Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPS


TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII
SMP IT DARUL MUTTAQIN TP.2023/2024

Oleh:
NIA ISTIKOMAH
NPM. 2001071017

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO


TAHUN 1444 H/ 2023 M

i
PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPS
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII
SMP IT DARUL MUTTAQIN TP.2023/2024

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana


pada jurusan Tadris IPS Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro

Oleh :
NIA ISTIKOMAH
NPM. 2001071017

Pembimbing : Dr. Tubagus Ali Rachman Puja Kesuma, M.Pd

Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (TIPS)


Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO


TAHUN 1444 H/ 2023 M

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayah

dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.

Proposal ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan menyelesaikan

pendidikan Stara Satu (S1) jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro

Lampung dengan tujuan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Dalam upaya penyelesaian proposal ini, peneliti telah menerima banyak

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Siti Nurjanah M.Ag. PIA selaku Rektor IAIN Metro

2. Ibu Dr. Zuhairi, M.Pd , selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Bapak Dr. Tubagus Ali Rachman Puja Kesuma, M.Pd, selaku ketua jurusan

Tadris IPS sekaligus pembimbing yang telah memberi bimbingan yang sangat

berharga dalam mengarahkan dan memberikan motivasi kepada peneliti .

4. Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan IAIN Metro yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan sarana prasarana selama peneliti menempuh pendidikan.

5. Pihak-pihak yang ikut membantu dalam memberikan pengentahuan dan

motivasinya.

Namun peneliti menyadari, bahwa penyususnan proposal ini belum

mencapai kesempurnaan, karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari

berbagai pihak untuk kesempurnaanya. Semoga proposal ini dapat bermanfaat

bagi peneliti ini sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.

iii
Metro, September 2023
Peneliti,

Nia Istikomah
NPM. 2001071017

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................... i

HALAMAN JUDUL .......................................................................... ii

KATA PENGANTAR......................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1


B. Identifikasi Masalah....................................................................... 6
C. Batasan Masalah............................................................................ 6
D. Rumusan Masalah.......................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................... 7
F. Penelitian Relevan......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI

A. Hasil belajar................................................................................... 12
1. Pengertian Hasil Belajar............................................................ 12
2. Kriteria Hasil Belajar................................................................ 13
3. Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar.................................. 15
4. Ketuntasan Belajar.................................................................... 16
B. Guru Profesional............................................................................ 18
1. Kompetensi Pedagogik.............................................................. 18
2. Kompetensi Kepribadian........................................................... 20
3. Kompetensi Profesional............................................................ 21
4. Kompetensi Sosial..................................................................... 21
C. Kompetensi Profesional Guru........................................................ 22
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru................................. 22
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.......................................... 24
3. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional Guru......................... 25

v
D. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru IPS terhadap Hasil
Belajar............................................................................................ 32
E. Kerangka Penelitian....................................................................... 33
F. Hipotesis penelitian ....................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian..................................................................... 30
B. Definisi Operasional Variabel....................................................... 30
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel...................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 34
E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 35
F. Teknik Analisis Data..................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 40

vi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru adalah aset yang sangat penting bagi bangsa dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa ini. Guru merupakan faktor yang penting dalam keberhasilan

pendidikan yang dilaksanakan melalui proses belajar mengajar di sekolah karena

di tangan gurulah masa depan pendidikan yang lebih maju dapat diwujudkan.

Tugas mendidik dan mengajar hendaknya dijadikan suatu kebanggaan bagi guru

dan dilakukan dengan senang hati serta penuh tanggung jawab dalam

mempersiapkan peserta didik menuju tercapainya tujuan pendidikan.

Menurut PP RI No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28,

pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi,

yakni kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Dalam konteks

ini maka kompetensi guru dapat diartikan sebagai kedaulatan pengetahuan,

kemampuan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas

dan penuh tanggung jawab, yang dimiliki seorang calon pendidik untuk

memangku jabatan guru sebagai profesi.1

Upaya penerapan empat kompetensi tersebut yang dilakukan oleh tenaga

pendidik di Indonesia yaitu dengan berupaya memahami karakter peserta didik

yang berbeda-beda, memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun

masyarakat, menjaga komunikasi yang baik dengan peserta didik, tenaga

pendidik, orang tua/wali murid, dan masyarakat sekitar, serta berupaya menguasai

materi pembelajaran yang diajarkan kepada siswanya secara luas dan mendalam.
1
Rina Febriana, Kompetensi Guru, (Jakarta: BumiAksara Group, 2019), 8
2

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta

didik pada jalur pendidikan formal. Secara formal untuk menjadi guru yang

profesional disyaratkan memenuhi kualifikasi akademik minimum dan

bersertifikat. 2

Guru yang profesional diyakini mampu memotivasi siswa untuk

mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian standar pendidikan yang

ditetapkan. Sehingga penjaminan mutu perlu dilakukan dari waktu kewaktu demi

terselenggaranya layanan pembelajaran yang berkualitas.

Seorang guru yang profesional dituntut agar dapat menguasai serta

menyampaikan materi pelajaran dengan baik, efektif dan efisien sehingga siswa

sebagai peserta didik mengerti dan memahami terhadap apa yang disampaikan.

Guru dituntut pula untuk dapat menguasai berbagai strategi dan metode

pembelajaran agar suasana proses belajar mengajar di kelas lebih bergairah dan

menyenangkan.

Kompetensi profesional adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang dalam bidang tertentu yang ditekuni oleh seseorang yang mana

pekerjaan itu harus memiliki keahlian yang diperoleh melalui pendidikan khusus. 3

Kompetensi profesional guru IPS adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran

secara luas dan mendalam pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mencakup

penguasaan substansi materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan substansi

2
SudarwanDanim, Profesional dan EtikaProfesi Guru (Bandung:Alfabeta,2010), 17-
20.
3
Hoyyima Khoiri, Hoyyima Khoiri, Jitu dan Mudah Lulus Sertifikasi Guru
(Yogyakarta: Bening, 2010).43
3

keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut serta menambah wawasan

keilmuan sebagai guru. Kemampuan kompetensi tersebut juga bukan hanya

penguasaan materi saja tetapi mencakup kemampuan merencanakan pelajaran,

melaksanakan prosedur mengajar, melaksanakan hubungan pribadi dengan siswa

dan melaksanakan evaluasi prestasi belajar siswa.

Kompetensi profesionalisme guru dengan hasil belajar siswa memiliki

keterikatan satu sama lain. Hasil belajar adalah suatu perubahan yang dapat diukur

dan diamati yang terjadi pada diri siswa terhadap perubahan tingkah laku dalam

bentuk perubahan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Mengukur hasil belajar

siswa, penilaian dapat dilakukan untuk melihat tingkat pencapaian siswa dalam

mencapai tujuan yang diatur dan ditetapkan dalam program.4

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dicapai karena pembelajaran yang

efektif dengan menggunakan metode dan model pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan. Dalam mengikuti proses pembelajaran siswa akan terlibat aktif,

minat yang tinggi, bila metode yang dilaksanakan guru benar-benar


5
membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Pembelajaran yang

menyenangkan biasanya diciptakan oleh seorang guru yang memiliki kompetensi

profesional yang baik.

Berdasarkan pra-survey yang dilakukan pada tanggal 20 Maret 2023

diSMP IT Darul Muttaqin, diperoleh informasi mengenai kompetensi profesional

guru, bahwa terdapat guru IPS yang belum memenuhi kriteria seorang guru yang

4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung:
Remaja Rosada Karya, 2004).
5
Agustin SuksesDakhi, “Peningkatan Hasil BelajarSiswa”, Jurnal
Education andDevelopmentInstitutTapanuli Selatan, Vol.8 No.2, 2019, hal 468.
4

memiliki kompetensi profesional. Hal yang terjadi di SMP IT Darul Muttaqin,

adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan lulusan

program studi ekonomi fakultas ekonomi. Sehingga mengakibatkan guru tidak

profesional karena mengajar tidak sesuai dengan keahliannya. Pada akhirnya guru

IPS tersebut kurang mampu menguasai bahan ajar dengan baik, kurang mampu

menguasai metode dan terampil dalam menggunakan berbagai metode termasuk

penggunaan alat peraga, serta kurangnya guru dalam meningkatkan kegiatan

pembelajaran di kelas.

Selain itu diduga masih kurangnya kompeensi guru, dimana saat proses

belajar masih menggunakan metode pembelajarankonvensionalseperti pendidik

menjelaskan dan siswa mendengarkan. Kemudian guru yang kurang bisa

berkomunikasi dengan siswa, sehingga siswa tidak berani untuk mengungkapkan

masalah belajarnya dan guru juga terkadang terlambat masuk kelas.

Mengenai hasil belajar siswa kelas VIII pada semester ganjil, berdasarkan

keterangan dari guru IPS SMP IT Darul Muttaqin, didapatkan informasi bahwa

sebagian siswa masih mendapatkan nilai yang belum maksimal. Hal ini terlihat

dari gejala-gejala yang dialami oleh siswa, yakni masih ada sebagian siswa yang

memperoleh hasil ulangan harian di bawah skor 75, masih ada sebagian siswa

yang nilai ujian akhir semester belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yakni 75. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel ketuntasan hasil belajar

berikut ini:

Tabel 1.1
Data Ketuntasan Hasil Belajar IPS SMP IT Darul Muttaqin
5

Kelas KKM Jumlah Siswa Presentase


Tuntas Belum Tuntas Belum
Tuntas Tuntas
VIII 75 19 17 52,8% 47,2%

Sumber: Data nilai diambil dari hasil UAS semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023.

Berdasarkan tabel tersebut dari 36 siswa kelas VIII terdapat 17 siswa yang

nilainya belum memenuhi KKM. Berdasarkan pengamatan Peneliti, hal ini bisa

terjadi karena adanya pengaruh dari guru yang belum memenuhi kriteria sebagai

guru yang memiliki kompetensi profesional, menyebabkan sebagian siswa dikelas

memiliki kekurangan dalam memperhatikan dan memahami materi yang

disampaikan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga berdampak

pada hasil belajar siswa yang akhirnya berada di bawah standar yang telah

ditentukan sekolah. Dari wawancara singkat yang dilakukan dengan dua orang

siswa peneliti mendapat informasi bahwa adanya gruru yang masih mengajar

dengan model pembelajaran konvensional seperti hanya guru menjelaskan dan

siswa mendengarkan, kurangnya komunikasi yang baik antara guru dengan siswa

juga diduga menjadi faktor penyebab siswa mendapat nilai yang belum

memenuhi KKM.

Melihat realita yang terjadi Peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh

kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar. Maka dari itu, Peneliti sangat

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi

Profesional Guru IPS Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP IT Darul

Muttaqin TP.2023/2024”.

B. Identifikasi Masalah
6

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat teridentifikasi

masalah yang mungkin timbul antara lain yaitu:

1. Kurang maksimalnya kegiatan belajar karena guru yang mengajar berlatar

belakang pendidikan yang tidak sesuai tugas.

2. Adanya perilaku guru yang tidak disiplin contohnya terlambat masuk kelas.

3. Guru kurang bisa membangun komunikasi yang baik dengan siswa.

4. Hasil belajar siswa masih rendah karena kesadaran siswa yang kurang untuk

mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga hanya 52,8 % siswa yang

tuntas dan 47,2 % tidak tuntas.

C. Batasan Masalah

Agar bahasan ini tidak menyimpang dari konsep yang dibuat, maka ruang

lingkup penelitian ini dibatasi pada kajian kompetensi profesional guru IPS dalam

pelaksanaan pembelajaraan yang mendidik dan dialogis terhadap hasil belajar.

Dengan subjek penelitian yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP IT Darul Muttaqin

TP.2023/2024. Periode penelitian ini akan berlangsung selama 3 bulan, terhitung

dari pengisian kuisioner oleh siswa sampai pengolahan data.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional guru IPS

terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP IT Darul Muttaqin

TP.2023/2024?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


7

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin Peneliti capai dalam penelitian ini tidak lepas dari

permasalahan yang ada yaitu: Untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi

profesional guru IPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP IT

Darul Muttaqin TP.2023/2024.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan penulisan penelitian ini diharapkan mampu menjadi

sumber referensi teoritis untuk penelitian sejenis dimasa mendatang sehingga

dapat menghasilkan penelitian yang lebih kongkrit dan mendalam dengan

teori yang terdapat didalam penelitian ini.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi guru IPS, penelitian ini menjadi rujukan agar senantiasa

memahami kompetensi profesional guru dan memperhatikan hasil belajar

siswa.

2) Bagi siswa kelas VIII untuk lebih giat lagi dalam mahami materi yang

diberikan oleh guru sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar.

3) Bagi Peneliti penelitian ini merupakan usaha untuk menambah

pengetahuan atau wawasan dan usaha pengembangan, pengetahuan

kemampuan, dan keterampilan Peneliti yang diperoleh selama dalam

bangku kuliah, serta merupakan salah satu syarat menyelesaikan studi


8

untuk mendapat gelar sarjana di Institut Agama Islam Metro jurusan

Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial.

F. Penelitian Relevan

Tabel 1.3 Penelitian Relevan

1 NAMA DAN Mohammad Yusuf Bin Damyati “Pengaruh


JUDUL Kompetensi Profesional Guru Terhadap Hasil Belajar
PENELITIAN Matematika Siswa Kelas 5 SD Islam Arrisalah Gundik
Ponorogo Tahun Pelajaran 2018/2019”.
HASIL Kompetensi profesional guru tidak berpengaruh
PENELITIAN terhadap hasil belajar MTK siswa, dibuktikan dengan
analisis bahwa dengan taraf 0,05% diperoleh Ftabel
sebesar 4,17 sedangkan 1,621. Sehingga F hitung<Ftabel,
artinya variable kompetensi profesional guru tidak
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar.
PERSAMAAN Meneliti kompetensi profesional guru terhadap hasil
PENELITIAN belajar.
PERBEDAAN Perbedaannya terletak pada mata pelajaran dan lokasi
PENELITIAN penelitian, dimana pada penelitian saudara yusuf
meneliti pelajaran MTK di SD Islam Arrisalah Gundik
Ponorogo sedangkan peneliti meneliti pelajaran IPS di
SMP IT Darul Muttaqin.
2 NAMA DAN Lusi Ariyanti “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru
JUDUL Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak Siswa di MTS
PENELITIAN At-Thoyyibah Depok Rejo Kecamatan Trimurjo
Kabupaten Lampung Tengah”
HASIL Kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar
PENELITIAN akidah akhlak siswa sangat berpengaruh, dibuktikan
dari hasil analisis data menggunakan rumus Chi
Kuadrat. Hasilnya menunjukkan chi kuadrat hitung X²
lebih besar dari pada chi kuadrat tabel Xt² baik pada
taraf signifikan 1% maupun 5%. Dimana chi kuadarat
hitung adalah 52.828 sedangkan harga chi kuadrat
tabel Xt² pada tarafsignifikan 1% sebesar 21.666 dan
tarafsignifikan 5% sebesar 16.919 dengan demikian
bahwa harga chi kuadrat hitung X² sebesar 52.828
adalah lebih besar dari pada chi kuadrat tabel Xt²
signifikan 1% maupun 5%.
PERSAMAAN Kesamaan dalam pada penelitian ini yaitu sama sama
PENELITIAN menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan bersifat
korelasi.
9

PERBEDAAN Perbedaannya terletak pada subjek dan objek


PENELITIAN penelitian, pada penelitian saudari Lusi penelitiannya
mengenai pengaruh kompetensi pedagogic guru
terhadap hasil belajar akidah akhlak siswa di MTS At-
Thoyyibah Depok Rejo, sedangkan penelitian peneliti
mengenai pengaruh kompetensi profesional guru IPS
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP IT
Darul Muttaqin.

Berdasarkan penelitian diatas ada sedikit persamaan dengan penelitian

yang akan dilakukan. Akan tetapi, disamping ada persamaan dengan penelitian-

penelitian sebelumnya diatas, ada perbedaan yang nyata antara penelitian

sebelumnya dengan penelitian peneliti. Penelitian peneliti memfokuskan kepada

kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Sudjana berpendapat bahwa pembelajaran dapat berupa proses yang

ditandai dengan perubahan dalam diri, perubahan sebagai hasil dari persiapan

belajar dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti perubahan informasi atau

pengetahuan, pemahaman, keadaan pikiran dan perilaku, keterampilan,

kebiasaan bersikap, dan perubahan dalam sudut pandang itu terdapat pada

pembelajaran pribadi.1

Belajar memiliki hubungan dengan perubahan tingkah laku terhadap

kondisi tertentu yang disebabkan pengalaman individu itu secara berulang-

ulang di mana perubahan dalam perilaku tidak dapat diklarifikasi atau

perilaku tersebut bisa menjadi kecenderungan reaksi alami seseorang,

perkembangan, atau keadaan sesaat. Sementara Witherington berpendapat

bahwa belajar merupakan perubahan identitas yang mengungkap dirinya

sebagai pola baru, dari pada reaksi yang berupa kecenderungan, wawasan,

atau pemahaman, hal ini sesuai dengan argumen dari Hilgard dan Bower.2

Hasil belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai oleh siswa setelah

melaksanakan latihan pembelajaran sebagai upaya untuk mencapai tujuan

1
Jihan Asep, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2013),
2
2
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1985), 80

12
13

kegiatan belajar yang telah ditentukan sebelumnya dan merupakan hasil

belajar yang menunjukkan tingkat perubahan perilaku siswa.3

Argumen lain menyatakan bahwa hasil belajar adalah prestasi yang

didapat dari latihan-latihan yang telah dilakukan dan dibuat, baik secara bebas

maupun berkelompok.4

Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

hasil belajar adalah suatu yang didapat dari siswa selama mengikuti kegiatan

pembelajaran yang mencangkup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik,

yang dapat diukur dengan dilakukannya evaluasi melalui tes baik secara lisan

maupun tertulis.

2. Kriteria Hasil Belajar

Hasil pembelajaran yang sempurna menggabungkan ranah psikologis

yang mencakup kecenderungan untuk berubah sebagai hasil dari pertemuan

dan bentuk pembelajaran siswa. Kunci paling utama untuk mendapatkan

ukuran dan informasi hasil belajar siswa adalah mengetahui diagram penanda

atau indikator (penanda pencapaian tertentu) terkait dengan jenis prestasi

yang akan dikomunikasikan atau diukur.5

3
Juniati, “Penerapan Strategi Pembelajaran Probex untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah
Pada Konsep Kalor,”dalam Berkala Fisika Indonesia 1, no. 2 (2009), 33
4
Maisaroh dan Rostrieningsih, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team pada Mata
Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor,”Jurnal
Ekonomi & Pendidikan 8, no. 2 (November 2010), 161
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatab Baru,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), 148
14

Dalam memberikan penilaian kepada hasil belajar siswa dapat

menggunakan dua strategi, yaitu tes formatif dan sumatif yang spesifik, dan

hasil penilaian akan berupa data baik kualitas maupun jumlah. Salah satu

kriteria dalam mempersiapkan pembelajaran adalah melihat hasil belajar yang

dicapai oleh siswa. Kunci untuk mendapatkan estimasi dan informasi hasil

belajar siswa adalah mengetahui indikatornya.6

Berikut ini dipaparkan kata-kata operasional yang digunakan untuk

kriteria hasil belajar, baik berupa aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotorik.

Tabel 1.2
Kriteria Hasil Belajar

Aspek Kompetensi Kriteria Hasil Belajar


Kognitif Pengetahuan “Menyebutkan, menuliskan, menyetakan,
Pemahaman mengurutkan, Menerjemahkan, mengubah,
Penerapan menggeneralisasi,menguraikan.
Analisis “ Mengoprasikan, menghasilkan,
Sintesis mengubah,mengatasi.“
Evaluasi Menguraikan, membagi-bagi, memilih, dan
membedakan.”
“ Merancang, merumuskan, mengorgaisasikan,
menerapkan. Mengkritisi, menafsirkan, dan
memberikan evaluasi.”
Afektif Penerimaan “Mempercayai, memilih, bertanya, dan
Menanggapi mengalokasikan.”
Penanaman “Konfirmasi, menjawab, dan menampilkan.”
Pengorganisasian “Menginisiasi, mengundang, melibatkan,
Karakteristik mengusulkan dan melakukan.”
“Memverifikasi, menyusun, menyatukan,
menghubungkan. Menggunakan nilai-nilai
sebagai pandangan hidup.
Psikomotorik Pengamatan “Mengamati proses.”
Peniruan “Memberi perhatian pada tahap-tahap sebuah
Pembiasaan perbuatan, memberi perhatian pada sebuah
Penyesuaian artikulasi.”
“Melatih, mengubah, membongkar sebuah
6
Muhibbin Syah, 148
15

struktur, dan menggunakan sebuah model.”


“Membiasakan perilaku yang sudah
dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap
konsisten. dan menerapkan model.7

Berdasarkan kriteria hasil belajar, dalam penelitian kuantitatif ini,

dapat diambil beberapa penanda atau indikator sebagai tolak ukur

keberhasilan setelah proses pembelajaran dilaksanakan.

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

a. Faktor internal

1) Komponen fisik (fisiologi) baik yang alami maupun yang didapat.

Yang memasukkan variabel-variabel tersebut seperti pendengaran,

penglihatan, struktur tubuh, dan sebagainya

2) Faktor psikologis baik yang bawaan atau alami ataupun yang di

dapat terdiri atas :

a) Variabel mental menghitung komponen wawasan dan kemampuan,

serta variabel kemampuan asli, untuk lebih spesifiknya yaitu prestasi

yang telah dimiliki

b) Komponen non intelektual, khususnya komponen identitas tertentu

seperti keadaan pikiran, kecenderungan, antarmuka, kebutuhan,

inspirasi, perasaan, kesalahan diri.8

7
E.Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2006), 141
8
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), 138
16

b. Faktor eksternal

1) Faktor kematangan fisik ataupun kematangan psikis.

a) Komponen sosial terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan

masyarakat, lingkungan sekolah, dan lingkungan berkumpul

b) Variabel budaya seperti tradisi, ilmu pengetahuan, inovasi, seni

c) Variabel alam fisik seperti kantor penginapan, fasilitas rumah,

kantor, dan fasilitas belajar serta iklim.

2) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Variabel atau faktor ini dapat secara langsung atau tidak langsung

dalam mencapai prestasi belajar.9

4. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan dalam belajar pada dasarnya merupakan suatu

pendekatan pembelajaran yang difokuskan pada penguasaan siswa

terhadap bahan pelajaran yang dipelajari. Melalui pembelajaran tuntas ini

siswa diberi peluang untuk maju sesuai dengan kemampuan dan

kecepatan mereka sendiri serta dapat meningkatkan tahap penguasaan

pembelajarannya. Konsep belajar tuntas dilandasi oleh pandangan bahwa

semua atau hampir semua siswa akan mampu mempelajari pengetahuan

atau keterampilan dengan baik asal diberikan waktu yang sesuai dengan

kebutuhannya. Setiap siswa mempunyai kemampuan dan upaya untuk

menguasai sesuatu yang dipelajari. Tahap penguasaan bergantung kepada

kualitas pembelajaran yang dialaminya. Pembelajaran tuntas merupakan


9
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 139
17

suatu pendekatan pembelajaran untuk memastikan bahwa semua siswa

menguasai hasil pembelajaran yang diharapkan dalam suatu unit

pembelajaran sebelum berpindah ke unit pembelajaran berikutnya.

Pendekatan ini membutuhkan waktu yang cukup dan proses

pembelajaran yang berkualitas.

Ketuntasan belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor tersebut terdiri atas komponen-komponen masukan

dalam pendidikan itu sendiri. Secara garis besar faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar peserta didik dapat digolongkan menjadi dua,

yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang

ada dalam diri peserta didik, diantaranya motivasi, sedangkan faktor

ekstern adalah faktor yang datang dari luar peserta didik, diantaranya

adalah metode pembelajaran, lingkungan keluarga dan lingkungan

sekolah.

Ketuntasan belajar dapat dilihat secara kelompok maupun secara

perorangan. Secara kelompok ketuntasan belajar dinyatakan telah dicapai

jika sekurang-kurangnya 85% dari peserta didik dalam kelompok yang

bersangkutan telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Secara

perorangan, ketuntasan belajar dinyatakan telah terpenuhi jika peserta

didik telahmencapai taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi

setiap unit bahan yang dipelajarinya.6

6
Muhammad Khafid, “Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketuntasan Belaajr

Akuntansi: Motivasi Belajar Sebagai Variabel Intervering”, Jilid 37 No. 1, 2008, 47-48.
18

B. Guru Profesional

Menjadi guru profesional hendaknya selalu mengasah diri, belajar terus

menerus secara aktif dikarenakan yang dihadapi adalah peserta didik yang

memiliki karakter yang berbeda antara satu dengan yang lain dengan memenuhi

standard kompetensi dasar keguruan.

Adapun kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru

berdasarkan UU RI No.14 Tahun 20005 Pasal 10 Ayat 1 antara lain yakni:

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan

kompetensi sosial.7

1. Kompetensi Pedagogik

Istilah kompetensi pedagogik berasal dari dua kata yaitu ‘kompetensi’ dan

‘pedagogik’. Kata kompetensi dalam bahasa Inggris competency (competence)

yang berarti kecakapan dan kemampuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), kompetensi diartikan sebagai kewenangan (kekuasaan) untuk

menentukan (memutuskan sesuatu).

Sedangkan pedagogik merupakan kata yang diserap dari bahasa latin

‘pedagogos’ yang artinya ilmu mengajar. Saleh menjelaskan bahwa kata

‘pedagogik’ dengan ‘pedagogie’ memiliki arti yang berbeda. Pedagogie

pengertiannya adalah dalam hal cara, yaitu menyangkut kegiatan belajar

mengajar. Sedangkan pedagogik adalah pada pemikiran dan perenungan terhadap

7
Irjus Indrawan, dkk, Guru Profesional, penerbit lakeisha, klaten,2020, 16.
19

pendidikan termasuk teori-teorinya. Kedua-duanya berkaitan erat dan sulit untuk

dipisahkan permasalahannya.

Berdasarkan uraian pengertian diatas, maka kompetensi pedagogik adalah

kemampuan seseorang yakni guru dan dosen (meliputi seperangkat pengetahuan,

keterampilan, perilaku) dalam mengelola pembelajaran peserta didik (mengelola

dengan didukung oleh ilmu filsafat, sosiologi, psikologi, dan metodologi

pembelajaran).

Secara garis besar kompetensi pedagogik dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

a. Kemampuan mengelola pembelajaran

b. Pemahaman terhadap peserta didik

c. Perancangan pembelajaran

d. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

e. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

f. Evaluasi hasil belajar

g. Pengembangan peserta didik

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan

berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian merupakan salah satu jenis kompetensi


20

yang perlu dikuasai guru, selain tiga jenis kompetensi lainnya: sosial, pedagogik,

dan profesional.

Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi

Guru menjelaskan kompetensi kepribadian untuk guru kelas dan guru mata

pelajaran, pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah, sebagai berikut:

(1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan

nasional Indonesia.

(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan

bagi peserta didik dan masyarakat.

(3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa.

(4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi

guru, dan rasa percaya diri.

(5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 8

3. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang memungkinkan mereka

membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan. Kompetensi

8
Rusdiana, dan Yeti Heryati, Pendidikan Profesi Keguruan, (Bandung: CV Pustaka

Setia, 2015), 92.


21

profesional merupakan penguasaan materu kurikulum mata pelajaran di sekolah

dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap

struktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subskompetensi tersebut memiliki

indikator esensial.

Subkompetensi profesional adalah menguasai substansi keilmuan yang

terkait degan bidang studi dengan memiliki indikator esensial, memahami materi

ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode

keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan

konsep antar mata pelajaran terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan

dalam kehidupan sehari-hari. Sub kompetensi mengausai struktur dan metode

keilmuan, memiliki indikator esensial, menguasai langakh-langkah penelitian, dan

kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.9

4. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orangtua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar. Peran yang dibawa pendidik dalam

masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan

masyarakat terhadap pendidik pun berbeda dan ada kekhususan, terutama adanya

tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di daerah tempat pendidik tinggal.

Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan pendidik sebagai anggota

masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi: (1) kemampuan untuk

berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan


9
Rina Febriana, Kompetensi Guru, (Jakarta: Bumi Aksara, 2019), 12.
22

kemampuan profesional; (2) kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-

fungsi setiap lembaga kemasyarakatan dan; (3) kemampuan untuk menjalin kerja

sama baik secara individual maupun secara kelompok.

Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki pendidik, antara lain berikut ini.

1) Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orangtua peserta didik.

2) Bersikap simpatik.

3) Dapat bekerjasama dengan komite sekolah maupun dewan pendidikan.

4) Pandai bergaul dengan rekan kerja dan mitra pendidikan.

5) Memahami lingkungan sekitarnya.

C. Kompetensi Profesional Guru

1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

terintregasikannya konten pembelajaran dengan penggunaan TIK dan

membimbing peseta didik memenuhi standar kompetensi yang telah

ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP , penjelasan pasal 8 ayat

3 butir c)10

Menurut suharsimi Arikunto, kompetensi profesional artinya guru

memiliki pengetahuan yang luas serta mendalam tentang subject matter (mata

pelajaran) yang diampu dan akan diajarkan, serta penguasaan metodologis

10
Doni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Guru (Bandung:
Alfabeta, 2014).127
23

dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode

yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar.

Kompetensi profesional guru merupakan kemampuan dasar seorang

guru yang memiliki keahlian khusus mengenai bidang keguruan dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya baik sebagai pengajar maupun

pendidik dengan penuh rasa tanggung jawab dan layak.

Kompetensi profesional guru adalah “kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing

siswa memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional

pendidikan”.11 Sedangkan menurut pendapat lain kompetensi profesional

adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metode

keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b)

materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah ; (c) hubungan konsep antar

mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan

sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan

tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.12

Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat

10 dijelaskan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan

diaktualisasi oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya.

11
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2012).135
12
Jejen Musfah, Peningkatan Komeptensi Guru (Jakarta: Prenada Media,
2011).54
24

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa, kompetensi profesional

adalah kemampuan yang dimiliki seseorang guru dengan bekal pengetahuan

yang diperoleh dalam jangka waktu yang cukup lama diperguruan tinggi

untuk melaksanakan tugas yang diembannya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi guru berkaitan dengan profesional, artinya guru yang

profesional adalah guru yang memiliki kompetensi (berkemampuan). Karena

itu, kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan

kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan

kemampuan tinggi. Menurut M. Ngalim Purwanto kompetensi professional

guru dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Adapun faktor tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Faktor internal

Faktor ini adalah faktor yang muncul dari dalam diri seseorang, seperti:

1) Kesadaran

2) Bakat dan Minat

3) Motivasi

b. Faktor Eksternal

Faktor ini adalah faktor yang muncul dari luar diri seseorang seperti:

2) Latar belakang pendidikan

3) Pengalaman

4) Dukungan kepala sekolah


25

5) Kontrol Masyarakat13

3. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:

a. konsep, struktur, dan metode keilmuan /teknologi/seni yang

menaungi/koheren dengan materi ajar

b. materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah

c. hubungan konsep antar mata pelajaran terkait

d. penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari

e. kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap

melestarikan nilai dan budaya nasional.

Kompetensi guru di Indonesia telah dikembangkan oleh proyek

pembinaan guru (P3G) dan analisis tugas-tugas guru, baik sebagai pengajar,

pembimbing maupun sebagai administrator kelas. 14 Berikut ini kompetensi

profesional guru menurut P3G yaitu:

a. Menguasai Bahan Pembelajaran

Salah satu indikator dalam kompetensi professional guru ialah

menguasai bahan ajar atau materi pembelajaran. Kemampuan menguasai

bahan ajar sebagai bagian dari proses pembelajaran hendaknya tidak dianggap

pelengkap bagi profesi guru. Guru yang professional mutlak harus menguasai

13
M.Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktik (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2008).276
14
Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial, Teori
Pendidikan dan pelaku sosial kreatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000).
26

bahan yang diajarkannya. Penguasaan guru terhadap bahan pelajaran akan

sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Adanya buku pelajaran yang dapat

dibaca oleh siswa, tidak mengandung arti bahwa guru tak perlu menguasai

bahan.

Bahan ajar atau disebut juga materi pembelajaran (instructional

materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang

telah ditentukan. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa proses dan hasil

belajar siswa bergantung pada penguasaan pelajaran oleh guru dan

keterampilan mengajarnya. Pendapat ini diperkuat oleh Hilda Taba seorang

pakar pendidikan yang mengatakan bahwa efektivitas pengajaran dipengaruhi

oleh karakteristik guru dan siswa, bahan pelajaran aspek lain yang berkenaan

dengan situasi pembelajaran.

Menurut Abdul Majid bahan ajar merupakan segala bentuk informasi,

alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa

tertulis maupun yang tidak tertulis. Bahan ajar atau materi kurikulum ialah isi

atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya

mencapai tujuan kurikulum.

Memang guru tidak mungkin serba tahu, tetapi setiap guru dituntut

untuk memiliki pengetahuan umum yang luas dan mendalami keahliannya

atau mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.15

15
Udin Syaefudin Sa’ud, Pengembangan Profesi Guru (Jakarta: Alfabeta,
2009).53
27

b. Mampu Mengelola Program Pembelajaran

Kemampuan merencanakan proses belajar mengajar bagi profesi guru

sama dengan kemampuan mendesain bangunan bagi seorang arsitek. Ia tidak

hanya bisa membuat gambar yang baik dan memiliki nilai estetis, tetapi juga

harus mengetahui makna dan tujuan dari desain bangunan yang dibuatnya.

Demikianlah halnya guru dalam membuat rencana atau program belajar

mengajar.

Untuk dapat membuat perencanaan belajar mengajar. Guru terlebih

dahulu mengetahui arti tujuan perencanaan tersebut serta menguasai secara

teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Oleh sebab itu

kemampuan merencanakan program belajar mengajar merupakan muara

dalam segala pengetahuan teori keterampilan dasar dan pemahaman yang

mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. Tujuan lain dari

program pembelajaran adalah sebagai tuntutan administrasi kelas.

c. Mampu Mengelola Kelas

Melaksanakan atau mengelola proses pembelajaran merupakan tahap

pelaksanaan dari program pembelajaran yang telah dibuat. Dalam

pelaksanaan program belajar mengajar kemampuan yang dituntut ialah

kreativitas guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar

sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam perencanaan. Pada tahap ini

disamping pengetahuan-pengetahuan teori tentang belajar mengajar, tentang

pelajar, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknis mengajar.

Kemampuan mengelola proses pembelajaran tidak mungkin diperoleh tanpa


28

mengalaminya secara langsung. Kemampuan mengelola kelas merupakan

keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang

optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses

belajar mengajar. Tujuan dalam mengelola kelas yaitu:

1) Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

2) Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang

dari tujuan pembelajaran.

3) Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana

pembelajaran yang menyenangkan untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

4) Membina hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa

dan siswa dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran menjadi

efektif.

d. Mampu Menggunakan Media Dan Sumber Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan sarana pembelajaran yang digunakan

sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas

dan efesiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Suyu

mengembangkan instrumen kinerja professional guru dengan subvariabel

penguasaan metode dan strategi pembelajaran, yakni:

1) Melakkukan penilaian kemampuan awal siswa

2) Menggunakan pendekatan pembelajaran yang membuat siswa aktif

3) Mengupayakan proses pembelajaran berlangsung dalam suasana yang


29

menyenangkan

4) Membuat joke (lelucon) untuk menyegarkan suasana kelas

5) Menyediakan aktivas yang menyenangkan tapi realistik dan dapat

dicapai seluruh siswa

6) Mengembangkan belajar dalam kelompok

7) Memfasilitasi dan mendorong siswa menemukan dan merumuskan

sendiri pengetahuan

8) Mengkaitkan topik/materi pembelajaran dengan pengetahuan

awal yang telah dimiliki siswa

9) Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

10) Melakukan uji coba metode baru untuk meningkatkan

pembelajaran lebih aktif.

e. Menguasai Landasan-Landasan Kependidikan

Landasan-landasan kependidikan perlu dikuasai oleh setiap guru yang

memiliki professional, karena guru menguasai dasar keilmuan pendidikan

yang mantap akan dapat memberi minat bahwa peserta didik dapat belajar

sesuatu yang bermakna dari guru yang bersangkutan. Hal-hal yang harus

dikuasai oleh seorang guru antara lain tentang: ilmu pendidikan, psikologi

pendidikan, administrasi pendidikan, bimbingan dan konsling, dan filsafat

pendidikan.

Kemampuan yang harus dimiliki seorang guru sehubungan dengan

kemampuan dalam menguasai landasan-landasan kependidikan sebagai

berikut:
30

1) Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan

sudut tinjauan sosiologis, filosofis, historis dan psikologis

2) Mengenali fungsi sekolah sebagai lembaga social yang potensial dapat

memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbale balik antara

sekolah dan masyarakat.

f. Mampu Mengelola Interaksi Pembelajaran

Interaksi pembelajaran merupakan hubungan timbale balik antara guru

dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Guru yang

professional adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajarnya dengan

baik. Dalam mengajar diperlukan keterampilan yang dibutuhkan untuk

kelancaran proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Keterampilan

tersebut diantaranya ialah:

1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

2) Keterampilan melaksanakan

3) Keterampilan bertanya

4) Keterampilan memberi penguatan

5) Keterampilan menggunakan media pembelajaran

6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

7) Keterampilan mengelola kelas

8) Keterampilan mengadakan variasi

9) Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.

g. Mampu Menilai Prestasi Siswa

Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan yang


31

telah dicapai oleh siswa, baik secara iluminatif-observatif maupun secara

structural-objektif. Penilaian secara ilmuinatif-observatif dilakukan dengan

pengamatan yang terus menerus tentang perubahan dan kemajuan yang telah

dicapai dengan baik oleh siswa.

Penilaian secara structural-objektif berhubungan dengan pembagian

skor angka atau nilai yang bisa dilakukan dalam rangka penilaian hasil belajar

siswa. Kemampuan guru dalam menilai prestasi belajar siswa memiliki

pengaruh yang sangat besar terhadap kepentingan pengajaran, karena dengan

kemampuan tersebut guru akan mampu menentukan arah perkembangan diri

siswa dan dapat memandu usaha optimal perkembangan potensi siswa.

Kemampuan yang harus dimiliki guru sehubungan dengan kemampuan dalam

menilai prestasi belajar siswa ialah:

1) Mempelajari fungsi penilaian

2) Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian

3) Menyusun teknik dan prosedur penilaian

4) Mempelajari kriteria penilaian teknik dan prosedur pembelajaran

5) Menggunakan teknik dan prosedur penilaian

6) Mengelola dan menginterpretasikan hasil penilaian

7) Menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan proses pembelajaran

8) Menilai teknik dan prosedur penilaian

9) Menilai keefektifan program pengajaran

Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa indikator sebagai

guru yang memiliki kompetensi profesional:


32

Tabel1.3
Indikator Kompetensi Profesional Guru
Variabel Indikator
Menguasai bahan pembelajaran
Mampu mengelola program pembelajaran
Kompetensi profesional

Mampu mengelola kelas

Mampu menggunakan media dan sumber


pembelajaran
guru

Menguasai landasan-landasan kependidikan

Mampu mengelola interaksi pembelajaran

Mampu menilai prestasi siswa


Sumber: Buku Kompetensi Guru karya Rina Febriana, 2019.

D. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Hasil Belajar

Guru dalam dunia pendidikan mempunyai tugas ganda yaitu sebagai abdi

negara dan abdi masyarakat. Sebagai abdi negara guru dituntut untuk

melaksanakan tugas-tugas yang sudah menjadi kewajiban pemerintah dalam usaha

mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan sebagai abdi masyarakat guru berperan

aktif mendidik masyarakat dalam belenggu keterbelakangan menuji masa depan

yang gemilang. Dengan tugas tugas tersebut, sudah seharusnya seorang guru

mengembangkan kemampuan-kemampuannya agar dapat menjalankan tugas dan

kewajibannya dengan baik.

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,

keilmuan teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk

kompetensi standar guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman


33

terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

profesionalisme.

Guru yang kompeten harus memiliki kualifikasi akademik sesuai dengan

bidang keahlian pada bidang ilmu yang relevan dengan mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah. Guru yang kompeten akan lebih mudah menciptakan

lingkungan belajar yang kondusif, menyenangkan dan lebih mampu dalam

mengelola kelas sehingga berdampak baik terhadap hasil belajar siswa. Hal

demikian guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam menjalankan tugas

sebagai seorang pendidik. Kompetensi yang dimiliki adalah kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesioanl.10

E. Kerangka Penelitian

Pokok dari penelitian ini yaitu menelaah pengaruh kompetensi profesional

guru IPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP IT Darul Muttaqin

T.P.2023/2024. Salah satu kompetensi yang wajib ditingkatkan oleh guru ialah

kompetensi profesional. Kompetensi profesional guru merupakan kemampuan

dasar seorang guru yang memiliki keahlian khusus mengenai bidang keguruan

dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya baik sebagaipengajar maupun

pendidik dengan penuhrasatanggung jawab danlayak. Menurut suharsimi

Arikunto, kompetensi profesional artinya guru memiliki pengetahuan yang luas

serta mendalam tentang subjec matter (mata pelajaran) yang diampu dan akan

diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep


10
Maria Anita Titu, Reinaldis Masi, Sirilus Karolus Keropama Keban, “Pengaruh
kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri I Adonara Barat
Tahun Ajaran 2022/2023, Vol.11 No.1, 2023, 215.
34

teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakannya

dalam proses belajar mengajar.

Adapun paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Variabel X Variabel Y

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Variabel X : Kompetensi Pedagogik Guru IPS

Variabel Y : Hasil belajar IPS

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru IPS Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa

Kelas VIII SMP IT Darul Muttaqin T.P.2023/2024

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yaitu suatu rancangan yang akan diuji kebenarannya dan

keberlakuannya, serta merupakan jawaban sementara atas pertanyaan mengenai

penelitian.16 Pengertian lain hipotesis penelitian merupakan suatu dugaan atau

jawaban sementara suatu rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah

terbentuk dalam suatu kalimat berupa pertanyaan.

Hipotesis nihil (hipotesis statistik) atau yang dilambangkan dengan (Ho)

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel X (independent) dengan

variabel Y (dependent), sedangkan hipotesis alternatif atau yang disebut juga

16
Priyono, Metode Penelitian Kuantitatif (Taman Sidoarjo: Zifatama
Publishing, 2008), 66
35

dengan hipotesis kerja disimbolkan dengan (Ha), memberikan penjelasan adanya

pengauh diantara dua variabel atau variabel X dengan variabel Y.

Berdasarkan hal diatas, maka dapat disajikan hipotesis penelitian adalah

sebagai berikut:

Ho: Tidak ada pengaruh kompetensi profesional guru IPS terhadap hasil belajar

IPS siswa kelas VIII SMP IT Darul Muttaqin T.P.2023/2024

Ha : Ada pengaruh kompetensi profesional guru IPS terhadap hasil belajar IPS

siswa kelas VIII SMP IT Darul Muttaqin T.P.2023/2024


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian merupakan suatu jalan atau proses atau kegiatan yang bertujuan

untuk mencari, mencatat, dan merumuskan serta menganalisis sampai dengan

penyusunan laporannya.1 Atau dengan kata lain penelitian terdiri dari susunan

terencana secara pokok dan dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis

serta penyajian data yang memiliki tujuan untuk memecahkan suatu masalah atau

cara untuk menemukan sesuatu yang baru. Sehubung dengan rancangan

penelitian, peneliti memilih objek penelitian di SMP IT Darul Muttaqin, penelitian

ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.

Penelitian ini bersifat korelasi, artinya yaitu peneliti mencari ada tidaknya

“pengaruh kompetensi profesional guru IPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas

VIII SMP IT Darul Muttaqin T.P.2023/2024. Dengan demikian maka penelitian

yang akan dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat korelasi dengan

menggunakan penelitian kuantitatif.

B. Definisi Operasional Variabel

Variabel merupakan segala jenis sesuatu yang memiliki bentuk apa saja

dan ditetapkan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk dipelajari agar

memperoleh suatu informasi mengenai hal-hal tersebut, kemudian diambil

kesimpulannya. Sedangkan definisi oprasional merupakan tahapan terakhir di


1
Priyono, Metode Penelitian Kuantitatif (Taman Sidoarjo: Zifatama
Publishing, 2008), 1

30
31

dalam proses pengukuran, atau kata lain oprasional adalah suatu gambaran yang

memiliki ketelitian tentang suatu prosedur yang diperlukan dalam rangka untuk

memasukan unit-unit analisis kedalam berbagai kategori tertentu dari setiap

variabel.2 Atau dalam pengertian lain definisi operasional variabel merupakan

suatu hal yang menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti. Dengan demikian,

variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Kompetensi Profesional Guru IPS (Variabel X)

Variabel X atau variabel bebas merupakan suatu variabel yang ada dan

mendahului variabel terikat, variabel ini menjadi variabel yang menjelaskan topik

penelitian dan juga terjadinya fokus. 3 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

X yaitu kompetensi profesional guru IPS. Kompetensi profesional guru

merupakan kemampuan dasar seorang guru yang memiliki keahlian khusus

mengenai bidang keguruan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya baik

sebagai pengajar maupun pendidik dengan penuh rasa tanggung jawab dan layak.

Adapun indikator kompetensi profesional guru IPS sebagai berikut:

a. Menguasai bahan pembelajaran

b. Mampu mengelola program pembelajaran

c. Mampu mengelola kelas

d. Mampu menggunakan media dan sumber pembelajaran

e. Menguasai landasan-landasan kependidikan

f. Mampu mengelola interaksi pembelajaran

g. Mampu menilai prestasi siswa

2
Priyono, Metode Penelitian Kuantitatif , 79
3
Priyono, Metode Penelitian Kuantitatif, 58
32

2. Hasil belajar (Variabel Y)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terkait adalah hasil belajar

mata pelajaran fiqih, hasil belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai oleh

siswa setelah melaksanakan latihan pembelajaran sebagai upaya untuk

mencapai tujuan kegiatan belajar yang telah ditentukan sebelumnya dan

merupakan hasil belajar yang menunjukkan tingkat perubahan perilaku siswa.

Dalam penelitian ini hasil belajar menggunakan legger berupa nilai PTS

(Penilaian Tengah Smester). Adapun indikator-indikator dalam Variabel ini

yaitu:

a. Kognitif

b. Afektif

c. Psikomotorik

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit atau gejala yang harus

dipertimbangkan atau diteliti.4 Populasi dapat dimaknai sebagai suatu

wilayah yang terbangun dari objek atau subjek yang memiliki sifat atau

karakter tertentu yang kemudian ditarik kesimpulan dan ditetapkan oleh

peneliti.5

Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan populasi

adalah keseluruhan objek yang ada di dalam ruang lingkup penelitian. Dalam

4
Priyono, Metode Penelitian Kuantitatif , 104
5
Ibid, 80
33

penelitian ini yang akan menjadi populasinya adalah seluruh peserta didik

kelas VIII di SMP IT Darul Muttaqin yang terdiri dari 36 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu

yang akan dipertimbangkan atau sebagian dari populasi yang dipilih dengan

cara tertentu sehingga diantisipasi untuk mewakili populasi lain. Jadi sampel

adalah bagian dari populasi yang menjadi pokok bahasan. Tes populasi

individu mencakup total kurang dari 100, subjek lebih baik digunakan secara

keseluruhan, sehingga pertimbangannya dapat menjadi pertimbangan

populasi, kemudian jika subjeknya besar maka dapat diambil antara 10%-

15% atau 20%-25% .6 Dengan demikian maka sempel berjumlah 36 siswa

dari populasi sebanyak 36 siswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam rangka untuk mengambil dan mencari jumlah sampel dalam

penelitian disebut dengan istilah teknik sampling. Ada istilah penting yang

berguna dalam penarikan sampel yakni kerangka sampel (sample frame)

kerangka sampel merupakan daftar nama keseluruhan populasi, tetapi tidak

selamanya kerangka sampel yang dibutuhkan selalu tersedia.7

Teknik sampling adalah bagian dari anggota populasi yang dipilih dan

diambil dengan cara tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Adapun

dalam penelitian ini, menggunakan teknik sampling proposional statified

Random Sampling, yaitu dengan melakukan pengambilan sampel secara acak


6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013), 134
7
Priyono, Metode Penelitian Kuantitatif, 104
34

atau random dengan cara mengambil dari jumlah populasi untuk dijadikan

sampel sebanyak 25% dari populasi siswa SMP IT Darul Muttaqin.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan oleh

peneliti dengan tujuan agar memperoleh data yang diteliti, dalam penelitian ini

teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu sebagai berikut:

1. Metode Angket

Angket yaitu seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang disebar oleh

peneliti kepada responden untuk diisi secara langsung dan menghimpun pendapat

umum.8 Angket dapat berupa pertanyaan yang bersifat terbuka ataupun pertanyaan

yang bersifat tertutup, angket terbuka yaitu berupa pertanyaan yang memberikan

kesempatan responden untuk menjawab pertanyaan secara luas dan tidak dibatasi,

sedangkan angket tertutup yaiu angket yang telah disediakan alternatif jawaban

oleh peneliti dan responden menjawab dengan mencocokan jawaban atas

pertanyaan tersebut.

Di dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup, yang ditujukan

kepada siswa dimana pertanyaan ataupun pernyataan telah disertakan jawaban

yang sebelumnya telah ditentukan, angket ini digunakan untuk mencari data dan

informasi mengenai pengaruh kompetensi profesional guru IPS terhadap hasil

belajar IPS siswa kelas VIII SMP IT Darul Muttaqin TP.2023/2024. Setiap soal

terdiri dari empat alternatif jawaban dengan kode sebagai berikut:

8
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), 111
35

a. Selalu (SL) : Skor 4

b. Sering (SR) : Skor 3

c. Kadang-kadang (JR) : Skor 2

d. Tidak pernah (TP) : Skor 1

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan strategi mencari informasi tentang faktor-

faktor yang dapat berupa buku, majalah, koran harian, gambar, dan lain-lain. 9

Dokumen digunakan untuk menelaah kembali informasi yang dilakukan dalam

pegangan pengumpulan informasi diperlukan dalam penelitian, strategi

dokumentasi mengeksplorasi informasi tentang hal-hal atau faktor-faktor yang

dapat berupa catatan yang disusun atau sebagainya.

Pada penelitian ini, metode dokumentasi ditunjukkan kepada siswa dan

digunakan untuk meperoleh data berupa nilai PTS (Penilaian Tengah Smester)

dan data yang terkait dengan profil sekolah, sejarah berdirinya SMP IT Darul

Muttaqin, guru, karyawan, data peserta didik, serta data-data terkait lainnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh

seorang penelitis dalam penanganan informasi atau pengumpulan data yang

bertujuan untuk mendorong dan menghasilkan hasil-hasil yang unggul, dalam arti

9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), 231
36

lebih tepat, efisien dan total, sehingga lebih mudah untuk ditangani dan mudah

diolah.10

Tabel 2.1

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

No Teknik Pengumpulan Data Instrumen

Dokumentasi Data

Angket Check list

1. Rancangan atau Kisi-kisi Instrumen

Penyusunan rancangan dan kisi-kisi instrumen didalam penelitian ini,

peneliti membagi dan mengelompokan masing-masing variabel (variabel bebas

dan variabel terkait). Dari masing-masing indikator tersebut, peneliti

mengembangkan serta membagi kedalam item pertanyaan, adapun rancangan

atau kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 2.2
Kisi-Kisi Instrumen
Variabel Penelitian Indikator Metode Instrumen
Variabel bebas (X) a. Menguasai bahan Dokumentasi Item
Kompetensi pembelajaran Angket Angket
profesional guru IPS b. Mampu mengelola
program
pembelajaran
c. Mampu mengelola
kelas
d. Mampu
menggunakan media
dan sumber
pembelajaran
e. Menguasai
landasan-landasan
kependidikan
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 203
37

f. Mampu mengelola
interaksi
pembelajaran
g. Mampu menilai
prestasi siswa
Variabel Terkait (Y) Kognitif Leger Nilai
Hasil Belajar Dokumentasi
Afektif

Psikomotorik

2. PengujianInstrumen

a. Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan kevalidan suatu

instrumen. Suatu instrumen yang bernilai valid akan memiliki validitas yang

tinggi, sebaliknya intrumen yang kurang valid akan memiliki validitas yang

lemah.11

Adapun rumus validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

korelasi product moment dengan rumus berikut.

= Koefisien korelasi antara x dan y

= jumlah skor dari x

11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian , 211
38

= jumalah skor dari y

= jumlah sampel

Kriteria pengujian apabila harga r hitung > rtabel dengan signifikasi

sebesar 0,05 maka dapat dipastikan alat tersebut bersifat valid, begitu pun

sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka alat tersebut memiliki sifat tidak valid.

b. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan memiliki hubungan dengan konsistensi atau

keterandalan dengan suatu indikator.12 ini berarti reabilitas merupakan

angka yang memberikan penilaian terhadap sejauh mana suatu alat

pengukur itu dapat dipercaya dan konsisten dari waktu ke waktu. Untuk

mencari reliabilitas didalam peneliian ini menggunakan rumus berikut.

Keterangan:

K : Jumlah butir pertanyaan

: Jumlah Varian Butir

12
Priyono, Metode Penelitian Kuantitatif, 86
39

S : Varian Total

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan kedalam bentuk

yang mudah untuk di interprestasikan. Dalam pengertian lain analisis data

merupakan suatu cara yang digunakan untuk menganalisis suatu data yang

diperoleh dari hasil penelitian. Berdasarkan kepada pemikiran deskriptif

kuantitatif yang mengharuskan penulis untuk mengambil data angka, kemudian

mengumpulkan data-data yang telah ada untuk kemudian dilakukan analisis data.

Adapun analisis data yang digunakan didalam penelitian ini yaitu menggunakan

rumus Product Moment.


40

DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Yusuf Bin Dimyati. “Pengaruh Kompetensi Profesional Guru

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 Sd Islam Arrisalah

Gundik Ponorogo Tahun Pelajaran 2018/2019.” IAIN Ponorogo, 2019.

Abdurrahmat Fathoni. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.

Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta,

2013.

Doni Juni Priansa. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta,

2014.

E. Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2012.
41

E.Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006.

Hoyyima Khoiri. Hoyyima Khoiri, Jitu dan Mudah Lulus Sertifikasi Guru.

Yogyakarta: Bening, 2010.

Jejen Musfah. Peningkatan Komeptensi Guru. Jakarta: Prenada Media,

2011.

Jihan Asep. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi pressindo, 2013.

Juniati. “Penerapan Strategi Pembelajaran Probex untuk Meningkatkan Motivasi

dan Hasil Belajar Peserta Didik SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah

Pada Konsep Kalor.” dalam Berkala Fisika Indonesia 1, no. 2 (2009).

Maisaroh dan Rostrieningsih. “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan

Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team pada

Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor.”

Jurnal Ekonomi & Pendidikan 8, no. 2 (November 2010).

M.Ngalim Purwanto. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktik. Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2008.

Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo persada,

2012.

———. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatab Baru. Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2004.
42

———. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja

Rosada Karya, 2004.

Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,

1985.

Noeng Muhadjir. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial, Teori Pendidikan dan

pelaku sosial kreatif,. Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000.

Priyono. Metode Penelitian Kuantitatif. Taman Sidoarjo: Zifatama Publishing,

2008.

Sudarwan Danim. Profesional dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta,

2010.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2010.

———. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013.

Sumiyati. “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Pendidikan Agama Islam Terhadap

Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Peserta Didik Kelas VII Mts Al-Hikmah

Batanghari Lampug Timur tahun pelajaran 2015/2016.” IAIN Metro, 2016.

Udin Syaefudin Sa’ud. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Alfabeta,

2009.

Undang-Undang Guru Dan Dosen. UU RI No. 14 Tahun 2005. Jakarta: Sinar

Grafika, 2011.
43

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.

Muhammad Khafid, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan Belaajr

Akuntansi: Motivasi Belajar Sebagai Variabel Intervering”, Jilid 37 No. 1, 2008.

Maria Anita Titu, Reinaldis Masi, Sirilus Karolus Keropama Keban,

“Pengaruh kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI di SMA

Negeri I Adonara Barat Tahun Ajaran 2022/2023, Vol.11 No.1, 2023.

Rina Febriana, Kompetensi Guru, Jakarta: Bumi Aksara, 2019.

Rusdiana, dan Yeti Heryati, Pendidikan Profesi Keguruan, Bandung: CV

Pustaka Setia, 2015.

Anda mungkin juga menyukai