Anda di halaman 1dari 17

i

PENENTUAN NILAI ATAU GRADE


( Dasar-dasar Perencanaan Evaluasi Pembelajaran )

Oleh

Febri Mulyanti (1513034019)

Dosen Pengampu
Drs. Yarmaidi Bachtiar, M.Si
Dian Utami, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan karunianya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Dasar-dasar Perencanaan Evaluasi
Pembelajaran dengan judul Penentuan Nilai atau Grade beserta permasalahannya.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari peran serta dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak yang berkontribusi sehingga terselesainya makalah ini. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Dasar-dasar
Perencanaan Evaluasi Pembelajaran yang telah membimbing dalam penyusunan
makalah ini.

Selain itu penulis juga berterima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam kegiatan studi serta semua pihak yang telah membantu baik moril maupun
materil dalam proses penyusunan makalah ini. Namun sebagai manusia biasa yang
jauh dari sempurna, sudah tentu tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu,,
kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan
dari makalah ini. Semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat bagi
semua yang membacanya.

Bandar Lampung, Desember 2017

Penulis
iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Makna Grade Hasil Belajar ............................................................ 3
2.2 Mempertimbangkan Keberadaan Individual .................................. 5
2.3 Macam-macam Sistem Grade ........................................................ 6
2.4 Menentukan Sistem Penilaian Akhir .............................................. 9
2.5 Menyelenggarakan Evaluasi Hasil Belajar di Kelas ...................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 13
3.2 Saran ............................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 14
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara periodik pembelajaran siswa dan program intruksional yang telah dilakukan
oleh seorang guru dapat dinilai dengan beberapa cara. Misalnya, diberi pertanyaan
untuk memberikan nilai akhir yang dapat dicapai siswa. diuji dengan tes tertulis
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerima materi yang telah diberikan,
atau dapat juga dijumlah total skor hasil belajar dalam satu semester dan dibagi
dengan jumlah siswa yang mengikuti ujian.

Guru dapat mengajar para siswa tanpa memberikan grade atau skor hasil belajar
mereka. Pada sisi lain, siswa juga bisa belajar tanpa diberi skor atau grade. Skor
atau grade juga tidak menghasilkan peningkatan pengajaran dan juga tidak
meningkatkan pembelajaran pada siswa. Hampir semua guru diminta atasannya,
dalam hal ini kepala sekolah, kepala ranting, kepala cabang, dan kepala wilayah
pendidikaan nasional untuk memberikan keputusan penilaian yang didalamnya
mencakup grade dalam interval yang resmi dan baku.

Apa yang dimaksud dengan grade hasil belajar siswa? Secara definitif, grade is
major division of the intrucional program on school, representing the working of
one school years (Good: 1973). Grade dapat juga diartikan derajat atau angka yang
merupakan bagian program intruksional di sekolah, dan menggambarkan kinerja
siswa dalam periode satu tahun.

Grade berkembang sesuai tuntutan zaman dan tuntutan masyarakat seperti


masyarakat pengusaha, industri, atau lembaga lain yang memerlukan tenaga kerja
tamatan sekolah menengah. Sekitar tahun 1950 sampai tahun 1960 an, dunia
industri memerlukan tamatan dengan nilai 6 dan 7, Tahun 1970 sampai dengan
2

tahun 1990 an semua sekolah harus meluluskan siswanya dengan alasan menjaga
kestabilan nasional, anak yang tidak lulus atau tidak naik, bisa protes mengancam
gurunya. Anak atau siswa pandai maupun bodoh dapat naik kelas. Tahun 2000 an
pemerintah menetapkan nilai 4,25 sebagai batas minimal kelulusan. Tidak ada
latihan ujian dan tidak ada ulangan sebagai persiapan ujian nasional. Hal ini
menimbulkan banyak protes dari orang tua, lembaga dan masyarakat. Itulah
dinamika perkembangan system grade yang ada pada pendidikan nasional di
Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu makna grade hasil belajar?


2. Bagaimana mempertimbangkan keberadaan individul?
3. Berapa macam sitem grade?
4. Bagaimana menentukan sistem penilaian akhir?
5. Bagaimana menyelenggarakan evaluasi hasil belajar di kelas?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui makna grade hasil belajar.


2. Mengetahui cara mempertimbangkan keberadaan individul.
3. Mengetahui macam-macam sitem grade.
4. Mengetahui cara menentukan sistem penilaian akhir.
5. Mengetahui cara menyelenggarakan evaluasi hasil belajar di kelas.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Makna Grade Hasil Belajar

Nilai akhir grade walaupun secara faktual tidak mencerminkan adanya peningkatan
pembelajaran dan pengajaran seperti di atas, keberadaan dan penggunaannya masih
relevan sampai sekarang. Grade atau skor diberikan sebagai simbol yang
merepresentasikan hasil belajar seorang siswa. Di samping itu, grade juga
merupakan simbol yang merefleksikan komunikasi evaluasi sumatif yang diberikan
guru sebagai media komunikasi dan laporan kepada orang tua, kepala sekolah, dan
para stakeholders yang berkepentingan. Apakah grade atau nilai itu? Menurut Good
(1973), “grades sre symbols that represent a value judment concerning the relative
quality of students achievements during specific periods of instruction” atau grade
adalah simbol (angka, huruf, atau kata) yang menggambarkan nilai pertimbangan
yang berkaitan dengan kualitas siswa dalam berprestasi selama periode pengajaran.

Ada beberapa penilaian yang dilakukan oleh seorang guru dengan beberapa cara
seperti :

1. Diberikan pertanyaan untuk memberikan nilai akhir


2. Diuji dengan test tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menerima materi yang telah diberikan
3. Jumlah total skor hasil belajar dalam satu semester dan dibagi dengan
jumlah siswa yang mengikuti ujian

Penentuan grade dengan penilaian skor dari sutau evaluasi setelah beberapa kali
evaluasi, maka skor penilaian merupakan hasil yang dicapai siswa hanya untuk satu
kali evaluasi saja. Jika kemudian, skor penilaian didokumentasikan dan
digabungkan dengan skor evaluasi lain sehingga dapat digunakan untuk
menentukan grade pada akhir semester atau kuarta. Jika grade tersebut diambil dari
4

mata pelajaran yang ada pada setiap semester atau kuartal, maka grade yang ada
digunakan sebagai materi utama laporan hasil belajar atau rapor kepada orang tua
dan juga pada kepala sekolah. Jadi, grade dengan skor penilaian mempunyai
perbedaan, yaitu bahwa skor penilaian mencerminkan satu kali evaluasi, sedangkan
grade merupakan hasil rerata atau gabungan skor yang dicapai pada setiap siswa
dalam mengikuti proses evaluasi pada setiap unit.

Dalam penentuan grade, guru meringkas dan menggabungkan beberapa aspek


pencapaian hasil belajar, misalnya kehadiran; partisipasi di kelas; ketaatan dalam
mengukuti ujian awal; tengah dan akhir masa belajar.

Grade atau nilai akhir memiliki arti yang sangat penting karena nilai akhir tersebut
dapat menentukan apakah siswa dikatakan pandai atau tidak, bisa melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi atau tidak, bahkan grade selalau menjadi bagian integral
yang dipertimbangkan ketika mereka akan bekerja. Grade yang baik menentukan
karier siswa atau prospektif jenjang sekolah atau bahkan beberapa kemungkinan
jabatan terbuka bagi siswa yang bersangkutan.

Orang tua bisa marah besar ketika melihat grade anaknya sebagian besar merah.
Sebaliknya, orang tua akan tersenyum puas dan memuji putra-putrinya ketika hasil
pencapaian belajar mereka mendapat grade yang semuanya bagus. Grade siswa juga
menentukan apakah ia menerima gelar penghargaan akademik dari lembaga
sekolah, misalnya cumlaude, beasiswa, atau promosi. Dengan kata lain, kekuatan
grade menentukan prospek hidup siswa di masyarakat. Tujuan penentuan grade
salah satunya adalah mengkomunikasikan nilai pada steakholders yang
berkepentingan. Yang termasuk steakholders dalam evaluasi pendidikan di
antaranya adalah orang, lembaga, atau masyarakat yang didalamnya termasuk
orang tua, siswa, kepala sekolah, dan pejabat di kantor diknas.

Nilai grade mempunyai arti yang bervariasi sesuai dengan fungsi dan peranya
terhadap para pelaku yang berkepentingan. Bagi siswa, nilai menunjukkan
pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu, para siswa perlu mengetahui sistem
grade dengan baik agar mereka tetap termotivasi untuk belajar secara kontinu.
5

Sedangkan bagi para guru, grade mempunyai makna yang bervariasi dengan
melihat skor pencapaian hasil belajar, seorang guru akan dapat menebak dan
mengatakan kamu tidak belajar ya dalam ulangan lalu. Sebaiknya, seorang guru
akan tersenyum dan memuji siswa untuk belajar terus. Karena melihat skor hasil
belajar yang menunjukkan keberhasilan dalam ulangan.

Grade hasil belajar akhir didasari atas tingkah laku dan penampilan yang terarah
dalam tes yang terorganisasi dengan baik, memilki derajat yang lebih tinggi
dibanding dengan grade yang hanya didasari atas tes kertas dan pena saja. Pada
lingkup yang lebih luas, termasuk lingkup sekolah atau lembaga pendidikan, grade
sebagai simbol yang menunjukkan keberhasilan siswa. Sebagian besar orang tua
akan cepat memahami jika para siswa menunjukkan grade yang tinggi misalnya A
dan B. Mereka merasa bangga dan mendorong anaknya untuk lebih menekuni, apa
yang teah dicapai sehingga menjadi lebih baik lagi.

2.2 Mempertimbangkan Keberadaan Individual

Salah satu fokus yang harus selalu diperhatikan dalam penentuan grade adalah
bagaimana penilaian yang diberikan mampu memberikan peluang diketahuinya
perbedaan potensi di antara individu siswa. Untuk mencapai hal itu, penilaian kertas
dan pena saja belum cukup. Hal ini dikarenanakan penilaiana menggunakan kertas
dan pena lebih menekankan pada aspek kognitif daripada aspek lainnya.

Apalagi jika pendidikan menekankan pada aspek lain, misalnya aspek keterampilan
dan kwalitas pribadi yang pada umumnya terdapat dalam ranah afektif siswa. Untuk
itu, jenis item tes alternatif lain yang lebih mengakomodasi kepekaan tersebut dapat
dipilih unutk mnegungkap kemampuan individual siswa.

Siswa yang pandai secara akademik, memiliki kecendrungan dapat mengerjakan


dengan baik tes kertas dan pena, tes interpretif, pertanyaan problem solving,
maupun tes dalam bentuk pertanyaan esai. Pada sisi lain, siswa yang lambat pada
umumnya mengalami kesulitan dengan bentuk-bentuk tes tersebut. Pada umumnya
para siswa yang lambat lebih berhasil dalam tes alternatif. Oleh karena itu, guru
6

perlu memahami fenomena tersebut dengan cara bijak, bagi siswa yang tergolong
lambat mungkin memerlukan bentuk tes lain, selain kertas dan pena.

Masih banyak guru atau evaluator yang mengabaikan aspek kualitas pribadi yang
secara umum dapat diungkapkan dari ranah afektif dan ranah keterampilan. Untuk
dapat mengungkapkan potensi siswa yang kurang berhasil dengan tes kertas dan
pena, maka lebih memerlukan tes yang mampu mengungkapkan kualitas pribadi
atau personal quality, dalam hal ini dapat direalisasikan dengan kegiatan evaluasi,
seperti laboratorium dan pekerjaan rumah (project work). Pada umnya, evaluasi
kualitas pribadi tersebut sangat memerhatkan aspek-aspek penialain yang kurang
memperoleh perhatian dari tes kertas dan pena. Beberapa aspek lain yang
mempengaruhi antara lain aspek penghargaan, nilai, kepercayaan, kerja sama,
hubungan antar pribadi, dan sikap siswa.

Penentuan grade yang mampu mengungkap potensi siswa pandai, rerata, dan
lambat, pada kenyataannya adalah sangat sulit dan menantang untuk direalisasikan.
Oleh karena itu, sistem penilaian yang lebih baik masih perlu dikembangkan.tujuan
utama pennetuan grade bukan saja menunjukkan kemampuan kognitif atau aspek
akademik saja, tetapi juga mampu mnegungkap pengetahuan yang berasal dari
kemampuan yang berasal dari aspek keterampilan dan kualitas personal secara
proporsional, yang semua aspek itu memberikan kontribusi nyata bagi seorang
siswa dalam upaya menjadikannya sebagai masyarakat yang produktif dan berhasil.

2.3 Macam-macam Sistem Grade

Secara garis besar, sistem grading dalam evaluasi pendidikan dapat dibedakan
menjadi 3 macam yaitu grade tunggal, grade ganda dan grade kategorik.

1. Grade Tunggal
Grade tunggal adalah sisitem penentuan grade yang bentuknya paling sederhana
dan paling banyak digunakan.

Grade tunggal ini memeiliki kelebihan antara lain :


7

a) Memberikan pesan yang ringkas tentang pencapaian hasil belajar.


b) Lebih mudah dipahami
c) Memebrikan hasil prediksi keberhasilan siswa dalam belajar
d) Memebrikan motivasi untuk belajar lebih baik.

Di samping itu grade tunggal juga memiliki kelemahan anatara lain :


a) Tidak memebrikan gambaran hasil yang jelas
b) Acuan penilian nilai yang masih terbatas
c) Bisa menimbulkan keraguan pada siswa yang bersangkutan

Pada sistem grade tunggal ini para siswa menrima hasil belajar mungkindalam
bentuk angka seperti 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 untuk rentan 1 sampai 10. Di samping itu
ada pula grade dengan rentang 10 sampai 100. Grade tunggal dapat di gunakan pula
acuan huruf atau sistem abjad, yaitu A B C D dan E.

Tabel 1.1 Tabel makna grade hasil belajar


Grade yang dicapai Makna Huruf Poin
A Sangat bagus 4
B Bagus 3
C Cukup 2
D Kurang 1
E Gagal 0

2. Grade Ganda (multi grade)

Grade ganda adalah sistem penentuan hasil belajar yang banyak di gunakan dalam
konteks evaluasi pendidikan. Secara definitif multigrade dapat di artikan sebagai
penentuan skor yang terdiri atas ketentuan nilai hasil belajar yang memiliki makna
berbeda untuk sistem intruksional yang berbeda. Dalam konteks evaluasi program
misalnya nilai hasil belajar pada aspek proses.kedua nilai tersebut juga berbeda
maknanya dengan nilai hasil belajar dengan kriteria progres . untuk mendapatkan
8

keputusan ketentuan nilai akhir, seorang guru dapat mengombinasikan aspek-aspek


pendidikan yang di maksud sehingga memiliki hasil akhir dari suatu hasil belajar.

Yang perlu di perhatikan oleh seorang guru yang hendak menentukan nilai akhir
atau grade dengan cara mengombinasikan nilai adalah semakin kombinasi aspek
yang di gunakan, semakin banyak unsur objektif berpengaruh . untuk mengatasi
hal tersebut, formulaasi baku perlu digunakan sehingga dapat di gunakan dengan
lebih objektif.

Penilain Seminar Proposal Tesis


Naman :
Nomor Registrasi :
Judul proposal :
No. Aspek yang di nilai Bobot Skor Nilai

1. Signifikasi dan kontribusi topik terhadap


teori dan praktik kependidikan
Logika alur permasalahan : latar
2. belakang, indentifikasi, pembatasan dan
rumusan masalah.
Kedalaman dan relevansi kajian literatur,
3. kerangka fikir pertanyaan penelitian dan
hipotesis
Ketepatan pendekatan penelitian dengan
4.
permaslahn yang hendak di pecahkan
Kelengkapan aspek meteodologi
5. penelitian dengan permaslahn yang di
pilih
Kelengkpan administrasi (persetujuan
6.
pembimbing, ketepatan waktu,tata tulis)
Jumlah nilai yang di peroleh :
Catatan khusus :
9

3. Grade Kategorik

Sistem yang juga banyak di gunakan di sekolah menengah atau perguruan tinggi
adalah sistem grade dengan dua kategori, yaitu lulus tak lulus sistem ini juga dapat
dinyatakan dengan cara lain di antaranya memuaskan tidak memuaskan atau lulus-
gagal. Sistem penilain dengan dua kategori ini tidak memiliki pilihan, misalnya
rerata. Pada umumnya sistem grade kategorik digunakan untuk memberikan
kesempatan kepada para siswa atau mahasiswa yang ingin mengeksplorasi.

2.4 Menentukan Sistem Penilaian Akhir

Sering kali seoarang guru hanya menerima ketentuan grade yang ada dari pimpinan
sekolah. Dalam hal ini, guru hanya melaksanakan atau mengisi sesuai dengan
ketentuan yang dianjurkan. Mengingat pentingnya grade hasil belajar terhadap
siswa prospek yang bersangkutan, maka agar tetap bijak dalam menentukan hasil
belajar sebaiknya para guru juga memahami bagaimana mekanisme grade akhir
dilakukan. Berikut ini diuraikan beberapa langkah-langkah penting yang perlu
diperhatikan :
1. Menentukan makna grade atau skor yang direncanakan, sejak awal pertemuan
dengan para siswa, penentuan grade diberitahukan bersama dengan pertemuan
awal ketika guru mendiskusikan materi dalam satuan pelajaran selama satu
semester.
2. Menentukan penampilan apa yang perlu dimasukan dalam grade. Apa yang perlu
diperhatikan oleh para siswa, dalam menetukan penampilan yang pelu
diperhatikan untuk pentuan grade.
3. Memberitahuan kepada para siswa tentang bagaimana proses penentuan grade
dilakukan agar, mereka dapat meningkatkan motivasi belajar dengan tetap
memperhatikan proses penentuan grade hasil belajar.
4. Penilaian akhir hasil belajar siswa, sebaikanya tetap memperhatkan bahwa
penentuan grade ditentukan untuk merepresatikan hasil belajar siswaindividual
bukan bersama. Oleh karena itu, sebaiknya siswa mendapatkan keputusan
tentang grade hasil belajar masing-masing.
10

5. Mengestimasi bagaimana presentase siswa menerima nilai dalam setiap


tingkatan grade yang ada.
6. Membuat krateria atau bobot guna membuat pertimbangan kategori tentang
penampilan siswa.
7. Membakukan cara skoringatau penilain dan juga tentukan jumlah total yang
dicapai untuk setiap siswa.
8. Sertakan catatan yang perlu pada setiap siswa, termasuk catatan seperti berapa
kali absen karena sakit, tidak ada berita, atau seizin guru kelas.
9. Hindari tindakan penentuan grade yang menghasilkan interprestasi yang keliru
atau meragukan. Sebagai contoh, terata siswa adalahpada batas 6,6: padahal
ujian akhirnya mencapai nilai 9. Untuk itu, guru bisa mencek kembali daftar
penilaian setiap ulangan, dan keaktifannya dalam mengerjakan tugas atau
pekerjaan rumah dari guru. Pilih tingkatan grade hasil belajar siswa yang lebih
atas, sehingga memperoleh nilai 7 atau memperoleh grade B, dari pada ia
mendapatkan nilai 6,6 atau C+ berikut ini diberikan contoh format penentuan
grade para siswa.

Tabel 1.1 Penilaian Akhir

Pencapaian / Presentase
Nilai Total
Penampilan Butir
Bobot Skor
Ujian Mid
Ujian Akhir
Presentasi
Eksperimen
Dilaboratorium
Tugas Pekerjaan
Rumah
Partisipasi Dalam
Diskusi
Kehadiran
Total
11

2.5 Menyelenggarakan Evaluasi Hasil Belajar di Kelas

Pertanyaan empiris yang sering muncul dan ditanyakan kepada guru atau dosen
adalah bagaimana menyelenggarakan evaluasi hasil belajar di kelas yang baik.
Pertanyaan tersebut memang tidak terlalu sukar untuk dijawab, terutama oleh para
guru senior yang telah memiliki pengalaman luas, tetapi menjadi hal yang mungkin
menyulitkan jika pertnyaan tersebut ditujukan kepada guru yang masih junior. Hal
ini disebabkan beberapa alasan. Pertama, guru junior pada umumnya masih
didampingi oleh guru pembimbing atau guru yang lebih senior.

Jadi, mereka hanya sebagai pelaksana, ketika ada anjuran untuk membuat soal
tersebut. kedua, sebagian guru atau dosen hanya peduli dengan evaluasi yang
berkaitan erat dengan tugas mengajar mereka dan tidak mau tau kapan guru lain
melakukan evaluasi. Kecuali guru tersebut juga menjabat posisi lain, seperti
sekretaris jurusan atau prodi yang harus membuat jadwal evaluasi secara
keseluruhan, maka ia akan peduli dan memerhatikan semua kepentingan guru-guru
yang satu jurusan atau prodi yang juga ikut menggunakan evaluasi.

Bagi para guru yang mungkin memperoleh tugas untuk menyelenggarakan evaluasi
pembelajaran, pada umumnya mereka melakukan beberapa tahapan sebagai berikut
: a) persiapan, b) penyusunan instrumen evaluasi, c) pelaksanaan evaluasi, d)
pengolahan hasil penilaian, dan e) pemberitahuan hasil akhir nilai atau grade.
1. Langkah Persiapan
Pada langkah ini termasuk di dalamnya adalah kegiatan perencanaan;
memberikan informasi kepada seluruh guru yang bersangukutan; pemberian
jadwal yang berisikan mengajar apa guru tersebut, kapan, dan juga ruangan
tempat ujian.
2. Langkah Penyusunan Instrumen
Pada tahap penyusunan instrumen tes evaluasi, para guru dianjurkan untuk
membuat soal dan secepatnya diserahkan kepada panitia penyelenggara
12

evaluasi, misalnya tanggal penyerahan tiga hari sebelum waktu ujian yang
diikuti.
3. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi, yaitu proses dimana seorang guru melakukan evaluasi
kepada para siswanya. Waktu pelaksanaan ini perlu diatur agar tidak bersamaan
dengan guru lain atau siswa tidak sedang melakukan evaluasi materi
pembelajaran dari guru lain. Pada pelaksanaan evaluasi ini, di samping guru
yang bersangkutan, kadang untuk sekolah yang mempunyai guru banyak, panitia
penyelenggara juga mengundang guru lain untuk membantu mengawasi
pelaksanaan evaluasi.
4. Pengolahan Hasil Evaluasi
Pada tahap ini para gurun mengumpulkan hasil jawaban dari siswa untuk
kemudian dikoreksi dan mendapat nilai akhir. Pada umumnya, dalam tahap
pengolahan ini guru diberi peluang antara satu sampai dua minggu untuk dapat
memberikan hasil akhir.
5. Pemberitahuan Evaluasi
Pemberitahuan evaluasi merupakan tahapan akhir, dimana para siswa dapat
mengetahui hasil belajar mereka. Nilai akhir tersebut biasanya juga
diadministrasi untuk keperluan kenaikan jenjang para siswa.
13

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Nilai akhir grade walaupun secara faktual tidak mencerminkan adanya peningkatan
pembelajaran dan pengajaran seperti di atas, keberadaan dan penggunaannya masih
relevan sampai sekarang. Grade atau skor diberikan sebagai simbol yang
merepresentasikan hasil belajar seorang siswa. Di samping itu, grade juga
merupakan simbol yang merefleksikan komunikasi evaluasi sumatif yang diberikan
guru sebagai media komunikasi dan laporan kepada orang tua, kepala sekolah, dan
para stakeholders yang berkepentingan. Apakah grade atau nilai itu? Menurut Good
(1973), “grades sre symbols that represent a value judment concerning the relative
quality of students achievements during specific periods of instruction” atau grade
adalah simbol (angka, huruf, atau kata) yang menggambarkan nilai pertimbangan
yang berkaitan dengan kualitas siswa dalam berprestasi selama periode pengajaran.

Secara garis besar, sistem grading dalam evaluasi pendidikan dapat dibedakan
menjadi 3 macam yaitu :
1. Grade Tunggal
2. Grade Ganda (multi grade)
3. Grade Kategorik

3.2 Saran
14

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca agar lebih
memahami pembelajaran tentang penentuan nilai atau grade dalam pelajaran Dasar-
dasar Perencanaan Evaluasi Pembelajaran beserta permasalahannya sehingga dapat
memudahkan dalam mencari informasi yang lebih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Subali, bambang. 2012. Prinsip asesemen dan evaluasi pembelajaran.


Yogyakarta. uny press.

Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan : Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta.


Bumi Aksara.

Rahayu, listiani. 2010. Penentuan atau grade. Jogjakarta. (https://listianirhy.


wordpress.com/) diakses pada tanggal 5 desember 2017. Pukul 14.08 WIB.

Anda mungkin juga menyukai