Anda di halaman 1dari 5

Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan untuk Mengembangkan Karakter Siswa Sekolah


Dasar
Galuh Nur Insani, Dinie Anggraeni Dewi, Yayang Furi Furnamasari
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK


Sejarah Artikel: Pendidikan adalah kewarganegaraan, salah satu tema yang menjadi sektor unggulan dalam
ISSN: 2614-6754 (print) pengembangan karakter siswa. Secara khusus bertujuan untuk (1) mengidentifikasi nilai-nilai
ISSN: 2614-3097 (online) karakter yang sesuai dengan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar (2)
Halaman 8153-8160
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar.
Volume 5 Nomor 3 Tahun 2021
Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam pembelajaran PKn
untuk mengembangkan sikap dan karakter pada siswa sekolah dasar. adalah pendekatan kualitatif.
Keywords: Kemudian untuk metode yang dilakukan yaitu dengan metode studi literatur. Dimana penulis
Pendidikan Karakter, Pendidikan mengumpulkan data dari rujukan artikel dan jurnal yang tersedia di website terpercaya. Hal ini
Kewagranegaraan, Sikap dan Karakter, dikarenakan kondisi saat ini yaitu pandemi covid-19, yang membatasi semua orang untuk
Sekolah Dasar beraktivitas diluar rumah. Pada kenyataannya, pelajaran pendidikan kewarganegaraan belum cukup
berhasil untuk menjalankan peran ini dengan baik karena proses yang terjadi dalam pembelajaran
pendidikan hanya diaktifkan dalam prestasi, manajemen afektif/sikap diabaikan. Untuk mengatasi
Korespondensi:
Email : galuhnurinsanii@upi.edu hal tersebut, perlu mengkaji modifikasi dalam pembelajaran pendidikan pendidikan, salah satunya
Email : dinianggraenidew@upi.edu dengan mengintegrasikan konsep karakter ke dalam pengembangannya agar lebih mampu
Email: furi2810@upi.edu mengembangkan dan membentuk karakter siswa sekolah dasar.

PENDAHULUAN
Signifikansi pembinaan karakter terlihat cukup
menonjol untuk diperhatikan dari otoritas publik, salah juga siap untuk menjadikan siswa memiliki karakter dan
satunya dapat dilihat dari wacana pendeta pengajian saat kebiasaan sehingga realitas mereka sebagai warga negara.
mengakui HARDIK-NAS tahun 2010 dengan materi menjadi signifikan baik bagi mereka dan masyarakat
“Pendidikan Karakter Membangun Bangsa Peradaban". secara keseluruhan.
Dalam wacananya ulama sekolah menyatakan bahwa Selanjutnya, Yang umumnya berkaitan dengan
pendidikan karakter merupakan kebutuhan mutlak, karena masalah ini adalah masalah sekolah dan mendorong
pelatihan tidak hanya membuat siswa menjadi cerdas, kebajikan yang kurang mendapat perhatian. Sampai saat
tetapi juga harus memiliki karakter dan kebiasaan, ini, pelatihan dan peningkatan moral saat ini berada pada
sehingga realitas mereka sebagai warga negara menjadi tingkat mengingat, informasi yang hilang pada tingkat
signifikan baik bagi mereka dan masyarakat secara hubungan sehari-hari melakukan kegiatan, di rumah, di
keseluruhan. Mendiknas dalam Silaturahmi dengan para sekolah yang berfungsi seperti halnya dalam kerjasama
Kepala Sekolah Pascasarjana Lembaga Pendidikan Tenaga sehari-hari.
Kependidikan (LPTK) se-Indonesia di Auditorium Hal ini sesuai dengan penilaian Lickona (1992),
Universitas Negeri Medan mengatakan, “Pelatihan yang menyatakan bahwa: “ada sepuluh indikasi perilaku
karakter harus dimulai dari sekolah dasar karena, manusia yang menuju ke arah kehancuran suatu negara,
seandainya karakter tidak dibentuk sejak dini maka akan lebih spesifiknya: mencari kebrutalan di kalangan anak
sulit untuk mengubah seseorang". muda; penipuan sosial; meluasnya ketidakpedulian
Pentingnya pendidikan karakter yang dicanangkan terhadap wali dan instruktur. Dampak kelompok teman
oleh Pemerintah melalui Mendiknas, telah diakui sejak pada demonstrasi kekejaman; keraguan dan cemoohan;
awal oleh para Founding Fathers Negara. Sejak melanggar penggunaan bahasa; berkurangnya sikap kerja
proklamasi kemerdekaan, para arsitek awal telah keras; berkurangnya kesadaran akan harapan orang lain
memahami bahwa untuk memahami tujuan Indonesia, terhadap orang dan penduduk; memajukan perilaku yang
(negara), juga (negara). Bahkan kemajuan negara menjadi tidak berguna; dan mengaburkan aturan moral."
lebih signifikan dan menjadi perhatian yang signifikan, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah
mengingat kemajuan bangsa sebagian besar ditentukan satu proyek instruktif yang memiliki derajat yang luas dan
oleh sifat negara. Dengan cara ini, para arsitek utama mencakup tidak kurang dari tiga bidang dalam proses
menekankan pentingnya pembangunan karakter (Warsono, pembentukan pribadi, yaitu (1) Secara konseptual
2010). metroschooling berperan dalam menciptakan ide dan
Berdasarkan penegasan ini, menunjukkan bahwa spekulasi, (2) pelatihan kurikuler menumbuhkan berbagai
pemanfaatan pendidikan karakter dalam pembelajaran proyek-proyek instruktif. serta model implementasinya
bagaimanapun merupakan kebutuhan mutlak, karena dalam mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
dianggap mampu membuat siswa menjadi cerdas, namun yang dewasa berkarakter melalui landasan akademik, dan
(3) secara sosial-sosial, sekolah umum melengkapi
interaksi pembelajaran bagi daerah untuk menjadi anggota karakter digarisbawahi secara lebih rinci, misalnya latihan
masyarakat yang produktif. Sebagai ciri dari keseluruhan fokus instruktur, arah hasil lebih membumi, kurang pada
program pendidikan instruksional sebagaimana tertuang proses, materi diperkenalkan sebagai data, situasi siswa
dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dalam kondisi laten disiapkan untuk mendapatkan
Nasional, program sekolah perkotaan yang didukung ilustrasi, informasi lebih membumi daripada perspektif
Pancasila dan oleh karena itu UUD 1945, berupaya dan kemampuan, pemanfaatan teknik dibatasi untuk
menumbuhkan kapasitas dan struktur pribadi dan negara keadaan belajar yang menjengkelkan dan satu arah
yang kuat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, (pengaruh). penghargaan seseorang yang ada karena
dengan harapan tumbuhnya peserta didik. kemampuan pengembangan karakter cukup tidak hanya dididik tetapi
untuk menjadi manusia. yang menerima dan takut akan juga harus diciptakan dari penyusunan, pelaksanaan,
Ketuhanan, memiliki kepribadian yang hebat. bermartabat, hingga latihan penilaian.
kuat, cakap, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Berdasarkan pada berbagai uraian masalah diatas
penduduk yang didukung popularitas dan kompetensi. Hal yang telah saya kemukakan di atas, maka saya Termotivasi
ini menunjukkan bahwa pengajaran metro memiliki tugas untuk meneliti tentang “Integrasi Pendidikan Karakter
yang signifikan dan vital dalam menyelesaikan pelatihan Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
karakter. Mengembangkan Sikap dan Karakter pada Siswa Sekolah
Dilihat dari tujuan tersebut, pembelajaran PKn Dasar”
cenderung dianggap sebagai penemuan yang sarat dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
nilai-nilai karakter. Namun, masalah yang didapat para Nasional. Pasal 3 UU Sisdiknas menyatakan “Pembinaan
ahli di lapangan adalah bahwa praktik pembelajaran PKn kemampuan masyarakat untuk membina kemampuan dan
yang terjadi di kelas saat ini hanya terbatas pada sekolah membentuk pribadi dan peradaban negara yang
yang berorientasi pada pencapaian tujuan intelektual atau bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
informasi. Sementara emosional, hal-hal yang bernegara, dengan harapan tumbuhnya tenaga sarjana
berhubungan dengan cara paling umum untuk membentuk menjadi warga negara yang bertakwa dan bertakwa. ,
kepribadian/perspektif siswa pada umumnya akan berkepribadian baik, kokoh, cakap, terampil, imajinatif,
diabaikan. mandiri, dan sebagai penduduk yang besar dan cakap,
Untuk itu perlu adanya peningkatan pembelajaran maka pengertian tujuan pendidikan umum adalah yang
PKn dalam menciptakan peserta didik berkarakter mulai menjadi alasan untuk pemajuan pendidikan karakter.
dari menyusun, melaksanakan, dan menilai. Kita harus Karakter adalah pribadi, watak, etika, atau watak
memiliki pilihan untuk melakukan penyusunan, individu yang dibingkai dari penyamaran berbagai
pelaksanaan, dan penilaian yang dapat menyamarkan nilai- temperamen yang diterima dan mendasari pandangan,
nilai orang yang ada karena pengembangan nilai karakter pemikiran, watak, dan cara bertindak individu tersebut.
tidak cukup hanya diinstruksikan melainkan juga harus Etika tersebut terdiri dari berbagai kualitas, etika, dan
diciptakan. Seperti yang diungkapkan oleh Hermann standar seperti keaslian, ketabahan mental untuk
dalam (Budimansyah, 2010:68) bahwa “penghargaan bertindak, ketergantungan, penghargaan terhadap orang
bukanlah diretas atau diinstruksikan, itu dipelajari”. Hal lain (Kemendiknas 2010).
ini dilakukan agar sebagai guru kita dapat menciptakan Pelatihan karakter adalah cara paling umum untuk
anak-anak yang cerdas sekaligus berkarakter. mengarahkan siswa menjadi individu yang sepenuhnya
Upaya menjadikan anggota masyarakat yang berkarakter dalam komponen hati, pikiran, tubuh, rasa dan
produktif, yang berkarakter dan menjadi pribadi yang tujuan. Pada akhirnya, karakter diartikan sebagai kualitas
memiliki keyakinan dan informasi atau pada akhirnya yang dekat dengan rumah, dalam perasaan mengetahui
menjadi manusia seutuhnya, adalah melalui Pendidikan kebaikan, perlu berbuat baik, dan benar-benar memiliki
Kewarganegaraan. Alasan negara menciptakan Pendidikan perilaku yang tepat, yang secara rasional berasal dari
Kewarganegaraan (PKn) adalah agar setiap penduduk pikiran, hati, Latihan, dan rasa dan tujuan. (Warsono
berubah menjadi anggota masyarakat yang produktif (to be 2010).
produktif member of society), menjadi penduduk tertentu Sedangkan menurut Sudrajat (2010) pendidikan
yang memiliki pengetahuan masyarakat baik secara karakter adalah suatu proses pengajaran budi pekerti
mental, batin, sosial, dan mendalam; memiliki rasa bangga kepada warga sekolah yang meliputi bagian informasi,
dan kewajiban (metro kewajiban) dan memiliki pilihan perhatian atau kesiapan, dan kegiatan untuk melaksanakan
untuk mengambil bagian dalam keberadaan masyarakat sifat-sifat tersebut, baik terhadap Tuhan, diri sendiri, orang
dan negara (investasi kota) untuk menumbuhkan rasa lain, iklim, dan identitas dengan tujuan agar mereka
kesukuan dan cinta tanah air (Wahab dan Sapriya, 2011: menjadi manusia.
99) . Mengingat sebagian dari pengertian di atas, maka
Namun permasalahan yang ada adalah bahwa cenderung dianggap bahwa pendidikan karakter adalah
praktik pembelajaran dalam pembelajaran PKn yang suatu proses penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa
terjadi di ruang belajar saat ini hanya sebatas persekolahan sehingga mereka menjadi individu yang seutuhnya
yang terfokus pada pelatihan saja. Sementara sudut berkarakter dalam komponen hati, otak, tubuh, serta rasa
pandang emosional, hal-hal yang terkait dengan program dan tujuan. . Dengan demikian, karakter diartikan sebagai
pembangunan karakter atau perspektif siswa pada kualitas yang dekat dengan rumah, dalam perasaan
umumnya akan diabaikan. Tanpa kita memahaminya, ini menyadari besar, siap untuk berbuat hebat, dan benar-
akan melahirkan atau membuat anak-anak yang tertarik benar bertindak mengagumkan.
namun tidak memiliki siapa-siapa. Salah satu penyebab Makna Pendidikan Kewarganegaraan menurut
tidak adanya kemajuan manusia yang ideal adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
kurangnya Pendidikan Kewarganegaraan. 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan
Kekurangan pembelajaran PKn juga diungkapkan Menengah adalah mata pelajaran yang menyoroti
oleh Suwarma (Budimansyah, 2012: 450), secara khusus perkembangan warga negara yang memahami dan dapat
kekurangan pembelajaran PKn ditinjau dari pelatihan menyelesaikan keistimewaan dan komitmennya untuk
menjadi cerdas, berbakat, dan pintar warga Indonesia. riset dari jurnal dan artikel, yang kemudian diolah kembali
juga, berkarakter sebagaimana yang diamanatkan oleh menjadi informasi yang mudah dimengerti dan memiliki
Pancasila dan UUD 1945. Gagasan PKN yang berawal nilai guna, lalu selanjutnya melakukan penyusunan artikel
dari gagasan PKn, Pendidikan Kewarganegaraan, dan dan revisi. Study literature yang dilakukan adalah
Pelatihan Kewarganegaraan yang awalnya lahir di membaca, kemudian menulis, lalu mengolah data menjadi
Amerika Serikat mengingat secara umum secara
informasi yang relevan dengan tema artikel yang diangkat
epistemologis, Amerika Serikat (AS) adalah negara
pada artikel ini. (Neuman: 2003). Motivasi di balik
pertama yang menumbuhkan gagasan tersebut. NS.
Sesuai Budimansyah (dalam Komalasari, 2010: eksplorasi ini adalah untuk meningkatkan poin- poin baru
264-265) bahwa dalam pandangan dunia baru, pendidikan yang dikenal di wilayah lokal yang lebih luas, memberikan
kewarganegaraan (civic education) merupakan salah satu gambaran umum tentang tema-tema yang mendasarinya,
kajian yang mengembangkan misi nasional untuk merangkum pemikiran dan mengembangkan hipotesis
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui spekulatif.
koridor “value based education” dengan kerangka Penyelidikan pengetahuan dalam komposisi artikel
sistematik secara kurikuler, teoritik, programatik. Ketiga logis ini mungkin merupakan teknik keterlibatan subjektif,
sistematik pendidikan kewarganegaraan tersebut yang membuat penggambaran metodis dari masalah yang
menjelaskan bahwa suatu pendidikan kewarganegaraan tepat dengan pengaturan tertentu. Kemudian, pada saat itu,
merupakan mata pelajaran yang mengemban misi hasilnya ditulis sebagai pemeriksaan informasi subjektif.
pendidikan nilai. Hal tersebut juga jelas tergambar pada Pengetahuan yang dibutuhkan selama eksplorasi ini adalah
tujuan dan fungsi dari Pendidikan
laporan buku teks karakter dan PKn 2006 tentang
Kewarganegaraan.Selain itu, menurut Soemantri (2001:
pelatihan SK dan KD kota di sekolah dasar. Informasi
166) kapasitas Pendidikan Kewarganegaraan, khususnya:
“Suatu upaya sadar yang dilakukan secara eksperimental yang terkumpul kemudian dibedah dengan menganalisis
dan mental untuk memberikan ruang belajar kepada siswa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
sehingga ada penyamaran etika Pancasila dan informasi dalam Standar Isi (SI), kemudian memilih nilai karakter
kota untuk mendasari tujuan sekolah umum, yang yang menunjukkan hubungan antara SK dan KD dengan
ditunjukkan dalam kejujuran di rumah, juga, perilaku nilai dan penanda. oleh karena itu kita akan menemukan
biasa." nilai-nilai masyarakat menurut pelatihan kewarganegaraan
Pembelajaran siswa di sekolah dasar dinyatakan sekolah dasar.
dengan mengacu pada Permendiknas Nomor 22 Tahun
2006, dalam suplemen tersebut disebutkan bahwa “Mata HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah mata Pengintegrasian pembelajaran karakter dalam
pelajaran yang dipertimbangkan dalam membentuk warga pembelajaran PKn diselesaikan pada latihan penyusunan,
negara yang memahami dan dapat menyelesaikan hak dan pelaksanaan dan penilaian. Setiap tahap dalam
kewajibannya. menjadi warga negara Indonesia yang lihai, pembelajaran harus memiliki pilihan untuk menampung
berbakat, dan berakhlak mulia yang dijiwai oleh Pancasila dan menyelidiki nilai-nilai orang yang ingin dicapai. Pada
dan UUD 1945” sedangkan tujuannya jelas agar peserta tahap awal, khususnya penyusunan penjemputan,
didik memiliki kemampuan berikut: pertama, Berpikir penyusunan prospektus, Rencana Pelaksanaan
kritis, rasional, dan kreatif dalam menyikapi persoalan Pembelajaran (RPP), dan pemaparan materi sudah selesai.
kewarganegaraan. Kedua, Berpartisipasi secara aktif dan Ketiga hal tersebut, baik prospektus, contoh rencana,
bertanggung jawab, serta bertindak cerdas dalam kegiatan maupun materi tayangan direncanakan sedemikian rupa
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti sehingga substansi dan latihan-latihan pembelajarannya
korupsi. Ketiga, Berkembang secara positif dan bekerja dengan/memiliki pengetahuan menjadi
demokratis untuk membentuk diri yang mendukung pembelajaran karakter. Salah satu cara yang dapat
karakter bangsa Indonesia agar dapat hidup berdampingan dilakukan dalam membuat jadwal, contoh rencana, dan
dengan bangsa lain. Berinteraksi dengan negara lain dalam menampilkan materi berkarakter adalah dengan
regulasi dunia secara langsung maupun tidak langsung menyesuaikan latihan pembelajaran yang sesuai dengan
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan pengakuan nilai karakter. Prospektus pembelajaran
komunikasi. memuat Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran,
latihan pembelajaran, petunjuk pencapaian, evaluasi, porsi
METODE PENELITIAN waktu, dan aset pembelajaran.
Pendekatan yang penulis gunakan dalam Sebagaimana dikemukakan oleh Puspa Dianti,
penyusunan artikel ini adalah pendekatan kualitatif. “mata pelajaran kewarganegaraan memang merupakan
Kemudian untuk metode yang dilakukan yaitu dengan salah satu tema yang kaya akan karakter”. Oleh karena itu,
metode studi literatur. Dimana penulis mengumpulkan pendidikan karakter di Indonesia harus diselenggarakan
data dari rujukan artikel dan jurnal yang tersedia di dengan baik mengingat di setiap jenjang sekolah pasti ada
website terpercaya. Hal ini dikarenakan kondisi saat ini mata pelajaran pendidikan kota. Dalam Undang-Undang
yaitu pandemi covid-19, yang membatasi semua orang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
untuk beraktivitas diluar rumah. Demi menjaga kesehatan Nasional ditegaskan pula bahwa pengajaran
dan keselamatan diri sendiri dan orang lain, pendekatan kewarganegaraan yang menjunjung tinggi Pancasila dan
yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif. Data oleh karena itu UUD 1945 berfungsi untuk membina
kekuatan dan membentuk kepribadian dan peradaban
yang diambil adalah kutipan dari kurang lebih 10 artikel
negara yang luhur dalam rangka pengajaran sepanjang
dan jurnal yang diakses dari Google Scholar. Artikel yang
hayat. negara, untuk menumbuhkan kemampuan siswa
dipilih adalah artkel yang memiliki topik bahasan yang menjadi pribadi yang percaya diri. Selain itu, bertakwa,
sejalan dengan tema yang penulis angkat pada artikel ini. berakhlak mulia, kuat, terpelajar, cakap, inovatif, mandiri,
Dengan waktu kurang lebih 1 minggu, penulis melakukan serta menjadi penduduk yang besar dan berwawasan luas.
Melihat hal tersebut, terlihat bahwa pendidikan dilakukan adalah mengetahui substansi SK dan KD.
kewarganegaraan memegang peranan penting dalam Secara intelektual, ide apa yang ada di SK dan KD.
pelaksanaan pembinaan karakter dan moral anak bangsa. Memahami ide dan praktik yang diharapkan dalam SK
Dan juga menunjukkan bahwa pada dasarnya pendidikan dan KD sangat penting dalam membuat penanda.
karakter seringkali benar- benar diakui dalam Penanda-penanda ini akan menjadi acuan dalam
pembelajaran di ruang-ruang pembelajaran pada mata memesan alat penilaian dan bahan ajar. Dari ang
pelajaran pendidikan perkotaan dan membutuhkan ditampilkan akan mengarahkan dalam memilih strategi
kemajuan yang lebih baik dari instruktur yang akan pembelajaran.
mengajarkannya kepada siswa.
Mata pelajaran PKn memang menjadi salah satu
tema yang kaya akan karakter. PKn adalah salah satu Nilai-nilai Karakter yang Sesuai dintergrasikan ke
bidang yang paling banyak dipelajari karakter. Oleh Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
karena itu, tujuan individu yang ditetapkan dalam di Sekolah Dasar
pembelajaran PKn benar-benar efek informatif untuk Nilai karakter merupakan hal yang paling utama
diwujudkan, selain sebagai efek cadangan. Namun secara dalam sistem pembelajaran pelatihan karakter di sekolah
umum PKn saat ini menjadi topik yang tidak dianggap dasar khususnya mata pelajaran PKn. Pilihan penghayatan
vital karena ilustrasi PKn hanya sebatas mempertahankan karakter dalam pembelajaran PKn tidak bisa
materi latihan dan tidak mampu menampilkan dikoordinasikan seperti itu, tetapi harus diubah sesuai
kapasitasnya karena bidang utama pembelajaran. instruksi dengan tujuan pembelajaran PKn. Informasi tentang
karakter. karakter yang sesuai untuk pembelajaran PKn di sekolah
Pada tahap persiapan yang harus dilakukan adalah dasar diperoleh dengan menganalisis Standar Kompetensi
menyusun jadwal dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Standar Isi (SI),
(RPP). Oleh karena itu, dalam kajian ini, saya kemudian pada saat itu pemilihan nilai karakter yang
mengarahkan kajian terhadap prospektus dan contoh menunjukkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai
rencana yang disiapkan oleh pendidik untuk mendukung dan penanda. Dilihat dari pemeriksaan antara SK, KD dan
pembelajaran PKn berkarakter di dalam kelas. petunjuk, orang tersebut menghargai sesuai dengan tujuan
mempersiapkan untuk mengetahui sebagaimana tercantum pelatihan PKn di sekolah dasar.
dalam gambar rencana memiliki kapasitas yang signifikan
dalam mencapai pembelajaran karakter dalam Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Kedalam
pembelajaran. Pembelajaran PKn SD
Kajian ini membuat model sebagai aturan untuk
Intergrasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam memasukkan pelatihan karakter ke dalam pembelajaran
Pembelajaran PKn di sekolah dasar. Pembicaraan tentang konsekuensi
Sesuai Depdiknas (2010:18), kualitas pendidikan kesiapan model pengintegrasian pelatihan karakter ke
karakter dimasukkan dalam setiap mata pelajaran setiap dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar digambarkan
mata pelajaran. Kualitas-kualitas ini diingat untuk jadwal sebagai berikut.
dan contoh rencana dengan cara berikut: 1. Nilai-nilai karakter PKn sekolah dasar
1. Melihat Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Nilai-nilai karakter yang sesuai dengan
Dasar (KD) dalam Standar Isi (SI) untuk pembelajaran PKn esensial selama tinjauan ini ditambah
memutuskan apakah kualitas sosial dan orang publik hingga 13 nilai karakter. Data nilai karakter menurut
yang tercatat dikenang karenanya. pembelajaran masyarakat di sekolah dasar diperoleh
2. Pilih orang yang menunjukkan hubungan antara SK dengan memanfaatkan informasi tes, dengan menganalisis
dan KD dengan nilai dan petunjuk untuk Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
memutuskan nilai yang akan dibuat. pada Standar Isi PKn (SI) di sekolah dasar untuk
3. Masukkan orang-orang terhormat ini ke dalam mengambil keputusan apakah nilai-nilai yang tercantum
jadwal. kemudian diingatkan untuk Kemudian, pilihlah harga diri
4. Masukkan kualitas yang telah dicatat dalam jadwal individu yang menunjukkan keterkaitan antara SK dan KD
ke dalam rencana ilustrasi. PKn di sekolah dasar dengan nilai karakter dan
Mengingat hal ini, dapat disimpulkan bahwa penandanya. Dalam menentukan harga diri masyarakat,
rencana ilustrasi memainkan peran penting dalam penentu harus mengubah SK/KD dan arahan dengan harga
mengkoordinasikan nilai-nilai pengajaran orang ke dalam diri masyarakat yang terkandung dalam tujuan
sistem pembelajaran di sekolah. RPP merupakan pembelajaran. hasil investigasi nilai karakter menurut
gambaran dari penemuan yang akan diselesaikan dalam pelatihan metro di sekolah dasar sering ditemukan dalam
sistem pembelajaran. tabel pada lembar sambungan.
Lebih lanjut Warsono (2010) menjelaskan, 2. Integrasi pendidikan karakter ke dalam
mengenai cara-cara yang harus ditempuh dalam pembelajaran PKn di SD
penyusunan RPP, sebagai berikut: Integrasi pendidikan karakter ke dalam
1. Memahami substansi SK dan KD, baik dari ruang pembelajaran PKn di Sekolah Dasar harus dimungkinkan
intelektual, penuh perasaan, maupun psikomotorik dengan memasukkan nilai karakter ke dalam prospektus
(anggap saja ada). dan rencana contoh. Dalam memasukkan penghargaan
2. Bimbingan petunjuk tergantung pada efek samping karakter ke dalam prospektus dan contoh desain, cara yang
dari pemahaman SK dan KD. ditempuh adalah:
3. Perangkat asesmen binaan. a. Memahami substansi SK dan KD, baik dari segi
4. Rencanakan bahan ajar. intelektual, emosional, dan psikomotorik (anggap
5. Pilih teknik belajar saja ada).
Dari pengertian-pengertian di atas seringkali b. Kembangkan penanda tergantung pada efek samping
diperjelas bahwa dalam penyusunan RPP yang harus dari pemahaman SK dan KD.
c. Menentukan nilai karakter yang menunjukkan Lickona. 1992. Educating for Character: How Our School
keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai karakter Can Teach Respect and Responsibility. New York,
dan penanda. Toronto, London, Sydney, Aucland: Bantam books.
d. Mengembangkan perangkat penilaian. Mulyasa. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta:
e. Menyiapkan bahan ajar. Bumi Aksara.
f. Pilih strategi pembelajaran Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan
Dalam memasukkan penghargaan karakter ke (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
dalam jadwal dan contoh desain, yang harus dilakukan Bandung: Alfabeta
adalah memahami substansi SK dan KD. Secara Wahab & Sapriya. 2011. Teori dan Landasan Pendidikan
intelektual, ide apa yang ada di SK dan KD. Kemudian, Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.
pada saat itulah pemahaman gagasan dan perilaku yang Winataputra, U.S. & Budimansyah, D. (2007). Civic
diharapkan dalam SK dan KD menjadi kunci dalam Education : Landasan, Konteks, Bahan ajar dan
menciptakan penanda. Dari penanda tersebut akan menjadi Kultur Kelas. Bandung: Prodi pendidikan
acuan dalam menggabungkan perangkat penilaian dan kewarganegaraan SPS UPI.
bahan ajar. Dari materi yang ditampilkan akan Gunawan, H. 2012. Pendidikan Karakter (Konsep dan
mengarahkan dalam memilih strategi pembelajaran. Implementasi). Bandung:Alfabeta. Budimansyah,
D. 2012. Perancangan Pembelajaran Berbasis
Karakter. Bandung: Widya
SIMPULAN Aksara Press.
Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Budimansyah & Suryadi. (2008). PKn dan Masyarakat
PKn merupakan solusi yang akan menghidupkan kembali Multikulturan. Bandung: PSPKn SPS Universitas
tugas PKn sebagai topik yang menjadi bidang utama Pendidikan Indonesia.
dalam memajukan karakter ulama. PKn mungkin Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
merupakan mata pelajaran PKn yang substansinya saat ini (SISDIKNAS) No 20 Tahun 2003.
kaya akan nilai-nilai karakter, akan lebih bermanfaat untuk Aqib, Z. 2012. Pendidikan Karakter Di Sekolah
mengkoordinir pemikiran pembentukan karakter. (Membangun Karakter Dan Kepribadian Anak).
Peningkatan karakter siswa tidak hanya berkembang Bandung: Yrama Widya.
melalui substansi materi PKn, tetapi kepribadian siswa Warsono, 2010. Pendidikan Dalam Bidang Studi IPS
seringkali ditumbuhkan secara tidak langsung melalui Karakter Melalui, Semi-nar Nasional Pendidikan
tahapan dalam latihan-latihan pembelajaran, kemudian Karakter, Kerjasama Himpunan Sarjana Pen-
pada saat itu juga dapat dijunjung dengan pemanfaatan didikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia (HISPISI) &
strategi, media, dan aset pembelajaran. UNESA, Surabaya, 18-19 Juni 2011.
Pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi:
pembelajaran PKn di sekolah dasar harus dimungkinkan Lampiran Standar Isi Pendidikan Kewarganegaraan
dengan memasukkan nilai-nilai moral ke dalam prospektus (PKn).
dan contoh rencana. Dalam memasukkan penghargaan
karakter ke dalam jadwal dan contoh gaya, yang harus
dilakukan adalah mengetahui substansi SK dan KD.
Secara intelektual, ide apa yang ada di SK dan KD.
Memahami ide dan praktik yang diharapkan dalam SK dan
KD sangat penting dalam membuat penanda. Penanda-
penanda ini akan menjadi acuan dalam menyusun alat
penilaian dan bahan ajar. Dari kain yang ditampilkan akan
mengarahkan dalam memilih strategi pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2008. Pengembangan Silabus Dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Dalam KTSP. Jakarta:
Direktur Tenaga Pendidikan, Dirjen PMPTK,
Depdiknas.
Depdiknas 2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem PenPendidikan Nasional, Jakarta:
Depdiknas.
Seno, D. (2016). Implementasi Pendidikan Karakter
Dalam Pembelajaran Pkn Kelas Ii Sd Gugus
Larasati Kota Semarang (Doctoral Dissertation,
Universitas Negeri Semarang).
Dianti, P. (2014). Integrasi Pendidikan Karakter Dalam
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Mengembangkan Karakter Siswa. Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial, 23(1).
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Bahan
Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran
Berdasarkan Nilai- Nilai Budaya untuk Membentuk
Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai