ABSTRACT
Background: Base on Alma Ata Declaration (WHO, 1978), the approach of health development was public
health especially community participation. The objectives this paper is to analysis the role of kader posyandu
in village health development and what effort was needed to increase participation of kader posyandu in
health development
Results: According to the review found many challenges that cause participation of kader posyandu such
level of education, knowledge, training & development, incentives, type of work, the participation of kader
with other organizations and the importance participation management to increase kader involvement in
village health development.
Conclussions: should did effectively kader posyandu capacity building (education, training and development,
incentives) so they have power and practitioner commitment to coaching and consulting and stakeholders
support.
Keywords: Participatif Management, Kader Posyandu, Health Development.
ABSTRAK
Latar belakang: Sesuai dengan deklarasi Alma Ata tahun 1978 salah satu pendekatan dalam pembangunan
kesehatan adalah pendekatan kesehatan masyarakat melalui partisipasi masyarakat. Tujuan makalah ini adalah
untuk mengkaji peran aktif kader posyandu dalam pembangunan kesehatan di desa dan upaya apa yang
diperlukan untuk meningkatkan partisipasi kader
Hasil: berdasarkan hasil telaah ditemukan banyak kendala yang menghambat keaktifan kader posyandu seperti
tingkat pendidikan, pengetahuan, pelatihan pengembangan, incentives dan jenis pekerjaan, keikutsertaan kader
dengan organisasi lain dan pentingnya manajemen partisipasi untuk meningkatakan partisipasi kader posyandu.
Kesimpulan: Sebaiknya dilakukan capacity building yang lebih efektif (pendidikan, pelatihan dan incentive)
terhadap kader posyandu sehingga kader posyandu mempunyai daya (power) dan komitmen para praktisi
untuk melakukan pembinaan dan konsultasi dan dukunagan stakeholders.
Kata Kunci: Manajemen Partisipatif, Kader Posyandu, Pembangunan Kesehatan
PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan mempunyai arah kebijakan yaitu
kesejahteraan masyarakat Indonesia, salah meningkatnya akses masyarakat terhadap
satu agenda pembangunan nasional adalah pelayanan kesehatan masyarakat yang
mengurangi kesenjangan antar wilayah yang ditandai dengan meningkatnya angka
tercermin dari meningkatnya peran harapan hidup, menurunnya angka kematian
pedesaan sebagai basis pertumbuhan bayi dan ibu melahirkan dan meningkatnya
ekonomi dan membaiknya indeks status gizi masyarakat. 1 Sesuai dengan
pembangunan manusia (IPM). deklarasi Alma Ata tahun 1978 salah satu
Pembangunan kesehatan yang merupakan pendekatan dalam pembangunan kesehatan
salah satu program prioritas dalam adalah pendekatan kesehatan masyarakat
mewujudkan agenda pembangunan nasional melalui partisipasi masyarakat. 2
153
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Budi, Manajemen Partisipatif; Sebuah Pendekatan dalam Meningkatkan Peran Serta Kader Posyandu • 154
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Partisipasi
Metode : Kader
1. Level of participation
2. Initiation and Process Pendekatan :
3. Control 1. Manajerial
4. Power & Purpose 2. Humanist
Community Psychology
5. Role of Practicioner
6. Stakeholders and Capital 3. Industrial
Community Relationship
7. Partnership and 4. Antropological
Commitment
8. Ownership of ideas
9. Confidence and Capacity
Gambar 1.
Model Peningkatan partisipasi kader, diadopsi dari berbagai sumber/teori
Budi, Manajemen Partisipatif; Sebuah Pendekatan dalam Meningkatkan Peran Serta Kader Posyandu • 156
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
2. Penelitian Ridlo (2009) menyebutkan bahwa dapat dilakukan kepada orang lain kecuali jika
faktor penghambat dalam pelaksanaan ia mempunyai daya (power) dan
program rencana aksi nasional pencegahan menginginkannya. Hal ini dapat dilakukan
dan penanggunalangan gizi buruk di melalui capacity building dan tindakan sosial
Puskesmas Wilayah Surabaya Barat 2005- untuk mengatasi kondisi sosial, struktural dan
2009 adalah jumlah tenaga petugas ekonomi yang berdampak pada kesehatan.7
pelaksana gizi yang kurang bila dibandingkan Terdapat 10 kunci utama dalam
dengan beban kerja, tingkat motivasi dan meningkatkan partisipasi masyarakat yaitu:16
partisipasi kader Posyandu, kerjasama lintas 1. Tentukan tingkatan partisipasi
sektoral dengan instansi pemerintah dan Dalam pendekatan ini terdapat 5 tingkatan
sektor swasta.11 yaitu :
3. Purwanti (2007) menyebutkan bahwa faktor a. Information
pendukung dalam sistem pencatatan dan Memberitahu apa yang telah kita
pelaporan SKDN di Puskesmas Jomopolo rencanakan. Kendala yang sering
Kabupaten Karanganyar yaitu sudah terjadi dalam upaya meningkatkan
adanya bidan desa, kader yang sudah kader posyandu adalah informasi yang
terlatih.12 kurang jelas mengenain rencana yang
4. Mastuti (2003) menyebutkan bahwa hingga akan dilakukan.
awal tahun 2002 drop out kader di b. Consultation
Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Menawarkan beberapa pilihan dan
Progo masih cukup tinggi yakni sebesar mendengarkan umpan balik. Seperti
36,6%. Terdapat banyak faktor yang hasil penelitian Bangsawan (2001)
berhubungan dengan kelangsungan kader. menyebutkan bahwa pembinaan dan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada pelatihan kader berhubungan dengan
hubungan jenjang pelatihan, proses partisipasi kader. Hal ini menunjukkan
pemilihan menjadi kader dan keikutsertaan bahwa dalam upaya meningkatkan
kader dalam organisasi lain dengan partisipasi kader posyandu perlu adanya
kelangsungan kader.13 konsultasi seperti mendengarkan
5. Banda Martina (1996) menyebutkan bahwa feedback, keluhan dan lain-lain.
keadaan sosial budaya masyarakat yang Beberapa metode dalam konsultasi
menyangkut kehidupan sosial budaya adalah public meeting, focus group
masyarakat yang menyangkut kehidupan discuss, visit to community group,
sosial keluarga, konsep sehat sakit, drama, quizzes, rapid apprasial
kebiasaan makan di Kecamatan Loli dan assesment (Herritage, 2009)
Kecamatan Walakaka mempengaruhi c. Deciding Together
partisipasi masyarakat untuk menimbangkan Menggali ide baru dan pengambilan
balitanya ke posyandu.14 keputusan secara bersama. Kendala
6. Pambudi (2009) menyebutkan bahwa yang sering terjadi adalah kurangnya
pendidikan, penghasilan dan jenis pekerjaan keterlibatan kader posyandu dalam
mempengaruhi partisipasi kader jumantik pengambilan keputusan. Hal ini
dalam pemberantasan DBD.15 disebabkan karena rendahnya
pengetahuan kader sehingga yang
Berdasarkan beberapa hasil penelitian sering timbul adalah adanya persaan
di atas diketahui bahwa masih banyak takut salah dalam pengambilan
ditemukan hambatan yang terkait dengan keputusan.
keaktifan kader posyandu yaitu pengetahuan d. Acting Together
kader, pelatihan dan pembinaan kader, proses Harus ada parnership yang baik antara
pemilihan kader dan keikutsertaan kader dengan provider dengan kader. Penelitian Ridlo
organisasi yang lain. (2009) menyebutkan bahwa faktor
Oleh sebab itu, berdasarkan fakta penghambat dalam pelaksanaan
tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan program rencana aksi nasional
partisipasi kader. Menurut Laverack (2006) pencegahan dan penanggunalangan gizi
dalam Heritage (2009), pemberdayaan tidak buruk di Puskesmas Wilayah Surabaya
Budi, Manajemen Partisipatif; Sebuah Pendekatan dalam Meningkatkan Peran Serta Kader Posyandu • 158
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
1. Surya Darmawan, E. Tinjauan Kebijakan 11. Ridlo, Ilham Akhsanu. Evaluasi
Terkait Pengelolaan Posyandu Sebagai Implementasi Rencana Aksi Nasional
Masukan dalam Perumusan Peran dan Pencegahan Dan Penanggulangan Gizi
Tanggungjawab Departemen Kesehatan Buruk 2005-2009: Studi Kasus Di
Dalam Pengelolaan Posyandu. Puskesmas Wilayah Surabaya Barat
Departemen AKK FKM UI. Depok. 2009. Undergraduate Theses Airlangga
2. Dirjen Binakesmas Depkes RI. Kebijakan University. 2009. Http://
Revitalisasi Posyandu Melalui Www.Garuda.Dikti.Go.Id/Jurnal/Detil/Id/
Pengembangan Desa Siaga. 2 : 1 1 8 9 3 / Q /
Disampaikan pada Temu Kader Menuju Partisipasi%20kader%20posyandu/Offset/
Pemantapan Posyandu. 2009. 15/Limit/15. Diakses Tanggal 15 Desember
3. Undang-Undang RI No 32 Tahun 2004 2011
tentang Pemerintah Daerah 12. Purwanti,Sri. Sistem Pencatatan dan
4. Peraturan Pemerintah No 72 tahun 2005 Pelaporan SKDN di Puskesmas
tentang Desa. Jomopolo Kabupaten Karanganyar. http:/
5. Permendagri No 7 tahun 2007 tentang /www.garuda.dikti.go.id/jurnal/detil/id/
Kader Pemberdayaan Masyarakat 1 8 : 1 7 0 0 / q /
6. Branch, K. Participative Management partisipasi%20kader%20posyandu/offset/
and Employee and Stakeholder 15/limit/15. 2007. diakses tanggal 15
Involvement. 2002. Desember 2011
7. Yohe, S. Moderating Factors In 13. Mastuti,Titik E. Studi Uji Hubungan
Participative Management, Proceedings Beberapa Faktor Kader Yang
of the Academy of Organizational Culture, Berhubungan Dengan Kelangsungan
Communications and Conflict. http:// Kader Posyandu Di Kecamatan
www.sbaer.uca.edu/research/allied/2003/ Panjatan Kabupaten Kulon Progo
organization/new/09.pdf. 2003 di Akses Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
tanggal 12 Maret 2011. Bulan Maret 2003. Undergraduate thesis,
8. Herritage, Z. Community Participation Diponegoro University. 2003.
and Empowerment in Healthy Cities. 14. Banda, Martina Dorkas. Beberapa Faktor
Journal.Health Promotion Yang Berkait Dengan Partisipasi
International.Vol.24 No.S1.Published by Masyarakat Dalam Meningkatkan
Oxford University Press. 2009. Status Gizi Balita Melalui Posyandu Di
9. Anonim. Douglas McGregor’s XY Theory, Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa
managing an X Theory boss, and William Tenggara Timur. Undergraduate Thesis,
Ouchi’s Theory Z. Internet. 2010. Diponegoro University. 1996.
10. Bangsawan, Merah. Faktor-faktor yang 15. Prambudi. Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan keaktifan kader Mempengaruhi Partisipasi Kader
Posyandu di Kecamatan Teluk Betung Jumantik dalam Pemberantasan DBD.
Barat Kota Bandar Lampung.Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2009.
Indonesia. 16. Anonim. Community Participation and
http://garuda.dikti.go.id/jurnal/detil/id/ Empowerment: Putting Theory Into
0 : 1 9 7 1 9 / q / Practice. Housing summary 4. 1994.
keaktifan%20kader%20posyandu/offset/0/ Internet.
limit/15 . 2001. Diakses tanggal 14
Desember 2011