktor atau lebih dengan variabel kriteriumnya atau
untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadapUniversitas
variabel kriteriumnya
Sumatera Utara
(Sudjana, 2001).

Analisis korelasi adalah alat statistik yang berguna untuk mengetahui derajat
hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Untuk mengetahui keeratan
hubungan antara dua variabel dengan menggunakan koefesien korelasi adalah dengan
menggunakan nilai absolut dari koefesien korelasi tersebut.

Besarnya koefesien korelasi (r) antara dua macam variabel 0


sampai dengan ± 1. Apabila dua buah variabel mempunyai nilai r = 0, berarti antara
dua variabel tersebut tidak ada hubungan. Sedangkan apabila dua buah variabel tesebut
mempunyai r = ± 1, maka dua buah variabel tersebut mempunyai hubungan yang sempurna.

1.7. METODE PENELITIAN


Dalam analisis regresi ini metode yang dipakai adalah metode regresi linier, dan langkah-
langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Studi kepustakaan.
Merupakan suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh ilmu ataupun rumus-
rumus yang dapat digunakan untuk mencari model regresiliniernya serta korelasi dari
data yang telah diperoleh serta dapat membantu penulis untuk menyelesaikan tugas akhir
ini.
2. Metode pengumpulan data.
Untuk mengumpulkan penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kantor
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara jalan Asrama Nomor 179. Data sekunder
adalah sumber data penelitian yang di peroleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data yang dikumpulkan tersebut
diatur,disusun dan disajikan dalam bentuk tabel yang berisi angka-angka yang
diperlukan, dengan tujuan mendapatkan gambaran jelas tentang data tersebut.
3. Metode Pengolahan Data
a. Menentukan Pembentukan Regresi Linier Berganda
b. Menentukan Analisis Residu
4. Uji Regresi Linier Berganda
a.Uji F ( Simultan )
b. Uji t
5. Menentukan Koefesien Determinasi
Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh faktor – faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Pematangsiantar. Universitas Sumatera Utara
6. Menentukan Koefisien Korelasi
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel jumlah penduduk dan
variabel pendapatan perkapita terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Pematangsiantar.

1.8. SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari Tugas
Akhir ini, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdapat penjelasan mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisannya.

BAB 2 : LANDASAN TEORI


Pada bab ini diuraikan mengenai konsep dan defenisi tentang pengertian analisa regresi
berganda ,koefisien korelasi berganda dan koefisien determinasi.

BAB 3 : PENGOLAHAN DATA


Bab ini merupakan bab yang berisikan mengenai proses pembentukan regresi linier
berganda,mencari koefisien determinasi dan koefisien korelasi.

BAB 4 : IMPLEMENTASI SISTEM


Dalam bab ini diuraikan tentang pengertian dan tujuan implementasi sistem
,rancangan program yang dipakai dan hasil outputnya.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini, penulis memberikan beberapa kesimpulan dan beberapa saran kepada
pembaca sesuai hasil analisa yang telah diperoleh.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai