Anda di halaman 1dari 12

PAPER

STRATEGI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA UNTUK


MENINGKATKAN KEBERLANJUTAN DAN PRODUKTIFITAS PERTANIAN

Dosen Pembimbing

Dr. Rofinus Neto Wuli, S.Fil., M.Si (Han)

Disusun oleh

Maria Clarista Mau

A0012020037

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


SEKOLAH TINGGI PERTANIAN FLORES

BAJAWA

2023

1
I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan


suatu negara, kelestarian lingkungan dan pembangunan ekonomi. Namun, sektor
pertanian juga menghadapi berbagai tantangan yang mempengaruhi keberlanjutan
dan produktivitasnya. Salah satu faktor kunci yang mempengaruhi kinerja sektor
pertanian adalah manajemen sumber daya manusia (SDM). Peningkatan
produktivitas pertanian telah menjadi tujuan utama dalam meningkatkan ketahanan
pangan dan menjawab tantangan pertumbuhan penduduk.

Dengan sebagian besar luas lahannya cocok untuk pertanian, Indonesia


sebenarnya adalah negara agraris terbesar di dunia. Sayangnya, besarnya potensi
sektor pertanian tidak diimbangi dengan minat generasi muda yang semakin besar
terhadap pertanian. Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 mencontohkan, meski
mayoritas tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor pertanian atau 29,59%, jumlah
petani terus menurun meski jumlah tenaga kerja Indonesia meningkat. Pada tahun
2021, akan ada 42,46 juta tenaga kerja pertanian. Jumlah penduduk saat ini hanya
38,77 jiwa.

Selain penurunan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian, kualitas


pendidikan tenaga kerja di sektor ini juga sangat memprihatinkan. Meskipun lebih
dari 200 perguruan tinggi di Indonesia setiap tahunnya menghasilkan lulusan
sarjana pertanian, namun 73,01% angkatan kerja di sektor pertanian berpendidikan
paling tinggi SD. Hampir semua lulusan pertanian lebih memilih bekerja di sektor
lain (Putri, Lydia, 2021).

Menurut data BPS tahun 2018, salah satu penyebab rendahnya SDM di
sektor pertanian adalah pelakunya kebanyakan adalah orang tua dengan pendidikan

2
rendah. Untuk memperbaiki keadaan tersebut, Kementerian Pertanian mencoba
melakukan terobosan dengan mengoptimalkan pendidikan vokasi dan pelatihan
pertanian bagi petani muda. Akibatnya, tumbuh minat dan motivasi di kalangan
petani muda untuk mengembangkan agribisnis dengan menerapkan inovasi
teknologi, termasuk teknologi digital.

Salah satu alasan rendahnya minat tenaga kerja untuk menggeluti sekktor
pertanian adalah minimnya penghasianb yang di peroleh. Para sarjana pertanian lebih
memilih bekerja disektor lain yang menjanjikan dari sisi pendapatan dan
kesejahteraan. Banyak dari mereka memiliki usaha sampingan di luar sector non
pertanian (Wuli,RN.,2023).

Strategi pengembangan SDM petani milenial diantaranya sosialisasi,


mengoptimalkan pelatihan berbasis kompetensi, magang, dan program-program
penyuluhan pertanian untuk memperkuat kelembagaan ekonomi petani. Para petani
muda diberikan pendampingan dalam pengembangan usaha termasuk penerapan
pertanian presisi smart farming, stimulant pemberian bantuan prasarana dan sarana
pertanian hingga monitoring, pengembangan jejaring usaha dan kemitraan,
pengembangane-commerce, pengelolaan konflik di tengah dunia kerja yang sangat
kompetitif, serta evaluasi yang nantinya akan dilakukan untuk penumbuhan dan
penguatan para petani milenial (Wuli, RN., 2022).

Untuk mengatasi tantangan ini, sektor pertanian membutuhkan strategi


pengelolaan sumber daya manusia yang efektif. Strategi ini harus mampu
meningkatkan minat generasi muda untuk berpartisipasi di bidang pertanian,
meningkatkan kualitas pendidikan tenaga kerja, serta meningkatkan kesejahteraan
petani dan pelaku usaha pertanian. Selain itu, strategi tersebut harus dapat
mengatasi kesenjangan dalam akses ke pelatihan, teknologi, dan pasar.

3
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat generasi muda
terhadap sektor pertanian di Indonesia?
1.3. Tujuan
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat generasi
muda terhadap sektor pertanian di Indonesia.

4
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia


Manajemen berasal dari bahasa Inggris “manajement” dengan kata kerja
“to manage”, yang biasanya diartikan sebagai kepedulian. Selain itu, definisi
manajemen menjadi lebih lengkap. Lauren A. Aply, sebagaimana dikutip
Tanthowi, menerjemahkan manajemen sebagai “The art of getting things done
through people” atau seni melakukan sesuatu melalui orang lain. Manajemen
adalah ilmu dan seni mengelola penggunaan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Sumber daya manusia (SDM) adalah individu produktif yang bekerja
sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi maupun
perusahaan, yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan
dikembangkan kemampuannya. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal
yang sangat penting dan harus dimiliki dalam upaya mencapai tujuan organisasi
atau perusahaan. Sumber daya manusia merupakan elemen utama dalam
organisasi dibandingkan dengan elemen sumber daya lainnya seperti modal dan
teknologi, karena manusia sendirilah yang mengendalikan faktor-faktor lain.
Menurut Drs. Malayu S. P Hasibuan dalam bukunya, MSDM didefinisikan
sebagai ilmu dan seni mengatur hubungan dan peran tenaga kerja agar efektif
dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat. Menurut Gauzali, MSDM merupakan kegiatan yang harus
dilaksanakan organisasi agar pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability),
dan keterampilan (skill) karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang
mereka lakukan.
Manajemen juga dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu
mengkoordinasikan kegiatan dalam perusahaan melalui proses pengambilan
keputusan terkemuka, termasuk bidang-bidang seperti keuangan, operasi,

5
penjualan dan pemasaran, dan sumber daya manusia. Oleh karena itu,
manajemen SDM dapat didefinisikan sebagai proses menganalisis dan
mengelola kebutuhan sumber daya manusia suatu organisasi untuk memastikan
bahwa tujuan strategisnya terpenuhi (Coyle-Shapiro, J. et al., 2013).
Secara lebih terfokus, Gary Dessler dalam bukunya "Human Resource
Management" (edisi ke-14) mengemukakan bahwa Manajemen sumber daya
manusia (MSDM) adalah proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan
mengompensasi karyawan, serta untuk mengurus relasi kerja mereka,
kesehatan, keselamatan, dan hal-hal yang berhubungan dengan keadilan
(Dessler, 2015:4). Dalam nada substansi yang sama, Raymond A. Noe dalam
bukunya "Manajemen Sumber Daya Manusia: Mencapai Keunggulan Bersaing"
menjelaskan bahwa Manajemen sumber daya manusia (MSDM) mengacu pada
kebijakan-kebijakan, praktik-praktik, serta sistem-sistem yang memengaruhi
perilaku, sikap, dan kinerja karyawan (Noe, Raymond A. et al, 2010:5).
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Generasi Muda terhadap
Sektor Pertanian
Menurut Kartini Kartono (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi minat
kerja terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal: Faktor internal adalah faktor yang timbul karena pengaruh
rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor intrinsik sebagai
pendorong minat bekerja antara lain karena adanya kebutuhan akan
pendapatan, harga diri, dan perasaan senang.
a) Kebutuhan masa depan: Manusia sebagai makhluk hidup memiliki
kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia.
Kebutuhan manusia tidak hanya makan, minum, sandang dan
papan, tetapi masih banyak kebutuhan lainnya seperti pendidikan,
transportasi, komunikasi, biaya dan lain-lain.

6
Dalam kebutuhan akan pendapatan, seseorang membutuhkan
penghasilan baik berupa uang maupun barang. Bekerja merupakan
cara untuk mendapatkan penghasilan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Harga diri: Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia
karena memiliki akal, pikiran dan perasaan. Itu membuat orang
merasa dihargai dan dihormati oleh orang lain. Bekerja merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan harga diri, meraih popularitas
dan menjaga gengsi.
c) Perasaan senang: Perasaan senang adalah keadaan batin manusia
atau peristiwa kejiwaan, baik senang maupun tidak senang.
Perasaan ini berkaitan erat dengan kepribadian terhadap sesuatu dan
tidak sama dari orang ke orang. Ini menciptakan rasa senang dalam
keahlian yang mereka alami saat ini..
2. Faktor Eksternal : Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi
individu karena rangsangan dari luar. Faktor eksternal yang mempengaruhi
minat kerja adalah lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,
kesempatan kerja, dan pendidikan atau pengetahuan..
a) Lingkungan Keluarga: Lingkungan keluarga adalah kelompok terkecil
dari manusia yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga merupakan
pengaruh terbesar dalam perkembangan kepribadian. Orang tua
bertanggung jawab untuk mendorong anak-anak mereka untuk bekerja
keras. Salah satu unsur kepribadian adalah minat. Ketertarikan pada
pekerjaan muncul ketika keluarga secara positif memengaruhi hobi
pilihan anak-anak.
b) Lingkungan Masyarakat: Lingkungan masyarakat adalah lingkungan
di luar lingkungan keluarga, baik di lingkungan tempat tinggalnya

7
maupun di tempat lain. Orang yang dapat mempengaruhi kehidupan
kerja adalah tetangga, kerabat, teman dan orang lain.
c) Peluang: Peluang adalah kemungkinan bahwa seseorang harus
melakukan apa yang dia inginkan atau inginkan. Pekerjaan yang
menawarkan peluang membuat seseorang tertarik untuk
memanfaatkan peluang tersebut.
d) Pendidikan: Pengetahuan yang didapat selama sekolah merupakan
modal dasar untuk dapat bekerja.
Menurut Murdayanti dan Maulida (2021), minat kaum muda terhadap
sektor pertanian dapat ditumbuhkan oleh pemerintah melalui upaya
Kementerian Pertanian, seperti melakukan pendampingan kepada para
mahasiswa pertanian yang berkompeten di bidang pertanian untuk
meningkatkan produksi pangan. Selain itu, pemerintah dapat menumbuhkan
semangat wirausaha muda pertanian agar dapat membantu dalam
pengembangan pemasaran produk pertanian Indonesia agar memiliki nilai jual
yang tinggi dan mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara tetangga.
Pengembangan sekolah-sekolah pertanian juga perlu dilakukan untuk
memunculkan generasi muda yang berwawasan pertanian, memiliki minat
pengembangan pertanian yang berkemajuan, berinovasi, dan mampu
menggunakan teknologi yang semakin canggih.

8
III PENUTUP

3.1 Kesimpulan:
1. Sektor pertanian Indonesia menghadapi tantangan terkait keberlanjutan dan
produktivitas, dan manajemen sumber daya manusia berperan penting dalam
meningkatkan kinerja sektor tersebut.
2. Meskipun Indonesia memiliki potensi yang besar sebagai negara agraris,
minat generasi muda di bidang pertanian masih rendah, sedangkan jumlah
petani dan kualitas pendidikan tenaga kerja pertanian semakin menurun.
3. Rendahnya minat generasi muda terhadap pertanian disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal, antara lain kebutuhan masa depan, harga diri, rasa
senang, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, kesempatan dan
pendidikan.
3.2 Saran
1. Diperlukan strategi pengelolaan sumber daya manusia yang efektif di sektor
pertanian untuk meningkatkan minat generasi muda. Membantu siswa
berbakat pertanian, menumbuhkan jiwa wirausahawan muda pertanian dan
mengembangkan sekolah pertanian dapat menjadi langkah efektif.
2. Pemerintah hendaknya membantu dan mendorong generasi muda yang
berminat di bidang pertanian, misalnya melalui program pendidikan dan
pelatihan khusus serta pembangunan infrastruktur pertanian.
3. Meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku agribisnis juga penting agar
pertanian menjadi pilihan yang menarik bagi generasi muda. Hal ini dapat
dicapai melalui akses yang lebih baik ke pasar, teknologi dan pendidikan.

Dengan mengimplementasikan strategi manajemen SDM yang efektif dan


mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat generasi muda,

9
diharapkan sektor pertanian di Indonesia dapat meningkatkan produktivitas,
ketahanan pangan, dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi negara.

10
DAFTAR PUSTAKA

Barthos, Basir. Manajemen Sumber Daya Manusia (Suatu Pendekatan Makro).


Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Coyle-Shapiro, J. et al..(2013). Human Resource Management. London: The


London School of Economics and Political Science.
Dessler, Garry.(2015). Human Resource Management. Fourteenth Edition. England:
Pearson Education.

Hasibuan, Malayu S. P. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta:


PT Bumi Aksara, 2005.

Wuli, R. N. (2023). Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia Pertanian Untuk


Menciptakan Petani Unggul Demi Mencapai Ketahanan Pangan. Jurnal
Pertanian Unggul, 2(1), 1-15.

Wuli, Rofinus Neto.(2022). Manajemen Konflik Berbasis Budaya: Dari Ngada


Untuk Indonesia. Jakarta: KOMPAS.

Susan, E. (2019). Manajemen sumber daya manusia. Adaara: Jurnal Manajemen


Pendidikan Islam, 9(2), 952-962.

Sophan, M., Agustar, A., & Erwin, E. (2022). Faktor-faktor yang mempengaruhi
minat generasi muda terhadap sektor pertanian sebagai lapangan pekerjaan
diwilayah pedesaan kabupaten Solok. JRTI (Jurnal Riset Tindakan
Indonesia), 7(3), 326-338.

Kartini Kartono. (2002). Psikologi Umum. Jakarta: Kasgoro


Hanggraeni, D. (2012). Manajemen sumber daya manusia. Universitas Indonesia
Publishing.

11
Murdayanti, Maulida (2021). “Peningkatan Minat Petani Muda Pada Sektor
Pertanian” dalam Ibrahim, Jabal Tarik dan Fitrhri Mufriantie (2021).

Putri, Lydia. (2021). “Petani dan Rendahnya Pendapatan di Sektor


Pertanian”.Dipetik 25 Februari 2023, dari Kompas.id.

12

Anda mungkin juga menyukai