Anda di halaman 1dari 7

Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(2): 1-7 (2018) e-ISSN 2598-9669

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI FOTOSINTESIS DALAM UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIA SMPN 2 LEBONG UTARA
Putri Endah Nurfiyanti1*, Yennita1, dan Dewi Jumiarni1
1
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu
Email :endahnurfiyantiputri@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar dengan model
Problem Based Learning (PBL) dikelas VIIIA SMPN 2 Lebong Utara. Jenis penelitian ini adalah PTK dengan
metode deskriptif. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian adalah guru dan seluruh siswa kelas VIIIA SMPN 2
Lebong Utara. Variabel penelitian ini adalah model Problem Based Learning (PBL), aktivitas guru, aktivitas
siswa, dan hasil belajar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi dan tes. Instrumen
penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi dan lembar tes. Pada siklus I aktivitas guru diperoleh skor
rata-rata yaitu 27 (Baik) dan pada siklus II skor aktivitas guru menjadi 29 (Baik). Pada siklus I aktivitas siswa
diperoleh skor yaitu 25,5 (Baik) dan pada siklus II skor aktivitas siswa menjadi 29 (Baik). Hasil analisis
persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 65% (tidak tuntas) dan pada siklus II meningkat
menjadi 85% (tuntas). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning dapat
meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas VIIIA SMPN 2 Lebong Utara.
Kata Kunci : Problem Based Learning, Aktivitas, Hasil Belajar

Abstract
This study aims to describe teacher activity, student activity and learning outcomes with Problem Based
Learning (PBL) model in VIIIA SMPN 2 Lebong Utara class. This research type is PTK with descriptive method.
This study consists of 2 cycles, each cycle consists of 4 stages: planning, execution, observation and reflection.
The subjects of the study were teachers and all students of grade VIIIA SMPN 2 Lebong Utara. The variables
of this research are Problem Based Learning (PBL) model, teacher activity, student activity, and learning
result. Technique of collecting data in this research that is observation and test. The research instruments
used were observation sheet and test sheet. In the first cycle of teacher activity obtained an average score
of 27 (Good) and on the second cycle of teacher activity score to 29 (Good). In the first cycle of student
activity obtained a score of 25.5 (Good) and on the second cycle student activity score to 29 (Good). The
result of the analysis of the percentage of students' learning mastery in cycle I is 65% (not complete) and in
cycle II increased to 85% (complete). From result of research can be concluded that model of Problem Based
Learning can increase activity of teacher, student activity and result of student study of class VIIIA SMPN 2
Lebong Utara.
Keywords: Problem Based Learning, Activity, Learning Outcomes

1
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(2): 1-7 (2018) e-ISSN 2598-9669

PENDAHULUAN (2004) dalam Hidayah (2014), tujuan


Undang-undang Republik pembelajaran IPA yang ingin dicapai dari
Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 proses pendidikan adalah hasil belajar yang
mendefinisikan pendidikan adalah usaha meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
sadar dan terencana untuk mewujudkan Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
suasana belajar dan proses pembelajaran interaksi tindak belajar dan tindak
agar peserta didik secara aktif mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
mengembangkan potensi dirinya. Tujuan diakhiri dengan proses evaluasi hasil
pendidikan nasional adalah belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar
mengembangkan kemampuan dan merupakan berakhirnya penggal dari
membentuk watak serta peradaban bangsa puncak proses belajar. Hasil belajar
yang bermartabat dalam rangka digunakan untuk mengetahui sebatas mana
mencerdaskan kehidupan bangsa, peserta didik dapat memahami serta
berkembangnya potensi peserta didik agar mengerti materi tersebut.
menjadi manusia yang beriman, Berdasarkan hasil observasi dan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, wawancara guru mata pelajaran IPA di
kreatif, mandiri, demokratis, dan SMPN 2 Lebong Utara diperoleh informasi
bertanggung jawab (Kemendikbud, 2014). sebagai berikut : 1) proses pembelajaran
Berdasarkan definisi dan tujuan biologi yang dilakukan cenderung pasif,
pendidikan tersebut pendidikan tidak hanya berpusat pada guru, 2) keterlibatan
hanya sebatas mengembangkan peserta didik yang masih rendah dalam
kemampuan dan membentuk watak serta kegiatan belajar, dimana peserta didik
peradaban bangsa yang bermartabat tetapi terbiasa mencatat dan mendengarkan guru,
peserta didik dapat mengembangkan 3) guru lebih banyak menyampaikan materi
potensi yang dimilikinya. Untuk mencapai menggunakan metode ceramah, diskusi
tujuan pendidikan tersebut dilakukan dan tanya jawab, 4) guru masih kurang
penyusunan kurikulum yang berisikan melibatkan peserta didik untuk
berbagai mata pelajaran. Mata pelajaran memecahkan masalah yang ada didalam
yang esensial di kurikulum sekolah kehidupan nyata dan mengaitkan masalah
menengah pertama salah satunya adalah tersebut dengan materi yang diajarkan, 5)
mata pelajaran IPA (Kemendibud, 2014). pada saat pembelajaran hanya buku yang
Pembelajaran IPA merupakan digunakan sebagai referensi peserta didik
pembelajaran yang berkaitan dengan cara dan tidak melakukan proses ilmiah, dimana
mencari tahu dan memahami alam secara pada saat diskusi peserta didik hanya
sistematis, sehingga IPA bukan hanya memindahkan jawaban dari buku ke lembar
penguasaan kumpulan pengetahuan yang diskusi peserta didik, 6) rendahnya hasil
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip- belajar peserta didik untuk mata pelajaran
prinsip saja tetapi juga merupakan proses ilmu pengetahuan alam.
penemuan. Oleh karena itu, model Dari hasil wawancara dengan guru
pembelajaran yang digunakan pun harus kelas VIIIA SMPN 2 Lebong Utara, diketahui
sesuai tidak cukup hanya dengan ceramah bahwa standar kriteria ketuntasan minimal
dan hafalan. Siswa perlu diberi kebebasan (KKM) matapelajaran IPA adalah 80% siswa
dalam proses pembelajaran yaitu siswa mencapai nilai 70. Berdasarkan hasil belajar
lebih sering berperan aktif, berinteraksi peserta didik semester lalu, diperoleh data
dengan sesama siswa dan berpartisipasi bahwa dari 20 orang peserta didik yang ada
dalam berbagai kegiatan investigasi dan di kelas tersebut, hanya hanya 5 orang
mengatasi masalah. Menurut Nurhidayat peserta didik yang mencapai KKM, yang

2
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(2): 1-7 (2018) e-ISSN 2598-9669

berarti hanya 25% peserta didik yang model Problem Based Learning tersebut
mencapai kriteria ketuntasan. diharapkan mampu meningkatkan hasil
Berdasarkan permasalahan belajar siswa.
tersebut, untuk mencapai hasil belajar yang Tujuan penelitian ini adalah untuk
optimal maka peneliti dan guru IPA sepakat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa
untuk melakukan penelitian tindakan kelas dan hasil belajar siswa kelas VIIIA SMPN 2
(PTK) agar dapat memperbaiki dan Lebong Utara melalui penerapan model
meningkatkan pembelajaran di kelas yang Problem Based Learning.
nantinya bisa berdampak baik bagi hasil
belajar peserta didik. METODE
Pemilihan model pembelajaran yang Penelitian ini merupakan Penelitian
tepat diperlukan untuk mencapai hasil Tindakan Kelas (PTK) dengan metode
belajar optimal, yaitu dengan deskriptif yang dilakukan dalam 2 siklus,
menggunakan model pembelajaran yang setiap siklus terdiri tahap perencanaan,
meningkatkan aktivitas siswa salah satunya pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
adalah model Problem Based Learning. Penelitian dilaksanakan pada semester
Pemilihan model Probrem Based Learning genap tahun ajaran 2017/2018 di SMPN 2
dipilih selain sesuai dengan materi yang Lebong Utara. Peran peneliti dalam
akan dipelajari juga karena model Problem penelitian ini adalah sebagai guru biologi
Based Learning dapat meningkatkan yang mengajar siswa pada materi
kemampuan berpikir peserta didik. fotosintesis. Guru dibantu oleh 2 orang
Menurut Rusman (2014) pembelajaran observer yang mengobservasi aktivitas
dengan model Problem Based Learning siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan
lebih menyenangkan dan lebih disukai model Problem Based Learning. Subyek
peserta didik, serta model ini dapat penelitian adalah siswa kelas VIIIA SMPN 2
meningkatkan aktivitas peserta didik dalam Lebong Utara sebanyak 20 orang siswa. 7
proses pembelajaran dan dapat membuat orang siswa laki-laki dan 13 orang
kondisi belajar aktif yang mendorong siswa perempuan.
pada kegiatan memecahkan suatu masalah Teknik pengumpulan data dalam
melalui proses ilmiah. Melalui model ini, penelitian ini adalah observasi dan tes.
peserta didik mempelajari pengetahuan Instrumen yang digunakan berupa lembar
yang berhubungan langsung dengan observasi aktivitas siswa, lembar observasi
masalah-masalah di dalam kehidupan nyata aktivitas guru dan lembar tes. Lembar
sekaligus memiliki keterampilan untuk observasi aktivitas siswa dan lembar
memecahkan masalah yang akan observasi aktivitas guru digunakan untuk
berdampak positif terhadap hasil belajar. mengobservasi aktivitas siswa dan guru
Menurut Putra (2013) kelebihan dalam kegiatan pembelajaran dengan
model Problem Based Learning yaitu siswa model Problem Based Learning dan lembar
lebih memahami konsep yang diajarkan tes.
lantaran ia yang menemukan konsep Data hasil observasi aktivitas siswa
tersebut, melibatkan siswa secara aktif dan guru dianalisis dengan rerata skor dan
dalam memecahkan masalah dan rentang tiap kategori. Kategori rerata dan
menuntut keterampilan berfikir siswa yang skor aspek pembelajaran menggunakan
lebih tinggi, serta pengetahuan tertanam model problem based learning
berdasarkan skema yang dimiliki oleh siswa, dikategorikan dalam kategori baik, cukup,
sehingga pembelajaran lebih bermakna. dan kurang. Penentuan kategori skor setiap
Sehingga dengan kelebihan-kelebihan kategori dapat dilihat pada Tabel 1.

3
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(2): 1-7 (2018) e-ISSN 2598-9669

R= Skor maksimal−skor minimal


jumlah kategori
(Sudaryono, 2013) Tabel 2. Data Observasi Aktivitas Guru Dan
Aktivitas Siswa
Siklus Aktivitas Aktivitas
Tabel 1. Interval Kategori Penilaian Aktivitas
Guru Siswa
Siswa Dan Guru
I 27 25,5
No Skor Penilaian Kategori II 29 29
1 10-16 Kurang Kriteria Baik Baik
2 17-23 Cukup
3 24-30 Baik
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus
II
Data hasil belajar siswa dianalisis Siklus
secara deskriptif dengan rumus berikut: I II
Rata-rata 70,5 75,5
∑X nilai akhir
𝑋̅ = 𝑁 (Arikunto, 2013)
Persentase 65% 85%
Keterangan : ketuntasan
𝑋̅ : Rata-rata skor siswa klasikal Belum Tuntas
N : Jumlah nilai siswa Kriteria Tuntas
ΣX : Jumlah siswa

𝑁𝑆 Pada tahap mengorientasikan siswa


KB = N x 100 % (Arikunto,2013) pada masalah, guru telah memotivasi
Keterangan : sekaligus mengarahkan siswa pada
KB : Persentase ketuntasan belajar klasikal masalah yang berkaitan dengan kehidupan
NS : Jumlah siswa yang mencapai hasil sehari-hari. Selain itu guru juga
belajar kognitif menyampaikan tujuan secara lisan dan
N : Jumlah seluruh siswa tulisan agar siswa mengetahui apa yang
Persentase ketuntasan belajar harus dicapai dari proses pembelajaran
klasikal SMPN 2 Lebong Utara jika 80% yang dilakukan, hal ini sesuai dengan
siswa mendapatkan nilai ≥70. Ahmar (2012) yang menyatakan bahwa
tujuan pembelajaran merupakan harapan,
yaitu apa yang diharapkan dari siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN sebagai hasil belajar, guru tidak hanya
Berdasarkan hasil pengamatan menjelaskan tujuan pembelajaran tapi juga
proses pembelajaran dengan menerapkan menuliskan di papan tulis agar siswa
model Problem Based Learning pada melaksanakan proses pembelajaran
materi fotosintesis, terjadi peningkatan sesuai dengan tujuan dan siswa
pada aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil mengetahui apa yang akan dicapai dari
belajar dari siklus I ke siklus II, yang dapat proses pembelajaran.
dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Pada tahap pengorganisasian siswa,
guru membantu siswa dengan membentuk
kelompok secara heterogen dengan
kemampuan akademik yang berbeda-
beda, agar setiap anggota kelompok dapat
bekerjasama secara optimal. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Sari (2015) bahwa
menempatkan siswa dalam kelompok-

4
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(2): 1-7 (2018) e-ISSN 2598-9669

kelompok kecil harus bersifat heterogen, klasikal 65% sedangkan persentase


terdiri dari siswa berprestasi tinggi, sedang ketuntasan belajar secara klasikal SMPN 2
dan rendah untuk saling membantu dan Lebong Utara adalah 80%. Pada siklus II
bekerja sama mempelajari materi hasil belajar siswa kelas VIIIA SMPN 2
pelajaran agar proses belajar semua Lebong Utara pada materi fotosintesis
anggota berlangsung secara maksimal. dengan menerapkan model Problem Based
Pada tahap membimbing Learning sudah mencapai ketuntasan
penyelidikan, guru membantu siswa siswa belajar klasikal yang telah ditetapkan. Hal
dalam mengumpulkan informasi baik ini dapat terlihat dimana jumlah siswa yang
secara individual maupun kelompok. Pada mencapai ketuntasan 17 orang siswa
tahap mengembangkan dan menyajikan dengan rata-rata nilai akhir 75,5 dan
hasil karya guru membimbing seluruh persentase ketuntasan belajar secara
siswa untuk mempersiapkan hasil diskusi klasikal 85% yang mana persentase
mereka agar dapat dipresentasikan di ketuntasan belajar secara klasikal SMPN 2
depan kelas. Hal ini sesuai dengan Lebong Utara adalah 80%, sehingga dapat
pendapat Wisudawati dan Sulistyowati dikatakan ketuntasan belajar secara klasikal
(2014) bahwa pada tahap penyajian hasil pada siklus II meningkat dan tuntas.
diskusi dan presentasi, guru membantu Berdasarkan hasil penelitian yang
peserta didik dalam merencanakan dan dilakukan pada dua siklus dengan
menyiapkan hasil-hasil yang tepat dan menerapkan model Problem Based
membantu mereka untuk menyampaikan Learning pada materi fotosintesis diketahui
kepada orang lain. Selanjutnya tahap akhir tidak hanya aktivitas guru dan aktivitas
dari pembelajaran Problem Based Learning siswa atau proses pembelajaran yang
yaitu menganalisis dan mengevaluasi, di meningkat tetapi juga meningkatkan hasil
tahap ini guru menganalisis dan belajar siswa. Peningkatan hasil belajar
mengevaluasi proses pembelajaran untuk siswa kelas VIIIA SMPN 2 Lebong Utara ini
dilihat sudah atau belum tercapainya disebabkan oleh terjadinya peningkatan
tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pada akivitas mengajar guru dan aktivitas
pendapat Sari (2015) bahwa tujuan siswa atau proses pembelajaran yang
pembelajaran yang tercapai dapat dilakukan oleh guru dan siswa, dimana
memberikan pengaruh yang positif proses pembelajaran merupakan kegiatan
terhadap hasil belajar siswa. interaksi siswa dan guru untuk mencapai
Berdasarkan data hasil belajar yang tujuan pembelajaran. Untuk melihat
diperoleh, dapat diketahui bahwa terjadi tercapai tidaknya suatu tujuan
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I pembelajaran tersebut dapat dilihat dari
ke siklus II dengan menerapkan model hasil belajar siswa, terjadinya peningkatan
Problem Based Learning pada materi proses pembelajaran terjadi pula
fotosintesis. Pada siklus I diketahui bahwa peningkatan hasil belajar pada siklus II yang
hasil belajar siswa kelas VIIIA SMPN 2 berarti tujuan pembelajaran telah tercapai.
Lebong Utara pada materi fotosintesis Hal ini sesuai dengan pernyataan Krida
dengan menerapkan model Problem Based (2012) bahwa proses pembelajaran adalah
Learning belum mencapai ketuntasan proses yang di dalamnya terdapat kegiatan
belajar klasikal yang telah ditetapkan. Hal interaksi antara guru-siswa dan komunikasi
ini dapat terlihat dimana jumlah siswa yang timbal balik yang berlangsung dalam situasi
mencapai ketuntasan hanya 12 orang siswa edukatif untuk mencapai tujuan belajar.
dengan rata-rata nilai akhir 70,5 dan Dalam proses pembelajaran, guru dan
persentase ketuntasan belajar secara siswa merupakan dua komponen yang tidak

5
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(2): 1-7 (2018) e-ISSN 2598-9669

bisa dipisahkan. Antara dua komponen menjadi 85,71% pada siklus II. Penelitian
tersebut harus terjalin interaksi yang saling lain yang mendukung hasil penelitian
menunjang agar hasil belajar siswa dapat peneliti juga sesuai dengan Kurniawan
tercapai secara optimal. Hal ini sejalan (2013) yang menyatakan bahwa
dengan pendapat Dimyati dan Mujiono penerapan menerapkan model PBM dapat
(2013) bahwa hasil belajar merupakan hasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIE
dari suatu interaksi tindak belajar dan SMPN 2 Kota Bengkulu yaitu dengan
tindak mengajar untuk suatu pencapaian ketuntasan belajar klasikal dari 77,78%
tujuan pembelajaran. menjadi 86,11%. Berdasarkan hasil
Peningkatan aktivitas guru, aktivitas penelitian tersebut menunjukkan bahwa
siswa dan hasil belajar siswa juga dengan menerapkan model Problem Based
disebabkan oleh penerapan model Problem Learning dapat meningkatkan aktivitas
Based Learning yang menuntut siswa guru dan aktivitas siswa, dimana secara
menyelesaikan masalah melalui metode- bersamaan juga terjadi peningkatan
metode ilmiah sehingga memudahkan terhadap hasil belajar maupun ketuntasan
siswa dalam pemaham konsep dan belajar klasikal siswa.
mengaktifkan aktivitas siswa, hal ini sesuai
dengan pernyataan Moffit (2002) dalam PENUTUP
Rusman (2014) bahwa problem based Simpulan
learning merupakan suatu pendekatan Penerapan model Problem Based
pembelajaran yang menggunakan masalah Learning pada materi fotosintesis di kelas
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi VIIIA SMPN 2 Lebong Utara dapat
siswa untuk belajar sehingga siswa lebih meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas
memahami konsep yang diajarkan lantaran siswa, dimana pada siklus I rerata skor 27
peserta didik sendirilah yang menemukan mengalami peningkatan pada siklus II
konsep tersebut, melibatkan siswa secara dengan rerata skor 29. Sedangkan untuk
aktif dalam memecahkan masalah dan aktivitas siswa pada siklus I rerata skor 25,5
menuntut keterampilan berpikir siswa yang mengalami peningkatan pada siklus II
lebih tinggi. Hal ini menyebabkan dengan rerata skor 29.
pengetahuan tertanam berdasarkan skema Penerapan model Problem Based
yang dimiliki oleh siswa, sehingga Learning pada materi fotosintesis di kelas
pembelajaran lebih bermakna. VIIIA SMPN 2 Lebong Utara dapat
Selain itu hal ini juga sesuai dengan meningkatkan hasil belajar siswa dimana
penelitian yang telah dilakukan oleh pada siklus I persentase ketuntasan belajar
Suryono (2015) yang menyatakan bahwa klasikal siswa 65% mengalami peningkatan
dengan penerapan model pembelajaran pada siklus II menjadi 85%.
berbasis masalah dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi sistem pernapasan Saran
pada manusia kelas XI IPA4 SMAN 1 Kota Bagi guru sebaiknya dalam
Bengkulu dengan ketuntasan klasikal melakukan proses pembelajaran biologi
74,2% menjadi 87,09%. Hal ini juga serupa dapat menggunakan model Problem Based
yang dilakukan oleh Hidayah (2014) bahwa Learning sebagai alternatif dalam mengajar
model Problem Based Learning pada sebagai salah satu upaya untuk
materi sistem pencernaan manusia di kelas meningkatkan aktivitas siswa dan hasil
VIII-1 SMPN 2 Sawang dapat meningkatkan belajar siswa.
ketuntasan hasil belajar peserta didik pada
siklus I sebanyak 66,67% meningkat

6
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 2(2): 1-7 (2018) e-ISSN 2598-9669

DAFTAR PUSTAKA
Ahmar, Dap. 2012. Belajar dan Pembelajaran Suryono, E. 2015. Penerapan Model
(eprints.uny.ac.id/ diakses 6 April 2018). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Arikunto. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Siswa Kelas XI IPA4 SMAN 1 Kota
Bengkulu. Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Dimyati dan Mujiono. 2013. Belajar dan Bengkulu: UNIB.
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Wisudawati, A. W. & Sulistyowati, E. 2014.
Hidayah. 2014. Penerapan Model Problem Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:
Based Learning (PBL) Pada Materi Sistem PT Bumi Aksara.
Pencernaan Manusia Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik
Di Kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Sawang
Kabupaten Aceh Selatan, 13 (1) :299-306
(http://etd.unsyiah.ac.id diakses 1
November 2017).

Kemendikbud. 2014. Permendikbud No. 58


Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013
SekolahMenengahPertama/Madrasah
Tsanawiyah. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Kurniawan, D. E. 2013. Penerapan Model


Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan
Pendekatan Saintifik Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi
Sistem Pernapasan Pada Siswa Kelas VIIIE
SMPN 2 Kota Bengkulu. Skripsi Tidak
Dipublikasi. Bengkulu: UNIB.

Krida, Abi. 2012. Proses Pembelajaran.


(eprints.uny.ac.id/ diakses 18 april 2018)

Putra, S. R. 2013. Desain Belajar Mengajar


Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva
Press.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran


Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.

Sari, R. A. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk


Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta: PT
Bumi Aksara.

Sudaryono. 2013. Pengembangan Instrumen


Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai