Anda di halaman 1dari 19

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI

KOPERASI PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS KOPERASI


PONDOK PESANTREN MAHASISWA AL-HIKAM MALANG)

Jurnal Ilmiah
Disusun oleh :
MOHAMMAD RIFKY KHARIRI
165020507111011

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKUTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI
KOPERASI PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS KOPERASI
PONDOK PESANTREN MAHASISWA AL-HIKAM MALANG)

Mohammad Rifky Khariri


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
rifkykhariri@student.ub.ac.id

ABSTRAK

Pondok pesantren termasuk kedalam salah satu Lembaga pendidikan agama


islam yang ada serta diakui oleh masyrakat sekitar yang keberadaannya sampai
sekarang terus bertambah dan berkembang. Hingga 2016 jumlah pondok pesantren
di Indonesia mencapai 28.984. Dengan jumlah pondok pesantren yang lebih dari
28.000 unit ini menempatkan pondok pesantren di posisi yang strategis dalam
mendukung pembangunan ekonomi nasional. Salah satu bukti kongkrit bahwa pondok
pesantren telah berkontribusi dalam perokonomian serta pemberdayaan masyarakat
di bidang ekonomi yaitu dengan berdirinya kopontren. Kehadiran kopontren ini bisa
menjadi solusi untuk mengurangi masalah perekonomian di Indonesia salah satunya
yaitu mengurangi tingkat kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana peran kopontren Al-HIkam Malang dalam melakukan pemberdayaan
ekonomi masyarakat dan bagaimana hasil dari pemberdayaan ekonomi masyarakat
yang dilakukan oleh kopontren Al-Hikam Malang. Jenis penelitian ini menggunakan
pendekatan kuaitatif. Data pada penelitian ini diambil dari kopontren Al-Hikam dan
mitra kopontren. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya kopontren Al-
Hikam telah melakukan perannya sebagai organisasi pemberdayaan masyarakat dan
pemberdayaan yang dilakukan oleh kopontren Al-Hikam menghasilkan pengaruh di
bidang ekonomi dan sosial bagi masyarakat.

Kata kunci : Kopontren, Pondok Pesantren, Pemberdayaan Ekonomi,


Pemberdayaan Masyarakat
A. Pendahuluan

Pondok pesantren termasuk kedalam salah satu Lembaga pendidikan agama


islam yang ada serta diakui oleh masyrakat sekitar yang keberadaannya sampai
sekarang terus bertambah dan berkembang, pondok pesantren menggunakan sistem
asrama yang berarti santri-santri yang berada di pondok mendapatkan ilmu agama
islam melalui madrasah atau pengajian yang sepenuhnya berada di bawah
kedaulatan dari kepemimpinan seseorang kyai yang memiliki ciri khas sifatnya yang
kharismatik dan independen dalam berbagai hal (Suwito,2015)
Pertumbuhan pondok pesantren di Indonesia dapat dilihat dari jumlah pondok
pesantren di Indonesia yang setiap tahunya meningkat. jumlah pondok pesantren
tahun 2013 - 2016 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hingga 2016 jumlah
pondok pesantren di Indonesia mencapai 28.984. Mayoritas pondok pesantren di
Indonesia berada di Pulau Jawa yang jika diprosentasekan mencapai 82.74%
(Kementrian Agama.2018). Melihat hal terebut, pemeritah mendukung eksistensi
pondok pesantren dimasyarakat melalui pengesahan UU No. 18 tahun 2019 tentang
pondok pesantren. dengan adanya dukungan dari pemerintah hal tersebut
menjadikan pondok pesantren lebih leluasa dalam mengembangkan berbagai potensi
yang ada di pondok pesantren salah satunya melakukan pemberdayaan di bidang
ekonomi.
Selain dukungan dari pemerintah berupa undang-undang, jumlah pondok
pesantren yang lebih dari 28.000 unit ini menempatkan pondok pesantren di posisi
yang strategis dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional, karena pondok
pesantren memiliki jumlah santri serta alumni yang jumlahnya sangat banyak dan
kepercayaan masyarakat terhadap pondok pesantren yang dapat dikatakan baik,
dengan hal tersebut menjadikan pondok pesantren memiliki modal sosial yang kuat
sehingga dapat mendukung pertumbumbuhan ekonomi di sekitar pesantren dan juga
pembangunan nasional.
Dengan modal sosial yang telah dimiliki, maka pondok pesanten dapat
memberikan sumbangsih terhadap pertumbuhan ekonomi melalui perluasan
kepercayaan dan kerjasama yang tumbuh antara pondok pesantren dengan
masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta dapat
mensejahterahkan masyarakat.
Adanya hubungan kuat antara pondok pesantren dengan masyarakat
menjadikan pondok pesantren lebih kuat dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat di bidang ekonomi, Dengan kekuatan yang dimiliki oleh pondok pesantren,
maka pondok pesantren memiliki potensi untuk melakukan pemberdayaan baik dari
segi sosial maupun ekonomi. Dengan melakukan pemberdayaan maka pondok
pesantren telah melakukan dakwah dalam bentuk dakwah dengan tindakan sekaligus
menerapkan ilmu yang telah dipelajari secara nyata. Salah satu bukti kongkrit bahwa
pondok pesantren telah berkontribusi dalam perokonomian serta pemberdayaan
masyarakat di bidang ekonomi yaitu dengan berdirinya kopontren.
Kehadiran kopontren ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi masalah
perekonomian di Indonesia salah satunya yaitu mengurangi tingkat kemiskinan,
dikarenakan dengan berdirinya kopontren dapat mendorong usaha” baru sehingga
akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat, serta akan
mempengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Kopontren Al-Hikam Malang merupakan salah satu organisasi pemberdayaan
ekonomi yang terletak di lingkup pondok pesantren Al-Hikam Malang yang berupaya
untuk menyejahterakan masyarakat pesantren maupun masyarakat yang bermitra
dengan kopontren Al-Hikam Malang, salah satu caranya yaitu mengoptimalkan
sumber daya yang ada di sekitar pesantren sehingga akan mendorong munculnya
usaha-usaha baru. Dengan terbentuknya usaha-usaha baru ini dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dilingkungan pesantren maupun masyarakat yang bermitra
dengan koperasi pondok pesantren Al-Hikam.
Ditinjau dari terus bertambahnya santri yang ada di Pondok Pesantren AL-
Hikam akan selalu dibarengi dengan semakin menigkatnya kebutuhan para santri
yang harus dipenuhi, maka Koperasi Al-Hikam ini memiliki beberapa usaha antara lain
mini market, apotek, fotokopi, dan alat tulis kantor (ATK). Pengembangan usaha
kopontren tersebut merupakan salah satu cara dalam meningkatkan perekonomian di
pondok pesantren Al-Hikam Malang. Pengembangan usaha tersebut memiliki tujuan
untuk mencukupi kebutuhan sehari hari masyarakat pondok pesantren serta
masyarakat sekitar pondok pesantren, sehingga dengan hal tersebut masyarakat
tidak lagi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari harinya. Selain itu,
pengembangan usaha di Kopontren Al-Hikam juga memiliki tujuan untuk
mensejahterakan masyarakat dengan cara memberikan lapangan pekerjaan baru
bagi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan serta membantu masyarakat yang
ingin mengembangakan usaha.

B. Landasan teori

Pemberdayaan ekonomi masyarakat

Pemberdayaan merupakan suatu proses memandirikan, mendewasakan,


mengembangkan, serta memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lemah
terhadap keuatan-kekuatan penekanan di segala bidang dan sektor kehidupan
(Sutoro Eko,2002).

Dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat setidaknya terdapat empat prinsip


meurut (Edi Suharto,2014) yaitu :
1) Dalam melakukan pemberdayaan masyarakat harus ditempatkan sebagai
subjek atau pelaku yang kompeten dan mampu menjangkau sumber-
sumber dan kesempatan-kesempatan yang ada.
2) Masyarakat harus menganggap diri mereka sebagai bagian terpenting
yang dapat mempengaruhi sebuah perubahan.
3) Adanya akses terhadap sumber daya dan kecakapan dalam mengelola
sumber daya tersebut secara efektif, hal ini harus dilibatkan dalam suatu
proses pemberdayaan.
4) Masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam pemberdayaan.

Selain prinsip dari pemberdayaan masyarakat juga terdapat bentuk


pemberdayaan, Salah satu bentuk yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat yaitu membentuk kegiatan produktif untuk meningkatkan
pendapatan.Menurut (Sumadyo ,2001) bentuk pemberdayaan dirumuskan dalam 2
bentuk:

1) Bina Manusia
Bentuk pemberdayaan bina manusia ini adalah salah satu bentuk
pemberdayaan yang perlu diperhatikan dalam upaya pemberdayaannya. Dengan
landasan pemahaman bahwasanya tujuannya untuk pembangunan serta untuk
perbaikan kesejahteraan masyarakat atau perbaikan mutu. kegiatan yang
dilakukan dalam bentuk bina manusia ini bertujuan untuk pengembangan kualitas
indivdiu,

2) Bina Usaha

Bentuk pemberdayaan bina usaha ini merupakan bentuk pemberdayaan yang


bisa dibilang paling berpengaruh dalam proses pemberdayaan ekonomi, karena
dalam bina manusia dampak yang diberikan tidak terlalu signifikan terhadap
perbaikan dan kesejahteraan di bidang ekonomi. Namun sebaliknya
pemberdayaan bentuk bina usaha ini dengan waktu yang relatif singkat dapat
memberikan dampak dan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,
dan juga bina usaha ini akan lebih laku dan mendapatkan dukungan dari
masyarakat dalam bentuk partisipasi dari individu. . Bina usaha ini mencakup:
a) Penentuan jenis usaha atau komoditas usaha
b) Pembuatan badan usaha
c) Perencanaan usaha dan studi kelayakan usaha
d) Manajemen keuangan dan logistik
e) Manajemen produksi dan operasi
f) Pengembangan usaha dan penelitian
g) pengembangan sarana dan prasarana
h) Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi usaha
i) Pengembangan jaringan atau kemitraan
j) penetapan sumber pembiayaan serta perencanaan investasi.

Dalam menilai apakah pemberdayaan yang telah dilakukan memberikan


dampak maka diperlukan indikator, salah satu indikator bahwa pemberdayaan
ekonomi masyarakat telah terpenuhi yaitu Ketika kegiatan ekonomi tersebut berjalan
dengan baik yang ditandai dengan peningkatan produksi masyarakat yang bermitra
dengan koperasi pondok pesantren, meningkatnya konsumsi dari masyarakat yang
telah diberdayakan.

Sedangkan menurut (Edi Suharto, 2007) Keberhasilan dari pemberdayaan tidak


hanya dapat dilihat melaui segi fisik maupun ekonominya saja , melainkan dapat juga
diihat dari segi psikologis dan sosialnya seperti:
a. Memiliki penghasilan sehingga dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan
dasar diri sendiri dan keluarganya. Contohnya dapat membeli kebutuhan
pokok berupa sandang dan pangan.
b. Mampu menyampaikan pendapatnya di dalam keluarga ataupun di
masyarakat secara umum, misalnya seperti menyampaikan pendapat
mengenai perbaikan rumah, membeli alat-alat dapur, dan lain sebagainya.
c. Mempunyai mobilitas yang cukup luas sehingga dapat keluar dari tempat
tinggalnya atau luar wilayah asalnya seperti pergi pasar, sekolah, puskesmas
atau rumah sakit, masjid, dan lain sebagainya.
d. Dapat peran aktif di kehidupan sosial, seperti halnya aksi sosial atau kampaye
sosial.
e. Dapat menentukan pilihhan-pilihan yang penting serta dapat mengambil
keputusan.
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Pondok Pesantren

Terdapat banyak hal yang dapat dilakukan oleh pesantren dalam melakukan
pemberdayaan ekonomi, seperti dari sisi lapangan pekerjaan, peluang usaha dan juga
pendirian badan usaha, lembaga sosial atau lembaga keuangan pesantren dan
mengedukasi santri, yang pertama dari sisi lapangan pekerjaan, pesantren terus
melakukan inovasi-inovasi baru demi terwujudnya pendidikan berkualitas bagi santri-
santrinya. Untuk itu, selalu diadakan pembangunan dari segi sarana dan prasarana di
pesantren, dalam pembangunan ini melibatkan tenaga kerja yang cukup banyak
sehingga pesantren telah menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyakarat.
Pembukaan lapangan pekerjaan ini termasuk kedalam salah satu upaya
memberdayakan masyarakat. Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan akan
mendapatkan pekerjaan dari pesantren sehingga berdampak pada peningkatan
kesejahteraan. Selain itu, pembukaan lapangan pekerjaan, hal ini sudah sesuai
dengan sistem dakwah dikarenakan tenaga kerja yang bekerja di pesantren pada
dasarnya sedang bekerja di lingkungan islami sehingga akan memberikan dampak
yang baik bagi mereka karena dikelilingi orang yang religius di tempat kerjanya.
Beberapa pekerjaan yang dibutuhkan di pondok pesantren antara lain pekerja
bangunan, guru, pekerja cuci (laundry), petugas keamanan, pegawai badan usaha
pesantren, petani lahan pesantren, tukang masak, dan petugas kebersihan (Sugandi
dkk., 2017).
Kedua, dari segi peluang usaha, para pelaku umkm dan industri rumahan
merupakan target dari pemberdayaan yang dilakukan oleh pesantren. Warga di
sekitar pesantren bisa berjualan produknya di lingkungan pesantren atau menitipkan
produknya di kopontren. potensi usaha ini bisa dibilang menguntungkan dan
menjanjikan, apabila masyarakat pesantren dan sekitar pesantren membutuhkan
atau tertarik dengan produk tersebut. Produk yang dititipkan bisa berupa makanan,
minuman maupun barang-barang lainnya (Sugandi dkk., 2017).
Ketiga, lembaga keuangan pesantren dan pendirian badan usaha. Koperasi
merupakan salah satu bentuk badan usaha pesanten, selain badan usaha pesantren
juga dapat mendirikan lembaga keuangan sendiri seperti BMT, Bank Wakaf Mikro
(BWM) atau lembaga sosial seperti lembaga zakat. Lembaga-lembaga tersebut
memiliki tugas utama untuk meningkatkan perekonomian masuarakat. Koperasi bisa
membantu meningkatkan perekonomian masyarakat caranya dengan mamberi
bantuan berupa pinjaman yang bisa digunakan sebagai modal usaha,
Keempat, edukasi santri. Pemberdayaan ekonomi dengan cara memberikan
edukasi kepada santri merupakan pemberdayaan secara tidak langsung. Para alumni
pesantren memang tekah didik untuk menjadi seorang pendakwah agar dapat
menyebarkan ilmu-ilmunya kepada masyarakat. Adapun beberapa pekerjaan yang
tepat bagi para alumni pesantren seperti ustad, kyai, guru, tokoh agama dan lainnya
yang berkaitan dengan keagamaan. Namun, banyak juga lulusan pesantren yang
sudah memiliki usaha, dengan demikian para santri perlu dibekali ilmu mengenai
entrepreneurship, skill entrepreneurship yang akan diajarkan di pesantren ahrus
sesuai dengan prinsip syariah. Harapannya, setelah lulus nanti para santri yang
berkeinginan menjadi pengusaha maka meraka sudah memiliki ilmun beruapa skill
enterprenurship.

Ekonomi Pondok Pesantren dan Modal Sosial


Sebagai lembaga pendidikkan agama islam, Pondok pesantren memiliki fungsi
pembangunan, pemeliharaan, pelesatarian dan penyiaran islam. pondok pesantren
memiliki peran strategis dalam pengembagan koperasi karena pesantren memiliki
potensi serta budaya yang baik guna meningkatkan pengembangan koperasi. Dalam
peranya pondok pesantren memiliki jaringan , kepercayaan, nilai dan norma. Ketiga
hal tersebut merupakan modal sosial yang dimiliki oleh pesantren.

1. Jaringan

Sebagai lembaga pendidikan islam pondok pesantren ditutut untuk bisa


membaca arah perubahan zaman dengan berdasarkan pada kebudayaan
yang telah dimilikinya, yang kemudian diartikan kedalam bahasa yang umum
di masyarakat, hal tersebut dapat menjadi modal bagi pesantren untuk
melakukan perubahan sosial. pada kondisi tersebut masyarakat akan menilai
dan menimbang apakah perbahan tersebut dapat diterima atau tidak. Namun,
jika masyarakat tidak setuju atau menolak, maka peran kiai sebagai pimpinan
pesantren perlu melakukan pendekatan-pendekatan yang baru untuk menarik
masyarakat.

Terbentuknya jaringan yang kuat diantara kiai dengan masyarakat dan


santrinya karena adanya kekerabatan anatara mereka adanya keterkaitan
dan hubungan emosional antara mereka sehingga timbullah kekerabatan yang
erat
2. Kepercayaan

Pondok pesantren harus mengedepankan norma yang berlaku salah


satunya yaitu amanah dan jujur. Masyarakat selama ini mengenal pesantren
sebgai lembaga pendidikan agama islam yang mengedepankan ahlak, moral,
norma serta ketaqwaan. Citra itu muncul ketika pondok pesantren
mengadakan kerjasama dengan masyarakat.

Norma yang harus digunakaan dalam bermuamalah adalah norma jujur


dan amanah dengan menjalankan norma tersebut maka akn terbentuk
kepercayaan antara masyarakat dengan pondok pesantren. Pada
umumnya kerjasama antara pondok pesantren dengan masyarakat, jarang
sekali untuk mengambil keuntungan, karena terdapat ikatan emosional
yang diyakini oleh masyarakat. Keyakininan tersebut tumbuh karena
adanya nilai-nilai yang dimiliki oleh pesantren.
3. Nilai-nilai Pondok Pesantren

Masyarakat menggagap penting sebuah nilai (Value) karena nilai


merupakan sesuatu yang berguna dan baik. Dalam konteks pondok
pesantren, nilai merupakan sesuatu yang berguna, penting dan baik, itu
semua harus didasarkan pada sumber yang jeals dan memberikan isnpirasi
bagi banyak pihak.

Kesadaran nilai masyarakat ini menjadi dasar bagi pondok pesantren


untuk mewujudjkan pendidikan yang basicnya adalah nilai-nilai agama islam.
hubungan antara msayarakat dengan pondok pesantren akan saling
memberikan pengaruh. Lahirnya pondok pesantren didasarkan pada
kesadaran nilai masyarakat. Hadirnya podnok pesantren sendri ditujukan
unutk memeprbaiki tata nilai yang ada di masyarakat. Sehingga, pesantren
harus bisa mengikuti perkembangan zaman agar bisa menyesuaikan tata
nilai yang berlaku di masyarakat

Budaya atau tradisi yang ada di pesantren merupakan dasar dari norma
yang berlaku bagi masyarakat pesantren, budaya atau tradisi tersebut telah
disahkan oleh pimpinan pondok pesantren atau yang biasa disebut dengan
kiai.
Norma merupakan standart perilaku yang dibuat karena suatu alasan
dan tetap dipertahankan oleh masyarakat. Norma itu sendiri diabagi kedalam
2 macam tedapat norma formal dan norma informal. Nroma formal pada
umumnya bersifat tertulis dan terdapat hukuman bagi para pelanggar norma
yang ada. Sedangakn norma informal adalah norma yang berlaku di
masyarakat yang sifatnya tidak tertulis. Norma informal ini merupakan aturan-
aturan yang disepakati oleh masyarakat sekitar tentang apa yang boleh
dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam ha linin tidak terdapat sanksi
tertulis namun lebih kepada sanksi moral.
C. Metode Penelitian

Penelitian ini meggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini


sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menjelaskan atau menggambarkan suatu kondisi yang akan diteliti, mengenai
bagaimana peran dan hasil dari pemeberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh
koperasi pondok pesantren Al-Hikam Malang, maka dari itu jenis penelitan yang tepat
adalah jenis penelitian kualitatif. Data pada penelitan ini diambil dari wawancara
langsung dengan informan kunci dan informan pendukung yang dipilih secara sengaja
dengan beberapa kriteria.
Setelah tahap pengumpulan data maka data-data yang telah terkumpul
kemudian dianalisis, dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data menurut
(miles dan Huderman,2006) teknik analisis data yang digunakan memiliki beberapa
langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan yang terakhir penarikan kesimpulan.
Selain itu diperlukan pengecekan keabsahan temuan dalammenetapkan
keabsahan data, maka perlu dilakukan langkah-langkah pemeriksaan, dasar dari
melaksanakan teknik pemeriksaan ini yaitu adanya beberapa kriteria tertentu.
Menurut (Moleong,2005) , setidaknya terdapat empat kriteria yang dapat dilakukan,
yaitu :
1. Derajat kepercayaaan (Credibility)
Dasar utama dari penerapan kriteria drajat kepercayaan merupakan pengganti
dari konsep validitas internal dari non kualitatif. Fungsi dari kriteria drajat kepercayaan
ini yaitu melakukan penyelidikan agar tingkat kepercayaan penelitian dapat dicapai.
Salah satu cara untuk mencapai kebenaran penelitian yaitu dengan menggunakan
metode tringulasi. Tringulasi merpakan salah satu teknik pemeriksaan keabsahan
data yang menggunakan sesuatu diluar dari data yang ada yang tujuanya untuk
mengecek dan membandingkan data yang ada.
2. Keteralihan (Transferability)
Keteralihan merupakan nilai transfer yang terkait dengan pernyataan, dengan
danya niali transfer maka hasil penelitian ini dapat digunakan dalam kondisi lain.
Tujuanya supaya pembaca bisa memahami hasil penelitian dari penelitian yang
dilakukan.
3. Kebergantungan (Depandability)
Kebergantungan adalah pengganti dari reliabilitas pada penelitian yang bukan
kualitatif. Reliabilitas adalah salah satu syarat bagi validitas suatu data.

D. Hasil dan Pembahasan

Peran Koperasi Pondok Pesantren AL-Hikam Dalam Melakukan Pemberdayaan


Ekonomi Masyarakat Mitra Koperasi
Pondok pesantren Al-Hikam merupakan salah satu pondok pesantren yang
telah melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang mana salah satu bentuk
usaha dalam melakukan pemberdayaan ekonomi yaitu berdirinya kopontren Al-Hikam.
Kopontren Al-Hikam berperan dalam melakukan pemberdayaan ekonomi,
peran yang telah dilakukan koperasi Al-hikam dalam melakukan pemberdayaan
ekonomi masyarakat yaitu membuka lapangan pekerjaan baru sehingga dengan hal
ini kopontren telah membantu masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan
hingga memiliki pekerjaan. Hingga saat ini karyawan yang bekerja di kopontren Al-
Hikam berjumlah 41 orang, dengan demikian kopontren Al-Hikam telah
memberdayaakan ekonomi masyarakat. Selain itu para karyawan kopontren sebelum
memulai berkerja di kopontren mereka diberikan pelatihan dengan adanya pelatihan
ini juga dapat meningkatkan kapasitas diri para karyawan kopontren Al-Hikam.

Selain membuka lapangan pekerjaan baru kopontren Al-Hikam juga berperan


dalam meningkatkan pendapatan para mitra koperasi dengan cara, para mitra
koperasi dapat menjual barang yang telah diproduksi di kopontren Al-Hikam, dengan
cara menitipkan barang yang akan dijual kepada kopontren Al-Hikam. Dengan hal
tersebut maka dapat memperluas pemasaran produk yang akan dijual.

Dengan lebih luasnya pangsa pasar tersebut secara otomatis akan


meningkatkan penjualan yang juga berdampak pada peningkatan pendapatan para
mitra koperasi. Dengan meningkatnya pendapatan para mitra koperasi menjadikan
para mitra koperasi lebih sejahtera.
Adapun peran kopontren Al-Hikam selain membuka lapangan kerja baru dan
melakukan kerjasama dengan para mitra kopontren, yaitu kopontren Al-Hikam juga
membantu para mitranya dalam permodalan saat kekurangan modal

Selain peran - peran tersebut terdapat juga peran modal sosial yang dimiliki
oleh kopontren Al-hikam dalam menjalankan pemberdayaan ekonomi. Berikut
merupakan peranan modal sosial yang dilakukan oleh kopontren dalam melakukan
pemberdayaan ekonomi :

1. Peran jaringan

kopontren Al-Hikam menarik beberapa pihak untuk menjalin kemitraan seperti,


para pelaku usaha rumahan atau UMKM.selain itu pihak koperasi Al-Hikam juga
menjalin hubungan dengan kementrian koperasi dan UMKM untuk penerbitan nomer
koperasi sehingga dengan ini koperasi Al-Hikam telah ditetapkan sebagai koperasi
yang tedaftar di negara, selain itu koperasi Al-hikam juga bersinergi dengan Otoritas
jasa keuangan (OJK) untuk mengawasi laporan keuangan koperasi ini bisa disebut
sebagai peran jaringan yang dimiliki kopontren Al-Hikam.

Selain adanya hubungan dengan OJK dan kementrian koperasi, kopontren Al-
Hikam juga meniliki hubungan erat dengan santri, mahasiswa di perguruan tinggi Al-
Hikam, dan masyarakat sekitar. Dengan adanya hubungan tersebut bisa membentuk
suatu pasar yang mana peran kopontren Al-Hikam dalam hal ini sebagai tempat bagi
para mitra untuk memasarkan produknya kepada masyarakat dalam lingkup jaringan
pondok pesantren Al-Hikam dan dengan relasi yang kuat inilah akan menimbulkan
dampak baik bagi masyarakat berupa keuntungan dan peluang.

2. Peran Kepercayaan

Peran kepercayaan ini bisa menjadi modal sosial bagi pesantren dalam
menjalankan pemberdayaan dengan adanya kepercayaan dari masyarakat ini para
mitra kopontren Al-Hikam akan mendapatkan rasa aman ketika bekerjasama dengan
kopontren Al-Hikam
3. Peran Norma

Peran norma pada modal sosial ini penting untuk dilakukan oleh kopontren
dalam melakukan pemberdayaan, karena dengan menjalankan norma-norma yang
ada seperti kejujuran dan tanggung jawab maka para mitra kopontren ini tidak akan
merasakan adanya permasalahan saat bekerjasama dengan kopontren Al-Hikam.

Hasil dari Pemberdayaan Ekonomi Mitra Koperasi Al-Hikam

suatu pemberdayaan yang dilakukan dapat dikatakan berhasil. dapat dilihat


melalui beberapa indikator. Pada penelitian ini indikator dinilai dari hasil dari
pemberdayaan yang berupa pengaruh di bidang ekonomi dan di bidang sosial

Pemberdayaan ekonomi di bidang ekonomi yang dilakukan oleh koperasi al


hikam dapat dikatakan tercapai karena dari dampak yang dihasilkan dari
pemberdayaan ekonomi ini sudah memenuhi indikator yang ada. yang mana pada
seluruh informan merasakan adanya dampak dari peningkatan penjualan dan
produksi sampai peningkatan konsumsi setelah bermitra dengan koperasi Al-Hikam.

Sedangkan pada Pemberdayaan ekonomi di bidang sosial yang dilakukan


oleh koperasi al hikam dapat dikatakan tercapai karena dari hasil pemberdayaan yang
dilakukan oleh koperasi Al-Hikam ini sudah memenuhi indikator yang ada. yang mana
pada seluruh informan merasakan adanya hubungan sosial.

E. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan
yang sesuai dengan topik penelitian. Sebagai organisasi pemberdayaan ekonomi,
kopontren Al-hikam telah melakukan perannya dalam melakukan pemberdayaan
ekonomi masayakat mitra koperasi. Beberapa peran yang telah dilakukan oleh
kopontren Al-Hikam adalah pembukaan lapangan pekerjaan baru yang mana sampai
saat ini kopontren Al-Hikam telah memiliki karayawan berjumlah 41 orang dengan hal
ini maka kopontren telah membantu masyarakat yang sebelumnya belum memiliki
pekerjaan hingga memiliki pekerjaan.
Selain membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat kopontren Al-Hikam
juga berperan dalam membantu mengembangkan usaha mitra kopontren dan
meningkatkan pendapatan mitra kopontren Al-Hikam cara yang dilakukan oleh
kopontren yaitu dengan melakukan kerjasama dengan mitra-mitranya yang mana
mitra koperasi ini menitipkan produk yang akan dijual di kopontren Al-Hikam, dengan
hal tersebut para mitra akan mendapatkan perluasan pasar.dari perluasan pasar ini
secara otomatis berdampak pada naiknya penjualan dan meningkatnya pendapatan
mitra kopontren.

Dalam proses pemberdayaan ini peran modal sosial juga memiliki pengaruh
seperti adanya jaringan, kepercayaan, nilai-nilai dan norma. Pengaruh yang didapat
oleh para mitra antara lain yaitu adanya target pasar yang jelas yaitu jaringan yang
ada di lingkup pondok pesantren Al-Hikam Malang dan juga mitra kopontren tidak
merasakan adanya permasalahan karena adanya peran norma yang merupakan
bagian dari modal sosial.

Dari peran-peran yang telah dilakukan oleh kopontren Al-Hikam dalam


melakukan pemberdayaan dapat diketahui bahwasanya kopontren Al-hikam telah
menjalankan peranya dalam melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Untuk mengetahui apakah peran yang dilakukan oleh kopontren Al-Hikam


memberikan hasil maka diperlukan indikator-indikator untuk mengukur bagaimana
hasil dari pemberdayaan yang dilakukan oleh kopontren Al-Hikam dari indikator
pengaruh di bidang ekonomi tersebut dapat dikatahui bahwasanya para mitra
kopontren telah merasakan adanya peningkatan penjualan/peningkatan produksi dan
juga merasakan adanya peningkatan konsumsi.

Kesimpulan tersebut diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
cara pendekatan kualitatif dengan melibatkan beberapa informan dan juga dari
kesamaan teori yang ada pada bab 2 yang merupakan kajian pustaka

Saran
Penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi kepenulisan,
penyajian data, kurangnya teori yang digunakan, dan juga data yang telah
dikumpulkan. Oleh karena itu penelitian ini membutuhkan kritik dan masukan. Namun
apabila dalam penelitian ini bermanfaat, maka harapanya semoga ini bisa menjadi
acuan sebagai pemberdayaan ekonomi guna mengembangkan ekonomi terutama
untuk koperasi pondok pesantren Al-Hikam Malang.

Saran dari hasil penelitian ini, untuk kedepanya kopontren Al-Hikam perlu
mengoptimalkan peran sebagai organisasi pemberdayan ekonomi masyarakat salah
satu caranya, kopontren dapat memberikan pegarahan terhadap mitra- mitranya agar
produk yang dijual dapat menarik perhatian konsumen atau bisa juga dengan
membuat program-program bagi para mitra kopontren agar dapat mengembangkan
usahanya dengan optimal

Demikian rekomendasi dari penulis. Semoga rekomendasi dan saran yang


diberikan dapat berguna bagi koperasi Al-Hikam untuk memberdayakan para mitranya.
Daftar Pustaka

Amang,Beddu.1995.Ekonomi Rakyat, Usaha Kecil dan Koperasi .Jakarta:Dharma


Kasra Utama.

Azra, A. 1997. Pesantren, Kontinuitas Dan Perubahan, Dalam Bilik-Bilik Pesantren :


Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta:paramida.

Burhanuddin,K.2016. Evaluasi Program Pendidikan dan Latihan Pada Koperasi


Pondok Pesantren. Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 2.

Bashith,Abdul.2012.Ekonomi Kemasyarakatan:visi dan strategi pemberdayaan


ekonomi sektor lemah.Malang:UIN MALIKI-PRESS.

Depatemen Agama Republik Indonesia. 1917. Al-Quran dan Terjemahan. Jakarta:


Yayasan Peyelenggara Penerjemahan/penafsiran al-quran.

Eko,Sutoro.2002.Pemberdayaan Masyarakat Desa.Materi Diklat Pemberdayaan


Masyarakat Desa.Samarinda.

Fatma,Nurul.2017.Buku Ajar Ekonomi Koperasi.Yogyakarta:Deepublish.

Hakim,lukman.2012.prinsip prinsip ekonomi islam.Jakarta:Erlangga.

Intruksi Presiden.1992.Udang Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992


tentang perkoperasian. https://jdih.kemenkeu.go.id. Diakses pada 10 november
2019.

Hafidh,Zaini dan badrudin.2018. PESANTREN DAN KEMANDIRIAN


PEREKONOMIAN: STUDI TENTANG KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK
PESANTREN AR-RISALAH CIJANTUNG IV CIAMIS. Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, Vol.3 ,(No.2): 257-267.

Kartasasmita,G.1996.Pembangunan Untuk Rakyat: memadukan Pertumbuhan dan


Pemerataan.Jakarta:CIDES.
Masrukin,Chusmeru.2017. KOPERASI PONDOK PESANTREN SEBAGAI
PEMBERDAYAAN EKONOMI SANTRI. Pengembangan Sumber Daya
Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII.

Marlina.2014. POTENSI PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI


SYARIAH. Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 12, NO 1.

Mathew B. Miles & A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif Sumber Tentang
Metode-Metode Baru. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi.2009. Jakarta:UI
Press.

Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah. 2007. Peraturan Nomor:
35.2 /Per/M.KUKM/X/2007. Tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Dan Unit Jasa Keuangan Syariah
Koperasi.www.depkop.go.id, diakses pada 10 November 2019.

Muhammad Istan.2017.Pengentasan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Ekonomi


Umat Menurut Perspektif Islam.Jurnal Al-Falah IAIN Curup.

Nadzir,Mohammad.2015. Membangun Pemberdayaan Ekonomi di Pesantren. Jurnal


Economica Vol. 1 Edisi 1.

Ninik, Widiyanti.1989. Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta : Bina Aksara.

Safira,Danty dan Tika Widiastuti.2016. PEMBERDAYAAN EKONOMI KARYAWAN


PESANTREN OLEH KOPERASI AL-MAWADDAH STUDI KASUS PESANTREN
PUTRI AL-MAWADDAH. Jurnal Ekonomi Syariah Teori danTerapan, Vol.3
,(No.3): 219-234.

Sholihan.Asmuni.2006.Fiqih Ekonomi Umar bin Al-Khatab. Jakarta:Khalifah.

Sitio.Arifin dan Haoloman.2001.Koperasi teori dan praktik. Jakarta:Erlangga.

Suharto,Edi.2007.Pekerjaan Sosial Di duinia industri; memperkuat tanggungjawab


sosial perusahaan, Bandung:Refik Aditama.
Suharto,Edi.2014. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung:Refik
Aditama.

Suwartono.2014.Dasar Dasar Metodologi Penelitian.Yogyakarta: Cv Andi Offset.

Syakur,Ahmad.2009.Optimalisasi Peran Pesantren dalam Pengembangan Ekonomi


Syariah. Jurnal IQTISHODUNA, Vol.5 ,(No.3).

Sumadyo, Hadi.2001.Psikologi Sosial.Bandung: Pustaka Setia.

Sugandi, A., Tanjung, H. B.,& Rusli R. K.2017.Peran Pondok Pesantren(Ponpes)


Modern Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat . Jurnal Tabdir Muwahhid.

Sunyoto, Usman.2004.Pembanunan dan Pemberdayaan Masyarakat.Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Wibowo,Martiono, dan Ahmad.2017.Tata Kelola Koperasi dan Ukm:Kelola koperasi


yang baik.Yogyakarta:Deepublish.

Zulkarnain.2005.Membangun Ekonomi Rakyat.Yogyakarta:adicita karya nusa.

Saifuddin,Fahmi.1998.Pesantren dan Penguatan Basis Pedesaan. Jakarta:Al-


Hamidiyah.

Nugroho,Syahid.2005, Peran Pondok Pesantren Dalam Pembangunan Desa.


Depok:Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai