Anda di halaman 1dari 11

SEGARA WIDYA Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Volume 7, No 2, November 2019


p 145-155

Tari Rejang Renteng Sebagai Motivasi Belajar Tari Wali


Bagi Wanita Di Kota Denpasar

Ni Made Haryati1, I Gede Gunadi Putra2

Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan Fakultas Seni Pertunjukan


Institut Seni Indonesia Denpasar

1
adeharyati03@gmail.com

Tari Rejang Renteng ini merupakan salah satu tari Rejang yang berhasil direkontruksi kembali oleh
salah seorang penata tari yang bernama Ida Ayu Made Diastini. Tari Rejang Renteng merupakan
tarian Rejang yang berasal dari daerah Nusa Penida dan dilestarikan kembali oleh Dinas Kebu-
dayaaan Provinsi Bali pada tahun 1999. Tari Rejang Renteng dewasa ini mengalami perkembangan
yang sangat pesat, dimana tarian ini ditarikan oleh para wanita sebagai wujud rasa bakti dan syukur
kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Saat ini tarian ini telah berkembang baik di daerah perkotaan
hingga pedesaan, salah satu daerah yang melestarikan serta mengembangkan tarian Rejang Rent-
eng yaitu Kota Denpasar. Berdasarkan uraian di atas, mengenai beberapa fenomena yang terjadi
dewasa ini dari dampak yang diperoleh dari hasil pelestarian dan sosialisasi tari Rejang Renteng,
menarik minat penulis untuk meneliti lebih mendalam mengenai tari rejang Renteng sebagai mo-
tivasi belajar tari wali bagi wanita di Kota Denpasar. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian secara
mendalam mengenai Tari Rejang Renteng Sebagai Motivasi Belajar Tari Wali Bagi Wanita Di Kota
Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan observasi
ke masing-masing kecamatan di Kota Denpasar. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teori bentuk untuk mengetahui bentuk tari Rejang Renteng dan teori kebutuhan untuk mengetahui
faktor yang memotivasi wanita di Kota Denpasar untuk mempelajari tari Rejang Renteng. Dari pe-
nelitian ini diperoleh hasil mengenai bentuk serta struktur tari Rejang Renteng serta mengenai fak-
tor yang memotivasi yaitu untuk kebutuhan untuk ngayah dan melestarikan tari Rejang Renteng.

Kata kunci : tari rejang renteng, motivasi belajar, tari wali, wanita

Rejang Renteng Dance is one of the Rejang dances which was reconstructed successfully by a dance
choreographer named Ida Ayu Made Diastini. It was originally from the Nusa Penida region and was
preserved again by the Bali Provincial Culture Office in 1999. Currently it is experiencing very rapid
development, where the dance is performance by women as a form of devotion and gratitude to Ida
Sang Hyang Widhi Wasa. At present this dance has developed well in urban to rural areas, one area
that preserves and develops Rejang Renteng dance, Denpasar City. Based on the description above,
regarding some of the phenomena that occur today from the impacts obtained from the results of
the preservation and socialization of Rejang Renteng dance, it attracts the author’s interest to re-
search more deeply about Rejang Renteng dance as a motivation to learn Wali dance for women in
Denpasar. For this reason, an in-depth study of Rejang Renteng Dance as a Motivation for Learning
Wali Dance for Women in Denpasar is needed. This study uses a qualitative research method by
observing each district in Denpasar City. The theory used in this research is form theory to find out
the form of Rejang Renteng dance and the theory of the need to find out the factors that motivate
women in Denpasar to learn Rejang Renteng dance. From this study the results obtained about the
form and structure of Rejang Renteng dance and about the motivating factors namely for the need
to foster and preserve Rejang Renteng dance.

Keywords: rejang renteng dance, learning motivation, wali dance, women.

Proses review: 1 - 20 Oktober 2019, Dinyatakan lolos 22 Oktober 2019

145
Ni Made Haryati (Tari Rejang Renteng...) Volume 7, Nomor 2, November 2019

PENDAHULUAN Tari Rejang Renteng merupakan salah satu tari Re-


jang yang berasal dari daerah Nusa Penida . Tari
Latar Belakang ini berhasil direkontruksi serta dilestarikan kem-
Tari Rejang merupakan salah satu jenis tarian wali bali oleh Dinas Kebudayaaan Provinsi Bali pada ta-
yang ditarikan pada saat upacara keagamaan ber- hun 1999, dengan bantuan seorang penata tari yang
langsung. Tarian ini dilakukan serta ditarikan oleh bernama Ida Ayu Made Diastini. Rekonstruksi dan
penari wanita dengan penuh rasa hidmat, penuh pelestarian tari Rejang Renteng ini mampu menar-
rasa pengabdian kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa ik minat para wanita di Bali pada umumnya untuk
dengan penuh penjiwaan. Gerak-gerak tari ini san- mempelajari tari Rejang.
gat sederhana dengan pengulangan gerakan pada
setiap bagiannya, tari Rejang biasanya ditarikan di Tari Rejang Renteng dewasa ini mengalami perkem-
Pura pada waktu berlangsungnya suatu upacara kea- bangan yang sangat pesat, sosialisasi tari Rejang
gamaan Hindu. Renteng mendapat sambutan yang sangat baik dari
para wanita. Para wanita tertarik untuk mempelajari
Rejang adalah salah satu pertunjukan yang kuno dan dan menarikan tari ini sebagai wujud rasa bakti dan
formal dalam jenis ini. Tarian ini masih bisa dilihat syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Saat ini
di beberapa desa di Bali, bahkan kebanyakan desa tarian ini telah berkembang hingga ke pelosok Bali,
memiliki kelompok yang memang difokuskan untuk dari daerah perkotaan hingga pedesaan, salah satu
pertunjukan ini. Meskipun merupakan salah satu daerah yang mengembangkan tarian Rejang Renteng
tarian Bali paling sederhana, Rejang memiliki wiba- yaitu Kota Denpasar. Para wanita khususnya ibu-ibu
wa dan elegansi, serta ciri khas yang sangat menawan mempelajari dan menarikan tari Rejang Renteng
(Bandem, 2004;22). Tari Rejang sebagai sebuah per- pada setiap kegiatan upacara kegamaan yang ber-
tunjukan kuno yang dimiliki oleh beberapa desa di langsung di daerahnya yang berada di Kota Denpas-
Bali, salah satunya adalah Tari Rejang Renteng yang ar. Para Wanita yang berada di Kota Denpasar yang
memiliki kewibawaan dan cirri khas yang menawan. dimaksud adalah wanita Bali.
Tari Rejang adalah sebuah tarian yang memiliki ger-
ak-gerak tari yang sederhana dan lemah gemulai, Tarian ini disosialisasikan kepada masyarakat Bali
yang dibawakan oleh para penari-penari putri (pi- pada umumnya, khususnya kepada para wanita yang
lihan maupun campuran dari berbagai usia) yang berada di banjar maupun dalam sebuah organisasi.
dilakukan secara berkelompok atau masal (Dib- Para wanita Bali yang pada awalnya kurang ter-
ia,1999;10). Tarian ini ditarikan oleh para penari pu- tarik serta masih merasa malu serta pesimis untuk
tri dengan berbagai usia. Ini menunjukkan tarian ini mempelajari serta menarikan tarian Rejang, kini
dapat ditarikan oleh semua penari putri yang ingin setelah diadakannya sosialisasi tari Rejang Renteng
mengungkapkan rasa bakti dan syukur dalam wu- mengalami perubahan. Para wanita Bali yang awam
jud sebuah tarian dengan gerakan yang sederhana, mengenai seni tari tari, merasa tertarik serta berse-
yang dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Widhi mangat mempelajari serta menarikan tari Rejang
Wasa. saat upacara keagamaan berlangsung.

Masyarakat Bali membedakan jenis-jenis tari Rejang Wanita Bali yang dibicarakan di sini adalah perem-
berdasarkan: status sosial penarinya (seperti Rejang puan dewasa yang menganut agama Hindu dan bu-
Daha yang ditarikan oleh para remaja putri), cara daya Bali dan selalu bergelut mengikuti tradisi yang
membawakan atau menarikannya (seperti Rejang ada dalam masyarakat Bali (Wiratini, 2009;30).
Renteng yang dibawakan dengan saling memegang Perempuan dewasa yang disebut adalah para wanita
selendang), tema dan perlengkapan tarinya terutama yang telah menikah pada umumnya yang menganut
hiasan kepalanya (Rejang Oyod padi, Rejang Galuh, agama dan budaya Bali yang selalu bergelut mengi-
Rejang Dewa, dan lain-lainnya) (Dibia, 1999:10). kuti tradisi yang ada dalam masyarakat Bali. Dalam
Uraian ini menunjukkan tari rejang memilik berag- menjalankan tradisi yang ada dalam masyarakat
am jenis, salah satunya adalah tari Rejang Renteng Bali, wanita Bali mengikuti setiap kegiatan yang ber-
yang dewasa ini sedang diminati oleh para wanita di hubungan dengan adat istiadat serta budaya Bali.
Kota Denpasr. Wanita Bali memiliki tugas yang sangat penting da-
lam kehidupan berkeluarga dan masyarakat.

146
Volume 7, Nomor 2, November 2019 SEGARA WIDYA Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Wanita Bali yaitu para ibu yang telah disibukkan menggunakan pendekatan kualitatif . Prosedur pene-
dengan beragam tugasnya dalam keluarga dan mas- litiannya diperoleh yakni dengan pengumpulan data
yarakat, dewasa ini berusaha meluangkan waktunya melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi
untuk mempelajari serta berlatih tari Rejang Rent- dari dunia empiris.
eng. Dengan berbagai macam kesibukan dalam men-
jalankan tugasnya sebagai seorang wanita Bali dalam Lokasi Penelitian
keluarga masyarakat, yang terkadang membuat wan- Lokasi Penelitian ini difokuskan di Kota Denpasar,
ita Bali kekurangan waktu untuk beristirahat. Akan yaitu di banjar-banjar yang mempelajari tari Rejang
tetapi ketika diadakannya pelatihan Rejang Renteng Renteng. Kota Denpasar terdiri dari 4 kecamatan,
dengan antusias para wanita Bali berusaha meluang- yaitu Denpasar Timur, Denpasar Barat, Denpasar
kan waktunya untuk berkumpul dan berlatih bersa- Utara, dan Denpasar Selatan. Lokasi penelitian ter-
ma para wanita Bali lainnya. diri dari 4 banjar yang merupakan perwakilan dari 4
kecamatan di daerah Denpasar. Banjar Lebah Desa
Kota Denpasar terletak di wilayah tengah dan selatan Sumerta sebagai perwakilan dari kecamatan Den-
Pulau Bali. Disamping sebagai Ibu kota daerah Kota, pasar Timur, Banjar Lepang Desa Padangsambian
Denpasar juga merupakan Ibu kota Provinsi Bali, sebagai perwakilan dari kecamatan Denpasar Barat,
sekaligus sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, Banjar Binoh Kaja Desa Ubung sebagai perwakilan
dan pusat perekonomian, (Wiratini, 2009; 21). Se- dari kecamatan Denpasar Utara, dan Banjar Kaja
bagai Ibukota Provinsi Bali, Kota Denpasar merupa- Desa Sesetan sebagai perwakilan dari kecamatan
kan kota yang penduduknya disibukkan dengan be- Denpasar Selatan.
ragam tugas dan kegiatannya. Tidak terkecuali bagi
para wanita Bali yang tinggal di Kota Denpasar juga Jenis dan Sumber Data.
memiliki kesibukan yang beragam dalam kehidupan Adapun jenis data yang akan diterapkan dalam pene-
keluarga dan masyarakat. Dengan beragam kesibu- litian ini adalah data kualitatif yang berupa rajutan
kan tersebut, para wanita di Kota Denpasar berusaha kata-kata, kemudian rangkaian kalimat, ungkapan,
meluangkan waktunya untuk ikut serta dalam mele- tindakan. Dalam penelitian ini hanya memfokus-
starikan dan menarikan tari Rejang Renteng. kan pada Tari Rejang Renteng sebagai motivasi be-
lajar tari wali bagi wanita di Kota Denpasar. Untuk
Berdasarkan uraian di atas, secara umum mengenai mendapatkan hasil sesuai dengan harapan maka
beberapa fenomena yang terjadi dewasa ini menge- diperlukan empat tahap yaitu persiapan, pengum-
nai dampak yang diperoleh dari hasil pelestarian dan pulan data, pengolahan data, dan penyajian ha-
sosialisasi tari Rejang Renteng di Kota Denpasar, sil analisis data. Tahap persiapan meliputi kegiatan
menarik minat penulis untuk meneliti lebih menda- menentukan lokasi penelitian, penyusunan rencana
lam mengenai tari Rejang Renteng sebagai motivasi penelitian, penentuan instrument penelitian.
belajar tari wali bagi wanita di Kota Denpasar. Un-
tuk itu, perlu dilakukan pengkajian secara mendalam ANALISIS DAN INTERPRETASI
mengenai Tari Rejang Renteng Sebagai Motivasi Be- DATA
lajar Tari Wali Bagi Wanita Di Kota Denpasar.
Bentuk Tari Rejang Renteng
METODE PENELITIAN Tari Rejang Renteng ini merupakan hasil Rekon-
struksi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali pada tahun
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kual- 1999 oleh Ni Wayan Sulastriani, SST. M.Si bersama
itatif, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui I Nyoman Budi Artha, S.Sn, M.Si, berlokasi di Pura
lebih dalam mengenai Tari Rejang Renteng Sebagai Dalem Ped dan di sosialisasikan kembali oleh Ida
Motivasi Belajar Tari Wali Bagi Wanita Di Kota Den- Ayu Made Diastini, SST., M.Si melalui interaktif di
pasar. TVRI Denpasar, Bali TV, You Tube dan mengajar se-
cara langsung turun ke desa-desa hampir keseluruh
Rancangan Penelitian Bali dan luar Bali dengan memberikan workshop ten-
Penyusunan penelitian ini dibuat dengan rancan- tang struktur tari Rejang Renteng. Dalam memberi-
gan dimulai dari mengetahui mnegenai sejarah serta kan workshop mengenai struktur tari Rejang Rent-
faktor faktor yang memotivasi para wanita Di Kota eng diberikan juga pelatihan mengenai teknik-teknik
Denpasar untuk menarikan Tari Rejang Renteng, gerak yang benar sesuai dengan hasil Rekontruksi,

147
Ni Made Haryati (Tari Rejang Renteng...) Volume 7, Nomor 2, November 2019

workshop tentang tata rias dan busana tari Rejang perkembangan kebudayaan manusia sebagai mahluk
Renteng sesuai hasil Rekontruksi tersebut. yang kreatif, musiknya dikembangan dari 4 elemen
berkembang menjadi seperangakat gambelan Gong
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ida Ayu Kebyar, Gong Gede dan Semara pagulingan dengan
Made Diastini, pada awalnya Rejang Renteng ini tidak mengubah komposisi musiknya.
hanya disebut Renteng dari Banjar Saren karena
ditarikan oleh pemangku dan orang-orang tua. Tari Tari Rejang Renteng merupakan Tari Persemba-
Rejang Renteng, Renteng yang berarti (Renta atau han bisa disebut Wali atau Bebali. Pada upacara
Tua) ditarikan oleh para ibu yang sudah kawin atau Wali Tari Rejang Renteng ini ditarikan boleh pada
menikah. Tari Rejang Renteng ini berasal dari Nusa upacara piodalan Alit, Madya atau Ageng. Kalau
Penida yaitu Banjar Saren. Tari Rejang Renteng dipentaskan pada upacara Bebali yaitu pada event
dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat Festival, upacara yang berkaitan dengan Desa, dan
pesat, dimana tarian ini ditarikan oleh para wani- event-event yang penting dan terhormat. Tari Rejang
ta sebagai wujud rasa bakti dan syukur kepada Ida Renteng ini tidak boleh disebut sebagai tarian hibu-
Sang Hyang Widhi Wasa. Saat ini tarin Rejang tel- ran atau Balih-balihan yang sifatnya komersial atau
ah berkembang hingga ke pelosok Bali, dari daerah dipentaskan disembarangan tempat karena tarian ini
perkotaan hingga pedesaan, salah satu daerah yang memiliki nilai religius tersendiri.
mengembangkan tarian Rejang Renteng yaitu Kota
Denpasar. Para wanita khususnya ibu-ibu mempe- Struktur Dan Ragam Gerak Tari Rejang Rent-
lajari dan menarikan tari Rejang Renteng pada seti- eng
ap kegiatan upacara kegamaan yang berlangsung di Pepeson
daerahnya yang berada di Kota Denpasar. Para Wan- Ngegol dengan posisi tangan kedua tangan sirang
ita yang berada di Kota Denpasar yang dimaksud susu disamping kanan. Kemudian kedua tangan
adalah wanita Bali. ngompeh kebawah dengan posisi lutut turun tanpa
tenaga layaknya orang tua. Tangan Ngembat, posisi
Gerak tariannya sangat sederhana tidak banyak kaki kiri dibelakang kaki kanan didepan kedua kaki
menghabiskan tenaga seperti Tari Pelegongan, ger- napak, ketika kedua pergelangan tangan dipatah-
akannya halus dan dilakukan berulang-ulang, den- kan kesamping, posisi kaki kanan piles, lutut ngen-
gan ekspresi yang natural, busana dan make up yang jet, kemudian Tarik ketengah ukel keluar (dibarengi
sederhana tidak memakai perhiasan yang berlebi- mata nyerere) dengan kedua tangan posisi sirang
han sehingga dari keseluruhan inilah mencermink- mata dan sirang susu. Mundur kaki kanan kemudi-
an karakter kita seorang ibu yang halus, lembut dan an pergelangan tangan dipatahkan ke kiri. Gerakan
sederhana. Itulah arti Renteng (Renta). Tetapi yang dilakukan sebanyak 3x yaitu kanan, kiri, kanan den-
menjadi inti Tarian ini adanya hubungan vertikal an- gan pola yang sama menghadap kedepan.
tara penyembah dan yang disembah. Sebagai hasil
Rekontruksi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali pada Tarik, kaki kanan piles lurus dengan posisi tangan
tahun 1999, Tari Renteng ini dikembangkan men- ngempal dan ngumbang jalan langkah kecil-kecil
jadi Rejang Renteng. Hal ini dikarenakan tarian ini kesamping, genjot, balik ngumbang hadap kekiri
dibawakan secara kolosal dengan komposisi berderet jalan langkah kecil-kecil genjot kemudian balik lagi
kebelakang, berjejer ke samping dan membemtuk menuju hadap pojok kanan, ngompeh, ngembat.
pola lantai lingkaran pada akhir tariannya. Dengan Gerakan diulang seperti no 3. Gerakan pepeson di-
demikian tari ini memerlukan beberapa orang penari ulang 3x dengan arah hadap depan, pojok kanan dan
untuk membentuk formasi berderet sesuai dengan pojok kiri. Setelah habis melakukan gerakan dipojok
nama tarian Rejang ini. kiri, ketika ngumbang hanya dilakukan ditempat
saja dengan arah putar ke kiri kemudian ngumbang
Hampir semua seni tari di Bali selalu harmonis den- kesamping dan menuju gerakan pengawak.
gan musik pengiringnya. Dalam hal ini gerakan tari
Rejang Renteng, komposisinya selalu mengikuti Pengawak
musik (meguru tabuh). Awalnya tari Renteng hanya Setelah selesai ngumbang dengan jalan kecil-kecil,
diiringi oleh beberapa elemen musik saja seperti: Re- hadap depan Kemudian kedua tangan ngompeh ke-
ong, Terompong, Ceng-ceng dan Kendang, kompo- bawah dengan posisi lutut turun dan tangan ngem-
sisi musiknya sangat sederhana sekali, tetapi dengan bat. Posisi lutut turun, naik, turun sambil mengatur

148
Volume 7, Nomor 2, November 2019 SEGARA WIDYA Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

nafas, kedua tangan ngompeh kebawah dengan posi- yak 3x yaitu kanan,kiri,kanan dengan pola yang sama
si lutut turun dan tangan ngembat. Posisi lutut naik, menghadap kedepan. Tarik, kaki kanan piles lurus
turun, tengah, kenser kaki dengan buka kaki kanan dengan posisi tangan ngempal dan ngumbang jalan
kenser 1x, badan rebah kekanan, tangan kiri yang langkah kecil-kecil kesamping, genjot, balik ngum-
ngembat otomatis naik karena posisi badan yang su- bang hadap kekiri jalan langkah kecil-kecil genjot.
dah direbahkan kemudian ulap-ulap tangan kanan
sirang susu dan tangan kiri sirang mata pandangan Ngompeh hadap ke depan Ambil selendang dengan
dibawah tangan kiri. Mundur kaki kiri dorong ke po- tangan kiri, lutut turun ketika mengambil kemudian
jok belakang kiri dengan tangan kiri lurus kepojok angkat setara dengan mata. kedua pergelangan tan-
belakang kiri sedangkan tangan kanan mapah biu/ gan dipatahkan kesamping, posisi kaki kanan piles,
ngelung, kemudian ukel meserod berat badan dikiri lutut ngenjet, kemudian Tarik ketengah ukel keluar
agem kiri dengan tangan kanan mapah biu/ ngelung (dibarengi mata nyerere) dengan kedua tangan posi-
dan tangan kiri panjang. si sirang mata dan sirang susu. Mundur kaki kanan
kemudian pergelangan tangan dipatahkan ke kiri.
Gerakan naik turun pada lutut, dengan kedua tan- Gerakan dilakukan sebanyak 3x yaitu kanan, kiri,
gan ngepik dengan jarak setara dengan susu se- kanan dengan pola yang sama menghadap kedepan.
banyak 3x. kemudian gerakan ngileg menuju pojok Tarik, kaki kanan piles lurus dengan posisi tangan
kiri belakang sebanyak 4x kembali ke berat badan ngempal dan ngumbang ditempat putar kekiri ben-
kekiri. Kenser kaki dengan buka kaki kanan kenser tuk lingkaran, kemudian balik kekanan ngompeh ha-
1x, badan rebah kekanan, tangan kiri yang ngem- dap ketengah. Gerakan sama diulang seperti diatas.
bat otomatis naik karena posisi badan yang sudah Setelah ngompeh hadap ketengah melakukan pola
direbahkan kemudian ulap-ulap tangan kanan gerakan yang sama seperti diatas, kemudian ha-
sirang susu dan tangan kiri sirang mata pandangan dap keluar dengan menggunakan pola gerakan yan
dibawah tangan kiri. Mundur kaki kiri dorong ke po- sama juga. Namun kita ngumbang kekanan den-
jok belakang kiri dengan tangan kiri lurus kepojok gan lingkaran kekanan, ketika mau baik kekiri tidak
belakang kiri sedangkan tangan kanan mapah biu/ melakukan setengan putaran melainkan memotong
ngelung, kemudian ukel meserod berat badan dikiri langsung denga langsung balik kebelakang dengan
agem kiri dengan tangan kanan mapah biu/ ngelung puter ke kanan dengan posisi tangan tetap ngempal
dan tangan kiri panjang. Gerakan naik turun pada lu- seperti semula dan jalan langkah kecil. Ngompeh,
tut, dengan kedua tangan ngepik dengan jarak setara ngembat dengan nembak hadap ketengah. Ngam-
dengan susu sebanyak 2x. bil selendang dengan tangan kiri kemudian tekuk
tangan kiri kesamping tangan kanan dengan masih
Angkat kaki kanan kemudian taruh, angkat kaki kiri, memegang selendang sambil maju kaki kanan, maju
ukel angkat, nyendok kedua tangan dengan posisi kaki kiri dengan tangan kiri panjang kesamping kiri
sirang mata dan sirang susu,kaki jinjit silang den- masih memegang selendang. Hal tersebut dilakukan
gan kaki kiri didepan putar seperempat lingkaran sebanyak 5x dengan maju kanan 3x dan maju kiri 2x
kemudian balik dengan posisi kaki jinjit kaki kanan kemudian piles lurus kaki kanan jalan langkah kecil
didepan dan tanagn pun berubah posisi tangan kiri genjot putar balik
menjadi sirang mata dan tangan kanan menjadi
sirang susu, kemudian gerakan ngompeh dan ngem- Pekaad
bat. Gerakan diatas diulang 5x kemudian menuju Ngompeh, ngembat tembak keluar ambil selendang
pengecet. dengan posisi lutut turun. Selendang dibawa naik
dengan lutut berdiri dan turun dengan lutut rendah
Pengecet diulang 2 ½ x kemudian ambil selendang dari tan-
Ambil selendang dengan tangan kiri, lutut turun keti- gan kiri dengan tangan kanan dan bawa kebelakang
ka mengambil kemudian angkat setara dengan mata. berikan teman sambil membuka kaki kanan kesa-
kedua pergelangan tangan dipatahkan kesamping, mping. Kaki kanan piles lurus kedepan dan tangan
posisi kaki kanan piles, lutut ngenjet, kemudian kanan mengambil selendang yang telah diberikan
Tarik ketengah ukel keluar (dibarengi mata nyerere) teman didepan dengan posisi mapah biu, serta posisi
dengan kedua tangan posisi sirang mata dan sirang tangan kiri ngagem. Kemudian jalan langkah kecil
susu. Mundur kaki kanan kemudian pergelangan sambil tangan kanan diluruskan kedepan berputar
tangan dipatahkan ke kiri. Gerakan dilakukan seban- 3x out kebelakang pangung.

149
Ni Made Haryati (Tari Rejang Renteng...) Volume 7, Nomor 2, November 2019

Tata Rias dan Tata Busana Gerakan yang sering digunakan adalah ngompeh
Tata Rias Kepala ngembat, mengatur nafas, kenser 1x, rebah badan
Bagilah rambut menjadi 2 bagian dengan acuan ba- kekiri sehingga otomatis tangan kiri naik, ulap-ulap
gian tengah hidung. Setelah dibagi kemudian bagian sirang mata dan susu, sogok kepojok belakang kiri,
kanan dan bagian kiri dibagi lagi dengan jarak dide- meserod ngukel berat badan dikiri, ngepik, ngileg,
pan telinga. Ikat rambut bagian belakang dengan tayung kaki kanan dan kiri, nyendok ( ukel naik) pu-
menggunakan karet. Sasak rambut yang telah dibagi tar ¼ lingkaran.
atau gunakan ati sasak tepatnya diatas ubun-ubun.
Setelah jepit ati sasak tersebut,ditutupi dengan ram- Pengecet
but yang dibagi tadi. Sasak sedikit rambut dibagian
atas kedua telinga. Hairspray rambut kemudian sisir
agar sasak an rambut menjadi rapi. Kemudian ram-
but yang sudah diikat tersebut dipusung dan pasang-
kan sanggul Bali kemudian beri cucuk jepit. Pasang
Bunga jepun yang sudah ditusuk menggunakan lidi /
semat menyerupai semanggi dibagian kanan menu- Ngompeh, Ngembat, ngambil selendang dengan lu-
ju ke samping pusungan sanggul. tut turun dan naik. Kedua pergelangan tangan nge-
lung, ngenjet, piles kaki kanan lurus ngumbang den-
Tata Busana gan langkah kecil. Diulang 2x.
Tapih : gunakan tapih dari ujung pingul menuju
ujung kaki hingga menutupi bagian mata kaki.
Kamen kuning : gunakan kamen kuning untuk me-
nutupi dari ujung pinggul sampai tulang kering kaki.
Kebaya putih : gunakan kebaya putih polos yang bet
untuk menutupi seluruh badan.
Selendang kuning : gunakan selendang kuning pada
bagian pinggang menyerupai lamak dengan panjang
hingga menyentuh punggung kaki. Ngompeh, Ngembat, ngambil selendang dengan lu-
tut turun dan naik. Kedua pergelangan tangan nge-
Pola Lantai Dan Penempatan Struktur Serta lung, ngenjet, piles kaki kanan lurus ngumbang
Ragam Gerak Yang Digunakan. dengan langkah kecil jalan lingkaran putar kanan.
Pepeson Kemudian ditambah dengan gerakan tayung-tayung
pola gerakan ini diulang 4x.

Pekaad

Gerakan yang sering digunakan adalah ngegol,


ngompeh, ngangkabang, ngembat, pergelangan
tangan ngelung, ukel keluar ngenjet, piles kaki lurus,
ngumbang dengan langkah kaki kecil-kecil. Pola Ambil selendang dari tangan kiri dengan tangan
gerakan ini diulang sebanyak 3x yaitu hadap depan, kanan dan bawa kebelakang berikan teman sambal
pojok kanan dan pojok kiri. membuka kaki kanan kesamping. Kemudian kaki
kanan piles lurus kedepan dan tangan kanan men-
Pengawak gambil selendang yang telah diberikan teman dide-
pan yang masih posisi mapah biu pas mengambilnya
serta posisi tangan kiri ngangem. Kemudian jalan
langkah kecil sambil tangan kanan diluruskan kede-
pan dan puter 3x. setelah putar 3x kemudian out ke-
belakang pangung.

150
Volume 7, Nomor 2, November 2019 SEGARA WIDYA Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar dengan lingkungannya untuk menuju terbentuknya
Tari Rejang Renteng kepribadian seutuhnya, dalam memenuhi kebutuhan
Untuk mengetahui mengenai faktor yang mempen- hidupnya.
garuhi motivasi belajar Tari Rejang Renteng bagi
wanita di Kota Denpasar, perlu diketahui secara Wanita Bali yang dibicarakan di sini adalah perem-
mendalam mengenai makna belajar. Untuk mem- puan dewasa yang menganut agama Hindu dan bu-
peroleh pemahaman tentang belajar akan diuraikan daya Bali dan selalu bergelut mengikuti tradisi yang
beberapa definsi tentang belajar. Definisi-definisi ada dalam masyarakat Bali (Wiratini, 2009;30).
tentang belajar akan diuraikan sebagai berikut. Perempuan dewasa yang disebut adalah para wanita
yang telah menikah pada umumnya yang menganut
Crobanch (dalam Sardiman, 2010:20) memberikan agama dan budaya Bali yang selalu bergelut mengi-
definisi: “Learning is shown by a change in behavior kuti tradisi yang ada dalam masyarakat Bali. Dalam
as a result of experience” (belajar ditunjukkan den- menjalankan tradisi yang ada dalam masyarakat
gan perubahan tingkah laku dari hasil pengalaman). Bali, wanita Bali mengikuti setiap kegiatan yang ber-
hubungan dengan adat istiadat serta budaya Bali.
Harold Spears (dalam Sardiman, 2010:20) member-
ikan definisi: “Learning is to observe, to read, to im- Wanita Bali memiliki tugas yang sangat penting da-
itated, to try something themselves, to listen, to fol- lam kehidupan berkeluarga dan masyarakat, hal
low direction” (belajar adalah mengamati, membaca, tersebut merupakan tantangan besar bagi wanita
mencoba sendiri sesuatu, mendengarkan, mengikuti Bali yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini dikare-
petunjuk). nakan kegiatan yang ada di daerah perkotaan lebih
padat, sehingga wanita Bali harus membagi waktu
Geoch, mengatakan “Learning is a change in perfor- dengan baik. Salah satunya wanita Bali yang berada
mance as a result of practice” (belajar adalah peru- di Kota Denpasar yang merupakan pusat pemerin-
bahan kinerja sebagai hasil dari praktik). tahan di Provinsi Bali.

Dari ketiga definisi di atas, dapat diterangkan bah- Kota Denpasar terletak di wilayah tengah dan selatan
wa belajar itu merupakan perubahan tingkah laku Pulau Bali. Disamping sebagai Ibu kota daerah Kota,
atau penampilan dengan serangkaian kegiatan mis- Denpasar juga merupakan Ibukota Provinsi Bali,
alnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, sekaligus sebagai pusat pemerintahan, pendidikan,
meniru, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, dan pusat perekonomian, (Wiratini, 2009; 21). Se-
pengertian belajar tari Rejang Renteng yaitu dengan bagai Ibukota Provinsi Bali, Kota Denpasar merupa-
serangkaian kegiatan mengamati, mendengarkan kan kota yang penduduknya disibukkan dengan be-
serta meniru gerakan tarian yang diperagakan oleh ragam tugas dan kegiatannya. Tidak terkecuali bagi
para guru tari. para wanita Bali yang tinggal di Kota Denpasar juga
memiliki kesibukan yang beragam dalam kehidupan
Menurut pengertian secara psikologis, belajar mer- keluarga dan masyarakat. Dengan beragam kesibu-
upakan suatu proses perubahan yaitu perubah- kan tersebut, para wanita di Kota Denpasar berusaha
an tingkah laku sebagai hasil dari interaksi den- meluangkan waktunya untuk ikut serta dalam mele-
gan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan starikan dan menarikan tari Rejang Renteng.
hidupnya (Daryanto, 2010:2). Pengertian ini men-
jelaskan bahwa belajar merupakan sebuah proses Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalur-
perubahan sebagai hasil interaksi dengan lingkun- kan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau
gannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang opti-
Wanita di Kota Denpasar belajar tari Rejang Rent- mal (Hasibuan, 2004). Dalam mempelajari tari Re-
eng sebagai suatu proses perubahan tingkah laku jang Renteng ada suatu hal yang menyebabkan serta
dari interaksi yang dilakukannya dengan lingkungan mendukung para wanita untuk mau belajar tari Re-
sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya jang Renteng demi mencapai hasil yang diinginkan.
dan perubahan itu akan nyata terlihat pada seluruh Sedangkan menurut Malthis (2001) motivasi mer-
aspek tingkah laku. Jadi, dari beberapa definisi ten- upakan hasrat di dalam diri seseorang yang menye-
tang belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar babkan orang tersebut melakukan tindakan. Dalam
merupakan perubahan tingkah laku hasil interaksi penelitian ini para wanita di Kota Denpasar memiliki

151
Ni Made Haryati (Tari Rejang Renteng...) Volume 7, Nomor 2, November 2019

hasrat dalam dirinya sehingga ingin mempelajari tari demikian juga bagi wanita di Kota Denpasar memili-
Rejang Renteng. ki motivasi tersendiri untuk mempelajari tari Rejang
Renteng. Dalam penelitian ini dilakukan penyebaran
Motivasi adalah kesediaan melakukan usaha ting- kuisioner kepada wanita yang berada di daerah Kota
kat tinggi guna mencapai sasaran organisasi yang Denpasar. Kuisioner yang tersebar berjumlah 100,
dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut masing-masing kecamatan memperoleh 25 kuisioner
memuaskan kebutuhan sejumlah individu (Robins yang disebarkan kepada para wanita (ibu-ibu) yang
dan Mary, 2005). Kesediaan melakukan usaha dalam mempelajari tari Rejang Renteng. Kuisioner tersebut
hal ini kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh disebarkan ke empat kecamatan yang berada di Kota
wanita di Kota Denpasar, adalah untuk memuaskan Denpasar, yaitu Kecamatan Denpasar Timur, Keca-
kebutuhan sejumlah individu yang ingin dipenuhi. matan Denpasar Barat, Kecamatan Denpasar Utara
Kesediaan untuk melakukan usaha tersebut bertu- dan Kecamatan Denpasar Selatan. Masing-masing
juan untuk memuaskan kebutuhan sejumlah indi- kecamatan diwakilkan oleh 1 banjar yang masih
vidu. Untuk mencapai kebutuhan tersebut terdapat tetap eksis dalam mempelajarai dan menarikan tari
beberapa faktor pendukung terbentuknya sebuah Rejang Renteng.
motivasi yang dikemukakan dalam teori Kebutuhan
Maslow. Kecamatan Denpasar Denpasar Timur diwakilkan
oleh Banjar Lebah, Desa Sumerta, untuk Kecamatan
Abraham Maslow menyatakan bahwa orang tidak Denpasar Barat diwakilkan oleh Banjar Lepang, Desa
hanya mementingkan kebutuhan fisik saja, tetapi ada Padangsambian, untuk Kecamatan Denpasar Utara
tingkatan-tingkatan kebutuhan yang perlu dipenuhi diwakilkan oleh Banjar Binoh Kaja, Desa Ubung
yang dinyatakan oleh Maslow. Tingkatan-tingkatan Kaja, sedangkan untuk wilayah Kecamatan Denpasar
kebutuhan tersebut yang dijadikan faktor-faktor Selatan diwakilkan oleh Banjar Kaja, Desa Sesetan.
yang mampu menjadi pendukung bagi wanita yang Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner ke empat
untuk mempelajari tari wali yaitu tari Rejang Rent- banjar yang telah terpilih, diperoleh hasil menge-
eng dalam penelitian ini. nai hal-hal yang memotivasi para wanita di Kota
Denpasar untuk mempelajari tari Rejang Renteng.
Maslow menyatakan 5 tingkatan-tingkatan kebu- Adapun beberapa alasan yang memotivasi wanita di
tuhan yang perlu dipenuhi yang dinyatakan oleh Kota Denpasar untuk mempelajari tari Rejang Rent-
Maslow, sebagai berikut (Alma, Buchari, 2014: 210): eng, yaitu mereka termotivasi untuk ngayah di Pura,
ingin melestarikan tari Bali dan berkumpul dengan
Physiological needs (kebutuhan fisik), berupa para teman-teman, serta ingin mempelajari tari Re-
makanan, pakaian, perumahan jang Reteng untuk membantu mengajarkan wani-
ta Bali lainnya yang belum mengetahui tari Rejang
Safety (keamanan, security) yaitu kebutuhan akan Renteng.
rasa aman, tentram.
Dari hasil pengumpulan data kuisioner tersebut, di-
Social needs (affiliation), yaitu kebutuhan ber- peroleh data mengenai jumlah wanita yang termoti-
gaul dengan orang lain, berkeluarga, berketurunan, vasi untuk belajar tari Rejang Renteng karena ingin
memiliki atau anggota klub-klub, dan sebagainya. ngayah di Pura sebanyak 66 orang. Kemudian diper-
oleh data sebanyak 33 orang, termotivasi untuk be-
Esteem (recognition), yaitu rasa ingin diakui oleh lajar tari Rejang Renteng karena ingin melestarikan
orang lain, bahwa dirinya ada dan berharga. tari Bali dan dapat berkumpul dengan teman-teman.
Dan sebanyak 1 orang termotivasi untuk belajar tari
Self-actualization, yaitu tingkat kebutuhan yang leb- Rejang Renteng untuk membantu mengajarkan wan-
ih tinggi, ada rasa “aku”-nya, dia adalah orang pent- ita Bali lainnya dalam belajar tari Rejang Renteng.
ing (VIP/very important person) yang harus diper-
lakukan secara istimewa, khusus, namun ia juga Secara harfiah ngayah berarti: mempersembahkan,
memiliki rasa tanggung jawab. yang dipersembahkan adalah segala sesuatu yang
dimiliki sepenuh hati diberikan kepada yang diyak-
Motivasi muncul karena ada kebutuhan yang dibu- ini sebagai pencipta tanpa mengaharapkan imbalan
tuhkan untuk dipenuhi oleh masing-masing individu, dan upah dalam melaksanakan setiap kegiatannya

152
Volume 7, Nomor 2, November 2019 SEGARA WIDYA Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

melakukan  pekerjaan tanpa mendapat upah (kamus untuk persembahkan dalam hubungannya kepada
Bali-Indonesia,1990) Istilah ini dari segi etimologis Tuhan dan kepada masyarakat.
diadopsi dari konteks politik dan kultur feudal dari
zaman raja-raja Bali, yakni dari akar kata “Ayah”  Dari pola pikir tersebut berarti wanita di Kota Den-
yang berarti persembahan kepada Tuhan dengan pasar mempelajari tari Rejang Renteng untuk me-
manifestasinya atau kepada jiwatman dengan cara menuhi suatu kebutuhan. Alasan ini dapat dikaitkan
mengibaskan tangan kearah yang dituju. dengan teori kebutuhan Abraham Maslow, teori ke-
beutuhan yang dikemukakan Maslow, yaitu bahwa
Semula budaya ngayah itu berakar dari kata ayah orang tidak hanya mementingkan kebutuhan fisik
, ayahan , pengayah , ngayahang (yang saling kait saja, tetapi ada tingkatan-tingkatan kebutuhan yang
mengkait dalam satu kesatuan konskuensi logis – perlu dipenuhi. Tingkatan-tingkatan kebutuhan
eksistensialistis). Eksitensi tanah ayahan desa telah tersebut yang dijadikan faktor-faktor yang mam-
membawa konsekuensi logis bagai pengayah untuk pu menjadi pendukung bagi wanita di Kota Den-
melakukan kewajiban sosio-religiuskultural, yak- pasar untuk mempelajari tari wali yaitu tari Rejang
ni ngayahang. Konsekuensi eksistensislistis ini juga Renteng. Tingkatan kebutuhan yang ingin dipenuhi
berimplikasi terhadap kenyataan lingual budaya adalah tingkatan yang ke 3 yaitu Social needs (affil-
ngayah itu sendiri. Sehingga kita mengenal prin- iation), yaitu kebutuhan bergaul dengan orang lain,
sip perbedaan makna yang diturunkan dari realitas berkeluarga, berketurunan, memiliki atau anggota
tersebuat, yaitu: Ngayah ke Pura, ngayah ke banjar klub-klub, dan sebagainya.
dan ngayah ke puri atau Ngayah ke griya.
Dengan melakukan kegiatan ngayah menari secara
Tradisi ngayah diletakkan dalam format hubungan tidak langsung wanita di Kota Denpasar dapat ber-
“vertical ke Tuhan”. Atau “vertical-organisatoris interaksi dengan wanita lainnya yang terdapat dalam
adat” serta “vertical-struktur sosial/kasta”. Dalam satu banjar atau satu organisasi yang memiliki tu-
penelitian ini para wanita di Kota Denpasar sebagian juan yang sama. Hal ini dapat dilihat dari proses awal
besar termotivasi mempelajari tari Rejang Renteng, mempelajari tari Rejang Renteng hingga pada saat
dikarenakan keinginannya yang besar untuk kegia- ngayah menari tari Rejang Renteng. Pada proses
tan ngayah. Ngayah yang dilakukannya dengan wu- awal mengumpulkan para wanita, mereka sudah mu-
jud persembahan tarian wali yang mengutamakan lai berinteraksi saling menghubungi teman-teman-
rasa tulus ikhlas, ketulusan yang ingin dipersembah- nya sehingga mereka dapat belajar menari bersa-
kan kepada Tuhan berupa kegiatan menari sebagai ma-sama. Kemudian pada saat proses belajar menari
salah satu upaya yang dimilikinya. mereka juga saling berinteraksi untuk belajar bersa-
ma-sama, saling bertanya dan saling memberikan
Ngayah sebagai salah satu upaya yang dilakukan masukan mengenai tarian tersebut.
wanita di Kota Denpasar untuk menghubungkan dir-
inya kepada Tuhan, serta kepada masyarakat sekitar. Pada saat menarikannya para wanita juga berinter-
Hal ini dapat dilihat dari kegiatan ngayah menari aksi karena tari Rejang Renteng merupakan tari wali
tari Rejang Renteng dalam arti kata Rejang Renteng yang memiliki makna berentetan sehingga tarian ini
yang berarti saling berentetan. Para wanita memben- dilakukan bersama-sama. Kebersamaman ini juga
tuk barisan berentetetan yang disebut Rejang Rent- dapat dilihat dari keseragaman dari segi gerakan,
eng, hal ini menyebabkan terbentuknya hubungan tata kostum, dan tata rias yang digunakan oleh para
anatara wanita Bali kepada Tuhan dan kepada para wanita. Hal ini memiliki nilai kebersamaan yang bisa
wanita lainya dengan tujuan yang sama yaitu mem- dibentuk secara tidak langsung, sehingga para wani-
persembahkan apa yang dimilikinya. ta dapat lebih menonjolkan rasa kebersamaanya dan
sosialnya kepada masyarakat, dengan melepaskan
Dari pengertian tersebut, kita peroleh suatu formu- rasa individualism yang dimiliki.
lasi berkenaan dengan masalah pola pikir, ide, ga-
gasan, sikap dan point of view mereka. Kehidupan Selain untuk ngayah, berdasarkan hasil kuisioner
masyarakat Hindu ialah bagian yang tak terpisahkan yang berhasil dikumpulkan mengenai faktor yang
dari hidup masyarakat. Dengan demikian dari ala- memotivasi wanita di Kota Denpasar untuk mempe-
san ngayah tersebut dapat diketahui bahwa wanita lajari tari Rejang Renteng adalah untuk melestarikan
di Kota Denpasar mempelajari tari Rejang Renteng tari Bali. Dewasa ini tari Rejang Renteng menjadi

153
Ni Made Haryati (Tari Rejang Renteng...) Volume 7, Nomor 2, November 2019

salah satu tarian yang paling diminati dan dikenal yang ingin dipenuhi dalam mempelajari tari Rejang
oleh para wanita di Kota Denpasar, mereka mempe- Renteng, yaitu untuk memenuhi kebutuhan ngayah
lajarinya karena ingin melestarikan tarian ini sebagai dan melestarikan warisan seni budaya khususnya
salah satu warisan budaya. Tari Rejang Renteng ini seni tari, sehingga wanita di Kota Denpasar dapat
memiliki keistimewaan tersendiri bagi para wanita, mengeratkan hubungannya serta berinteraksi den-
dengan demikian mereka berkeinginan untuk mem- gan Tuhan dan masyarakat dengan (social needs).
pelajarinya dengan tujuan melestarikan salah satu Faktor yang kedua adalah untuk memenuhi kebu-
warisan budaya di bidang seni tari wali. tuhannya menjadi tenaga pengajar atau pelatih tari
Rejang Renteng sehingga dirinya merasa berharga di
Motivasi para wanita untuk melestarikan tari Re- mata masyarakat (esteem).
jang Renteng merupakan salah satu wujud kebutu-
han yang ingin dipenuhi sebagai rasa kepeduliannya SIMPULAN
terhadap warisan budaya yang perlu dipertahankan.
Tari Rejang Renteng mampu mendorong para wanita Tari Rejang Renteng ini merupakan hasil Rekon-
di Kota Denpasar berinteraksi kembali dengan mas- struksi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali pada tahun
yarakat sehingga para wania di Kota Denpasar tetap 1999 oleh Ni Wayan Sulastriani, SST. M.Si bersama
dapat menjaga kebersamaannya sebagai makhuk so- I Nyoman Budi Artha, S.Sn, M.Si, berlokasi di Pura
cial disela-sela kesibukannya selama ini.. Memben- Dalem Ped dan di sosialisasikan kembali oleh Ida
tuk sebuah organisasi atau perkumpulan yang ingin Ayu Made Diastini, SST., M.Si melalui interaktif di
menarikan tari Rejang Renteng sebagai suatu wadah TVRI Denpasar, Bali TV, You Tube dan mengajar se-
untuk memperoleh kebersamaan. cara langsung turun ke desa-desa hampir keseluruh
Bali dan luar. Rejang Renteng, Renteng yang berarti
Motivasi lain yang berhasil dikumpulkan berdasar- (Renta atau Tua) ditarikan oleh para ibu yang sudah
kan hasil kuisioner yang diebarkan yaitu keinginan kawin atau menikah. Tari Rejang Renteng ini berasal
untuk mengajarkan para wanita lainnya yang belum dari Nusa Penida yaitu Banjar Saren.
mengetahui serta belum mampu menarikan tari Re-
jang Renteng. Keinginan untuk mengajarkan tari Re- Tari Rejang Renteng dewasa ini mengalami perkem-
jang Renteng ini, merupakan salah satu kebutuhan bangan yang sangat pesat, dimana tarian ini ditari-
yang ingin dipenuhi. Dalam pemenuhan kebutuhan kan oleh para wanita sebagai wujud rasa bakti dan
berdasarkan teori kebutuhan Abraham Maslow men- syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saat ini tari-
duduki tingkatan ke 4, yaitu Esteem (recognition), an ini telah berkembang hingga ke pelosok Bali, dari
yaitu rasa ingin diakui oleh orang lain, bahwa dirinya daerah perkotaan hingga pedesaan, salah satu daerah
ada dan berharga. yang mengembangkan tarian Rejang Renteng yaitu
Kota Denpasar. Kota Denpasar merupakan Ibukota
Dengan menjadi seorang pengajar tari Rejang Rent- Provinsi Bali, dengan demikian kota Denpasar men-
eng ada kebutuhan yang ingin disampaikan yaitu in- jadi pusat pemerintahan yang penduduknya mayori-
gin diakui oleh orang lain sebagai seorang pelestari tas memiliki kesibukan yang sangat padat. Demikian
tari Rejang. Sehingga ada perasaan bahwa dirinya juga dengan kaum wanita yang berada di Kota Den-
dapat berguna bagi kelangsungan pelestarian salah pasar, sebagian besar merupakan wanita karir yang
satu warisan budaya di bidang seni tari yaitu tari memiliki berbagai macam kesibukan. Akan tetapi
Rejang Renteng. Hal ini berkaitan dengan tingkatan dengan kesibukan yang dimilikinya, wanita di Kota
kebutuhan Maslow pada urutan keempat bahwa diri Denpasar dapat membagi waktunya untuk mempe-
seseorang ingin diakui orang lain, dan bawa dirinya lajari tari Rejang Renteng.
ada serta berharga.
Berdasarkan hasil pengumpulan data ke empat ban-
Demikian faktor-faktor yang memotivasi wanita di jar yang telah terpilih, diperoleh hasil mengenai hal-
Kota Denpasar untuk mempelajari tari wali yaitu hal yang memotivasi para wanita di Kota Denpasar
tari Rejang Renteng. Hasil ini diperoleh berdasarkan untuk mempelajari tari Rejang Renteng. Adapun
jawaban kuisioner yang disebarkan ke masing-mas- beberapa alasan yang memotivasi wanita di Kota
ing banjar sebagai perwakilan dari empat kecamatan Denpasar untuk mempelajari tari Rejang Renteng,
yang ada di daerah Kota Denpasar. Dari penyeba- dengan menggunakan teori motivasi Maslow men-
ran kuisioner tersebut diperoleh 2 faktor kebutuhan genai 5 tingkat kebutuhan. Dalam menganalisis data

154
Volume 7, Nomor 2, November 2019 SEGARA WIDYA Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

motivasi mempelajari tari Rejang Renteng berada di Djelantik, A.A. Made. Estetika Sebuah Pengantar.
tingkatan ke 3 yaitu Social needs (affiliation), yaitu Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia
kebutuhan bergaul dengan orang lain, berkeluarga, (MSPI), 2008.
berketurunan, memiliki atau anggota klub-klub, dan
sebagainya. Malthis, R.L dan Jackson. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Salemba Empat, 2001
Para wanita Bali termotivasi untuk ngayah di Pura,
ingin melestarikan tari Bali dan berkumpul dengan Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
para teman-teman, serta ingin mempelajari tari Re- Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
jang Reteng untuk membantu mengajarkan wani-
ta Bali lainnya yang belum mengetahui tari Rejang Robbins, Stephen. P. dan Mary Coulter. Manajemen.
Renteng. Dari proses latihan tersebut para wanita Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia, 2005.
Bali dapat mengatur dan meluangkan waktu untuk
mempelajari tarian ini sehingga para wanita dapat Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar
berkumpul kembali bersama para wanita Bali lainn- Mengajar. Jakarta: PT Grafindo, 2010
ya. Hal ini merupakan salah satu cara mereka untuk
berinteraksi dan bersosialisasi untuk menghilangkan Warna, I Wayan. Kamus Bali Indonesia. Dinas Pen-
rasa jenuh dengan segala kegiatan yang dimilikinya. didikan Dasar Propinsi Daerah Tingkat I Bali, 1990

Motivasi lain yang yaitu keinginan untuk menga- Wiratini, Ni Made. Problem Peranan Wanita dalam
jarkan para wanita lainnya yang belum mengetahui Seni Pertunjukan Bali di Kota Denpasar. Malang:
serta belum mampu menarikan tari Rejang Renteng. Bayumedia Publishing, 2009.
Keinginan untuk mengajarkan tari Rejang Renteng
ini, merupakan salah satu kebutuhan yang ingin
dipenuhi. Dalam pemenuhan kebutuhan berdasar-
kan teori kebutuhan Abraham Maslow menduduki
tingkatan ke 4, yaitu Esteem (recognition), yaitu rasa
ingin diakui oleh orang lain, bahwa dirinya ada dan
berharga.

DAFTAR RUJUKAN

Alma, Buchari. Pengantar Bisnis. Bandung: CV Al-


fabeta. 2014.

Arini, Ni Ketut. Teknik Tari Bali. Denpasar: Yayasa-


nTari Bali Warini, 2012.

Bandem, I Made dan Fredrik Eugene deBoer. Kaja


dan Kelod Tarian Bali dalam Transisi. Jogjakarta:
Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Jogjakarta,
2004.

Daryanto. Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Yra-


ma Widya, 2010.

Dibia, I Wayan. Selayang Pandang Seni Pertunju-


kan Bali. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan
Indonesia, 1999.

155

Anda mungkin juga menyukai