Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH METODE PENELITIAN PENDIDIKAN

Nama/ NIM : PUNGKI FAJARWATI (14708251077)


ADE (147082510)
SURAIHANA (147082510)
Kelas

: Pendidikan Biologi B
PENELITIAN EX POST FACTO

A. PENGERTIAN PENELITIAN EX POST FACTO


Metode penelitian deskriptif ditinjau dari jenis masalah yang diteliti, teknik dan alat
yang digunakan dalam penelitian, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan dapat
dibedakan menjadi enam jenis, yaitu: metode survei, metode deskriptif berkesinambungan,
penelitian studi kasus, penelitian komparatif, analisis kerja serta aktivitas, dan studi waktu
serta gerakan. Kali ini kita akan membahas mengenai penelitian komparatif yang sering
dikatakan sebagai penelitian ex post facto. Penelitian eksposfakto adalah jenis penelitian
deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat dengan
menganalisis fakor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu
(Andi, 2004).
Hampir mirip dengan faktor perlakuan atau faktor intervensi (treatment atau
intervension) pada penelitian eksperimen, yang membedakan yaitu perlakuan atau
intervensi yang terjadi pada peristiwa eksposfakto bukan sengaja dimanipulasi oleh
peneliti sejak awal penelitian sebagaimana dilakukan peneliti pada penelitian eksperimen.
Pada penelitian eksperimen, variabel bebas dimanipulasi dengan sengaja sehingga dijadikan
faktor yang diharapkan akan memberi pengaruh dalam bentuk hubungan sebab akibat
dengan variabel tergayutnya. Penelitian eksposfakto dapat dilakukan jika punya data-data
pendukung sebelumnya (Bambang S., 2010:19)
Istilah ex post facto berasal dari bahasa latin yang berarti dari sesudah fakta atau
setelah adanya fakta (after the fact). Penelitian non-eksperimen (ex post facto) merupakan
suatu pendekatan pada subjek penelitian untuk meneliti yang telah dimiliki oleh subjek
penelitian secara wajar tanpa adanya usaha sengaja memberikan perlakuan untuk
memunculkan variabel yang ingin diteliti, dengan kata lain, peneliti tidak mempunyai
kontrol langsung terhadap variabel bebas (independent variable) karena manifestasi
fenomena telah terjadi atau karena sukar dimanipulasikan (Dantes,2012:59; Nazir,2014:60).
Sebagai contoh dalam dunia pendidikan ditemukan sebuah kasus mengapa beberapa
siswa lebih pandai membaca daripada siswa yang lain atau seperti pengaruh variabelvariabel lain seperti lingkungan rumah, motivasi, inteligensi, dan kebiasaan membaca orang
tua terhadap disiplin belajar para siswa. Kasus-kasus semacam itu cenderung dapat dijawab
melalui penelitian non-eksperimen (ex post facto), hal ini dikarenakan variasi yang ada pada
masing-masing individu terhadap variabel yang diteliti telah ada secara wajar pada subjek
yang diteliti yang disebut sebagai variabel-variabel atributif. Variabel atributif adalah suatu
karakteristik yang dimiliki subjek sebelum penelitian, sedangkan variabel bebas yang dapat
dimanipulasikan secara langsung oleh peneliti pada penelitian eksperimen disebut variabel
aktif (Dantes,2012:59-60).

B. JENIS PENELITIAN EX POST FACTO


Ada beberapa desain penelitian eksposfakto menurut Kirk (1995) dan Bambang P (2008)
yaitu:
1. Prospective Studies
Prospective studies merupakan studi eksposfakto dengan tujuan ingin melihat apa
yang akan terjadi ke depan setalah sekelompok subjek tereksibit/terpapar oleh suatu
keadaan tertentu yang lain dengan sebelumnya. Oleh karena itu, studi ini juga disebut
follow-up studies atau longitudinal studies atau cohort study. Penelitian ini untuk
mengtehaui dampak lanjut dari suatu kelompok yang tereskpos dan yang tidak
tereskops. Dalam prospective studies, subjek penelitian diinisiasi/ditetapkan sejak
penelitian dilakukan dan dibedakan berdasarkan variabel bebasnya. Kemudian setelah
sekian tahun kemudian dilihat keadaan pada variabel tergayutnya. Contohnya pengaruh
nilai UN terhadap prestasi belajar peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat
nilai UN peserta didik kemudian diikuti perjalanan hidupnya, apakah UN tersebut
menunjukkan prestasi belajar peserta didik.
2. Retrospective Studies
Retrospective studies merupakan studi eksposfakto yang fokusnya untuk meneliti
sesuatu yang menjadi penyebab terjadinya fakta yang ditemukan sekarang. Dalam
retrospective studies subjek penelitian dibedakan berdasarkan variabel tergayutnya jika
diteliti melalui case-control studies atau case-reference studies. Dapat pula subjek
penelitian dibedakan berdasarkan variabel bebasnya kemudian diteliti faktor-faktor yang
menjadi penyebab secara historis sehingga mereka berada pada kondisi yang sekarang.
Sebagai contoh ada dua kelompok siswa yang lulus perguruan tinggi dan yang
mengalami drop out. Dari dua kelompok tersebut peneliti melihat apa penyebab dari
perbedaan tersebut, apakah siswa yang mengalami drop out disebabkan karena faktor
pembolosan, malas, latar belakang orang tua, latar belakang lingkungan sekolah dan lain
sebagainya.
3. Longitudinal Studies
Penelitian jenis ini dilakukan antar waktu, setidaknya terdapat dua kali penelitian
topik atau gejala yang sama, tetapi dilakukan dalam waktu yang berbeda. Adanya upaya
perbandingan antara hasil penelitian, penelitian longitudinal telah direncanakan sejak
awal penelitian dan bukannya secara kebetulan terjadi. Penelitian longitudinal
merupakan penelitian yang mencoba melihat perubahan yang terjadi. Penelitian
Longitudinal terbagi menjadi tiga bentuk yaitu:
a. Penelitian kecenderungan yaitu penelitian terhadap gejala yang sama dengan
waktu yang berbeda serta responden atau informan yang berbeda
b. Penelitian panel yaitu yaitu penelitian terhadap gejala yang sama dengan waktu
yang berbeda serta responden atau informan yang sama.
c. Penelitian kohort yaitu penelitian terhadap gejala yang sama yang dilakukan pada
waktu yang berbeda dengan responden atau informan yang memiliki karakteristik
yang sama.
4. Cross-sectional Studies

Penelitian cross-selectional hanya digunakan dalam waktu tertentu yang artinya


bahwa penelitian itu telah selesai dan tidak akan dilakukan penelitian lain diwaktu yang
berbeda untuk diperbandingkan. Sekalipun peneliti mendatangi lokasi penelitian lebih
dari dua kali ia tetap dikategorikan melakukan penelitian cross-selectional. Melalui
cohort study peneliti dapat membandingkan dua atau lebih kelompok cohort (kelompok
yang terpapar dengan kondisi-kondisi yang berlain-lainan) yang diteliti untuk menggali
ada tidaknya perbedaan yang muncul kemudian.
C. LANGKAH PERENCANAAN PENELITIAN EX POST FACTO
1 Menentukan permasalahan penelitian dalam bentuk pernyataan dengan mengingat bahwa
tidak dapat langsung memanipulasi variabel bebas. Contoh:
a. Apa hubungan antara variabel A dan variabel B?
b. Apa efek variabel A pada variabel B?
2 Mencari literatur.
3 Merumuskan kerangka teoritis dan hipotesis serta asumsi yang dipakai.
4 Membuat rancangan penelitian:
a. Memilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan,
b. Mengkategorikan sifat atau atribut atau hal lain yang sesuai dengan masalah yang
ingin dipecahkan dengan memilih dua atau lebih kelompok yang akan dibandingkan
yakni dengan cara melihat beberapa faktor yang mempengaruhi, untuk memudahkan
analisis sebab-akibat.
c. Membuat instrumen berupa angket.
d. Teknik sampling yang dipakai adalah cluster sampling dimana peneliti membagi
populasi sampling ke dalam grup.
5 Uji Hipotesis, buat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistik yang tepat.
Untuk dapat menyimpulkan bahwa satu variabel (X) adalah penyebab lain variabel (Y)
memerlukan 3 syarat (Ary D., 2010) yaitu adanya:
a Hubungan statistik dalam suatu variabel dapat diprediksi dari perubahan yang lain
namun belum dapat menentukan bahwa keduanya merupakan hubungan sebab akibat.
b Perlu mempertimbangkan urutan waktu kejadian dimana variabel Y menjadi
penyebab terjadinya variabel X.
c Adanaya variabel lain yang dapat menjelaskan hubungan antara X dan Y sehingga
hubungan yang diambil sebelumnya merupakan hubungan palsu.
6 Membuat generalisasi, kesimpulan, serta implikasinya.
7 Menyusun laporan dengan cara penulisan secara ilmiah.
D. TEKNIK ANALISIS DATA
Sepanjang pada penelitian eksposfakto, peneliti ingin menyelidiki adanya perbedaan
yang mucul akibat suatu ekshibit yang pernah terjadi maka dapat memilih uji beda. Namun,
peneliti harus menggunakan asumsi-asimsi bahwa dua atau lebih kelompok yang akan
diperbandingkan haruslah memiliki kondisi yang sama, dan hanya berbeda berdasarkan
kondisi yang telah memaparnya atau mengekshibitnya. Bila persyaratan parametrik
terpenuhi maka tujuan mencari perbedaan nilai rata-rata dapat dilakukan dengan uji beda

parameterik atau nonparametrik tergantung pemenuhan persyaratannya. Bila datanya berupa


data cacah, maka uji X2 dapat untuk menguji dependensi antara variabel bebas dan
tergayutnya. Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa retrospective cohort studies hanya
ada satu variabel bebas dan banyak variabel tergayut yang diteliti. Dengan demikian, bila
akan dilakukan analisis secara silultan untuk melihat perbedaan yang terjadi akibat pengaruh
variabel bebas dapat dianalisis menggunakan analisis multivariat. Tentu saja syarat
parametrik harus terpenuhi. Sebaliknya, pada case-control studies, ada banyak variabel
bebas dengan hanya satu variabel tergayut yang diteliti. Dalam keadaan demikian, bila
variabel bebasnya juga didata dan berupa data pengukuran, maka dapat dianalisis
menggunakan analisis regresi ganda bila persyaratan parametrik terpenuhi.
E. SUMBER BIAS
Menurut Dantes (2012:63-66), perbedaan antara variabel bebas aktif dan variabel bebas
atributif sangat penting artinya, bila peneliti dapat mengontrol perlakuan (X) dan kemudian
mengukur variabel terikat (Y) maka ia mempunyai data sahih bahwa X mempengaruhi Y.
Jika ia tidak dapat mengontrol Y maka peneliti mungkin akan terperosok ke dalam
kesimpulan yang salah karena hubungan yang terjadi mungkin disebabkan oleh sebab-sebab
lain, bukan karena X mempengaruhi Y. Berikut ini merupakan sumber bias yang ada pada
metode penelitian eksposfakto :
1. Sebab yang Sama
Peneliti eksposfakto harus selalu memikirkan kemungkinan adanya penyebab
yang sama, atau penyebab lain yang mengakibatkan adanya hubungan.
2. Kemungkinan Adanya Variabel-Variabel Bebas Lain
Dalam studi eksposfakto dimungkinkan terdapat variabel-variabel bebas lain yang
dapat menimbulkan akibat pada variabel Y. Misalnya suatu penelitian hendak
mengetahui pengaruh kecemasan dalam situasi testing terhadap prestasi peserta didik
dalam ujian nasional (UN), oleh karena itu peneliti harus memikirkan variabel-variabel
bebas lain yang mungkin akan berpengaruh terhadap prestasi peserta didik seperti faktor
inteligensi umum dan faktor-faktor lain.
3. Kemungkinan Ada Penyebab Terbalik
Dalam menginterpretasikan hubungan yang kita lihat harus dipikirkan
kemungkinan bahwa kebalikan dari hipotesis yang diajukan dapat pula terjadi,
barangkali bukan X yang menyebabkan Y melainkan Y yang menyebabkan X.
Menurut Dantes (2012:62) kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan untuk menyimpulkan
hubungan sebab-akibat, jika ingin memperoleh kesimpulan bahwa satu variabel (X) adalah
penyebab dari variabel lain (Y) maka minimal ada tiga fakta yang harus mendukung, yaitu :
1. bahwa suatu hubungan statistic antara X dan Y telah ditemukan;
2. bahwa X menduduki Y dalam waktu, artinya X terjadi lebih mendahului Y; dan
3. bahwa faktor-faktor lain tidak menentukan Y.
F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN EX POST FACTO
Kelebihan penelitian eksposfakto:

1. Sesuai untuk keadaan dan kondisi yang alami, yang tidak bisa dicapai oleh penelitian
eksperimen.
2. Informasi tentang sifat fenomena terjadi dalam kondisi yang alami serta pola seperti apa
fenomena tersebut terjadi.
3. Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain eksposfakto tetap dapat bertahan.
Kelemahan penelitian eksposfakto:
1. Kurang kontrol terhadap variabel bebas
2. Sulit memastikan apakah semua faktor penyebab sudah dimasukkan dan
diidentifikasikan.
3. Dalam fenomena sosial dan pendidikan, tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab dari
suatu akibat tetapi beberapa kombinasi dan interaksi faktor faktor berjalan bersama di
bawah kondisi tertentu yang menghasilkan akibat tertentu.
4. Kenyataan yang menunjukkan bahwa dua atau lebih, faktor berhubungan tidak mesti
menyatakan hubungan sebab akibat. Semua faktor bisa jadi berhubungan dengan suatu
faktor tambahan yang tidak dikenal atau tidak diamati.
5. Karena penelitian komparatif sifatnya eksposfakto, maka penelitian tersebut tidak
mempunyai kontrol terhadap variabel bebas. Penelitian hanya berpegang pada
penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa kesempatan mengatur kondisi ataupun
mengadakan manipulasi terhadap beberapa variabel. Karena itu, peneliti diharapkan
mempunyai cukup banyak alasan dalam mempertahankan hasil hubungan-hubungan
kausal yang ditemukan, dan dapat mengajukan hipotesa hipotesa saingan untuk
membuat justifikasi terhadap kesimpulan-kesimpulam yang ditarik.
6. Sukar memperoleh kepastiann, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan kausal
yang diselidiki benar-benar relevan.
7. Karena faktor-faktor penyebab bukan bekerja secara merdeka, tetapi saling berkaitan
antara satu dengan lain, maka interaksi antara faktor-faktor tunggal sebagai penyebab
atau akibat terjadinya suatu fenomena sukar diketahui. Bahkan akibat dari faktor ganda,
bisa saja dikarenakan oleh faktor di luar cakupan penelitian yang bersangkutan.
8. Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu
bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.
9. Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi untuk tujuan perbandingan, dapat
menjurus kepada pengambilan keputusan dan kesimpulam yang salah akibat kategorikategori dikotom yag dibuat mempunyai sifat bervariasi, dan tidak kokoh.
G. CONTOH PENERAPAN PENELITIAN EX POST FACTO DALAM PENELITIAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
1 Peneliti ingin mengetahui apa yang menjadi perbedan kelas unggul dan kelas biasa.
2 Penelitian disuatu sekolah untuk mencari faktor-faktor yang menyebabkan prestasi
lulusannya selalu lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya.
3 Penelitian untuk mengetahui penyebab kurang termotivasinya siswa dalam mengikuti
mata pelajaran tertentu

4
5

H.

Penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif dengan menggunakan data yang
berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.
Mencari pola tingkah laku dan prestasi belajar yang terkait dengan cara menggunakan
data deskriptif mengenai tingkah laku dan skor tes prestasi belajar yang terkumpul sampai
anak-anak yang bersangkutan SD.

DAFTAR PUSTAKA
Andi Prastowo. 2011. Memahami metode-metode penelitian. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Ary, D., L.C. Jacobs, and C. Sorensen. 2010. Introduction to Research in Education 8th ed.
Beimont: Wadsworth.
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Bambang Subali. 2010. Metodologi Penelitjan Pendidikan Biologi. Jurusan Pendidikan Biologi
FMIPA. Universitas Negeri Yogyakarta.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian Cetakan ke-9. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Mark L. Mitchell and Janina M. Jolley. 2013. Reserch Design Explined, Eight Edition,
International Edition. USA: Jon David Hague.
Kirk, R.E. (1995). Experimental Design: Procedures for the behavioral sciences. Pasific Grove:
Brooks/Cole Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai