DI SUSUN OLEH :
1. DINI NADHILA AGUSTIN (70120003)
2. IMROATUL FAIZAH FITRY (70120005)
3. IZZATUL ULA (70120006)
4. KHALIDA IMANUROHMAH (70120007)
5. SARI SEPTIRA AYU (70120010)
6. SULISTYOWATI (70120011)
7. DYAH RIANTI KUSUMA NINGRUM (70120012)
8. AL MAILA FIRDAUS (70120015)
PENDAHULUAN
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat dapat memahami pemberdayaan masyarakat dengan metode CSS
b. Timbulnya kesadaran masyarakat untuk mengetahui masalah dan potensi yang ada
di desanya yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahannya.
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Sebagai tambahan referensi dan wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang pemberdayaan masyarakat untuk menggali potensi yang ada.
2. Manfaat Praktis
Sebagai panduan atau rekomendasi bagi praktisi manajemen yang menjalankan suatu
kegiatan pemberdayaan masyarakat, terutama yang berhubungan dengan objek penelitian dan
sebagai bahan acuan pada penelitian mendatang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber daya manusia merupakan aset penting dan berperan sebagai faktor
penggerak utama dalam pelaksanaan seluruh kegiatan atau aktivitas instansi, sehingga
harus dikelola dengan baik melalui Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).
Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan,
pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan
individu maupun organisasi (Handoko, 2014). Manajemen Sumber Daya Manusia adalah
suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu. Pengelolaan
dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara maksimal di dalam dunia kerja untuk
mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai. Berdasarkan beberapa
pendapat menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan manajemen sumber daya manusia
merupakan suatu pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan secara
efektif dan efisien agar dapat membantu terwujudnya tujuan dari perusahaan
(Mangkunegara, 2013).
2) Pengoranisasian
3) Pengarahan
4) Pengendalian
2) Pengembangan
3) Kompensasi
4) Pengintegrasian
6) Kedisiplinan
7) Pemberhentian
Secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang berarti
kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut maka pemberdayaan dapat
dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/
kekuatan/ kemampuan, dan atau proses pemberian daya/ kekuatan/ kemampuan dari
pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. Pengertian
“proses” menunjukan pada serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan
secara kronologis sitematis yang mencerminkan pertahapan upaya mengubah masyarakat
yang kurang atau belum berdaya menuju keberdayaan. Proses akan merujuk pada suatu
tindakan nyata yang dilakukan secara bertahap untuk mengubah kondisi masyarakat yang
lemah, baik knowledge, attitude, maupun practice (KAP) menuju pada penguasaan
pengetahuan, sikap-perilaku sadar dan kecakapan-keterampilan yang baik Makna
“memperoleh” daya/ kekuatan/ kemampuan menunjuk pada sumber inisiatif dalam
rangka mendapatkan atau meningkatkan daya, kekuatan atau kemampuan sehingga
memiliki keberdayaan. Kata “memperoleh” mengindikasikan bahwa yang menjadi
sumber inisiatif untuk berdaya berasal dari 10 masyarakat itu sendiri. Dengan demikian
masyarakat yang mencari, mengusahakan, melakukan, menciptakan situasi atau meminta
pada pihak lain untuk memberikan daya/ kekuatan/ kemampuan. Iklim seperti ini hanya
akan tercipta jika masyarakat tersebut menyadari ketidakmampuan/ ketidakberdayaan/
tidak adanya kekuatan, dan sekaligus disertai dengan kesadaran akan perlunya
memperoleh daya/ kemampuan/kekuatan. Makna kata “pemberian” menunjukkan bahwa
sumber inisiatif bukan dari masyarakat. Insisatif untuk mengalihkan
daya/kemampuan/kekuatan, adalah pihak-pihak lain yang memiliki kekuatan dan
kemampuan, misalnya pemerintah atau agen-agen lainnya. pemberdayaan mengandung
dua arti. Pengertian yang pertama adalah to give power or authority, pengertian kedua to
give ability to or enable. Pemaknaan pengertian pertama meliputi memberikan kekuasaan,
mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas kepada pihak yang kurang/ belum
berdaya. Di sisi lain pemaknaan pengertian kedua adalah memberikan kemampuan atau
keberdayaan serta memberikan peluang kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu
(Prijono dan Pranarka, 2012).
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu
dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir,
bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Lebih lanjut perlu
ditelusuri apa yang sesungguhnya dimaknai sebagai suatu masyarakat yang mandiri.
Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami masyarakat yang
ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang
dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan
mempergunakan daya dan kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif,
psikomotorik, dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal
masyarakat tersebut, dengan demikian untuk menuju mandiri perlu dukungan
kemampuan berupa sumber daya manusia yang utuh dengan kondisi kognitif, konatif,
psikomotorik dan afektif, dan sumber daya lainnya yang bersifat fisik- material.
Terjadinya keberdayaan pada empat aspek tersebut (kognitif, konatif, afektif dan
psikomotorik) akan dapat memberikan kontribusi pada terciptanya kemandirian
masyarakat yang dicita-citakan, karena dengan demikian dalam masyarakat akan terjadi
kecukupan wawasan yang dilengkapi dengan kecakapan ketrampilan yang memadai,
diperkuat oleh rasa memerlukan pembangunan dan perilaku sadar akan kebutuhannya
tersebut, untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses. Melalui
proses belajar maka masyarakat secara bertahap akan memperoleh kemampuan/ daya dari
waktu ke waktu, dengan demikian akan terakumulasi kemampuan yang memadai untuk
mengantarkan kemandirian mereka, apa yang diharapkan dari pemberdayaan yang
merupakan visualisasi dari pembangunan sosial ini diharapkan dapat mewujudkan
komunitas yang baik dan masyarakat yang ideal (Ambar Teguh, 2014).
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha kecil adalah usaha produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha bukan
merupakan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau besar yang memenuhi kriteria
usaha kecil. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha kecil atau Usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan (Undang-Undang No. 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Bab 1 Pasal 1).
Usaha Kecil (UK), termasuk usaha Mikro (UMI) adalah entitas usaha yang
mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik
warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200.000.000
s.d. Rp. 10.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan (Kementrian Koperasi dan
UMKM dalam Aufar, 2014:8).
Usaha kecil adalah usaha produktif milik warga negara Indonesia, yang berbentuk
badan usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan
usaha berbadan hukum seperti koperasi; bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan
usaha menengah atau besar. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,
tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.
200.000.000 per tahun, sedangkan usaha menangah, merupakan usaha yang memiliki
kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industry manufaktur (Rp.
200.000.000 s.d. Rp. 500.000.000) dan non manufaktur (Rp. 200.000.000 s.d. Rp.
600.000.000) (Bank Indonesia dalam Aufar, 2014:9).
Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa UMKM adalah usaha milik
orang perorangan badan usaha yang bukan merupakan anak atau cabang dari perusahaan
lain dengan kriteria memiliki modal usaha yang memiliki batasan-batasan tertentu.
Kriteria UMKM Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) (Undang-
Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 6 mengenai UMKM Bab IV Pasal 6).
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp. 300.000.000 ( tiga ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000
(tiga ratus juta rupiah) dan paling paling pajak Rp. 2.500.000.000 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) (Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 6 mengenai UMKM Bab IV
Pasal 6).
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
2.500.000.000 (dua miliar lima ratus juta rupiah)dan paling paling pajak Rp.
50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) (Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 6
mengenai UMKM Bab IV Pasal 6).
Kata perdagangan dan pemasaran memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan
yang lain. Perdagangan lebih lazim dalam ekonomi makro, sedangkan pemasaran lebih
akrab terdengar bagi telinga manajemen. Perdagangan dalam ilmu ekonomi di artikan
sebagai proses transaksi yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masingmasing pihak.
Perdagangan seperti ini dapat mendatangkan keuntungan kepada kedua belah pihak, atau
dengan kata lain perdagangan meningkatkan utility (keuntungan) bagi pihak-pihak yang
terlibat.
Pemasaran termasuk salah satu kegiatan dalam perekonomian dan membanu dalam
menciptakan nilai ekonomi. Sedangkan nilai ekonomi sendiri akan menentukan harga
barang dan jasa bagi individu-individu. Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang
pemasaran yang kelihatannya agak berbeda maskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini
disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari segi yang berbeda-beda ada yang lebih
menetikberatkan pada segi fungsi, segi barangnya, segi kelembagaannya, segi
menejemennya, dan adapula yang meneitikberatkan dari semua segi tersebut sebagaisuatu
sistem.
Beberapa diantara para ahli tersebut adalah Philip Kotler. Menurut Philip Kotler,
pertukaran merupakan titik pusat kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha
menewarkan sejumlah nilai kepada orang lain. Dengan adanya pertukaran, berbagai macam
kelompok sosial seperti individu-individu, kelompok kecil, organisasi, dan kelompok
masyarakat lain dapat terpenuhi kebutuhannya. Kita telah mengetahui bahwa didalam
masyarakat terdapat berbagai macam kelompok yang ingin memenuhi kebutuhannya. Untuk
maksud tersebut, mereka harus melakukan suatu usaha, sehingga satu dengan lainnya saling
melayani. Kotler mengemukakan definisi pemasaran sebagai berikut: “Pemasaran adalah
kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebuuhan
melalui proses pertukaran”.
Perkembangan tekonologi yang cepat membuat para pelaku usaha juga harus cepat
untuk menyesuaikan dengan perubahan tersebut, salah satu bentuk teknologi yang banyak
dimanfaatkan oleh orang adalah media sosial. Website dan media sosial telah memberikan
banyak peluang bagi para pelaku UKM untuk dapat mengembangkan pasar terutama dalam
hal promosi untuk menarik sasaran pasar yang di tuju, hal lainnya yang membuat para
pelaku UMKM memasarkan produk dan jasa melalui website dan media sosial adalah karena
tingkat entry barriers yang rendah sehingga dapat dengan mudah memasarkan produk dan
jasa melalui website dan media sosial lain.
Media sosial telah banyak digunakan terutama pada industri kuliner, fashion, serta
tour and travel. Bagi para penggiat UMKM peran website dan media sosial adalah sebagai
sarana mereka untuk menjalin hubungan dengan para pelanggan, mengetahui pendapat, dan
saran pelanggan terhadap produk yang dipasarkan. Media sosial juga dianggap efektif serta
dapat mengembangakan produk sesuai dengan keinginan pasar. Penelitian yang dilakukan
oleh Nory Jonet et al (2015) dengan objek penelitian pada UMKM menemukan bahwa peran
dari media sosial bagia pelaku UMKM adalah sebagai berikut
5). Menambah jalur promosi bagi bisnis lokal untuk meningkatkan citra UMKM
BAB III
PEMBAHASAN
A. Profil Desa
1. Letak Geografis
Desa Ploso merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Kediri Provinsi
Jawa Timur, luas wilayah Desa Ploso 252, 15 Ha. Desa Ploso terletak di sebelah utara
Desa Tambibendo dan Desa Kraton, disebelah selatan Desa Maesan, sebelah timur sungai
brantas dan sebelah barat Desa Kedawung. Secara geografis Kecamatan Mojo terletak
pada 111 17’ – 111 52’ bujur timur dan 7 49’ – 87 20’ lintang selatan dengan ketinggian
Wilayah Desa Ploso didominasi oleh area persawahan dengan luas 131, 71 Ha
kondisi tanahnya yang subur sehingga cocok digunakan untuk bercocok tanam.
sedangkan luas tanah perkebunan seluas 20,00 Ha dan luas tanah umum 24,44 Ha.
Tempatnya bisa dikatakan strategis karena tidak jauh dari pusat kota dan akses
Jumlah penduduk Desa Ploso adalah 3.256 orang dengan rincian sebagai
berikut:
namun didominasi oleh pekerjaan wiraswasta dan petani. Dengan rincian sebagai
berikut:
Peternak : 4 orang
Dalam hal Pendidikan masyarakat Desa Ploso memiliki latar belakang yang
berbeda-beda. Yang lebih dominan yaitu lulusan SMP sederajat. Data mengenai latar
oleh tamatan SD/sederajat dengan jumlah 1073 jiwa, namun juga tidak sedikit yang
masih tergolong rendah, namun tingkat Pendidikan telah maju dan berkembang dengan
agama di Desa Ploso didominasi oleh agarma Islam dan didominasi oleh warga Suku
Jawa.
Hasil sumber daya alam di Desa Ploso banyak didomisili dengan hasil perkebunan
dengan ditanam jenis buah-buahan yang di budidayakan. Seperti pohon pisang yang banyak
ditanam oleh warga sekitar dan dapat diolah menjadi kripik pisang sebagai bagian usaha
kecil untuk warga di desa tersebut. Salah satunya UMKM Aula Jaya yang memproduksi
kripik pisang dengan bahan olahan buah pisang, berikut cara pengolahan kripik pisang di
1. Buah pisang yang baru dipanen dari pohon dengan kualitas yang sudah ditentukan.
2. Buah pisang dikupas dari kulitnya dengan cara manual. buah pisang di potong sesuai
3. Dilakukan proses
penggorengan.
5. Proses pengemasan
Jadi, kelompok kami akan membahas permasalahan pemasaran pada UMKM Aula Jaya.
terhadap pemasaran hasil produk UMKM di desa Ploso yang bergerak dibidang makanan.
Adapun kegiatan yang akan dilakukan untuk menunjang pemasaran produk yaitu
a. Uraian Kegiatan
bidang makanan. Maka dari itu, dilaksanakan penyuluhan tentang teknik pemasaran
b. Batasan kegiatan
c. Metode Pelaksanaan
Kegiatan pemberdayaan masyarakat didesa Ploso dilaksanakan dengan
d. Tahapan Kegiatan
untuk berperan dan terlibat, meliputi: Pertemuan formal dengan Aparat Desa
agama, lapangan) Materi dan media yang dapat dimanfaatkan dalam sosialisasi
kelembagaan masyarakat serta sumber daya alam dan sumber daya manusia di
kekompakan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Hal ini bertujuan
e. Sasaran Kegiatan
Jawa Timur.
g. Anggaran Kegiatan
Harga
No. Jenis Pengeluaran Volume Jumlah
Satuan
Acara
1 ID Card 14 Rp 5.000 Rp 70.000
2 Banner 1 Rp 100.000 Rp 100.000
3 Percetakan / Penggandaan Materi 14 Rp 5.000 Rp 70.000
4 Dekorasi Rp 500.000 Rp 500.000
Honor
5 Pemateri 1 Orang x 4 Jam x 1 hari 4 Rp 50.000 Rp 200.000
6 Perangkat Desa 1 orang Rp 100.000 Rp 100.000
Perlengkapan
7 Dokumentasi Rp 100.000 Rp 100.000
8 Papan Informasi Rp 40.000 Rp 40.000
Konsumsi
9 Snack peserta 14 Rp 8.000 Rp 112.000
10 Makan besar 14 Rp 15.000 Rp 210.000
11 Air mineral 14 Rp 5.000 Rp 70.000
Lain- Lain
12 Kebersihan Rp 50.000 Rp 50.000
13 Kesehatan Rp 100.000 Rp 100.000
Jumlah Keseluruhan Rp 1.722.000
h. Media Kegiatan
dalam memasarkan prodok inovasi melalui sistem informasi pemasaran dan media
1) Facebook
pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti Kota, kerja, dan daerah untuk
melakukan koneksi berinteraksi dengan orang lain. Maka dari itu salah satu media
ini sangat menguntungkan jika digunakan dengan tepat. Masyarakat pada saat ini
lebih mudah dan lebih menyukai media facebook sebagai sarana hiburan bagi
mereka untuk berkenalan, temu sapa dan lainnya. Dengan adanya hal ini, maka
para petani bisa memamfaatkan media ini sebagai salah satu komunikasi yang
inovasi panganan.
2) Twitter
Penggunaan media sosial twitter sebagai sarana komunikasi bagi
yaitu media sosial twitter memiliki kapasitas dalam melakukan update status atau
biasa disebut dengan tweet hanya berjumlah 140 karakter. Selain itu, penggunaan
status dalam media sosial twitter yang berjumlah 140 karakter ini lebih disukai
oleh masyarakat karena dinilai lebih mudah dan praktis. Meskipun hanya
penggunaan media sosial twitter sampe pada saat ini dinilai mampu dalam
mengirimkan pesan yang ingin disampaikan. Media sosial ini pun dalam
masyarakat menjadi salah satu media yang paling mudah untuk digunakan maka
para warga dapat memamfaatkan media ini sebagai salah satu media pemasaran.
3) Path
Path digunakan untuk berbagi foto dan pesan kepada para pengguna
mengakses profile antar pengguna Path ketika antara dua belah pihak sudah saling
berteman atau disetujui oleh akun Path penggunanya. Sehingga privasi masih
dapat terjaga. Beberapa fitur yang dimiliki Path, antara lain dapat membuat
saat itu berada, meng-update status serta komentar, berbagi film, musik, serta
buku kepada pengguna lainnya. Path juga menyediakan tombol tidur, di mana
halamannya, dan yang terakhir adalah kemudahan para penggunanya untuk saling
mengirimkan pesan kepada pengguna Path lainnya. Media path ini bisa digunakan
dalam teknik pemasaran dalam mempromosikan inovasi panganan hortikulturan
karena menyediakan banyak beberapa fasilitas seperti foto, video dan audia
4) Instagram
Instagram merupakan salah satu fitur yang dimiliki oleh smartphone atau
selain itu Instagram juga merupakan aplikasi yang digunakan untuk menjepret
foto, mengelola foto, mengedit foto, memberi efek filter pada foto dan
(Hyper Text Tansfer Protokol) dalam suatu jaringan internet. Internet merujuk
yang berjalan dalam jaringan internet. Pengguna web sebagai media penyampaian
mengenai sistem informasi data spesial yang dibutuhkan tanpa harus mendatangi
tempat penyedia data tersebut. Selain Media Pemasaran Maka untuk membantu
Desa Nagrok dalam melakukan penjualan dan pembelian dibuatkan sebuah sistem
6) Shopee
marketplace pertama bagi konsumen ke konsumen. Bagi yang belum tahu apa itu
lain mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker, dan menjaga
jarak. Kegiatan penyuluhan UMKM dilakukan dalam empat tahap. Adapun hasil (output)
1. Tahap pertama yakni permohonan izin ke Kepala Desa Ploso untuk mengadakan
penyuluhan UMKM.
2. Tahap kedua yakni persiapan pelaksanaan penyuluhan UMKM yang akan diikuti
3. Tahap ketiga yakni pelaksanaan penyuluhan UMKM yang dilaksanakan pada hari
Senin 8 Februari 2021. Warga yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 5 warga Desa
ploso dan 8 panitia penyuluhan UMKM. Para warga sangat antusias melontarkan
disampaikan oleh pemateri yaitu ekonomi digital marketing dan setiap peserta
penyuluhan UMKM yang bertanya akan mendapatkan door prize berupa hand
penyuluhan UMKM.