Disusun oleh :
Nim: 1903036113
PENDAHULUAN
Dalam penelitian pendidikan setidaknya dikenal dua jenis penelitian, yaitu penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah deskriptif dan data yang dikumpulkan lebih
mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Sedangkan, penelitian
kuantitatif adalah analisis statistik dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk yang
dapat dihitung (numeric). Pada penelitian kuantitatif terdapat beberapa jenis penelitian.
Penelitian kuantitatif terbagi menjadi penelitian eksperimen, deskriptif korelasional, evaluasi dan
kausal komparatif (ex-post facto).[1] Penelitian korelasional dan kausal komparatif sukar
dibedakan karena kedua penelitian ini mempunyai manipulasi dan hal yang sama mengenai
interpretasi hasil. Akan tetapi, terdapat pula perbedaan antara keduanya. Studi kausal komparatif
(ex-post facto ) biasanya melibatkan dua atau lebih kelompok dan satu variabel bebas.[2]
2
kekurangan penelitian kausal komparatif, contoh penelitian kausal komparatif, dan
langkah langkah penelitian kausal komperatif
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, tujuan, dan ciri-ciri penelitian ex-post facto?
2. Apakah keunggulan dan kelemahan penelitian ex-post facto?
3. Bagaimanakah contoh penelitian ex-post facto?
4. Bagaimana langkah kerja penelitian ex-post facto?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian penelitian ex-post facto
2. Mendeskripsikan keunggulan dan kelemahan penelitian ex-post facto
3. Mendeskripsikan contoh penelitian ex-post facto
4. Mendeskripsikan langkah kerja penelitian ex-post facto
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Tujuan, dan Ciri Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post Facto)
Nama ex post facto[3] berasa dari bahasa latin yang artinya “ dari sesudah fakta,“
menujukkan bahwa penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-perbedaaan dalam
variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami.
4
pendidikan prasekolah yang merupakan faktor utama dalammemberikan kontribusi. Jika
kelompok pendidikan prasekolah memperlihatkan tingkat penyesuaian sosial tinggi, hipotesis
peneliti akan didukung.
Di lain pihak, Donald Ary, dkk.[9] memaparkan bahwa penelitian kausal komparatif
merupakan jenis penelitian ex post facto, yaitu penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-
perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami.
Semua kejadian yang dipersoalkan sudah berlangsung lewat sehingga tidak memungkinkan
untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimenmemberikan batasan
tentang penelitian ex post facto, yakni penyelidikan empiris yang sistematis. Ilmuwan tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi
atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan
hubungan di antara variabel - variabel itu dilakukan tanpa intervensi langsung, tapi berdasarkan
perbedaan yang mengiringi variabel bebas dan variabel terikat itu. Peneliti dalam
membandingkan dan mencari hubungan sebab- akibat dari variabelnya tidak dapat melakukan
treatment dan penelitian ini cenderung mengandalkan data kuantitaif.
Peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, melainkan langsung melihat hasilnya. Dari
hasil yang diperoleh tersebut peneliti mencoba mencari sebab-sebab terjadinya peristiwa itu.[10]
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat
berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada, dan mencari kembali fakta yang
mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
Ciri ciri pokok penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto, artinya data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian
mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan
5
menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya
dan cenderung mengandalkan data kuantitatif.
6
dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif-alternatif lain
itu, dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat.
b. Sulit untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah
benar benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
c. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan
interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang
disaksikan sehingga masalah menjadi sangat kompleks.
d. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat
pula disebabkan oleh suatu sebab pada kejadian tertentu, oleh lain sebab, dan pada
kejadian lain.
e. Apabila hubungan antara dua variabel telah ditemukan, mungkin sulit untuk menentukan
mana yang sebab dan mana yang akibat.
f. Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor yang saling berhubungan tidaklah selalu memberi
implikasi terhadap adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah
karena faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak
terobservasi.
g. Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya: golongan pandai
dan golongan bodoh) untuk tujuan pembandingan, menimbulkan persoalan-persoalan
karena kategori-kategori seperti itu bersifat kabur, bervariasi, dan tidak mantap.
Seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna. h.
Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara
terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada mempunyai kesamaan dalam berbagai
hal, kecuali pada variabel bebas yang dianggap sulit.
C. Contoh Penelitian Kausal Komparatif
7
Pemahaman Struktur Puisiterhadap Keterampilan Membaca Puisi Mahasiswa Tingkat III
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.”
1. Identifikasi masalah: Penelitian beranggapan bahwa ada hubungan kausal antara ketiga
faktor (membaca puisi, kebiasaan membaca puisi, dan pemahaman struktur puisi) di atas
terhadap keterampilan membaca puisi.
2. Variabel bebas :
1) Minat Membaca Puisi
2) Pemahaman Struktur Puisi
3. Variabel terikat: Keterampilan Membaca Puisi
4. Rumusan Masalah: Apakah faktor minat membaca puisi dan pemahaman struktur puisi
berpengaruh terhadap keterampilan membaca puisi mahasiswa tingkat V program studi
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia?
5. Hipotesis : Faktor minat membaca puisi dan pemahaman struktur puisi berpengaruh
terhadap keterampilan membaca puisi mahasiswa tingkat III program studi pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia.
D. Langkah Kerja Penelitian Kausal Komparatif
Penelitian ex post facto merupakan penelitian, di mana rangkaian variabel-
variabel bebas telah terjadi, ketika peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap
variabel terikat.Penelitian causal comparative merupakan kegiatan penelitian yang
berusaha mencari informasi tentang mengapa terjadi hubungan sebab-akibat dan peneliti
berusaha melacak kembali hubungan tersebut. Penelitian ex post facto mempunyai
langkah penting sebagaiberikut.
Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode ex post facto.
i. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
ii. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
iii. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
iv. Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis
penelitian.
8
v. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukkan instrumen
pengumpul data, dan menganalisis data.
vi. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan
menggunakanperhitungan statistik yang relevan
b. Membuat laporan penelitian.
Metode Penelitian Kausal Komparatif (ex post facto)
1. Desain Penelitian
2. Pengajuan Hipotesis
a. Ada pengaruh positif antara minat membaca puisi terhadap keterampilan
membaca puisi
b. Ada pengaruh positif antara pemahaman struktur puisi terhadap keterampilan
membaca puisi
c. Ada pengaruh positif antara minat membaca puisi dan pemahaman struktur
puisi terhadap keterampilan membaca puisi
3. Pra Analisis Data (Uji Statistik Asumsi Klasik)
a. Normalitas
Langkah-langkah:
1. Tentukan nilai galat baku (Y- Ŷ)
2. Susun galat baku dengan nilai berurut dan tentukan Nilai L hitung maksimum
9
Xi = Skor data galat baku taksiran
b. Uji Heteroskedatisitas
c. Uji Multikolinearitas
10
> 10 maka tidak terjadi multikolineritas antara variabel independennya (Imam
Ghozali, 2009: 96). Uji hipotesis dapat dilakukan apabila koefisien antarvariabel
bebas mempunyai harga di bawah 0, 80 (tidak terjadi kolinieritas).
d. Uji Autokorelasi
e. Uji Linearitas
F=
Keterangan:
11
- Jika F hitung lebih besar dari F tabel maka berarti kontribusi antara
variabel bebas dan linier.
- Jika F lebih kecil dari F tabel maka berarti kontribusi antara variabel
bebas dan terikat bersifat tidak linier. Adapaun kriteria pengujian linieritas adalah
regresi dikatakan linier jika Fhitung < Ftabel, selain itu data dapat dikatakan
linier jika nilai signifikansi lebih besar dari alpha yang ditentukan yaitu 5%
(Imam Ghozali, 2009: 154).
4. Uji Hipotesis
Keterangan:
12
ΣX1Y = Jumlah produk X1 dengan Y
3) Menguji signifikansi dengan uji t Menguji koefisien garis regresi digunakan uji
statistik t. Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta tiap variabel
independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen dengan rumus sebagai
berikut.
Keterangan:
t : t hitung
r : koefisien korelasi
13
2) Mencari koefisien determinasi (R2) antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y, menggunakan rumus:
Keterangan:
a1 = koefisien prediktor X1
a2 = koefisien prediktor X2
Koefisien determinasi (R2) merupakan proporsi atau persentase dari total variasi
Y yang dijelaskan oleh garis regresi. Koefisien determinasi adalah kuadrat
koefisien korelasi. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui
presentasi pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Keterangan:
F = Harga F regresi
N = Cacah kasus
M = Cacah prediktor
14
Apabila harga F hitung ≥ harga F tabel berarti seluruh variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Keterangan :
a : koefisien prediktor
15
BAB III
PENUTUP
16
DAFTAR PUSTAKA
17