Dari sedikit gambaran pengertian di atas tentang upacara adat dapat membantu kita dalam
memahami lebih jauh pembahasan mengenai kebudayaan masyarakat jawa khusunya upacara
adat pertautan islam. Kemudian bagaimana penjabaran tentang kebudayaan khususnya upacara
adat yang ada pertautannya dengan islam? Sejatinya setiap kebudayaan memiliki motif dan
tendensi tersendiri. Termasuk konteks islam dalam masyarakat jawa. Pertautan antara keduanya
menghasilkan sebuah peradaban baru yang disebut muslim jawa. Sehingga hal tersebut tentunya
tidak bisa dipungkiri mengubah tatanan nilai dan motif di dalamnya. Dengan kisah historis yang
luar biasa. Tanah jawa mendapatkan akulturasi dari hindu budha sebelum kedatangan islam. Dari
motif ajaran hindu budha yang memiliki ajaran tersendiri setelah islam masuk, kemudian ada
pertautan dengan islam. Melalui proses yang panjang maka secara tidak langsung ada pertautan
islam jawa antara ajaran hindu-budha dan islam. Dengan demikian memberikan wajah dan
suntikan motif baru. Oleh karena itu islam hadir di jawa lebih dikenal dengan sebutan islam jawa
atau agama jawa. Karena memang kultur yang terbawa oleh pengaruh hindu-budha dimana
sudah melekat sebelum islam masuk tidak dapat dihilangkan begitu saja. Tentunya tidaklah
mudah dan malah berpotensi adanya penolakan terhadap islam jika dipaksakan masuk dengan
wajah asli islam, tanpa ada penyesuaian. Jadi memang dalam prosesnya memerlukan adaptasi
dan pendekatan yang dirancang sedemikian rupa sebagai bentuk ijtihad.
Upacara adat di jawa lebih khusunya di jawa tengah pertautan dengan islam terdapat
berbagai ragamnya. Eksistensinya masih terus dilestarikan dan terjaga. Diantaranya seperti
upacara ruwatan, upacara mauludan, upacara sadranan, upacara sedekah desa, dan masih banyak
lagi. Dari berbagai upacara tersebut masing-masing memiliki tujuan dan makna. Berkaitan
dengan pertautan islam diyakini tujuan yang paling utama adalah diperuntukkan bagi Sang
Pencipta semesta alam. Walaupun di dalamnya terdapat banyak pesan-pesan simbolik yang
terkadang dianggap menyimpang atau tidak lazim.
Kemudian