Anda di halaman 1dari 58

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didik

agar mampu menegembangkan diri terhadap masyarakat maupun

lingkungan sekitar. Seperti yang dituntut pemerintah yang terdapat

didalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945, sebagaimana tertuang dalam

Pasal 3 bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.1

Pada dasarnya untuk mencapai tujuan tersebut, kepala sekolah dan

guru telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan pembelajaran

disekolah dengan menggunakan pendekatan maupun metode yang ada

seperti:pendekatan lingkungan, pendekatan konsep, pendekatan inkuiri,

pendekatan CTL dengan variasi metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi,

bermain peran pembelajaran praktik, kunjungan lapangan, proyek dan

tutorial. Akan tetapi setiap pendekatan maupun metode yang tersebut diatas

memiliki pengaruh maupun kekurangan pada setiap pembelajaran. Tentu

strategi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pendidikan sehingga

1
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam Jilid II (Bandung:
Pustaka setia, 2010), Cet.I., h.23-24
2

kualitas pendidikan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Serta dalam

ajaran agama islam juga telah dijelaskan dalam Al-qur’an.

   


  
 
 
  
   
Artinya Sebagaimana Kami telah mengutus kepada Rasul diantara kamu
: yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan hikmah (As
Sunah) serta mengerjakan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui.2 (QS. Al-Baqarah:151)
Dalil ini menerangkan bahwa Allah SWT mengajarkan kita

bagaimana cara membaca Al Qur’an dengan mengutus Nabi Muhammad

SAW untuk menjelaskan apa yang ada di dalam Al Qur’an sebagai petunjuk

dan cahaya bagi manusia, sehingga menjadikan manusia yang mempunyai

akhlak yang mulia. Bila kita kaitkan dengan pendidikan, kedudukan seorang

guru merupakan unsur penting dalam dunia pendidikan. Ditangan gurulah

terletak berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan khususnya di

sekolah. Guru bukan hanya berperan sebagai pengajar di depan kelas saja,

tapi juga sebagai motivator, inspirator, dan fasilitator bagi siswa dalam proses

pembelajaran. Setiap guru diharapkan dapat menjadi seorang yang

profesional dan dapat menciptakan suasana belajar yang baik, misalnya

dengan menggunakan pendekatan maupun metode pembelajaran yang efektif

Keberhasilan suatu pendidikan salah satunya ditentukan oleh

bagaimana proses belajar mengajar itu berlangsung. Selain itu proses


2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Gema Risalah Press),
h.24
3

interaksi belajar pada prinsipnya tergantung pada guru dan siswa serta

pendekatan dan metode apa yang digunakan oleh guru pada materi tertentu.

Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif,

sedangkan siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk aktif dalam

proses belajar mengajar, sedangkan pendekatan dan metode merupakan alat

bantu maupun strategi dalam suatu program pembelajaran sehingga

keberhasilan belajar dalam bidang kognitif, efektif dan psikomotorik dapat

tercapai dengan baik

Selain itu agar mutu pendidikan menjadi lebih baik, dalam melakukan

proses pembelajaran di kelas guru tidak hanya berpusat pada penyampaian

materi pelajaran secara tuntas (mastering leaning) saja tetapi seorang guru

sejati adalah yang membuka peluang seluas-luasnya agar murid bergerak

melangkah sendiri mengembarai cakrawala untuk menelusuri dan memperoleh

ilmu pengetahuan. Guru juga harus memperhatikan proses pembelajaran yang

dilalui oleh siswa. Perencanaan dan persiapan dalam mengajar perlu menjadi

perhatian, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif,

membuka peluang seluas-luasnya pada siswa dan mampu menumbuhkan

motivasi siswa untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai

edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.

Interaksi yang bernilai edukatif di karenakan pembelajaran yang dilakukan,

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum

pengajaran diajarkan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran


4

secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan

pengajaran.3

Djamarah, menyimpulkan bahwa faktor keberhasilan dalam

pembelajaran adalah 1). Tujuan. Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai

sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu

guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan pengajarannya, 2). Guru. Guru

merupakan tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan

kepada anak didik di sekolah. Dengan keilmuan yang di milikinya, dia dapat

menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas, 3). Anak didik/peserta

didik. Anak didik/peserta didik adalah adalah unsur manusiawi yang

mempengaruhi kegiatan belajar mengajar berikut hasil dari kegiatan itu yaitu

keberhasilan belajar mengajar, 4). Kegiatan pengajaran. Pola umum kegiatan

pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan

bahan sebagai perantaranya, 5). Bahan dan alat evaluasi. Bahan evaluasi

adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah di pelajari

oleh anak didik guna kepentingan ulangan, dan 6). Evaluasi, kegiatan evaluasi

dilaksanakan untuk mengukur dan menilai keberhasilan proses belajar

mengajar khususnya hasil belajar siswa. Hasil belajar dapat dilihat dari

beberapa unsur, yaitu: kemampuan, perubahan tingkah laku, sikap

intelengensi.

Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas idealnya untuk

mengatakan bahwa suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil adalah

suasana belajar yang mengairahkan, daya serap terhadap pelajaran yang di


3
Djamarah , dkk. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
5

ajarkan oleh guru mencapai prestasi yang tinggi baik secara individual dan

kelompok serta tercapainya SKBM (Standar Keberhasilan Belajar Minimum)

yang telah ditentukan untuk setiap mata pelajaran tak terkecuali mata pelajaran

Biologi.4

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang mahluk hidup dan

kehidupannya, Biologi termasuk Ilmu pengetahuan Alam (IPA) karena; 1)

objek kajiannya merupakan benda-benda yang konkrit, yaitu mahluk hidup,

baik yang maksoskopis/ kasat mata maupun mikroskopis/ tidak kasat mata,

sehingga untuk menelitinya perlu membutuhkan alat bantu, 2) dikembangkan

berdasarakan pengalaman empiris/nyata yang dapat dirasakan oleh setiap

orang, 3) untuk mengkajinya digunakan cara berpikir yang logis dan disiplin

dengan menggunakan metode ilmiah sehingga hasilnya bersifat objektif

(berlaku umum).

‘istlilah Biologi lahir pada zaman perdaban Yunani. Berasal kata Bios

yang artinya hidup dan Logos yang artinya Ilmu, jadi pengertian Biologi

merupakan mahluk-mahluk hidup saja.istilah ini pertama digunakan pada

tahun 1801 oleh Lamarck dan Treviranus, sedangkan Aristoteles (384-322 sm)

dipandang sebagai tokoh perintis perkembangan pengetahuan tentang mahluk

hidup.’5

Pembelajaran Biologi juga dimaksud untuk mengembangkan

kemampuan pemahaman terhadap konsep dan fenomena alam yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik dapat mengembangkan


4
Djamarah , dkk. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
5
H. Aziz. Dt. Bng, Materi Pokok Biologi (Padang : Fakultas MIPA Univ, Padang. 2001),
h.2
6

cakrawala, meningkatkan kemampuannya dalam mengaktualisasikan dengan

pemikiran yang rasional dan kritis berdasarkan fakta yang bersifat objektif.

Berdasarkan penelitian yang di lakukan pada mata pelajaran Biologi

di sekolah .Bahwa terlihat rendahnya hasil belajar siswa karena kurangnya

pemahamannya tehadap pengalaman di kehidupan sehari-hari dan konsep-

konsep dari mata pelajaran yang diajarkan. Adapun strategi yang selama ini

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran terpaku pada ceramah dan

diskusi dalam menyampaikan materi, serta selama pembelajaran berlansung

guru jarang menggunakan media (alat bantu) dan menghubungkan dengan apa

yang ada dikehidupan nyata, sehingga siswa hanya mendengar, mencatat

menghafal, memperhatikan materi pelajaran yang diterangkan dan

mengerjakan tugas yang di berikan guru.

Pembelajaran seperti ini membatasi siswa dalam menuangkan ide,

gagasan, menimbulkan verbalisme serta menghambat kreativitas siswa dalam

proses pembelajaran. Hal ini pula yang menyebabkan siswa menjadi bosan,

mengantuk, ada yang sibuk dengan kesibukannya sendiri dan ada juga yang

ribut dalam mengikuti proses pembelajaran dikarenakan pembelajaran hanya

berorientasi pada guru saja. Berdasarkan hasil survey dan wawancara penulis

dengan salah seorang siswa ,Siswa tersebut menuturkan bahwa selama dalam

proses belajar mengajar Biologi di dalam kelas, guru dalam menyampaikan

materi pelajaran cenderung monoton dan tidak bervariasi yang hanya terfokus

pada komunikasi satu arah saja yaitu hanya terpusat pada guru dan tidak jarang

guru memberikan tugas yang terdapat di dalam LKS. Akibatnya siswa tidak
7

serius ketika guru mengajar dan ketika ada kesempatan mereka berbicara yang

tidak ada hubungannya dengan pelajaran, menganggu teman, dan bahkan

siswa sering menundur-undur waktu dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru. Ketika diadakan evaluasi kecil-kecilan banyak siswa yang

menunjukkan tidak mengerti, tidak paham, lalu timbul anggapan dari siswa

bahwa mata pelajaran ilmu Alam seperti Biologi menjenuhkan.

Bertitik tolak dari pernyataan di atas, rendahnya pemahaman siswa di

kelas X akan konsep-konsep dalam pembelajaran khusus mata pelajaran

Biologi dipengaruhi oleh faktor dari luar (eksternal) dari siswa tersebut, faktor

eksternal yang mempengaruhi seperti cara orang tua mendidik, keadaan

ekonomi keluarga, strategi mengajar guru serta alat atau media pelajaran

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sehingga dapat juga menumbuhkan

gairah dan motivasi guru dalam mengajar.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas diperlukan suatu usaha

yang dapat membuat suasana pembelajaran lebih menarik, tidak terfokus pada

guru, tugas guru yang semula mengajar menjadi membelajarkan siswa.

Dengan kata lain seorang guru harus mampu menciptakan situasi dan kondisi

yang membuat siswa terlibat secara aktif selama proses pembelajaran

berlansung.

Untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan

hasil belajar siswa, selain guru harus memiliki peran yang sentral, strategi

pembelajaran yang digunakan guru juga mempunyai peranan yang sangat

penting. Siswa dapat mengingat, memahami dan menggunakan konsep lebih


8

lama serta dapat mengaplikasikannya. Salah satu cara adalah dengan memilih

strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

menuangkan ide-ide dan fakta-fakta dalam pembelajaran sehingga siswa dapat

meningkatkan kebermaknaan terhadap pembelajaran adalah melalui strategi

pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

dan menambahkan sarana dan sarana pendukung pembelajaran yaitu dengan

pembuatan Peta Konsep.

Contextual Teaching and Learning(CTL) adalah merupakan strategi

yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses dalam pembelajaran. Siswa

didorong utnuk berkativitas mempelajari materi pelajaran sesuasi dengan topik

yang akan dipelajari.belajar dalam konteks CTL bukan hanya mendengarkan

dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman langsung. Melalui

proses berpengalaman itu diharapkan dalam aspek kognitif saja, teteapi juga

aspek afektif dan juga psikomotor. Belajar melalui CTL di harapkan siswa

dapat menemukan materi yang dipelajarinya.6

Menurut Van Cleaf (1991) Konsep merupakan suatu organisasi mental

dan kategori, pemikiran atau gagasan. Kategori mencakup benda objek,

peristiwa, oran, ide dan simbol. Menurut Kolesnik (1976) sebuah konsep tidak

sama dengan sebuah kata. Kata meerupakan simbol dari sebuah konsep atau

cara mengekspresikan konsep. Konsep pada hakikatnya adalah ide atau

pemahaman terhadap suatu generalisasi.7

6
Sanjaya wina.2009.strategi pembelajaranBerorientasi standar Proses Pendidikan.Jakarta:
Kencana.h 255
7
Lufri, Dkk. 2006. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP press
9

Pendekatan CTL dan Peta konsep sebagai strategi pembelajaran

memberikan kemudahan bagi siswa, untuk mempermudah mengingat,

mengembangkan kreativitas berpikirnya dengan menyusun konsep-konsep

materi pelajaran, karena dalam pendekatan CTL dan pembuatan peta konsep

ini dapat meningkatkan ketrampilan dasar siswa untuk belajar dan menyusun

informasi yang dimilikinya. Pendekatan CTL dan Pembuatan peta konsep

juga dapat memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar dan menyusun

materi dan mengembangkan pola pikirnya secara mandiri dan bebas. Selain itu

pendekatan CTL dan Peta Konsep dapat dijadikan tolak ukur bagi siswa

dalam penguasaannya terhadap materi pelajaran. Pendekatan CTL dan Peta

konsep sebaiknya dapat selalu digunakan dalam usaha peningkatan pemahamn

dan penguasaan konsep dalam pelajaran sehingga proses belajar mengajar

menjadi lebih bermakna.

Peta konsep menuntut siswa untuk membaca dan mengaris bawahi

konsep-konsep penting, menyusun konsep-konsep tersebut dan

menghubungkannya dengan kata-kata penghubung. Dengan menggunakan

peta konsep, siswa dapat memahami konsep-konsep dari suatu materi

pelajaran dan mengerti hubungan antar konsep, serta dapat bertahan lama

dalam ingatan siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) Dengan Menggunakan Peta Konsep Terhadap Hasil belajar

dalam Pembelajaran Biologi Di Kelas X MABK JUJUN”.


10

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang penulis kemukakan di atas maka dapat

diindentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Suasana pembelajaran yang monoton, proses pembelajaran Biologi di

kelas hanya terpaku pada penyampaian materi ceramah, mencatat

menghafal, diskusi dan mengerjakan LKS sehingga mengakibatkan

kurangnya pemahaman siswa dan akan konsep materi yang di berikan oleh

guru.

2. Pendekatan yang kurang diterapkan oleh guru hanya sebatas moteode saja

3. Suasana atau kondisi belajar mengajar yang berlansung di dalam kelas

tidak mendukung murid untuk belajar secara baik dan kurang menarik

perhatian siswa.

4. Rata-rata hasil ujian murni mata pelajaran Biologi di bawah Standar

Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM).

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan maka penelitian ini

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran dengan menggunakan

Pendekatan Contextual Teaching And Learning dengan Menggunakan

peta konsep terhadap hasil belajar siswa X?

2. Bagaimanakah perbedaannya dengan pembelajaran tanpa Pendekatan

Contextual Teaching And Learning dengan menggunakan peta konsep

terhadap hasil belajar siswa X?


11

3. Bagaimanakah pengaruh Pendekatan CTL dengan Menggunakan Peta

Konsep terhadap hasil belajar siswa X?

D. Batasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya suatu penyimpangan yang

disebabkan semakin luas dan kompleksnya permasalahan serta memudahkan

dalam membahas, maka perlu dijelaskan ruang lingkup dan keterbatasan

masalah penelitian, yaitu sebagai berikut:“pendekatan CTL dengan

menggunakan Peta konsep dapat diterapkan pada proses pembelajaran

biologi, namun dalam hal ini guru menerapkan pendekatan dan model

pembelajaran ini pada materi virus diterapkan pada siswa kelas X.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diteliti maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan pendekatan CTL

dengan menggunakan peta konsep di kelas X.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa tanpa menggunakan pendekatan

CTL dengan menggunakan peta konsep di kelas X.

3. Untuk mengetahui pengaruh menggunakan pendekatan CTL dengan

menggunakan peta konsep di kelas X.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


12

a. Bagi siswa, membantu siswa untuk mudah memahami pelajaran dan

juga agar siswa lebih kreatif dan berani menyampaikan suatu pendapat

dalam menyelesaikan soal-soal.

b. Diharapkan menjadi bahan masukan bagi guru-guru terutama guru

MABK JUJUN sebagai alternatif pemilihan strategi pembelajaran yang

dapat dilaksanakan di sekolah

c. Bagi guru, memberi masukan bagi guru dalam melaksanakan proses

belajar mengajar di sekolah serta dapat meningkatkan keahlian guru

menggunakan pendekatan dan model pembelajaran dalam kegiatan

belajar mengajar.

d. Sebagai informasi bagi guru/mahasiswa dan para peneliti untuk dapat

melakukan penelitian lebih dalam dan ruang lingkup yang lebih luas

dari permasalahan penelitian ini khususnya pembahasan sistem

koordinasi

e. Memperkenalkan strategi model pembelajaran sebagai strategi

pembelajaran yang menarik.

f. Bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang

kependidikan khususnya pendidikan Biologi.

g. Bagi sekolah, dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas

pendidikan di sekolah.
13

BAB 11
LANDASAN TEORI

1. Penelitian Yang Relevan


Berdasarkan dan pengetahuan penulis terdapat penelitian yang sudah

dilakukan dan terkait dengan penelitian ini yaitu: skripsi oleh Mulyani Roza

dengan judul Penggunaan Peta Konsep Dalam meningkatkan minat Belajar

Siswa Pada Pembelajaran Biologi Di kelas VIII SMP Negeri 11 Sungai Penuh
14

jenis data kualitatif memfokuskan pada sistemm Pernafasan. Namun penelitian

tersebut beda dengan penelitian yang penulis ajukan, adapun letak perbedaan

penelitian yang penulis ajukan yaitu Lokasi penelitian berbeda, Strategi yang

digunakan berbeda,Rumusan masalah berbeda, tahun penelitian berbeda Serta

teori yang dipakai juga berbeda dengan yang pernah diteliti sebelumnya.

2. Belajar

a. Pengertian belajar

Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “ belajar” merupakan

kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu dilembaga

pendidikan formal.8

Belajar adalah suatu proses, perjalanan panjang yang dilalui oleh

siswa. Belajar memerlukan waktu dan setiap individu memiliki cara

tersendiri dalam menempuhnya. Belajar bukanlah seperti menabung yang

mengharapkan hasilnya dapat diperoleh secara pasti dalam kurun waktu

tertentu. Belajar selalu menitikberatkan pada proses. Proses belajar itu

dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja.9

Ada beberapa definisi belajar menurut para ahli antara lain adalah

sebagai berikut:

8
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (jakarta :PT. Rineka cipta, 2008), h. 12
9
Istiyah dan Asih, Media Pembelajaran, (Jakarta: Multi Kreasi Satu delapan, 2010), h.16.
15

a. James O. Whittaker merumuskan belajar sebagai proses dimana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman.

b. Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in

behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu

aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari pengalaman.

c. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the

process by which behavior (in the broader sense) is originated

or changed through practice or training. Belajar adalah proses

dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah

melalui praktek atau latihan

d. Drs. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar.

Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang

dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan

yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak

raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk

mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan ini bukan


16

perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-

kesan yang baru.10

b. Hakikat belajar

Dalam kegiatan belajar-mengajar anak adalah sebagai subjek dan

sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu intu proses pengajaran

tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan

pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat mencapai jika anak

didik berusaha aktif untuk mencapainya. Pada belajar pada hakikatnya

adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya

melakukan aktivitas belajar.11 akhirnya, bila hakikat belajar adalah

“perubahan” maka hakikat belajar mengajar adalah proses “pengaturan

yang dilakukan oleh guru.12

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan

perbedaan individual anak didik yaitu aspek biologis, intelektual dan

psikologis. Dengan demikian kegiatan belajar mengajar yang bagaimana

pun, juga ditentukan dari baik atau tidaknya program pengajaran yang

telah dilakukan, dan akan mempengaruhi terhadap tujuan yang akan

dicapai.

c. Ciri-ciri belajar

Ciri-ciri Belajar dalam buku Edi suardi yang dikutip oleh buku

yang dikarang oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain yaitu

10
Op. Cit., h. 13
11
Ibid., h. 32
12
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT
Rineka cipta 2006),h. 39
17

memiliki tujuan, suatu prosedur yang direncanakan, kegiatan belajar

mengajar ditandai dengan suatu penggarapan materi khusus, ditandai

dengan aktivitas anak didik, guru berperan sebgai pembimbing, disiplin,

ada batas waktu dan evaluasi.13

Ciri-ciri belajar menurut buku Syaiful Bahri Djamarah yang

berjudul psikologi belajar adalah sebagai berikut:

a. Perubahan yang terjadi secara sadar.

Ini berarti individu yang belajar akan menyadari

terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu

merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri

individu berlangsung terus-menerus dan tidak statis.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan ini

selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang

lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak

usaha belajar itu dilakukan maka makin baik perubahan yang

diperoleh.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

Perubahan yang bersifat sementara yang terjadi hanya

untuk beberapa saat saja tidak dapat digolongkan sebagai

13
Ibid., h. 40
18

perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi

karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada

tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada

perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses

belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.14

3. Pembelajaran Biologi

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan membelajarkan siswa menggunakan asas

pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan

pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,

mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik sedangkan belajar

dilakukan oleh peserta didik.

b. Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran bahan pelajaran merupakan

perangsang tindakan pendidik atau guru, juga sebagai memberikan

dorongan dalam belajar yang tertuju pada pencapaian tujuan belajar. Dari

proses pembelajaran tersebut siswa memperoleh hasil belajar yang

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar yakni mengalami

14
Syaiful Bahri Djamarah , Op. Cit., h. 17
19

proses untuk meningkatkan kemampuan mentalnya dan tindak mengajar

yaitu membelajarkan siswa.

c. Pengertian pembelajaran Biologi

Biologi dapat diartikan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu

mengenai makhluk hidup yang ada di bumi. Biologi adalah salah satu ilmu

yang menjadi objek dari ilmu ini ialah makhluk hidup dan yang menjadi

subjeknya adalah manusia.15

Biologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai makhluk hidup.

Sebagai suatu ilmu pengetahuan biologi lahir dan berkembang melalui

pengamatan dan eksperimen. Seorang ahli giologi dapat mengetahui

bagaimana organ-organ pada tumbuhan, hewan, dan manusia bekerja.

Biologi juga memperhatikan tentang mengapa berbagai tumbuhan dan

hewan-hewan berbeda bentuk dan ukurannya.

Pembelajaran biologi memerlukan kegiatan penyelidikan atau

eksperimen sebagai bahan dari kajian ilmiah yang melibatkan

keterampilan proses yang dilandasi sikap ilmiah. Selain itu, pembelajaran

biologi mengembangkan rasa ingin tahu melalui penemuan/ inkuiri

berdasarkan pengalaman langsung yang dilakukan melalui kerja ilmiah

untuk memanfaatkan fakta, membangun konsep, prinsip, teori dan hukum.

Melalui kerja ilmiah, siswa dilatih untuk berfikir kreatif, kritis dan

analistik.

15
Aziz, dkk., Biologi Umum, (Padang: Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang, 2001), h. 2
20

Dari pengertian di atas berarti pembelajaran biologi merupakan

salah satu komponen dari proses pembelajaran di sekolah. Biologi

merupakan ilmu pengetahuan yang sangat menarik untuk dipelajari, karena

materi pelajaran biologi sangat erat kaitannya dengan lingkungan dan

kehidupan manusia sehari-hari.

d. Tujuan pembelajaran Biologi

Tujuan pembelajaran biologi berangkat dari hierarki yang tertinggi

sampai yang terendah yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan

instutisional, tujuan kurikuler, tujuan pembelajaran umum, dan tujuan

pembelajaran khusus.

4. Model Dan Pendekatan Pembelajaran

a. Pengertian Model pembelajaran

Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai

prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran

berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis,

sosiologis, analisis atau teori-teori lain yang mendukung.

Dalam buku Joyce dan Weil yang dikutif oleh Rusman Model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran dikelas atau

yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan artinya para
21

guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk

mencapai tujuan pendidikan.16

b. Ciri-ciri Model pembelajaran

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Berdasrkan teori pendidikan dan teori belajar para ahli tertentu.

b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.

c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar

mengajar dikelas.

d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan urutan langkah-

langkah pembelajaran, adanya prinsip-prinsip reaksi, sisitem sosial

dan sistem pendukung.

e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran

dapmpak tersebut meliputi dampak pembelajaran, yaitu hasil

belajar yang dapat diukur dampak pengiring yaitu hasil belajar

jangka panjang.

f. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan

pedoman model pembelajaran yang dipilihnya

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu adalah

suatu proses yang dilakukan seseorang untuk kepentingan sendiri yang

berlangsung secara terus menerus. Seseorang dikatakan telah belajar bila

terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya yang diakibatkan adanya

16
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (jakarta:
PT. Raja grafindo,2011), h.133
22

interaksi seseorang dengan lingkungan sehingga memperoleh kecakapan

atau pengalaman baru.

Belajar pada Hakikatnya adalah “Perubahan” yang terjadi didalam diri

seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Dalam kegiatan

belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari

kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah

kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. 17

Belajar dapat di definisikan sebagai suatu proses di mana suatu

organisme berubah perilakunya yang terjadi akibat interaksi dengan

lingkungannya dan pengalaman yang di peroleh.18

Menurut Lufri (2007b:10) ada beberapa definisi tentang belajar

yang umum di gunakan, yaitu:

1) Belajar di definisikan sebagai modifikasi atau peneguhan


perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the
modification or strenghening of behavior though
experiencing).
2) Belajar adalah suatu proses perilaku individu yang terjadi
akibat interaksi dengan lingkungan.
3) Belajar adalah suatu proses atau aktivitas individu dalam
bentuk interaksi dengan lingkungan sehingga terjadi
pengalaman belajar.19

Sardiman (2006:20) mengatakan bahwa “belajar merupakan

perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

17
Syaiful B dan Aswan.,Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta : Rineka Cipta,2007). h.38
18
Dahar, Ratna wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan h.12
19
Lufri, dkk. 2007a. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang:
UNP Press. h.10
23

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengar, meniru dan lain

sebagainya.20

Winkel (1996:53) menjelaskan bahwa:

Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam


interaksi lansung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan
nilai dan sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.

Berdasarkan pendapat di atas dapat di katakan bahwa belajar adalah

perubahan yang mengandung makna terjadi perubahan tingkah laku pada

diri peserta didik baik yang nampak maupun yang tidak nampak berkat

pengalaman dan latihan.21

Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang

spesifik antara lain seperti di kemukakan oleh Saiful Sagala yaitu:

1. Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang

berfungsi terus menerus, yang berpengaruh pada proses belajar

selanjutnya.

2. Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual .

3. Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang di capai

melalui proses belajar.

4. Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan

keseluruhan tingkah laku secara integral.

5. Belajar adalah proses interaksi.

6. Belajar berlansung dari yang paling sederhana sampai yang konpleks.22

20
Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Gra. h.10
21
Winkel, W. S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.h.53
22
Sagala Saiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta.h.53
24

Hal terpenting yang terjadi selama proses pembelajaran adalah

belajar dilakukan dengan usaha sendiri sedangkan orang lain hanyalah

sebagai penunjang terlaksananya proses belajar agar diperoleh hasil yang

baik. Syamsurizal mengatakan “proses pembelajaran bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan yang menyangkut penguasaan bahan materi,

kemampuan keterampilan dan juga mengembangkan nilai dan sikap

positif”.23

Belajar merupakan proses yang mengakibatkan terjadinya

perubahan mental, spiritual serta pembelajaran merupakan suatu proses

yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar

hubungan timbal balik yang berlansung dalam situasi edukatif untuk

menyampai tujuan tertentu.24

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa suatu kegiatan belajar mengajar bisa dikatakan berhasil jika peserta

didik mempunyai hasil belajar yang baik yang dapat dilihat dari

pemahamannya terhadap apa yang telah didapatkannya dari proses belajar-

mengajar.

Cara yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran

dengan pendekatan CTL dengan menggunakan peta konsep ,yang

diperoleh siswa dari hasil belajarnya siswa dapat mengembangkan

kreativitas, cakrawala berfikir secara mandiri dan mengaplikasikannya

23
Pitri Yuliana (2009). Skripsi: Pengaruh Pembuatan Peta Konsep dan Kuis dalam
Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa kelas VII SMP Negeri 8 Air
Hangat, Kab. Kerinci.h.18
24
Nenegsih (2007). Skripsi: Pengaruh Penggunaan Media Kartun Ekonomi Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas VII Smp Negeri 29 Padang. H.12
25

yang nantinya dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran sehingga ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam belajar

Biologi dapat bertahan lama dan dapat meningkatkan kebermaknaan

terhadap pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan teori belajar psikologi kognitif Ausubel yaitu

MeaningFull learning yang menyatakan bahwa dalam proses belajar

mengajar guru harus mampu memberikan kesempatan siswa untuk terlibat

secara aktif dalam menemukan dan mencari informasi sehingga mereka

tidak belajar menghafal melainkan belajar memberi makna bagi

kehidupannya. Lebih lanjut ia mengemukakan belajar akan bermakna

apabila materi yang di pelajari dihubungkan dengan pengetahuan yang

telah dimiliki siswa dalam bentuk stuktur kognitif berupa fakta-fakta,

konsep-konsep dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh

siswa.25

Dengan demikian berarti belajar akan bermakna apabila materi yang

dipelajari oleh siswa harus dicarikan contohnya sehingga materi akan lebih

mudah di pahami dan akan bertahan lama dalam ingatan mereka. Misalnya

dalam materi Virus sebelum berangkat pada materi Virus maka guru harus

mampu mencari fakta-fakta yang konkrit dalam kehidupan mengenai

Virus. Niscaya situasi ini akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar

siswa sekaligus membawa dampak baik bagi kehidupan sehari-hari.

25
Asri budi Ningsih. 2007. Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta.h.134
26

Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan dalam dua dimensi

yaitu: 1). Berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang

disajikan pada siswa melalui penerimaan ataupun penemuan. 2).

Menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengkaitkan informasi itu pada

struktur kognitif yang telah di pelajari siswa. Pada tingkat pertama dalam

belajar, informasi (materi) dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam

bentuk belajar penerimaan (menyajikan informasi dalam bentuk final)

maupun dalam belajar penemuan (materi ditemukan oleh siswa) sebagian

atau seluruh materi yang diajarkan. Pada tingkat kedua dalam belajar,

siswa menghubungkan atau mengkaitkan informasi itu pada pengetahuan

yang telah dimilikinya, artinya konsep yang dipelajari siswa diaplikasikan.

Dalam penelitian yang penulis lakukan ini pada tingkat pertama

belajar dilakukan dengan cara belajar penemuan maksudnya siswa yang

menemukan materinya berupa fakta, membangun konsep dan menemukan

prinsip. Kemudian baru pada tingkatan kedua siswa menghubungkan atau

mengkaitkkan materi tersebut pada pengetahuan yang dimiliki siswa.

5. Hasil Belajar

a. Hasil Belajar

Menurut Purwanto (1997:7) hasil belajar dapat diketahui dengan

menggunakan salah satu indikator berupa tes. Hasil ini kemudian dianalisis

oleh guru dan di beri penilaian.26 Sejalan dengan itu pengertian hasil

belajar menurut Sudjana (2004:3-4) berfungsi sebagai: 1) alat untuk

26
Purwanto, Ngalim (1997). Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.h.7
27

mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. 2) umpan balik bagi

perbaikan proses belajar mengajar. 3) dasar dalam menyususun laporan

kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya.27

Menurut Sudjana (dalam Purwanto 2002:28) hasil belajar

merupakan kemajuan yang dimiliki setelah seseorang memiliki

pengalaman belajar. Sedangkan Hilgard dan Bower (dalam Purwanto

1997:84) berpendapat bahwa seseorang dapat dikatakan berhasil dalam

belajar apabila telah terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya, sebagai

akibat dari latihan dan pengalaman. Perubahan tersebut bersifat kontinu,

fungsional, positif dan tampa di sadari .28

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah proses

pembelajaran dilaksanakan, baik dalam bentuk prestasi maupun perubahan

tingkah laku dan sikap siswa. Menurut Djamarah (2006:33) mengatakan

terdapat dua hal yang menentukan keberhasilan dalam proses belajar

mengajar yakni: “Pertama, Pengaturan proses belajar mengajar, dan

pengajaran itu sendiri, dan keduanya mempunyai saling ketergantungan”.

untuk memperoleh hasil belajar yang baik maka perlu kerja sama yang baik

pula strategi dan kegiatan pembelajaran itu.29

Menurut Lufri, dkk (2007b: 10) “setiap proses pembelajaran,

kebenaranya diukur dari beberapa jauh hasil belajar yang dicapai,

27
Sudjana. (1996). Metode statistik edisi ke-5. Bandung. Tarsito.h.3-4
28
Purwanto, Ngalim (1997). Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.h.28
29
Djamarah , dkk. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

.h.33
28

disamping diukur dari segi prosesnya”. Hasil belajar siswa dapat di jadikan

sebagai tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dan memahami

suatu pembelajaran.30

Tujuan pendidikan harus mengacu pada kepada tiga jenis ranah

yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:

a) Ranah kognitif adalah yang mencakup kegiatan mental (otak), dalam

ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari

jenjang terendah sampai jenjang yang paling tinggi. Ke-6 jenjang yang

di maksud adalah: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,

sintesis, dan penilaian.

b) Ranah efektif adalah ranah yang berkaitan sikap dan nilai.

c) Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima

pengalaman belajar tertentu.

Bertitik tolak pada uraian di atas, maka dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh

berdasarkan atas kemampuan yang didapatkan dalam mengikuti proses

belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Hasil belajar

juga dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan tingkat

keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu pelajaran.

Namun hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor.

30
Lufri, dkk. 2007a. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang:
UNP Press.h.10
29

Secara global, Syahrir (1987) (dalam Nenengsih 2007:8)

mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa

(faktor eksternal).

a. Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa)

1) Faktor Jasmaniah.

Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap

belajar anaknya. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan

pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap

belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan

kepentingan-kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar,

mengatur waktu belajarnya dan tidak mengetahui kesulitan-

kesulitan yang di alami dalam belajar, dapat menyebabkan anak

tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.

2) Faktor Intelengensi.

Intelensi mempunyai pengaruh yang besar terhadap

kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai

tingkat intelegensi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai

tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang

mempunyai tingkat intelegensi tinggi belum tentu berhasil dalam

belajarnya. Hal ini di sebabkan karena belajar adalah suatu proses

yang konpleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya,


30

sedangkan intelegensi adalah salah satu faktor diantara faktor yang

lain.

3) Perhatian.

Menurut Gazali dalam Slamento perhatian adalah keaktifan

jiwa yang di pertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada

objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin

hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian

terhadap bahan yang dipelajarinya, jika pelajaran tidak menjadi

perhatian siswa maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi

suka belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu

menarik perhatian .

4) Minat.

Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

belajar, karena bila bahan pelajaran yang di pelajari tidak sesuai

dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk

belajar, ia tidak memperoleh kepuasaan dari pelajaran itu . bahan

pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan di

simpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

5) Kesiapan.

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau

bereaksi. Kesedian itu timbul dari dalam diri seseorang dan perlu di

perhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan


31

padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

Berdasarkan pendapat di atas, faktor internal yang berasal dari

dalam diri siswa seperti faktor jasmaniah , intelengensi, perhatian,

minat dan kesiapan dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya

hasil belajar. Apabila salah sau faktor tidak terpenuhi dengan baik

maka hasil belajar akan kurang memuaskan. Misalnya, siswa yang

belajar dalam kondisi sakit, ia akan kesulitan dalam memahami

pelajaran.

b. Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa)

1) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya

terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang/tidak

memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak

acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali

akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan anakanya dalam

belajar, tidak mengatur waktu belajarnya dan tidak mengetahui

kesulitan-kesulitan yang di alami dalam belajar, dapat menyebabkan

anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.

2) Keamanan ekonomi keluarga.

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar

anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan

pokoknya, misalnya: makanan, pakaian, perlindungan, kesehatan

dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang


32

belajar, meja kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan

lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat di penuhi jika keluarga

mempunyai cukup uang.

3) Metode mengajar guru

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui

di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan

mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode mengajar yang kurang

baik itu dapat terjadi misalnya guru kurang persiapan dan kurang

menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya

tidak jelas.

Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja

membuat siswa menjadi bosan, mengantuk, fasif, dan hanya

mencatat saja. Guru progresif berani mencoba metode-metode yang

baru yang dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan

meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

4) Alat pengajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa,

karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar

dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu.

Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar

penerimaan bahan pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya

akan menjadi lebih giat dan lebih maju.


33

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor

eksternal siswa seperti orang tua mendidik, keadaan ekonomi keluarga,

metode mengajar guru dan alat pelajaran besar pengaruhnya terhadap

hasil belajar siswa. Misalnya alat pelajaran atau media pengajaran tidak

ada, maka siswa akan sulit menguasai pelajaran. Begitu juga apabila

metode mengajar mengajar yang di gunakan kurang tepat, akibatnya

siswa akan bosan dan hasil belajar menjadi tidak memuaskan.

b. Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata “paham” yang artinya menurut

KKBI (1991:694) adalah mengerti, benar, tahu benar. Sedangkan

pemahaman merupakan kata paham merupakan kata pahamditambah

awalan pe dan an yang artinya usaha untuk mengerti/mengetahui. Jadi yang

dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan anak untuk mengerti

dan memahami pelajaran.

Jadi pemahaman itu adalah kemampuan seseorang untuk menyerap

makna dari segala sesuatu yang diindera/ pemahaman ditandai dengan

kemanpuan seseorang untuk mengungkapkan kembali dari arti yang di

pelajari, menginterpretasikannya, kemudian memprediksi hasil atau akibat

dari apa yang diinderakan.31

Selanjutnya Muslim Ibrahim dalam asemen berkelanjutan

mengungkapkan bahwa Anderson dan Krathwal (2002) membuat kategori

dan proses kognitif kemampuan manusia yang merupakan revisi dab

31
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBHI). 1995. Jakarta : Balai Pustaka.h.694
34

taksanomi Bloom (1956) tentang pemahaman yaitu tujuh kategori

memahami, mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.

1. Interpretasi, kemampuan seserang untuk mengubah suatu bentuk

representasi

2. Memberikan contoh, kemampuan seseorang untuk mencerminkan

contoh spesifikterhadap suatu konsep atau prinsip. Kemampuan ini

disebut juga dengan kemampuan mengilustrasikan

3. Klasifikasi, kemampuan seseorang untuk dapat menyatakan apakah

suatu objek itu merupakan anggota atau bukan dari suatu kelompok

kategori.

4. Membuat rangkuman atau abstrak membuat generalisasi, kemampuan

seseorang membuat abstraksi suatu tema umum

5. Membuat inferensi, kemampuan seseorang untuk merumuskan

kesimpulan ide atau konsep, melihat perbedaan atau persamaan.

6. Menjelaskan, kemampuan seseorang untuk membangun model sebab

akibat suatu sistem tertentu.32

Dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh kemampuan

pemahaman, maka siswa harus memiliki pengetahuan (kemampuan

ingatan). Kemampuan pengetahuan menurut Hamid Hasan, (1993) adalah

kemampuan manusia dalam mengingat semua jenis informasi yang

diterimanya.

6. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

32
Ibrahim, Muslim dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Uniersity Press.
35

CTL merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan

konten mata pelajaran dengan situasi nyata dan memptivasi siswa

membuat hubungan pengetahuan dan penerapan dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (U.S.

Departement of Education and National Schoo-to-work Office yang di kuti

oleh Blanchard, 2001).

CTL menekankan pada berpikir tingkat tinggi transfer pengetahuan

lintas didiplin akademik, dan pengumpulan, penganalisaa, pensintesisan

informasi dan data dari berbagai sumber titik pandang.

Ungkapan yang tepat untuk CTL: “Bawalah mereka dari dunia

mereka ke dunia kita, kemudian hantarkan mereka dari dunia kita dunia

mereka kembali”.

Pemebelajaran Kontekstual mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Menekankan pada problem solving

b) Mengenal bahwa pengajaran dan pembelajaran perlu terjadinya

berbagai konteks

c) Membantu para dalam belajar bagaimana memonitor belajar

mereka sehingga dapat menjadi para pelajar yang teratur

sendiri

d) Mengaitkan pelajaran di dalam berbagai konteks kehidupan

siswa

e) Menggunakan penilaian yan autentik.33

7. Peta Konsep
33
Lufri, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP
36

Peta konsep merupakan susunan konsep-konsep dalam bentuk

proposisi dari suatu materi pelajaran yang di hubungkan oleh kata-kata dan

tanda penghubung. Menurut Lufri (2007b:140) “Peta Konsep merupakan

diagram yang menunjukkan saling keterkaitan antara konsep sebagai

representasi dari makna (meaning)34

Peta konsep merupakan cara menyatakan hubungan antara konsep-

konsep dari yang umum sampai ke yang khusus. Seperti yang di

kemukakan oleh Novak (1983) (dalam Lufri, dkk 2007b:197) “peta konsep

menyatakan hubungan antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi untuk

menolong guru mengetahui konsep-konsep yang telah di miliki oleh siswa

agar belajar bermakna dapat berlansung, untuk penguasaan konsep-konsep

pada siswa dan menolong siswa bagaiman belajar”35

Menurut Dahar kegunaan peta konsep adalah sebagai berikut:

1) Menyelidiki apa yang telah diketahui oleh siswa

2) Belajar bagaiman belajar

3) Mengungkapkan konsepsi salah

4) Alat evaluasi36

Dalam pembuatan peta konsep diharapkan siswa dapat memahami

materi pelajar Biologi sehingga akan diperoleh informasi yang signifikan,

dan siswa dapat berlatih untuk berfikir kreatif. Dari peta konsep yang di

34
Lufri, dkk. 2007a. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang:
UNP Press.h.140
35
Ibid.h.197
36
Dahar, Ratna wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.h.153
37

buat oleh siswa sendiri dapat dilihat pola pikir siswa dalam menuangkan

ide, memahami arti, dan menghubungkan kata demi kata sehingga

membentuk suatu konsep Biologi yang bermakna. Dahar menyatakan

bahwa peta konsep membedakan belajar bermakna dengan cara mencatat

pelajaran tampa perlihatkan hubungan antara konsep-konsep.

Menurut Dahar keuntungan peta konsep adalah sebagai berikut:

1) Menyelidiki apa yang telah di ketahui

2) Belajar bagaiman belajar

3) Mengungkapkan konsepsi salah

4) Alat evaluasi.37

8. Pengaruh Pendekatan CTL menggunaan Peta Konsep Terhadap

Hasil Belajar Biologi

Melalui pendekatan CTL dan pembuatan peta konsep dalam

pembelajaran diharapkan proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada

guru tetapi siswa akan lebih aktif untuk menemukan konsep-konsep

penting, bertanggung jawab, dan saling membantu dalam bekerja sehingga

proses pembelajaran menjadi bermakna dan hasil belajar dapat meningkat.

G. Kerangka Konseptual.

Berdasarkan latar belakang dalam kajian teori, maka kerangka

konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Siswa
Guru

37
Ibid, .h.153-156
38

siswa
siswa

Kelas
Kelaskontrol
kontrol Kelas
Kelaseksperimen
eksperimen

Tanpa Pendekatan
PendekatanCTL
CTLdan
dan
Tanpapendekatan
pendekatan
CTL menggunaan peta
menggunaan peta
CTL dan peta
dan petakonsep
konsep
konsep
konsep

Hasil
Hasilbelajar
belajarsiswa
siswa Hasil
Hasilbelajar
belajarsiswa
siswa
Keterangan :
Perbedaan hasil belajar
Gambar 2: Skema Kerangka Konseptual

H. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “ Terdapat perbedaan antara

hasil belajar siswa yang diajarkan pendekatan CTL menggunakan peta konsep

dengan siswa yang pembelajarannya tanpa Pendekatan CTL menggunakan

peta konsep di MABK JUJUN

Apabila terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol maka diasumsikan bahwa perbedaan tersebut merupakan pengaruh

perlakuan yang di berikan.

Berdasarkan kajian teori pada bagian sebelumnya maka Hipotesis

penelitian ini adalah :


39

1. Ho : Hasil pembelajaran biologi menggunakan pendektan CTL dengan

menggunakan Peta Konsep di kelas X MABK JUJUN. Meningkat.

H1 : : Hasil pembelajaran biologi menggunakan pendektan CTL dengan

menggunakan Peta Konsep di kelas X MABK JUJUN. tidak

meningkat.

2. Ho :Terdapat pengaruh Hasil pembelajaran biologi menggunakan

penedektan CTL dengan menggunakan Peta Konsep di kelas X MABK

JUJUN

H1 :Tidak terdapat pengaruh penerapan menggunakan pembelajaran

biologi menggunakan pendektan CTL dengan menggunakan Peta

Konsep di kelas X MABK JUJUN


40

BAB 111

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.38 Metode

penelitian merupakan suatu komponen yang sangat menentukan

keberhasilan penelitian tersebut.

Jenis penelitian yang digunakan merupakan salah satu komponen

yang mempengaruhi hasil penelitian. Meskipun jenis yang digunakan

maka makin tinggi tingkat kepercayaan yang diperoleh.

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh

pendekatan CTL dengan Menggunaakan peta Konsep dalam Pembelajaran

Biologi dapat meningkatakan hasil belajar. Maka jenis penelitian ini yang

sesuai adalah penelitian jenis “Eksperimen” akan diperoleh data yang

memberikan gambaran nyata tentang objek yang diteliti.

Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki

kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan

kepada satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya

dengan satu atau lebih kelompok yang tidak dikenali kondisi perlakuan.

Berdasarkan hal diatas maka rancangan penelitian yang penulis

gunakan adalah dengan menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen

merupakan kelas yang menggunakan Pendekatan CTL dengan


38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. 7, h.3
41

Menggunakan Peta Konsep dan kelas kontrol yang tidak menggunakan

Pendekatan CTL dengan Menggunakan Peta Konsep, seperti yang terlihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 2 : Rancangan Penelitian


N
Kelas Perlakuan Hasil Belajar
No
1 Eksperimen X T
2 Kontrol - T
Keterangan:

X : Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan CTL dengan

Menggunakan Peta Konsep

- : pembelajaran tanpa Pendekatan CTL dengan Menggunakan Peta

Konsep

T : Hasil belajar/ tes akhir berdasarkan materi pelajaran.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari,

manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa

sebagai sumber data yang mewakili karakteristik dalam suatu

penelitian.39 Populasi adalah semua anggota siswa kelas XA dan kelas

XB yang ada di sekolah tempat peneliti.

b. Sampel

39
Subana, dkk. Statistik Pendidikan. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), h. 24
42

Menurut Suhaimi Arikunto sampel adalah sebagian wakil dari

populasi yang di teliti, sedangkan dalam menentukan besarnya yang akan

diambil tidak ada ketentuan mutlak (Sutrisno 1987) dalam Lidia adi suardi

(2009:25). Maka Sesuai dengan jenis penelitian yang penulis lakukan,

maka diperlukan dua kelas sampel, yaitu satu kelas ekprimen dan satu

kelas kontrol .40 sampel ialah wakil dari populasi kelas XA

3. Variabel dan Data

a. Variabel

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 41 Peneliti

ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas merupakan variabel

yang dipengaruhi variabel terikat. Sedangkan variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas.42 Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

1) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan

pendekatan CTL dengan peta konsep

2) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi

siswa.

40
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
h 104
41
Sugiyono, Op.Cit., h. 61
42
Sugiyono, Loc.Cit
43

b. Data

1) Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau

yang bersangkutan yang memerlukannya.43 Misalnya, nilai hasil

tes yang dilakukan peneliti.

b) Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakuakan penelitian dari sumber-sumber yang telah

ada.44 Misalnya, data yang diperoleh dari guru.

2) Sumber Data

Sumber data dalam Penelitian ini adalah:

a) Seluruh siswa kelas X MABK JUJUN yang terpilih sebagai

sampel untuk memperoleh data primer.

b) Guru dan tata usaha MABK JUJUN untuk memperoleh data

siswa kelas X yang terdaftar pada tahun pelajaran

4. Prosedur Penelitian/Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini prosedur yang digunakan dalam pengumpulan

data adalah dengan menggunakan tes formatif, yaitu tes untuk mengetahui

43
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),
h.19
44
Ibid.,h.19
44

sejauh mana kemampuan siswa dalam mengikuti suatu program tertentu.

Adapun langkah-langkah untuk mendapatkan data penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa

dengan memperhatikan tingkah lakunya. Dalam observasi guru tidak perlu

mengadakan komunikasi langsung dengan siswa.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan

observasi langsung yang sistematis. Observasi langsung merupakan

pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam

situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh penulis, sedangkan

observasi sistematis merupakan observasi dimana faktor-faktor yang

diamati sudah didaftar secara sistematik dan sudah diatur menurut

ketegorinya. 45

Pada tahap observasi penulis melakukan pengamatan terhadap

aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi

dimaksud untuk mendapatkan data tentang kondisi belajar mengajar.

1) Tahap Persiapan

Sebelum penelitian dilakukan peneliti mempersiapkan segala

sesuatu yang berhubungan dengan penelitian, antara lain:


45
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
Cet V. h.31
45

a) Menyiapkan materi

b) Mempersiapkan surat izin penelitian

c) Menyusun jadwal kegiatan penelitian setelah peneliti mendapat

informasi tentang alokasi waktu pengajaran.

d) Membuat silabus pembelajaran.

e) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

disusun dengan pedoman pada kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) mata pelajaran biologi di MABK JUJUN.

f) Menyusun kisi-kisi soal tes akhir. Kisi-kisi soal dapat dilihat pada

g) Mempersiapkan soal tes yang sebelumnya telah di uji cobakan di

Kelas lain.

h) Membuat kunci jawaban.

i) Mempersiapkan skenario pembelajaran dan instrumen penelitian.

2) Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan meneliti bahan dokumentasi

yang ada dan relevan dengan tujuan penelitian. Dokumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen yang berupa buku-

buku yang berkaitan dengan teori dan konsep penelitian, hasil-hasil

ulangan harian yang terdapat pada guru bidang studi biologi, dan

arsip-arsip lainnya, seperti dokumen tentang sejarah berdirinya


46

sekolah, struktur organisasi, jumlah tenaga pengajar, jumlah

pegawai, jumlah siswa, serta sarana dan prasarana di MABK

JUJUN.

3) Tahap Pelaksanaan

Proses belajar mengajar dibagi menjadi 2 kelas yang terdiri

dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, untuk mengetahui pengaruh

hasil belajar. Maka peneliti menerapkan pada kelas eksperimen

diajarkan dengan pendekatan CTL dengan menggunakan peta konsep,

sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan pendekatan CTL dengan

menggunakan peta konsep.

4) Tahap Akhir

Tahap akhir dari penelitian ini adalah:

a) Mempersiapkan soal-soal tes yang sebelumnya sudah diuji

cobakan di kelas lain (diluar kelas sampel).

b) Memberikan tes akhir kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan soal yang sama.

5. Instrumen Penelitian
47

Instrumen penelitan merupakan alat pengumpul data yang digunakan

dalam penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai

variabel yang diteliti. Dalam pengumpulan data penuls menggunakan alat

pengumpul data yang berupa lembaran tes hasil belajar. Tes merupakan

alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur

sesuatu dalam susana, dengan cara atau aturan-aturan yang sudah

ditentukan.46 Tes dilakukan setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Dalam hal ini untuk memperoleh data primer dari sampel penulis

menggunakan tes. Tes yang diberikan dalam bentuk tes objektif dengan

bentuk soal pilihan ganda. Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang

mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat.47

Sebelum tes diberikan, terlebih dahulu soal tes dilakukan uji coba.

Uji coba tes ini dilakukan di MAB JUJUN bertujuan untuk mengetahui

validitas, reliabilitas, derajat kesukaran item dan daya pembeda.

a. Validitas

Dalam penelitian ini penulis menggunakan validitas isi dan

validitas konstruksi, Validitas adalah ketepatan suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahhan sesuatu

instrumen.

Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian

dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya tes tersebut mampu

mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Hal
46
Ibid, h.53
47
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya, 2009), h.48.
48

ini bisa dilakukan dengan cara menyusun tes yang bersumber dari

kurikulum bidang studi yang hendak diukur.48

b. Indeks Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar. Besarnya indeks kesukaran soal ditentukan dengan rumus:

B
P= ...................................................49
JS

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes50

Dengan tingkat kesukaran sebagai berikut :

0,00  P < 0,30 : sukar

0,30  P < 0,70 : sedang

0,70  P < 1,00 : mudah

c. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah seberapa jauh kemampuan suatu soal

untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan murid yang bodoh (berkemampuan rendah).51 Untuk

menentukan daya pembeda soal digunakan rumus sebagai berikut :


48
Ibid., h.13
49
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 208
50
Ibid., h. 208
51
Ibid., h. 211
49

B B
D=
A
 B
 P P ............................................ 52
J A J B
A B

Keterangan :

D = Daya pembeda

J A = Banyaknya peserta kelompok atas

J B = Banyak peserta kelompok bawah

B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

B B = Peserta kelompok bawah yang menjawab benar

P A = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar

P B = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar.53

Dengan kriteria nilai D adalah :

0.00  D < 0,20 : jelek

0,20  D < 0,40 : cukup

0,40  D < 0,70 : baik

0,70  D < 1,00 : baik sekali

D = negatif : jelek sekali (dibuang)

d. Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan, suatu tes

dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.54 Dibuat dalam bentuk

rumus Kuder Richardson 20 ( KR- 20 ).


52
Ibid., h. 213
53
Ibid., h. 214
54
Ibid., h. 86
50

 k   s   pq 
2
....................... 55
r11   k  1  2

 s 
Keterangan :

r 11
= Reliabilitas tes secara keseluruhan.

k = Banyaknya soal

2
s = Variansi dari tes

P = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi subjek menjawab item dengan salah (q=1-p)

X i
= Skor total butir soal

 pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

N = Jumlah peserta tes.

Sebagai kriteria penghitung tingkat reliabilitas tes didasarkan

pada ketentuan sebagai berikut :

0,80  r  1,00 : reliabilitas sangat tinggi

0,60  r  0,80 : reliabilitas tinggi

0,40  r  0,60 : reliabilitas cukup

0,20  r  0,40 : reliabilitas rendah

0,00  r  0,20 : reliabilitas sangat rendah

6. Teknik Analisa Data

55
Ibid., h. 101
51

Dalam analisis data untuk menguji hipotesis penguji

membandingkan skor rata-rata siswa kelas X (eksperimen) yang

menggunakan Pendekatan CTL dengan menggunakan Peta konsep dan

kelas X (kontrol) yang tidak tanpa Pendekatan CTL dengan menggunakan

Peta konsep , untuk menguji kedua kelompok tersebut dilakukan analisis

perbedaan rata-rata dengan uji t. Sebelum diladakan uji t terlebih dahulu

daiadakn uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah hasil Post tes pada

kelas sampel berdistribusi normal atau berdistribusi tidak Normal. Uji

normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

a) Penamatan x1, x2, ............, xn dijadikan angka baku z1, z2, ............, zn

dengan menggunakan rumus:

xi  x
Zi 
s

Di mana = Rata-rata sampel dan S = Simpangan baku sampel

b) Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar

disrtibusi normal baku kemudian dihitung peluang F (Zi) = P (Z ≤

Zi )

c) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,......., Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan dengan S (zi) maka,


52

d) Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga

mutlaknya.

e) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Misalkan harga mutlak itu L0.56

Hipotesis pengujiannya adalah:

Ha : Data berdistribusi normal

H0 : Data tidak berdistribusi normal

Kriterianya adalah tolah hipotesis nol bahwa populasi

berdistribusi normal jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan

melebihi Ltabel dan sebaliknya H0 diterima.57

b. Uji Homogenitas Varians

Uji Homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui varians

homogen atau tidak homogen antara lain hasil belajar kelas eksperimen

yang menggunakan metode tutorial dengan kelas kontrol yang tidak

menggunakan metode tutorial, hipotesis yang akan diuji adalah:

Ha : Kedua variansi sama

H0 : Kedua variansi tidak sama

56
Sudjana, Op.Cit.,466
57
Sudjana, Loc.Cit
53

Untuk menegtahui homogen dilakukan uji F. Langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Mencari masing-masing varians dari kelompok data kemudian

dihitung harga F dengan rumus:

Varians .Terbesar
F 
VariansTer kecil

2) Jika telah didapatkan harga F kemudian dibandingkan dengan

harga Ftabel distribusi normal, derajat kebebasan dk pembilang n1-1

dan dk penyebut n2-1 kriteria pengujian jika F yang didapatkan

dari harga perhitungan lebih kecil dari Ftabel berarti kedua kelompok

mempunyai varians yang homogen.

Kriteria pengujiannya adalah:

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel

Terima Ha jika Fhitung < Ftabel

Dengan, v1 = dk pembilang

v2 = dk penyebut

c. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

pembelajaran maka penulis melakukan uji hipotesis. Hipotesis adalah

jawaban sementara menegenai masalah yang telah dirumuskan.


54

Dilakukan dengan menganalisis hasil belajar. Untuk melihat

kebermaknaan pembelajaran kelas eksperimen (menggunakan metode

tutorial) dengan kelas kontrol (tidak menggunakan metode tutorial),

maka dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t, maka digunakan

rumus seperti yang dilakukan sudjana yaitu

Dengan kriteria pengujiannya adalah:

H0 diterima dan Ha ditolak, jika thitung < ttabel

Ha diterima dan H0 ditolak, jika thitung > ttabel

Atau Bila :

H0 : μ1 ≤ μ2

Ha : μ1 > μ2

Keterangan:

μ1 = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan

metode Tutorial

μ2 = Rata-rata hasil belajar siswa yang tidak diajarkan dengan metode

tutorial
55

Untuk σ1 = σ2 = σ tetapi σ tidak diketahui maka statistik yang

x1  x 2
t
digunakan adalah: 1 1
s 
n1 n2

Untuk menghitung simpangan baku kedua kelompok kelas dapat

digunakan rumus:

 n1  1 S12   n2  1 S 22
S
n1  n2  2

Dimana:

x1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen

= Nilai rata-rata kelompok kontrol

n1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen

n2 = Jumlah siswa kelompok kontrol

= Variansi hasil belajar kelas eksperimen

= Variansi hasil belajar kelas kontrol

S= Simpangan baku kedua kelompok data


56

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika thitung ≤ ttabel, dimana ttabel didapat dari

daftar distribusi t dengan dk = (n1+n2-2) dan peluang (1-α). Untuk harga t lainnya

H0 ditolak.58

DAFTAR PUSTAKA
58
Ibid, h.243
57

Asri budi Ningsih. 2007. Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Reineka Cipta

Arikunto Suharmi, 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta; Bumi


Aksara.

Aziz, dkk. Biologi Umum. Padang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan
Alam Universita Negeri Padang. 2001.

Dahar, Ratna wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan

Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahanya. Bandung: Gema Risalah


Press

Djamarah , dkk. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

H. Aziz Dt.Bng. Materi Pokok Biologi. Padang:Fakultas MIPA Universitas 2001.

Hasan Basri Dan Beni Ahmad Saebeni. Ilmu Pendidikan Islam jiild II. Bandung
Pustak setia. 2010 Cet I

Iastiyah Dan Asih. Media Pembelajaran. Jakarta: Multi Kreasi Satu Delapan.
2010.
Ibrahim, Muslim, dkk. 2000. Pembelajran Kooferatif. Jakarta: Universitas.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 1995. Jakarta : Balai Pustaka

Lufri, dkk. 2006. Strategi Pembelajran Biologi. Padang: UNP Press

Lufri, dkk. 2007a. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian.


Padang: UNP Press.

Purwanto, Ngalim (1997). Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda


Karya

Rusman. Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: PT


Raja Grfindo

Sanjaya. W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Bandung: Kencana Media Group.

Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Gra.

Syaiful Dan Aswan. Strategi Belajara Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2007
58

Syagala Syaiful.2006. Konsep Pembelajaran. Bandung: CV Alfbeta.

Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. Jakarata: PT Rineka Cipta,2008.

Subana ,Dkk. (2003). Statistik Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabaeta.

Sudjana. 1996. Metode Statistik edisi ke 5 . Bandung: Tarsito.

Sagala Saiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta

Winkel, W. S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai