(1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
(2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti misalnya:
a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film
atau model
b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film
atau gambar.
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau high-speed photography.
d. Kejadiaan atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan
dengan model, diagram, dan lain-lain
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-
lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan
lain-lain.
(3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
(4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah legi dengan lingkungan dan
pengalaman yamg berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
ditentukan sama untuk tiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan
bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar
belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat
diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
a. Gambar/Foto
Media ini merupakan media yang paling umum berupa bahasa umum yang
dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Media ini mempunyai kelebihan,
antara lain: (1) Sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal semata; (2) Dapat mengatasi batasan ruang
dan waktu; (3) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita dari gambar-
gamgar yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang; (4) Dapat memperjelas
suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usai berapa saja; dan (5)
Harganya murah dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan
perlatan khusus.
b. Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan
bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat
belajar mengambar, setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya
ke dalam bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid,
menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganyapun
tak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh guru.
c. Diagram
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan
simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek secara
garis besar. Diagram yang baik sebagai media pendidikan adalah: (1) yang benar,
digambar rapi, diberi title, label dan penjelasan-penjelasan yang perlu; (2) cukup
besar dan ditempatkan secara strategis; (3) Penyusunannya disesuaikan dengan
pola membaca yang umum yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
d. Bagan/Chart
Seperti halnya media grafis yang lain, bagan atau chart termasuk media
visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep
yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan
juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
Pesan yang disampaikan bisaanya berupa ringkasan visual suatu proses,
perkembangan atau hubungan-hubungan penting. Bagan yang disajkan dapat
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bagan yang bersisfat menunda penyampaian
pesan (berupa flip chart dan hidden chart) dan bagan yang dpat menyajikan pesan
sekaligus (berupa tree chart, flow chart, time line chart, dan stream chart).
e. Grafik (Graphs)
Sebagai media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan
titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya seringkali simbol-simbol
verbal digunakan disitu. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data
kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu
objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Berbeda
dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prinsip-prinsip matematik dan
menggunakan data-data komparatif. Bebrapa macam grafik yang dapat digunakan
adalah grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran dan grafik gambar. Kelebihan
dari media grafik adalah: (1) Grafik bermanfaat sekali untuk mempelajari dan
mengingat data-data kuantitatif dan hubungan-hubungannya; (2) Grafik dengan
cepat memungkinkan kita mengadakan analisis, interpretasi dan perbandingan
antara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan dan
arah; dan (3) Penyajian data grafik jelas, menarik, ringkas dan logis.
f. Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar
interpretative yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu
pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau
kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian,
mempengaruhi sikap maupun tingkah laku. Kartun dapat digambar detail dengan
menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti
dengan cepat.
g. Poster
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi
dan mengkonkretkan pesan-pesan yang abstrak. Kelebihan media peta dan globe
adalah: (1) Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah
kepulauan dan lain-lain; (2) Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan
pengaruh-pengaruh geografis; (3) Memungkinkan siswa memperoleh gambaran
tentang imigrasi dan distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kehidupan
hewan, serta bentuk bumi yang sebenarnya.
Papan flannel adalah media grafis yang efektif untuk menyajikan pesan-
pesan tertentu kepada sasarna tertentu pula. Gambar-gambar yang akan disajikan
dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali.
Karena penyajiannya seketika, selain menarik perhatian siswa, penggunaan papan
flannel dapat membuat sajian lebih efisien.
j. Papan Buletin/Bulletin Board
Berbeda dengan papan flannel, papan bulletin ini tidak dilapisi kain
flannel tetapi langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya
selain menerangkan sesuatu, papan bulletin dimaksudkan untuk memberitahukan
kejadian dalam waktu tertentu.
b. Film Rangkai
Berbeda dengan film bingkai, gambar (frame) pada film bingkai berurutan
merupakan satu kesatuan. Ukuran filmnya sama dengan film bingkai, yaitu 35
mm. sebagaimana film bingkai, film rangkai bisa tanpa suara (silent) bisa pula
dengan suara (sound). Suara yang menyertai film rangkai itu dimaksudkan untuk
menjelaskan isi. Selain dengan suara yang direkam, penjelasan dapat disampaikan
dalam bentuk buku pedoman atau narasi tulis di bawah gambar yang dibacakan
oleh guru atau dibaca sendiri oleh siswa.
Kelebihan media film rangkai antara lain: (1) Kecepatan penyajian film
rangkai dapat diatur, dapat ditambah dengan narasi dengan control guru; (2)
Semua kelebihan non projected still picture dimiliki oleh film rangkai; (3) Dapat
mempersatukan berbagai media pendidikan yang berbeda dalam satu rangkai,
seperti: bagan, foto, dokumen, gambar, table, simbol, kartun dan sebagainya; (4)
Cocok untuk mengajarkan keterampilan; (5) Urutan gambar sudah pasti karena
film rangkai merupakan satu kesatuan; (6) Penyimpanannya mudah, cukup
digulung dan dimasukkan ke dalam tempat khusus; (7) Reproduksinya dalam
jumlah besar relative lebih mudah penggambarnya dibandingkan film bingkai; (8)
Dapat untuk belajar kelompok maupun maupun individual.
c. Media Transparansi
Media transparansi atau overhead transparency (OHT) sering disebut
dengan nama perangkat kerasnya yaitu OHP (Overhead projector), merupakan
media visual proyeksi, yang dibuat di atas bahan transparan, bisaanya film acetate
atau plastic berukuran 8 x 11. Sebagai perangkat lunak, bahan transparan
yang berisi pesan-pesan tersebut memerlukan alat khusus untuk
memproyeksikannya, yaitu OHP.
d. Mikrofis
Mikrofis atau microfiche adalah lembaran film transparan terdiri dari
lambang-lambang visual (grafis maupun verbal) yang diperkecil sedemikain rupa
sehingga tak dapat dibaca dengan mata telanjang. Ukurannya ada beberapa
macam, bisa 3 x 5 inci, 6 x 8 inci atau 4 x 6 inci. Keuntungan terbesar dari alat ini
adalah dapat menghemat ruangan. Halaman cetak yang besar diringkas dalam
bentuk film yang baik dengan perbandingan 1:12 yang selanjutnya bisa
dikembalikan lagi ke bentuk semula dengan memproyeksikannya ke layar.
Keunggulan media microfis antara lain: (1) Mudah dicopi cetak dan
dipublikasikan dengan biaya yang relative murah; (2) Bisa diproyeksikan ke layar
lebar; (3) Karena dalam bentuk lembaran, ringkas, hemat atas lembaran mudah
untuk dikirim; (4) Informasi kepustakaan yang terletak di bagian atas lembaran
mudah untuk diidentifikasi.
e. Film
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu
proses belajar mengajar. Ada tiga macam ukuran film yaitu 8 mm, 16 mm dan 35
mm. Sebagai suatu media, film mempunyai keunggulan-keunggulan sebagai
berikut: (1) Film merupakan suatu denominator belajar yang umum. Keterampilan
atau penguasaan bahasa yang kurang bisa diatasi; (2) Gerakan-gerakan lambat dan
pengulangan-pengulangan akan memperjelas uraian dan ilustrasi; (3) Dapat
menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadain
sejarah yang lampau; (4) Dapat mengembara dengan lincahnya dari suatu Negara
ke Negara yang lain, horizon menjadi amat lebar, dunia luar dapat dibawa masuk
kelas; (5) Dapat menyajikan baik teori maupun praktik dari yang bersifat umum
ke khusus atau sebaliknya; (6) Dapat mendatangkan seorang ahli dan
memperdengarkan suaranya di kelas; (7) Dapat menggunakan teknik-teknik
seperti warna, gerak lambat, animasi, dan sebagainya untuk menampilkan butir-
butir tertentu; (8) Film memikat perhatian anak; (9) Film bersifat realistis, dapat
diulang-ulang, dihentikan, dan sebagianya sesuai dengan kebutuhan, hal-hal yang
abstrak menjadi jelas; (10) Film bisa mengatasi keterbatasan daya indera kita
(penglihatan); (11) Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak
f. Film Gelang
Film gelang (loop film) adalah jenis media yang terdiri dari film berukuran
8 mm atau 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga film ini
akan berputar terus berulang-ulang kalau tidak dimatikan. Film ukuran 8 mm
lebih praktis karena dirancang dalam bentuk kaset. Lama putarnya berkisar antara
3 4 menit. Guru harus member narasi/komentar sendiri pada film bisu sementara
film berputar.
Kelebihan dari media film gelang adalah: (1) Ruangan tak perlu
digelapkan; (2) Dapat berputar terus berulang-ulang sehingga pengertian yang
kabur menjadi jelas; (3) Baik sekali untuk menunjukkan suatu periode yang
pendek, yang berisi gerakan-gerakan tertentu dari objek yang dipelajari; (4)
Mudah sekali diintegrasikan ke pelajaran dan dipakai bersama dengan medium
yang lain; (5) Karena sederhana muridpun bisa memakainya sendiri; (6) Film
dapat dihentikan setiap saat untuk diselingi dengan penjelasan atau diskusi.
g. Televisi (TV)
Selain film, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsure gerak. Sebagai media
pendidikan, televisi memiliki kelebihan-kelebihan antara lain: (1) Dapat
menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media
yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai; (2) Medium
yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena mereka
mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka; (3) Dapat
memikat perhatian sepenuhnya dari penonton; (4) Mempunyai realitas dari film
tapi juga mempunyai kelebihan yang lain yaitu immediacy (objek yang baru saja
ditangkap kamera dapat segera dipertontonkan); (5) Sifatnya langsung dan nyata;
(6) Horizon kelas dapat diperlebar dengan TV; (7) Hamper setiap mata pelajaran
bisa di-TV-kan; (8) Dapat meningkatkan penmgetahuan dan kemampuan guru
dalam hal mengajar.
h. Video
Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak semakin lama
semakin popular dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan lebih bersifat fakta
(kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti misalnya ceritera), bisa
bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Kelebihan video sebagai media
antara lain: (1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari
rangsangan luar lainnya; (2) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar
penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis; (3) Demonstrasi
yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya sehingga pada waktu
mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya; (4) Menghemat
waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang; (5) Kamera TV bisa mengamati
lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya seperti
harimau; (6) Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan
disisipi komentar yang akan didengar; (7) Gambar proyeksi bisaa dibekukan
untuk diamati dengan seksama.; (8) Ruangan tak perlu digelapkan waktu
menyajikannya.
b. Merasa sudah akrab dengan media tersebut, misalnya seorang dosen yang
sudah terbiasa menggunakan proyektor transparansi
Dalam hubungan ini Dick dan Carey (dalam Sadiman, 2008 : 86)
menyebutkan bahwa Disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya,
setidaknya masih ada empat factor lain yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan media, yaitu: (1) ketersediaan sumber setempat, (2) apakah untuk
membeli atau memproduksi sendiri media ada dana, tenaga dan fasilitasnya, (3)
factor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media untuk
waktu yang lama, dan (4) efektifitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.
Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip,
atau generalisasi
Praktis, luwes, dan bertahan, jika tidak tersedia waktu, dana atau sumber
daya lainnya untuk memproduksi tidak perlu dipaksakan
Mutu teknis (misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau
pesan yangditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh
elemen lain yang berupa latar belakang).
Masalah dalam SPBM adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata
dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang
diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan,
kerisauan, atau kecemasan, Oleh karena itu, maka materi pelajar atau topik tidak
terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi dapat
bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Di bawah ini diberikan kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam SPBM.
2) Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga
setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.
4) Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi
yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
5) Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa
perlu untuk mempelajarinya.
2) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa menijnau masalah secara kritis dari
berbagai sudut pandang
3) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai
kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya
1) Menyadari masalah
Implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah
yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran
adanya kesenjangan atau gap dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial.
Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat
menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena
yang ada. Mungkin pada tahap ini siswa dapat menemukan kesenjangan lebih dari
satu, akan tetapi guru dapat mendorong siswa agar menentukan satu atau dua
kesenjangan yang pantas untuk dikaji baik melalui kelompok besar atau kelompok
kecil atau bahkan individual.
2) Merumuskan masalah
Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan,
selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan
masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan
dan kesamaan persepsi tentang masalah dan kaitan dengan data-data yang akan
dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa
dalam langkah ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat
memanafaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, memerinci, dan menganalisis
masalah sehingga pada akhirnya muncul rumusan masalah yang jelas, spesifik,
dan dapat dipecahkan.
3) Merumuskan hipotesis
Sebagai proses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berpikir
deduktif dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting
yang tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam
tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin
diselesaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan
dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. Dengan
demikian, upaya yang dapat dilakukan selanjutnya dalah mengumpulkan data
yang sesuai dengan hipotesisi yang diajukan.
4) Mengumpulan data
Sebagai proses berpikir empiris. keberadaan data dalam proses berpikir
ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyekesaian
masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada.
Proses berpikir ilmiah bukan proses berimajinasi akan tetapi proses yang
didasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong
untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan pada
tahap ini adalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan dan memilah data,
kemudian memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga
mudah dipahami.
5) Menguji hipotesis
Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis
mana yang diterima dan yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa
dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya
untuk melihat hubungannya dengan msalah yang dikaji. Di samping itu,
diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan.
6) Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM.
Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih
alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat
memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif
yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap
pilihan.
Proses terjadinya karat pada besi dapat diperlambat atau dicegah dengan
berbagai cara, seperti pengecatan. Cepat lambatnya proses perkaratan tersebut
terjadi disebut laju reaksi. Laju reaksi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari maupun industri untuk melaksanakan proses reaksi secara cermat, efektif,
ekonomis, dan berkualitas.
a) Laju Reaksi
Perhatikan ilustrasi berikut ini! Jika suatu pereaksi P dan R bereaksi
menghasilkan H maka pengertian laju reaksi dapat dijelaskan sebagai berikut:
P + R H
Sebelum P dan R bereaksi, xzat H belum ada. Pada saat reaksi berjalan, jumlah P
dan R makin berkurang, sedangkan jumlah H mulai terbentuk. Berkurangnya
jumlah P dan R dan bertambahnya H pada setiap satuan waktu, disebut laju reaksi.
Kemolaran suatu zat dalam larutan adalah banyaknya mol zat terlarut
dalam satu liter larutan. Jika zat tersebut bercampur maka kemolaran diartikan
dengan banyaknya mol zat terlarut yang terdapat dalam 1 L volume campuran.
Misalnya, melarutkan garam dapur (NaCl) sebanyak 1 mol (58,5 gram) dalam air
sehingga diperoleh larutan 1 L maka molaritas atau kemolaran NaCl sebesar 1
Molar (ditulis larutan NaCl 1 M).
Contoh:
1. NaOH sebanyak 2 gram (Mr = 40) dilarutkan dalam air menghasilkan 100 ml
larutan. Hitunglah molaritas larutan tersebut !
Penyelesaian:
2g 1
Mol NaOH = 40 g / mol 20 mol
2. Hitung massa KCl yang terdapat dalam 200 ml larutan [KCl] 0,25 M !
(Ar K = 39, Cl = 35,5)
Penyelesaian:
n mol massa / Mr
M
V L L
dimana:
V1 . M1 = V2 . M2
Bagaimana hasil kemolaran larutan sejenis yang berbeda kemolarannya
jika dicampurkan. Kemolaran baru akan timbul jika larutan yang sejenis yang
berbeda kemolarannya dicampurkan. Misalnya, suatu larutan yang mempunyai
volume sebesar V1 liter dan kemolaran M1 molar dicampur dengan V2 liter larutan
dan M2 molar, akan menghasilkan penambahan volume larutan dan jumlah mol
zat terlarut sehingga molaritas campuran menjadi jumlah mol terlarut dibagi
jumlah volume total larutan.
V1 M 1 V2 M 2
Mcamp =
V1 V2
Contoh:
Penyelesaian:
V1 . M1 = V2 . M2
0,2 L . 0,4 mol/L = (200 + 300) ml . M2
80 mmol = 500 ml . M2
80mmol
M2 = 0,16 M
500ml
Penyelesaian:
V1 M 1 V2 M 2
[NaOH]camp =
V1 V2
= 0,18 M
4. Di laboratorium kimia terseddia larutan H 2SO4 pekat dengan kadar 98 % massa
dan massa jenisnya sebesar 1,8 g/ml. erapa volume H2SO4 pekat tersebut yang
harus diambil ?
Penyelesaian:
Jika diambil 1 ml H2SO4 dengan massa 1,8 g, maka:
98
Massa H2SO4 murni = .1,8 g
100
98 1,8
Mol H2SO4 = . mol
100 98
98.1,8.1000
Molaritas H2SO4 = 18 M
100.98.1
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 18 M = 500 ml . 0,5 M
V1 = 13,83 ml
Cara menghitung kemolaran gas-gas dalam suatu ruangan tertutup yang
mempunyai volume tertentu, seperti 17 gras NH3 sebesar 1 mol dimasukkan
dalam ruangan yang mempunyai volume sebesar 5 L maka [NH3] sebesar 1 ml/L
= 0,2 M.
A B
A
Laju pengurangan A : VA =
t
B
Laju penambahan B : VB =
t
[A] dan [B] dinyatakan dalam molaritas, tetapi untuk fase gas dapat dinyatakan
dalam satuan tekanan. Waktu (t) dinyatakan dalam detik.
Contoh:
1. Pada percobaan reaksi : 2X(aq) + Y(aq) X2Y(aq)
Diperoleh data sebagai berikut:
1 0,00 0
2 0,06 30
3 0,12 60
0,12 M
VX = [X]/t = = 6,7 x 10-4 M/detik
1800 det ik
1 X 1
Vy = x x 6,7 x 10 4 M / det ik 3,3 x 10 4 M / det ik
2 t 2
Penyelesaian:
A (0,2 0,5) M
a. VA = (5 x10 2 M / det ik ) 5 x10 2 M / det ik
t 60 det ik
3. Serbuk besi sebanyak 27,2 gram dimasukkan ke dalam 200 ml larutan HCl 3
M. Reaksi terjadi pada ruang tertutup rapat yang menghasilkan gas dengan
volume 1 L berdasarkan persamaan reaksi berikut: (Ar Fe = 56)
Penyelesaian:
(27,2 16) gram
Mol Fe yang berkurang = 0,2mol
56 gram / mol
[ A] 0,2mol / L
a. VFe = 4 x10 3 M / det ik
t 50 det ik
b. Mol HCl yang berkurang = 2 x mol Fe yang berkurang = 2 x 0,2 mol = 0,4 mol
Volume larutan sebesar 200 ml = 0,2 L [HCl] yang berkurang
c. Mol H2 yang terbentuk = mol Fe yang berkurang = 0,2 mol [H 2] yang berkurang
0,2 mol/L = 0,2 M
V = k [NO]2 [H2]
dengan: V = laju reaksi, dan k = tetapan laju reaksi
Besarnya tetapan laju reaksi selalu konstan untuk setiap jenis reaksi.
Besarnya harga k dapat ditentukan berdasarkan data perubahan laju reaksi yang
diperoleh dari eksperimen. Misalnya, jika diambil data nomor dua dari
eksperimen penguraian N2O5 pada tabel di atas, yaitu:
[N2O5] = 0,04 M
V = 1,4 x 10-6 M/detik
V = k [N2O5]
1,4 x 10-6 mol/L.detik = k . 0,04 mol/L
1,4.10 6 M / det ik
k=
0,4 M
Pada reaksi antara NO dan H2, laju reaksi dipengaruhi oleh perubahan
reaksi kedua pereaksi tersebut sehingga orde reaksi ditentukan berdasarkan
pengaruh kedua reaksi. Orde atau tingkat reaksi terhadap NO = 2, sedangkan
tingkat reaksi terhadap H2 = 1. Tingkat reaksi total merupakan jumlah dari
keseluruhan orde reaksi dari peraksi yaitu 2 + 1 = 3.
Jika pereaksi bercampur atau bersentuhan, akan terjadi suatu reaksi. Pada
reaksi yang heterogen, luas permukaan bidang batas yang saling bersentuhan akan
mempengaruhi laju reaksi, yaitu semakin luas permukaan yang bersentuhan akan
semakin besar laju reaksi.
Contoh:
Batu pualam CaCO3 dalam bentuk butiran bereaksi dengan HCl 1 M
menghasilkan gas CO2. Jika butiran batu pualam diperkecil atau digerus,
kemudian direaksikan dengan HCl 1 M maka laju reaksi berbentuk gas CO2 akan
makin tinggi. Hal itu disebabkan permukaan bidang sentuh antara HCl dan CaCO 3
makin luas.
Contoh:
Berdasarkan hasil percobaan, laju reaksi suatu reaksi akan meningkat 2 kali setiap
kenaikan suhu 100C. Jika pada suhu 250C reaksi berlangsung selama 2 menit,
berapa lama reaksi tersebut akan berlangsung jika dilakukan pada suhu 650C?
Penyelesaian:
Ini berarti mengalami kenaikan sebesar 4 x 100C. Karena lajunya bertambah 2 kali
pada setiap kenaikan 100C maka untuk kanaikan 4 x 100C, laju reaksinya 2 x 2 x 2
x 2 = 16 kali atau 16 kali lebih cepat. Jika pada mulanya reaksinya berjalan 2
menit atau 120 detik maka pada suhu 65 0C akan berjalan selama 120/16 = 7,5
detik.
2.4 Hipotesis
1) Hipotesis 1
Ha : Terdapat peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan
menggunakan media pembelajaran berupa animasi dengan program
powerpoint dalam kegiatan pembelajaran.
Ho : Tidak terdapat peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan
menggunakan media pembelajaran berupa animasi dengan program
powerpoint dalam kegiatan pembelajaran.
Hipotesis statistic:
Ha : 1 > 0
Ho : 1 0
2) Hipotesis 2
Ho : Tidak ada peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan
menggunakan media pembelajaran berupa media grafis dalam kegiatan
pembelajaran.
Hipotesis statistic:
Ha : 1 > 0
Ho : 1 0
3) Hipotesis 3
Hipotesis statistic:
Ha : 1 2
Ho : 1 = 2
4) Hipotesis 4
Hipotesis statistic:
Ha : 1 2
Ho : 1 = 2
5) Hipotesis 5
Ha : Hasil belajar kimia siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki aktivitas belajar
rendah.
Ho : Hasil belajar kimia siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi tidak lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki aktivitas belajar
rendah.
Hipotesis statistic:
Ha : 1 > 2
Ho : 1 2