Anda di halaman 1dari 7

Rancangan ex post facto { Februari 7, 2009 @ 10:26 pm } { Blogroll }

3 Rancangan ex post facto 3.1 Pengertian Ex Post Facto Penelitian dengan rancangan ex post facto sering disebut dengan after the fact. Artinya, penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Dalam pengertian yang lebih khusus, (Furchan, 383:2002) menguraikan bahwa penelitian ex post facto adalah penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variable bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami. Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu. 3.2 Perbandingan Antara Ex post Facto dengan Eksperimen Dalam beberapa hal, penelitian ex post facto dapat dianggap sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen. Sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang sama kemudian diberi perlakuan yang berbeda. Studi ex post facto dimulai dengan dua kelompok yang berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut. Studi ex post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang dianggap sebagai akibat dari faktor yang terjadi sebelumnya, kemudian mencoba menyelidiki ke belakang guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya. Penelitian ex post facto memiliki persamaan dengan penelitian eksperimen. Logika dasar pendekatan dalam ex post facto sama dengan penelitian eksperimen, yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode penelitian tersebut membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk mencari atau menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam data penelitian. Dengan demikian, banyak jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen dapat juga diperoleh melalui analisis ex post facto. Dalam penelitian eksperimen, pengaruh variabel luar dikendalikan dengan kondisi eksperimental. Variabel bebas yang dianggap sebagai penyebab dimanipulasi secara langsung untuk meminimalkan pengaruh terhadap variabel terikat. Melalui eksperimen, peneliti dapat memperoleh bukti tentang hubungan kausal atau hubungan fungsional di antara variabel yang jauh lebih menyakinkan daripada yang dapat diperoleh menggunakan studi ex post facto. Peneliti dalam penelitian ex post facto tidak dapat melakukan manipulasi atau pengacakan terhadap variabel-

variabel bebasnya. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam variabel-variabelnya sudah terjadi. Peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana menetapkan sebab dari akibat yang diamati tersebut. Furchan (383:2001) menyatakan bahwa dengan tidak adanya kemungkinan peneliti untuk melakukan manipulasi atau pengacakan. Contoh perbedaan antara penelitian ex post facto dengan eksperimen adalah sebagai berikut. Sebuah penelitian berjudul Pengaruh Kecemasan Siswa pada Waktu Mengerjakan Ujian Terhadap Hasil Ujian Mereka dapat didekati dengan dua metode, yaitu eksperimen dan eks post facto. 1) Pendekatan Eksperimen Dalam judul di atas terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam judul di atas adalah kecemasan siswa dan ujian nasional. Variabel terikatnya adalah hasil ujian. Ciri dari penelitian eksperimen adalah adanya manipulasi terhadap variabel bebas. Dari kondisi di atas, variabel bebas dapat dimanipulasi menjadi cemas dan tidak cemas. Konkritnya, sebuah kelas terdiri dari kelas A dan B. Masing-masing kelas dimanipulasi kondisinya menjadi kelas A menjadi kelas yang cemas, sementara kelas B menjadi kelas yang netral (pengendali). Pengkondisian kelas dapat dilakukan dengan memberikan sugesti kepada kelas A bahwa ujian yang diberikan akan berpengaruh terhadap kenaikan kelas. Artinya, siswa yang memiliki nilai yang rendah bisa dimungkinkan tidak naik kelas. Sementara kelas B dikondisikan netral. Dengan pengertian bahwa ujian di kelas B hanyalah untuk mengukur kemampuan pemahaman terhadap suatu kompetensi tanpa adanya pengaruh dari hasil dengan kenaikan kelas. Setelah kelas sudah terkondisikan, maka diberikan soal dengan tingkat kuantitas dan kualitas kesulitan yang sama. Pada waktu yang bersamaan, lembar jawaban dikumpulkan bersama dan dilakukan pengoreksian terhadap hasil jawab dari kelas A dan B. Apabila terjadi perbedaan nilai, semisal, nilai kelas A lebih tinggi daripada kelas B, maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kecemasan ternyata mampu meningkatkan nilai ujian. Anggapan lain, bahwa dengan adanya kecemasan membuat siswa semakin berpacu untuk mendapatkan yang terbaik. 2) Pendekatan Ex post Facto Hal penting dalam pendekatan ex post facto adalah tidak adanya manipulasi terhadap variabel. Dalam kasus di atas, dapat didekati dengan ex post facto dengan melihat situasi kelas A dan B yang sebelumnya tidak diadakan manipulasi. Artinya, kelas tersebut berjalan secara alami. Misalnya, hasil ujian kelas A dan B menunjukkan perbedaan dari satu siswa ke siswa lainnya. Dari hasil tersebut, dilakukan klasifikasi antara siswa yang memiliki nilai tinggi dengan siswa yang memiliki nilai rendah. Kemudian dihubungkan antara kecemasan dengan hasil nilai. Misalnya ditemukan kesimpulan bahwa nilai di atas rata-rata dikerjakan oleh siswa yang memiliki kecemasan. Oleh karena itu, pengaruh kecemasan siswa memang berpengaruh terhadap hasil ujian, yaitu menjadi lebih baik. Penelitian dengan menggunakan pendekatan ini tentu saja memiliki kekurangan. Dari kasus di atas dapat

terlihat satu celah kelemahan bahwa bisa jadi adanya faktor ketiga selain kecemasan yang membuat nilai ujian meningkat. Hal ini dimungkinkan adanya faktor ketiga, yaitu kecerdasan. Selain kecemasan, bisa dimungkinkan bahwa kecemasan adalah situasi lain, sedangkan kecerdasan menjadi penunjang utama. 3.3 Kekurangan Pendekatan Ex Post Facto

Pendekatan ex post facto memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.

Oleh karena tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki. 2) Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara

berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks. 3) Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula

disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain. 4) Apabila saling hubungan antar dua variabel telah diketemukan, mungkin sukar untuk menentukan mana

yang sebab dan mana yang akibat. 5) Kenyataan bahwa dua, atau lebih, faktor saling berhubungan tidaklah mesti memberi implikasi adanya

hubungan sebab akibat. 6) Menggolongkan-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya golongan pandai dan golongan

bodoh) untuk tujuan perbandingan, menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori itu sifatnya kabur, bervariasi, dan tak mantap. 7) Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subyek secara terkontrol.

Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel bebas adalah sangat sukar. 3.4 Keunggulan Penelitian dengan Pendekatan Ex Post Facto

Metode ini baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan. Apabila tidak selalu mungkin untuk memilih, mengontrol, dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab akibat secara langsung. Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistik dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh. Apabila control di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan atau dipertanyakan. Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan sejenis dengan itu. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik,

metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan. http://lubisgrafura.wordpress.com/2009/02/07/rancangan-ex-post-facto/ Tipe-Tipe Desain Penelitian Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan Desain Eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah pada desain pertama tidak terjadi manipulasi variabel bebas sedang pada desain yang kedua terdapat adanya manipulasi variabel bebas. Tujuan utama penggunaan desain yang pertama ialah bersifat eksplorasi dan deskriptif; sedang desain kedua bersifat eksplanatori (sebab akibat). Jika dilihat dari sisi tingkat pemahaman permasalahan yang diteliti, maka desain ex post facto menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang dikaji pada tataran permukaan sedang desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus. Yang termasuk dalam kategori pertama ialah studi lapangan dan survei. Sedang yang termasuk dalam kategori kedua ialah percobaan di lapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium (laboratory experiment) Sub Desain Ex post Facto a. Studi Lapangan Studi lapangan merupakan desain penelitian yang mengombinasikan antara pencarian literature (Literature Study), survei berdasarkan pengalaman dan / atau studi kasus dimana peneliti berusaha mengidentifikasi variabel-variabel penting dan hubungan antar variabel tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu. Studi lapangan umumnya digunakan sebagai sarana penelitian lebih lanjut dan mendalam. b. Survei Desain survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner. Survei memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata. Semakin sampelnya besar, survei semakin memberikan hasil yang lebih akurat. Dengan survei seorang peneliti dapat mengungkap masalah yang banyak, meski hanya sebatas di permukaan. Sekalipun demikian, survei bermanfaat jika peneliti menginginkan informasi yang banyak dan beraneka ragam. Metode survei sangat populer karena banyak digunakan dalam penelitian bisnis. Keunggulan survei yang lain ialah mudah melaksanakan dan dapat dilakukan secara cepat. Validitas Validitas berkaitan dengan persoalan untuk membatasi atau menekan kesalahan-kesalahan dalam penelitian sehingga hasil yang diperoleh akurat dan berguna untuk dilaksanakan. Ada dua validitas, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. a. Validitas Internal Validitas internal adalah tingkatan dimana hasil-hasil penelitian dapat dipercaya kebenarannya. Validitas internal merupakan hal yang esensial yang harus dipenuhi jika peneliti menginginkan hasil studinya bermakna. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang menjadi kendala untuk memperoleh validitas internal Sejarah (History): Faktor ini terjadi ketika kejadian-kejadian eksternal dalam penyelidikan yang dilakukan mempengaruhi hasil-hasil penelitian. Maturasi (Maturation): Adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada diri responden dalam kurun waktu tertentu, seperti tambahnya usia ataupun adanya faktor kelelahan dan kejenuhan. Testing: Efek-efek yang dihasilkan oleh proses yang sedang diteliti yang dapat mengubah sikap ataupun tindakan responden. Instrumentasi: Efek yang terjadi disebabkan oleh perubahan-perubahan alat dilakukan penelitian Seleksi: Efek tiruan dimana prosedur seleksi mempengaruhi hasil-hasil studi Mortalitas: Efek adanya hilangnya atau perginya responden yang diteliti. b. Validitas Eksternal Validitas eksternal ialah tingkatan dimana hasil-hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi, latar dan hal-hal lainnya dalam kondisi yang mirip. Hal-hal yang menjadi sumber-sumber validitas eksternal ialah: Interaksi Testing: Efek-efek tiruan yang dibuat dengan menguji responden akan mengurangi generalisasi pada situasi dimana tidak ada pengujian pada responden.

Interaksi Seleksi: Efek dimana tipe-tipe responden yang mempengaruhi hasil-hasil studi dapat membatasi generalitasnya. Interaksi Setting: Efek tiruan yang dibuat dengan menggunakan latar tertentu dalam penelitian tidak dapat direplikasi dalam situasi-situasi lainnya.

Desain Spesifik Ex Post Facto Sebelum membicarakan desain spesifik Ex Post facto, sistem notasi yang digunakan perlu diketahui terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah sebagai berikut: X: Digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatu kelompok yang diuji terhadap suatu perlakuan eksperimental pada variabel bebas yang kemudian efek pada variabel tergantungnya akan diukur. O: Menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variabel tergantung yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau obyek tertentu. R: Menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilih dan ditentukan secara random untuk tujuantujuan studi. Ex Post Facto Sebagaimana disebut sebelumnya bahwa dalam desain Ex Post Facto tidak ada manipulasi perlakukan terhadap variabel bebasnya maka sistem notasinya baik studi lapangan atau survei hanya ditulis dengan O atau O lebih dari satu. Contoh 1: Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua populasi, yaitu Perusahaan A dan Perusahaan B, maka notasinya: O1 O2 Dimana: O1 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan A dan O2 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan B. Contoh 2: Secara random kita meneliti 200 perusahaan dari populasi 1000 perusahaan mengenai sistem penggajiannya. Survei dilakukan dengan cara mengirim kuesioner pada 200 manajer, maka konfigurasi desainnya akan seperti di bawah ini: (R) O1 Dimana: O1 mewakili survei di 200 perusahaan dengan memberikan kuesioner kepada 200 manajer yang dipilih secara random (R ). Apabila sampel yang sama kita teliti secara berulang-ulang, misalnya selama tiga kali dalam tiga bulan berturut-turut, maka notasinya adalah: (R) O3 dimana: O1 merupakan observasi yang pertama, O2 merupakan observasi yang kedua dan O3 merupakan observasi yang ketiga. http://www.infoskripsi.com/Theory/Ex-Post-Facto-Research.html PENELITIAN EX POST FACTO Nama ex post facto, bahasa altin yang artinya dari sesufah fakta menunjukkan bahwa penelitian itu dilakukan sesufah perbedaan-perbedaan dalam variable-bebas itu terjadi karena perkembanagan kejadian itu secara alami. Kerlinger memberikan batasan penelitian ex post fakto ini dengan cukup ringkas sebagai: Penyelidikan empiris yang sistematis diamana ilmuan tidak mengendalikan variable bebas secara langsung karena perwujudan variable tersebut telah terjadi, atau karena variable tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan tentang hubungan diantara variablevariable itu dilakukan , tanpa interpensi langsung berdasarkan perbedaan yang mengeringi variable-variable dan variable terikat itu. 10.1 PERBANDINGAN ANTARA PENDEKATAN EX POST FACTO DENGAN PENDEKATAN EKSPERIMEN Tujuan kedua kedua pendekatan ini adalah untuk membandingkan dua kelompok, yang sama pada semua ciri yang relevan kecuali satu,guna mengukur pengaruh ciri tersebut. Dengan demikian, banyak jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen fapat juga diperoleh dari analisis ex post facto.

Akan tetapi, melalui ekperimen kita dapat memperoleh bukti tentang hubungan kausal atau hubungan fungsional diantaa variable yang jauh lebih meyakinkan dari pada yang dapat diperoleh lewat studi ex post facto. 10.2 KONDISI YANG DIPERLUKAN UNTUK MENYIMPULKAN ADANYA HUBUNGAN KAUSAL Jika orang ingin mencapai kesimpulan bahwa satu variable X adalah sebab bagi variable lainnya Y, maka diperlukan ada tiga macam bukti: 1. Hubungan statistic antara X dan Y sudan ditetapkan 2. X terjadi lebih dulu daripada Y 3. Factor-faktor lain tidak ikut menentukan Y Karena adanya pengamatan dalam disain eksperimen, maka studi eksperimen dapat memberikan ketiga bukti itu, sehingga kesimpulan tentang adanya hubungan kausal antara kedua variable itu dapat dibuat. Akan tetapi dalam studi ex post facto, pengamatan situasi ekperimental itu tidak ada sehingga tapsiran tentang adanya hubungan kausal itupun menjadi jauh lebih sukar. 10.2.1 Kemungkinnan adanya hasil yang tak sebenarnya dalam penelitian ex post facto Bukti adanya fariable-variable aktif dan variable-variable atribut adalah penting sekali ,kalau peneliti dapat mengendalikan perlakuan X dan kemudian mengamati variable terikat Y, maka ia mendapatkan fungsi yang masuk akal bahwa X mempengaruhi Y.Jika ia tidak dapat mengendalikan X, mungkin ia akan membuat kesimpulan yang tidak tepat karena hubungan yang diamatinya itu mungkin adalah hubungan yabg tak sebenarnya ( spurious). 10.2.1.1 Penyebab Umum Dalam penyelidikan ex post facto, kita harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa variable bebas dan variable terikat penyelidikan itu adalah dua akibat terisah yang disebabkan oleh variable ke tiga.misalnya kalau kita gunakan gaji guru rata-rata sebagai variable bebas dan tingkat penjulan minuman keras sebagai variable terikat untuk setiap tahun sejak dicabutnya larangan penjualan minuman keras di Amerika Serikat, maka akan kita dapat adanya korelasi positif yang tinggi antara kedua variable ini.Apakah ini berarti jika gaji guru dinaikkan, mereka akan membeli lebih banyak minuman keras? Penjelasan yang lebih masuk akal adalah bahwa baik gaji guru maupun tingkat penjualan minuman keras adalah akibat semakin meningkatnya kemakmuran dan inflasi sejak tahun 1933. 10.2.1.2 Hubungan Kausal yang Terbaik Pada waktu menafsirkan hubungan yang diamati dalam penelitian ex post facto, kita harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa kebalikan dari dugaan kita juga dapat menyebabkan hasil penelitian itu.Maksudnya alih-alih X menyebabkan Y, munkin Y laah yang menyebabkan X. 10.2.1.3 Kemungkinan Adanya Variabe-Variable yang Lain Dalam penelitian ex post facto, mungkian ada variable bebas lainselain variable bebas yang sedang diselidiki,yang dapat menyebabakan efek yang diamati pada variable Y itu. Artinya disamping X1, mungkin ada variable lainnya ,misalnya X2 dan X3 yang juga merupakan factor penyebabbagi perbedaan dari variable terikat. Tugas pertama peneliti adalah membuat daftar semua kemungkinan variable yang lain,kemudian dengan mempertahankan variable lain tetap konstan . Kita dapat menguji variable-variable itu secara bergantian guna menetapkan apakah variable tersebutada hubungannya dengan Y, jika kita bias menghilangkan variable bebas lainnya itu dengan jalan menunjukkan bahwa variable tersebuttidak ada hubungannya dengan Y, maka hipotesis semula tentang hubungan X dan Y itu semakin kuat.

10.3 PENGENDALIAN PARSIAL DALAM PENELITIAN EX POST FACTO Ada beberapa strategi untuk meningkatkan krediabilitas penelitian ex post facto, kendati tak satupun diantaranya yang dapat menutup ssecara memadai kelemahan penelitian ini, yaitu tidak adanya pengendalian terhadap variable bebas. Diantara strategi-strategi itu adalah skor perubahan ,pemadaman, analisis kovariansi,korelasi parsial,kelompok yang homogen serta dengan memasukkan variable luar ke dalam desain. 10.3.1 Skor Perubahan Dengan menggunakan skor perubahan, peneliti memperhitungkan skor variable Y sebelumnya dan bukan hanya menggunakan skor variable Y pada waktu itu saja. Jika peneliti membandingkan seberapa jauh kelompok coba mengalami perubahan bila dibandingkan dengan kelompok pengendali,kemungkinan terjadilah slah tafsir itu mungkin akan lebih kecil dari pada jika hanya menggunakan menggunakan skor pada waktu itu saja.Akan tetapi penggunaan skor perubahan hanyalah pemecahan sebagian dan hasil studi semacam itu harus diperlakukan secara hati-hati. 10.3.2 Pemadanan (Matching) Cara umum untuk memberikan kendali sebagian dalam penyelidikan ex post fact adalah dengan membuat subyek itu sepadan dalam sebanyak mungkin variable luar. Pemadanan ini biasanya dilakukan atas dasar subyek dengan subyek sehingga terbentuklah pasangan yang sepadan. 10.3.3 Analisis Kovariansi dan Korelasi Parsial

Adalah prosedur statistika yang seperti halnya pemadanan, hanya memberikan penyesuaian (pembetulan) sebagian saja kepada perbedaan diantara dua kelompok. Korelasi parsial menyangkut hubungan yang masih tertinggal diantara dua variable setelah pengaruh umum dari satu atau lebih variable lain yang dihilangkan. 10.3.4 Kelompok Homogen Prosedur ini dapat digunakan dalam penelitian ex post facto. Daripada mengambil sampel heterogen kemudian membandingkan sub-sub kelompok di dalamnya yang sudah dipadankan, peneliti dapat mengendalikan suatu variable denga jalan menarik sampel hanya subyek yang homogeny pada variable itu saja. 10.3.5 Memasukkan variable luar ke dalam disain Variable bebas luar yang relevan mungkin dapat pula dimasukkan ke dalam disain ex post facto dan kemudian dianalisis dengan memakai teknik analisis variansi factoral. PROSEDUR DALAM PENYELIDIKAN EX POST FACTO Langkah-langkah yang diperlukan dalam merencakan penyelidikan untukkmeneliti hubungan antara kreativitas dengan prestasi mahasiswa dalam memecahkan masalah. Studi ex post facto akan membandingkan perstasi pemecahan masalah dari mahasiswa yang kreatif dengan yangtidak kreatif. Hipotesisnya akan berbunyi : mahasiswa yang kreatif akan menunjukkan kecepatan dan ketepatan pemecahan masalah yang lebih tingi jika dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak kreatif. Hipotesis ini memerlukan desain ex post facto karena kreativitas tidak dapat dimanipulasi maupun mengelompokkan mahasiswa secara acak. Ia harus mulai dengan dua kelompok yang sudah berbeda pada variable bebasnya, yaitu kreativitas, kemudian membandingkan kedua kelompok tersebut pada variable terikat yaitu prestasi pemecahan masalah. Peneliti harus mendefisinikan mahasiswa kreatif dan mahasiswa tidak kreatif dalam istilah operasional yang tepat. Mahasisw akreatif dapat diberi batasan sebagai mahasiswa tingkat sarjana muda di fakultas pendidikan yang mencapai skor diatas kuartal pertama pada Guilford test of Alternate Uses and Consequenses maupun pada suatu anagram. Mahasiswa yang mencapai skor dibawah kuartal pertama diberi batasan tidak kreatif. Peneliti hendaknya mencoba meneliti variable-variabel lain selain kreativitas yang dapat mempengaruhi variable terikat prestasi pemecahan masalah, kemudian mengambil langkah untuk membuat kelompok coba dan kelompok pengendali. Kedua kelompok diberi ukuran variable terikat yaitu tugas pemecahan masalah. Analisis terhadap data tersebut dengan menggunakan test akan mengungkap perbedaan yang signifikan dalam prestasi pemecahan masalah diantara kelompok tersebut. 10.6 PERANAN PENELITIAN EX POST FACTO Meskipun ada kelemahan-kelemahan, banyak ex post facto yang harus dilakukan dibidang psikologi, sosiologi, dan pendidikan, karena banyak masalah penelitian dibidang ilmu social dan pendidikan tidak mudah diselidiki secara eksperimental http://elinherlinawati070767.blogspot.com/2010/07/penelitian-ex-post-facto.html

Anda mungkin juga menyukai