Anda di halaman 1dari 8

Ilmu Pengetahuan dan Metode Ilmiah

Kemampuan akhir pada tahap pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu


memahami dan trampil membuat dan menjelaskan bagan alir tentang Metode Ilmiah,
dengan kriteria penilaian :
• Ketepatan menjelaskan pengertian metode ilmiah
• Ketepatan dalam menjelaskan sikap ilmiah
• Ketepatan menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah

Ilmu Pengetahuan
Pada zaman kuno, orang cenderung mengikuti ajaran dari para pemikir dan penguasa.
Ajaran itu sering keliru karena masing-masing terlalu mengandalkan akal sehat dan
kekuasaan/pengaruhnya. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara tersebut
merupakan pengetahuan non ilmiah dan karenanya bukan ilmu pengetahuan.
Kebenaran Ilmu Pengetahuan :
 Orang sering memandang kebenaran secara ilmiah merupakan kebenaran
utama.
 Siapa yang akan mempersoalkan ilmu pengetahuan yang kita alami dalam
kehidupan sehari-hari ?
Batasan kebenaran ilmu diukur melalui pendekatan ilmu standar :
 Memberi rekonstruksi alam secara rasional dan logis berdasarkan fakta
eksperimental.
 Proses analisisnya logis-rasional dan bebas dari faktor-faktor psikologis,
sosiologis, politis, sejarah, dan bahkan nilai (etis ideologi).
Menurut pandangan ini, ilmu pengetahuan berdiri atas dua tiang penyangga :
a. fakta empiris (dari pengamatan)
b. argumentasi logis.

Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur atau urutan langkah yang harus dilakukan
untuk melakukan suatu proyek ilmiah. Kegiatan dengan metode ilmiah diharapkan
proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. (wikipedia)
Metode ilmiah dianggap merupakan metode terbaik untuk mendapatkan pengetahuan
karena metode ini menggunakan pendekatan yang sistematis, objektif, terkontrol, dan
dapat diuji, yang dilakukan melalui metode induktif maupun deduktif. Pengetahuan
dikatakan ilmiah bila memenuhi 4 kriteria :
1. Objektif :
 Sesuai dengan objeknya
 Dapat dibuktikan kebenarannya dengan cara empirik
2. Metodik :
 Diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur dan terkendali
 Cara tersebut merupakan metode ilmiah.
3. Sistematik : Tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, saling berkaitan,
tidak saling bertentangan, saling menjelaskan dan seluruhnya merupakan satu
kesatuan yang utuh.
4. Berlaku umum :
 Tidak hanya berlaku untuk beberapa orang atau kelompok tertentu
 Dengan cara eksperimen yang sama akan diperoleh hasil yang sama
 Konsisten.

Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat
melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula. Maka sikap tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Sikap ingin tahu diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal.
Mengapa demikian? Apa saja unsur-unsurnya? Bagaimana kalau diganti dengan
komponen yang lain? Dan seterusnya.
2. Sikap kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik
dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah
maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.
3. Sikap terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan
dan argumentasi orang lain.
4. Sikap objektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa
dibarengi perasaan pribadi.
5. Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan
menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan menganggapnya
sebagai karya yang orisinal milik pengarangnya.
6. Sikap berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta
atas hasil penelitiannya.
7. Sikap menjangkau ke depan dibuktikan dengan sikap futuristic, yaitu
berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya dan
bahkan mampu menyusun suatu teori baru.

Beberapa kriteria perbedaan metode ilmiah dengan non ilmiah menurut Shaugnessy
dan Zechmeister (dalam Liche Seniati, dkk, 2005:10) antara lain :
spek NON ILMIAH ILMIAH
Pendekatan masalah Intuitif Empiris
Konsep/Teori Ambigu dengan arti yang Jelas, operasional dan spesifik
berlebihan
Hipotesis Tidak dapat dibuktikan Dapat dibuktikan
Observasi gejala Tidak terkontrol, seadanya Sistematis , terkontrol
Alat Ukur Tidak akurat Akurat, tepat, sesuai
Pengukuran Tidak Valid dan reliabel Valid dan reliabel
Kontrol Tidak ada Selalu dilakukan
Pelaporan Hasil Bias, Subjektif Tdk Bias, Objektif
Penelitian
Sikap Peneliti Apa adanya Kritis, Skeptis, mencari bukti
Sifat Penelitian Tidak dapat diulang Dapat diulang

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kata kunci dari metode ilmiah adalah
empiris, teori yang jelas, operasional dan spesifik, dapat dibuktikan, sistematis, alat
ukur disesuaikan, perhatian terhadap validitas dan reliabilitas, objektif, sikap peneliti
yang cenderung kritis dan mencari pembuktian, dan dapat diulang.
1. Empiris menekankan bahwa setiap pernyataan harus dapat dibuktikan. Artinya,
suatu penjelasan dianggap benar jika sesuai dengan pengalaman atau
observasi. Secara sederhana, empirisme akan selalu sesuai dengan kenyataan
karena kenyataan selalu dapat dialami dan diobservasi. Misalnya pernyataan
”Langit Mendung Sebentar Lagi Akan Hujan”. Pernyataan ini didasarkan pada
pengalaman terdahulu yang dapat diobservasi atau dialami semua orang.
2. Teori yang jelas, operasional dan spesifik artinya bahwa teori-teori yang
digunakan haruslah jelas, operasional (dapat diukur) dan spesifik. Misalnya
motivasi yang didefinisikan oleh Robbins sebagai proses yang menjelaskan
intensitas, arah, dan ketekunan seseorang untuk mencapai tujuannya.
Selanjutnya, motivasi ini dioperasionalisasi ke dalam lima dimensi (misalnya :
kerja keras, orientasi masa depan, tingkat cita-cita tinggi, ketekunan, usaha
untuk maju). Dari lima dimensi ini kemudian dijelaskan lagi secara spesifik dalam
bentuk indikator.
3. Hipotesis yang dapat dibuktikan artinya hipotesis (dugaan sementara) yang
diajukan oleh peneliti harus dapat dibuktikan melalui suatu pengujian hipotesis
yang metode / teknik nya disesuaikan dengan jenis penelitian, jenis data, dan
berbagai aturan dalam pengujian hipotesis ilmiah.
4. Observasi yang terkontrol artinya setiap tindakan observasi yang dilakukan
terkontrol secara ketat dan sistematis. Misalnya penelitian tentang pengaruh
motivasi terhadap hasil belajar. Adanya kontrol yang ketat ini untuk
meminimalisir pengaruh variabel lain (misalnya : Inteligensia) dengan cara
memperhatikan homogenitas subjek penelitian atau subjek diambil dengan
karakteristik yang relatif homogen baik dalam hal IQ, Usia, dll.
5. Alat ukur atau instrumen yang digunakan haruslah tepat. Misalnya untuk
mengukur motivasi belajar maka instrumen yang digunakan dapat berupa angket
atau lembar observasi, dll.
6. Perhatian terhadap validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ilmiah, validitas
dan reliabitas merupakan pra-syarat penelitian. Salah satu penelitian yang
mengalami kritikan karena aspek validitas dan reliabitas ini adalah penelitian
mengenai Emotional Quotient oleh Goleman. Salah satu ahli yang mengkritiknya
adalah Stolzt (penggagas teori AQ / Adversity Quotient) yang menganggap
bahwa EQ tidak didasarkan pada standar pengukuran yang valid dan metode
yang jelas untuk mengukurnya.
7. Bersikap kritis, skeptis dan mencari pembuktian. Dari sisi peneliti, sikap kritis,
skeptis dan mencari pembuktian merupakan salah satu orientasi penelitian
ilmiah. Artinya, seorang peneliti tidak boleh menerima begitu saja penjelasan dari
hasil penelitian orang lain dan tetap mengembangkan berbagai kemungkinan
yang akan terjadi. Dengan demikian, metode ilmiah selalu terbuka untuk
menerima pendapat yang berbeda dan setiap pendapat terbuka untuk diuji
ulang. (seperti keraguan Stolzt pada poin 6 di atas).

Langkah-langkah Pokok Metode Ilmiah :


Salah satu syarat ilmu pengetahuan adalah bahwa materi pengetahuan itu diperoleh
melalui metode ilmiah. Langkah-langkah pokok metode ilmiah adalah (harus urut) :
1. Perumusan masalah :
 Berupa pertanyaan apa, bagaimana, atau mengapa tentang suatu objek yang
diteliti.
 Jelas batasannya dan mengenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Penyusunan hipotesis :
 Merupakan pernyataan kemungkinan jawaban, jadi merupakan jawaban
sementara yang harus diuji kebenarannya melalui pengamatan.
3. Pengujian hipotesis :
 Upaya pengumpulan fakta yang relevan
 Fakta dapat diamatai secara langsung ataupun tidak langsung.
4. Penarikan kesimpulan :
 Berdasar analisis fakta yang terkumpul
 Untuk menerima atau menolak hipotesis
 Kesimpulan ini merupakan pengetahuan yang kebenaranya telah teruji secara
ilmiah (meskipun sifatnya tetap tentatif).
Metode ilmiah menjamin bahwa cita-cita ilmiah tercapai, yaitu bahwa melalui
rasionalitas, kejujuran dan kebebas-nilaian ilmu pengetahuan akan terus
berkembang, sehingga ilmu pengetahuan tumbuh secara kumulatif di mana satu
generasi meneruskan pekerjaan generasi sebelumnya.

Kelebihan Metode Ilmiah :


Sesuai dengan sifatnya, ilmu pengetahuan yang diperoleh melaui metode ini adalah
objektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum (konsisten). Hal ini akan
menumbuhkan sikap ilmiah yang sangat terpuji, meliputi :
1. Mencintai kebenaran objektif, bersikap jujur dan adil
2. Tidak percaya pada takhayul, astrologi dan untung-untungan (judi). Segala
sesuai terjadi melalui proses yang teratur dan pasti.
3. Memupuk hasrat ingintahu.
4. Jauh dari prasangka, tetapi terbuka dan objektif, toleran, mengharhai pendapat
orang lain.
5. Tidak mudah percaya, apalagi tanpa bukti nyata dan rasional.
6. Bersikap optimis dan teliti.
7. Sportif, berani mengakui kesalahan dan berpegang teguh pada kebenaran
tetapi tetap terbuka Tidak kaku).
8. Rendah hati (tidak sombong).
9. Menghormati perbedaan (pendapat dan keyakinan).
10. Semakin yakin terhadap keberadaan Alloh, SWT dan tidak menyekutukannya

Keterbatasan Metode Ilmiah :


1. Kesimpulan ilmiah bersifat tentatif. Fakta untuk menarik kesimpulan berdasarkan
hasil pengamatan/pengukuran. Sedangkan indera atau alat ukur apapun tetap
memiliki keterbatasan. Akibatnya fakta yang dikumpulkan bisa tidak lengkap atau
keliru yang akhirnya kesimpulannya juga dapat keliru. Kesimpulan tetap
dianggap benar sebelum ada kesimpulan baru yang menolaknya, atau fakta-
fakta baru justru memperkuatnya.
2. Tidak mampu menjangkau/membuktikan kebenaran Wahyu Illahi. Kebenaran
wahyu Illahi bersifat mutlak. Fakta dari proses metode ilmiah sekedar
membuktikan/mendukung kebenaran wahyu Illahi.
3. Tidak menjangkau kebenaran berdasarkan sistem nilai, ukuran baik dan buruk,
ukuran senang dan tidak senang, dll.
4. Tidak mampu menjangkau keindahan seni.

Latihan
1. coba saudara jelaskan tentang gambar bagan alir di bawah ini :
2. Buat gambar bagan alir tentang ilmu pengetahuan dan metode ilmiah dari materi
diatas

Anda mungkin juga menyukai