Anda di halaman 1dari 32

PENINGKATAN PENGETAHUAN TEKNIS PEMASARAN UMKM

DENGAN METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CSS


DIDESA MOJO KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR

DI SUSUN OLEH :
1. DINI NADHILA AGUSTIN (70120003)
2. IMROATUL FAIZAH FITRY (70120005)
3. IZZATUL ULA (70120006)
4. KHALIDA IMANUROHMAH (70120007)
5. SARI SEPTIRA AYU (70120010)
6. SULISTYOWATI (70120011)
7. DYAH RIANTI KUSUMA NINGRUM (70120012)
8. AL MAILA FIRDAUS (70120015)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT AHLI JENJANG


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANEJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Trilogi dalam pembangunan kesejahteraan sosial mencakup tiga bidang yaitu
pembangunan ekonomi, pengembangan sumber daya manusia, dan perawatan masyarakat.
Pembangunan ekonomi bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan bagi manusia.
Kesejahteraan masyarakat terdiri dari beberapa faktor baik yang berupa kebutuhan lahiriah
maupun batiniah dari sudut pandang ekonomi, kebutuhan hidup harus dipenuhi secara
alamiah oleh manusia itu sendiri. Pembangunan ekonomi dalam pencapaian tujuan untuk
kesejahteraan masyarakat dihasilkan sendiri oleh masyarakat dan hasilnya dinikmati sendiri
oleh masyarakat. Kesejahteraan yang ingin dicapai dan membangun harkat dan sesuai
martabat kemanusian dengan berlandaskan pada kemampuan dan mengembangkan potensi
yang dimiliki secara optimal.
Dalam rangka meningkatkan kemandirian masyarakat, maka diperlukan upaya yang
nyata. Oleh karena itu, peran kepala desa, perangkat desa dan petugas kesehatan tidaklah
cukup untuk merubah perilaku masyarakat. Diperlukan peran dan pihak lain dari anggota
masyarakat sendiri dengan cara yang tepat dalam merubah perilaku masyarakat dalam upaya
pemberdayaan masyarakat. Survei mawas diri adalah pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian permasalahan kesehatan oleh sekelompok masyarakat setempat dibawah
bimbingan kepala desa / kelurahan dan petugas kesehatan. Yang merupakan suatu upaya atau
proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka
sendiri. Survei Mawas Diri (SMD) sangat penting untuk dilaksanakan agar masyarakat
menjadi sadar akan adanya masalah yang sedang dihadapi, masyarakat mampu mengenal,
mengumpulkan data dan mengkaji masalah yang ada dalam lingkungannya sendiri,
timbulnya minat dan kesadaran untuk mengetahui masalah-masalah dan pentingnya masalah
tersebut segera diatasi, serta mampu untuk menggali sumber daya yang ada atau dimiliki.
Memampukan masyarakat, dari, oleh dan untuk masyarakat itu sendiri.
Desa ploso kecamatan Mojo terletak di Kabupaten Kediri Jawa Timur memiliki luas
252,15 Ha. Batas wilayah desa Ploso bagian utara berbatasan dengan desa Tambibendo dan
desa Kraton. Dibagian selatan berbatasan dengan desa Maesan, bagian timur berbatasan
dengan desa Brantas dan dibagian barat berbatasan dengan desa Kedawung. Jumlah
penduduk didesa Ploso yaitu 3256 orang dan umumnya lebih banyak penduduk diusia 39
tahun, selain itu tingkat pendidikan didesa Ploso ini umumnya lulusan SD/sederajat. Wilayah
desa Ploso penggunaannya lebih banyak digunakan untuk membuka lahan pertanian yakni
sebanyak 131,71 Ha. Hal ini sangat mendukung untuk membantu kehidupan masyarakat
didesa karena mata pencaharian disana umumnya petani.
Salah satu permasalahan yang menjadi fokus pemecahan terkait dengan permasalahan
kemiskinan yang terjadi pada masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu untuk mengatasi
permasalahan tersebut ada upaya yang selama ini telah banyak dirancang oleh berbagai pihak
untuk mengatasi kemiskinan. Upaya – upaya pengentasan kemiskinan mulai digalakkan oleh
berbagai sektor mulai dari sektor pemerintahan dengan program-program unggulannya
hingga Lembaga Swadaya Masyarakat melalui usaha yang dilakukan yang tujuannnya adalah
mengurangi angka kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat. Salah satu upaya yang
dilakukan oleh berbagai pihak tersebut adalah dengan jalan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat dapat diwujudkan dalam berbagai program salah satunya adalah
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
merupakan salah satu unit usaha yang memiliki peran penting dalam perkembangan dan
pertumbuhan perekonomian Indonesia. Dengan adanya sektor UMKM, pengangguran akibat
angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Tumbuhnya usaha
mikro menjadikannya sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja dan pendapatan.
Didesa Ploso sendiri masyarakatnya telah memiliki kesadaran akan pentingnya UMKM
di desa Ploso salah satunya yakni UMKM yang bergerak dibidang makanan. Nama UMKM
tersebut yaitu Aula Jaya dimiliki oleh Ibu Zubaidah yang berdiri sejak tahun 2017
beranggotakan 5 orang. Produk yang dijual berupa kripik singkong, kripik pisang, kripik
sukun dan kripik gadung dengan varian rasa manis dan original. Kemasan camilan kripik ini
100 gram dengan harga jual Rp. 8.000, bahan bakunya didapatkan dari kerjasama dengan
petani sekitar, dengan sekali produksi sebanyak 50 produk setiap item. Untuk pemasaran
camilan ini telah dilakukan secara online dan offline, seperti dititipkan ke warung atau toko
diwilayah desa Ploso dan untuk diluar wilayah desa dengan cara dititipkan ke toko pusat
oleh-oleh di kabupaten Kediri. Pemasaran secara online melalui whatsapp dan facebook
tetapi masih sedikit peminatnya.
Pada realitanya, kondisi yang terjadi di lapangan tidak seperti harapan, beberapa
UMKM ada yang saat ini berangsur-angsur mengalami penurunan dari segi kualitas SDM
untuk pemasaran produk. Kenyataan ini tentu tidak sesuai dengan tujuan visi dan misi
UMKM agar terus berkembang. Salah satu UMKM yang mengalami kemunduran adalah
UMKM Aula Jaya yang memproduksi bermacam-macam kripik yang berada di Desa Ploso
Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Kurangnya pemahaman para SDM dalam pemasaran
produk yang tidak sesuai dengan visi keberhasilan suatu usaha menjadi pemasalahan yang
cukup signifikan yang di hadapi oleh UMKM Aula Jaya. Selain itu, minimnya orientasi pasar
untuk mengenalkan dan memahami keinginan konsumen, melihat pesaing baik dari dalam
ataupun luar negeri, peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah dan target yang harus
dituju membuat UMKM Aula Jaya di Desa Ploso Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri
semakin menurun.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalahnya yaitu bagaimana cara untuk
meningkatkan pemasaran UMKM didesa Ploso?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pemberdayaan masyrakat dengan metode CSS di Desa Ploso
Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.

2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat dapat memahami pemberdayaan masyarakat dengan metode CSS
b. Timbulnya kesadaran masyarakat untuk mengetahui masalah dan potensi yang ada
di desanya yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahannya.
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Sebagai tambahan referensi dan wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang pemberdayaan masyarakat untuk menggali potensi yang ada.
2. Manfaat Praktis
Sebagai panduan atau rekomendasi bagi praktisi manajemen yang menjalankan suatu
kegiatan pemberdayaan masyarakat, terutama yang berhubungan dengan objek penelitian dan
sebagai bahan acuan pada penelitian mendatang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia


1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan aset penting dan berperan sebagai faktor
penggerak utama dalam pelaksanaan seluruh kegiatan atau aktivitas instansi, sehingga
harus dikelola dengan baik melalui Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).
Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan,
pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan
individu maupun organisasi (Handoko, 2014). Manajemen Sumber Daya Manusia adalah
suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu. Pengelolaan
dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara maksimal di dalam dunia kerja untuk
mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai. Berdasarkan beberapa
pendapat menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan manajemen sumber daya manusia
merupakan suatu pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan secara
efektif dan efisien agar dapat membantu terwujudnya tujuan dari perusahaan
(Mangkunegara, 2013).

2. Peranan Manajmen Sumber Daya Manusia


a. Menetapkan jumlah kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan
kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, dan job
evaluation.
b. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the right
man in the right job.
c. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan promosi, dan pemberhentian.
d. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang akan
datang.
e. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan
perusahaan pada khususnya.
f. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan pemberian
balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.
g. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
h. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan.
i. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
j. Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya (Hasibuan, 2017).
3. Fungsi Manajerial dan Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Fungsi Manajerial
1) Perencanaan

Perencanaan (human resource planning) adalah merencanakan tenaga kerja


secara efektif dan efesien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam
membantu terwujudnya suatu tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan
program kepegawaian.

2) Pengoranisasian

Pengorganisasian (organizing) adalah kegiatan untuk mengorganisasi


semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi
wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart).

3) Pengarahan

Pengarahan (directing) adalah kegiatan yang mengarahkan semua


karyawan agar mau bekerja sama dengan efektif serta efesien dalam membantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

4) Pengendalian

Pengendalian (Controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua


karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan
yang telah direncanakan. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan maka
diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan perencanaan (Hasibuan, 2017).
b. Fungsi Operasional
1) Pengadaan

Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, perjanjian


kerja, penempatan, orientasi, induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya
tujuan perusahaan.

2) Pengembangan

Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan


teknis, teoritis konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan masa kini maupun masa depan

3) Kompensasi

Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung (direct)


dan tidak langsung (indirect), uang dan barang kepada karyawan sebagai imbalan
jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak.
Adil artinya sesuai dengan prestasi kerjanya, layak artinya dapat memenuhi
kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah
dan berdasarkan internal dan eksternal konsistensi.

4) Pengintegrasian

Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan


kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar terciptanya kerja sama
yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahan memperoleh laba, karyawan
dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan
hal yang paling penting dan sulit dalam Manajemen Sumber Daya Manusia,
karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.
5) Pemeliharaan

Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau


meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap
mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan
program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagai karyawan serta
berpedoman kepada internal dan eksternal perusahaan.

6) Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan fungsi dari manajemen sumber daya manusia


yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa adanya kedisiplinan
yang baik sulit terwujudnya tujuan yang maksimal.

7) Pemberhentian

Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang


dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan,
keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab lainnya
(Hasibuan, 2017).

2.2 Pemberdayaan Masyarakat


1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang berarti
kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut maka pemberdayaan dapat
dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/
kekuatan/ kemampuan, dan atau proses pemberian daya/ kekuatan/ kemampuan dari
pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. Pengertian
“proses” menunjukan pada serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan
secara kronologis sitematis yang mencerminkan pertahapan upaya mengubah masyarakat
yang kurang atau belum berdaya menuju keberdayaan. Proses akan merujuk pada suatu
tindakan nyata yang dilakukan secara bertahap untuk mengubah kondisi masyarakat yang
lemah, baik knowledge, attitude, maupun practice (KAP) menuju pada penguasaan
pengetahuan, sikap-perilaku sadar dan kecakapan-keterampilan yang baik Makna
“memperoleh” daya/ kekuatan/ kemampuan menunjuk pada sumber inisiatif dalam
rangka mendapatkan atau meningkatkan daya, kekuatan atau kemampuan sehingga
memiliki keberdayaan. Kata “memperoleh” mengindikasikan bahwa yang menjadi
sumber inisiatif untuk berdaya berasal dari 10 masyarakat itu sendiri. Dengan demikian
masyarakat yang mencari, mengusahakan, melakukan, menciptakan situasi atau meminta
pada pihak lain untuk memberikan daya/ kekuatan/ kemampuan. Iklim seperti ini hanya
akan tercipta jika masyarakat tersebut menyadari ketidakmampuan/ ketidakberdayaan/
tidak adanya kekuatan, dan sekaligus disertai dengan kesadaran akan perlunya
memperoleh daya/ kemampuan/kekuatan. Makna kata “pemberian” menunjukkan bahwa
sumber inisiatif bukan dari masyarakat. Insisatif untuk mengalihkan
daya/kemampuan/kekuatan, adalah pihak-pihak lain yang memiliki kekuatan dan
kemampuan, misalnya pemerintah atau agen-agen lainnya. pemberdayaan mengandung
dua arti. Pengertian yang pertama adalah to give power or authority, pengertian kedua to
give ability to or enable. Pemaknaan pengertian pertama meliputi memberikan kekuasaan,
mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas kepada pihak yang kurang/ belum
berdaya. Di sisi lain pemaknaan pengertian kedua adalah memberikan kemampuan atau
keberdayaan serta memberikan peluang kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu
(Prijono dan Pranarka, 2012).

Pemberdayaan memberikan tekanan pada otonom pengambilan keputusan dari


suatu kelompok masyarakat. Penerapan aspek demokrasi dan partisipasi dengan titik
fokus pada lokalitas akan menjadi landasan bagi upaya penguatan potensi lokal. Pada aras
ini pemberdayaan masyarakat juga difokuskan pada penguatan individu anggota
masyarakat beserta pranata-pranatanya. Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan
ini adalah menempatkan masyarakat tidak sekedar sebagai obyek melainkan juga sebagai
subyek. Konteks pemberdayaan, sebenarnya terkandung unsur partisipasi yaitu
bagaimana masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan, dan hak untuk menikmati
hasil pembangunan. Pemberdayaan mementingkan adanya pengakuan subyek akan
kemampuan atau daya (power) yang dimiliki obyek. Secara garis besar, proses ini melihat
pentingnya proses ini melihat pentingnya mengalihfungsikan individu yang tadinya
obyek menjadi subyek (Suparjan dan Hempri, 2013).
2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu
dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir,
bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Lebih lanjut perlu
ditelusuri apa yang sesungguhnya dimaknai sebagai suatu masyarakat yang mandiri.
Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami masyarakat yang
ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang
dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan
mempergunakan daya dan kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif,
psikomotorik, dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal
masyarakat tersebut, dengan demikian untuk menuju mandiri perlu dukungan
kemampuan berupa sumber daya manusia yang utuh dengan kondisi kognitif, konatif,
psikomotorik dan afektif, dan sumber daya lainnya yang bersifat fisik- material.

Terjadinya keberdayaan pada empat aspek tersebut (kognitif, konatif, afektif dan
psikomotorik) akan dapat memberikan kontribusi pada terciptanya kemandirian
masyarakat yang dicita-citakan, karena dengan demikian dalam masyarakat akan terjadi
kecukupan wawasan yang dilengkapi dengan kecakapan ketrampilan yang memadai,
diperkuat oleh rasa memerlukan pembangunan dan perilaku sadar akan kebutuhannya
tersebut, untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses. Melalui
proses belajar maka masyarakat secara bertahap akan memperoleh kemampuan/ daya dari
waktu ke waktu, dengan demikian akan terakumulasi kemampuan yang memadai untuk
mengantarkan kemandirian mereka, apa yang diharapkan dari pemberdayaan yang
merupakan visualisasi dari pembangunan sosial ini diharapkan dapat mewujudkan
komunitas yang baik dan masyarakat yang ideal (Ambar Teguh, 2014).

2.3 Pemberdayaan Masyarakat Metode CSS/SMD


a. Pengertian CSS/SMD
Survey Mawas Diri (SMD) atau Community Self Survey (CSS) adalah kegiatan
pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah keshatan oleh sekelompok
masyarakat setempat di bawah bimbingan tenaga kesehatan di desa. Kegiatan ini untuk
mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki
masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi yang dimiliki antara lain
ketersediaan sumber daya, serta peluang-peluang yang dapat dimobilisasi. Hal ini
penting untuk diidentifikasi oleh masyarakat sendiri, agar selanjutnya masyarakat
dapat digerakkan untuk berperan serta aktif memperkuat upaya-upaya perbaikannya,
sesuai batas kewenangannya. 
Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder,
pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada dan membangun
kesepakatan bersama masyarakat dan kepala desa/kelurahan, untuk bersama-sama
mengatasi masalah didesa tersebut. SMD juga merupakan pembelajaran oleh
masyarakat, untuk masyarakat. Kami sebagai pendamping dan narasumber.
b. Waktu Pelaksanaan CSS/SMD
Waktu SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan tingkat
desa. Sedangkan untuk cara pelaksanaannya dengan melakukan pengumpulan data
yang dilakukan dengan mengunjungi rumah untuk wawancara atau diskusi dengan
kepala/anggota keluarga sekaligus mengamati (observasi) terhadap rumah/tempat-
tempat umum dan lingkungannya. Cara lain yang dapat dilakukan adalah melalui
diskusi kelompok terarah yang menghadirkan para wakil masyarakat.
c. Hal-hal Dicermati Waktu Pelaksanaan CSS/SMD
1) Data demografi desa
2) Data geografi desa
3) Potensi desa yang dapat dikembangkan
4) Pengembangan UMKM yang sudah dimiliki desa
d. Perumusan Masalah CSS/SMD
Kelompok pelaksana SMD dengan bimbingan kepala desa dan staff nya mengolah
data masalah yang telah dikumpulkan secara sederhana sehingga dapat diperoleh
perumusan masalah UMKM diwilayah desa setempat.
2.4 UMKM
1. Definisi dan Penggolongan UMKM
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha disemua sektor ekonomi. Pada prinsipnya pembedaan
antara usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, usaha besar umumnya didasarkan pada
nilai aset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau
jumlah pekerja tetap. Namun, definisi UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini berbeda
menurut negara. Oleh karena itu memang sulit membandingkan pentingnya atau peran
UMKM antar negara.

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha kecil adalah usaha produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha bukan
merupakan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau besar yang memenuhi kriteria
usaha kecil. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha kecil atau Usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan (Undang-Undang No. 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Bab 1 Pasal 1).

Usaha Kecil (UK), termasuk usaha Mikro (UMI) adalah entitas usaha yang
mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik
warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200.000.000
s.d. Rp. 10.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan (Kementrian Koperasi dan
UMKM dalam Aufar, 2014:8).

Usaha kecil adalah usaha produktif milik warga negara Indonesia, yang berbentuk
badan usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan
usaha berbadan hukum seperti koperasi; bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan
usaha menengah atau besar. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,
tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.
200.000.000 per tahun, sedangkan usaha menangah, merupakan usaha yang memiliki
kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industry manufaktur (Rp.
200.000.000 s.d. Rp. 500.000.000) dan non manufaktur (Rp. 200.000.000 s.d. Rp.
600.000.000) (Bank Indonesia dalam Aufar, 2014:9).

Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa UMKM adalah usaha milik
orang perorangan badan usaha yang bukan merupakan anak atau cabang dari perusahaan
lain dengan kriteria memiliki modal usaha yang memiliki batasan-batasan tertentu.

2. Kriteria dan Ciri-ciri UMKM

Kriteria UMKM Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) (Undang-
Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 6 mengenai UMKM Bab IV Pasal 6).

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp. 300.000.000 ( tiga ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000
(tiga ratus juta rupiah) dan paling paling pajak Rp. 2.500.000.000 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) (Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 6 mengenai UMKM Bab IV
Pasal 6).

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
2.500.000.000 (dua miliar lima ratus juta rupiah)dan paling paling pajak Rp.
50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) (Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 6
mengenai UMKM Bab IV Pasal 6).

3. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah


Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman
perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan
ekonomi pasca krisis ekonomi. Secara riil UMKM atau sering disebut UKM (Usaha
Kecil Menengah) juga sebagai sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap
pembangunan nasional, terbukti telah menyumbangkan sebesar Rp 1.013,5 triliun atau
56,7% dari PDB Indonesia. Selain itu, UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja
yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu dalam
mengurangi jumlah pengangguran.
Dari sudut ketenagakerjaan, usaha mikro, kecil dan menengah memberikan
kontribusi yang sangat signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja, yaitu sebesar
99,45% dari tenaga kerja di Indonesia. Selama periode 2000- 2003, usaha mikro dan
kecil telah mampu memberikan lapangan kerja baru bagi 7,4 juta orang dan usaha
menengah menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 1,2 juta orang. Pada sisi lain,
usaha besar hanya mampu memberikan lapangan kerja baru sebanyak 55.760 orang
selama periode 2000-2003. Hal ini merupakan bukti bahwa UMKM merupakan katup
pengaman, dinamisator, dan stabilisator perekonomian negara kita.
Mengacu pada data tersebut maka peran UMKM sangat penting, sehingga
keberadaan UMKM perlu dipertahankan dan diberdayakan agar UMKM berdaya dan
berkembang. Merujuk pada data yang ada di berbagai media, tidak berlebihan kiranya
jika dikatakan bahwa pemberdayaan UMKM merupakan suatu keharusan apabila ingin
membangun perekonomian bangsa yang berpihak pada rakyat. Pemberdayaan UMKM
merupakan harapan besar ketika Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas mengatakan bahwa pemerintah akan memberdayakan potensi UMKM sebagai
fundamental pembangunan ekonomi, dengan mengalokasikan anggaran dalam APBN
sebesar Rp 15 triliun per tahun.
1. Asas Pemberdayaan UMKM
a. Kekeluargaan
b. Demokrasi ekonomi
c. Kebersamaan
d. Efisiensi berkeadilan
e. Berkelanjutan
f. Berwawasan lingkungan
g. Kemandirian
h. Keseimbangan kemajuan
i. Kesatuan ekonomi nasional (Undang Undang No. 20 Tahun 2008).

2. Prinsip Pemberdayaan UMKM


a. penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri
b. perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan
c. pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan
kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
d. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan
e. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu
(UU No. 20 Tahun 2008).
3. Tujuan Pemberdayaan UMKM
a. mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan.
b. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri dan
c. meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan
daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
4. Strategi Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah

Kata perdagangan dan pemasaran memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan
yang lain. Perdagangan lebih lazim dalam ekonomi makro, sedangkan pemasaran lebih
akrab terdengar bagi telinga manajemen. Perdagangan dalam ilmu ekonomi di artikan
sebagai proses transaksi yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masingmasing pihak.
Perdagangan seperti ini dapat mendatangkan keuntungan kepada kedua belah pihak, atau
dengan kata lain perdagangan meningkatkan utility (keuntungan) bagi pihak-pihak yang
terlibat.

Sering didengar banyak orang berbicra mengenai penjualan, pembelian, transaksi,


dan perdagangan, tetapi apakah istilah ini sama dengan apa yang dimaksudkan dengan
pemasaran? Masih banyak di antara kita, menafsirkan pemasaran tidak seperti seharusnya.
Timbulnya penafsiran yang tidak tepat ini terutama disebabkan karena masih banyaknya
diantara kita yang belum mengetahui dengan tepat definisi tentang pemasaran tersebut.

Pemasaran termasuk salah satu kegiatan dalam perekonomian dan membanu dalam
menciptakan nilai ekonomi. Sedangkan nilai ekonomi sendiri akan menentukan harga
barang dan jasa bagi individu-individu. Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang
pemasaran yang kelihatannya agak berbeda maskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini
disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari segi yang berbeda-beda ada yang lebih
menetikberatkan pada segi fungsi, segi barangnya, segi kelembagaannya, segi
menejemennya, dan adapula yang meneitikberatkan dari semua segi tersebut sebagaisuatu
sistem.

Beberapa diantara para ahli tersebut adalah Philip Kotler. Menurut Philip Kotler,
pertukaran merupakan titik pusat kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha
menewarkan sejumlah nilai kepada orang lain. Dengan adanya pertukaran, berbagai macam
kelompok sosial seperti individu-individu, kelompok kecil, organisasi, dan kelompok
masyarakat lain dapat terpenuhi kebutuhannya. Kita telah mengetahui bahwa didalam
masyarakat terdapat berbagai macam kelompok yang ingin memenuhi kebutuhannya. Untuk
maksud tersebut, mereka harus melakukan suatu usaha, sehingga satu dengan lainnya saling
melayani. Kotler mengemukakan definisi pemasaran sebagai berikut: “Pemasaran adalah
kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebuuhan
melalui proses pertukaran”.

Menurut definisi tersebut,mula-mula manusia harus menemukan kebutuhannya dulu,


baru kemudian berusaha untuk memenuhinyadengan cara mengadakan hubungan. Dapat
pula dikatakan bahwa kegiatan pemasaran itu diciptakan oleh pembeli dan penjual. Kedua
belah pihak sama-sama ingin mencari kepuasan. Dalam hal ini, pembeli berusaha memenuhi
kebutuhannya, sedangkan penjual berusaha mendapatkan laba. Kedua macam kepentingan
ini dapat dipertemukan dengan cara mengadakan pertukaran yang saling menguntungkan.
Jadi, kebutuhan seseorang dapat dipenuhi dengan mencari orang yang bersedia melayaninya.

Dalam hal pemasaran, UMKM pada umumnya tidak mempunyai sumber-sumber


daya untuk mencari, mengembangkan atau memperluas pasar-pasar mereka sendiri.
Sebaliknya mereka sangat tergantung pada mitra dagang mereka untuk memasarkan
produkproduk mereka, atau tergantung pada konsumen yang datang langsung ke tempat-
tempat produksi mereka atau melalui keterkaitan produksi dengan usaha besar melalui
sistem subcontracting.

Perkembangan tekonologi yang cepat membuat para pelaku usaha juga harus cepat
untuk menyesuaikan dengan perubahan tersebut, salah satu bentuk teknologi yang banyak
dimanfaatkan oleh orang adalah media sosial. Website dan media sosial telah memberikan
banyak peluang bagi para pelaku UKM untuk dapat mengembangkan pasar terutama dalam
hal promosi untuk menarik sasaran pasar yang di tuju, hal lainnya yang membuat para
pelaku UMKM memasarkan produk dan jasa melalui website dan media sosial adalah karena
tingkat entry barriers yang rendah sehingga dapat dengan mudah memasarkan produk dan
jasa melalui website dan media sosial lain.

Media sosial telah banyak digunakan terutama pada industri kuliner, fashion, serta
tour and travel. Bagi para penggiat UMKM peran website dan media sosial adalah sebagai
sarana mereka untuk menjalin hubungan dengan para pelanggan, mengetahui pendapat, dan
saran pelanggan terhadap produk yang dipasarkan. Media sosial juga dianggap efektif serta
dapat mengembangakan produk sesuai dengan keinginan pasar. Penelitian yang dilakukan
oleh Nory Jonet et al (2015) dengan objek penelitian pada UMKM menemukan bahwa peran
dari media sosial bagia pelaku UMKM adalah sebagai berikut

1). Meningkatkan pengenalan dan rasa ingin tahu konsumen

2). Meningkatkan hubungan baik dengan konsumen

3). Dapat meningkatkan jumlah konsumen baru

4). Meningkatkan kemampuan untuk menjangkau konsumen dalam skala global

5). Menambah jalur promosi bagi bisnis lokal untuk meningkatkan citra UMKM
BAB III

PEMBAHASAN

A. Profil Desa

1. Letak Geografis

Desa Ploso merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Kediri Provinsi

Jawa Timur, luas wilayah Desa Ploso 252, 15 Ha. Desa Ploso terletak di sebelah utara

Desa Tambibendo dan Desa Kraton, disebelah selatan Desa Maesan, sebelah timur sungai

brantas dan sebelah barat Desa Kedawung. Secara geografis Kecamatan Mojo terletak

pada 111 17’ – 111 52’ bujur timur dan 7 49’ – 87 20’ lintang selatan dengan ketinggian

rata-rata 92 meter diatas permukaan laut.

Wilayah Desa Ploso didominasi oleh area persawahan dengan luas 131, 71 Ha

kondisi tanahnya yang subur sehingga cocok digunakan untuk bercocok tanam.

sedangkan luas tanah perkebunan seluas 20,00 Ha dan luas tanah umum 24,44 Ha.

Tempatnya bisa dikatakan strategis karena tidak jauh dari pusat kota dan akses

masyarakat dalam memperoleh kebutuhan/keperluan hidup dangat mudah karena toko

dan supermarket yang mudah ditemui.

2. Latar belakang penduduk Desa Ploso

Jumlah penduduk Desa Ploso adalah 3.256 orang dengan rincian sebagai

berikut:

Laki-laki : 1688 orang

Perempuan : 1568 orang


Sedangkan mata pencaharian penduduk Desa Ploso terdiri dari beberapa jenis

namun didominasi oleh pekerjaan wiraswasta dan petani. Dengan rincian sebagai

berikut:

Petani : 279 orang

Peternak : 4 orang

Bidan swasta : 2 orang

Pedagang keliling : 48 orang

Pedagang kayu : 6 orang

Karyawan perusahaan swasta : 69 orang

Wiraswasta : 370 orang

Tidak mempunya pekerjaan tetap : 146 orang

Dalam hal Pendidikan masyarakat Desa Ploso memiliki latar belakang yang

berbeda-beda. Yang lebih dominan yaitu lulusan SMP sederajat. Data mengenai latar

Pendidikan masyarakat Desa Ploso yaitu sebagai berikut:

Usia 3-6 tahun yang sedang tk/play group : 175 jiwa

Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah : 0 jiwa

Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak tamat : 11 jiwa

Tamat SD/sederajat : 1073 jiwa

Tamat SMP/sederajat :1050 jiwa

Tamat SMA/sederajat : 624 jiwa

Tamat D-1/sederajat : 24 jiwa

Tamat S-1/sederajat : 78 jiwa

Tamat S-2/sederajat : 3 jiwa


Dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan warga Ploso didominasi

oleh tamatan SD/sederajat dengan jumlah 1073 jiwa, namun juga tidak sedikit yang

tamatan SMP/sederajat. Ini menunjukkan tingkat Pendidikan masyarakat Desa Ploso

masih tergolong rendah, namun tingkat Pendidikan telah maju dan berkembang dengan

bukti terus menaiknya tingkat Pendidikan masyarakatnya. Dalam hal kepercayaan/

agama di Desa Ploso didominasi oleh agarma Islam dan didominasi oleh warga Suku

Jawa.

B. UMKM di Desa Ploso

Hasil sumber daya alam di Desa Ploso banyak didomisili dengan hasil perkebunan

dengan ditanam jenis buah-buahan yang di budidayakan. Seperti pohon pisang yang banyak

ditanam oleh warga sekitar dan dapat diolah menjadi kripik pisang sebagai bagian usaha

kecil untuk warga di desa tersebut. Salah satunya UMKM Aula Jaya yang memproduksi

kripik pisang dengan bahan olahan buah pisang, berikut cara pengolahan kripik pisang di

UMKM Aula Jaya:

1. Buah pisang yang baru dipanen dari pohon dengan kualitas yang sudah ditentukan.
2. Buah pisang dikupas dari kulitnya dengan cara manual. buah pisang di potong sesuai

bentuk yang sudah disesuaikan, kemudian dicuci dengan air

mengalir sampai getah hilang.

3. Dilakukan proses

penggorengan.

4. Proses pemberian bumbu rasa pada kripik pisang

5. Proses pengemasan

6. Kripik pisan siap di pasarkan


Pemasaran saat ini hanya terbatas didaerah sekitar Ploso dan Kabupaten Kediri.

Jadi, kelompok kami akan membahas permasalahan pemasaran pada UMKM Aula Jaya.

Permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya pemahaman tentang pentingnya cara

pemasaran (digital marketing) dalam UMKM menyebabkan pembatasan orientasi

terhadap pemasaran hasil produk UMKM di desa Ploso yang bergerak dibidang makanan.

Adapun kegiatan yang akan dilakukan untuk menunjang pemasaran produk yaitu

kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan metode CSS dilaksanakan dengan harapan

masyarakat akan mengetahui permasalahan di Desa Ploso dan dapat menyelasaikannya

secara mandiri. Rincian kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain:

a. Uraian Kegiatan

Kegiatan pemberdayaan masyarakat didesa Ploso adalah kegiatan yang

dilakukan untuk mengetahui permasalahan didesa. Masalah yang ditemukan yakni

kurangnya pemasaran untuk mengembangkan UMKM desa Ploso yang bergerak di

bidang makanan. Maka dari itu, dilaksanakan penyuluhan tentang teknik pemasaran

sebuah produk UMKM, teknik promosi khususnya dibidang teknologi.

b. Batasan kegiatan

Kegiatan pemberdayaan masyarakat didesa Ploso dilaksanakan pada bulan

Januari 2021 dan berakhir di bulan Februari.

c. Metode Pelaksanaan
Kegiatan pemberdayaan masyarakat didesa Ploso dilaksanakan dengan

melakukan wawancara, penyuluhan dan melakukan Musyawarah Mufakat Desa

(MMD) dengan tujuan akhir untuk menyampaikan beberapa aspirasi masyarakat

terkait alternatif untuk pemecahan suatu masalah.

d. Tahapan Kegiatan

Kegiatan pemberdayaan masyarakat didesa Ploso dilaksanakan dengan

tahapan – tahapan sebagai berikut:

1) Pengumpulan data/informasi (Pencatatan, Wawancara, dan Pengamatan)

2) Pengelompokan dan pengukuran atas data yang telah dikumpulkan

3) Penyusunan Rencana Dan Pelaksanaan Kegiatan

4) Melakukan Proses Kegiatan Pemberdayaan Mayarakat:

a) Melakukan Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat

Hal ini dilakukan untuk menciptakan komunikasi serta dialog dengan

masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat dan pihak terkait

tentang program. Proses sosialisasi sangat menentukan ketertarikan masyarakat

untuk berperan dan terlibat, meliputi: Pertemuan formal dengan Aparat Desa

dan tokoh-tokoh masyarakat, Menyepakati wilayah kerja (dusun), Pertemuan

formal dengan masyarakat, Pertemuan informal dengan masyarakat: kunjungan

rumah, diskusi kelompok, berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat (sosial,

agama, lapangan) Materi dan media yang dapat dimanfaatkan dalam sosialisasi

diantaranya: Brosur, Film (video), Poster, Buku dll.


b) Melakukan Pengkajian Suatu Keadaan Partisipatif

Pengkajian Suatu Keadaan Partisipatif dimaksudkan agar masyarakat

mampu dan percaya diri dalam mengidentifikasi serta menganalisa keadaannya

saat ini, baik potensi maupun permasalahannya. Selain itu tahap ini

dimaksudkan untuk mendapat gambaran mengenai aspek sosial, ekonomi dan

kelembagaan masyarakat serta sumber daya alam dan sumber daya manusia di

Era yang serba digital saat ini.

c) Melakukan Pengembangan Kelompok

Pengembangan kelompok ini dilakukan dengan memfokuskan kegiatan

pada masyarakat yang benar-benar tertarik dan berminat untuk melakukan

kegiatan bersama. Dalam hal ini perlu diperhatikan keterlibatan dan

kekompakan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Hal ini bertujuan

untuk memandirikan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya dan

benar-benar mampu untuk mengelola kegiatannya.

d) Melakukan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Partisipatif (M&EP)

Monitoring dan Evaluasi Partisipatif bukanlah suatu kegiatan khusus,

tetapi dilaksanakan secara mendalam pada akhir tahapan agar proses

Pemberdayaan Masyarakat berjalan dengan baik dan tujuannya akan tercapai.

M&EP dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat dalam Pemberdayaan

Masyarakat, di mana intinya adalah peran masyarakat sebagai pelaku utama.

e. Sasaran Kegiatan

Kegiatan pemberdayaan masyarakat didesa Ploso ini sasarannya yakni

masyarakat desa Ploso sendiri terutama masyarakat yang memiliki UMKM


khususnya UMKM Aula Jaya agar dapat mengembangkan dan menggali potensi diri

terkait ilmu digital marketing sehingga dapat memperluas jangkauan pemasaran

produk yang dapat meningkatkan hasil pendapatan desa.

Kali ini akan dihadiri oleh peserta diantaranya sebagai berikut:

1. Masyarakat yang memiliki UMKM : 5 orang

2. Perangkat Desa : 1 orang

f. Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan didesa Ploso Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri

Jawa Timur.
g. Anggaran Kegiatan

RENCANA ANGGARAN BELANJA


PENYULUHAN TEKNIK PEMASARAN PRODUK UMKM
DESA PLOSO KEC. MOJO KAB. KEDIRI

Harga
No. Jenis Pengeluaran Volume Jumlah
Satuan
  Acara      
1 ID Card 14 Rp 5.000 Rp 70.000
2 Banner 1 Rp 100.000 Rp 100.000
3 Percetakan / Penggandaan Materi 14 Rp 5.000 Rp 70.000
4 Dekorasi   Rp 500.000 Rp 500.000
         
  Honor      
5 Pemateri 1 Orang x 4 Jam x 1 hari 4 Rp 50.000 Rp 200.000
6 Perangkat Desa 1 orang   Rp 100.000 Rp 100.000
         
  Perlengkapan      
7 Dokumentasi   Rp 100.000 Rp 100.000
8 Papan Informasi   Rp 40.000 Rp 40.000
       
  Konsumsi      
9 Snack peserta 14 Rp 8.000 Rp 112.000
10 Makan besar 14 Rp 15.000 Rp 210.000
11 Air mineral 14 Rp 5.000 Rp 70.000
         
  Lain- Lain      
12 Kebersihan   Rp 50.000 Rp 50.000
13 Kesehatan   Rp 100.000 Rp 100.000
Jumlah Keseluruhan Rp 1.722.000
h. Media Kegiatan

Lcd, leaflet, gadget, laptop, kamera

i. Solusi Permasalahan UMKM di Desa Ploso

Pelatihan sistem pemasaran melalui media sosial. media yang membantu

dalam memasarkan prodok inovasi melalui sistem informasi pemasaran dan media

sosial seperti Web Penjualan, Facebook, Path, Instagram Dan Twitter.

1) Facebook

Menurut Priyanto facebook adalah website jaringan sosial dimana para

pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti Kota, kerja, dan daerah untuk

melakukan koneksi berinteraksi dengan orang lain. Maka dari itu salah satu media

ini sangat menguntungkan jika digunakan dengan tepat. Masyarakat pada saat ini

lebih mudah dan lebih menyukai media facebook sebagai sarana hiburan bagi

mereka untuk berkenalan, temu sapa dan lainnya. Dengan adanya hal ini, maka

para petani bisa memamfaatkan media ini sebagai salah satu komunikasi yang

menjadi penghubung dalam memperkenalkan produk hortikultura dalam bentuk

inovasi panganan.

2) Twitter
Penggunaan media sosial twitter sebagai sarana komunikasi bagi

masyarakat memiliki kekuatan tersendiri dibanding dengan media sosial lainnya,

yaitu media sosial twitter memiliki kapasitas dalam melakukan update status atau

biasa disebut dengan tweet hanya berjumlah 140 karakter. Selain itu, penggunaan

status dalam media sosial twitter yang berjumlah 140 karakter ini lebih disukai

oleh masyarakat karena dinilai lebih mudah dan praktis. Meskipun hanya

memiliki kapasitas 140 karakter dalam melakukan update status, namun

penggunaan media sosial twitter sampe pada saat ini dinilai mampu dalam

mengirimkan pesan yang ingin disampaikan. Media sosial ini pun dalam

masyarakat menjadi salah satu media yang paling mudah untuk digunakan maka

para warga dapat memamfaatkan media ini sebagai salah satu media pemasaran.

3) Path

Path digunakan untuk berbagi foto dan pesan kepada para pengguna

lainnya. Perbedaan dengan aplikasi media sosial lainnya, yaitu kemungkinan

mengakses profile antar pengguna Path ketika antara dua belah pihak sudah saling

berteman atau disetujui oleh akun Path penggunanya. Sehingga privasi masih

dapat terjaga. Beberapa fitur yang dimiliki Path, antara lain dapat membuat

profile-nya sendiri, pengunggahan foto maupun video, lokasi dimana pengguna

saat itu berada, meng-update status serta komentar, berbagi film, musik, serta

buku kepada pengguna lainnya. Path juga menyediakan tombol tidur, di mana

ketika tombol tersebut diaktifkan, maka pengguna tidak dapat mengakses

halamannya, dan yang terakhir adalah kemudahan para penggunanya untuk saling

mengirimkan pesan kepada pengguna Path lainnya. Media path ini bisa digunakan
dalam teknik pemasaran dalam mempromosikan inovasi panganan hortikulturan

karena menyediakan banyak beberapa fasilitas seperti foto, video dan audia

lainnya. Sehingga menjadi salah satu kemudahan

4) Instagram

Instagram merupakan salah satu fitur yang dimiliki oleh smartphone atau

telepon pintar. Instagram merupakan aplikasi handphone yang berbasis Android,

selain itu Instagram juga merupakan aplikasi yang digunakan untuk menjepret

foto, mengelola foto, mengedit foto, memberi efek filter pada foto dan

membagikan foto tersebut kesemua orang.

5) Sistem informasi pemasaran berbasis web.

Web merupakan aplikasi jaringan yang mendukung terlaksananya HTTP

(Hyper Text Tansfer Protokol) dalam suatu jaringan internet. Internet merujuk

kepada infrastruktur jaringan,sedangkan web merujuk kepada salah satu aplikasi

yang berjalan dalam jaringan internet. Pengguna web sebagai media penyampaian

mengenai sistem informasi data spesial yang dibutuhkan tanpa harus mendatangi

tempat penyedia data tersebut. Selain Media Pemasaran Maka untuk membantu

Desa Nagrok dalam melakukan penjualan dan pembelian dibuatkan sebuah sistem

informasi untuk memfasilitasi layanan tersebut kepada masyarakat.

6) Shopee

Aplikasi mobile commerce berbasis marketplace, akhirnya tiba di

Indonesia pada (1/12/2015). Aplikasi ini diklaim sebagai aplikasi mobile

marketplace pertama bagi konsumen ke konsumen. Bagi yang belum tahu apa itu

Shopee, aplikasi ini merupakan wadah belanja online yang lebih fokus


pada platform mobile sehingga orang-orang lebih mudah mencari, berbelanja, dan

berjualan langsung di ponselnya saja. Shopee sendiri telah diluncurkan secara

terbatas pada awal 2015 di kawasan Asia Tenggara, termasuk Singapura,

Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina dan Taiwan.

Pada saat pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan UMKM, peserta pengabdian

masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 antara

lain mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker, dan menjaga

jarak. Kegiatan penyuluhan UMKM dilakukan dalam empat tahap. Adapun hasil (output)

yang didapatkan dari kegiatan penyuluhan UMKM antara lain:

1. Tahap pertama yakni permohonan izin ke Kepala Desa Ploso untuk mengadakan

penyuluhan UMKM.

2. Tahap kedua yakni persiapan pelaksanaan penyuluhan UMKM yang akan diikuti

oleh warga desa Ploso.

3. Tahap ketiga yakni pelaksanaan penyuluhan UMKM yang dilaksanakan pada hari

Senin 8 Februari 2021. Warga yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 5 warga Desa

ploso dan 8 panitia penyuluhan UMKM. Para warga sangat antusias melontarkan

beberapa pertanyakan terkait tentang materi penyuluhan UMKM yang telah

disampaikan oleh pemateri yaitu ekonomi digital marketing dan setiap peserta

penyuluhan UMKM yang bertanya akan mendapatkan door prize berupa hand

sanitizer dari panitia penyuluhan UMKM.

4. Tahap keempat yakni setelah pelaksanaan penyuluhan UMKM, panitia penyuluhan

UMKM mengadakan pendampingan pemasaran melalui media sosial kepada peserta

penyuluhan UMKM.

Anda mungkin juga menyukai