Anda di halaman 1dari 13

7My World

Skala Sikap

Menurut Soegeng (2006 : 89-93) dalam Tahir (2011,49) ada 4 tipe pokok dari skala sikap
yaitu : skala Likert, skala Thurstone, skala Guttman dan skala semantik deferensial.

1. Skala Likert (Method of Summated Rating)

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi dari individu atau
kelompok tentang fenomena sosial. Fenomena sosial ini disebut variabel penelitian yang
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Jawaban dari setiap instrumen yang
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif
yag dapat berupa kata-kata, antara lain: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju,
sangat tidak setuju, selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Instrumen penelitian
yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk centang (checklist) ataupun
pilihan ganda.

Terdapat 2 pernyataan dalam Skala Likert, yaitu pernyataan positif dan negatif, setiap
pernyataan memiliki bobot nilai yang berbeda.

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) =⑤ Sangat Setuju (SS) =①

Setuju (S) =④ Setuju (S) =②

Netral (N) =③ Netral (N) =③

Tidak Setuju (TS) =② Tidak Setuju (TS) =④

Sangat Tidak Setuju (STS) = ① Sangat Tidak Setuju (STS) =⑤

Contoh bentuk centang :

Berilah jawaban atas pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat Anda dengan memberi
tanda centang (√) pada kolom yang tersedia.

Jawaban
No.
Pertanyaan STS
SS ST RG TS
1. Prosedur kerja yang baru itu
akan segera diterapkan di
2. lembaga anda

……………………………………… √

Sumber : Sugiyono, 2012,137

Keterangan : SS = Sangat Setuju, ST = Setuju, RG = Ragu-ragu, TS = Tidak Setuju,


STS = Sangat Tidak Setuju.
Contoh bentuk pilihan ganda :

Berilah jawaban atas pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat Anda dengan memberi
tanda silang pada huruf jawaban yang tersedia.

Prosedur kerja yang baru itu akan segera diterapkan di lembaga anda
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu-ragu
d. Setuju
e. Sangat setuju

Untuk analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberi skor. Jawaban positif diberi
nilai terbesar hingga jawaban negatif diberi nilai negatif (Sugiyono, 2012,136-139).

2. Skala Guttman

Skala Guttman disebut skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti
tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan
atribut universal. Skala Gutman merupakan skala yang digunakan untuk jawaban yang
bersifat jelas dan konsisten, yaitu benar-salah, pernah-tidak pernah, dan ya-tidak. Untuk
jawaban positif seperti benar, ya, tinggi, baik, dan semacamnya diberi skor 1; sedangkan
untuk jawaban negatif seperti salah, tidak, rendah, buruk, dan semacamnya diberi skor 0.
Skala ini dapat dibuat dengan bentuk centang maupun pilihan ganda.

Contoh :

 Apakah Anda setuju bila si A menjadi ketua osis di sekolah ini?

1. Ya
2. Tidak

Skala ini disebut juga skala kumulatif karena jawaban dapat diakumulasikan misalnya:

 Asosiasi guru-orang tua muid mempunyai peran penting dalam perkembangan


sekolah?

1. Setuju
2. Tidak setuju

3. Skala Diferensial Semantik

Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda
maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat
positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negative terletak dibagian
kiri garis, atau sebaliknya. Skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik
bipolar (dua kutub), seperti: panas-dingin, popular-tidak popular, baik-tidak baik dan
sebagainya. Karakteristik bipolar tersebut mempunyai tiga dimensi dasar sikap seseorang
terhadap objek, yaitu :
a. Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu objek
b. Evaluasi, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu objek
c. Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan suatu objek

Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data
interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik
tertentu yang dimiliki seseorang. Berikut contoh penggunaan skala semantic differential
mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah.

Responden yang member penilaian angka 7, berarti persepsi terhadap gaya kepemimpinan
kepala sekolah adalah sangat positif, sedangkan responden yang memberikan penilaian
angka 1 persepsi kepemimpinan kepala sekolah adalah sangat negatif.

Responden dapat memilih jawaban, dengan rentang jawaban yang positif sampai negatif.
Hal ini tergantung persepsi responden kepada yang dinilai (Sugiyono, 2012, 141).

4. Rating Scale

Data-data skala yang diperoleh melalui tiga skala, yaitu skala Likert, skala Guttman dan
skala Diferensial Semantik adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Sedangkan data
yang diperoleh Rating Scale adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif. Seperti halnya dengan skala lain, dalam Rating Scale
responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan.

Rating Scale lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur sikap tetapi dapat juga digunakan
untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lingkungan, seperti skala untuk
mengukur status sosial, ekonomi, iptek, instansi dan lembaga, kepuasan pelanggan,
produktivitas kerja dan lainnya.. Dalam rating scale, yang paling penting adalah
kemampuan menerjemahkan alternative jawaban yang dipilih responden. Misalnya
responden memilih jawaban angka 3, tetapi angka 3 oleh orang tertentu belum tentu sama
dengan angka 3 bagi orang lain yang juga memiliki jawaban angka 3.

Contoh :

Seberapa baik Televisi merk X?

Berilah jawaban angka :


4 bila produk sangat baik
3 bila produk cukup baik
2 bila produk kurang baik
1 bila produk sangat tidak baik

Contoh skala rating dengan kuisioner, jawablah dengan melingkari interval


jawaban. Misalnya :
NO. PERTANYAAN INTERVAL JAWABAN

1. Bagaimana kualitas gambar 4 3 2 1

2. Bagaimana kualitas suara 4 3 2 1

3. Bagaimana tampilan produk 4 3 2 1

4. Bagaimana pelayanan purna jual 4 3 2 1

Jumlah responden 5 orang, maka dapat dibuat tabulasi sebagai berikut :

No. Jawaban Responden per Item Jumlah

1 2 3 4

1. 4 3 3 2 12

2. 3 2 1 4 10

3. 4 1 2 3 10

4. 2 2 3 3 10

5. 3 2 4 1 10

Jumlah 52

Jumlah skor kriterium (skor tertinggi) = 4 x 4 x 5 = 80 Jumlah skor terkumpul = 52


Kualitas televisi merek X menurut responden = 52/80 = 65% dari kriteria yang ditetapkan.
Secara kontinum dibuat kategori sebagai berikut:

20 STB

35 KB

55 B

70 SB

Nilai 52 terletak pada kategori baik.

5. Skala Thurstone

Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang berbentuk skala
interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai
yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan
yang relevan dengan variable yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-40) orang
menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang hendak diukur.

Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.
Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11
menyatakan sangat relevan.

Prosedur dalam membuat skala Thurstone:


1. Peneliti mengumpulkan beratus-ratus pernyataan yang dipikirkan berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
2. Pernyataan-pernyataan tsb kemudian dikumpulkan dan diminta untuk dinilai oleh 50-
300 juri yang bekerja secara independen.
3. Juri diminta mengelompokkan pernyataa-pernyataan tsb dalam 11 kelompok, dan
memberi skor 1 sampai 11. yang paling relevan diberi skor 1 dan yang paling tidak relevan
diberi skor 11.
4. Pernyataan yang nilainya sangat menyebar dibuang sedangkan pernyataan-pernyataan
yang mempunyai nilai yang agak bersamaan dari para juri digunakan dalam membuat
skala. Nilai skala dari tiap pernyataan dihitung, yaitu median dari nilai-nilai yang telah
diberikan oleh juri.

Hasil dari skala Thurstone adalah sejumlah pertanyaan, biasanya kira-kira 20 buah, yang
mana posisi pertanyaan-pertanyaan tersebut telah diketahui berdasarkan penilaian juri.

Kekurangan dari skala Thurstone :


1. Terlalu banyak yang perlu dikerjakan untuk membuat skala oleh para juri.
2. Jika item yang disuruh cek pada responden jumlahnya lebih dari 2 maka nilai untuknya
pada skala adalah median dari nilai-nilai yang terdapat pada skala yang telah dibuat.
3. Nilai pada skala yang dibuat para juri sangat dipengaruhi oleh sikap si juri sendiri
terhadap masalah yang disuruh nilai.

Pentingnya mengetahui skala pengukuran ini akan memberi manfaat pada sebuah
penelitian. Dalam proses penelitian akan dilakukan analisis, pada saat analisis akan sangat
dibutuhkan skala pengukuran apa yang dipakai dan alat analisis apa yang fit untuk
menjawab tujuan penelitian.

Daftar Pustaka :

Jenis Data Statistik dan Skala Pengukuran. (2011, May 5). Retrieved Seotember 10,
2013, fromhttp://ithasartika91.blogspot.com/2011/10/jenis-data-statistik-dan-skala.html

Skala Pengukuran dalam Statistika. (2012, February 2). Retrieved September 10, 2013,
fromhttp://permatawesti.blogspot.com/2012/02/skala-pengukuran-dalam-statistika.html

Skala Pengukuran Statistik. (2012, Maret 18). Retrieved September 10, 2013,
from http://www.statistika-unhalu.org/berita-117-skala-pengukuran-statistik-.html

Suharyadi, & Purwanto. (2009). In Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan


Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Safrizal, R. (2012, March 24). Bentuk Skala Pengukuran dalam Penelitian. Retrieved
September 12, 2013, fromhttp://berbagireferensi.blogspot.com/2011/03/bentuk-skala-
pengukuran-dalam.html
Skala Pengukuran. (2013, Januari 5). Retrieved September 12, 2013,
fromhttp://rinzlicious.blogspot.com/2013/01/babi-pendahuluan-a.html

Pengertian Skala Likert (Likert Scale)


dan Menggunakannya
Dickson Kho Ilmu Statistika

Pengertian Skala Likert (Likert Scale) dan Menggunakannya – Skala Likert atau Likert Scale adalah skala penelitian yang

digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat. Dengan skala likert ini, responden diminta untuk melengkapi kuesioner

yang mengharuskan mereka untuk menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap serangkaian pertanyaan. Pertanyaan atau

pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini biasanya disebut dengan variabel penelitian dan ditetapkan secara spesifik

oleh peneliti. Nama Skala ini diambil dari nama penciptanya yaitu Rensis Likert, seorang ahli psikologi sosial dari Amerika

Serikat.

Tingkat persetujuan yang dimaksud dalam skala Likert ini terdiri dari 5 pilihan skala yang mempunyai gradasi dari Sangat

Setuju (SS) hingga Sangat Tidak Setuju (STS). 5 pilihan tersebut diantaranya adalah :

 Sangat Setuju (SS)


 Setuju (S)
 Ragu-ragu (RG)
 Tidak Setuju (TS)
 Sangat Tidak Setu (STS)

Selain gradasi Persetujuan, dapat juga digunakan pada beberapa jenis gradasi tentang sikap dan pendapat. Seperti :

 Sangat Suka
 Suka
 Netral
 Tidak Suka
 Sangat Tidak Suka

Contoh Skala Likert di Kuesioner


Pada umumnya, instrument penelitian yang menggunakan skala Likert dibuat dalam bentuk angket atau kuesioner dengan

pilihan ganda atau checklist (daftar periksa).

Contoh Kasus Penggunaan Skala Likert


Apakah anda setuju dengan peraturan perusahaan yang mengharuskan semua karyawannya melepaskan Jam tangan, cincin

dan tali pinggang sebelum masuk ke wilayah produksi ?

Untuk menentukan jumlah responsen yang diteliti, kita dapat menggunakan beberapa beberapa teknik penentuan jumlah

sampel, salah satu diantaranya adalah teknik penentuan sampel dengan rumus Slovin. Rumus Slovin dapat dilihat di artikel

: Cara Menentukan Jumlah Sampel dengan Rumus Slovin.

Misalnya, dalam perhitungan rumus Slovin ini mendapatkan hasil 100 orang responden. Jawaban dari 100 responden

tersebut akan kita analisis dengan melakukan perhitungan seperti contoh di bawah ini :

30 responden menjawab SS (Sangat Setuju)

30 responden menjawab S (Setuju)

5 responden menjawab RG (Ragu-ragu)

20 responden menjawab TS (Tidak Setuju)

15 responden menjawab STS (Sangat Tidak Setuju)

Berdasarkan data tersebut, terdapat 60 responden atau 60% yang menjawab setuju (30 responden) dan sangat setuju (30

responden). Dengan hasil tersebut, dapat diambil keseimpulan bahwa mayoritas karyawan di perusahaan tersebut setuju

dengan peraturan perusahaan.

Cara kedua untuk menterjemahkan hasil skala likert ini adalah dengan analisis interval. Agar dapat dihitung dalam bentuk

kuantitatif, jawaban-jawaban dari Responden tersebut dapat diberi bobot nilai atau skor likert seperti dibawah ini :

SS = Sangat Setuju, diberi nilai 5

S = Setuju, diberi nilai 4

RG = Ragu-ragu, diberi nilai 3

TS = Tidak Setuju, diberi nilai 2

STS = Sangat Tidak Setuju, diberi nilai 1

Total Skor Likert dapat dilihat dari perhitungan dibawah ini :


Jawaban Sangat Setuju (SS) = 30 responden x 5 = 150

Jawaban Setuju (S) = 30 responden x 4 = 120

Ragu-ragu (RG) = 5 responden x 3 = 15

Tidak Setuju (TS) = 20 responden x 2 = 60

Sangat Tidak Setuju = 15 responden x 1 = 15

Total Skor = 360

Skor Maksimum = 100 x 5 = 500 (jumlah responden x skor tertinggi likert)

Skor Minimum = 100 x 1 = 500 (jumlah responden x skor terendah likert)

Indeks (%) = (Total Skor / Skor Maksimum) x 100

Indeks (%) = (360 / 500) x 100

Indeks (%) = 72%

Interval Penilaian

Indeks 0% – 19,99% : Sangat Tidak Setuju

Indeks 20% – 39,99% : Tidak Setuju

Indeks 40% – 59,99% : Ragu-ragu

Indeks 60% – 79,99% : Setuju

Indeks 80% – 100% : Sangat Setuju

Karena nilai Indeks yang kita dapatkan dari perhitungan adalah 72%, maka dapat disimpulkan bahwa

responden“SETUJU” akan peraturan perusahaan yang mengharuskan semua karyawannya melepaskan Jam tangan, cincin

dan tali pinggang sebelum masuk ke wilayah produksi.

STATISTIKA KARTIKA
Rabu, 18 September 2013

BAB2 Skala Pengukuran


BAB 2
SKALA PENGUKURAN
Dua tipe skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu:
1. Skala pengukuran untuk mengukur prilaku susila dan kepribadian.
Termasuk tipe ini adalah:
a. skala sikap,
b. skala moral,
c. test karakter,
d. skala partisipasi sosial.
2. Skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial.
Termasuk tipe ini adalah:
a. skala mengukur status sosial ekonomi,
b. lembaga-lembaga swadaya masyarakat (sosial),
c. kemasyarakatan,
d. kondisi rumah tangga.
Bentuk-bentuk skala sikap yang perlu diketahui dalam melakukan penelitian. Berbagai skala sikap yang sering
digunakan ada 5 macam, yaitu:
1. Skala Likert,
2. Skala Guttman,
3. Skala Diferensial Smantik,
4. Rating Scala,
5. Skala Thurstone

1. SKALA LIKERT
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
tentang kejadian atau gejala sosial.
Untuk mendapatkan jawaban harus dibuat instrumen (kuesioner) yang dihubungkan dengan
bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut :
Contoh :
Pernyataan Positif :
Sangat Puas ( SP ) = 5
Puas ( P ) = 4
Cukup Puas ( CP) = 3
Kurang Puas (KP) = 2
Tidak Puas ( TP) = 1
Contoh Perhitungan Skala Likert
Contoh menghitung skor pengumpulan data kualitatif : Misalnya : Menurut pendapat sdr. bagaimana Pelayanan
administrasi yang dilaksanakan pada STMIK BJB saat ini : beri tanda silang pada jawaban yang menurut anda sesuai
? Sangat Puas ( SP ) = 5 Puas ( P ) = 4 Cukup Puas ( CP) = 3 Kurang Puas (KP) = 2 Tdk Puas ( TP) = 1
Dalam hubungan teknik pengumpulan data angket, intrumen tersebut disebarkan katakanlah kepada 20 orang
mahasiswa secara acak sebagai responden. Rekapitulasi jawabannya adalah sbb : Menjawab SP = 2 orang Menjawab
P = 4 orang Menjawab CP = 8 orang Menjawab KP = 5 orang Menjawab TP = 1 orang
Mengukur skor Jawaban tersebut dengan cara Jumlah skor untuk 2 org menjawab SP = 2 x 5 =
10 Jumlah skor untuk 4 org menjawab P = 4 x 4 = 16 Jumlah skor untuk 8 org menjawab CP = 8
x 3 = 24 Jumlah skor untuk 5 org menjawab KP = 5 x 2 = 10 Jumlah skor untuk 1 org menjawab
TP = 1 x 1 = 1 ------------------------- TOTAL = 61 Jumlah skor ideal untuk item no.1 ( skor
tertinggi ) = 5 x 20 = 100 ( SP)
Jumlah skor rendah no 5 ( skor terendah ) = 1 x 20 = 20 (TP)
61 %
0 20 % 60 % 100 %
Keterangan : Kriteria Interpretasi Skor
Angka 0 % - 20 % Sangat Lemah
Angka 21 % - 40 % Lemah
Angka 41 % - 60 % Cukup
Angka 61 % - 80 % Kuat
Angka 81 % - 100 % Sangat Kuat Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 20 responden, maka kecendrungan
jawabannya adalah 61 / 100 x 100 % = 61 %. Hasil 61 % ini jika kita analisis termasuk kategori Kuat

2. SKALA GUTTMAN
Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang mengiyakan pertanyaan yang berbobot lebih berat, ia akan
mengiyakan pertanyaan yang kurang berbobot. Dengan perkataan lain jika seseorang menyatakan tidak terhadap
pernyataan sikap tertentu dari sederetan pernyataan itu, ia akan menyatakan lebih dari tidak terhadap pernyataan
berikutnya. Jadi skala Guttman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat tegas ( jelas ) dan konsisten.
Misalnya ; Ya atau Tidak ; Yakin atau Tidak Yakin ; Benar atau Salah ; positif – negatif ; pernah – belum pernah ;
setuju atau tidak setuju dll.
Contoh pertanyaan : Yakin atau tidak, bahwa Mata Kuliah Statistik saya pasti lulus, semester
ini?
•Yakin
•Tidak Pernahkan Atasan saudara mengajak makan bersama ?
•Pernah
•Tidak pernah
Selain itu skala Guttman disamping dapat dibuat bentuk pilihan ganda, bisa pula dibuat dalam
bentuk checklist jawaban
Contoh :
Apakah kedua orang tua Sdr masih hidup ?
a. Ya ( 1 )
b. Tidak ( 2 )
Apakah Sdr. Sudah menikah ?
Sudah ( 1 )
Belum ( 2 )
http://hayat08.files.wordpress.com/2012/03/stat-1.pdf
3. SKALA DIFERENSIAL SEMANTIK

TeknikPengukuraninidiperkenalkanolehCharles Osgood (1957) yang menekankanpadaaspeksemantiksebuahkata

KomponenSkala
-Stimulus berupakata(benda, orang, profesi, dsb)
-Responberupapasangankatasifat(adjective) yang membentukkontinumdenganduakutub(bipolar)
Keluaran
-Hasilpenskalaanberbentukprofil

Contoh skala

Stimulus

Respon Semantik Diferensial Terdiri Dari 3 Dimensi :

DIMENSI EVALUASI (BAIK –BURUK)


Penilaian subjek terkait dengan baik-buruknya topic stimulus yang disajikan. Termasuk juga didalamnya perasaan
subjek (senang-marah) atau penilaian kualitas (cantik-jelek) (kasar-lembut) atau moral (bijak-jahat)
DIMENSI POTENSI (KUAT –LEMAH)
Penilaian mengenai kekuatan yang dikandung oleh stimulus. Penilaian ini memuat tentang kapasitas stimulus (tinggi-
rendah), (besar-kecil), (dalam-dangkal), (berat-ringan)
DIMENSI AKTIVITAS (AKTIF –PASIF)
Penilaian mengenai muatan aktivitas yang dikandung stimulus, misalnya (cepat-lambat),
(tenang-riuh), (acak-teratur)

Memilih Item Terbaik

AnalisisFaktor
-Bertujua nuntuk mengidentifikasi muatan factor pada skala
-Jika analisis factor sudahdilakukan, maka prosedur lainnya tidak dilakukan karena analisis factor sudah
menghasilkan item terbaik untuk ditempatkan dalam skala (Azwar, 2005)
KorelasiItem-Total
-Bertujuan untuk melihat daya diskriminasi item melalui korelasi antara item dengan skor total
-Batas korelasi item-total yang direkomendasika nadalah r-xy> 0,3
-Misalnya dari45 item dianalisis kemudiandipilih20 pasangan kata sifat yang memiliki korelasi item
total tertinggi(Azwar, 2005)

Memilih Item Terbaik

Contoh Analisis Faktor (1)


Contoh Analisis Faktor (2)

http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/3_-_semantik_diferensial.pdf

1. RATING SCALE
Sering responden mempertanyakan arti dari pilihan mereka pada skala tersebut. Ada yang menggunakan 3 (tiga), 4
(empat), 5 (lima) atau lebih kategori tergantung pada pertanyaan. Ada kalanya perbedaan yang mungkin terjadi yang
tidak diinginkan responden dalam arti kapasitas jawaban.
Contoh:
1. Apakah saudara setuju atau tidak setuju memperluas program ini ke daerah lainnya di Indonesia? (Centang salah
satu)
(a) Sangat setuju
(b) Setuju
(c) Cukup setuju
(d) Kurang setuju
(e) Sangat kurang setuju
2. Bila di desa ini dibangun fasilitas umum menurut saudara apa yang penting. (Centang salah satu dari setiap butir
berikut).

Dalam kasus perbedaan tertentu, gunakan skala penomoran mulai dari 0 atau 1 untuk beberapa penomoran,
perhatikan contoh 2 di atas, ada 5 (lima) pilihan berseri (series) ingin mengungkapkan sikap; boleh juga dengan 4
(empat) pilihan berseri, yaitu: Sangat bagus, Bagus, Cukup, Kurang. Kadang kala ada juga sampai 10 (sepuluh) pilihan
berseri, cuma akan kesulitan dalam hal memaknai angka-angka tersebut. Pada umumnya banyak dipakai 5 (lima) atau
4 (empat) pilihan berseri.

Hal lain yang diperhatikan, apakah butir kuesioner memakai pilihan genap (4) atau ganjil (5). Kalau pilihan ganjil
berarti ada pilihan posisi netral (tengah) untuk responden, dan berbeda pada pilihan genap, responden dipaksa memilih
salah satu sisi (arah pilihan posisitf atau negatif). Di bawah ini diberi beberapa contoh kategori tingkatan respon.
1) Kategori pilihan genap
Sangat tidak puas Semua tidak dibantu
Kurang puas Ada sedikit bantuan
Puas Ada cukup bantuan
Sangat puas Sangat membantu
2) Kategori pilihan ganjil
Sangat tidak suka Sangat tidak setuju
Umumnya tidak suka Beberapa tidak setuju
Tidak tentu Tidak jelas
Umumnya suka Beberapa setuju
Sangat suka Sangat setuju

Lima kategori pilihan lebih lengkap, daripada empat kategori. Perlu diperhatikan keseimbangan pilihan antara
positif dan negatif.
http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/04/15/rating-scale/

1. SKALA THURSTONE
Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki
kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk
sejumlah (40-50) pernyataan yang relevan dengan variable yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-40) orang
menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang hendak diukur.
Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.

Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan sangat relevan.
http://berbagireferensi.blogspot.com/2011/03/bentuk-skala-pengukuran-dalam.html

REFERENSI :http://hayat08.files.wordpress.com/2012/03/stat-1.pdf
http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/3_-_semantik_diferensial.pdf
http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/04/15/rating-scale/
http://berbagireferensi.blogspot.com/2011/03/bentuk-skala-pengukuran-dalam.html

Unknown di 11.46

Berbagi

Anda mungkin juga menyukai