A. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status
suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan
1. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaankeadaan nyata sekarang (sementara
berlangsung)
2. Penelitian deskriptif sebagai kegiatan meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau jawaban
pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan
3. Penelitian deskriptif tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal yang sementara terjadi, dan hanya dapat
mengukur apa yang ada(exists)
Alasan
Pekerjaan orangtua
Pendapat
Minat
Prestasi
Tujuan
Penelitian yang digunakan untuk mengukur gejala yang ada tanpa menyelediki kenapa gejala tersebut ada.
Penelitian yang ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi
Kegunaan
Dapat digunakan secara luas, segala bidang, dan berbagai masalah Banyak memberikansumbangan kepada IPTEK
melalui pemberian informasi mutakhir Dapat membantu mengidentifikasi faktorfaktor yang berguna Dapat
mengambarkan keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu
a. Untuk mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar jumlahnya
b. Lebih mengutamakan pada penentuan informasi tentang variabel daripada informasi tentang individu
c. Digunakan untuk mengukur gejala yang ada tanpa menyelediki kenapa gejala tersebut ada.
Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa merupakan jawaban sementara yang masih praduga untuk suatu masalah. Dalam hal ini
untuk membuktikan keberaran hipotesa, maka perlu dilakukan sebuah penelitian lebih lanjut. Dalam membuat
hipotesa yang baik diperlukan beberapa rumusan kriteria yang diantaranya berupa:
Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang kuat dibandingkan dengan hipotesa rivalnya.
Dalam membuat hipotesa, juga diperlukan format yang baik, diantaranya adalah tentang pernyataan "jika-maka",
hipotesis nol dan alternatif, serta hipotesa directional dan non directional.
Contoh :
B. Penelitian Komparatif
A. Perumusan Masalah
Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk
membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan
kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu
atau dalam waktu yang berbeda.
Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban
secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya
suatu fenomena tertentu.
Jadi peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau
lebih dari suatu variabel tertentu
Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti
berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir tentu.
Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.
Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang
ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
Rumusan masalah yang digunakan adalah rumusan masalah komparatif. Rumusan masalah komparatif adalah
rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda atau waktu yang berbeda.
Pada kerangka teori penelitian komparatif menggunakan kerangka teori yang besifat deduktif. Dimana, kerangka
tersebut memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data
yang akan diterangkan.
Hipotesis pada penelitian komparatif menggunakan hipotesis komparatif. Hipotesis komparatif adalah merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif, pada rumusan ini variabelnya sama tapi populasi atau
sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
Metode eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak memungkinkan untuk dilakukan
Penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor – faktor yang penting untuk mempelajari
hubungan sebab akibat secara langsung
Pengontrolan terhadap seluruh variabel ( kecuali variabel bebas ) sangat tidak realistis dan terlalu dibuat – buat, serta
mencegah interaksi secara normal dengan variabel – variabel lain yang berpengaruh
Pengontrolan di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian dianggap tidak praktis, mahal, atau secara etika
dipertanyakan
a. Metode komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal bila metode eksperimental tidak
memungkinkan untuk dilakukan.
b. Penelitian komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai hakikat fenomena : apa sesuai
dengan apa, dibawah kondisi apa, dalam urutan dan pola apa, dan seterusnya.
c. Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan fitur-fitur secara parsial, dalam beberapa
tahun belakangan, studi ini lebih banyak dipertahankan.
Disamping kelebihan diatas, penelitian kausal komparatif juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
a. Kelemahan utama desain penelitian komparatif adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.
b. Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara aktual termasuk diantara banyak faktor
dibawah penelitian.
c. Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil, tapi merupakan kombinasi dan interaksi
dari berbagai faktor yang berkaitan dibawah kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang ditentukan.
d. Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga dari satu penyebab dalam suatu kejadian
dan dari penyebab lain dari kejadian yang lain.
e. Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap, penentuan mana penyebab dan mana akibat mungkin sulit
f. Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus mempunyai implikasi hubungan sebab-
akibat.
g. Pengklasifikasian subyek kedalam kelompok dikotomi (seperti kelompok berprestasi dan kelompok tidak
berprestasi) untuk tujuan perbandingan, penuh dengan masalah karena kategori ini adalah samar, berubah-ubah,
dan bersifat sementara
h. Studi perbandingan dalam suatu situasi yang alamiah tidak memungkinkan pemilihan subyek penelitian yang
terkontrol.
1. Penentuan masalah penelitian, dalam perumusan masalah penelitian atau pertanyaan penelitian, kita berspekulasi
dengan penyebab fenomena berdasarkan penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan.
3. Pemilihan kelompok pembanding, dengan mempertimbangkan karakteristik atau pengalaman yang membedakan
kelompok harus jelas dan didefinisikan secara operasional (masing-masing kelompok mewakili populasi yang
berbeda). Mengontrol variabel ekstra untuk membantu menjamin kesamaan kedua kelompok.
4. Pengumpulan data, dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang memenuhi persyaratan validitas dan
reliabilitas.
5. Analisis data, dimulai dengan analisis statistik deskriptif menghitung rata-rata dan simpangan baku. Selanjutnya
dilakukan analisis yang mendalam dengan statistik inferensial.
Menurut Gay desain dasar penelitian komparatif adalah sangat sederhana dan
Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test.
Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel.
Permasalahan :
Kompetensi yang dimiliki oleh awak kapal sangat mempengaruhi kinerja yang dilakukan. Apabila kompetensi yang
dimiliki awak kapal rendah atau kurang baik maka hasil kerja dari kegiatan latihan/ Drill dikapal MT. Oracle perlu
dibuktikan kembali keefektifannya.
Untuk meningkatkan kualitas pelaut Indonesia maka Pemerintah harus meningkatkan fasilitas baik Dosen yang
berpengalaman dan fasilitas pendidikan
Pokok Masalah :
1. Program Latihan/ Drill di kapal MT. Oracle belum maximal dalam meningkatkan kinerja Crew kapal
2. Sedikit Crew kapal yang serius mau mengikuti Latihan/ Drill dikapal sehingga pemahaman menjadi kurang
Contoh Judul :
PERBEDAAN KINERJA CREW KAPAL YANG MEMPUNYAI KOMPETENSI DIKAPAL DENGAN LATIHAN/ DRILL RUTIN YANG
DILAKSANAKAN DI KAPAL MT. ORACLE
Variabel bebas :
Variabel terikat :
A.Latar Belakang
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah penikiran kritis
(kritikal thinking) penelitian meliputi pemberian definisi dari redevinisi terhadap masalah, memformulasikan
hipotesis / jawaban sementara, membuat kumpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati
atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah cocok dengan hipotesis. (Woody, 1927)
Penelitian juga bertujuan untuk mengubah kesimpulan kesimpulan yang telah diterima, ataupun mengubah dalil-
dalil dengan adanya aplikasi baru dari dalil-dalil tersebut. Ketika hendak melakukan penelitian, biasanya seorang
peneliti dihadapkan kepada pilihan mengenai metode apa yang akan digunakan. Pilihan mana yang akan diambil
oleh peneliti yang bersangkutan sering ditentukan oleh sikap peneliti terhadap jenis-jenis metode untuk melakukan
penelitian, seseorang dapat memilih jenis-jenis metode sesuai dengan masalah, tujuan penelitian dan kerangka
pemikiran yang dirancang.
Di dalam dunia pendidikan di kenal pula studi tentang penelitian pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar dalam
penelitian pendidikan kelak diharapkan menggunakan metode yang tepat dan efektif untuk mengolah data. Lebih
lagi, sebagai mahasiswa, kita harus mengetahui dan memahami tentang beberapa metode penelitian yang ada.
Terdapat dua jenis penelitian yakni, penelitian kualitatif dan kuantitatif. Menurut Emzir (2010: 2) penelitian kualitatif
adalah deskriptif dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka.
Sedangkan, penelitian kuantitatif adalah analisis statistik dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk yang
dapat dihitung (numeric).
Pada penelitian kuantitatif terdapat beberapa jenis penelitian. Subana dan Sudrajat (2009: 26) menyatakan bahwa
penelitian kuantitatif terbagi menjadi penelitian eksperimen, deskriptif korelasional, evaluasi dan kausal komperatif.
Penelitian kausal komperatif sering sukar dibedakan dengan penelitian korelasional. Emzir (2010: 120)
mengemukakan penelitian korelasional dan kausal komparatif sukar dibedakan karena kedua penelitian ini
mempunyai manipulasi dan hal yang sama mengenai interpretasi hasil. Akan tetapi, terdapat pula perbedaan antara
keduanya. Studi kausal komperatif biasanya melibatkan dua atau lebih kelompok dan satu variabel bebas. Lebih lagi,
studi ini melibatkan perbandingan Sementara itu, studi korelasional melibatkan korelasi. Untuk itu di dalam makalah
ini pemakalah berusaha menjelaskan tentang pengertian, tujuan, ciri-ciri, keunggulan dan kekurangan, contoh dan
langkah-langkah penelitian kausal komperatif
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Studi kausal-komperatif adalah suatau penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan skema hubungan dan
pengaruh yang lebih dalam dari dua tau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti. Penelitian ini ditujukan
untuk menentukan penyebab atau alasan adanya perbedaan prilaku atau status kelompok indifidual. Studi kausal-
komperatif ini merupakan tindak lanjut dari studi korelasional. Jika studi korelasional menggambarkan derajat
hubungan antara dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti, maka studi kausal-komperatif
menggambarkan sedemikian rupa hubungan sebab akibat ( sumanto, 1995:107)
Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek
penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab-akibatnya
(Marzuki, 1999:122). Sementara itu, menurut Kerlinger (dikutip Emzir, 2010:119) penelitian kausal komparatif
(causal comparative research) yang disebut juga penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis
di mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari variabel tersebut telah
terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi.
Kemudian, Gay (dikutip Emzir, 2010:119) mengemukakan bahwa studi kausal komparatif atau ex post facto adalah
penelitian yang berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau
status dalam kelompok individu. Dengan kata lain, penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan
untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor
yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah memulai
dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat
dari perbedaan tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas, sebagian ahli menyebutkan ex post facto (bahasa latin ‘setelah fakta’) karena
peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, melainkan langsung melihat hasilnya. Dari hasil yang diperoleh tersebut
peneliti mencoba mencari sebab-sebab terjadinya peristiwa itu (Subana dan Sudrajat, 2009:42).
Dalam bidang pendidikan penelitian kausal komparatif ini tepat digunakan apabila penelitian ditujukan untuk
mengetahui hubungan sebab akibat dan pengaruh antara dua variable. Nilai penelitian kausal komparatif terletak
pada upaya menggambarkan hubungan sebab akibat dan pengaruh tertentu berdasarkan kerangka teori pendidikan
tertentu. Contohnya penelitian pengaruh tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa dapat
menggunakan metode ini.
Tujuan dari Metode Penelitian Kausal Komparatif
Tujuan penelitian kausal-komperatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara :
berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin terjadi penyebab melalui
data tertentu. Hal ini berlainan degan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam
kondisi yang dikontrol.
Penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang
dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variable”) dan
menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan
maknanya.
Menurur Emzir (2010:125) penelitian kausal komparatif dilakukan dalam lima tahap yakni, (1) merumuskan masalah,
(2) menentukan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti, (3) pemilihan kelompok pembanding, (4)
pengumpulan data, dan (5) analisis data.
(1) Penelitian mengenai faktor-faktor yang menjadi ciri-ciri pribadi yang gampang dan tidak gampang mendapat
kecelakaan dengan menggunakan data yang berwujud catatan –catatan yang ada pada perusahaan asuransi.
(2) Mencari pola tingkah laku dan prestasi kerja yang berkaitan dengan perbedaan umur pada waktu masuk kerja,
dengan cara menggunakan data deskriptif mengenai tingkah laku dan skor test prestasi kerja yang terkumpul pada
saat naik kapal
(3) Penelitian untuk menentukan ciri-ciri crew kapal MT. Oracle yang efektif dengan mempergunakan data yang
berupa catatan mengenai pengalaman pekerjaan selengkap mungkin.
(4) Misalnya seorang Perwira di kapal MT. Oracle berbicara mewajibkan memakai Bahasa Inggris dikapal MT. Oracle
dikarenakan kapal tersebut berbendera Singapore. Diketahui ternyata ada lancar dan ada yang tidak, khususnya
dalam menggunakan Bahasa Inggris, padahal mereka padahal sehari- hari dikapal menggunakan bahasa Indonesia.
Dapat digunakan judul “Pengaruh Bahasa Ibu, Lingkungan di Kerja, dan Pelajaran Bahasa Inggris di Kapal terhadap
kinerja di kapal
Identifikasi masalah:
Penelitian beranggapan bahwa ada hubungan kausal antara ketiga faktor pada judul diatas terhadap kemahiran
berbicara, Bahasa Inggris berpengaruh terhadap kinerja
Variabel bebas :
Bahasa ibu
Rumusan Masalah: “Apakah faktor-faktor bahasa ibu, lingkungan kerja di kapal dan Bahasa Inggris berpengaruh
terhadap kemampuan berbicara
Hipotesis :
“faktor-faktor bahasa ibu, lingkungan di kapal, dan Berbicara Bahasa Inggris di kapal dikapal MT. Oracle
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja di kapal
1. Metode kausal-komperatif adalah baik untuk keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu eksperimental, tak
dapat digunakan:
Apabila tidak selalu mengkin untuk memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang perlu untuk
menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung.
Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistik dan dibuat-buat, yang
mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh
Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian dalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang
dari segi etika diragukan/dipertanyakan.
2. Studi kausal-komperatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang
dipersoalkan: apa yang sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan sejanis
dengan itu.
3. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan ddengan kontrol parsial, pada akhir-
akhir ini telah membuat studi kausal-komperatif itu lebih dapat dipertanggung jawabkan.
1. Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Dalam batas-
batas pemilihan yang dapat dilakukan, penelitian harus mengambil fakta-fakta yang dijumpainya tanpa kesempatan
untuk mengatur kondisi-kondisinya atau memanipulasikan variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang
dijumpainya itu. Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti harus mempertimbangkan segala alasan
yang mungkin ada atau hipotesis-hipotesis saingan yang mungkin diajukan yang mungkin mempengaruhi hasil-hasil
yang dicapai. Sejauh peneliti dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpilannya terhadap alternatif-alternatif
lain itu, dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat.
2. Adalah sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup
dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
3. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai
faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek nyang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.
4. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh
sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
5. Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sukar untuk menentukan mana yang
sebab dan mana yang akibat.
6. Kenyataan bahwa dua, atau lebih, faktor saling berhungan tidaklaj mesti memberi implikasi adanya hubungan
sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah karena faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak
diketahui atau tidak terobservasi.
7. Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya golongan pandai dan golongan bodoh) untuk
tujuan perbandingan, menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori semacam itu sifatnya kabur,
bervariasi, dan tidak mantap. Seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna
8. Studi komperatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara terkontrol. Menempatkan
kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada
variabel bebas adalah sangat sukar.
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN STUDY KASUS
). Kelebihan Studi Kasus
a) Studi kasus mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik,unik dan hal-hal yang amat mendetail
yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi kasus mampu mengungkap makna di balik
fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural.
b) Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual,tetapi juga memberi nuansa,suasana kebatinan dan
pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh
penelitian kuantitatif yang sangat ketat.
Dari kacamata penelitian kualitatif,studi kasus di persoalkan dari segi validitas,reliabilitas dan
generalilsasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik dan kualitatif tidak dapat diukur dengan
parameter yang digunakan dalam penelitian kuantitatif,yang bertujuan untuk mencari
generalisasi.
Fleksibilitas. Pendekatan studi kasus biasanya lebih fleksibel karena disainnya memang ditujukan untuk
mengeksplorasi suatu permasalahan. Berbeda dengan pendekatan yang didisain dengan keinginan untuk
menguji suatu teori atau hipotesa, dengan sifat eksploratif studi kasus, memungkinkan si peneliti untuk
lebih fleksibel menyesuaikan arah penelitiannya sesuai dengan perkembangan kegiatan penelitiannya.
Tambahan pula, karena formatnya yang lebih longkar, hal ini memungkinkan peneliti untuk memulai
penelitiannya dengan issu-issu atau pertanyaan umum kemudian mengerucut kepada persoalan-
persoalan khusus bersamaan dengan perjalanan pelaksanaan penelitiannya itu sendiri.
Penekanan pada pemahaman konteks. Usaha mencari tahu melalui studi kasus pendalaman pemahaman
mengenai persoalan atau kelompok orang tertentu. Ini mengarahkan pada terkumpulkanya informasi
yang rinci atau detail tentang persoalan atau kelompok orang yang menjadi focus kajian. Luaran dari studi
seperti ini adalah apa yang disebut thick description yakni deskripsi mendalam tentang suatu persoalan
atau kelompok orang dan segala konteks terkait permasalahan atau kelompok orang tersebut.
1. Studi kasus seringkali dipandang kurang ilmiah atau pseudo-scientific karena pengukurannya bersifat
subjectif atau tidak bisa dikuantifisir. Dalam hal ini, kritik ini juga mempertanyakan validitas dari hasil
penelitian studi kasus.
2. Karena masalah interpretasi subjektif pada pengumpulan dan analisa data studi kasus, maka mengerjakan
pekerjaan ini relative lebih sulit dari penelitian kuantitatif.
3. Masalah generalisasi. Karena skupa penelitian baik issu maupun jumlah orang yang menjadi target kajian
studi kasus sangat kecil, kemampuan generalisasi dari temuan pada studi kasus adalah rendah.
4. Karena lebih bersifat deskriftif, studi kasus juga dianggap kurang memberi sumbangan pada persoalan-
persoalan praktis mengatasi suatu masalah.
5. Biaya penyelenggaraan yang relative mahal. Karena kedalaman ibformasi yang digali pada studi kasus,
maka luangan waktu dan fikiran untuk mengerjakan studi kasus jauh lebih banyak daripada studi dengan
skala yang besar, tetapi hanya melingkupi data yang terbatas. Untuk hal ini, sebagian orang menganggap
bahwa studi kasus lebih mahal dari pada penelitian-penelitian kuantitatif.
Secara garis besar penelitian dapat dilakukan dari hal yang sifatnya ‘pasif’ hanya meneliti suatu
obyek yang ada di suatu kancah sampai dengan jenis penelitian yang menuntut peneliti untuk
melakukan sesuatu. Dalam suatu penelitian, utamanya pada saat memperoleh informan, peneliti
harus hati-hati, secara tidak langsung menunjuk satu orang yang dianggap memahami
permasalahn, tetapi mata dan telinga harus dibuka lebar – lebar , sehingga menemukan subyek
yang memang paling tahu variable yang diteliti.
Oleh karena itu seorang peneliti membutuhkan studi kasus untuk suatu metode penelitian
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
III. PEMBAHASAN
Ada beberapa deskripsi menegenai makna dari pengertian studi kasus, Bila kita melakukan
penelitian yang terinci tentang seseorang (individu) atau sesuatu unit sosial selama kurun waktu
tertentu, kita melakukan apa yang disebut studi kasus. Metode ini akan melibatkan kita dalam
penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan yang menyeluruh terhadap perilaku seorang
individu.[1] Di samping itu, studi kasus juga dapat mengantarkan peneliti memasuki unit-unit sosial
terkecil seperti perhimpunan, kelompok, keluarga, dan berbagai bentuk unit sosial lainnya. Jadi,
studi kasus, dalam khazanah metodologi, dikenal sebagai suatu studi yang bersifat komprehensif,
intens, rinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menelaah masalah-masalah atau
fenomena yang bersifat kontemporer, kekinian.
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu
latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu .
Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan
memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. SementaraYin (1987)
memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs,
dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji
unit atau individu secara mendalarn.
Sebuah definisi dengan bersifat teknis sehingga sangat membantu tentang studi kasus diberikan
oleh Robert Yin (1996), yang menyebutkan bahwa studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang:
menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata, bilamana; batas-batas antara fenomena dan
konteks tak tampak dengan tegas; dan di mana: multi sumber bukti dimanfaatkan.[2]
Jadi secara garis besar pengertian dari Studi Kasus merupakan strategi penelitian dimana
didalamnya peneliti menyeliki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau
sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasioleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan
informasisecara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan
waktu yang telah ditentukan (Stake, 1995).[3]
1. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu
dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuni perkembangan organisasinya. Studi mi sening
kunang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kunang mencukupi untuk
dikerjakan secara minimal.
2. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalul observasi peran-
senta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi
tertentu.. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat
tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
3. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu onang dengan maksud
mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah
hiclup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga
sekarang. masa remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
4. Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study)
yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya
pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi.
Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa
atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah
dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-
temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
f. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat
kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik
pada anak-anak yang sedang belajar menggambar. [4]
C. Langkah – Langkah Studi Kasus
1. Mengenali Gejala
Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah mengamati adanya suatu gejala, gejala itu mungkin
ditemukan atau diperoleh dengan beberapa cara yaitu :
a. Konselor sekolah menemukan sendiri gejala itu pada siswa yang mempunyai masalah.
b. Guru mata pelajaran memberikan informasi adanya siswa yang bermasalah kepada Konselor
sekolah.
c. Wali kelas meminta bantuan Konselor sekolah untuk menangani seseorang siswa yang
bermasalah berdasarkan informasi yang diterimanya dari pihak lain, seperti siswa, para guru
ataupun pihak tata usaha.
2. Mendiskripsikan Kasus
Setelah gejala itu dipahami oleh Konselor sekolah, kemudian dibuatkan deskripsi kasusnya secara
objektif, sederhana, tetapi cukup jelas.
Setelah deskripsinya dibuat, yang dipelajari lebih lanjut adalah aspek ataupun bidang-bidang
masalah yang mungkin dapat ditemukan dalam deskripsi itu. Kemudian ditentukan jenis
masalahnya, apakah menyangkut masalah pribadi, sosial, belajar, karier, kehidupan berkarya atau
kehidupan beragama.
Jenis masalah yang sudah dikelompokkkan itu dijabarkan dengan cara mengembangkan ide-ide
atau konsep-konsep menjadi lebih rinci, agar lebih mudah memahami permasalahannya secara
cermat. Adanya jabaran masalah yang lebih terrinci itu dapat membantu Konselor sekolah untuk
membuat perkiraan kemungkinan sumber penyebab masalah itu muncul.
5. Memperkirakan sebab
Perkiraan kemungkinan sumber penyebab, akan membantu kita menjelajahi jenis informasi yang
dikumpulkan, sumber informasi yang perlu dikumpulkan, dan teknik atau alat yang digunakan dalam
pengumpulan informasi atau data. Langkah pengumpulan data itu terutama melihat jenis informasi
atau data yang diperlukan seperti kemampuan akademik, sikap atau kepribadian, bakat, minat. Data
ini bisa didapat melalui teknik tes maupun nontes,
Selanjutnya dibuat perkiraan kemungkinan akibat yang timbul apabila kasus itu tidak ditangani dan
jenis bantuan yang dapat diberikan merupakan langkah penting, agar kita dapat menjajaki
kemungkinan memberikan bantuan. Apakah bantuan langsung ditangani oleh Konselor sekolah atau
perlu konferensi kasus ataupun alih tangan kasus.
6. Memberikan Bantuan
Dengan berakhirnya pengumpulan data maka langkah yang selanjutnya akan diambil oleh peneliti
adalah melakukan kegiatan konseling atau pemberian bantuan (terapi). Dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan jenis masalah.
7. Kegiatan Evaluasi
Kegiatan evaluasi adalah merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dimaksudkan
untuk menilai seberapa jauh keefektifan penerapan teori konseling dalam mengatasi kasus yang
dialami oleh siswa atau konseli.
Langkah follow-up atau tindak lanjut adalah langkah yang akan diambil, apabila dalam penanganan
kasus masih belum tercapai hasil yang maksimal dan belum mengalami perubahan yang berarti.
Langkah ini dilakukan apabila peneliti dan konselor tidak mampu menangani masalahnya atau
permasalahan siswa memiliki rentetan dan komplikasi dengan masalah yang lainnya.
Terhadap kasus yang telah dicapai adanya perubahan yang signifikan, maka ada upaya untuk terus
mempoertahankan hasil tersebut, yang selanjutnya perlu untuk ditingkatkan pencapaian hasilnya
yang lebih baik. Pada kasus yang tidak mampu atau diluar kewenangan Konselor sekolah, maka
diadakan konferensi kasus atau alih tangan kasus kepada tenaga- tenaga ahli yang kompeten
terhadap kasus siswa atau konseling.[5]
3. Cara yang tepat untuk mengeksplorasi fenomena yang belu secara detail diteliti
4. Informasi yang dihasilkan dalam studi kasus dapat sangat bermanfaat dalam menghasilkan
hipotesis yang diuji lebih ketat, rinci, dan seteliti mungkin pada penelitian berikutnya
5. Studi kasus yang bagus (well designed) merupakan sumber informasi deskriotif yang baik dan
dapat digunakan sebagai bukti untuk suatu pengembangan teori atau menyanggah teori.[6]
1. Studi kasus seringkali dipandang kurang ilmiah atau pseudo-scientific karena pengukurannya
bersifat subjectif atau tidak bisa dikuantifisir. Dalam hal ini, kritik ini juga mempertanyakan validitas
dari hasil penelitian studi kasus.
2. Karena masalah interpretasi subjektif pada pengumpulan dan analisa data studi kasus, maka
mengerjakan pekerjaan ini relative lebih sulit dari penelitian kuantitatif.
3. Masalah generalisasi. Karena skupa penelitian baik issu maupun jumlah orang yang menjadi
target kajian studi kasus sangat kecil, kemampuan generalisasi dari temuan pada studi kasus
adalah rendah.
4. Karena lebih bersifat deskriftif, studi kasus juga dianggap kurang memberi sumbangan pada
persoalan-persoalan praktis mengatasi suatu masalah.
5. Biaya penyelenggaraan yang relative mahal. Karena kedalaman ibformasi yang digali pada
studi kasus, maka luangan waktu dan fikiran untuk mengerjakan studi kasus jauh lebih banyak
daripada studi dengan skala yang besar, tetapi hanya melingkupi data yang terbatas. Untuk hal ini,
sebagian orang menganggap bahwa studi kasus lebih mahal dari pada penelitian-penelitian
kuantitatif.
6. Karena fleksibilitas disain studi kasus, ini memungkinkan peneliti untuk beralih focus studi ke
rah yang tidak seharusnya.[7]
Makalah PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF (Causal-
Comparative Research)
Selasa, Februari 28, 2012 Rahardyan Poernomo 12 comments
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di dalam dunia pendidikan dikenal pula studi tentang penelitian pendidikan. Hal ini
dimaksudkan agar dalam penelitian pendidikan kelak diharapkan menggunakan metode yang tepat
dan efektif untuk mengolah data. Lebih lagi, sebagai mahasiswa, kita harus mengetahui dan
memahami tentang beberapa metode penelitian yang ada. Terdapat dua jenis penelitian yakni,
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Menurut Emzir, penelitian kualitatif adalah deskriptif dan data
yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka.
Sedangkan penelitian kuantitatif adalah analisis statistik dan data yang dikumpulkan lebih
mengambil bentuk yang dapat dihitung (numeric). [1]
Pada penelitian kuantitatif terdapat beberapa jenis penelitian. Subana dan Sudrajat
menyatakan bahwa penelitian kuantitatif terbagi menjadi penelitian eksperimen, deskriptif
korelasional, evaluasi dan kausal komperatif. Penelitian kausal komperatif sering sukar dibedakan
dengan penelitian korelasional. [2]
Emzir, mengemukakan penelitian korelasional dan kausal komparatif sukar dibedakan karena
kedua penelitian ini mempunyai manipulasi dan hal yang sama mengenai interpretasi hasil. Akan
tetapi, terdapat pula perbedaan antara keduanya. Studi kausal komperatif biasanya melibatkan dua
atau lebih kelompok dan satu variabel bebas. Lebih lagi, studi ini melibatkan perbandingan
Sementara itu, studi korelasional melibatkan korelasi. [3] Untuk itu di dalam makalah ini pemakalah
berusaha menjelaskan tentang pengertian, tujuan, ciri-ciri, keunggulan, contoh dan langkah-langkah
dari Penelitian Kausal Komperatif.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4. Manfaat
Makalah ini di samping memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian juga diharapkan
dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoritis, hasil makalah ini bermanfaat
pada kajian metodologi penelitian pendidikan (education research). Secara praktis, makalah ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi para pembaca.
B. PEMBAHASAN
Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu
variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan
hubungan sebab-akibatnya. [4]
Sementara itu, menurut Kerlinger sebagaimana dikutip Emzir, menyatakan bahwa penelitian
kausal komparatif (causal comparative research) yang disebut juga penelitian ex post facto adalah
penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara
langsung karena keberadaan dari variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada
dasarnya tidak dapat dimanipulasi. [5]
Kemudian, Gay yang juga dikutif Emzir, mengemukakan bahwa studi kausal komparatif atau
ex post facto adalah penelitian yang berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk
keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok individu.[6] Dengan kata lain,
penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-
akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi
penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah
memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin
menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas, sebagian ahli menyebutkan ex post facto (bahasa latin
‘setelah fakta’) karena peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, melainkan langsung melihat
hasilnya. Dari hasil yang diperoleh tersebut peneliti mencoba mencari sebab-sebab terjadinya
peristiwa itu. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-
akibat berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada, dan mencari kembali fakta yang
mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. [7]
Bila digambarkan maka penelitian kausal komparatif dapat dilihat seperti berikut:
1) Metode kausal komparatif adalah suatu penelitian yang baik untuk berbagai keadaan kalau
metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan ketika:
a) Apabila tidak memungkinkan untuk memilih, mengontrol dan memanipulasikan faktor-faktor yang
perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung.
b) Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistis dan
dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.
c) Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal,
atau dipandang dari segi etika diragukan/ dipertanyakan.
2) Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala
yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang
bagaimana dan yang sejenis dengan itu.
3) Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial,
pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu lebih dapat dipertanggung jawabkan.
1) Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel
bebas. Dalam batas-batas pemilihan yang dapat dilakukan, peneliti harus mengambil fakta-fakta
yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kondisi-kondisinya atau memanipulasikan
variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang dijumpainya itu. Untuk dapat mencapai
kesimpulan yang sehat, peneliti harus mempertimbangkan segala alasan yang mungkin ada atau
hipotesis-hipotesis saingan yang mungkin diajukan yang dimungkinkan mempengaruhi hasil-hasil
yang dicapai. Sejauh peneliti dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap
alternatif-alternatif lain itu, dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat.
2) Sulit untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar
tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
3) Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi
antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan,
menyebabkan masalah menjadi sangat kompleks.
4) Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula
disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
5) Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sulit untuk menentukan
mana yang sebab dan mana yang akibat.
6) Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor saling berhubungan tidaklah selalu memberi implikasi
adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah karena faktor-faktor tersebut
berkaitan dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terobservasi.
8) Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara terkontrol.
Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali
dalam hal dihadapkannya pada kepada variabel bebas adalah sangat sulit.
Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian
yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai
“dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk
mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya dan cenderung mengandalkan data
kuantitatif. [10]
4. Prosedur Penelitian Kausal Komparatif
Menurur Emzir (2010:125) penelitian kausal komparatif dilakukan dalam lima tahap yakni, (1)
merumuskan masalah, (2) menentukan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti, (3)
pemilihan kelompok pembanding, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data. Sementara itu,
terdapat pula langkah-langkah pokok dalam studi kausal komparatif sebagai berikut.
a. Mendefinisikan masalah
c. Merumuskan hipotesis-hipotesis
g. Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.
h. Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang jelas, sesuai dengan tujuan studi,
dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling hubungan.
i. Memvalidasikan teknik untuk mengumpulkan data itu dan menginterpretasi kan hasilnya dalam
cara yang jelas dan cermat.
Misalnya seorang dosen mata kuliah berbicara mewajibkan mahasiswa tingkat I jurusan bahasa
Indonesia di hadapan teman-temannya. Diketahui ternyata ada yang lancar dan ada yang tidak,
khususnya dalam menggunakan bahasa Indonesia, padahal mereka mahasiswa jurusan bahasa
Indonesia. Dapat digunakan judul “Pengaruh Bahasa Ibu, Lingkungan di Luar Rumah, dan Pelajaran
Bahasa Indonesia di SMA terhadap Kemahiran Berpidato Mahasiswa Tingkat I Jurusan Bahasa
Indonesia”.
Identifikasi masalah:
1) Penelitian beranggapan bahwa ada hubungan kausal antara ketiga faktor pada judul diatas
terhadap kemahiran berpidato. Pelajaran bahasa Indonesia di SMA berpengaruh terhadap
kemahiran.
2) Variabel bebas :
a. Bahasa ibu
4) Rumusan Masalah:
“Apakah faktor-faktor bahasa ibu, lingkungan di luar rumah, dan pelajaran bahasa indonesia di SMA
berpengaruh terhadap kemahiran berpidato”.
5) Hipotesis :
“faktor-faktor bahasa ibu, lingkungan di luar rumah, dan pelajaran bahasa Indonesia di SMA
berpengaruh secara signifikan terhadap kemahiran berpidato mahasiswa Jurusan Bahasa
Indonesia.
6. Kesimpulan
2) Penelitian causal comparative merupakan kegiatan peneliian yang berusaha mencari informasi
tentang mengapa terjadi hubungan sebab akibat, dan peneliti berusaha melacak kembali hubungan
tersebut.
a) Mengidentifikai adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode Ex-
pasatfacto.
e) Menentukan kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
f) Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam ini menentukan populasi,
sampel, teknik sampling, menentukkan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data.
C. PENUTUP
Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-
akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi
penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah
memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin
menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat berdasarkan
atas pengamatan terhadap akibat yang ada, dan mencari kembali fakta yang mungkin menjadi
penyebab melalui data tertentu. Penelitian kausal-komparatif memiliki ciri-ciri bersifat ex post facto,
artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu).
Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu
dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan
maknanya dan cenderung mengandalkan data kuantitatif.
Penelitian kausal komparatif dilakukan dalam lima tahap yakni, (1) merumuskan masalah, (2)
menentukan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti, (3) pemilihan kelompok
pembanding, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data. Selanjutnya, dalam penelitian ini juga
terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan jika dibandingkan dengan penelitian lain
Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kausal Komparatif
Ritz mengidentifikasi beberapa kelebihan dan kelemahan penelitian ex post facto.
Kelebihan ex post facto sebagai berikut :
Metode kausal komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal bila metode
eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan :
1. Apabila tidak memungkinkan memilih, mengontrol, dan memanipulasi variabel untuk
studi hubungan sebab akibat (kausal) secara langsung.
2. Apabila pengontrol semua variasi kecuali satu variabel bebas tunggal mungkin
sangat realistik dan artifisial, mencegah interaksi yang normal dengan variabel lain
yang berpengaruh.
3. Apa bila pengontrol secara laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian tidak
praktis, terlalu mahal, atau secara etika dipertanyakan.
Penelitian kausal komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai
hakikat fenomena : apa sesuai, dengan apa, dibawah kondisi apa, dalam urutan dan pola
apa, dan seterusnya.
Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan fitur-fitur secara
parsial (hubungan atau merupakan bagian dari keseluruhan)[8], dalam beberapa tahun
belakangan, studi ini lebih banyak dipertahankan.
Kelemahan utama suatu desain penelitian kausal komparatif adalah tidak adanya kelas
kontrol terhadap variabel bebas di dalam keterbatasan pemilihan, peneliti harus mengambil
fakta sebagaimana ia temukan dengan tidak ada kesempatan untuk mengatur kondisi atau
memanifulasi variabel yang memengaruhi fakta di tempat pertama. Untuk memperkaya
kesimpulan, peneliti harus memperhatikan semua kemungkinan alasan yang lain atau
hipotesis yang dapat dipercaya yang dapat diperkirakan untuk hasil yang diperoleh.
Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara aktual termasuk
diantara banyak faktor di bawah penelitian.
Kesulitan bahwa tidak ada faktor yang tunggal yang menyebabkan suatu hasil, tetapi
merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang berkaitan dibawah kondisi
tentu untuk menghasilkan hasil yang di tentukan.
Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga dari satu
penyebab dalam satu kejadian dan dari penyebab yang lain dalam kejadian yang lain.
Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap penentuan mana penyebab dan
mana akibat mungkin sulit.
Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus memiliki
implikasi hubungan sebab –akibat. Semuanya secara sederhana mungkin berhubungan
dengan suatu faktor tambahan yang belum atau tidak dikenal atau tidak teramati.
Pengklasifikasian subjek kedalam kelompok dikotomi (pembagian atas dua kelompok yang
saling bertentangan[9]) seperti kelompok berprestasi dan tidak berprestasi untuk tujuan
perbandingan, penuh dengan masalah, karena masalah seperti ini adalah samar, berubah-
ubah, dan bersifat sementara. Dengan demikian, peneliti tidak akan menghasilkan temuan
yang bermanfaat.
Studi perbandingan dalam situasi yang alamiah tidak memungkinkan pemilihan subjek
penelitian yang terkontrol penempatan kelompok subjek yang ada yang sama dalam semua
hal yang diharapkan untuk penampilan mereka pada suatu variabel adalah sangat sulit.
Dalam perumusan masalah penelitian atau pertanyaan penelitian, kita berspekulasi tentang
penyebab fenomena berdasarkan penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan.
Sebagai contoh, “Siswa sudah mengenyam pendidikan anak usia dini di rumah sebelum
mengikuti pelajaran di kelas 1 SD, akan memiliki skor prestasi belajar yang lebih tinggi
daripada siswa yang tidak mengenyam pendidikan anak usia dini di rumah.
Penentuan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti (siswa yang sudah
mengenyam pendidikan anak usia dini) dapat dilakukan dengan melihat kelompok
homogen terkecil yang memiliki variabel kritis tersebut.
Pemilihan kelompok pembanding, dengan mempertimbangkan karakreristik atau
pengalaman yang membedakan antar kelompok, harus jelas dan dapat diidentifikasikan
secara operasional (masing-masing kelompok mewakili populasi yang berbeda).
Mengontrol variabel ekstra untuk membantu menjamin kesamaan kedua kelompok. Hal ini
dapat dilakukan dengan:
Analisis data dimulai dengan analisis statistik deskriptif menghitung rata-rata dan
simpangan baku. Selanjutnya dilakukan analisis yang lebih mendalam dengan statistik
inferensial.
A (E) (X) 0
Kasus Kelompok Variabel bebas Variabel terikat
(K) 0
Atau
B (E) (X1) 0
(K) (X2) 0
Keterangan :
Desain penelitian kausal komparatif melibatkan pemilihan dua kelompok yang berbeda
pada beberapa variabel bebas dan membandingkan mereka pada beberapa variabel
terikat. tabel diatas mengindikasikan penelitian memilih dua kelompok subjek, tanpa
mengacu pada kelompok eksperimental dan kelompok kontrol secara ketat walaupun
mengacu lebih akurat sebagai kelompok-kelompok perbandingan.
Kedua kelompok mungkin berbeda, satu kelompok memiliki karakteristik yang tidak dimiliki
oleh kelompok yang lain atau satu kelompok memiliki pengalaman yang tidak dimiliki oleh
kelompok yang lain (kasus A).
Kedua, kelompok mungkin berbeda dalam satu tingkatan; satu kelompok memiliki lebih dari
satu karakteristik dari kelompok lain atau kedua kelompok mungkin memiliki perbedaan
jenis pengalaman (kasus B).
Pemilihan dan penentuan kelompok pembanding adalah bagian yang sangat penting dari
prosedur kausal komparatif. Karakteristik atau pengalaman yang berbeda dari kedua
kelompok harus didefinisikan secara jelas dan oprasional, sebagaimana setiap kelompok
mewakili suatu populasi yang berbeda.
Prosedur Kontrol
Menurut Gay dalam Emzir menyatakan bahwa kekurangan randomisasi, manipulasi dan
kontrol yang menjadi karakteristik dari studi eksperimental merupakan kelemahan dari
penelitian kausal komparatif. Randomisasi subjek untuk kelompok, sebagai contoh mungkin
satu-satunya cara untuk mencoba menjamin kesamaan kelompok.
Ini tidak dimungkinkan dalam penelitian kasual koperatif karena kelompok telah ada
sebelumnya, dan selanjutnya ”perlakuan” atau variabel bebas telah diterima atau telah
terjadi.
Sebagai contoh, jika seorang peneliti secara sederhana membandingkan satu kelompok
siswa yang mendapatkan pendidikan pra-sekolah dengan satu kelompok lain yang tidak
mendapatkannya, kesimpulan dapat digambarkan bahwa pendidikan pra sekolah
menghasilkan prestasi belajar membaca lebih baik pada siswa kelas 1 SD. Walau demikian
bagaimana peneliti menyadari situasi tersebut, ia dapat mengontrol variabel ini dengan
hanya mempelajari siswa dari orang tua kaya.
Dengan demikian, kedua kelompok dapat dibandingkan satu yang mendapatkan program
pendidikan pra sekolah , dapat disamakan dengan tingkat pendapatan orang tua, satu
variabel ekstra. Contoh di atas adalah satu ilustrasi dari sejumlah metode statistik dan non
statistik yang dapat digunakan dalam upaya mengontrol variabel ekstra (ekstraneous
variabele).
Statistik yang paling umum digunakan adalah rata-rata (mean), yang mengindikasikan
rata-rata performasi dari suatu kelompok pada suatu pengukuran beberapa variabel
dan simpangan baku (standar deviasi)
Statistik inferensial yang paling umum digunakan adalah
Uji-t 6, yang digunakan untuk melihat apakah terdapat suatu perbedaan yang signifikan
antara rata-rata dari dua kelompok;
Analisis varian atau ANOVA, yang digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata-rata dari tiga tau lebih kelompok;
Uji chi-kuadrat yang digunakan untuk membandingkan frekuensi-frekuensi kelompok, yaitu
untuk melihat apakah suatu kejadian sering mencul dalam suatu kelompok dari kelompok
yang lain.
Interpretasi dari temuan dari suatu penelitian kausal koperatif memerlukan kehati-hatian
yang lebih besar. Hal yang harus dibayar terhadap kekurangan mengenai randomisasi dan
manifulasi dan kontrol jenislain dari karakteristik penelitian eksperimental, adalah kesulitan
untuk menetapkan hubungan sebab akibat dengan tingkat kepercayaan yang besar.
Hubungan sebab akibat mungkin dalam kenyataan atau fakta menjadi kebalikan dari suatu
yang di hipotesiskan (dikatakan sebab mungkin akibat atau sebaliknya) atau mungkin
terdapat faktor ketiga yang merupakan penyebap nyata, dari kedua sebab (variabel bebas)
dan akibat (variabel terikat). Dalam banyak kasus kausalitas terbaik bukanlah alternatif
yang layak dan tidak perlu diperhatikan.
Penelitian korelasi bermaksud mendeteksi seberapa jauh variasi pada suatu faktor
berhubungan dengan variasi atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien
korelasinya
( www.lirikonline.com )
Creswell
Penelitian Korelasional merupakan suatu uji statistik untuk menentukan
kecenderungan atau pola untuk dua atau lebih variabel atau data bervariasi
secara konsisten.
( www.lirikonline.com )
Gay
Penelitian Korelasional merupakan salah satu bagian penelitian ex-posteacto
karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan
langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi.
( https://amanahtp.wordpress.com )
Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik
penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian
eksperimen.
2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
( https://amanahtp.wordpress.com )
Jadi pengertian metode korelasi menurut kelompok kami adalah suatu penelitian
yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (1
variabel bebas dan 1 atau lebih variabel terikat) dalam suatu penelitian atau
objek yang akan diteliti yang bersifat kuantitatif.
Tujuan metode penelitian korelasi
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah
untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan
variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
( https://bintangkecilungu.wordpress.com )
menurut Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasional adalah untuk
menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan
tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah
variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil
belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi
dari perhatian selanjutnya.
( https://bintangkecilungu.wordpress.com )
SIONAL
31 OKTOBER 2010BINTANGKECILUNGU22 KOMENTAR