Anda di halaman 1dari 17

PENELITIAN EX – POST FACTO BIDANG PENDIDIKAN

Makalah Disusun guna memenuhi tugas

Mata kuliah : Metodologi Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu : Prof. Dr.H. Fatah Syukur, M.Ag.

Disusun oleh :

Nama: Khotib Khoiron

Nim: 1903036113

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam penelitian pendidikan setidaknya dikenal dua jenis penelitian, yaitu penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah deskriptif dan data yang dikumpulkan lebih
mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Sedangkan, penelitian
kuantitatif adalah analisis statistik dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk yang
dapat dihitung (numeric). Pada penelitian kuantitatif terdapat beberapa jenis penelitian.
Penelitian kuantitatif terbagi menjadi penelitian eksperimen, deskriptif korelasional, evaluasi dan
kausal komparatif (ex-post facto).[1] Penelitian korelasional dan kausal komparatif sukar
dibedakan karena kedua penelitian ini mempunyai manipulasi dan hal yang sama mengenai
interpretasi hasil. Akan tetapi, terdapat pula perbedaan antara keduanya. Studi kausal komparatif
(ex-post facto ) biasanya melibatkan dua atau lebih kelompok dan satu variabel bebas.[2]

Penelitian kausal komparatif memiliki kesamaan dengan penelitian korelasi;merupakan


penelitian yang bersifat ex post facto, yaitu penelitian yang variabel variabelnyatelah terjadi
ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian.Di lain pihak,
penelitian korelasi (correlational research) adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih. Pada penelitian kausal komparatif, peneliti mengambil satu atau lebih akibat
dan menguji data tersebut dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab,
hubungan, dan maknanya. Pendekatan dasar kausal komparatif melibatkan kegiatan peneliti yang
diawali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya kemudian
berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat yang berdasarkan pada pengamatan
terhadap akibat yang terjadi dan mencari kembali faktor penyebab melalui data tertentu.

Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian penelitian kausal komparatif,


tujuanpenelitian kausal komparatif, ciri-ciri penelitian kausal komparatif, keunggulan dan

2
kekurangan penelitian kausal komparatif, contoh penelitian kausal komparatif, dan
langkah langkah penelitian kausal komperatif

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, tujuan, dan ciri-ciri penelitian ex-post facto?
2. Apakah keunggulan dan kelemahan penelitian ex-post facto?
3. Bagaimanakah contoh penelitian ex-post facto?
4. Bagaimana langkah kerja penelitian ex-post facto?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian penelitian ex-post facto
2. Mendeskripsikan keunggulan dan kelemahan penelitian ex-post facto
3. Mendeskripsikan contoh penelitian ex-post facto
4. Mendeskripsikan langkah kerja penelitian ex-post facto

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Tujuan, dan Ciri Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post Facto)

Nama ex post facto[3] berasa dari bahasa latin yang artinya “ dari sesudah fakta,“
menujukkan bahwa penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-perbedaaan dalam
variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami.

Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki


hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor
yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan
dasarnya adalah dimulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor
yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Dalam hal ini ada unsur
yang membandingkan antara dua atau lebih variabel.[4]

Sementara itu, menurut Kerlinger[5] penelitian kausal komparatif (causal comparative


research) yang disebut juga penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis
di mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari
variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat
dimanipulasi.

Kemudian, Gay[6] mengemukakan bahwa studi kausal komparatif atau ex post


factoadalah penelitian yang berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk keberadaan
perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok individu. Dengan kata lain, penelitian
kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat
berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab
melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah memulai
dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin menjadi
penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Gay, Mills, Airasian[7]mencontohkan, sebagai
suatu penjelasan yang mungkin tentang bukti perbedaan dalam penyesuaian sosial di kalangan
siswa kelas 1 SD, seseorang peneliti dapat membuat hipotesis bahwa partisipasi dalam

4
pendidikan prasekolah yang merupakan faktor utama dalammemberikan kontribusi. Jika
kelompok pendidikan prasekolah memperlihatkan tingkat penyesuaian sosial tinggi, hipotesis
peneliti akan didukung.

Pendapat berbeda mengenai penelitian komparatif dipaparkan oleh Sugiyono[8]bahwa


masalah penelitian dalam hubungan kausal termasuk dalam rumusan asosiatif, bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal adalah hubungan yang
bersifat sebab-akibat. Jadi, di sini ada variabel independen (variabel yang dipengaruhi) dan
dependen (variabel yang dipengaruhi).

Di lain pihak, Donald Ary, dkk.[9] memaparkan bahwa penelitian kausal komparatif
merupakan jenis penelitian ex post facto, yaitu penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-
perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami.
Semua kejadian yang dipersoalkan sudah berlangsung lewat sehingga tidak memungkinkan
untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimenmemberikan batasan
tentang penelitian ex post facto, yakni penyelidikan empiris yang sistematis. Ilmuwan tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi
atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan
hubungan di antara variabel - variabel itu dilakukan tanpa intervensi langsung, tapi berdasarkan
perbedaan yang mengiringi variabel bebas dan variabel terikat itu. Peneliti dalam
membandingkan dan mencari hubungan sebab- akibat dari variabelnya tidak dapat melakukan
treatment dan penelitian ini cenderung mengandalkan data kuantitaif.

Peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, melainkan langsung melihat hasilnya. Dari
hasil yang diperoleh tersebut peneliti mencoba mencari sebab-sebab terjadinya peristiwa itu.[10]
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat
berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada, dan mencari kembali fakta yang
mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

Ciri ciri pokok penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto, artinya data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian
mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan

5
menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya
dan cenderung mengandalkan data kuantitatif.

B. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Kausal Komparatif

Ritz[11] mengindentifikasikan beberapa keunggulan dan kelemahan penelitian kausal


komparatif. Keunggulan dan kelemahan penelitian ini sebagai berikut.

1. Keunggulan Penelitian kausal komparatif


a. Metode kausal komparatif adalah suatu penelitian yang baik untuk berbagai keadaan
jikametode eksperimen tak dapat digunakan, yaitu:
1) Apabila tidak memungkinkan untuk memilih, mengontrol dan memanipulasikan
faktor faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung.
2) Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak
realistis dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel
yang berpengaruh.
3) Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis,
terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan/ dipertanyakan.
b. Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-
sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan
dan pola yang bagaimana dan yang sejenis dengan itu.
c. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol
parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Kelemahan Penelitian Kausal Komparatif
a. Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap
variabel bebas. Dalam batas-batas pemilihan yang dapat dilakukan, peneliti harus
mengambil fakta-fakta yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kondisi-
kondisinya atau memanipulasikan variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang
dijumpainya itu. Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti harus
mempertimbangkan segala alasan yang mungkin ada atau hipotesis-hipotesis bandingan
yang diajukan dimungkinkan mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti

6
dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif-alternatif lain
itu, dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat.
b. Sulit untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah
benar benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
c. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan
interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang
disaksikan sehingga masalah menjadi sangat kompleks.
d. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat
pula disebabkan oleh suatu sebab pada kejadian tertentu, oleh lain sebab, dan pada
kejadian lain.
e. Apabila hubungan antara dua variabel telah ditemukan, mungkin sulit untuk menentukan
mana yang sebab dan mana yang akibat.
f. Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor yang saling berhubungan tidaklah selalu memberi
implikasi terhadap adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah
karena faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak
terobservasi.
g. Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya: golongan pandai
dan golongan bodoh) untuk tujuan pembandingan, menimbulkan persoalan-persoalan
karena kategori-kategori seperti itu bersifat kabur, bervariasi, dan tidak mantap.
Seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna. h.
Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara
terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada mempunyai kesamaan dalam berbagai
hal, kecuali pada variabel bebas yang dianggap sulit.
C. Contoh Penelitian Kausal Komparatif

Seorang dosen mata kuliah Apresiasi Puisi mewajibkan mahasiswa tingkat


IIIProgram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk membaca puisi di
hadapan teman temannya. Berdasarkan tes performansi di kelas, ternyata ada yang
terampil dalam membaca dan ada pula yang tidak atau belum mampu dengan maksimal,
khususnya dalaminterpretasi teks, penjiwaan, dan vokalisasi. Berdasarkan temuan
tersebut, dapat diambilrancangan penelitian/judul “Pengaruh Minat Membaca Puisi dan

7
Pemahaman Struktur Puisiterhadap Keterampilan Membaca Puisi Mahasiswa Tingkat III
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.”

1. Identifikasi masalah: Penelitian beranggapan bahwa ada hubungan kausal antara ketiga
faktor (membaca puisi, kebiasaan membaca puisi, dan pemahaman struktur puisi) di atas
terhadap keterampilan membaca puisi.
2. Variabel bebas :
1) Minat Membaca Puisi
2) Pemahaman Struktur Puisi
3. Variabel terikat: Keterampilan Membaca Puisi
4. Rumusan Masalah: Apakah faktor minat membaca puisi dan pemahaman struktur puisi
berpengaruh terhadap keterampilan membaca puisi mahasiswa tingkat V program studi
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia?
5. Hipotesis : Faktor minat membaca puisi dan pemahaman struktur puisi berpengaruh
terhadap keterampilan membaca puisi mahasiswa tingkat III program studi pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia.
D. Langkah Kerja Penelitian Kausal Komparatif
Penelitian ex post facto merupakan penelitian, di mana rangkaian variabel-
variabel bebas telah terjadi, ketika peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap
variabel terikat.Penelitian causal comparative merupakan kegiatan penelitian yang
berusaha mencari informasi tentang mengapa terjadi hubungan sebab-akibat dan peneliti
berusaha melacak kembali hubungan tersebut. Penelitian ex post facto mempunyai
langkah penting sebagaiberikut.
Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode ex post facto.
i. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
ii. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
iii. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
iv. Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis
penelitian.

8
v. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukkan instrumen
pengumpul data, dan menganalisis data.
vi. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan
menggunakanperhitungan statistik yang relevan
b. Membuat laporan penelitian.
Metode Penelitian Kausal Komparatif (ex post facto)
1. Desain Penelitian
2. Pengajuan Hipotesis
a. Ada pengaruh positif antara minat membaca puisi terhadap keterampilan
membaca puisi
b. Ada pengaruh positif antara pemahaman struktur puisi terhadap keterampilan
membaca puisi
c. Ada pengaruh positif antara minat membaca puisi dan pemahaman struktur
puisi terhadap keterampilan membaca puisi
3. Pra Analisis Data (Uji Statistik Asumsi Klasik)
a. Normalitas

Bertujuan untuk mengukur apakah data dalam penelitian berdistribusi


normal atau tidak. Dengan kata lain, keadaan data berdistribusi normal
merupakan sebuah persyaratan yang harus dipenuhi, perhitungannya
menggunakan tipe goodeness-of fit, yaitu tes binomial, tes satu sampel analisis
Chi Kuadrat (χ2), atau tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov. Berikut langkah
perhitungan liliefors.

Langkah-langkah:
1. Tentukan nilai galat baku (Y- Ŷ)
2. Susun galat baku dengan nilai berurut dan tentukan Nilai L hitung maksimum

No, Xi F Fkum Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-


S(Zi)|

9
Xi = Skor data galat baku taksiran

(Y - Ŷ) Zi = Skor baku ( diperoleh )

F(Zi) = Harga peluang

 Jika nilai Zi negatif, F(Zi)= 0,5 - nilai Z tabel


 Jika nilai Zi positif, F(Zi)= 0,5 + nilai Z tabel

3. S(Zi) = Harga proporsi (F kum/N)

b. Uji Heteroskedatisitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi


ketidaksamaan varian dari residu satu pengamatan ke pengamatan yang lain
dengan metode uji glejser. Jika variabel independen secara signifikan secara
statistik tidak mempengaruhi variabel dependen, maka tidak terdapat indikasi
terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat apabila dari probabilitas
signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% (Imam Ghozali, 2009: 129).

Glejser menyarankan untuk meregresi nilai absolut dari ei terhadap


variabel X(variabel bebas) yang diperkirakan mempunyai hubungan yang erat
dengan δi 2 dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut.

Di mana: [ei] merupakan penyimpangan residual dan Xi merupakan


variabel bebas.

c. Uji Multikolinearitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya


korelasi antarvariabel bebas (independen) dengan melihat nilai Tolerance Value
dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance Value mengukur variabilitas
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena
VIF = 1/Tolerance Value). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
mulitkolonieritas adalah nilai Tolerance Value < 0,01 atau sama dengan nilai VIF

10
> 10 maka tidak terjadi multikolineritas antara variabel independennya (Imam
Ghozali, 2009: 96). Uji hipotesis dapat dilakukan apabila koefisien antarvariabel
bebas mempunyai harga di bawah 0, 80 (tidak terjadi kolinieritas).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana


variabel dependend tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi
dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan
dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode
sesudahnya (Santoso & Ashari, 2005).

Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

 Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

 Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

e. Uji Linearitas

Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat


bersifat linier atau tidak. Pengujian ini menggunakan uji F dari Sutrisno Hadi
(2000: 14).

F=

Keterangan:

F = Harga bilangan untuk garis regresi

RK reg = Rerata kuadrat regresi

RK res = Rerata kuadrat residu

Selanjutnya untuk interpretasinya, yaitu :

11
- Jika F hitung lebih besar dari F tabel maka berarti kontribusi antara
variabel bebas dan linier.

- Jika F lebih kecil dari F tabel maka berarti kontribusi antara variabel
bebas dan terikat bersifat tidak linier. Adapaun kriteria pengujian linieritas adalah
regresi dikatakan linier jika Fhitung < Ftabel, selain itu data dapat dikatakan
linier jika nilai signifikansi lebih besar dari alpha yang ditentukan yaitu 5%
(Imam Ghozali, 2009: 154).

4. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Sederhana Regresi sederhana didasarkan pada


hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu
variabel dependen. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
variabel independen (X1) dan (X2) terhadap variabel dependen (Y). Berikut
adalah langkah-langkah dalam analisis regresi sederhana:

1) Membuat garis regresi sederhana Y = a + bX Keterangan : Y : subjek dalam


variabel dependen yang diprediksi.

a : harga Y, bila x = 0 (harga konstanta).

b : angka arah/koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan


variabel dependen. Apabila b positif (+) = naik dan bila b minus (-) =turun. X :
subjek pada variabel independen yang mempunya nilai tertentu. (Sugiyono, 2009:
188)

2) Mencari kofisien determinasi (r2) antara prediktor X1 dengan Y dan prediktor


X2 dengan Y

Keterangan:

r 2 (x1y) = Koefisien determinasi antara X1 dengan Y

r 2 (x2y) = Koefisien determinasi antara X2 dengan Y

a1 = Koefisien prediktor X1 a2 = Koefisien prediktor X2

12
ΣX1Y = Jumlah produk X1 dengan Y

ΣX2Y = Jumlah produk X2 dengan Y

ΣY2 = Jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi, 2004: 22)

3) Menguji signifikansi dengan uji t Menguji koefisien garis regresi digunakan uji
statistik t. Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta tiap variabel
independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen dengan rumus sebagai
berikut.

Keterangan:

t : t hitung

r : koefisien korelasi

n : jumlah ke-n (Sugiyono, 2009: 184)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel


independen secara individual dalam mnerangkan variasi variabel dependen.
Dalam mengambil keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai antara t
hitung dan t tabel dengan taraf sinifikansi 5%. Apabila nilai statistik t lebih tinggi
dibandingkan nilai t tabel maka variabel independen secara individual memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2009: 88-
89).

b. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk


memprediksi pengaruh dua variabel bebas atau lebih terdapat satu variabel
terikat. Langkah-langkah dalam analisis regresi berganda sebagai berikut.

1) Membuat persamaan garis regresi dua prediktor dengan rumus: Y = a1X1 +


a2X2 + K Keterangan: Y = Kriterium X1 = Prediktor 1 X2 = Prediktor 2 a1 =
Bilangan koefisen prediktor X1 a2 = Bilangan koefisien prediktor X2 K =
Bilangan konstanta (Sutrisno Hadi, 2004:18)

13
2) Mencari koefisien determinasi (R2) antara prediktor X1 dan X2 dengan
kriterium Y, menggunakan rumus:

Keterangan:

R 2 y(x1x2) = Koefisien determinasi antara Y dengan X1 dan X2

a1 = koefisien prediktor X1

a2 = koefisien prediktor X2

ΣX1Y = Jumlah produk X1 dengan Y

ΣX2Y = Jumlah produk X2 dengan Y

ΣY2 = Jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi, 2004: 22)

Koefisien determinasi (R2) merupakan proporsi atau persentase dari total variasi
Y yang dijelaskan oleh garis regresi. Koefisien determinasi adalah kuadrat
koefisien korelasi. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui
presentasi pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

3) Menguji keberartian regresi ganda, dengan rumus:

Keterangan:

F = Harga F regresi

N = Cacah kasus

M = Cacah prediktor

R2 = Koefisien determinasi antara kriterium dengan prediktor-prediktor.


(Sutrisno Hadi, 2004: 23)

Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel


independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Setelah diperoleh perhitungan,
kemudian F hitung dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikansi 5%.

14
Apabila harga F hitung ≥ harga F tabel berarti seluruh variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Apabila Fhitung < Ftabel berarti seluruh variabel independen secara


bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

4) Mencari besarnya sumbangan setiap variabel prediktor terhadap kriterium

a. Sumbangan Relatif (SR%)

Sumbangan relatif digunakan untuk mencari perbandingan relatifitas yang


diberikan suatu variabel bebas kepada variabel terikat dengan variabel bebas lain
yang diteliti, dihitung dengan rumus :

Keterangan :

SR % : sumbangan relatif dari suatu prediktor 13

a : koefisien prediktor

xy : jumlah produk antara X dan Y

JKreg : jumlah kuadrat regresi (Sutrisno Hadi, 2004: 37)

b. Sumbangan Efektif (SE%)

Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui besarnya


sumbangan secara efektif setiap prediktor

15
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan mengenai penelitian kausal komparatif, berikut


dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

Penelitian kausal komparatif merupakan jenis penelitian ex post facto,


yaitu penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel
bebas yang tidak memungkinkan untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam
penelitian eksperimen memberikan batasan tentang penelitian ex post facto, yakni
penyelidikan empiris yang sistematis.

Keunggulan penelitian kausal komparatif, yaitu suatu penelitian yang baik


untuk berbagai keadaan jika metode eksperimen tak dapat digunakan;
menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang
dipersoalkan; perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan
kontrol parsial sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Kelemahan penelitian
kausal komparatif, yaitu tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas; sulit untuk
memperoleh kepastian, faktor penyebab bukanlah faktor tunggal; dua atau lebih
faktor yang saling berhubungan tidaklah selalu memberi implikasi terhadap
adanya hubungan sebab-akibat; kategori dikotomi untuk tujuan pembandingan,
menimbulkan persoalan persoalan.

Langkah kerja penelitian kausal komparatif secara umum adalah


mengidentifikasi dan merumuskan masalah, studi pustaka, menentukan kerangka
berpikir, hipotesis penelitian, desain penelitian, menentukan populasi, sampel,
teknik sampling, menentukkan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data
dengan menggunakan perhitungan statistik yang relevan kemudian menyusun
laporan penelitian secara menyeluruh.

16
DAFTAR PUSTAKA

Emzir, 2013, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif & Kualitatif,


Jakarta: Rajawali

Gay, Mills, Airasian, 2011, Educational Research, New Jersey: Pearson

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta

17

Anda mungkin juga menyukai