Anda di halaman 1dari 12

p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi

e-ISSN : 2599 – 1426 Volume 11 No. 2 Tahun 2019

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERLANJUTAN


ORGANISASI NIRLABA (STUDI PADA ORGANISASI KAKAK ASUH
BALI)
I Putu Wiratnadi1, Made Ary Meitriana2, Luh Indrayani3

Program Studi Pendidikan Ekonomi


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, inddonesia

e-mail: ratwirat11@gmail.com1, ary.meitriana@yahoo.com2,


luh_indrayani@undiksha.ac.id3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan
faktor yang paling dominan mempengaruhi keberlanjutan organisasi nirlaba (studi
pada organisasi Kakak Asuh Bali). Jenis penelitian ini adalah penelitian faktorial.
Subyek dalam penelitian ini adalah organisasi nirlaba Kakak Asuh Bali dengan
jumlah relawan sebanyak 80 orang relawan. Metode pengumpulan data yang
digunakan berupa kuisioner dan dokumentasi. Data diianalisi dengan
menggunakan analisis faktor dengan program SPSS 16.0 for windows. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi
keberlanjutan organisasi nirlaba (studi pada organisasi Kakak Asuh Bali), yaitu
faktor kepemimpinan dengan nilai variance sebesar 30,353%, faktor komunikasi
dengan nilai variance sebesar 25,027%, faktor motivasi dengan nilai variance
sebesar 22,483%, faktor koordinasi dengan nilai variance sebesar 22,136%.
Faktor yang paling dominan mempengaruhi keberlanjutan organisasi nirlaba (studi
pada organisasi Kakak Asuh Bali) adalah faktor kepemimpinan dengan nilai
variance sebesar 30,353%.

Kata kunci: Organisasi Nirlaba, Keberlanjutan Organisasi Nirlaba

Abstract
The study aims to find out the factors that influence and the most dominant factors
affecting the sustainability of non-profit organization (studies on non-profit
organizations Kakak Asuh Bali). This type of research is factorial research. The
subjects in this study were non-profit organization Kakak Asuh Bali with 80
volunteers. Data collection methods used in the form of questionnaires and
documentation. Data were analyzed using factor analysis with the SPSS 16.0
program for windows. The results if this study indicate that there are four factor that
influence the sustainability of nonprofit organization (studies on organizations
Kakak Asuh Bali), namly leadership factor with a variance value of 30,353%,
communication factors with a variance value of 25,027%, motivation factors with a
variance value of 22,483%, coordination factor with values variance of 22,136%.
The most dominan factor influencing the sustainability of non-profit organizations
(studies on organization Kakak Asuh Bali) is the leadership factor with a variance
of 30,353%.

Keyword: nonprofit organization, sustainability nonprofit organiization.

605
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi
e-ISSN : 2599 – 1426 Volume 11 No. 2 Tahun 2019

PENDAHULUAN profit-oriented. Selain pemerdayaan


Organisasi merupakan suatu sistem lembaga profit, yang tidak kalah penting
yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama adalah pemerdayaan organisasi nirlaba
yang dilakukan secara teratur dan (non profit). Menurut (Haris,
berulang-ulang oleh sekelompok orang 2017)pemerdayaan organisasi nirlaba
untuk mencapai suatu tujuan sangat penting karena selain menguatkan
(Gitosudarmo, 2000). Sebuah organisasi sektor yang digeluti, organisasi nirlaba
dapat terbentuk karena persamaan visi juga signifikan dalam meningkatkan
dan misi serta tujuan yang sama dari kesejahteraan hidup masyarakat. Hal itu
anggotanya. Pembentukan organisasi juga dapat dilihat dari keragaman bidang
didasari atas keterbatasan manusia dalam organisasi nirlaba mulai dari bidang
memenuhi kebutuhan hidupnya. keagamaan, kesenian, kesehatan,
Organisasi biasanya memanfaatkan suatu pendidikan, lingkungan alam, sosial,
sumber daya tertentu misalnya pertanian dan lain sebagainya.
lingkungan, cara atau metode, material, (Alison M dan Kaye J, 2004)
uang dalam rangka mencapai tujuan menyebutkan pada umumnya ada tiga
organisasi. Menurut (Wursanto, 2005) masalah yang dialami organisasi nirlaba
organisasi dibedakan menjadi dua macam yaitu sumber dana, sumber daya manusia
dari segi tujuan yang hendak dicapai, yaitu dan pengelolaan keuangan. Sumber dana,
organisasi niaga/organisasi ekonomi ialah apabila organisasi nirlaba memiliki donatur
organisasi yang tujuan utamanya yang kuat hal ini tidak menjadi problem,
mendapatkan keuntungan yang sebesar- namun apabila dana-dana donatur tidak
besarnya. Organisasi menutup operasional lembaga maka perlu
sosial/kemasyarakatan ialah organisasi mencari sumber keuangan lainnya.
yang dibentuk secara sukarela oleh warga Donatur dalam organisasi nirlaba tidak
negara Indonesia bukan dari pemerintah, mendapatkan imbalan atas dana yang ia
dan organisasi yang tidak mengutamakan berikan ke organisasi, hal inilah yang
keuntungan (non-profit atau nirlaba). menjadi masalah dalam mencari donatur
Organisasi nirlaba dibentuk dengan untuk organisasi. Sumber daya manusia,
tujuan utama mendukung atau terlibat aktif utamanya organisasi nirlaba memiliki
dalam berbagai aktivitas publik tanpa sumber daya manusia yang idealis,
berorientasi mencari keuntungan (Mandiri, kompeten dan loyal terhadap organisasi.
2012). Organisasi nirlaba dibentuk dengan Hal itu menjadi problem karena pada
tujuan meringankan penderitaan, umumnya keanggotaan atau sumber daya
mengentaskan kemiskinan, memelihara manusia yang tersedia didasarkan pada
lingkungan hidup, menyediakan layanan idealisme dan sukarela, bukan didasarkan
sosial dasar atau melakukan kegiatan pada pendapatan yang diterima dari
pengembangan masyarakat. Organisasi organisasi. Pengelolaan keuangan, hal ini
nirlaba menjadi ujung tombak perubahan menjadi problem terutama bila
sosial, melalui perubahan dari pengelolaan keuangan dilakukan dengan
kepentingan pribadi menjadi kepentingan cara “kekeluargaan” tanpa ada
public (Harmuningsih, 2017). Adanya pertanggungjawaban yang jelas.
organisasi nirlaba sangat berdampak Masalah tersebut juga dialami oleh
dalam perubahan sosial masyarakat, hal organisasi nirlaba Kakak Asuh Bali (KAB),
ini disebabkan karena semakin banyak salah satu organisasi nirlaba yang
masyarakat yang peduli terhadap sesama. membantu masyarakat Bali dalam bidang
Kepedulian masyarakat dengan saling pendidikan. Organisasi nirlaba ini
membantu satu sama lain akan terbentuk pada tanggal 2 Mei 2016 oleh
menimbulkan perubahan sosial kearah Pande Putu Setiawan yang lahir di Ubud
yang lebih baik. Gianyar tanggal 8 Maret 1977. Gerakan
Pemerdayaan, pengembangan, KAB adalah gerakan masyarakat untuk
maupun inovasi selama ini lebih banyak membantu memberikan bekal/biaya
dilakukan pada lembaga, organisasi, atau kepada anak-anak yang kurang mampu
kelompok masyarakat yang bercorak yang berada dipelosok-pelosok daerah

606
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi
e-ISSN : 2599 – 1426 Volume 11 No. 2 Tahun 2019

Bali dan memberikan semangat tinggi Keberadaan organisasi nirlaba yang


untuk tetap bersekolah. bisa bertahan dan menjalankan visi dan
Masalah yang paling mendasar misinya secara berkelanjutan sangat
dalam organisasi KAB ialah dari segi diperlukan oleh masyarakat. Menurut
pendanaan organisasi, karena organisasi (Wirjana, 2004) faktor-faktor yang
nirlaba mendapatkan sumber dananya mempengaruhi organisasi nirlaba, bila
dari donatur berbeda dengan organisasi suatu organisasi nirlaba ingin mencapai
profit yang mendapatkan dananya dari manajemen organisasi yang berkelanjutan
pemegang saham dan bisa dari laba yang yaitu Kepemimpinan, Komunikasi,
dihasilkan. Dalam KAB pemberian bekal Motivasi, dan Koordinasi. Pendapat lain
kepada adik asuh mengalami yang mendukung dikemukakan oleh (Lee,
penunggakan atau telat memberikan bekal 2008) bahwa faktor manajemen, pemimpin
dari Kakak Asuh. Perlu adanya dan partisipasi anggota mempengaruhi
komunikasi dan koordinasi antara Kakak suatu organisasi agar bisa bertahan.
Asuh dengan Relawan KAB agar Organisasi dalam menjalankan
pemberian bekal bisa disalurkan ke Adik aktivitasnya tidak luput dari perubahan.
Asuh pada waktu yang sudah ditentukan. (Wibowo, 2016) mengatakan bahwa
Kesulitan untuk mencari donatur untuk perubahan berarti kita harus mengubah
program yang sudah direncanakan juga dalam cara mengerjakan atau berpikir
dialami KAB. Kesulitan ini karena orang tentang sesuatu. Perubahan adalah
yang memberi sumbangan tidak akan membuat sesuatu menjadi berbeda.
mendapatkan imbalan ekonomi seperti Perubahan tersebut merupakan
pada organisasi laba, dimana setiap perubahan organisasional yang
pemberi dana akan mendapatkan merupakan transformasi secara terencana
keuntungan sesuai dengan dana yang atau tidak terencana dalam struktur
mereka sumbangkan. Donatur dan organisasi, teknologi dan/atau orang.
relawan dalam organisasi nirlaba adalah Perubahan organisasional bukanlah
orang-orang yang memiliki jiwa sosial proses sederhana. Perubahan
yang tinggi untuk membantu sesama. organisasional adalah mengenai
Contoh program lain dari KAB seperti mengubah kinerja organisasi. Menurut
pemberian 300 pasang sepatu, pemberian Potts dan LaMarsh (dalam (Wibowo,
1 buku dan 1 susu dalam rangka hari 2016) melihat bahwa perubahan
valentine dan pemberian alat sekolah organisasi merupakan pergeseran suatu
kepada siswa. Masalah inilah yang bisa organisasi dari keadaan sekarang menuju
menyebabkan susahnya membuat pada keadaan yang diinginkan dimasa
organisasi nirlaba yang berkelanjut. depan. Perubahan akan dilakukan saat
Namun dari masalah yang dihadapi organisasi berada pada masa sulit untuk
tersebut KAB mampu bertahan dan mencapai tujuan ataupun saat organsasi
berkembang sampai sekarang karena ingin lebih sukses dari keadaan saat ini,
pengelolaan manajemen intern dari karena harus selalu ada inovasi baru agar
organisasi nirlaba KAB. Pengelolaan dapat survive suatu organisasi.
manajemen yang bagus bisa mencegah Tidak semua usaha perubahan
bubarnya suatu organisasi. berjalan dengan lancar dan berhasil,
Cara pendanaan dari KAB ialah kadang-kadang usaha perubahan
setiap relawan membentuk kelompok menemui kegagalan. Guna menghindari
kakak asuh yang terdiri dari 5 orang diluar kemungkinan tersebut, maka dalam setiap
relawan KAB untuk mengasuh 1 orang usaha perubahan harus diawali dengan
adik asuh selama 1 tahun. Adanya kontrak rencana yang matang, pemberian
yang dibuat ini memungkinkan KAB bisa informasi yang jelas kepada semua pihak
membantu setidaknya selama 1 tahun yang akan terlibat dalam perubahan,
kedepan. Berbeda dengan organisasi lain menumbuhkan keyakinan bahwa
yang hanya menyalurkan bantuan 1 atau 2 perubahan yang akan dilaksanakan tidak
kali saja. akan menimbulkan akibat yang negatif
(Wibowo, 2016). Hal ini perlu dilakukan

607
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi
e-ISSN : 2599 – 1426 Volume 11 No. 2 Tahun 2019

oleh karena tujuan setiap usaha bekerja dalam suasana moralitas yang
perubahan adalah penyempurnaan. tinggi dengan penuh semangat dapat
Usaha perubahan yang menimbulkan menyelesaikan pekerjaannya masing-
akibat negatif harus dihindari karena tidak masing sesuai hasil yang diharapkan.
sesuai dengan ide pokok perubahan, ialah Pendapat sejalan juga dikatakan oleh
menuju kesempurnaan. Gitosudarmo (2000)yang menyatakan
Kegiatan yang dapat dilakukan Kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu
organisasi untuk mengatasi perubahan proses mempengaruhi aktivitas dari
yang terjadi ialah dengan cara individu atau kelompok untuk mencapai
pengembangan organisasi. Menurut tujuan dalam situasi tertentu.
(Sutarto, 2002) pengembangan organisasi Kepemimpinan merupakan faktor yang
merupakan rangkaian kegiatan penataan sangat penting dalam mempengaruhi
yang dilakukan secara berencana dan prestasi organisasi karena kepemimpinan
terus-menerus guna memecahkan merupakan aktivitas yang utama dengan
berbagai masalah yang timbul sebagai mana tujuan organisasi dapat dicapai.
akibat dari adanya perubahan sehingga Kepemimpinan merupakan intisari dari
organisasi dapat mengatasi perubahan. manajemen organisasi, sumber daya
Fokus kegiatan pengembangan organisasi pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas
adalah melakukan adaptasi perubahan yang terjadi alam suatu organisasi
lingkungan melalui peningkatan (Ardana, 2009). Bisa disimpulkan
kemampuan dan kualitas sumber daya kepemimpinan ialah suatu proses atau
manusia, untuk mewujudkan organisasi upaya yang memberikan perintah atau
yang lebih baik agar bisa bertahan memiliki wewenang untuk mengatur suatu
terhadap perubahan. Pengembangan organisasi untuk mencapai tujuan yang
organisasi ialah usaha jangka panjang sudah ditetapkan, dimana pemimpin tidak
untuk meningkatkan respon terhadap memaksa anggota organisasi.
perubahan yang terjadi melalui Komunikasi adalah proses
peningkatan kemampuan sumber daya menciptakan dan saling menukar pesan
manusia dan kerjasama yang efektif dalam satu jaringan hubungan yang saling
(Nawawi, 2003). Dilakukannya tergantung satu sama lain untuk
Pengembangan organisasi oleh suatu mengatasi lingkungan yang berubah-ubah
organisasi terutama pada organisasi agar dapat memelihara dan mengubah
nirlaba secara berkelanjutan dapat organisasi menjadi lebih baik (Romli,
mengubah suatu organisasi kearah yang 2014). Komunikasi adalah merupakan
lebih baik sehingga bisa mempertahankan proses penyampaian informasi dari satu
eksistensinya suatu organisasi pihak baik individu, kelompok atau
dimasyarakat. organisasi sebagai sender kepada pihak
Keberlanjutan berasal dari bahasa lain sebagai receiver untuk memahami
inggris yaitu sustainability dimana kata dan terbuka peluang memberikan respin
“sustain” yang artinya berlanjut dan “ability balik kepada sender (Wibowo, 2010).
yang artinya kemampuan. Dapat diartikan Pendapat lebih mudah dimengerti
keberlanjutan (sustainability) berarti daya disampaikan oleh (Wursanto, 2005)
tahan suatu sistem dan proses. Haris, komunikasi ialah suatu proses
(2017)mengatakan bila suatu lembaga penyampaian informasi dari suatu pihak
nirlaba dapat memenuhi kebutuhan kepada pihak lain untuk mendapatkan
finansialnya secara mandiri serta tetap saling pengertian. Jadi komunikasi ialah
mampu mengaktualisasikan visi dan misi suatu proses yang saling bertukar
organisasinya, maka ia dapat disebut informasi antara dua orang atau lebih
sebagai organisasi nirlaba yang yang berinteraksi dengan menggunakan
sustainable. simbul verbal ataupun non verbal secara
Kepemimpinan adalah suatu proses langsung ataupun tidak untuk
menggerakan orang-orang dalam suatu menciptakan suatu maksud yang sama.
organisasi karena memiliki kekuasaan, Motivasi berasal dari kata latin
kewibawaan dan kemampuan agar movere yang berarti dorongan atau

608
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi
e-ISSN : 2599 – 1426 Volume 11 No. 2 Tahun 2019

pemberian daya penggerak yang mencari faktor-faktor yang mempengaruhi


menciptakan kegairahan kerja seseorang keberlanjutan organisasi nirlaba pada
agar mereka mau bekerja sama untuk organisasi Kakak Asuh Bali dan untuk
mencapai kepuasan (Hasibuan, 2004). mengetahui faktor mana yang paling
Mangkunegara (2017)motivasi adalah dominan mempengaruhi.
energi untuk membangkitkan dorongan Subyek dalam penelitian ini adalah
dalam diri (drive arousal). Motivasi organisasi nirlaba Kakak Asuh Bali. Obyek
merupakan potensi yang ada di dalam diri dalam penelitian ini adalah relawan Kakak
seorang manusia, yang dapat Asuh Bali yang sampai saat ini sudah
dikembangkannya sendiri atau tercatat ada 80 relawan. Penelitian ini
dikembangkan oleh sejumlah kekuatan menggunakan sampel jenuh yang berarti
luar yang pada intinya berkisar sekitar seluruh populasi yang berjumlah 80 orang
imbalan moneter dan imbalan non digunakan sebagai sampel penelitian.
moneter, yang dapat mempengaruhi hasil Jenis data yang digunakan adalah
kinerjanya secara positif atau secara data kualitatif. Sumber data berupa data
negatif, hal mana tergantung pada situasi primer dari jawaban responden terhadap
dan kondisi yang dihadapi orang yang kuisioner dan data sekunder berupa
bersangkutan (Winardi, 2004). Jadi bisa jumlah relawan Kakak Asuh Bali. Metode
dikatakan Motivasi adalah kekuatan atau pengumpulan data yang digunakan dalam
dorongan kebutuhan dalam diri manusia penelitian ini yaitu, pertama metode
yang menggerakannya untuk mencapai kuisioner, skala pengukuran yang
tujuan dari motifnya. digunakan dalam penelitian ini adalah
(Wirjana, 2004) mengatakan skala likert kedua menggunakan metode
koordinasi ialah proses integrasi, dokumentasi. Sebelum digunakan untuk
koordinasi menyangkut pola teratur menguji data, kuisioner terlebih dahulu
pekerjaan kelompok dalam organisasi diuji validitas dan reliabilitasnya.
untuk pencapaian sasaran bersama. Sesuai dengan perumusan masalah,
Dengan kata lain, setiap orang atau setiap tujuan penelitian, dan jenis data yang
kelompok dalam organisasi memiliki tugas dikumpulkan, maka analisis data yang
masing-masing yang harus dikerjakan digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan teratur dan sesuai peraturan, agar analisis faktor. Data yang didapat dari
tercapainya tujuan organisasi. Kelompok kuisioner berupa data ordinal harus diubah
dalam organisasi ini sengaja dibentuk terlebih dahulu ke data interval dengan
untuk mempermudah pimpinan untuk menggunakan Metode Suksesif Interval
mengendalikan dan mengarahkan agar bisa dianalisis dengan menggunakan
organisasi. (Wursanto, 2005) analisis faktor. analisis faktor menurut
mendefinisikan koordinasi adalah kegiatan (Suliyanto, 2005) terdiri beberapa tahap,
pengaturan usaha sekelompok orang yaitu sebagai berikut, tahap pertama
secara terarah dan teratur untuk Membuat matrik korelasi dapat
menciptakan kesatuan gerak/tindakan diidentifikasikan variabel-variabel tertentu
dalam usaha mencapai tujuan organisasi. yang tidak mempunyai korelasi dengan
Koordinasi juga merupakan usaha untuk variabel yang lain, sehingga dapat
mendapatkan sinkronisasi usaha yang dikeluarkan dari analisis. Untuk menguji
berpangkal pada waktu dan tata-urutan ketepatan model analisis faktor, maka
pelaksanaan pekerjaan. Dengan kata lain dapat digunakan Barlett’s test of Sphericity
koordinasi adalah suatu usaha untuk yang dipakai untuk menguji bahwa
mendapatkan keselarasan gerak, variabel-variabel dalam sampel
keselarasan aktivitas dan keselarasan berkorelasi ataupun tidak berkorelasi.
tugas antar satuan orang yang ada dalam Hasil Barlett’s test of Sphericity
satuan organisasi. menunjukkan apakah hubungan antara
variabel-variabel signifikan atau tidak.
METODE Statistik lain yang berguna adalah
penelitian ini adalah jenis penelitian pengukuran kelayakan sampel Kaiser
faktorial. Penelitian ini dilakukan untuk Meyer Olkin (KMO). Analisis faktor

609
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi
e-ISSN : 2599 – 1426 Volume 11 No. 2 Tahun 2019

dianggap layak untuk dianalisis lebih lanjut Tahap terakhir dari analisis faktor
jika besaran KMO nilainya minimal 0,50. adalah mengetahui apakah model mampu
Besaran ini digunakan untuk mengukur menjelaskan dengan baik. Fenomena
derajat korelasi antar variabel dengan yang ada perlu diuji dengan teknik
kriteria Measure of Sampling Adequacy Principal Component Analisis (PCA) yaitu
(MSA) ≥ 0,5. dengan melihat jumlah resudial antara
Tahap kedua menentukan jumlah korelasi ang diamati dengan korelasi yang
faktor, Untuk menentukan berapa faktor direproduksi. Dalam penelitian ini, untuk
yang diterima secara empirik dapat mempermudah proses perhitungan dan
dilakukan berdasarkan besarnya untuk mendapatkan hasil perhitungan
eigenvalue setiap faktor yang muncul. yang akurat dalam analisis data, peneliti
Semakin besar eigenvalue setiap faktor, menggunakan bantuan alat hitung berupa
semakin representatif faktor tersebut untuk program SPSS 16.0 for Windows.
mewakili sekelompok variabel. Faktor-
faktor ini yang dipilih adalah faktor yang HASIL DAN PEMBAHASAN
mempunyai eigenvalue sama dengan atau Hasil
lebih dari 1. Jika eigenvalue kurang dari 1, Berdasarkan tujuan dalam penelitian
maka faktor tersebut tidak bisa diterima ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor
untuk mewakili data yang diteliti. yang mempengaruhi keberlanjutan
Tahapan ketiga adalah Rotasi faktor. organisasi nirlaba serta faktor yang paling
Apabila hasil penyederhanaan faktor dominan mempengaruhi keberlanjutan
dalam matrik faktor memperlihatkan organisasi nirlaba (studi pada organisasi
hubungan antara faktor dengan variabel Kakak Asuh Bali). Analisi faktor digunakan
individu, tetapi dalam faktor-faktor tersebut untuk menguji hipotesis dengan
terdapat banyak variabel yang berkorelasi memasukan semua total nilai dari masing-
sehingga sulit diinterpretasikan. Dengan masing faktor terhadap total skor item dari
menggunakan rotasi faktor matrik, matrik masing-masing faktor. Skor dari masing-
faktor ditranspormasikan ke dalam matrik masing faktor yang telah terjabar ke dalam
yang lebih sederhana sehingga mudah item-item terlebih dahulu
untuk diinterpretasikan. Dalam perilaku ini ditransformasikan ke dalam data interval,
digunakan rotasi varimax. Tahap keempat kemudian dilakukan langkah-langkah
ialah dengan Interpretasi faktor dilakukan dalam analisis faktor. Langkah pertama
dengan mengelompokkan variabel yang yang harus dilakukan dalam analisis faktor
mempunyai faktor loading tinggi ke dalam adalah menilai variabel mana saja yang
faktor tersebut. Untuk menginterpretasikan layak untuk dimasukan dalam analisis
hasil penelitian ini, faktor loading minimal selanjutnya. Menggunakan Kaiser-Mayer-
0,5. Variabel yang mempunyai faktor Oilkin (KMO) and Bartlett’s Test of
loading kurang dari 0,5 dikeluarkan dari Sphericity.
model.

Tabel 1
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .546
Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 2.508
Sphericity df 6
Sig. .000

Berdasarkan tabel 4.1 dapat yang digunakan dalam penelitian ini sudah
dijelaskan bahwa hasil analisis faktor cukup memenuhi syarat dalam melakukan
diperoleh nilai KMO sebesar 0,546 yang analisis faktor dan metode analisis faktor
menunjukan bahwa angka KMO memiliki tepat digunakan untuk menganalisis data
nilai yang lebih besar dari 0,50 (0,546 > yang diperoleh.
0,50). Hal ini berarti bahwa jumlah sampel

610
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi
e-ISSN : 2599 – 1426 Volume 11 No. 2 Tahun 2019

Tabel 2
KMO and Bartlett's Test
Faktor Nilai MSA Keterangan
Kemepimpinan 0,546 > 0,50 Dapat digunakan untuk analisis faktor
Komunikasi 0.541 > 0,50 Dapat digunakan untuk analisis faktor
Motivasi 0,546 > 0,50 Dapat digunakan untuk analisis faktor
Koordinasi 0,551 > 0,50 Dapat digunakan untuk analisis faktor
Hasil pengujian Bartlett’s Test of Kepemimpinan (x1) dengan nilai MSA
Sphericity menunjukan hasil yang sebesar 0,546, faktor Komunikasi (x2)
signifikan pada taraf nyata 0,000. Hal ini dengan nilai MSA sebesar 0,541, faktor
berarti matrik korelasi memiliki korelasi Motivasi (x3) dengan nilai MSA sebesar
yang signifikan dengan sejumlah variabel, 0,546, dan faktor Koordinasi (x4) dengan
karena nilai signifikansi lebih kecil dari nilai MSA sebesar 0,551. Dengan
0,05 (0,000 < 0,05). Pada tabel anti-image demikian semua faktor dalam penelitian ini
diketahui bahwa faktor-faktor yang dapat dianalisis secara keseluruhan dan
memiliki nilai MSA > 0,50 adalah faktor dapat dilanjutkan
.

Tabel 3
Total Variance Explained
Extraction Sums of Rotation Sums of Squared
Initial Eigenvalues
Com Squared Loadings Loadings
pone % of
nt % of Cumulative % of Cumula
Total Total Total Varianc Cumulative %
Variance % Variance tive %
e
1 1.214 30.353 30.353 1.214 30.353 30.353 1.111 27.782 27.782
2 1.001 25.027 55.381 1.001 25.027 55.381 1.104 27.599 55.381
3 .899 22.483 77.864
4 .885 22.136 100.000
Extraction Method: Principal
Component Analysis.

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui eigenvalue > 1 adalah faktor


bahwa persentase dari faktor (1) kepemimpinan (x1) dan faktor komunikasi
kepemimpinan memiliki eigenvalue (x2). Total nilai varianced explained dari
sebesar 1,214 dengan nilai varience kedua faktor keseluruhan dapat
sebesar 30,353%, faktor (2) komunikasi menjelaskan sebesar 55,381%. Artinya
memiliki eigenvalue sebesar 1,001 dengan faktor kepemimpinan (x1) dan faktor
nilai variance sebesar 25,027%, faktor (3) komunikasi (x2) dapat menjelaskan
motivasi memiliki eigenvalue sebesar pengaruhnya terhadap keberlanjutan
0,899 dengan nilai variance sebesar organisasi nirlaba sebesar 55,381%. Dari
22,483%, faktor (4) koordinasi memiliki keempat faktor yang ada yaitu
eigenvalue sebesar 0,885 dengan nilai kepemimpinan (x1), komunikasi (x2),
variance sebesar 22,136%. Total variance motivasi (x3), dan koordinasi (x4)
explained menerangkan nilai persen dari terbentuk dua faktor, karena hanya dua
varians yang mampu diterangkan oleh nilai eigenvalue yang lebih besar dari 1.
banyaknya faktor yang terbentuk. Jadi
keempat faktor tersebut mempengaruhi
keberlanjutan organisasi nirlaba (studi
pada organisasi Kakak Asuh Bali)
Berdasarkan tabel 3 dapat
dijelaskan bahwa faktor yang memiliki

611
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi
e-ISSN : 2599 – 1426 Volume 11 No. 2 Tahun 2019

Tabel 4
a
Rotated Component Matrix
Component
1 2
x1 -.109 .801
x2 .803 -.114
x3 .638 .232
x4 -.218 -.629

Berdasarkan tabel 4, bisa terlihat masing memiliki nilai faktor yaitu sebesar
faktor-faktor yang sudah berada dalam 0,801 dan 0,629.
kelompoknya. Nilai faktor loading tertinggi Tahap terakhir dari analisis faktor
atau memiliki nilai loading yang lebih adalah mengetahui apakah model mampu
besar dari 0,50 akan menentukan menjelaskan dengan baik. Perlu diuji
dikelompok mana faktor tersebut berada. dengan teknik Principal Component
Faktor satu terdiri dari faktor komunikasi Analisis (PCA) yaitu dengan melihat
(x2) dan faktor motivasi (x3) dimana jumlah residual antara korelasi yang
masing-masing memiliki nilai faktor yaitu diamati dengan korelasi yang
sebesar 0,803 dan 0,638. Faktor dua direproduksi. Untuk menguji ketepatan
terdiri dari faktor kepemimpinan (x1) dan model dengan menggunakan program
faktor koordinasi (x4), dimana masing- SPSS dari tabel Component
transformation matrix pada tabel 5

.
Tabel 5
Component Transformation Matrix
Component 1 2
1 .719 .695
2 .695 -.719
(sumber: hasil output SPSS)
Berdasarkan tabel 5 terlihat angka-angka Berdasarkan pengujian hipotesis
yang ada pada diagonal antara penelitian, untuk menentukan dimensi
component 1 dengan 1 dan component 2 atau faktor yang paling dominan
dengan 2, menunjukan nilai residual di mempengaruhi keberlanjutan organisasi
atas 0,50 yaitu dengan nilai 0,719 dan nirlaba(studi pada organisasi Kakak Asuh
0,719, maka model dinyatakan layak untuk Bali), digunakan parameter koefisien
digunakan. Hal ini membuktikan bahwa varimax mendekati +1 dan -1. Nilai yang
kedua faktor yang terbentuk sudah tepat mendekati +1 diawali oleh nilai 0,5
untuk menentukan faktor yang terbentuk sedangkan nilai yang mendekati -1 diawali
karena mempunyai korelasi yang tinggi. oleh -0,5. Secara lebih rinci hasil
Dengan demikian faktor 1 dan faktor 2 ringkasan rotasi dari matrik faktor memuat
dapat dikatakan tepat untuk merangkum nilai varimax rotation, dapat dilihat pada
ke-4 faktor independen. berikut ini.

Tabel 6
Total Variance
Varimax Rotation %
Nama faktor
1 2
Kepemimpinan (x1) - 30.353
Komunikasi (x2) 25.027 -

612
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi
e-ISSN : 2599 – 1426 Volume 11 No. 2 Tahun 2019

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui Kepemimpinan dari pemimpin pada


bahwa faktor yang paling dominan organisasi Kakak Asuh Bali tidak selalu
mempengaruhi keberlanjutan organisasi memberikan perintah dari atas saja, tetap
nirlaba (studi pada organisasi nirlaba juga ikut turun kebawah mendengar
Kakak Asuh Bali) adalah faktor masukan langsung dari anggotanya.
kepemimpinan dengan nilai varimax Terbukti pada setiap hari minggu
rotation 30,353%. Artinya kejelasan dari pemimpin Kakak Asuh Bali selalu
faktor kepemimpinan memberikan mengadakan rapat dengan anggotanya
pengaruh sebesar 30,353%, lebih tinggi untuk mendengarkan kendala yang terjadi
dari faktor lainnya. pada setiap kegiatan yang dilakukan
organisasi. Kegiatan yang dilakukan
PEMBAHASAN Kakak Asuh Bali selalu mengacu kepada
Berdasarkan hasil analisis faktor visi dan misi dari organisasi, supaya tidak
dalam penelitian ini ditemukan empat (4) ada anak-anak yang putus sekolah karena
faktor yang mempengaruhi keberlanjutan tidak mampu membayar biaya sekolah.
organisasi nirlaba (studi pada organisasi Penyampaian visi dan misi yang jelas dari
nirlaba Kakak Asuh Bali) yaitu, pemimpin Kakak Asuh Bali memudahkan
kepemimpinan, komunikasi, motivasi, dan anggotanya untuk mengetahui tujuan dari
koordinasi. Hasil analisis ini sejalan organisasi. Pemimpin sekaligus
dengan teori dari Wirjana (2004) yang penanggungjawab Kakak Asuh Bali sudah
menyebutkan ada empat (4) faktor yang melakukan pengabdian untuk membantu
mempengaruhi keberlanjutan organisasi anak-anak supaya tidak putus sekolah
nirlaba. Dari keempat faktor tersebut bahkan sebelum membentuk organisasi
terbentuk 2 kelompok faktor yaitu Kakak Asuh Bali. Sikap yang kuat
kelompok satu (1) terdiri dari faktor terhadap visi dan misi organisasi
komunikasi dan faktor motivasi serta menginspirasi anggotanya untuk
kelompok dua (2) terdiri dari faktor membantu sesama dan lebih
kepemimpinan dan faktor koordinasi. memperhatikan masalah sosial yang ada
Faktor yang paling mempengaruhi di lingkungan. Perbuatan yang sudah
keberlanjutan organisasi nirlaba (studi dilakukan pemimpin Kakak Asuh Bali telah
pada organisasi Kakak Asuh Bali) dari membuat masyarakat juga ikut peduli
keempat faktor tersebut adalah faktor terhadap masalah sosial ini. Terbukti dari
Kepemimpinan. bantuan dana yang diterima dari
Faktor kepemimpinan merupakan masyarakat semakin banyak yang
faktor yang berpengaruh dalam awalnya hanya bersumber dari anggota
keberlanjutan organisasi nirlaba (studi organisasi. Dampak positif yang terus
pada organisasi Kakak Asuh Bali), karena diterima karena sikap yang dilakukan
kepemimpinan dari seorang pemimpin pemimpin Kakak Asuh Bali akan menjamin
akan menentukan tujuan dari organisasi keberlanjutan organisasi.
tersebut. Tujuan organisasi dan cara Kakak Asuh Bali selalu melakukan
mencapai tujuan organisasi yang jelas komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah
akan memberikan dapak positif kepada dan komunikasi horizontal. Adanya
angggota organisasi. Menurut Wirjana, komunikasi ke atas berarti adanya
(2004) seorang pemimpin yang masukan dari anggota terhadap
berperilaku etis, serta menyampaikan visi pemimpin, seperti pada rapat Kakak Asuh
yang kuat tentang masa depan, akan Bali setiap hari minggu selain
mendapatkan respek dan kepercayaan menyampaikan kendala anggota juga
dari anggota organisasi dan masyarakat. menyampaikan kritik dan masukan untuk
Kepercayaan yang tinggi dari anggota keputusan yang akan diambil. Komunikasi
organisai mampu meningkatkan komitmen ke bawah berarti perintah pemimpin yang
anggota untuk memberikan yang terbaik harus dilakukan anggota, hal ini pemimpin
kepada organisasi. Kepercayaan dari Kakak Asuh Bali selalu memerintahkan
masyarakat juga akan sangat membantu atau menugaskan anggotanya dalam
organisasi dalam mewujudkan visinya. setiap kegiatan. Seperti pada HUT Kakak

613
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi
e-ISSN : 2599 – 1426 Volume 11 No. 2 Tahun 2019

Asuh Bali para anggotanya diberikan timbulnya pertentangan antar bagian


tugas masing-masing sesuai dengan dalam organisasi dan menghindari
pembagian tugas yang telah ditentukan terjadinya kekosongan pekerjaan terhadap
pemimpin. Komunikasi antar sesama suatu aktifitas dalam organisasi.
anggota atau yang derajatnya sama Organisasi Kakak Asuh Bali selalu
termasuk komunikasi horizontal. mengkoordinasikan setiap kegiatan antar
Keakraban sesama anggota Kakak Asuh anggota sehingga kesalahpahaman tidak
Bali terjalin karena komunikasi yang baik, terjadi. Koordinasi dalam organisasi Kakak
terlihat pada saat acara formal dan Asuh Bali dilakukan pada saat
informal sehingga penyelesaian tugas perencanaan kegiatan dan pada saat
tiap-tiap kelompok selesai secara pelaksanaan kegiatan. Pembagian tugas
terstruktur. Seperti pendapat Robbins setiap kelompok diberikan secara jelas
(2001)komunikasi dalam organisasi harus seperti ada koordinator acara, koordinator
dari atas ke bawah, bawah ke atas, dan pengalang dana, koordinator tempat,
secara horizontal. Manfaat komunikasi koordinator perlengkapan. Dimana setiap
sebagai fungsi penendalian, pemecahan koordinator bidang harus berkoordinasi
masalah, pengungkapan emosional dan dengan koordinator bidang lain..
penyediaan informasi untuk pengambilan Pembagian tugas ini dibuat supaya dalam
keputusan. pembuatan acara lebih efektif dan efisien
Motivasi yang didapatkan di karena setiap anggota punya tugasnya
lingkungan organisasi maupun dari dalam masing-masing. Seperti pada saat acara
diri membuat anggota Kakak Asuh Bali pembagian sepatu kepada tiga (3) sekolah
tidak ada yang berhenti atau di karangasem. Koordinator acara harus
mengundurkan diri dari organisasi, mengkoordinasikan acara apa saja yang
sehingga jumlahnya tidak berkurang justru akan diadakan dan memberitahu
semakin bertambah setiap tahunnya. perlengkapan apa yang dibutuhkan,
Bertambahnya anggota Kakak Asuh Bali sehingga koordinator perlengkapan bisa
akan memperluas jangkauannya sampai mempersiapkannya. Koordinator acara
ke setiap pelosok desa. Bersumber dari dan koordinator tempat memberi tau
pengalaman relawan Kakak Asuh Bali berapa jumlah siswa di tiga (3) sekolah
medan menuju tempat adik asuh sulit tersebut, supaya koordinator penggalang
dilalui kendaraan dan juga perkembangan dana bisa menyiapkan jumlah sepatu yang
ekonomi di daerah belum berkembang. sesuai. Koordinasi antar koordinator harus
Perjuangan yang ekstra dari relawan dilakukan agar tidak ada kesalahan dalam
untuk memberikan bekal kepada adik penrencanaan dan persiapan suatu acara.
asuh didasari dengan motivasi untuk bisa Terciptanya koordinasi yang efektif harus
membantu sesama. Perlu adanya motivasi didukung dengan kerjasama oleh semua
yang kuat untuk bisa melewati perjuangan anggota. Tanpa koordinasi dan kerjasama
ini. Perjuangan tersebut akan terbayar dalam suatu organisasi maka akan
ketika relawan bertemu dengan keluarga membahayakan keberlangsungan
adik asuh. Melihat senyuman senang dari organisasi tersebut (Wirjana, 2004).
adik asuh menambah motivasi relawan
untuk mewujudkan lebih banyak PENUTUP
senyuman. Motivasi anggota yang tinggi Simpulan
ini harus tetap dijaga, karena menurut Berdasarkan hasil penelitian dan
(Siagian, 2012) dalam kehidupan pembahasan yang telah diuraikan
berorganisasi, termasuk kehidupan sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan,
berkarya dalam organisasi, aspek motivasi Terdapat empat (4) faktor yang
harus mendapat perhatian serius dari para mempengaruhi keberlanjutan organisasi
pemimpin demi menikatkan partisipasi nirlaba (studi pada organisasi Kakak Asuh
anggota supaya mempermudah mencapai Bali) yaitu, faktor kepemimpinan(x1),
tujuan organisasi. faktor komunikasi, faktor motivasi, dan
Menurut Handoko (2003) koordinasi faktor koordinasi. Eigenvalue dari faktor
memberi manfaat yaitu menghindari kepemimpinan sebesar 1,214 dengan nilai

614
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi
e-ISSN : 2599 – 1426 Volume 11 No. 2 Tahun 2019

variance sebesar 30,353%. Faktor DAFTAR PUSTAKA


komunikasi memiliki eigenvalue sebesar Alison M dan Kaye J. (2004).
1,001 dengan nilai variance sebesar Perencanaan Strategi. Jakarta:
20,027%. Faktor motivasi memiliki Yayasan Obor Indonesia.
eigenvalue 0,899 sebesar dengan nilai
Ardana, komang. (2009). Perilaku
variance sebesar 22,483%. Faktor
Keorganisasian. Yogyakarta: Graha
koordinasi memiliki eigenvalue sebesar
Ilmu.
0,885 dengan nilai variance sebesar
22,136%. Gitosudarmo, I. dan N. S. (2000). Perilaku
Faktor yang paling dominan Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE.
mempengaruhi keberlanjutan organisasi Haris, A. (2017). Meningkatkan
nirlaba (studi pada organisasi Kakak Asuh Sustainabilitas Organisasi Nirlaba
Bali) adalah faktor kepemimpinan (x1) dengan Model Manajemen Dual
dengan nilai varimax rotation sebesar %. Core. Jurnal ABDIMAS, Vol. 21 No.
Berarti besarnya pengaruh faktor
kepemimpinan keberlanjutan organisasi Harmuningsih, D. (2017). Identifikasi Gaya
nirlaba (studi pada organisasi Kakak Asuh Kepemimpinan pada Organisasi
Bali) sebesar 30,353%, persentase ini Relawan Penanggulangan Bencana
lebih tinggi dari faktor lainnya yang sudah di Jawa Timur. Jurnal Manajemen Ide
disebutkan Dan Inspirasi, Vol. 4 No.
Saran Hasibuan, M. (2004). Manajemen Sumber
Dalam penelitian ini terdapat tiga (3) Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
saran yang bisa diberikan, pertama
kepada organisasi Kakak Asuh Bali Dari Lee, A. (2008). Staff Management.
penelitian ini, organisasi dapat mengetahui Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Mandiri, P. N. (2012). Manajemen
keberlanjutan organisasi nirlaba, sehingga Organisasi. Jakarta: Departemen
dalam pelaksanaan di lapangan dapat Pekerjaan Umum Direktorat Jendral
diperbaiki atau disempurnakan. Cipta Karya.
Diharapkan organisasi KAB tetap bisa
bertahan dari masalah-masalah yang Mangkunegara, A. P. (2017). Manajemen
dihadapi karena mengingat tujuan sosial Sumberdaya Manusia Perusahaan.
yang dilakukan sangat penting terhadap Bandung: Remaja Rosdakarya.
masyarakat. Diharapkan KAB semakin Nawawi, H. (2003). Manajemen Strategik
aktif dan dapat membuat suatu program Organisasi non Profit Bidang
kerja yang sudah terjadwal baik setiap pemerintahan dengan Ilustrasi di
bulan atau pun setiap tahun. Bidang Pendidikan. Yogyakarta:
Kedua kepada masyarakat, Gadjahmada University press.
Masyarakat diharapkan lebih menaruh
perhatian yang lebih terhadap organisasi Robbins, S. . (2001). Perilaku organisasi:
nirlaba dan juga ikut berpartisipasi sebagai Konsep, kontroversi, dan aplikasi.
relawan ataupun donatur agar semakin Jakarta: PT. Prenhallindo.
berkembangnya organisasi nirlaba. Romli, K. (2014). Komunikasi Organisasi
Terakhit kepada peneliti selanjutnya, Bagi lengkap. Jakarta: Kompas Gramedia.
peneliti selanjutnya yang tertarik mengkaji
aspek yang serupa tentang organisasi Siagian P. Sondang. (2012). Teori
nirlaba diharapkan untuk mengembangkan motivasi dan aplikasinya. Jakarta:
penelitian ini dan mengkaji lebih dalam Rineka Cipta.
lagi mengenai organisasi nirlaba karena Suliyanto. (2005). Analisis Data dalam
penelitian jenis ini masih kurang padahal Alikasi Pemasaran. Bogor: Ghalia
peran organisasi nirlaba terhadap Indonesia.
masyarakat sangat besar.
Sutarto. (2002). Dasar-dasar Organisasi.
Yogyakarta: Gajah mada Universitry

615
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi
e-ISSN : 2599 – 1426 Volume 11 No. 2 Tahun 2019

Press.
Wibowo. (2010). Budaya Organisasi:
Sebuah Kebutuhan untuk
Meningkatkan Kinerja Jangka
Panjang. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Wibowo. (2016). Manajemen Perubahan
Edisi ketiga. Jakarta: Grafindo
Persada.
Winardi. (2004). Motivasi dan
Pemotivasian dalam Manajemen.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wirjana, B. R. (2004). Mencapai
Manajemen Berkualitas: Organisasi,
kinerja, program. Yogyakarta: Andi.
Wursanto. (2005). Dasar-Dasar Ilmu
Organisasi. Yogyakarta: Andi.

616

Anda mungkin juga menyukai