Anda di halaman 1dari 14

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC

COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMK DALAM ERA MEA

Nurfarida Ilmianah
SMK Negeri 1 sidoarjo
nurfaridailmianah@yahoo.co.id

ABSTRAK

Dalam Undang-undang (UU) No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3
dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan penghasil lulusan yang siap kerja, diharapkan
siap berkompetisi di dunia kerja, maka lulusannya dituntut tidak hanya memiliki hard skill, akan
tetapi juga soft skill. Hard skill dapat dibentuk pada diri peserta didik melalui masing-masing
bidang keahlian. Soft skill merupakan keterampilan kepribadian yang terbentuk karena penanaman
nilai kebajikan. Kajian ini bertujuan untuk membuat rumusan model pendidikan karakter yang
dapat digunakan di SMK. Model pendidikan ini menggunakan pendekatan norma dan kearifan
lokal. Hasil kajian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pendidikan karakter sebagai
salah satu masukan bagi pemerintah, sekolah, dan masyarakat, selain juga dapat bermanfaat untuk
menciptakan kepribadian peserta didik yang luhur

Kata Kunci: SMK, Pendidikan Karakter

PENDAHULUAN cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi


Dalam Undang-undang (UU) warga negara yang demokratis serta
No.20 tahun 2003 tentang Sistem bertanggung jawab. Sehingga
Pendidikan Nasional pasal 3 nantinya mampu menjadi anak bangsa
dinyatakan bahwa pendidikan yang membanggakan. Sebab anak
nasional mempunyai fungsi merupakan dambaan bagi setiap
mengembangkan kemampuan dan orang tua dan anak adalah bagian dari
membentuk watak serta peradaban generasi sebagai salah satu dari
bangsa yang bermartabat dalam sumber daya manusia yang
rangka mencerdaskan kehidupan merupakan potensi dan penerus cita-
bangsa, tujuan berkembangnya cita perjuangan bangsa.
potensi peserta didik agar menjadi Sehubungan dengan ketetapan
manusia yang beriman dan bertaqwa UUD dan UU tentang Sisdiknas serta
kepada Tuhan Yang Maha Esa, tujuan pendidikan nasional yang telah
berakhlak mulia, sehat, berilmu, di tetapkan oleh pemerintah bahwa

Page | 374
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

pendidikan di masa yang akan datang menekankan “Lulusan SMK yang


ini harus memiliki mutu dan bermoral rendah tidak layak bekerja
berkualitas dibanding dengan di manapun” Maka dari itu Sekolah
pelaksanaan pendidikan yang telah Menengah Kejuruan (SMK) yang
berlangsung saat sekarang ini. Maka merupakan lembaga pendidikan
dari itu perlu ditegaskan bahwa penghasil lulusan yang siap kerja,
Keputusan Presiden RI No 1 Tahun diharapkan siap berkompetisi di dunia
2010 setiap jenjang pendidikan di kerja, maka lulusannya dituntut tidak
Indonesia harus melaksanakan hanya memiliki hard skill, akan tetapi
pendidikan karakter juga soft skill. Hard skill dapat
Terjadinya degradasi moral dibentuk pada diri peserta didik
pada sebagian remaja telah menjadi melalui masing-masing bidang
tantangan bagi dunia pendidikan keahlian. Soft skill merupakan
sebagaimana yang diungkapkan oleh keterampilan kepribadian yang
Rita Damayanti (Kurniawan dkk. terbentuk karena penanaman nilai
(2010), telah memberikan gambaran kebajikan.. Untuk itu, anggapan
betapa memprihatinkan perilaku masyarakat umum bahwa peserta
sebagian remaja Indonesia saat ini. didik SMK memiliki sikap brutal,
Skandal seks atau yang mengarah ke nakal, susah diatur, suka keroyokan,
perbuatan itu telah merambah di dan konotasi negatif lainnya harus
kalangan remaja. Hasil kajian yang segera diubah. Pendidikan karakter
dimaksud yang bersetting di Jakarta telah menjadi solusi untuk
dapat dilihat dalam Tabel 1 dibawah membentuk kepribadian yang baik
ini pada diri peserta didik. Namun,
penerapan pendidikan karakter di
SMK masih belum dapat dilakukan
secara menyeluruh dalam suatu
sistem yang terorganisir
Dalam pendidikan karakter
Muslich Masnur (2011:75) dan
Lickona (1992) “menekankan
Dalam jurnal pendidikan
pentingnya tiga komponen karakter
karakter (2011:99) Zamtinah telah

Page | 375
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

yang baik (components of good sekolah, dan masyarakat, selain juga


character), yaitu moral knowing atau dapat bermanfaat untuk menciptakan
pengetahuan tentang moral, moral kepribadian peserta didik yang luhur.
feeling atau perasaan tentang moral,
dan moral action atau perbuatan METODE PENELITIAN
moral”. Hal ini diperlukan agar anak Pembangunan karakter bangsa
mampu memahami, merasakan dan dihadapkan pada berbagai masalah
mengerjakan sekaligus nilai-nilai yang sangat kompleks. Perkembangan
kebijakan. masyarakat yang sangat dinamis
Pendidikan karakter adalah sebagai akibat dari globalisasi dan
pendidikan budi pekerti plus, yaitu pesatnya kemajuan teknologi
yang melibatkan aspek pengetahuan komunikasi dan informasi merupakan
(cognitive), perasaan (feeling), dan masalah tersendiri dalam kehidupan
tindakan (action). Menurut Lickona masyarakat. Globalisasi dan
Thomas, tanpa ketiga aspek ini, maka hubungan antar bangsa sangat
pendidikan karakter tidak akan berpengaruh pada aspek ekonomi
efektif. Pendidikan karakter (perdagangan global) yang
merupakan suatu sistem penanaman mengakibatkan berkurang atau
nilai-nilai karakter kepada warga bertambahnya jumlah kemiskinan dan
sekolah yang meliputi komponen pengangguran. Pada aspek sosial dan
pengetahuan, kesadaran atau budaya globalisasi mempengaruhi
kemauan, dan tindakan untuk nilai-nilai solidaritas sosial seperti
melaksanakan nilai-nilai tersebut, sikap individualistik, materialistik,
baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa hedonistik yang seperti virus akan
diri sendiri dan sosial. berimplikasi terhadap tatanan budaya
Kajian ini bertujuan untuk masyarakat Indonesia sebagai warisan
membuat rumusan model pendidikan budaya bangsa seperti memudarnya
karakter yang dapat digunakan di rasa kebersamaan, gotong royong,
SMK. Hasil kajian ini diharapkan melemahnya toleransi antarumat
dapat menambah khazanah ilmu beragama, menipisnya solidaritas
pendidikan karakter sebagai salah terhadap sesama, dan itu semua pada
satu masukan bagi pemerintah, akhirnya akan berdampak pada

Page | 376
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

berkurangnya rasa nasionalisme kerakyatan yang dipimpin oleh


sebagai warga negara Indonesia. hikmat kebijaksanaan dalam
Dengan menempatkan strategi permusyawaratan/ perwakilan, serta
pendidikan karakter sebagai modal berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
utama menghalangi adanya virus- Indonesia.
virus penghancur tersebut, masa Pendidikan karakter didapatkan
depan bangsa ini dapat diselamatkan. anak semenjak berada di lingkungan
Model dari pendidikan karakter ini keluarga maupun lingkungan sekitar.
menggunakan pendekatan norma dan Secara sadar atau tidak mereka sudah
kearifan lokal dengan melakukan memulai pengamatan terhadap anak,
integrasi langsung pada setiap mata orang tua, teman, media yang pada
pelajaran baik secara teori maupun ahirnya mereka akan meniru apa yang
praktek telah mereka lihat setiap hari
Pendidikan merupakan tulang
HASIL DAN PEMBAHASAN DAN punggung strategi pembentukan
SOLUSI karakter bangsa. Strategi
a. Pendidikan Karakter pembangunan karakter bangsa
Pendidikan karakter melalui pendidikan dapat dilakukan
merupakan usaha sadar dan terencana dengan pendidikan, pembelajaran,
untuk mewujudkan suasana serta dan memberikan fasilitasi. Dalam
proses langsung pemberdayaan konteks makro, penyelenggaraan
potensi dan pembudayaan peserta pendidikan karakter mencakup
didik guna membangun karakter keseluruhan kegiatan dalam
pribadi dan/atau kelompok yang unik- perencanaan, pengorganisasian,
baik sebagai warga negara. Hal itu pelaksanaan, dan pengendalian mutu
diharapkan mampu memberikan yang libatkan seluruh unit utama di
kontribusi optimal dalam lingkungan pemangku kebijakan dan
mewujudkan masyarakat sesuai kepentingan pendidikan nasional.
dengan pancasila, yang berketuhanan Secara makro pengembangan
yang Maha Esa, berkemanusiaan karakter dibagi dalam tiga tahap,
yang adil dan beradab, dan berjiwa yakni perencanaan, pelaksanaan, dan
persatuan Indonesia, dan berjiwa evaluasi hasil. Pada tahap

Page | 377
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

perencanaan ini dikembangkan menjadi warga negara yang


perangkat karakter yang digali, demokratis dan bertangungjawab “
dikristalisasikan, dan dirumuskan Mengingat hakikat dari
dengan menggunakan berbagai pendidikan SMK adalah agar
sumber, antara lain pertimbangan (1) lulusanya siap kerja, maka pendidikan
filosofis, Pancasila, UUD 1945, dan karakter yang dikembangkan adalah
UU N0.20 Tahun 2003 beserta pendidikan karakter yang relevan
ketentuan perundang-undangan dengan kebutuhan kerja. Menurut
turunannya, (2) teoretis, teori tentang Slamet PH (2011) karakter kerja
otak, psikologis, pendidikan, nilai dan untuk pendidikan kejuruan dibagi
moral, serta sosial-kultural (3) dalam dua dimensi, yaitu
empiris, berupa pengalaman dan intrapersonal dan interpersonal kerja.
praktik terbaik, antara lain tokoh- Dimensi intrapersonal kerja adalah
tokoh, satuan pendidikan unggulan, kualitas batiniah atau rohaniah,
pesantren, kelompok kultural, dll. meliputi etika kerja, rasa ingin tahu,
Tujuan pendidikan karakter disiplin diri, jujur, tanggung jawab,
selaras dengan tujuan pendidikan respek diri, kerja keras, integritas,
nasional . Dalam undang undang no ketekunan, motivasi kerja, keluwesan,
20 tahun 2003 tentang sisitem rendah hati, menyukai apa yang yang
pendidikan nasional dikemukakaan belum diketahui dan sebagainya.
bahwa “Pendidikan nasional Dipihak lain, dimensi Interpersonal
berfungsi mengembangkan adalah ketrampilan yang berkaitan
kemampuan dan membentuk watak dengan hubungan antar manusia,
serta peradaban bangsa yang mencakup bertanggung jawab atas
bermartabat dalam rangka semua perbuatanya, mampu bekerja
mencerdaskan kehidupan bangsa, sama, hormat pada orang lain,
Pendidikan bertujuan untuk penyesuaian diri, suka perdamaian,
berkembangnya potensi peserta didik selalu solidaritas, kepemimpinan,
agar menjadi manusia yang beriman komitmen, adil dan sebagainya.
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Herbert Spencer, seoarang
Maha Esa, berahlak mulia, sehat, filosof Inggris (1820 – 1903)
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menyatakan : The Great aim of

Page | 378
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

education is not knowledge but Menurut Zamtimah ( 2011:100) isi


action. Dalam perjalanan pendidikan pendidikan karakter dapat dilihat
nasional, rancangan yang begitu utuh, seperti dibah ini.
menyeluruh dan terpadu ternyata
hanya menitik beratkan pada
pengembangan pengetahuan dan
ketrampilan Pada saat ini kita
merasakan bahwa pendidikan hanya
mampu menghasilkan dan
menampilkan banyak orang pandai,
Gambar 1 Isi Pendidikan karakter
tetapi bermasalah dengan hati
Nilai nilai yang perlu
nuraninya dan yang tampak dalam
disampaikan oleh pendidik untuk
penampilan dan kinerjanya.
membentuk karakter peserta didik
Bernatdette Dewi Pramesti(
adalah : (1) tata tertib peserta
2009:118) Pendekatan yang
pendidik di sekolah, (2) tata tertib
digunakan dalam pendidikan nilai dan
peserta didik di kelas, (3) nilai nilai
karakter membedakan atas lima
kesopanan, (4) nilai nilai kebangsaan,
pendekatan yang meliputi (1)
(5) nilai nilai kejujuran, (6) nilai
pendekatan penanaman nilai, (2)
kesabaran, (7) nilai nilai kemandirian.
pendekatan perkembangan dalam
Materi pada pendidikan karakter
kognitif, (3) analisis nilai (4)
mencakup pengertian, langkah
pendekatan klarifikasi nilai dan (5)
langkah dan manfaat. Misalnya
dan pendekatan pembelajaran
tentang materi nilai nilai kejujuran,
berbuat. Dalam pelaksanaan
cakupan materinya adalah pengertian
pendidikan karakter di SMK
kejujuran, langka langkah menjadi
menggunakan pendekatan campuran
jujur dan manfaat kejujuran.
dengan menekankan pada pendekatan
Ketrampilan yang diberikan
penanaman nilai norma norma
pendidik dalam membentuk karakter
Pendidikan karakter di SMK
/kepribadian peserta didik SMK
berisikan nilai dan ketrampilan yang
terkait kearifan lokal adalah
diberikan oleh pendidik dalam rangka
ketrampilan menggunakan bahasa
membentuk karakter peserta didik.
jawa halus akan membentuk karakter

Page | 379
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

peserta didik SMK yang halus. Selain


itu adalah ketampilan sikap dalam 1. Pelaksanaan
menggunakan unggah ungguh dalam Pelaksanaan meliputi apa yang
bersikap, menggunakan baju batik seharusnya dilakukan oleh pendidik,
selama proses pembelajaran juga peserta didik, dan sekolah.
dapat menciptakan karakter / pribadi Pendidikan karakter tidak dapat
yang saling menghargai. berdiri sendiri, melainkan pendidikan
Semua materi yang digunakan yang terintegrasi secara total oleh
selama berlangsungnya proses seluruh komponen sekolah.
kegiatan belajar mengajar (KBM) Perkelahian pelajar yang sering
harus tertuang dalam RPP dan Silabus terjadi akhir-akhir ini juga tidak
semua mata pelajaran dan terlepas dari kurangnya penerapan
disampaikan oleh semua guru . pendidikan karakter. Oleh sebab itu,
Sementara itu diluar kelas (non penciptaan kultur sekolah harus
KBM) penyampaian norma norma sejalan dengan pendidikan karakter
dan kearifan lokal tetap harus yang relevan dengan SMK, misalnya
dilakukan oleh semua pihak pendidik guru harus dapat menjadi teladan
terhadap peserta didik peserta didiknya, saling menghargai
perbedaan yang ada, bertutur kata
b. Metode Pendidikan karakter yang sopan, mengedepankan
Metode pelaksanaan pendidikan kepentingan bersama, tidak egois, dan
karakter disekolah secara singkat sebagainya.
dapat dilihat seperti gambar dibawah
ini
1. Guru
a. Guru adaptif
Pengembangan metode
pembelajaran yang dapat dilakukan
oleh guru adaptif adalah sebagai
berikut. (1) memberikan teladan
Gambar 2 Metode pendidikan karakter untuk memberikan kesan keyakinan
( Zamtinah , 2011) peserta didik, (2) mengklarifikasi

Page | 380
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

nilai nilai karakter maupun nilai kehidupan dan apa-apa yang


kepribadian yang harus dimiliki dibutuhkan sebagai lulusan SMK, (4)
kepada peserta didik, (3) membangun motivasi yang kuat pada
mengidentifikasi dan membangun diri peserta didik. Mata pelajaran
minat serta mengalaman peserta normatif merupakan mata pelajaran
didik, (4) memberi kesempatan yang bersifat menanamkan dan
peserta didik untuk belajar kelompok mengembangkna nilai-nilai secara
bersama, diskusi, bermain peran, atau konstruktif.
yang lainnya, (5) bercerita, bernyanyi,
atau bermain bersama peserta didik c. Guru Produktif
dalam rangka penanaman nilai. Guru Mata pelajaran produktif
adaptif memerlukan pendekatan merupakan mata pelajaran yang
integral dalam memadukan antara hanya dipelajari oleh peserta didik di
kognitif dan kemapuan afektif pada SMK. Peserta didik akan memiliki
peserta didik. keingintahuan yang tinggi terhadap
materi bidang keahlian yang dimiliki.
b. Guru normatif Oleh karena itu, kesabaran dari sang
Pengembangan metode pendidik dalam memeberikan materi
pembelajaran yang dapat dilakukan kepribadian/ karakter dapat menjadi
oleh guru normatif adalah sebagai teladan peserta didik. Mata pelajaran
berikut: (1) memberikan keteladanan produktif, terdiri dari mata pelajaran
kepada peserta didik dengan contoh teori dan praktek. Oleh karena itu,
kepribadian yang baik, (2) pendidik harus dapat memilah dalam
mengingatkan peserta didik agar ingat memberikan metode penyampaian
bahwa mereka adalah makhluk Tuhan kepri -badian pada peserta didik.
YME (kembali kepada fitrah). Hal ini Adapun metode yang dapat dilakukan
dilakukan untuk membangun oleh guru. (1) memberikan teladan
pengertian yang mendalam bahwa yang baik pada peserta didik, (2)
manusia hidup di dunia ini dengan mengklarifikasi karakter maupun
aturan Tuhan, tidak boleh hidup kepribadian apa sajakah yang harus
dengan seenaknya, (3) memusatkan dimiliki oleh perserta didik setelah
kebutuhan peserta didik akan nilai- memiliki keahlian dalam mata

Page | 381
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

pelajaran produktif,(3) memberikan 3. Sekolah


kesempatan kepada peserta didik Sekolah dalam melaksakan
untuk memecahkan masalah yang pendidikan karakter yang harus
diberikan,(4) memberikan dilakukan adalah (1) memberlakukan
kesempatan kepada para peserta didik norma-norma di sekolah, (2)
untuk berlatih dan kerja tim selama memberikan kearifan-kearifan lokal
melaksanakan praktik, (5) kepada peserta didik lewat kegiatan
memberikan kesempatan kepada intra dan ekstrakulikuler. (3)
peserta didik untuk menarik mengadakan kegiatan-kegiatan untuk
kesimpulan atas pelajaran yang telah meningkatkan karakter peserta didik
diberikan. (6) menasihati peserta secara berkala, seperti: (1) kegiatan
didik agar bekerja sesuai dengan keagaman untuk meningkatkan
prosedur yang ada. (7) menasihati akhlak yang mulia, (2) kegiatan Out
peserta didik untuk mengunpulkan Bond untuk meningkatkan rasa
tugas tepat pada waktunya. kebersamaan dan kerja tim, (3)
melakukan kegiatan pelatihan
2. Peserta didik kepemimpinan dalam rangka
Sebagai seorang peserta didik meningkatkan rasa kedisiplian,
yang harus dilakukan adalah (1) kepemimpinan, serta jiwa mandiri, (4)
mentaati peraturan yang ada, terdiri mengadakan kegiatan pelatihan
atas peraturan tata tertib peserta didik terhadap guru - guru dalam
di sekolah, di kelas, di luar sekolah, pelaksanaan karakter. Pelatihan
serta tata tertib lain yang dibuat oleh tersebut berisi tentang apa yang
sekolah, (2) mendengarkan dan seharusnya dilakukan oleh guru
mengamalkan pesan moral yang dalam pelaksanaan pendidikan
disampaikan oleh guru, (3) berperan karakter, (4) melakukan pengamatan
aktif dalam menciptakan lingkungan serta pengonrolan perkembangan
sekolah yang baik (4) membawa buku nilai-nilai karakter yang telah
saku peserta didik setiap hari. digunakan ,(5) mewajibkan
penggunaan baju batik pada salah
satu hari untuk guru dan peserta
didik, (6) mewajibkan peserta didik

Page | 382
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

untuk menyanyikan lagu kebangsaan kepedulian terhadap peningkatan


pada jam pertama pelajaran akan kualitas karakter peserta didik.
dimulai. (7) membuat buku saku Sementara itu, penjagaan
peserta didik yang berisi norma- pendidikan karakter yang dapat
norma dan kearifan lokan, serta dilakukan sekolah adalah sebagai
lembar point hukuman terhadap berikut: (1) bekerja sama dengan
pelanggaran dan point hadiah untuk lembaga lembaga di luar sekolah
tindak kebaikan., (8) membiasakan dalam upaya peningkatan karakter
peserta didik memberi sapa, senyum peserta didik,seperti lembaga
dan salam, kepada semua warga kepolisian untuk pembinaan
sekolah, (9) membiasakan peserta kedisiplinan, organisasi
didik melakukan sholat berjamaah di kemasyarakatan yang bersifat agamis
masjid jika masuk waktu sholat untuk pembinaan akhlak mulia, dan
lembaga Trainer/ Motivator untuk
4. Penjagaan pembinaan rasa semangat dan percaya
Untuk menjaga agar diri, (2) melakukan supervisi terhadap
pelaksanaan pendidikan karakter guru terkait dengan hasil dari
berjalan sesuai sebagaimana yang pelaksanaan pendidikan karakter
telah diharapkan, perlu dilakukan secara terus menerus, (3) melakukan
penjagaan.Penjagaan karakter yang pengontrolan terhadap buku saku
dapat dilakukan oleh guru antara lain peserta didik, dan (4) menjalin
sebagai berikut. (1) Memberikan hubungan yang baik dengan orang tua
teladan dengan bersikap,serta bertutur peserta didik.
kata yang baik.(2) Melakukan
pembinaan dan pengawasan secara 5. Strategi Pendidikan Karakter
kontinyu dan berkala terhadap Strategi pelaksanaan pendidikan
perkembangan karakter peserta didik. karakter yang diterapkan di sekolah
Guru dapat menggunakan kata-kata, dapat dilakukan melalui empat cara,
tindakan, dan pengontrolan buku saku meliputi :(1) pembelajaran (teaching),
peserta didik. (3)Memberikan reward (2) memberikan keteladanan
dan hukuman sebagai bukti (modeling), (3) penguatan

Page | 383
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

(reinforcing), dan (4) pembiasaan penjaga atau keamanan, karyawan,


(habituating). administrasi, guru, dan pimpinan
Efektivitas pendidikan karakter sekolah.
sangat ditentukan oleh pembelajaran Nilai-nilai itu harus diperkuat
(teaching), keteladanan (modeling), oleh penataan lingkungan dan
penguatan (reinforcing), dan kegiataan-kegiatan di lingkungan
pembiasaan (habituating) yang sekolah .Penataan lingkungan di sini
dilakukan secara serentak dan antara lain dengan cara menempatkan
berkelanjutan. Pendekatan yang banner bannaer (spanduk) yang
strategis terhadap pelaksanaan ini mengarah dan teerfokus pada
melibatkan tiga komponen yang memberikan dukungan bagi
saling terkait satu sama lain, yaitu: (1) terbentuknya suasana kehidupan
sekolah, (2) keluarga, dan(3) sekolah yang berkarakter terpuji.
masyarakat. Penguatan dapat pula dilakukan
Komponen sekolah harus dengan melibatkan komponen
sepenuhnya akan menerapkan dan keluarga dan masyarakat. kompnen
melaksanakan nilai-nilai (karakter) keluarga meliputi pengembangan dan
tertentu (prioritas), maka setiap nilai pembentukan karakter di rumah.
yang akan ditanamkan atau Pihak sekolah dapat melibatkan para
dipraktikkan tersebut harus senantiasa orang tua untuk lebih peduli terhadap
disampaikan oleh para guru/ pendidi perilaku para anak - anak mereka.
melalui pembelajaran langsung Sedangkan komponen masyarakat
(sebagai mata pelajaran) atau dengan atau komunitas secara umum adalah
cara mengintegraskannya secara sebagai wahana praktik atau sebagai
langsung ke dalam setiap mata alat kontrol bagi perilaku siswa dalam
pelajaran. mengembangkan dan membentuk
Nilai-nilaiprioritas tersebut karakter mereka. Pihak sekolah dapat
selanjutnya harus juga dimodelkan melakukan komunikasi langsung dan
(diteladankan) secara teratur dan interaksi dengan keluarga dan
secara berkesinambungan oleh semua masyarakat dari waktu ke waktu
warga sekolah, sejak dari petugas secara periodik.
parkir, petugas kebersihan, petugas

Page | 384
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

Pembiasaan (habituation) dapat adalah budaya yang baik seperti


dilakukan di sekolah dengan berbagai penggunaan bahasa Jawa,
cara dan menyangkut banyak hal penggunaan bahasa Jawa yang halus
seperti disiplin waktu, etika akan membentuk karakter seseorang
berpakaian, etika pergaulan, yang halus pula.
perlakuan peserta didik terhadap Presiden RI Susilo Bambang
karyawan, guru, dan pimpinan, dan Yudoyono dalam pidato pembukaan
sebaliknya. Pembiasaan yang hari ibu beberapa tahun lalu
dilakukan oleh pimpinan, guru, mengatakan bahwa “pendidikan
peserta didik, dan karyawan, dalam karakter tidak boleh diserahkan
disiplin suatu lembaga pendidikan kepada lembaga pendidikan, sekolah-
merupakan langkah yang sangat sekolah dan jalur formal semata,
strategis dalam mebentuk karakter kebersamaan anak lebih banyak
secara bersama. kepada para ibu atau orang tua
dibandingkan kebersamaan anak-anak
6. Lingkungan Pendidikan kita dengan para guru di sekolah.
Karakter Berbagai peristiwa yang
Lingkungan dalam pendidikan menyenangkan atau tidak
yang harus diutamakan untuk menyenangkan dihadapi setiap anak
mendukung terwujudnya pendidikan dalam proses belajarnya, sehingga
karakter yang baik adalah lingkungan setiap pikiran yang anak anak
keluarga, sekolah, dan organisasi dibudidayakan dan hati mereka
ekstrakurikuler. Di dalam lingkungan dipelihara. Seorang pendidik di
keluarga hendaknya ditanamkan sekolah yang sukses apabila dalam
norma norma atau aturan. Dengan proses pembelajarannya berhasil
adanya norma atau aturan tersebut, mempengaruhi secara pikiran
peserta didik akan dididik untuk sehingga dapat berpikir kreatif,
menjadi manusia yang lebih baik. inovatif dalam belajar bagaimana
Sementara, lingkungan dalam belajar itu. Selain itu seorang
keluarga merupakan tempat yang baik pendidik juga harus mempengaruhi
untuk penanaman kearifan lokal. dan memelihara secara emosional
Kearifan lokal tersebut tentunya (artistik emosional anak) dengan

Page | 385
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

kepedulian, kebersamaan, kepatuhan gagasan. Oleh karena itu perlu


(disiplin) kerja sama, saling program aksi secara menyeluruh dari
menghargai, jujur, tanggungjawab . semua komponen yang ada.

KESIMPULAN DAFTAR ACUAN


Model pendidikan kararkter di Ajat Sudrajat, 2011, “Mengapa
SMK harus di jalankan secara Pendidikan Karakter ?”, 2011,
konsisten oleh warga sekolah yang Yogyakarta, UNY Press.
meliputi, kepala sekolah, guru, Bernatdette, 2009, “ Peran Pendidikan
karyawan dan peserta didik. Peserta Nilai dalam Pendidikan Budi
didik wajib melaksanakan karakter Pekerti”,Semarang, UNIKA
yang diteladankan oleh guru, maupun Soegijaprana Press.
karyawan sekolah. Selain Depdiknas, 2005, Undang Undang
memberikan materi, guru juga harus Republik Indonesia Nomor 20
mengajarkan keteladan ke peserta Tahun 2003, tentang sistem
didik. Model pendidikan karakter di pendidikan nasional
SMK juga dapat dilakukan dengan Jamal Ma’mur, 2013, “Pendidikan
menggunakan kearifan lokal daerah Karakter di Sekolah” buku
dengan menggunakan bahasa jawa panduan Internalisasi,
yang santun dan memakai batik untuk Yogyakarta, Diva Press.
kegiatan formal atau resmi. Lickona, Thomas.1991. Educating for
Pendidikan karakter sebagai Character : How our School
upaya untuk membentuk karakter Can Teach Respect and
bangsa yang bermoral dan Responsibility, New York ,
bermartabat harus selalu dikawal Bantam Books.
oleh semua pihak. Keluarga, lembaga Slamet PH 2011, “Implementasi
pendidikan (sekolah), media massa, pendidikan Karakter Kerja
masyarakat dan pemerintah harus dalam Pendidikan Kejuruan”
bahu membahau bekerjasama dalam Pendidikan karakter dalam
tanggung jawab ini. Tanpa Perspektif Teori dan Praktek,
keterlibatan semua pihak pendidikan Yogyakarta, UNY Press
karakter hanya sebatas wacana dan

Page | 386
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

Pakematik. Seks bebas di kalangan


Remaja SMA . didapat dari
URL :
http://pakematik.blogspot.co.id/
2010/06/seks-bebas-di-
kalangan-remaja-sma./Diakses
pada 30 September 2016
Zamtinah, dkk, 2011, “Model
Pendidikan Karakter untuk
Sekolah menengah Kejuruan”,
Pendidikan karakter dalam
Perspektif Teori dan Praktek,
Yogyakarta, UNY Press

Page | 387

Anda mungkin juga menyukai