Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan dikenal studi tentang penelitian pendidikan. Hal


ini

dimaksudkan

agar

dalam

penelitian

pendidikan

kelak

diharapkan

menggunakan metode yang tepat dan efektif untuk mengolah data. Lebih lagi,
sebagai mahasiswa, kita harus mengetahui dan memahami tentang beberapa
metode penelitian yang ada.
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk menemukan,
mengembangkan,

dan

menguji

kebenaran

suatu

pengetahuan

dengan

menggunakan metode ilmiah. Pendekatan dalam penelitian dibagi menjadi 2,


yaitu : pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Menurut Emzir (2010)
penelitian kualitatif adalah deskriptif dan data yang dikumpulkan lebih
mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Sedangkan,
penelitian kuantitatif adalah analisis statistik dan data yang dikumpulkan lebih
mengambil bentuk yang dapat dihitung (numeric).
Pada penelitian kuantitatif dibedakan pula antara metode penelitian
eksperimen dan noneksperimen. Salah satu penelitian yang terdapat dalam metode
noneksperimen yaitu penelitian komparatif. Penelitian komparatif sering
digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara dua atau lebih
kelompok dalam aspek variable yang dimiliki. Penelitian komparatif memberikan
hasil yang dapat dipercaya, karena menggunakan instrument yang bias diuji.
Untuk lebih jelasnya, di dalam makalah ini pemakalah berusaha menjelaskan
tentang pengertian, tujuan, sifat, ciri-ciri, rumusan masalah, langkah-langkah,
kerangkat teori, keunggulan, kelemahan, serta contoh masalah penelitian
komparatif.
1.2.
Rumusan Masalah
2. Apa pengertian penelitian komparatif ?
3. Apa tujuan penelitian komparatif ?
4. Bagaimana langkah-langkah penelitian komparatif ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan penelitian komparatif ?

6. Bagaimana prosedur penelitian komparatif ?


1.3.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian penelitian komparatif
2. Mengetahui tujuan penelitian kompratif
3. Mengetahui langkah-langkah penelitian komparatif
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penelitian komaratif
5. Mengetahui prosedur penelitian komparatif

BAB II
Pengujian Penelitian Komparatif

2.1 Pengertian Penelitian Komparatif


Menurut Nazir (2005) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian
deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,
dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu
fenomena tertentu.
Penelitian

komparatif

merupakan

penelitian

yang

bersifat

membandingkan. Penelitian inidilakukan untuk membandingkan persamaan dan


perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti
berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih
mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda.
Jadi, penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk
membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.
Penelitian komparatif bersifat expost facto, artinya data yang
dikumpulkan setelah peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Expost fackto
merupakan suatu penelitian emperis yang sistematis dimana peneliti tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudann variabel
tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak
dapat dimanipulasi. Peneliti tidak melakukan perlakuan dalam membandingkan
dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti hanya mencari satu
atau lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri
kembali masa lalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan
maknanya. Penelitian ini cenderung menggunakan data kuantitatif.
Rumusan Masalah Penelitian Komparatif yang digunakan adalah rumusan
masalah komparatif. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah
penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua
atau lebih sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda.
2.2.

Tujuan Penelitian Komparatif


Tujuan dari penelitian komparatif menurut Sudjud (dikutip dari Suharsimi

Arikunto, 2006) adalah untuk menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan3

perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang


ide-ide, kritik tehadap orang lain, kelompok, terhadap suatu idea tau prosedur
kerja. Dapat juga membadingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan
pandangan orang, grup atau Negara terhadap kasus, terhadap orang, terhadap
peristiwa atau terhadap ide-ide.
Selain itu, penelitian komparatif juga memiliki beberapa tujuan
diantaranya sebagai berikut:
a. Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih faktafakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran
tertentu.
b. Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara
pandang atau kerangka berpikir tentu.
c. Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya
dipilih.
d. Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara
berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali
faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
2.3.

Langkah-langkah Penelitian Komparatif

Langkah-langkah pokok dalam penelitian komparatif adalah sebagai berikut :


a. Rumuskan dan definisikan masalah.
b. Jejaki dan teliti literature yang ada.
c. Rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi
yang dipakai.
d. Buatlah rancangan penelitian :
e. Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang
diinginkan.
f. Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai
dengan masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisa
sebab akibat.
g. Uji hipotesa, buat interpretasi terhadap hubugan dengan teknik statistic
yang tepat.
h. Buat generalisasi, kesimpulan serta implikasi kebijakan.
i. Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.

Syarat Penelitian komparatif dapat digunakan jika :


1. Metode

eksperimental

yang

dianggap

lebih

kuat

tidak

memungkinkan untuk dilakukan


2. Penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi
faktor faktor yang penting untuk mempelajari hubungan sebab
akibat secara langsung
3. Pengontrolan terhadap seluruh variabel ( kecuali variabel bebas )
sangat tidak realistis dan terlalu dibuat buat, serta mencegah
interaksi secara normal dengan variabel variabel lain yang
berpengaruh
4. Pengontrolan di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian
dianggap tidak praktis, mahal, atau secara etika dipertanyakan
2.4.

Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Komparatif


Ritz mengidentifikasikan beberapa kelebihan penelitian komparatif yaitu

sebagai berikut:
a. Metode komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal
bila metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan.
b. Penelitian komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat
mengenai hakikat fenomena: apa sesuai dengan apa, dibawah kondisi apa,
dalam urutan dan pola apa, dan seterusnya.
c. Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan
fitur-fitur secara parsial, dalam beberapa tahun belakangan, studi ini lebih
banyak dipertahankan.
Disamping kelebihan yang sudah dijelaskan diatas, penelitian kausal
komparatif juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
a. Kelemahan utama desain penelitian komparatif adalah tidak adanya
kontrol terhadap variabel bebas.
b. Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara
aktual termasuk diantara banyak faktor dibawah penelitian.
c. Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil,
tapi merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang

berkaitan dibawah kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang


ditentukan.
d. Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga
dari satu penyebab dalam suatu kejadian dan dari penyebab lain dari
kejadian yang lain.
e. Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap, penentuan mana
penyebab dan mana akibat mungkin sulit.
f. Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus
mempunyai implikasi hubungan sebab-akibat.
g. Pengklasifikasian subyek kedalam kelompok dikotomi (seperti kelompok
berprestasi dan kelompok tidak berprestasi) untuk tujuan perbandingan,
penuh dengan masalah karena kategori ini adalah samar, berubah-ubah,
dan bersifat sementara.
h. Studi perbandingan dalam suatu situasi yang alamiah tidak memungkinkan
pemilihan subyek penelitian yang terkontrol.
2.5.

Keberadaan Metode Parametrik dan Nonparametrik dalam


Penelitian Komparatif
Penelitian parametrik dalam arti harfiah yaitu asumsi tentang parameter

dari distribusi data populasi yang digunakan untuk menguji hipotesis mendekati
normal atau mendekati distribusi normal setelah teorema limit sentral. Sedangkan
Non-parametrik adalah metode yang tidak mendasarkan pada asumsi distribusi
populasi. Dalam arti sempit non-parametrik adalah sebuah kategori nol karena
hampir semua uji statistik mengasumsikan satu atau lain hal tentang sifat-sifat
populasi.
Meskipun perbedaan dalam efisiensi biasanya tidak banyak masalah, ada
kasus di mana perlu mempertimbangkan metode yang lebih efisien. Uji
mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov. Berikut tabel berisi poin-poin umum analisis data statistik
terkait perbedaan antara metode parametrik dan nonparametrik:
PARAMETRIK
Deskriptif
Asumsi Distribusi

Normal

NONPARAMETRIK
-

Asumsi Varian
Jenis Data
Hubungan data set
Ukuran central
Manfaat
Tes
Uji korelasi
Uji
2
Kelompok,
berbeda
Uji 2 Kelompok lebih,
berbeda
Uji berulang, 2 kondisi
Uji berulang, 2 kondisi
lebih
2.6.

Homogen
Rasio atau Interval
Independent
Mean
Lebih banyak kesimpulan

Ordinal atau Nominal


Median
Sederhana dan sedikit
outlier

Pearson, Regresi
Independent Sample t test

Spearman
Mann-Whitney

Independent One Way Kruskal-Wallis


ANOVA
Paired Sample t Test
Wilcoxon
Repeated
One
Way Friedman
ANOVA

Prosedur Penelitian Komparatif


Penelitian Komparatif, sebagaimana penelitian lainnya dilakukan dalam

lima tahap:
1. Penentuan masalah penelitian, dalam perumusan masalah penelitian
atau pertanyaan penelitian, kita berspekulasi dengan penyebab
fenomena berdasarkan penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan.
2. Penentuan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti.
3. Pemilihan kelompok pembanding, dengan mempertimbangkan
karakteristik atau pengalaman yang membedakan kelompok harus jelas
dan didefinisikan secara operasional (masing-masing kelompok
mewakili populasi yang berbeda). Mengontrol variabel ekstra untuk
membantu menjamin kesamaan kedua kelompok.
4. Pengumpulan data, dilakukan dengan menggunakan instrumen
penelitian yang memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
5. Analisis data, dimulai dengan analisis statistik deskriptif menghitung
rata-rata dan simpangan baku. Selanjutnya dilakukan analisis yang
mendalam dengan statistik inferensial.
Menurut Gay desain dasar penelitian komparatif adalah sangat sederhana
dan walaupun variabel bebas tidak dimanipulasi, ada prosedur kontrol yang dapat
diterapkan. Studi komparatif juga melibatkan variasi teknik statistik yang luas.

Desain dasar penelitian komparatif melibatkan pemilihan dua kelompok


yang berbeda pada beberapa variabel bebas dan membandingkan mereka pada
beberapa variabel terikat. Kedua kelompok mungkin berbeda, satu kelompok
memiliki karakteristik yang tidak dimiliki kelompok lain atau satu kelompok
memiliki pengalaman yang tidak dimiliki kelompok lain. Atau kedua kelompok
berbeda dalam tingkatan; satu kelompok memiliki lebih dari satu karakteristik
daripada kelompok lain atau kedua koelompok mungkin memiliki perbedaan jenis
pengalaman.
2.7.

Pedoman Umum Memilih Teknik Statistik Non Parametris


untuk Pengujian Hipotesis Penelitian Komparatif
Penggunaan statistik Parametrik dan Non Parametrik tergantung pada

asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik Non Parametrik tidak
menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang dianalisis tidak harus
berdistribusi normal. Oleh karena itu statistik Nonparametrik sering disebut
sebagai Distribusi Bebas (Free Distribution). Statistika non-parametrik biasanya
digunakan untuk melakukan analisis pada data kategorial(Nominal/Ordinal). Data
berjenis nominal dan ordinal tidak menyebar Normal.
Secara umum dalam pemilihan Teknik Uji Statistik dapat dikategorikan
berdasarkan Jenis Hipotesis dan Skala Data nya, yaitu sebagai berikut:
1) Teknik Statistik Non-Parametrik Untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel berpasangan bila datanya berbentuk nominal adalah:
Mc. Nemar
2) Teknik Statistik Non-Parametrik Untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel berpasangan bila datanya berbentuk ordinal adalah:
a) Sign Test (Uji Tanda)
b) Wilcoxon Matched Pairs
3) Teknik Statistik Non-Parametrik Untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel independen bila datanya berbentuk nominal adalah:
a) Fisher Exact Probability
b) Chi Kuadrat Dua Sampel
4) Teknik Statistik Non-Parametrik Untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel independen bila Datanya berbentuk ordinal adalah:
a) Median Test
b) Mann-Whitney

c) Kolmogorov Smirnov
d) Wald-Wolfowitz
Pedoman tersebut dapat digambarkan dalam bentuk Tabel sebagai berikut :
Sumber: Sugiyono, 2009

2.8.

Perhitungan manual dan SPSS Sampel Independen dan


Berpasangan

Paired Sample t-Test


Analisis Paired-sample t-Test merupakan prosedur yang
digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel
dalam satu group. Artinya analisis ini berguna untuk
melakukan

pengujian

mendapatkan

sutau

terhadap
treatment

dibandingkan rata-rata dari


sebelum

dan

sesudah

satu
yang

sampel
kemudian

yang
akan

sampel tersebut antara

treatment.

Dalam

perhitungan

manual Paired-sample t-Test menggunakan rumus sebagai


berikut :

t hitung =

Kemudian,

untuk

( x1 - x 2 ) - ( 1 - 2 )

12 22
+
n1 n 2

menentukan

hipotesis

yang

terpilih

sebelumnya ditentukan terlebih dahulu ttabel nya. Untuk


paired-sample t-Test nilai df (degree of freedom) nya
adalah jumlah sampel dikurangi satu atau n-1.

Independent sample t-Test


Independent sample t-Test adalah uji yang digunakan
untuk

menentukan

apakah

dua

sampel

yang

tidak

berhubungan memiliki rata-rata yang berbeda. Jadi tujuan


metode statistik ini adalah membandingkan rata-rata dua
grup yang tidak berhubungan satu sama lain. Pertanyaan
yang coba dijawab adalah apakah kedua grup tersebut
mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama
secara signifikan.
Dalam perhitungan manual independent-sample t test
menggunakan rumus yaitu:

t hitung =

Kemudian,

untuk

( x1 - x 2 ) - ( 1 - 2 )

12 22
+
n1 n 2

menentukan

hipotesis

yang

terpilih

sebelumnya ditentukan terlebih dahulu ttabel nya. Terdapat


perbedaan dalam melihat tabel t untuk paired-sample t
test dan independent-sample t test. Untuk paired-sample t
test nilai df nya adalah jumlah sampel dikurang i satu atau

10

n-1. Sedangkan untuk independent-sample t test df nya


adalah jumlah sampel dikurangi dua atau n-2.
STUDI KASUS DAN PENGERJAAN SPSS

Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah hal yang lazim dilakukan sebelum melakukan
sebuah metode statistik. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui
apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal
atau tidak dan dapat digunakan untuk statistik parametrik.
Cara menganalisis apakahdata tersebut berdistribusi normal atau tidak
menggunakan spss adalah sebagai berikut :
1. Pada data yang akan digunakan klik menu Analyze , lalu submenu
Nonparametriks Test. Dari serangkaian pilihan yang ada, pilih 1Sample K-S, akan muncul kotak dialog sebagai berikut:

Gambar . Jendela One-Sample Kolmogorov smirnov Test 1.


2. Pindahkan semua variabel ke kotak Test Variabel List dengan meng-klik
tanda panah ke kanan.

11

Gambar . Jendela One-Sample Kolmogorov smirnov Test 1.


3. Klik Options dan akan muncul kotak dialoog seperti dibawah ini, centang
descriptive lalu klik Continue.

Gambar . Jendela One-Sample K-S: Options


4. Seteleh mengklik Continue akan muncul kotak dialog selanjutnya, pilih
Asymplotic dan klik Continue.

12

Gambar . Jendela Exact Test


5. Klik Ok maka akan keluar tabel seperti dibawah ini :

Gambar . Descriptive Statistics


Cara membacanya adalah sebagai berikut :
Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah semua data adalah 15 siswa
yaitu pada kolom N, rata-rata dapat dilihat pada kolom Mean, standar
deviasi pada kolom Std.Deviation, nilai maksimum dan minimum pada
kolom minimum dan naximum. Catatan: Nantinya pada sex tidak
diperbolehkan menggunakan mean, sebab sex adalah data nominal.

Gambar . One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

13

Cara membacanya adalah sebagai berikut :


Ho : Populasi Berdistribusi Normal
Ha : Populasi Tidak Berdistribusi Normal
Analisis
Dasar Pengambilan keputusan didasarkan pada :
Jika nilai probabilitas () > 0,05 maka Ho diterima
Jikan nilai probabilitas () 0,05 maka Ho ditolak
Keputusan

a. Sex: Terlihat bahwa pada kolom signifikan (Asymp. Sig (2-tailed))


adalah 0,023 atau probabilitas kurang dari 0,05 maka Ho ditolak yang
berarti populasi tidak berdistribusi normal.

b. Nilai Harian 1: Terlihat bahwa pada kolom signifikan (Asymp. Sig (2tailed)) adalah 0,904 atau probabilitas lebih dari 0,05 maka Ho
diterima yang berarti populasi berdistribusi normal.

c. Nilai Rapot: Terlihat bahwa pada kolom signifikan (Asymp. Sig (2tailed)) adalah 0,977 atau probabilitas lebih dari 0,05 maka Ho
diterima yang berarti populasi berdistribusi normal.
Kasus Uji t Sampel Berpasangan:
Sebuah tempat kursus ingin mengetahui apakah cara
pengajaran

ditempatnya

efektif

untuk

meningkatkan

nilai

siswanya atau tidak. Untuk itu, sampel yang terdiri dari 20 siswa
dikumpulkan hasil nilai ujiannya ketika tes saat pertama kali
mendaftar, kemudian setelah dilakukan kursus selama 3 bulan
dilakukan tes kembali dan dikumpulkan kembali nilai ujiannya.
Berikut

data

perbandingan

nilai

siswasaat

pertama

kali

mendaftar dan sesudah mengikuti kursus selama 3 bulan.


Diketahui = 5%.

14

Tabel 1. Perbandingan sebelum dan sesudah kursus


Nom

Nilai Tes Sebelum

Nilai Tes Sesudah

or
1

Kursus
70

Kursus
A

66
65
50
58
59
65
64
70
63
70
59
68
55
62
59
65
64
66
68

90
80
87
85
89
90
86
81
85
80
77
90
85
85
83
78
90
79
77
90

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Perhitungan manual:
Hipotesis
H0 : 1 = 2
H1 : 1 2
= 0,05
x

= 63,3 ;

= 84,35

1 = 5,302 ; 2= 4,075

15

ttabel =

t / 2;n-1

= t(0,05/2: 20-1) = t(0,025; 19) = 2,093

Keterangan: Ingat dalam melihat tabel t untuk paired-sample


t test nilai df adalah jumlah sampel dikurangi satu atau n-1.

t hitung =

t hitung =

( x1 - x 2 ) - ( 1 - 2 )

12 22
+
n1 n 2

(63,3 - 84,35)
5,302 2
20

4,705 2

12,574

20

2,5

2,5
95%

2,09

thitung= -12,574 < -2,093 = ttabel maka H0 ditolak


Pengerjaan menggunakan SPSS
Langkah-langkah:
1. Masukkan Data ke SPSS
-

Dari menu utama File, pilih menu New, lalu kilik mouse
pada Data.

16

Pada Variabel View, pengisian Variabel nilai ujian


sebelum remedial pada kotak Name diketik
nilai_ujian_sebelum, sesuai dengan studi kasus.

Pada Variabel View , pengisian Variabel nilai ujian


sesudah remedial pada kotak Name diketik
nilai_ujian_sesudah, sesuai dengan studi kasus.

Abaikan bagian yang lain, dan tekan CTRL+T untuk


kembali ke DATA VIEW.

2. Mengisi data yang telah diketahui pada studi kasus pada


DATA VIEW
3. Pengolahan Data dengan SPSS :
Menu AnalyzeCompare MeansPaired-samples T
Test

Pengisian:
Paired Variable (s) atau Variabel yang akan diuji.
Karena yang akan diuji nilai ujian sebelum dan
sesudah remediasi, maka klik nilai_ujian_sebelum
agar

masuk

pada

variable

1,

kemudian

nilai_ujian_sesudah, agar masuk ke variable 2.

17

klik

Nb: variabel niali ujian sebelum dan sesudah harus


dipilih bersamaan.
Untuk kolomOption atau pilihan yang lain

Pengisian:
Untuk

Confidence

Intervalatau

tingkat

kepercayaan, karena tidak ada data yang hilang dan


tingkat kepercayaan 95%, maka abaikan pengisian
pilihan option apabila tidak akan merubah tingkat
kepercayaan.
Untuk Missing Value atau data yang hilang. Karena
dalam data ini semua pasangan data lengkap, maka
bagian ini diabaikan saja.
4. Kemudian klik OK untuk memroses data.
Output SPSS dan Analisis Data
Paired Samples Statistics
Pair 1

nilai_ujian_sebelum
nilai_ujian_sesudah

Mean
63.30
84.35

N
20
20

Std. Deviation Std. Error Mean


5.302
1.186
4.705
1.052

Pada bagian pertama terlihat ringkasan dari kedua sampel. Untuk nilai ujian
sebelum remediasi, mahasiswa memiliki nilai rata-rata 63,3 dari total keseluruhan
20 data. Sedangkan nilai ujian setelah remediasi, mahasiswa memiliki nilai rata-

18

rata 84,35 dari total keseluruhan 20 data. Selain itu, pada tabel ini juga dapat
diketahui nilai standard deviation dan standard error mean dari masing-masing
variabel.
Paired Samples Correlations
N
Pair 1

nilai_ujian_sebelum &

Correlation
20

nilai_ujian_sesudah

Sig.

-.116

.626

Paired Samples Test


Paired Differences

df

-12.574

19

Sig. (2tailed)

95% Confidence
Mean

Pair 1

Std.

Std. Error

Interval of the

Deviation

Mean

Difference
Lower
Upper

7.487

1.674

-24.554

nilai_ujian_sebelum
-21.050

nilai_ujian_sesudah

-17.546

Pengambilan keputusan:
a. Berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel:
-

Jika thitung berada dalam rangettabel, maka H0 diterima

Jika thitung berada di luar rangettabel, maka H0 ditolak

thitung dari output adalah -12,574


ttabel =

t / 2;n-1

= t(0,05/2: 20-1) = t(0,025; 19) = 2,093

Karena thitung= -12,574<-2,093 = ttabelmaka H0 ditolak.


Kasus Sampel Bebas:
Bagian pemasaran dari sebuah industri ingin mengetahui jumlah
pembelian

barangnya

selama

20

hari

penjualan

dengan

perlakuan yang berbeda. Perlakuan tersebut terbagi menjadi 2


kelompok, yaitu 10 hari penjualan dengan tanpa pemberian
diskon dan 10 hari penjualan dengan pemberian diskon. Berikut

19

.000

adalah data yang didapat dari 20 hari penjualan tersebut.


Diketahui = 5%.

Tabel . Penjualan Barang Tanpa Diskon


Hari

Jumlah

Penjualan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Pembelian
76
78
79
69
82
77
79
78
73
80

Jenis Perlakuan
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa

Diskon
Diskon
Diskon
Diskon
Diskon
Diskon
Diskon
Diskon
Diskon
Diskon

Tabel . Penjualan Barang dengan Diskon


Hari

Jumlah

Penjualan
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Pembelian
81
78
86
79
82
88
92
84
81
77

20

Jenis Perlakuan
Diskon
Diskon
Diskon
Diskon
Diskon
Diskon
Diskon
Diskon
Diskon
Diskon

Perhitungan manual:
Hipotesis
H0 : 1 = 2
H1 : 1 2
= 0,05
x

= 77,10 ;

= 82,80

1 = 3,725 ; 2= 4,733
ttabel =t(0,05/2;n-2) = t(0,05/2; 20-2) = t(0,025; 18) = 2,101
Keterangan: Ingat dalam melihat tabel t untuk independentsample t test nilai df adalah jumlah sampel dikurangi dua atau
n-2.

t hitung =

t hitung =

( x1 - x 2 ) - ( 1 - 2 )

12 22
+
n1 n 2

(77,10 - 82,80)
3,725 2
10

4,733 2

2,933

10

2,5

2,5
95%

2,10

thitung= -2,933 < -2,101 = ttabel maka H0 ditolak.


21

Perhitungan menggunakan SPSS


Langkah-langkah:
1. Masukkan Data ke SPSS
-

Dari menu utama File, pilih menu New, lalu kilik mouse
pada Data.

Pengisian Variabel jumlah pembelian dan jenis mobil.

Pada

kolom

Name.

Sesuai

kasus,

ketik

jumlah_pembelian di baris pertama dan jenis_perlakuan


di baris kedua.
-

Pada kolom Label. Untuk baris pertama ketik jumlah


pembelian dan baris kedua ketik jenis perlakuan.

Pada kolom Value di baris kedua, isi seperti gambar


dibawah ini:

2. Mengisi data pada DATA VIEW


-

Isi sesuai data yang telah diketahui pada soal

22

Untuk kolom jenis perlakuan, isi menggunakan angka


1dan 2 sesuai dengan value yang telah dibuat. Isi nilai 1
jika tanpa diskon, dan nilai 2 jika diberikan diskon.

3. Pengolahan Data dengan SPSS


Menu

AnalyzeCompare

MeansIndependent-

samples T Test

Pengisian:
Test Variable (s) atau Variabel yang akan diuji.
Karena yang akan diuji adalah apakah ada perbedaan
antar

jumlah

pembelian

produk

yang

berbeda

perlakuan, maka klik jumlah_pembelian agar masuk


pada Test Variable (s)
Grouping Variable. Dalam kolom ini masukkan
jenis_mobil sebagai grup yang akan dibandingkan
jumlah pembeliannya.
Untuk kolom Optionatau pilihan yang lain

23

Pengisian:
Untuk

Confidence

Intervalatau

tingkat

kepercayaan, karena tidak ada data yang hilang dan


tingkat kepercayaan 95%, maka abaikan pengisian
pilihan option apabila tidak akan merubah tingkat
kepercayaan.
Untuk Missing Value atau data yang hilang. Karena
dalam data ini semua pasangan data lengkap, maka
bagian ini diabaikan saja.
Define Group. Isi sesuai dengan gambar dibawah ini
kemudian klik Continue.

4. Kemudian klik OK untuk memroses data.


Output SPSS dan Analisis Data

24

Group Statistics
jenis perlakuan
jumlah pembelian

dimensio
n1

tanpa diskon
Diskon

10
10

Mean
77,10
82,80

Std. Deviation Std. Error Mean


3,725
1,178
4,733
1,497

Pada bagian pertama terlihat ringkasan dari kedua sampel. Untuk jumlah
pembelian dengan tanpa diskon, rata-rata pembelian adalah 77,10 dari 10 data
keseluruhan. Sedangkan jumlah pembelian dengan diskon rata-rata pembelian
adalah 82,80 dari 10 data keseluruhan. Selain itu, pada tabel ini juga dapat
diketahui nilai standard deviation dan standard error mean dari masing-masing
jenis perlakuan.
Independent Samples Test
jumlah pembelian
Equal variances Equal variances
assumed
,927

Levene's Test for Equality of F


Variances

Sig.

t-test for Equality of Means

T
Df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of
the Difference

not assumed

,349

Lower
Upper

-2,993
18
,008
-5,700
1,905
-9,702
-1,698

Keterangan: Tabel di atas telah dirubah kedalam bentuk baris (double klik pada
output independent-sample t test, kemudian pada menu bar klik pivot, kemudian
klik Transpose Rows and Columns)
Pengambilan keputusan :
a. Berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel:
Jika thitung berada dalam rangettabel, maka H0 diterima
Jika thitung berada di luar rangettabel, maka H0 ditolak
thitung dari output adalah -2,933
ttabel dilihat dari perhitungan : ttabel =t(0,05/2;n-2) = t(0,05/2; 20-2) = t(0,025; 18)
= 2,101

25

-2,993
17,059
,008
-5,700
1,905
-9,717
-1,683

Sehingga dapat diketahui nilai dari Tabel t adalah 2,101 atau -2,101
Karena thitung= -2,933 < -2,101 = ttabel , maka H0 ditolak.

2.9.

Jenis-jenis

Pengujian

Hipotesis

Komparatif

Sampel

Berpasangan
2.9.1. Pengujian Hipotesis Komparatif 2 Sampel Berpasangan
Melakukan uji statistik terhadap hipotesis komparatif dua sampel berpasangan
berarti menguji ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara variabel dari dua
sampel yang berpasangan/berhubungan. Teknik uji statistik yang dapat digunakan
untuk menguji hipotesis komparatif pada sampel berpasangan yang dibahas dalam
pokok bahasan ini adalah:
1). Bila skala data-nya nominal adalah: Mc. Nemar
2). Bila skala data-nya ordinal adalah: Sign Test atau Uji Tanda
A. Mc Nemar Test
Uji statistik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
(bivariat) berpasangan bila skala datanya berbentuk nominal. Rancangan
penelitiannya biasanya berbentuk before-after, jadi hipotesis penelitian merupakan
perbandingan antara nilai sebelum dan sesudah ada perlakuan atau treatment yang
biasanya ditujukan untuk membuktikan ada tidaknya perubahan. (Sugiyono,2009).
Contoh cara mengidentifikasi penggunaan teknik uji statistic dalam penelitian:
Suatu penelitian akan dilakukan untuk mengetahui peran penyuluhan terhadap
pengetahuan responden. Dimana dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui
perbedaan tingkat pengetahuan responden yang dibedakan atas pengetahuan Baik
dan Buruk antara sebelum diberikan penyuluhan dengan sesudah diberikan
penyuluhan. Berdasarkan gambaran tersebut, maka:

26

Uji statistik apakah yang tepat digunakan untuk menguji Hipotesis


penelitian tersebut ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu dilakukan langkah-langkah


sebagai berikut:
1. Menentukan Variabel yang dihubungkan. Variabel dalam penelitian
tersebut adalah: Tingkat Pengetahuan dan Penyuluhan.
2. Menentukan Jenis Hipotesanya. Jenis Hipotesanya adalah Komparatif
3. Menentukan Skala Datanya. Skala pengukuran datanya adalah Nominal
(Kategorial)
4. Menentukan Berpasangan atau Tidak Berpasangan Kelompok sampelnya
adalah Berpasangan.
5. Menentukan Teknik Uji Statistik yang tepat berdasarkan kriteria tersebut
di atas. Teknik Uji Statistik yang tepat adalah Mc. Nemar Test.
Sebagai panduan untuk menguji signifikansi setiap perubahan, maka data
perlu disusun ke dalam tabel segi empat ABCD seperti berikut :
Sebelum
+
_

Sesudah
A
C

+
B
D

Tanda (+) dan (-) sekedar dipakai untuk menandai jawaban yang berbeda,
jadi tidak harus yang bersifat positif dan negative. Kasus-kasus yang
menunjukkan terjadi perubahan antara jawaban pertama dan kedua muncul dalam
sel A dan D. Seseorang dicatat dalam sel A jika berubah dari positif ke negatif;
dan dicatat pada sel D jika ia berubah dari negative ke positif. Jika tidak terjadi
perubahan yang diobservasi yang berbentuk positif dia dicatat di sel B, dan jika
tidak terjadi perubahan observasi yang berbentuk negative dicatat di sel C.
A + D adalah jumlah total orang yang berubah, sedangkan B dan C adalah
yang tidak berubah. Ho = berubah dalam satu arah, dan merupakan frekuensi yang
diharapkan dibawah fo pada kedua sel yaitu A dan D. Test Me Nemar berdistribusi
Chi Kuadrat (x2 ), oleh karena itu rumus yang digunakan untuk pengujian
hipotesis adalah rumus Chi kuadrat. Persamaan dasarnya ditunjukkan pada Rumus
6.2 berikut

27

Interpretasi Hasil untuk Menerima atau Menolak H0 adalah:


1) Bila Nilai 2 (Chi Kuadrat) hitung > 2 (Chi Kuadrat) Tabel, maka H0
diTolak atau hal ini berarti Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ada Hubungan antar Variabel yang diuji. Dan Sebaliknya: Bila
Nilai 2 (Chi Kuadrat) hitung < 2 (Chi Kuadrat) Tabel, maka H0
diterima atau hal ini berarti Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Tidaj Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
2) Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak
dan Ha diterima, yang berarti Ada Hubungan antar Variabel yang diuji, dan
sebaliknya: Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) > 0,05, maka
H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti Tidak Ada Hubungan antar
Variabel yang diuji.
Contoh Pengujian Hipotesis:
Suatu perusahaan ingin mengetahui pengaruh sponsor yang diberikan dalam
suatu pertandingan olahraga terhadap nilai penjualan barangnya. Dalam
penelitian ini digunakan sampel yang diambil secara random yang jumlah
angotanya 200 orang. Sebelum sponsor diberikan dalam pertandingan
olahraga, ternyata dari 200 orang tersebut terdapat 125 orang yang membeli
menjadi membeli ada 85. Selanjutnya dari 75 orang yang tidak membeli itu
terdiri atas yang berubah dari membeli menjadi tidak membeli ada 10 orang,
dan yang tetap tidak membeli ada 65 orang. Untuk mudahnya data disusun
dalam Tabel berikut.

28

Perubahan Penjualan Setelah Ada Sponsor


Sebelum Ada Sponsor
Setelah Ada Sponsor
Keputusan
f
f total
tetap
berubah
Membeli
50
125
=
40
+
85
Tidak membeli 150
75
=
65
+
10
200
200
105
+
95
Catatan : untuk mencari pengaruh adanya sponsor terhadap nilai penjualan dapat
dilakukan dengan membandingkan/ mengkomparasikan nilai perubahan sesudah
dan sebelum ada sponsor.
Dalam penelitian ini hipotesis yang ditunjukan adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat perubahan (perbedaan) penjualan sebelum dan sesudah ada
sponsor.
Ha : Terdapat perubahan penjualan sebelum dan sesudah ada sponsor Untuk
keperluan pengujian, maka data perubahan tersebut disusun kembali ke tabel
ABCD seperti yang telah dijelaskan.

Dapat dibaca : tidak membeli menjadi membeli 85, tetap membeli 40, tetap tidak
membeli 65, membeli menjadi tidak membeli 10. Perubahan terjadi oada kolom
berwarna abu-abu. Jadi
X 2 = (A D - 1)2 / A D = (85 - 10- 1)2
X 2 = 57,642
Jadi harga X2 hitung = 57,642 Harga Chi Kuadrat hitung tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi Kuadrat tabel (Tabel VI, lampiran).

29

Bila dk = 1 dan taraf kesalahan 5%, maka harga Chi Kuadrat tabel = 3,481.
Ketentuan pengujian adalah : bila Chi Kuadrat hitung lebih kecil sama dengan ()
Chi Kuadrat tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan perhitungan di
atas ternyata harga Chi Kuadrat hitung lebih besar dari pada tabel (57,642 >
3,481). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Jadi terdapat perbedaan yang signifikan nilai penjualan setelah dan
sebelum aa sponsor, dimana setelah ada sponsor pembeliannyasemakin
meningkat. Karena pembeli sesudah ada sponsor jumlahnya meningkat, maka hal
itu berarti sponsor yang diberikan pada pertandingan olahraga memounyai
pengaruh yang nyata terhadapr nilai penjualan.
B. Sign Test (Uji Tanda)
Sign test dipergunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
(bivariat) berpasangan dengan skala pengukuran data berbentuk ordinal. Teknik
ini disebut sebagai uji tanda (sign test) karena data yang akan dianalisis
dinyatakan dalam bentuk tanda-tanda, yaitu tanda positif dan negatif. Jadi, dalam
hal ini, tidak sekedar menanyakan seberapa besar pengaruhnya secara kuantitatif,
tetapi juga pernyataan tentang mempunyai pengaruh positif atau negatif. Bila
dibandingkan dengan mc. Nemar test, maka terdapat persamaan antara mc. Nemar
test dengan sign test, yaitu sama-sama untuk menguji hipotesa komparatif dengan
dua sampel berpasangan dengan skala data kategorik. Sedangkan perbedaan
antara keduanya adalah: mc. Nemar test : digunakan pada skala data kategorial
yaitu tepatnya nominal, dimana variabelnya hanya mempunyai 2 kategori. Sign
test : digunakan pada skala data kategorial yaitu tepatnya ordinal, dimana
variabelnya terdiri atas lebih dari 2 kategori.
Contoh cara mengidentifikasi penggunaan teknik uji statistik dalam
penelitian: suatu penelitian akan dilakukan untuk mengetahui peran penyuluhan
terhadap pengetahuan responden. Dimana dalam penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan responden yang dibedakan atas

30

pengetahuan baik, cukup baik dan tidak baik antara sebelum diberikan penyuluhan
dengan sesudah diberikan penyuluhan. Berdasarkan gambaran tersebut, maka:

Uji statistik apakah yang tepat digunakan untuk menguji hipotesis


penelitian tersebut ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan variabel yang dihubungkan. Variabel dalam penelitian
tersebut adalah: Tingkat Pengetahuan dan Penyuluhan.
2) Menentukan Jenis Hipotesanya. Jenis Hipotesanya adalah Komparatif
3) Menentukan Skala Datanya. Skala pengukuran datanya adalah Ordinal
(Kategorial)
4) Menentukan

Berpasangan

atau

Tidak

Berpasangan

Kelompok

sampelnya adalah Berpasangan.


5) Menentukan Teknik Uji Statistik yang tepat berdasarkan kriteria
tersebut di atas adalah Sign Test/Wilcoxon Rumus yang digunakan:

Interpretasi hasil untuk menerima atau menolak H0 adalah:

1) Bila nilai 2 (chi kuadrat) hitung > 2 (chi kuadrat) tabel, maka H 0
ditolak atau hal ini berarti ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antar variabel yang diuji. Dan sebaliknya: bila nilai 2 (chi
kuadrat) hitung < 2 (chi kuadrat) tabel, maka H0 diterima atau hal ini
berarti ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antar variabel yang diuji.
2) Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) < 0,05, maka H 0 ditolak
dan Ha diterima, yang berarti Ada Hubungan antar Variabel yang diuji, dan
sebaliknya: Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) > 0,05, maka
H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti Tidak Ada Hubungan antar
Variabel yang diuji.

31

Sampel

yang

digunakan

dalam

penelitian

adalah

sampel

yang

berpasangan, misalnya suami-istri, pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lainlain. Tanda positif dan negative akan dapat dketahui berdasarkan perbedaan nilai
antara satu dengan yang laindalam pasangan itu. Sebagai contoh perbedaan data
yang diberikan oleh suami dan istri yang ditunjukkan pada Tabel 6.5. Hipotesis
nol (Ho) yang diuji adalah : p (XA > XB ) = P (XA < XB ) = 0,5. Peluang berubah
dari XA ke XB = peluang berubah dari XB ke XA = 0,5, atau peluang untuk
memperoleh beda yang bertanda positif sama dengan peluang untuk memperoleh
beda yang negatif. Jadi kalau tanda positif jauh lebih banyak dari negatifnya, dan
sebaliknya, maka Ho ditolak. XA = nilai setelah ada perlakuan (treatmen) dan XB
= nilai sebelum ada kelompok yang diobservasi. Bila jarak antara median dengan
tanda positif dan negative sama nol, maka Ho diterima. Jika (XA XB)
menunjukkan nilai perbedaan, dan merupakan median dari perbdaan ini, maka uji
tanda dapat digunakan untuk menguji Ho : m = 0 dan Ha : m 0 dengan peluang
masing-masing = 0,5. Jadi Ho : p = 0,5 dan Ha : p 0,5. Untuk sampel yang kecil
25 pengujian dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip distribusi
Binomial dengan P = Q = 0,5 (lihat test Binomial) dimana N = banyak pasangan.
Bila suatu pasangan observasi tidak menunjukkan adanya perbedaan, yakni selisih
= 0, maka pasangan itu dicoret dari analisis. Dengan demikian N-nya akan
berkurang. Untuk pengujian hipotesis dapat membandingkan dengan Tabel IV
Lampiran, dimana x dalam tabel itu adalah nilai bertanda positif atau negative
yang jumlahnya lebih kecil. Sebagia contoh misalnya 25 pasangan yang
diobsrvasi terdapat 20 pasangan yang menunjukkan perubahan positif (+) dan 5
menunjukkan perubahan negatif (-), maka disini N = 20 dan x = 5. Berdasarkan
hal tersebut, maka p tabel = 0,002 (uji satu pihak).
Contoh sampel kecil :

Suatu perusahaan ingin mengetahui pengaruh adanya kenaikan uang insentif


terhadap kesejahteraan karyawan. Dalam penelitian itu dipilih 20 pegawai beserta
isterinya secara random. Jadi terdapat 20 pasangan suami isteri. Masing-masing
suami dan isteri diberi angket untuk disini, dengan menggunakan pertanyaan

32

sebagai berikut. Berilah penilaian tingkat kesejahteraan keluarga bapak/ibu


sebelum adanya kenaikan dan sesudah kenaikan insentif dari perusahaan dimana
bapak bekerja. Rntang nilai adalah 1 s/d 10. Nilai 1 berarti sangat tidak sejahtera
dan 10 berarti sangat sejahtera.
Berdasarkan angket yang terkumpul, data dari isteri dan suami baik
sebelum dan sesudah ada insentif ditunjukkan pada table. Misalnya untuk data
yang diperoleh dari isteri karyawan no. 1, ia menyatakan bahwa tingkat
kesejahteraan keluarga sebelum ada kenaikan insentif mendapat nilai 2 dan
setelah ada insentif mendapat nilai 4. Perbedaan sebelum dan sesudah 4 -2 = 2.
Beda 2 ini bila diberi rangking mendapat rangking 4. Perubahan yang paling besar
untuk istri mendapat rangking 1 adalah no. 9 dan no. 18.

Untuk pengujian dengan Sign Test, data yang dianalisis adalah data ordinal
atau berbentuk peringkat.
Ho : Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan insentif terhadap
kesejahteraan keluarga baik menurut suami maupun isteri.
33

Ha : Terdapat pengaruh positif dan signifikan kenaikan insentif yang


diberikan oleh perusahaan terhadap kesejahteraan keluarga baik
menurut suami maupun isteri.

Berdasarkan Tabel tersebut terlihat tanda (+) sebanyak 7 dan (-) sebanyak
13. Berdasarkan Tabel Lampiran (tabel Binomial) dengan N=20 (N berkurang bila
tidak terjadi perbedaan, tidak ada (+) atau (-), dan p = 7 (tanda yang kecil)
diperoleh tabel p tabel = 0,132. Bila taraf kesalahan sebesar 5% (0,05), maka
harga 0,132 ternyata lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Ha
ditolak. Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan kenaikan insentif terhadap pengaruh yang positif dan signifikan
kenaikan insentif terhadap kesejahteraan keluarga baik menurut suami maupun
isteri. Kalaupun dalam data terlihat ada pengaruh positif, tetapi adanya pengaruh
itu hanya terjadi pada sampel itu, dan hal itu tidak dapat digeneralisasikan untuk
populasi dimana sampel tersebut diambil.
Berdasarkan Tabel 6.6 tersebut terlihat tanda (+) sebanyak 7 dan (-)
sebanyak 13. Berdasarkan Tabel Lampiran (tabel Binomial) dengan N=20 (N
berkurang bila tidak terjadi perbedaan, tidak ada (+) atau (-), dan p = 7 (tanda

34

yang kecil) diperoleh tabel p tabel = 0,132. Bila taraf kesalahan sebesar 5%
(0,05), maka harga 0,132 ternyata lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Ho
diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan kenaikan insentif terhadap pengaruh yang positif dan
signifikan kenaikan insentif terhadap kesejahteraan keluarga baik menurut suami
maupun isteri. Kalaupun dalam data terlihat ada pengaruh positif, tetapi adanya
pengaruh itu hanya terjadi pada sampel itu, dan hal itu tidak dapat
digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel tersebut diambil.
C. Wilcoxon Match Pairs Test
Teknik ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Kalau dalam uni
tanda besarnya selisih nilai angka antara positif dan negatif tidak diperhitungkan,
sedangkan dalam uji Wilcoxon ini diperhitungkan. Seperti dalam uji tanda, teknik
ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi
bila datanya berbentuk ordinal (berjenjang).

2.9.2. Pengujian Hipotesis Komparatif Lebih dari 2 Sampel

Berpasangan
Pengertian dan Penggunaan Uji Lebih dari 2 Sampel

Menguji hipotesis komparatif dua sampel independen berarti menguji signifikansi


perbedaan nilai dua sampel yang tidak berpasangan. Sampel independen biasanya
digunakan dalam penelitian yang menggunakan pendekatan penelitian survey.

Pengertian dan Penggunaan Uji Chi Square ( X2 ) k Sampel

Chi kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif (perbandingan) dua


sampel atau lebih bila datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar.
Jika tabel lebih dari 2x2, maka:

35

Rumus menghitung X2

Dengan dk (derajat kebebasan) atau df (degree of freedom) = (baris-1)


(kolom-1)
Kesimpulan:
Jika X2 hitung > X2 tabel: Ho ditolak
Jika X2 hitung < X2 tabel: Ho gagal ditolak
Atau:
P value < (0,05) H0 ditolak
P value > (0,05) H0 gagal ditolak
Contoh : ingin mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan hipertensi. Data
sebagai berikut:

Tk pendidikan

Hipertensi

36

Ya
tidak
total
15
50
65
10
60
70
5
45
50
30
155
185

Rendah
Sedang
Tinggi
Total

Data diatas adalah nilai observed, selanjutnya dicari nilai expected


Hitung nilai expected dan X2
Tk
pendidik
an

Rendah
Sedang
Tinggi

Hipertensi
Ya

Tidak

O E
O
E
1
5 11 50 54
1
0 11 60 59
5
3
0

Total

menghitung Chi Square


tota
l

45
15
5

42

O-E
Y tida
a k

65

ya
19.
-4
9

4
1
3

70
50

O-E2

1.8

9.7

O-E2/E
X2
tida
tida
k
Ya
k
1.8
3.8
19.9
9 0.37
7
0.1
1.8
6 0.03
1.1
9.7
9 0.23

185

2
X2 = (O-2
X2 = (15-11) + (10-11) + (5-8)2 + (50-54)2 + (60-59)2 + (45-42)2 = 3,87
11

118

54

59

42

Lihat X2 tabel, alpha 0,05 dan df (k-1) (b-1) = (2-1) (3-1) = 2 5,99
X2 hitung (3,87) < X2 tabel (5,99) H0 gagal ditolak (diterima). Berarti tidak
ada perbedaan ketiga tingkat pendidikan terhadapat terjadinya hipertensi (tidak
ada hubungan pendidikan dengans hipertensi).
Khusus untuk tabel 2x2, seperti di bawah ini. Disebut juga tabel kontingensi
Kelompok
Sampel
1
2

Outcome
+ (yes)
A
C

b
d

37

(no)

Jumlah Sampel
a+b
c+d

Jumlah

Rumus:

a+c

b+d

n = jumlah sampel

1
n (adbc n) 2
2
X 2=
( a+ b ) ( a+c ) ( b+d ) (c+ d)

Df = (k-1) (b-1)
Contoh Kasus
Dilakukan penelitian pada 115 pekerja di sebuah perusahaan A. penelitian
dilakukan untuk mengetahui bagaimana peluang pekerja untuk mengalami
kecelakaan kerja. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2x2 di bawah ini.
Outcome
Kelompok
Kerja outdoor
Kerja indoor
Jumlah

Kec kerja

Kec kerja

60
50
110

20
25
45

Jumlah sampel
60
75
155

a. Perhitungan
berdasarkan harga-harga dalam tabel tersebut maka harga chi square
(X2) adalah

1
n (adbc n)2
2
X 2=
( a+ b ) ( a+c ) ( b+d ) ( c+ d)
2
1
n(60 2520 50 155)
2
2
X=
=0,93
( 60+20 )( 60+50 )( 20+25 )( 50+ 25)

Dengan derajat signifikasi () 5% dan df = (2-1) (2-1)= 1, maka harga


X2 tabel = 3,841. Ternyata harga X2 hitung < harga X2 tabel baik pada
=5 % 0,93 < 3,84. H0 gagal ditolak
b. Kesimpulan
Tidak terdapat perbedaan peluang pekerja

untuk

mengalami

kecelakaan kerja, artinya peluang pekerja di luar ruangan (outdoor)


maupun di dalam ruangan (indoor) adalah sama.
Aplikasi SPSS

38

1. Klik ANALYZE DESCRIPTIVE STATISTICS CROSSTABS


2. Untuk ROWS, Pilik variabel independen (misal: kerja)
3. Untuk COLUMNS, Pilih variabel dependen (misal: kecelakaan kerja)
4. Klik STATISTICS, Klik CHI-SQUARE--CONTINUE
5. Klik CELLS, Klik OBSERVED dan EXPECTED dan ROW
PERCENTAGES--CONTINUE
6. Lihat nilai p (p value) pada kolom exact sig
7. Jika nilai P < 0,05 Ho ditolak dan sebaliknya
2.10.

Pengujian

Hipotesis

Komparatif

Tidak

Berpasangan

(Independen)
Menguji hipotesis dua sampel independen adalah menguji kemampuan
generalisasi rata rata data dua sampel yang tidak berkorelasi. Seperti telah
dikemukakan pel yang bahwa sampel sampel yang berkorelasi biasanya terdapat
pada rancangan penelitian eksperimen. Contoh, perbandingan penghasilan petani
dan nelayan, disiplin kerja pegawai negeri dan swasta. Teknik statistic yang
digunakan untuk menguji hipotesis komparatif, tergantung jenis datanya. Teknik
statistic t-test adalah merupakan teknik statistic parametris yang digunakan untuk
menguji komparasi data ratio atau interval, sedangkan statistic nonparametris
yang dapat digunakan adalah: median test , mannn-Whitney, kolmoorve-smirnov,
fisher exact, chi kuadrat, test run wald-Wolfowitz. Statistic nonparametris
digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya nominal dan ordinal.
Menguji hipotesis komparatif dua sampel tidak berpasangan berarti
menguji signifikansi perbedaan nilai dari dua sampel/kelompok data yang tidak
berpasangan. Contoh dua sampel/kelompok yang tidak berpasangan adalah:
sampel berat badan bayi di daerah rural dan berat badan bayi di daerah urban,
sampel kadar hb pada ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe dan ibu hamil yang
tidak mengkonsumsi tablet Fe, dsb. Teknik uji statistik yang dapat digunakan
untuk menguji hipotesis komparatif pada sampel tidak berpasangan yang dibahas
dalam pokok bahasan ini adalah:
39

1) Bila skala data-nya nominal adalah: chi kuadrat (2)


2) Bila skala data-nya ordinal adalah: mann-whitney

u-test,

kolmogorovsmirnov.
A. CHI KUADRAT ( X2 ) DUA SAMPEL
Chi kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
bila datanya berbentu nominal dan sampelnya besar. Sebagai contoh untuk
mengidentifikasi penggunaan uji chi kuadrat (2) dalam pengujian
hipotesis adalah sebagai berikut (Dahlan.s., 2012): misalnya akan
dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh perilaku merokok
(merokok dan tidak merokok) dengan status fertilitas seorang pria (infertil
dan fertil). Dan pertanyaan penelitian tersebut adalah adakah pengaruh
perilaku merokok terhadap status fertilitas seorang pria ? Maka, langkahlangkah yang harus dilakukan untuk menentukan uji hipotesis yang tepat
adalah:
1) Menentukan variabel-variabel yang dihubungkan. Variabel-variabel
yang dihubungkan dalam contoh penelitian di atas adalah status
fertilitas (infertil dan fertil) dengan perilaku merokok (merokok dan
tidak merokok)
2) Menentukan jenis hipotesa. Jenis hipotesa dari contoh di atas adalah
komparatif.
3) Menentukan skala pengukuran data skala pengukuran data pada
variabel di atas adalah kategorik, yaitu status fertilitas=nominal ;
perilaku merokok=nominal.
4) Menentukan kelompok berpasangan

atau

tidak

berpasangan

berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka terdapat 2 kelompok


sampel yang berbeda yaitu pria perokok dan bukan perokok yang
berarti tidak berpasangan.
5) Menentukan teknik uji statistik yang tepat. Berdasarkan kriteria
tersebut di atas adalah uji chi kuadrat (2).
TABEL KONTINGENSI
Sampel
Sampel A
Sampel B
Jumlah

Frekuensi Pada
Obyek I
A
C
a+c

Obyek II
B
D
b+d

40

Jumlah Sampel
a+b
c+d
n = jumlah sampel

Rumus:
1
n( Iad bcI n)
2
X 2=
( a+ b ) ( a+c ) ( b+d ) ( c+ d)
Interpretasi Hasil untuk Menerima atau Menolak H0 adalah:
1) Bila Nilai 2 (Chi Kuadrat) hitung > 2 (Chi Kuadrat) Tabel, maka
H0 diTolak atau hal ini berarti Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
Dan Sebaliknya:
Bila Nilai 2 (Chi Kuadrat) hitung < 2 (Chi Kuadrat) Tabel, maka
H0 diterima atau hal ini berarti Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Tidaj Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
2) Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) < 0,05, maka H0
ditolak dan Ha diterima, yang berarti Ada Hubungan antar Variabel
yang diuji, dan sebaliknya: Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp.
Sig.) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti Tidak Ada
Hubungan antar Variabel yang diuji.
Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mengetahui bagamana peluang dua orang
untuk menjadi bupati di kabupaten tertentu. Calonnya adalah Abbas dan
Bakri. Setelah diadakan survey pengumpulan pendapat yang setuju dengan
abbas adalah 60 0rang dan yang tidak 20 orang. Sedangkan untuk Bakri
yang setuju ada 50 orang dan yang tidak 25 orang. Dari data tersebut
selanjutnya disusun ke dalam table,
Berdasarkan hal tersebut maka :
c. Judul penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
Peluang abbas dan bakri menjadi bupati
d. Variable penelitiannya adalah bupati
e. Rumusan masalah :
Adakah perbedaan peluang abbas dan bakri untuk menjadi bupati?
f. Sampel terdiri atas

41

Dua kelompok masyarakat yang setuju dan yang tidak setuju dengan
abbas dan bakri. Jumlah sampel untuk abbas adalah 80 orang dan
untuk bakri adalah 75 orang.
g. Hipotesis
Ho : Peluang Abbas dan Bakri sama untuk menjadi bupati atau tidak
terdapat perbedaan pendapat diantara masyarakat terhadap dua
calon bupati tersebut
Ha : Peluang Abbas dan Bakri tidak sama untuk menjadi bupati atau
terdapat perbedaan pendapat diantara masyarakat terhadap dua
calon bupati tersebut
h. Criteria pengujian hipotesis
Ho diterima jika harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga tabel
i. Penyajian data
Data yang telah terkumpul disajikan dalam tabel

Frekuensi pemilihan Abas dan Bakri


Kelompok
Abas
Bakri
Jumlah

Setuju
60
50
110

Persetujuan
Tidak setuju
20
25
45

Jumlah sampel
60
75
155

j. Perhitungan
berdasarkan harga-harga dalam tabel tersebut maka harga chi kuadrat
adalah

1
n( Iad bcI n)
2
2
X=
( a+ b ) ( a+c ) ( b+d ) ( c+ d)
2
1
n (I 60 2520 50 I 155)
2
2
X=
=0,93
( 60+20 )( 60+50 )( 20+25 )( 50+ 25)

Dengan taraf kesalahan 5% dan dk = 1, mka harga X 2 tabel = 3,841


dan untuk 1% = 6,635. Ternyata harga X2 hitung lebih kecil dari harga
X2 tabel baik untuk taraf keslahan 5% maupun 1% . demikian Ho
diterima dan Ha ditolak.
k. Kesimpulan

42

Tidak terdapat perbedaan pendapat di masyarakat terhadap dua calon


bupati tersebut, artinya kedua calon tersebut peluangnya sama untuk
disetujui masyarakat, atau dua calon bupati terebut mempunyai masa
yang sama.
B. FISHER EXACT PROBABILITY TEST
Digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua
sampel kecil independen bila datanya berbentuk nominal. Test ini
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel
kecil independen bila datanya berbentuk nominal. Untuk sampel yang
besar digunakan Chi Kuadrat (x2).
Untuk rnemudahkan perhitungan dalam pengujian hipotesis, maka
data hasil pengamatan perlu disusun ke dalam tabel kontingensi 2 x 2
seperti berikut.
Kelompok
I
II
Jumlah

Jumlah
A
C

B
D

A+B
C+D
n

Kelompok I : sampel I
Kelompok II : sampel II
Tanda

hanya menunjukkan adanya klasifikasi, misalnya

lulus-tidak lulus; gelap-terang, dsb. A B C D adalah data nominal yang


berbentuk frekuensi.
Rumus :
A+B)! (C+D)! (A+C)! (B+D)!

p=
Contoh :
Disinyalir adanya kecenderungan para birokrat lebih menyukai mobil
warna gelap, dan para akademisi lebih menyukai warna terang. Untuk
membuktikan hal tersebut telah dilakukan pengumpuln data dengan
mengguakan sampel yang telah diambil secara random. Dari 8 orang
birokrat yang diamati, 5 orang bermobil gelap dan 3 orang berwarna
43

terang. Selanjutnya ari 7 orang akademisi yang telah diamati, 5 orang


mnggunakan mobil warna terang, dan 2 orang warna gelap.
Berdasarkan hal tersebut maka ;
a. Judul penelitian
Kecenderungan Birokrat dan Akademisi dalam memilih warna mobil
b. Variable penelitian: warna mobil
c. Rumusan masalah :
Adakah perbedaan akademisi dan birokrat dalam memilih wrna mobil
d. Sampel : birokrat 8 orang, akademisi 7 orang
e. Hipotesis :
Ho : tidak terdapat perbedaan antara birokrat dan akademisi dalam
memilih warna mobil
Ha : terdapat perbedaan antara birokrat dan akademisi dalam memilih
warna mobil
f. Criteria pengujian hipotesis
Ho diterima jika harga p hitung lebih besar dari taraf kesalahan yang
ditetapkan
g. Penyajian data
Kelompok
Birokrat
Akademisi
Jumlah

gelap
5
2
7

terang
3
5
8

Jumlah
8
7
15

h. Perhitungan :
(5+3)! (2+5)! (5+2)! (3+5)!
p=
15! 5! 3! 2! 5!
p=

40320 x 5040 x 5040 x 40320


=0,37
1307674386000 x 120 x 6 x 1 x 120

taraf kesalahan = 5% (0,05) maka p hitung = 0,37 lebih besar dr 0,05.


Karena p hitung lebih besar dari (0,37 > 0,05) maka dapat dinyataan
terdapat perbedaan antara birokrat dan akademisi dalam menyenangi
warna mobil.
i. Kesimpulan :
Para birokrat lebih senang warna gelap dan para akademisi lebih
senang warna terang.
C. TES MEDIAN (MEDIAN TEST)
Test Median digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif
dua sampel independen bila datanya berbentuk nominal atau ordinal.

44

Pengujian didasarkan atas median dari sampel yang diambil secara random.
Dengan demikian Ho yang akan diuji berbunyi : Tidak terdapat perbedaan dua
kelompok populasi berdasarkan mediannya.
Kalau Test Fisher digunakan untuk sampel kecil, dan Test Chi Kuadrat (

) digunakan untuk sampel besar, maka test median ini digunakan untuk

antara Fisher dan Chi Kuadrat. Berikut ini diberikan panduannya.


1. Jika

n1 +n2 > 40 , dapat dipakai test Chi Kuadrat dengan korelasi

kontinuitas dari Yates.


2. Jika n1 +n2 antara 20 40 dan jika tak satu selpun memiliki
frekuensi yang diharapkan 5, dapat dibunakan Chi Kuadrat dengan
korelasi kontinuitas. Bila f 5 maka dipakai test Fisher.
3. Kalau n1 +n2 <20 maka digunakan test Fisher.
Untuk menggunakan test median, maka pertama-tama harus dihitung
gabungan dua kelompok (median untuk semua kelompok). Selanjutnya dibagi
dua, dan dimasukkan ke dalam tabel seperti berikut :
Kelompok
Di atas median gabungan
Di bawah median gabungan
Jumlah

Kelompok I
A
C
A + C = n1

Kelompok I
B
D
B + D = n2

Dimana :
A = banyak kasus dalam kelompok I di atas median gabung = n1
B = banyak kasus dalam kelompok II diatas median gabung = n2
C = banyak kasus dalam kelompok I di bawah median gabung = n1
D = banyak kasus dalam kelompok II di bawah median gabung = n1
RUMUS :
N 2
]
2
2
X=
( A+B ) ( C+ D ) ( A +C ) (B+ D)
N [( ADBC )

45

Jumlah
A+B
C+D
N = n1 + n 2

Derajat kebebasan (dk)= 1


Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah penghasilan para nelayan
berbeda degan para petani berdasarkan medianya. Berdasarkan wawancara
terhadap 10 petani dan 9 nelayan diperoleh data tercantum dalam tabel :
N Petani
o
1
50
2
60
3
70
4
70
5
75
6
80
7
90
8
95
9
95
10 100
Dari hal tersebut maka :

Nelayan
45
50
55
60
65
65
70
80
100

a. Judul penelitian : perbedaan penghasilan kelompok petani dan nelayan


b. Variable penelitian : penghasilan
c. Rumusan masalah : adakah perbedaan yang signifikan antara penghasilan
kelompok petani dan nelayan
d. Sampel : dua kelompok asmpel yaotu petani (10 orang) dan nelayan (9
orang)
e. Hipotesis
Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan petani
dan nelayan
Ha : terdapat perbedaan yang signifikan antara [enghasilan petani dan
nelayan
f. Criteria pengujian hipotesis
Ho : diterima jika chi kuadrat hitung < tabel
Ho : ditolak jika chi kuadrat hitung tabel
g. Penyajian data
Diurutkan dari yang terkecil menuju yang tebesar
45 50 50 55 60 60 65 65 70 70 70 75 80 80 90 95 95 100 100
Median = 70
Tabel di atas maka A = 6, C = 4, B = 2, D = 7
Selanjutnya di maskukkan dalam tabel berikut ini.
Jumlah Skor
Di atas Median Gabungan
Di bawah median Gabungan

Petani
A=6
C=4

46

Nelayan
B=2
D=7

Jumlah
A+B=8
C + D = 11

Jumlah
h. Perhitungan

10

N = 19

19
19 6.7 2.4
4.75
2

0,00034
6 8 4 7 6 4 2 7 13860

5%
Dengan harga chi kuadrat tabel dk = 1 dan
adalah 3,841
2
2
hitung 0,00034 3,841 tabel
Maka
i. Kesimpulan
Tidak ada perbedaan significant antara penghasilan petani dan nelayan,
berdasarkan median.
D. MANN WHITNEY U-TEST
Digunakan untuk menguji signifikasi - hipotesis komparatif dua
sampel independent yang datanya berbentuk ordinal. Bila dalam suatu
pengamatan data berbentuk interval, maka perlu diubah ke dalam bentuk
ordinal. Bila datanya masih dalam bentuk interval, masih dapat
menggunakan t-test untuk pengujiannya, tetapi bila asumsi ttest ini tidak
dipenuhi maka test ini tidak dapat digunakan.
Interpretasi Hasil untuk Menerima atau Menolak H0 adalah:
1) Bila Nilai U (terkecil) hitung > U Tabel, maka H0 diTolak atau
hal ini berarti Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
Dan Sebaliknya:
2) Bila Nilai U (terkecil) hitung < U Tabel, maka H0 diterima atau
hal ini berarti Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Tidaj Ada Hubungan antar Variabel yang diuji. Bila Nilai
Signifikansi/(sig.)/(P)/(Asymp. Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak
dan Ha diterima, yang berarti Ada Hubungan antar Variabel
yang diuji, dan sebaliknya: Bila Nilai Signifikansi/(sig.)/(P)/
(Asymp. Sig.) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang
berarti Tidak Ada Hubungan antar Variabel yang diuji.
Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujiannynya. Kedua
rumus itu digunakan dalam perhitungan untuk mengetahui harga U mana

47

yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk
pengujian dan dibandingkan dengan U tabel
n (n 1)
U 1 n1n2 1 1
R1
2
dan
n (n 1)
U 2 n1n2 2 2
R2
2
Dimana

n1
n2

jumlah sampel 1

U1

jumlah sampel 2

U2
R1
n1

jumlah peringkat 1
jumlah peringkat 1

jumlah rangking pada sampel


jumlah rangking pada sampel

n1
n2

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan atau memilih teknik


Uji Statistik atau Uji Hipotesis yang tepat adalah sebagai berikut:
1) Menentukan atau mengidentifikasi Variabel-variabel yang dihubungkan.
Misalnya: Variabel dalam suatu penelitian terdiri atas: Tingkat
Pengetahuan dan Penyuluhan.
2) Menentukan Jenis Hipotesanya. Jenis Hipotesanya apakah Deskriptif,
Komparatif atau Korelatif/Asosiatif.
3) Menentukan Skala Datanya. Skala pengukuran datanya apakah Numerik
(Rasio/Interval) atau Kategorial (Nominal/Ordinal).
4) Menentukan Berpasangan atau Tidak Berpasangan

(Khususnya

untukHipotesis Komparatif) Kelompok sampelnya adalah Berpasangan


atau Tidak Berpasangan.
5) Menentukan Teknik Uji Statistik yang tepat berdasarkan kriteria tersebut
di atas: Apakah Menggunakan Statistik Parametrik atau Non Parametrik
(dengan Menentukan Teknik Uji Statistik yang Sesuai).
Contoh.
Dilakukan penelitian untuk mengetahui adakah perbedaan kualitas
manajemen antara bank yang dianggap favorit oleh masyarakat dan bank
48

yang tidak favorit. Penelitian menggunakan sampel 12 bank yang


dianggap tidak favorit dan 15 bank yang dianggap favorit. Selanjutnya ke
dua

kelompok

tersebut

diukur

kualitas

manajemennya

dengan

menggunakan sebuah instrumen, yang terdiri beberapa butir pertanyaan.


Skor penelian tertinggi 40 dan terendah adalah 0.
Kel. A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Nlai kualitas
16
18
10
12
16
14
15
10
12
15
16
11

Kel B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai kualitas
19
19
21
25
26
27
23
27
19
19
25
27
23
19
19

Berdasarkan hal tersebut di atas


a. Judul penelitiannya dirumuskan sebagai berikut.
Perbandingan kualitas manajemen Bank yang favorit dan yang tidak
favorit
b. Variabel penelitiannya adalah

Variabel Independen : kualitas manajemen

Variabel dependen : favorit bank


c. Rumusan masalah
Adakah perbedaan variabel yang sigifikant antara bank yang favorit
dan yang idak favorit
d. Sampel
Terdiri dua kelompok Bank yaitu kelompok A (bank yang tidak
favorit) = 12 bank dan kelompok B (bank yang favorit) = 15 bank
e. Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan kualitas manajemen yang signifikan
Ha

antara bank favorit dan yang tidak favorit


: Terdapat perbedaan kualitas manajemen yang signifikan antara

bank yang favorit dan yang tidak favorit


f. Kriteria Pengujian hipotesis

49

Ho diterima bila harga U yang terkecil lebih besar dari harga tabel.
g. Penyajian data
Kel. A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Nlai kualitas
16
18
10
12
16
14
15
10
12
15
16
11

Peringkat
9,0
10,5
1,5
4,5
9,0
6,0
7,5
1,5
4,5
7,5
9,0
3,0

Kel B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai kualitas
19
19
21
25
26
27
23
27
19
19
25
27
23
19
19

R1 = 74

h. Perhitungan
U 1 n1n2

Peringkat
15
15
16,5
19,5
21
22,5
18,0
22,5
15,0
15,0
19,5
22,5
18,0
15,0
24,0
R2 = 279

n1 (n1 1)
12 1 74 184
R1 15.15
2
2

dan
n2 (n2 1)

15 1 2
U 2 n1n2
R2 12.15
279 21
2
2
Karena harga U lebih lecil dari U1. Dengan demikian yang digunakan
untuk membandingkan dengan U tabel adalah U2 yang nilai terkecilnya
adalah 21. Dengan

2.5%

(menguji dua pihak harga

5%

dengan n1 = 12 dan n2 = 15, diperoleh Uhitung lebih kecil dari Utabel


(21 < 42). Jadi, kesimpulannya Ho ditolak dan Ha diterima.
i. Kesimpulan
Terdapat perbedaan kualitas manajemen yang signifikant antara bank
yang favorit dan tidak favorit. Bank yang favorit kualitas
manajemennya sudah baik.
j. Saran
Bank yang tidak favorit perlu meningkatkan kualitas manajemennya
bila ingin menjadi bank yang favorit.

SPSS
a. Hipotesis

50

Ho : Tidak terdapat perbedaan kualitas manajemen yang signifikan


Ha

antara bank favorit dan yang tidak favorit


: Terdapat perbedaan kualitas manajemen yang signifikan antara

bank yang favorit dan yang tidak favorit


b. Dasar Pengambilan Keputusan

Exact sign < taraf nyata


tolak Ho

Exact sign > taraf nyata


terima Ho
c. Pemasukan data ke SPSS
Langkah-langkah:
1

Buka lembar kerja baru.


Masukkan data pada editor SPSS.
Klik Analyze klik Non Parametrc Samples sehinngaa akan
tampil kotak dialog Two Independent Samples Test
Pindahkan variabel Kualitas Manajemen ke dalam Test Variable
List dengan menekan tombol panah ke kanan.
Pindahkan variabel Lulusan ke dalam Grouping Variable dengan
menekan tombol panah ke kanan.
Klik tombol Define Group ... kemudian masukkan nilai 1 pada
Group 1 dan nilai 2 pada Group 2.
Pada kotak Test Type klik Kolmogorov Smirnov Z.
Klik Option ... bila ngin memperoleh nilai statistika deskriptif
Klik OK.

Output sebagai berikut.

NPar Tests
Descriptive Statistics
N
Kualitas_Bank
Group

27
27

Mann-Whitney Test
Ranks

51

Mean
18.63
1.5556

Std. Deviation
5.386
.50637

Minimum
10
1.00

Maximum
27
2.00

Kualitas_Bank

Group
Bank Tidak
Favorit
Bank Favorit

Total

Mean Rank

Sum of Ranks

12

6.50

78.00

15

20.00

300.00

27

NPar Tests
Test Statistics(b)

Mann-Whitney U
Wilcoxon W

Kualitas_Bank
.000
78.000

-4.424

Asymp. Sig. (2-tailed)

.000

Exact Sig. [2*(1-tailed


Sig.)]

.000(a)

a Not corrected for ties.


b Grouping Variable: Group

d. Analisis Output:
Jumlah sampel sebanyak 27
Nilai Rata-rata = 18.63
Nilai standar Deviasi = 5.386
Nilai minimum = 10,00 dan nilai maksimum = 27,00
Dari tabel Rank kita peroleh informasi
Jumlah sampel bank tidak favorit = 12
Jumlah sampel bank favorit = 15
Nilai rata-rata rank untuk bank tidak favorit = 12
Nilai rata-rata rank untuk bank favorit = 15
Dari tabel Tatistics diperoleh informasi
Mann-Whitney U = 0.00
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] = 0.00a

Karena Exact Sig. (1-tailed = 0.00


0.05 maka Ho ditolak artinya
Terdapat perbedaan kualitas manajemen yang signifikan antara bank
yang favorit dan yang tidak favorit.
E. TEST KOLMORGOROV-SMIRNOV DUA SAMPEL
Tes ini digunakan untuk menguji komparativ dua sampel independen bila
datanya berbentuk ordinal yang telah tersusun pada tabel distribusi
frekuensi kumulatif dengan menggunakan klas-klas interval. Rumus yang
digunakan sebagai berikut.

52

D = maksimum [Sn1 (X) Sn2 (X)]


Contoh.
Dilakukan penelitian untuk membandingkan produktivitas opertor mesin
CNC (Computered Numerical Controlled) lulusan SMK Mesin dan SMU
IPA. Pengamatan dilakukan pada sampel yang dipilih secara random.
Unuk lulusan SMK 10 orang. Produktivitas keja diukur dari tingkat
kesalahan kerja selama 4 bulan. Hasilnya ditunjukkan dalam tabel berikut.
TINGKAT KESALAHAN KERJA OPERATOR LULUSAN MESIN
CNC LULUSAN SMK DAN SMU DALAM %
No Lulusan SMK
Lulusan SMU
.
1
1.0
3.0
2
2.0
4.0
3
1.0
8.0
4
1.0
2.0
5
3.0
5.0
6
1.0
6.0
7
2.0
3.0
8
1.0
5.0
9
5.0
7.0
10 5.0
8.0
Berdasarkan hal tersebut maka
a. Judul penelitiannya
Perbandingan produktivitas kerja antara lulusan SMK dan SMU
b. Variabel penelitian

Variabel Independen : jenis pendidikan (SMKSMU)

Variabel dependen : Produktivitas Kerja


c. Rumusan Masalah
Adakah perbedaan produktivitas kerja antara katyawan lulusan SMK
dan SMU
d. SampelHipotesis
Terdiri dari dua kelompok sampel yaitu karyawan lulusan SMKyang
berjumlah 10 orang dengan karyawan lulusan SMU yang berjumlah 10
orang.
e. Hipotesis

53

Ho : Tidak terdapat perbedaan produktivitas yang signifikan antara


Ha

karyawan lulusan SMK dan SMU


: Terdapat perbedaan produktivitas yang signifikan antara

karyawan lulusan SMK dan SMU


f. Kriteria Pengujian Hipotesis
Ho diterima bila KD hitung lebih kecil atau sama dengan KD tabel.
g. Penyajian data

No Lulusan SMK
Lulusan SMU
.
1
1.0
3.0
2
2.0
4.0
3
1.0
8.0
4
1.0
2.0
5
3.0
5.0
6
1.0
6.0
7
2.0
3.0
8
1.0
5.0
9
5.0
7.0
10 5.0
8.0
h. Perhitungan
Disusun dalam tabel distribusi frekuensi kumulatif SMA berikut.
No
Interval
f
Kumulaif
1
1-2
7
7
2
3-4
1
8
3
5-6
2
10
4
7-8
0
10
Disusun dalam tabel distribusi frekuensi kumulatif SMK berikut.
No
Interval
f
Kumulaif
1
1-2
1
1
2
3-4
3
4
3
5-6
3
7
4
7-8
3
10
Nilai kumulatifnya disusun proporsional. semuanya dibagi n. dalam
hal ini n1 dan n2 sama yaitu 10.
Kelompok
S10 (X)
S10 (X)
Sn1X-Sn2X

Kesalahan Kerja
3-4%
5-6%
1/10
2/10
3/10
3/10
2/10
1/10

1-2%
7/10
1/10
6/10
54

7-8%
0/10
3/10
3/10

Berdasarkan perhitungan. selisih yang terbesar Sn1 (X)-Sn2 (X) = 6/10.


Dalam hal ini pembilang (KPD) nya = 6. Harga ini selanjutnya
dibandingkan dngan
pihak. kesalahan

KD tabel

5%

(tabel X). Pengujian hipotesis dengan uji 1


dan n = 10. maka harga K D

dalam tabel

= 6.

Harga Kd hitung = 6. ternyata sampel dengan KdDtabel (6 = 6). Dengan


demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Kesimpulannya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara produktivitas kerja lulusan SMK dan
lulusan SMU.
Untuk sampel yang lebih besar n1 dan n2 lebih besar dari 40. dalam
hal ini besarnya n1 tidak harus sama dengan n2. Jadi bisa berbeda.
Dalam tabel ditunjukkan untuk menguji signifikansi harga KD yang
didasarkan tingkat kesalahan yang ditetapkan. Misalkan kesalahan alfa
= 5%. harga D penganti tabel yang dihitung.
n n2
K D 1.36 1
n1 n2
KD di atas dapat dihitung.
n n2
10 10
K D 1.36 1
1,36
0,6
n1n2
10.10
Berdasarkan contoh di atas harga KD hitung = 6. Ternyata harga KD
hitung sama dengan harga tabel demikian Ho tetap diterima (0.6=0.6).
i. Kesimpulan
Produktivitas kerja karyawan lulusan SMK tidak berbeda dengan
lulusan SMU
j. Saran
Pengangkatan karyawan untuk menjadi operator mesin CNC dapat
menggunakan lulusan SMK dan SMU.

SPSS
a. Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan produktivitas yang signifikan antara
Ha

karyawan lulusan SMK dan SMU


: Terdapat perbedaan produktivitas yang signifikan antara

karyawan lulusan SMK dan SMU


b. Dasar Pengambilan Keputusan

Asymp sign < taraf nyata


tolak Ho
55

Asymp sign > taraf nyata


c. Pemasukan data ke SPSS

terima Ho

Langkah-langkah:
1. Buka lembar kerja baru.
Masukkan data pada editor SPSS.
Klik Analyze klik Non Parametrc Samples sehinngaa akan
tampil kotak dialog Two Independent Samples Test
Pindahkan variabel Produktivitas Kerja ke dalam Test Variable
List dengan menekan tombol panah ke kanan.
Pindahkan variabel Lulusan ke dalam Grouping Variable dengan
menekan tombol panah ke kanan.
Klik tombol Define Group ... kemudian masukkan nilai 1 pada
Group 1 dan nilai 2 pada Group 2.
Pada kotak Test Type klik Kolmogorov Smirnov Z.
Klik Option ... bila ngin memperoleh nilai statistika deskriptif
Klik OK.
2. Output sebagai berikut.

NPar Tests
Descriptive Statistics
N

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

LULUSAN

20

3.6500

2.36810

1.00

8.00

GRUP

20

1.5000

.51299

1.00

2.00

Frequencies
GRUP
LULUSAN

LULUSAN_SMK

10

LULUSAN_SMA

10

Total

20

56

Test Statisticsa
LULUSAN
Most Extreme Differences

Absolute

.600

Positive

.600

Negative

.000

Kolmogorov-Smirnov Z

1.342

Asymp. Sig. (2-tailed)

.055

a. Grouping Variable: GRUP

d. Analisis Output.
Jumlah sampel lulusan SMK sebanyak 10
Jumlah sampel lulusan SMA sebanyak 19
Dari Tabel Test Statistics diperoleh informasi
Kolmogorov-Smirnov Z = 1,342
Nilai Asymp Sign (2 tailed) = 0.055
Karena Asymp sign 0.055 > 0.05 maka Ho diterima artinya Tidak
terdapat perbedaan produktivitas yang signifikan antara karyawan
lulusan SMK dan SMU.
F. TEST RUN WALD-WOLFOWITZ
Tes ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif
dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal dalam bentuk run.
Oleh karena itu. sebelum data dua sampel (n1 + n2) dianalisis maka perlu
terlebih dahulu ke dalam bentuk rangking baru kemudian dalam benruk
run.
Bila sampel berasal dari populasi yang sama/tidak berbeda (Ho
benar). maka A dan B tidak akan mengelompok. tetapi akan berbaur makin
kecil run maka Ho semakin ditolak. Rumus yang digunakan untuk
pengujian sebagai berikut.

p(r r ' )

1
n1 n2

n1

n1 1
2 r 1

r 2
2
r'

Bila r ganjil maka rumusnya

57

n 2 1
r

1
2

p (r r ' )

1
n1 n2

n1

n1 1

r 2 k 1
r'

n2 1 n1 1

k 2 k 2

n 2 1

k 1

dimana r = 2k -1
Contoh.
Dilakukan penelitian untuk mengetahui adakah perbedaan disiplin kerja
antara pegawai golongan III dan IV. yang didasarkan atas keterlambatan
masuk dan pulang kantor. Berdasarkan sampel yang dipilih secara random
terhadap 10 pegawai golongan III dan 10 pegawai golongan IV. diperoleh
jam keterlambatan masuk kantor sebagai berikut.
Keterlambatan Masuk Kantor Antara Pegawai Golongan III dan IV (dalam
menit)
No.

Pegawai
III

Golongan Pegawai Golongan IV

1
12
17
2
12
13
3
5
6
4
9
4
5
15
7
6
16
12
7
7
13
8
14
18
9
13
14
10
16
9
Berdasarkan hal tersebut maka
a. Judul Penelitian
Perbedaan disiplin kerja antara pegawai golongan III dan IV.
b. Variabel Penelitian
Variabel independen : Tingkat golongan gaji (golongan III dan
golongan IV)
Variabel dependen : Disiplin kerja
c. Rumusan Masalah
Adakah perbedaan disiplin kerja pegawai golongan III dan IV?
d. Sampel
Terdiri dua kelompok sampel yaitu golongan III sebanyak 11 orang
dan golongan IV sebanyak 11 orang.
e. Hipotesis
Ho : tidak terdapat perbedaan disiplin kerja yang signifikan antara
pegawai golongan III dan IV

58

Ha : terdapat perbedaan disiplin kerja yang signifikan antara pegawai


golongan III dan IV
f. Kriteria Pengujian Hipotesis
Ho diterima bila run hitung lebih besar dari run tabel.
g. Penyajian Data
Untuk menghitung jumlah run. sehingga dapat digunakan untuk
pengujian. maka dua kelompok data tersebut disusun secara beruntun
yaitu dari kecil ke besar ada 10.
4
5 6 7 7 9 9 12 12 12

B A B B A A B B A A
13 13 13 14 14 15 16 16 17 18
A B B
A A A A A B B
h. Perhitungan untuk pengujian hipotesis
Dari tabel terlihat n1 = 10 dan n2 = 10. maka harga run kritisnya = 6
untuk kesalahan 5%. Dari hal tersebut. terntata run hitung lebih besar
dari run tabel (10 > 6).
Karena run hitung lebih besar run tabel maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
i. Kesimpulan
Tidak terdapat perbedaan disiplin antara pegawai golongan III
(kelompok A) dan golongan IV (Kelompok B).
j. Saran
Kedua sampel perlu pembinaan disiplin yang sama.
Untuk ts run ini. kriteria pengujian adalah run hitung lebih kecil atau
sama dengan run dari tabel untuk taraf kesalahan tertentu. maka Ho

ditolak (

rn rtab, Ho

ditolak). Untuk sampel yang lebih besar dapat

digunakan rumus z seperti berikut.


2n1n2

r
1 0,5
r r
n1 n2

r
2n1n2 ( 2n1n2 n1 n2 )

n1 n2 2 n1 n2 1

SPSS
a. Hipotesis
Ho : tidak terdapat perbedaan disiplin kerja yang signifikan antara
pegawai golongan III dan IV
59

Ha : terdapat perbedaan disiplin kerja yang signifikan antara pegawai


golongan III dan IV
b. Dasar Pengambilan Keputusan

Asymp sign taraf nyata


tolak Ho

2
Asymp sign > taraf nyata
terima Ho
c. Pemasukan data ke SPSS
Langkah-langkah:
1. Buka lembar kerja baru.
Masukkan data pada editor SPSS.
Klik Analyze klik Non Parametrc Samples sehinngaa akan
tampil kotak dialog Two Independent Samples Test
Pindahkan variabel Keterlambatan Masuk Kantor ke dalam Test
Variable List dengan menekan tombol panah ke kanan.
Pindahkan variabel Golongan ke dalam Grouping Variable
dengan menekan tombol panah ke kanan.
Klik tombol Define Group ... kemudian masukkan nilai 1 pada
Group 1 dan nilai 2 pada Group 2.
Pada kotak Test Type klik Kolmogorov Smirnov Z.
Klik Option ... bila ngin memperoleh nilai statistika deskriptif
Klik OK.
3

Output sebagai berikut.

NPar Tests
[DataSet0]
Descriptive Statistics
N

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

GOLONGAN

20

11.6000

4.14729

4.00

18.00

GRUP

20

1.5000

.51299

1.00

2.00

Wald-Wolfowitz Test

60

Frequencies
GRUP
GOLONGAN

Golongan III

10

Golongan IV

10

Total

20

Test Statisticsb,c
Exact Sig. (1Number of Runs
GOLONGAN

tailed)

Minimum Possible

9a

-.689

.242

Maximum Possible

17a

2.987

.999

a. There are 5 inter-group ties involving 12 cases.


b. Wald-Wolfowitz Test
c. Grouping Variable: GRUP

d. Analisis Output.
Jumlah sampel sebanyak 20
Rata-rata sampel sebanyak 11,6
Nilai standar deviasi 4,14729
Nilai minimum 4,00
Nilai maksimum 18,00
Jumlah sampel lulusan SMA sebanyak 19
Dari Tabel Test Statistics diperoleh informasi
Exact Sig. (1-tailed) = 0.242
Karena Exact Sig. (1-tailed > 0.025 maka Ho diterima artinya Tidak
terdapat perbedaan disiplin antara pegawai golongan III (kelompok A)
dan golongan IV (Kelompok B).

61

BAB III
PENUTUP
1. Penelitian komparatif merupakan penelitian yang bersifat membandingkan.
Penelitian inidilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua
atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka
pemikiran tertentu.
2. Analisis Paired-sample t-Test merupakan prosedur yang
digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel
dalam satu group.
( x - x ) - ( 1 - 2 )
t hitung = 1 2

12 22
+
n1 n 2

3. Independent sample t-Test adalah uji yang digunakan untuk


menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan
memiliki rata-rata yang berbeda.
( x - x ) - ( 1 - 2 )
t hitung = 1 2

12 22
+
n1 n 2

62

Daftar Pustaka
Amin.I., Aswin.A., Fajar.I., Isnaeni, Iwan.S., Pudjirahaju.A., Sunindya.R.. 2009.
Statistika untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Dahlan.S.M.2012.Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta. Salemba
Medika
Daniel, Wayne W. (1990). Applied Nonparametric Statistics, Second Edition.
United States of America : PWS-KENT.
Hadi.S. 2002. Statistik. Jilid 2. Yogyakarta. Andi Offset.
Hasibuan.A.A.,Supardi, Syah.D. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta.
Gaung Persada Press.
Milles, M.B. and Huberman, M.A. (1984). Qualitative Data Analysis. London:
Sage Publication, 1984.
Danim, Sudarwan. (2000). Metode Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta:
Bumi Aksara.
Danim, Sudarwan. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif . Bandung: Pustaka
Ps, Djarwanto. (1999). Statistik Nonparametrik Edisi 3. Yogyakarta : BPFEYOGYAKARTA.
Riduwan.2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung. Alfabeta.
Riwidikdo,H., 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta. Nuha Medika.
Saleh, Samsubar. (1986). Statistik Nonparametrik Edisi 2. Yogyakarta : BPFEYOGYAKARTA.
Setia. Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung.

63

Siegel, Sidney. (1986). Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta :


Gramedia.
Siswandari. 2009. Statistika (Komputer Based). Surakarta. LPP UNS dan UNS
Press.
Steel, Robert G.D., Horrie, James H. (1980). Principal and Procedure of
Statistics, A Biometrical Approach, Second Edition. Singapore :
McGraw-Hill International Book Company.
Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. (1997). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2009. Statistik Non Parametris Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya).
Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi. (1998). Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Tarsito.. Patilima, Hamid. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Widihastrini, Florentina. 2012. Penelitian Pendidikan SD. Semarang: UNNES.
http://radensanopaputra.blogspot.com/2013/05/analisis-komparatif.html
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/04/pengertian penelitian.html
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/18/eksperime-expost-facto-korelasionalkomparatif/

64

Anda mungkin juga menyukai