e-mail: 232016101@student.uksw.edu
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pengendalian internal dari
organisasi keagamaan di Kota Salatiga dan memberikan penilaian terhadap
perbedaan kebijakan maupun prosedur yang terdapat pada organisasi keagamaan di
Kota Salatiga. Pengendalian internal adalah merupakan suatu proses integral yang
dilakukan untuk mengatasi setiap risiko yang ada dan untuk memberikan kepastian
dalam pencapaian misi entitas dengan mencapai tujuan umum. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif, perolehan data dengan metode wawancara dan
observasi terhadap lima organisasi keagamaan di Kota Salatiga yang mewakili
beberapa agama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua organisasi sudah
menerapkan dasar-dasar dari sistem pengendalian internal yang baik. Hal ini
menunjukkan bahwa organisasi keagamaan mampu meningkatkan pengendalian
internal mereka dengan memulai hal dasar untuk mengamankan aset yang mereka
miliki sehingga hingga saat ini belum terdapat peyimpangan yang bersifat signifikan
terhadap organisasi.
Abstract
The purpose of this study was to describe the internal control of religious
organizations in Salatiga and provide an assessment of the differences in policies
and procedures contained in the religious organizations in Salatiga. Internal control is
an integral process that is done to address any risks that exist and to provide
certainty in achieving the mission of the entity to achieve a common goal. This study
is a qualitative research, data acquisition with interview and observation of the five
religious organizations in Salatiga representing several religions. The results of this
study indicate that all organizations had to apply the basics of a good internal control
system. This suggests that religious organizations can improve their internal control
by starting the basics to secure their assets so that to date there has been no
divergence that is significant to the organization
nirbala yang bukan keagamaan seperti khususnya di Kota Salatiga yang tergolong
organisasi di bidang pendidikan. Penelitian lain mempunyai banyak agama, seperti agama
yang lakukan oleh Wibowo (2012) dengan Kristen, Katolik, Islam, Hindu, dan Budha.
hasil bahwa perancangan sistem dapat Agama Kristen sendiri masih terbagi menjadi
meningkatkan pengendalian internal karena beberapa golongan seperti Kristen Protestan,
mendorong adanya tuntutan untuk Pantekosta dan Karismatik. Tabel 1.
melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur menjelaskan tentang keanekaragaman
yang ada. penganut agama di Kota Salatiga (Statistik,
Penelitian yang berhubungan dengan 2010).
keagamaan masih jarang dilakukan, sehingga
penelitian ini diperuntukan untuk melihat
bagaimana pengendalian internal yang
diterapkan dalam organisasi keagamaan
Agama
Nama Kecamatan
Islam Kristen Katolik Hindu Budha
Argomulyo 31.138 6.964 1.439 18 166
Tingkir 31.159 6.359 1.755 31 181
Sidomukti 29.513 7.522 1.446 21 241
Sidorejo 38.084 9.598 3.429 36 204
Kota Salatiga 129.894 30.443 8.069 106 792
Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 – Badan Pusat Statistik Republik Indonesia
kebijakan yang dirancang agar dapat untuk menentukan risiko-risiko yang ada,
memberikan kepastian kepada manajemen sehingga risiko tersebut dapat dikurangi sesuai
bahwa tujuan dan sasaran sudah tercapai dengan tingkat yang sudah ditentuan yaitu
(Yuwannita dan Ariani, 2016). Pada tahun mulai dari tingkat yang memiliki risiko yang
2016, COSO membuat pembaharuan baru besar hingga risiko yang rendah. Tahapan
terhadap elemen pengendalian internal yaitu yang berikutnya adalah melakukan cara yang
COSO Enterprise Risk Management (COSO tepat dalam menyikapi setiap risiko yang
ERM). COSO ERM memiliki beberapa elemen terjadi, menentukan tingkat toleransi yang
yang merupakan bagian dari lima elemen dapat dilakukan terhadap risiko yang ada, dan
pengendalian internal sebelumnya yaitu: menentukan berbagai cara yang dapat
lingkungan internal, penetapan tujuan, digunakan untuk menyelesaikan risiko-risiko
identifikasi risiko, penilaian risiko, perlakuan yang telah teridentifikasi. Perlakuan terhadap
risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan risiko yang timbul adalah dengan menghidari
komunikasi, serta pemantauan (Revi risiko, menerima risiko, mengurangi risiko dan
Arfamaini, S.E., 2014; Soetedjo dan Sugianto, membagikan risiko kepada pihak lainnya.
2018). Elemen-elemen tersebut sangat Dalam tahapan aktivitas pengendalian
diperlukan untuk mencapai sitem kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan
pengendaliaan internal yang efektif. dalam perusahaan diterapkan untuk
Manajemen terhadap risiko dilakukan memastikan bahwa risiko-risiko yang ada telah
oleh perusahaan atau organisasi untuk dikendalikan sehingga proses mitigasi telah
mengelola risiko dalam lingkungan internal dilaksanakan dengan baik. Tahapan
organisasi. Lingkungan internal tentu di berikutnya adalah menyusun serta
pengaruhi oleh beberapa elemen seperti mengembangkan sistem pengembangan dari
sistem penilaian yang diterapkan dalam perusahaan yang terintegrasi. Informasi yang
perusahaan, bentuk kepemimpinan terdapat dalam perusahaan diidentifikasi
manajemen yang digunakan, proses apakah informasi tersebut memiliki dampak
pengambilan keputusan, dan proses langsung terhadap perusahaan atau tidak,
penentuan wewenang serta tanggung jawab digolongkan berdasarkan jenisnya, dan
dari manajemen. Elemen tersebut memiliki diberikan atau dikomunikasikan dengan media
pengaruh terhadap seberapa besar tingkat serta dengan waktu yang tepat sehingga
risiko yang akan diterima, tingkat resiko yang setiap anggota perusahaan dapat menjalankan
dapat diterima, budaya risiko serta tugas maupun tanggung jawab masing-masing
implementasi dari ERM. dengan baik.
Perusahaan memiliki tujuan berbeda- Tahapan yang terakhir adalah
beda yang harus ditentukan di awal sebelum pemantauan setiap aktivitas pengendalian
manajemen dari perusahaan memutuskan risiko yang telah ditetapkan untuk menjamin
untuk mengidentifikasi setiap risiko yang ada, apakah mitigasi yang dilakukan terhadap risiko
sehingga risiko yang terdeteksi dapat sudah dilakukan dengan baik. Dalam tahapan
dikendalikan atau di kurangi. Tujuan dari ini, data-data yang diperoleh juga
perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dipertimbangkan baik itu data historis, data
beberapa kategori yaitu sifatnya yang sekarang, maupun data prediksi masa depan.
strategis, operasional, pemenuhan, dan Data tersebut memiliki kegunaan masing-
pelaporan. Hal tersebut dapat membuat masing yaitu, data historis digunakan untuk
manajemen berpusat kepada empat aspek melihat kinerja masa lalu yang berkaitan
tujuan perusahaan dalam proses ERM. dengan pencapaian target, rencana, dan
Berbagai peristiwa atau kejadian yang besar ekspektasinya, kemudian data sekarang
dari dalam maupun dari luar perusahaan bisa digunakan sebagai informasi tambahan dan
mempengaruhi proses pencapaian tujuan dari data masa depan digunakan untuk
perusahaan, sehingga hal yang perlu menyempurnakan analisa terhadap informasi.
dilakukan adalah mengidentifikasi berbagai Hasil dari tahapan ini akan dievaluasi untuk
risiko yang dapat muncul dalam perusahaan. dilengkapi kemudian dikembangkan untuk
Proses mengidentifikasi bisa dilakukan dengan menghasilkan pelaksanaan sistem organisasi
menganalisa kecenderungan (tren), yang lebih baik.
menganalisa kejadian masa lalu (historis), atau Pengendalian internal sangat
dengan menganalisa proyeksi masa depan. dibutuhkan atau sangat penting peranannya
Perusahaan akan menilai berbagai bagi organisasi nirlaba yang mengandalkan
tingkatan dan besarnya risiko yang dapat kepercayaan dari publik (Gachoka et al., 2018)
mempengaruhi proses pencapaian tujuan untuk mencegah berbagai bentuk penipuan
perusahaan. Kemungkinan terjadinya dan serta meningkatkan kinerja (Ahiabor dan
dampak yang ditimbulkannya dapat digunakan Mensah, 2013). Pengendalian internal sendiri
memiliki fungsi yaitu untuk mengamankan aset Values yang dikendalikan oleh belief systems,
dari berbagai penyelewengan seperti risks to be avoided yang dikendalikan oleh
pencurian oleh karyawan perampokan dan boundary systems, strategic uncertainties yang
penggunaan yang tidak sah (Duncan et al., dikendalikan oleh interactive control systems,
2006; Meirini et al., 2019; Mensah, 2016), critical performance variables yang
meningkatkan akurasi dan keandalan catatan dikendalikan oleh diagnostic control systems.
akuntansi dengan mengurangi resiko Keempat sistem pengendalian ini dibentuk
kesalahan dan penyimpangan yang terjadi untuk menilai aspek perilaku maupun nilai-nilai
dalam proses akuntansi (Guryanova et al., yang diterapkan oleh karyawan (Ratnamiasih
2019; Meirini et al., 2019; Mensah, 2016). et al., 2011).
Pengendalian internal juga memiliki empat Organisasi merupakan suatu hal yang
tujuan internal yang dibagi dalam beberapa mengatur dan bahkan menyusun setiap bagian
kelompok, yaitu: tujuan strategis, untuk yang memiliki keterkaitan satu sama lain,
mendukung misi entitas dengan menentukan dimana bagian-bagian tersebut memiliki fungsi
sasaran-sasaran utama, tujuan pelaporan masing-masing sesuai dengan kapasitas yang
keuangan, untuk menjaga laporan keuangan dimiliki (Prabowo dan Kurniasih, 2013).
bebas dari salah saji yang bersifat material, Organisasi dapat diartikan sebagai wadah atau
tepat waktu dan andal, tujuan operasional, tempat bagi manusia untuk menjalin kerja
untuk mengamankan setiap operasi entitas sama dimana didalam tempat tersebut
yang biasa disebut sebagai operasional terdapat struktur organisasi, pembagian tugas,
kontrol, dan tujuan kepatuhan untuk menjaga hak-hak serta tanggung jawab setiap anggota
kepatuhan terhadap hukum dan undang- untuk mencapai tujuan bersama.
undang yang ada. Sasaran utama Organisasi keagamaan merupakan
pengendalian internal adalah validitas, organisasi yang tergolong dalam non profit
kelengkapan, keabsahan pencatatan umum, yang secara khusus bergerak dalam
pengamanan, dan pertanggung jawaban keagamaan seperti pada gereja, masjid,
(Yuwannita dan Ariani, 2016). lembaga pekabaran injil, lembaga misi islam
Dalam organisasi nirlaba yang menjadi dan sebagainya (Kabuhung, 2013). Tidak
fokus utama mengenai pengendalian adalah hanya bergerak dalam gereja maupun masjid,
akuntabilitas dan pelaporan keuangan. organisasi kegamaan juga bergerak atau
Akuntabilitas nirlaba termasuk dalam terdapat pada agama-agama yang lain, seperti
akuntabilitas publik yang dapat diartikan Hindu, Budha dan Khong Hu Chu.
sebagai kewajiban pihak berwenang untuk Organisasi keagamaan pada setiap
memberikan pertanggungjawaban, agama memiliki bentuk yang berbeda-beda
menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan seperti pada gereja terdapat jenis utama
segala aktivitas dan kegiatan yang sudah bentuk organisasi yaitu Jemaat atau
menjadi tanggung jawabnya (Sari, Mintarti, Congregational dan Episkopal. Bentuk dari
dan Fitria, 2018). Elemen yang berkaitan organisasi tersebut memiliki fungsi dalam
dengan fokus tersebut adalah lingkungan lingkungan yang berbeda-beda seperti gereja
internal, penetapan tujuan, identifikasi risiko, jemaat yaitu gereja Southern Baptist memiliki
penilaian risiko, perlakuan risiko, informasi dan fungsi yang otonom dalam lingkungannya,
komunikasi dan yang terpenting adalah dimana otoritas tertinggi ada pada kehendak
pemantauan. Pengendalian dalam organisasi anggota gereja individu mayoritas. Berbeda
keagamaan tentu dipengaruhi oleh beberapa dengan gereja Episkopal yang berada di
faktor seperti doktrin agama, sentralisasi Amerika, gereja ini beroperasi di lingkungan
administrasi, dan gaya kepemipinan (Bowrin, yang diatur oleh uskup sebagai tingkat
2004). tertinggi dan otoritasnya akan didelegasikan
Pengendalian organisasi sering diartikan kepada ulama (Cornell, Johnson, dan
sebagai sistem untuk mengelola semua proses Schwartz, 2013).
manajemen dalam pengembangan, pemilihan, Organisasi keagamaan yang terdapat di
dan penggunaan metode manajemen yang Kota Salatiga sangat beragam dengan
tepat. Pandangan mengenai pengendalian berbagai agama seperti Kristen Pantekosta,
organisasi tersebut menganggap pengendalian Kristen Protestan, Kristen Karismatik, Katolik,
organisasi sebagai upaya organisasi untuk Islam, Hindu, Budha, Khong Hu Chu.
meningkatkan seseorang berperilaku dalam Kelompok-kelompok atau organisasi ini pada
proses pencapaian tujuan organisasi. umumnya berinteraksi satu sama lain dengan
Pengendalian organisasi sering dipandang bebas. Setiap organisasi keagamaan tentu
sebagi sebuah sistem yang dikembangkan dan memiliki pengendalian internal yang berbeda
dikenal dengan The four levers of control. dan juga terdapat pengendalian yang sama.
Dimensi dari sistem tersebut terdiri atas: Core Organisasi yang memiliki kesamaan belum
Gereja yang didirikan pada 10 Februari 1928 sebuah klinik yang terbuka untuk umum.
dimana pada masa tersebut, sebagaian besar Semua organisasi melakukan rapat atau
umat yang berada di Salatiga merupakan pertemuan untuk membicarakan program-
anggota Militer Belanda. T.I.T.D Hok Tek Bio program kedepannya. Pertemuan yang
merupakan tempat ibadah yang hanya diadakan pada Gereja Bethel Indonesia Bethel
menyembah satu dewa yaitu Hok Tek Cing Area hanya membahas program besar dan
Sien dan pada saat itu nama dari organisasi ini program-program dari departemen akan
adalah Hok Tek Bio, Masjid Pandawa dibahas oleh departemen sendiri dengan
merupakan masjid yang dibangun diatas tanah sepengetahuan gembala. Pertemuan pada
milik TNI AD dan Gereja Bethel Indonesia organisasi lainnya dilakukan untuk membahas
Bethel Area berdiri karena adanya perpecahan keseluruhan program kedepannya. Satu-
pada gereja sebelumnya yaitu Gereja Bethel satunya organisasi yang membahas anggaran
Injil Sepenuh. Terdapat dua organisasi yang dan realisasi dari anggarannya pada
berdiri dibawa sebuah naungan yaitu Gereja pertemuan rapat adalah Gereja Katolik Santo
Katolik Santo Paulus Miki (paroki), gereja ini Paulus Miki.
berdiri dibawa naungan Keuskupan Agung Setiap organisasi didorong untuk
Semarang bersama dengan paroki-paroki memiliki kode resmi dalam pelaporan
yang lainnya dan Masjid Pandawa dibawa keuangannya namun pada organisasi yang
naungan Danyonif Mekanis 411 Pandawa. diteliti hanya Gereja Katolik Santo Paulus Miki
Tiga organisasi lainnya berdiri sendiri yang memiliki kode resmi formal mengenai
dan mempertangggung jawakan kinerja yang pelaporan keuangan kepada Keuskupan
bersifat finansial dan non finansial kepada Agung Semarang, tetapi setiap paroki tidak
organisasi itu sendiri. Bentuk kepengurusan harus mengkuti semua isi dari petunjuk
dari organisasi sendiri dibagi menjadi tersebut. Setiap paroki seharusnya atau wajib
beberapa bagian sesaui dengan organisasinya memiliki pedoman tersendiri dalam menyusun
seperti pada Gereja Bethel Indonesia Bethel laporan keuangannya, namun tidak boleh jauh
Area memiliki lima departemen yang berbeda dari pedoman yang telah diterbitkan oleh
dengan bidang yang berbeda-beda lagi. Setiap keuskupan yang membawahi. Laporan yang
anggota dari organisasi tentunya memiliki diterbitkan oleh Gereja Katolik Santo Paulus
tugas dan peranan yang berbeda-berbeda Miki disusun dengan menggunakan pedoman
untuk mencapai tujuan dari organisasi dan yang dimiliki sendiri oleh gereja tetapi tetap
untuk menghindari kesalahan atau mengacu kepada Petunjuk Pelaksanaan
penyimpangan yang bisa saja terjadi seperti Akuntansi Paroki 2018 dan akan diperbaharui
penggelapan dana tetapi pada kenyataan seiring dengan berkembangnya zaman agar
pada organisasi PHDI, Masjid Pandawa, memiliki sistem pengendalian yan baik. Orang-
T.I.T.D Hok Tek Bio bendahara memiliki tugas orang yang bertanggung jawab dalam
mencatat, menyimpan dan juga melaporkan pembuatan laporan pada Gereja Katolik Santo
keuangan dari organisasi. Gereja Katolik Paulus Miki merupakan karyawan yang benar-
Santo Paulus Miki memiliki kasir yang akan benar memiliki kemampuan pada bidang
mengolah keluar masuk dari kas dan pada tersebut. Laporan dari Gereja Katolik Santo
Gereja Bethel Indonesia Bethel Area Paulus Miki pun tidak hanya diberikan kepada
bendahara terdiri dari tiga bagian yaitu auditor, Keuskupan Agung Semarang tetapi juga
bendahara penerimaan dan juga bendahara diberikan kepada ketua wilayah sebagai
pengeluaran tetapi tugas dari bendahara perwakilan dari umat. Berbeda dengan yaitu
pengeluaran akan merekap semua PHDI, T.I.T.D Hok Tek Bio, Masjid Pandawa,
penerimaan maupun pengeluaran dari dan pada Gereja Bethel Indonesia Bethel Area
organisasi. yang belum memiliki panduan resmi dalam
Tujuan dari organisasi-organisasi diatas pembuatan laporan keuangan tetapi
juga ada yang memiliki kesamaan dan ada bendahara yang mencatat sudah memiliki
yang berbeda seperti semua organisasi pengetahuan dasar mengenai pelaporan.
memiliki tujuan untuk menjalankan ibadah dan PDHI menerbitkan laporan setiap
memiliki fungsi sosial namun beberapa enam bulan sekali setiap selesainya perayaan
organisasi memiliki fungsi lainnya seperti nyepi dan akan diberikan kepada seluruh
Gereja Bethel Indonesia Bethel Area dan umat. T.I.T.D Hok Tek Bio hanya memberikan
Masjid Pandawa memiliki fungsi sebagai laporan keuangan setiap enam sekali namun
tempat belajar dengan adanya paud pada hanya diberikan kepada anggota pengurus,
Gereja Bethel Indonesia Bethel Area dan pengawas dan pembina. Berbeda dengan
adanya pengajian pada Masjid Pandawa. Masjid Pandawa yang memberikan laporan
Gereja Bethel Indonesia Bethel Area juga keungan kepada jama’ah melalui mading
memiliki fungsi kesehatan karena memiliki bersamaan dengan laporan pembangunan dari
Masjid Pandawa yang sedang berlangsung, dalam menjalankannya setiap pengurus tetap
dimana laporan ini tetap diperiksa juga oleh ikut berpartisipasi dan juga program harus
bendahara dan ketua walaupun terdapat disetujui oleh Romo serta program tersebut
panitia yang dikhususkan untuk sesuai dengan yang diharapkan dari pusat.
pembangunan. Tidak hanya diberikan kepada Gereja Bethel Area melakukan rapat besar
jama’ah tetapi laporan yang telah dibuat akan setiap satu kali dalam satu tahun dimana
diserahkan kepada staf batalion untuk dalam rapat ini semua akan membahas
diperiksa dan juga pembina dari masjid sendiri, mengenai program besar yang akan
karena Masjid Pandawa kepengurusan berada direncanakan dan setiap departemen juga
dibawah perlindungan Danyonif Mekanis 411 akan melakukan rapat atau pertemuan pada
Pandawa. Gereja Bethel Indonesia Bethel setiap enam bulan sedangkan T.I.T.D Hok Tek
Area tidak memberikan laporan keuangan Bio melakukan pertemuan untuk membahas
kepada anggota jemaat namun jemaat kegiatan sebelum melakukan kegiatan-
diberikan kebebasan untuk melihat laporan kegiatan terutama untuk kegiatan rutin dari
keuangan dari organisasi pada kantor dari organisasi dan jika terdapat kendala pengurus
pengurus. akan melaporkan kepada pembina dan
Pengurus-pengurus yang terpilih dalam pengawas untuk mengatasinya. Rapat pada
setiap organisasi merupakan pengurus yang PHDI masih sangat jarang dilakukan seperti
dibutuhkan pada bidang masing-masing yang dikatakan narasumber karena kesibukan
dengan syarat sesuai bagian yang dibutuhkan. pengurus sehingga pembahasan dilakukan
Tetapi pemilihan pengurus dilakukan dengan melalui media sosial. Pertemuan yang
cara yang berbeda-beda pada Gereja Katolik dilakukan oleh Masjid Pandawa sangat
Santo Paulus Miki pengurus dipilih dari berbeda dengan organiasi lain karena
berbagai wilayah sebagai perwakilan berbeda organisasi ini melakukan pertemuan setiap
dengan Masjid dan T.I.T.D Hok Tek Bio yang hari jumat setelah sholat jumat dan pertemuan
ditentukan oleh pembina dari organisasi sesuai ini dilakukan untuk membahas rencana
dengan rekomendasi umat maupun jama’ah. kedepannya terutama mengenai
Pada PHDI pengurus merupakan sukarelawan pembangunan yang sedang berlangsung.
yang memberi diri untuk membantu jalannya Resiko dalam sebuah organisasi tentu
dari organisasi. Berbeda dengan Gereja Bethel saja bisa muncul kapan saja sehingga setiap
Area merupakan pengurus yang diplih atas organisasi didorong untuk bisa mengatasi
persetujuan dari gembala. Masa jabatan dari setiap resiko yang bisa saja muncul seperti
kepengurusan tiap-tiap organisasi berbeda- pada organisasi yang telah dipilih, setiap
beda tapi pada PHDI kepengurusan belum bidang yang memiliki resiko yang dianggap
memiliki masa tertentu mengenai penggantian serius telah memiliki pengendalian untuk
pengurus seperti pada T.I.T.D Hok Tek Bio, mengatasi dan bahkan mencegah seperti
Masjid Pandawa, dan juga Gereja Katolik dengan menyiapkan cadangan dan
Santo Paulus Miki memiliki masa selama lima penyimpanan aset berharga pada tempat yang
tahun kemudian akan digantikan berbeda aman seperti pada Gereja Katolik Santo
dengan Gereja Bethel Area yang melakukan Paulus Miki laporan setiap tiga tahun sekali
penggantian pengurus setiap dua tahun sekali. akan diperiksa oleh supervisi untuk
Kode resmi untuk perilaku dari setiap menyesuaikan apakah laporan keuangan telah
pengurus belum dibentuk pada semua sesuai dengan pedoman yang sudah ada,
organisasi yang seharusnya dibentuk agar prosedur sudah dijalankan dengan seharusnya
setiap pengurus bisa menjalankan tugasnya atau tidak, dan juga dilakukan melakukan
serta bagaimana dalam beretika. pembenahan terhadap pedoman jika
Dalam sebuah organisasi sebaiknya diperlukan. Berbeda dengan Gereja Bethel
diadakan sebuah kegiatan untuk mengontrol Area mereka memiliki auditor yang akan
setiap pengurus seperti melakukan rapat memeriksa setiap laporan departemen dan
evaluasi. Rapat evaluasi hanya dilakukan rekapan dari bendahara pengeluran setiap
organisasi dengan waktu yang berbeda-beda bulannya. Tiga organisasi lainnya belum
seperti Gereja Katolik Santo Paulus Miki melakukan hal tersebut hingga laporan dari
melakukan rapat rutin setiap bulannya dan organisasi masih memiliki cela untuk terjadinya
pada akhir tahun setiap bidang akan penyimpangan.
melaporkan pertanggung jawaban selama satu Setiap organisasi tentu memiliki tujuan,
periode atau satu tahun dan juga program tujuan tersebut dicapai dengan membentuk
periode berikutnya dengan menyertakan program-program seperti pada organisasi
asumsi, resiko dan bagaimana cara keagamaan di Kota Salatiga PHDI selalu
mengatasinya dan program selanjutnya juga menyelesaikan tujuannya dengan
harus disetujui oleh setiap pengurus agar mengadakan acara rutin tetapi empat
brankas. Kas yang diterima dalam bentuk beserta dengan penjelasannya, kemudian
transfer akan direkonsiliasi setiap hari selasa disampaikan kepada pengurus lainnya.
dan untuk penerimaan tersbut diterima dengan Pengeluaran dari Masjid Pandawa tidak hanya
adanya nama tercatat secara langsung digunakan untuk masjid sendiri tetapi juga
sehingga tidak ada konfirmasi lagi dari pihak digunakan untuk membantu pembangunan
yang mentransfer. Penerimaan yang masuk masjid lain dan sosial masyarakat dan
terhadap departemen-departemen akan pengeluaran ini juga langsung disatukan oleh
langsung dikelola setiap departemen dan bendahara pada buku catatan.
untuk pertanggung jawaban akan langsung Pengeluaran dalam semua organisasi
diberikan kepada auditor untuk diaudit. tidak menggunakan cek namun jika terdapat
Penerimaan yang masuk kepada bendahara pengeluaran yang mengharuskan terjadinya
tiga yang ditujukan kepada departemen akan transfer maka akan dilakukan penarikan tunai
langsung diberikan kepada departemen dari bank terlebih dahulu yang memiliki
tersebut dan bendahara tiga tidak akan rekening kemudian disetorkan langsung
mencatat penerimaan tersebut. Rekonsiliasi kepada nomor rekening yang akan dituju. Bukti
oleh bendahara organisasi hanya dilakukan dari penyetoran tersebut akan langsung
oleh Gereja Katolik Santo Paulus Miki dan disimpan oleh bendahara sebagai lampiran
Gereja Bethel Area setiap bulannya. pengeluaran. Pada Gereja Bethel Area dan
Penerimaan maupun pengeluaran Gereja Katolik Santo Paulus Miki pencairan
setiap organisasi tentu memiliki proses yang yang telah dilakukan dan batal untuk
berbeda-beda seperti pada pengeluaran yang digunakan akan disetorkan kembali, namun
terdapat pada Gereja Katolik Santo Paulus bukti pengeluaran dan menyetoran kembali
Miki dan Gereja Bethel Area penerimaan akan disimpan oleh bendahara untuk
kedua organisasi ini diotorisasi oleh dua orang dilaporkan.
yaitu bendahara dan romo/gembala. Aset lainnya pada setiap organisasi
Pengeluaran kedua organisasi ini yang tentu harus diamankan dengan sebaik-
jumlahnya relatif besar harus diajukan kepada baiknya, seperti yang dilakukan Gereja Katolik
romo/gembala dalam bentuk proposal Santo Paulus Miki, T.I.T.D Hok Tek Bio,
pengajuan untuk disetujui kemudian pencairan Gereja Bethel Area, dan Masjid Pandawa
akan segera dilakukan oleh kasir. Jika kas dengan menetapkan adanya penjaga yang
pada kasir Gereja Katolik Santo Paulus Miki akan menjaga gedung dan bahkan peralatan
tidak mencukupi, bendahara akan melakukan dari organiasasi dan juga dengan
penarikan di bank untuk diberikan kepada memasangkan CCTV untuk dihindarkan dari
kasir. Pengeluaran pada Gereja Katolik Santo pencurian, walaupun beberapa aset berada
Paulus Miki yang memiliki jumlah relatif besar pada lemari terkunci dan juga ruangan terkunci
terutama untuk inventaris akan dilakukan terutama untuk surat berharga dari organisasi
dengan surat perpomohan yang berbeda dan disimpan dalam brankas yang kuncinya
bukti yang berbeda juga. Pengeluaran pada dipegang oleh orang yang telah ditentukan
Gereja Bethel Area dicatat langsung oleh oleh pengurus. Berbeda dengan PHDI,
bendahara dua yang sekaligus akan merekap organisasi ini belum memiliki penjaga khusus
penerimaan dan pengeluran untuk diberikan dari pura dan pura dibuka (tidak dikunci).
kepada bendahara satu selaku auditor dari Aset berupa tanah dan bangunan dan
Gereja Bethel Area. Pengeluaran dari Gereja aset lainnya juga terdaftar dengan nama
Bethel Area yang telah disetujui akan dicairkan organisasi pada Gereja Katolik Santo Paulus
oleh bendahara dua dengan dokumen yang Miki, T.I.T.D Hok Tek Bio, Gereja Bethel Area,
telah ditandatangani oleh gembala dan juga dan PHDI. Berbeda dari keempat organisasi
bendahara. Setiap pengeluaran pada kedua tanah dari Masjid Pandawa masih diatas
organisasi akan dicatat dan diberikan nomor namakan tanah milik TNI AD. Begitupun
beserta dengan bukti pengeluarannya. Bukti dengan rekening yang dimiliki organiasi,
pengeluaran akan langsung dilampirkan pada beberapa rekening sudah diatas namakan
catatan keuangan yang dimiliki bendahara. organisasi yaitu Gereja Katolik Santo Paulus
Pencairan atau pengeluaran kas pada Miki, Masjid Pandawa, dan Gereja Bethel
tiga organisasi lainnya yaitu PHDI, Masjid Area. Dua organisasi lainnya belum
Pandawa dan T.I.T.D Hok Tek Bio dicatat menggunakan rekening khusus tapi masih
bersama dengan bukti yang berkaitan. Setiap menggunakan perwakilan. Rekening Gereja
pengeluaran harus diketahui oleh pengurus inti Katolik Santo Paulus Miki ditanda tangani oleh
dan jika terdapat pengeluaran mendadak romo dan bendahara, Masjid Pandawa ditanda
bendahara akan langsung mengeluarkan kas tangani oleh ketua dan bendahara, dan Gereja
sesuai dengan kondisi yang ada. Pengeluaran Bethel ditanda tangani oleh gembala dan
tetap harus diberitahukan kepada pengurus inti bendahara.
Skor evaluasi pengendalian internal dan Tabel 2 dan dibagi dalam empat bidang
ringkasan statistik dari lima organisasi eksposur yang memiliki risiko.
keagamaan di Kota Salatiga disajikan dalam
Tabel 2. Skor Evaluasi Pengendalian Internal Seluruh Organisasi Keagamaan di Kota Salatiga
di Kota Salatiga yang diperiksa. Rata-rata skor anggota dari organisasi keagamaan untuk saat
evaluasi dari pengendalian penerimaan adalah ini belum ada yang dilaporkan namun setiap
80 persen. Gereja Katolik Santo Paulus Miki organisasi menghibau agar setiap
memiliki sistem pengendalian penerimaan penyimpangan segera dilaporkan kepada
yang paling komprehensif dengan skor 93 bagian pengawas maupun audit namun untuk
persen dan PHDI memiliki sistem yang saat ini yang belum menyampaikan instruksi
terendah yaitu 60 persen. tersebut tehadap anggotanya terdapat dua
Hampir semua organisasi keagamaan organisasi keagamaan dan juga semua
tidak memberikan fotokopi catatan kepada organiasi keagamaan tidak menyarankan
anggota mengenai kontribusi terhadap adanya cek untuk persembahan dari anggota
organisasi (lihat Tabel 3). Sebagian besar karena cek memiliki sifat yang sensitif dan
karyawan dari organisasi keagamaan di Kota memiliki resiko yang besar sehingga
Salatiga memiliki akses terhadap kas yang organisasi menghindari penerimaan dalam
kemudian akan disetorkan kepada bendahara bentuk cek (lihat Tabel 3).
untuk dicatat. Penyimpangan yang dilakukan
Tabel 3. Pengendalian Internal yang Paling Sering Dilanggar Organisasi Keagamaan di Kota Salatiga
memiliki dokumen sebelum melakukan masih sedikit. Kedua organisasi ini sangat
pengeluaran sehingga pengeluaran bisa berbeda karena kurangnya sumber daya
dilakukan kapan saja tanpa dokumen dalam organisasi sehingga untuk tingkatan
pendukung dan tiga dari lima organisasi tidak sentralisasi administrasi kedua organisasi
menyiapkan kas kecil untuk keperluan memiliki perbedaan yang cukup jauh, sebagai
dadakan. Terdapat dua organisasi yang harus contoh adalah Gereja Katolik Santo Paulus
menyetorkan ulang kas yang batal digunakan Miki memiliki sistem pengeluaran dan
untuk pengeluaran tertentu sehingga ini penerimaan yang diotorisasi oleh beberapa
menjadi sebuah kelemahan karena organisasi orang sedangkan untuk PHDI sistem untuk
tidak mempertimbangkan pengajuan dengan pengeluaran dan penerimaan masih tergolong
baik sebelum menyetujui adanya pengeluaran sangat sederhana tanpa harus terdapat sistem
walaupun demikian organisasi telah yang sudah ditentukan.
menyimpan slip sebagai lampiran untuk Berdasarkan penelitian, organisasi
dilaporkan. PHDI yang merupakan organisasi yang
Berdasarkan Tabel 2 pengendalian tergolong kecil di Kota Salatiga memiliki
terhadap aset lainnya memiliki skor rata-rata doktrin bahwa orang-orang yang lakukan
86,2 persen. Gereja Bethel Indonesia Bethel penyalahgunaan dalam organisasi akan
Area memiliki skor evaluasi tertinggi yaitu 100 mendapat hukuman dari Yang Kuasa berbeda
persen yang sudah mengasuransikan dengan organisasi lainnya yang akan
gedungnya dan skor terendah dimiliki oleh menindaki setiap penyimpangan yang terjadi di
PHDI dimana aset berupa pura terbuka umum dalam organisasi. Berdasarkan doktrin
dan belum terdapat penjaga tetap dari pura. tersebut tingkat sentralisasi dan juga jumlah
Berbeda dengan organisasi lainnya yang kebijaksanaan yang diberikan kepada
dijaga oleh petugas yang sudah ditentukan. pemimpin telah memberikan pengukuran
peringkat komprehensif pengendalian internal
PENUTUP dari gereja-gereja yang masih dibawa rata-
Sesuai dengan Tabel 2, seluruh rata.
pengendalian internal dari lima organisasi Organisasi lainnya yang masih memiliki
keagamaan di Kota Salatiga dapat dibedakan skor dibawa rata-rata sebaiknya mendorong
menjadi dua bagian yaitu organisasi yang adanya pengendalian yang lebih atau bisa
dinilai berdasarkan tingkat sentralisasi melihat pengendalian dari organisasi lainnya
administrasi dan jumlah direksi yang diberikan yang telah memiliki sistem pengendalian yang
kepada pemimpin (gaya kepemimpinan) koprehensif walaupun saat ini belum terjadi
dengan berbagai temuan yang peroleh. Dua penyimpangan yang belum berdampak besar
dari lima organisasi keagamaan memiliki bagi kehidupan organisasi.
tingkat pengendalian internal yang berada Penelitian ini memiliki beberapa
diatas rata-rata keseluruhan organisasi keterbatasan. Pertama, penelitian ini hanya
sehingga dapat dikatakan organisasi meneliti sistem pengendalian internal pada
cenderung memberikan sedikit kebebasan organisasi keagamaan yang dipilih untuk
untuk menetapkan kebijaksanaan dalam mewakili beberapa agama yang ada di Kota
administrasi. Tiga organisasi lainnya memiliki Salatiga. Kedua, beberapa organisasi
total keseluruhan skor pengendalian internal keagamaan Kota Salatiga belum memiliki
yang lebih rendah atau dibawa rata-rata panduan pengendalian yang lengkap sehingga
sehingga organisasi ini cenderung diperlukan pemeriksaan sistem pengendalian
desentralisasi dalam administrasi dan secara langsung. Pendekatan ini tidak
memungkinkan para pemimpin mereka konsisten dengan yang digunakan untuk
memiliki cukup banyak kebijaksanaan dalam organisasi keagamaan lainnya. Namun, hal
urusan administrasi. tersebut satu-satunya cara untuk mengetahui
Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa organisasi dapat dimasukkan dalam
bahwa organisasi keagamaan yang memiliki penelitian ini adalah organisasi ini merupakan
peringkat pengendalian internal sama dengan organisasi yang mewakili agama yang diakui di
atau lebih besar dari rata-rata skor Indonesia.
keseluruhan organisasi merupakan organisasi Ketiga, penjelasan di atas dan penilaian
yang besar dilihat dari jumlah pengikutnya dari pengendalian internal di organiasi
(anggotanya). Sebagai contoh adalah Gereja keagamaan ini mungkin tidak berlaku untuk
Katolik Santo Paulus Miki yang memiliki seluruh organisasi keagamaan lainnya yang
anggota terbanyak yang diteliti. Gereja ini sealiran di Kota Salatiga. Keempat, dalam
memiliki sistem pengendalian internal yang menghitung skor evaluasi pengendalian,
paling komprehensif berbeda dengan PHDI semua 23 pertanyaan pengendalian internal
yang memiliki jumlah umat yang tergolong yang sama diajukan dengan berbagai
pertimbangan yang sesuai meskipun terdapat Cornell, R. M., Johnson, C. B., & Schwartz, W.
probabilitas yang tinggi bahwa beberapa C. (2013). Influence of Leadership
pengendalian lebih penting daripada yang lain. Positions on Internal Controls and
Namun, hal ini diperlukan karena saat ini Reported Fraud In Religious
belum ada kriteria yang berlaku umum untuk Organizations. Journal of Forensic &
menentukan bobot diferensial dengan Investigative Accounting, 5(1), 85–125.
berbagai kebijakan pengendalian internal dan
prosedur yang direkomendasikan khusus Djanegara, M. S., & Haryadi, M. C. (2007).
untuk organisasi keagamaan. Akhirnya, Studi Tentang Efektivitas Pengendalian
penelitian ini mengidentifikasi adanya Intern Penjualan. Jurnal Ilmiah
beberapa defisiensi pengendalian internal Ranggagading, 7(1), 1–7.
seluruh organisasi keagamaan. Hal tersebut
merupakan keterbatasan yang berpotensi Duncan, J. B., Flesher, D. L., & Stocks, M. H.
tinggi karena sifat dari defisiensi ini (2006). Internal Control systems in US
kemungkinan akan mempengaruhi isi dan churches An examination of the effects of
pendekatan untuk setiap tindakan perbaikan church. Accounting, Auditing &
dalam organisasi. Terlepas dari keterbatasan Accountability Journal, 12(2), 142–163.
ini, penelitian ini membuat beberapa kontribusi
untuk literatur tentang tata kelola organisasi Gachoka, N., Aduda, J., Kaijage, E., & Okiro,
keagamaan . K. (2018). The Intervening Effect of
Keterbatasan sebelumnya juga Internal Controls on the Relationship
menandakan adanya peluang untuk penelitian Between Budgeting Process and
kedepannya. Sebagai contoh, mungkin Performance of Churches in Kenya.
berguna untuk memeriksa sistem Journal of Finance and Investment
pengendalian individu bagian-bagian ataupun Analysis, 7(2), 81–107.
departemen dari lima organisasi yang telah
diteliti. Studi ini akan menjelaskan Guryanova, A. V, Shestakov, A. A., & Noskov,
pengendalian internal seperti kebijakan, E. G. (2019). Integration Of The Internal
prosedur dan praktek organisasi keagamaan Control System For Financial Stability Of
dan mengidentifikasi sejauh mana sistem The Organization. The European
pengendalian internal diterapkan dengan Proceedings of Social & Behavioural
konsisten sesuai dengan yang ditetapkan oleh Sciences, 113–125.
badan pusat organisasi keagamaan. Penelitian
juga diperlukan untuk melihat alasan adanya Habibie, N. (2013). Analisis Pengendalian
perbedaan sistem pengendalian internal yang Intern Piutang Usaha Pada Pt Adira
bisa saja ditemukan di antara organisasi Finance Cabang Manado. Jurnal EMBA,
keagamaan di Kota Salatiga. 2(SGEM2016 Conference Proceedings,
ISBN 978-619-7105-16-2 / ISSN 1314-
2704), 1–39.
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, E., & Kristanto, H. (2017). Korupsi dalam Hatta, R. T. H. T. (2013). Gelapkan Uang
Pelayanan Gereja : Analisis Potensi Jemaat Rp 400 Juta, Pendeta Ditangkap
Penyimpangan dan Pengendalian di Pedurenan. Liputan6. Retrieved from
Internal. INTEGRITAS, 3, 105–136. https://www.liputan6.com/news/read/613
278/gelapkan-uang-jemaat-rp-400-juta-
Ahiabor, G., & Mensah, C. C. Y. (2013). pendeta-ditangkap-di-pedurenan
Effectiveness of Internal Control on the
Finances of Churches in Greater Accra, Jabarekspres. (2018). Penggelapan Uang
Ghana. Research Journal of Finance and Gereja Minta Segera Diproses.
Accounting, 4(13), 7. Jabarekspres. Retrieved from
http://jabarekspres.com/2018/penggelapa
Bowrin, A. R. (2004). Internal control in n-uang-gereja-minta-segera-diproses/
Trinidad and Tobago religious
organizations. Accounting, Auditing &
Accountability Journal, 17(1), 121–152.
https://doi.org/10.1108/09513570410525
238
Mensah, B. K. A. (2016). Accountability and Sari, M., Mintarti, S., & Fitria, Y. (2018).
internal control in religious organisations: Akuntabilitas pengelolaan keuangan
a study of Methodist church Ghana. organisasi keagamaan. Kinerja, 15(2),
African J. of Accounting, Auditing and 45.https://doi.org/10.29264/jkin.v15i2.402
Finance, 5(2), 95. 9
https://doi.org/10.1504/ajaaf.2016.07830
2 Soetedjo, S., & Sugianto, A. (2018).
Penerapan Coso Erm Integrated
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2007). Framework Dalam Mendukung Audit
Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Forensik Untuk Menanggulangi Tindakan
Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: Kecurangan. Journal of Applied
Universitas Indonesia Press. Managerial Accounting, 2(2), 262–274.
https://doi.org/10.30871/jama.v2i2.944
Padmasari, S. I. (2018, November 5). Terlibat
kasus korupsi dana hibah, Ketua Statistik, B. P. (2010). Penduduk Menurut
Yayasan Masjid Agung Palopo ditahan. Wilayah dan Agama yang Dianut.
Merdeka. Retrieved from Retrieved June 8, 2019, from Badan
https://m.merdeka.com/peristiwa/terlibat- Pusat Statistik website:
kasus-korupsi-dana-hibah-ketua- https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/ta
yayasan-masjid-agung-palopo- bel?tid=321&wid=3373000000
ditahan.html Wardhani, R. S., Fuadah, L. L., Siddik, S.,
Awaluddin, M., Ekonomi, F., Belitung, U.
Prabowo, W. J. A., & Kurniasih, L. (2013). B., … Selatan, S. (2019). Good
Penerapan Akuntansi, Akuntabilitas Dan University Governance: Budgeting
Pengendalian Internal Pada Gereja Participation And Internal Control. Asia-
Kristen Jawa Wedi. EQUITY, 20(2), 17– Pacific Management Accounting Journal,
30. 14(1), 1–17.
Putra, A. (2019). Diduga Gelapkan Dana Ganti Wibowo, I. O. (2012). Perancangan Sistem
Rugi Lahan Gereja, Pendeta di Informasi Penggajian Terkomputerisasi
Perbatasan Dipenjara. Okenews. Dalam Rangka Meningkatkan Efektivitas,
Retrieved from Efisiensi, Dan Pengendalian Internal
https://news.okezone.com/read/2019/01/ Pada Yayasan Lazaris. Ilmiah
12/340/2003419/diduga-gelapkan-dana- Mahasiswa Akuntansi, 1(1), 1–17.
ganti-rugi-lahan-gereja-pendeta-di-
perbatasan-dipenjara Yuwannita, A., & Ariani, N. E. (2016). Analisis
Hubungan Pengendalian Internal Versi
Ratnamiasih, I., Govindaraju, R., Sudirman, I., Cosoterhadap Indikasi Kecurangan
& Prihartono, B. (2011). Kepemimpinan , Laporan Keuangan Pada Baitul Qiradh
Pengendalian Organisasi , dan Anggota Pusat Koperasi Syariah
Keamanan Kerja serta Dampaknya Pada Nanggroe Aceh Darussalam. Jurnal
Kualitas Pelayanan Rumah Sakit di Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi,
Bandung. ResearchGate, 1–10. 1(1), 199–209.