TRANSFORMASI ORGANISASI
1
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
Website konsultasi dokter sekarang banyak ditemukan sejak bisnis start-up menjamur,
sehingga pasien tidak perlu datang ke pelayanan kesehatan jika sekedar menanyakan kondisi
kesehatan.
Satu pendekatan organisasional yang disarankan oleh Senge (1990) adalah Organisasi
Pembelajar (Organization Learning) dalam bukunya yang terkenal berjudul The Fifth
Discipline yang menjelaskan seni dan praktik dalam membangun dan mengelola Organisasi
Pembelajar. Lalu apakah Organisasi Pembelajar itu?
Menurut Senge (1990) Organisasi Pembelajar (OP) adalah organizations where
people continually expand their capacity to create the results they truly desire, where new and
expansive patterns of thinking are nurtured, where collective aspiration is set free, and where
people are continually learning how to learn together. Dari definisi tersebut ada empat ciri-
ciri Organisasi Pembelajar, yaitu:
1. Orang-orang yang terdapat dalam organisasi (karyawan, mahasiswa, anggota, dan
sebagainya) secara terus-menerus mengembangkan kapasitas dan kemampuan
mereka yang bertujuan menghasilkan karya/prestasi sesuai keinginan mereka yang
sebenarnya. Jadi pada era OP, pemimpin mendukung pengikutnya untuk
mengembangkan diri dan berkreasi sesuai minatnya. Paradigma kepemimpinan yang
menghambat kreativitas pengikutnya sudah mulai ditinggalkan. Google merupakan salah
satu contoh perusahaan yang menerapkan ciri-ciri organisasi pembelajar seperti ini,
sehingga tumbuh menjadi perusahaan yang besar dan mendunia.
2. Memelihara pola pemikiran yang baru dan dinamis. Pemimpin pada era OP tidak
mengekang pemikiran yang nyeleneh, justru memeliharanya agar menjadi sesuatu yang
produktif atau berdampak positif. Paradigma kepemimpinan yang mengekang ide-ide baru
tidak akan terjadi pada organisasi pembelajar. Kalau kita buka aplikasi perusahaan ojek
online Gojek maka muncul jenis layanan/jasa yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh
pelanggan atau pesaing perusahaan ini. Awalnya hanya Go-ride dan Go-car, kini ada Go-
box, Go-send, Go-food, Go-massage dan sebagainya. Ada pula layanan Go-med yang
merupakan kolaborasi Gojek dengan 1000 apotek di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya.
Bahkan perusahaan ini berencana bekerjasama dengan kementerian keuangan untuk
melayani jasa pembayaran pajak. Inovasi produk/jasa ini tidak mungkin ada jika organisasi
mengekang kreativitas anggotanya.
3. Memberi kebebasan kepada pengikutnya untuk menyampaikan aspirasi secara
kolektif. Pemimpin pada era OP tidak melarang anggotanya bersama-sama
menyampaikan aspirasi. Justru aspirasi tersebut didengarkan dan dikembangkan ke arah
2
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
yang positif. Organisasi pembelajar dihuni oleh pemimpin yang ingin mendengarkan
pengikutnya, bukan pemimpin yang ingin didengarkan perintahnya. Walikota Kediri
secara berkala pada tahun 2017 mengadakan acara Kopi Tahu sebagai upaya untuk
mendengarkan aspirasi masyarakat. Acara ini diadakan secara berkala dan bergantian di
kantor kelurahan yang ditunjuk. Disamping itu dari kegiatan ini masyarakat dapat
mengetahui program-program yang diberikan oleh walikota seperti pelayanan kesehatan,
layanan psikolog gratis, dan beasiswa.
4. Orang-orang yang terdapat di dalam organisasi secara terus-menerus mempelajari
bagaimana caranya untuk belajar bersama-sama. Pada era OP, anggota organisasi
secara sukarela belajar bersama-sama (tidak individual) untuk mendapatkan pembelajaran
dalam rangka menyelesaikan masalah mereka. Dalam kegiatan penelitian yang penulis
ikuti tentang penggunaan aplikasi BPJS Kesehatan di Puskesmas (disebut aplikasi P-Care)
terdapat salah satu Puskesmas yang secara sadar untuk membentuk tim yang secara
bersama-sama mempelajari aplikasi tersebut, tanpa menunggu sosialisasi atau pelatihan
dari BPJS. Kondisi ini membutuhkan pemimpin yang mampu mengajak dan mendorong
pengikutnya untuk belajar bersama-sama. Berbagai organisasi saat ini cenderung
melakukan pembelajaran secara bersama-sama membentuk wadah yang disebut dengan
Komunitas Pembelajar (learning community).
Terlihat bahwa konsep Organisasi Pembelajar sangat menarik dan mengesankan.
Organisasi Pembelajar lahir untuk menggantikan pendekatan klasik yang disebut dengan
Controlling Organization atau Organisasi Pengawasan yang syarat dengan pengendalian
kepada bawahan. Lalu apakah Organisasi Pembelajar dapat dijalankan? Senge (1990)
menyatakan ada dua alasan kenapa Organisasi Pembelajar sangat mungkin dijalankan, antara
lain:
a. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang senang belajar atau makhluk pembelajar.
Sejak lahir manusia belajar jalan, meraih benda, berbicara, hingga ia bekerja dan telah
lansia tetap melakukan pembelajaran.
b. Pada dasarnya bagi manusia belajar bukanlah kebutuhan, melainkan kecintaan terhadap
obyek yang dipelajari. Kecintaan terhadap pembelajaran menyebabkan manusia memiliki
pengalaman hidup yang dijadikan sebagai masukan untuk pencapaian tujuan. Pengalaman-
pengalaman yang dijalankan oleh orang/kelompok ini sebenarnya adalah organisasi
pembelajar.
3
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
Ketika mendengar teman baik Anda tidak naik kelas, tentu kita membayangkan
kemalangan menimpa teman tersebut. Kegagalan dalam belajar merupakan hal yang selalu
dihindari oleh manusia termasuk oleh organisasi pembelajar. Kegagalan ini disebut juga
Learning Disability. Seperti apakah ciri-ciri organisasi yang gagal dalam pembelajaran? Senge
(1990) tujuh ciri-ciri yang menunjukkan organisasi gagal dalam pembelajaran, yakni:
1. Anggota kelompok hanya memikirkan tugas dan tanggung jawab dirinya sendiri
Menurut Senge (1990) kondisi ini dianalogikan dengan ungkapan i am on my
position. Setiap orang dalam organisasi dituntut untuk dapat menyelesaikan tugasnya
secara mandiri. Namun organisasi tidak mungkin menghindar dari perubahan di luar
dirinya. Sehingga menurut prinsip viablity dalam sistem (Hester & Kevin, 2014), setiap
sistem dan subsistem dalam organisasi harus bergabung dengan sistem dan subsistem lain
untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian organisasi yang gagal menjadi pembelajar anggotanya sebagian
besar anggotanya tidak mau memikirkan tujuan perusahaan yang lebih luas. Misalnya
Seorang manajer pelayanan di RS sering mengalami kesulitan menghadapi petugas
kesehatan yang hanya mementingkan posisinya dirinya saja. Dengan alasan kompetensi,
tidak jarang petugas kesehatan menolak menggantikan sementara petugas kesehatan yang
kebetulan sakit dan tidak hadir. Bahkan beberapa petugas kesehatan tidak mau
mempelajari disiplin dan area kerja di luar dirinya.
4
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
orang lain di luar kelompok. Senge (1990) menganalogikan kondisi ini dengan sebutan
the enemy out there yang merupakan konsekuensi dari sikap i am on my position.
Seringkali anggota kelompok membentuk benteng untuk melindungi dirinya dan
kelompok dari orang luar yang mereka anggap musuh. Paradigma ini menyebabkan
organisasi menjadi sekumpulan orang-orang yang secara eksklusif hanya menerima
masukan dari dalam kelompoknya saja. Orang-orang yang ada di luar kelompok harus
dikalahkan dan mengikuti permainan mereka yang ada dalam kelompok. Banyak
organisasi dan perusahaan yang akhirnya tidak mampu bertahan karena melihat
organisasi/perusahaan lain sebagai musuh bukan sebagai mitra.
6
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
akhirnya tidak sanggup untuk melompat. Katak ini terjebak dalam zona nyaman. Sehingga
Senge (1990) menganalogikan kondisi ini dengan ungkapan the parable of boiled frog.
Saat berkumpul dengan teman dalam organisasi sering terlontar kata-kata
mumpung masih lama, santai saja. Pada akhirnya tidak disadari bahwa waktu berjalan
terus dan kita tidak memiliki waktu untuk mempersiapkan diri. Akhirnya menghadapi satu
peristiwa dengan modal apa adanya. Sebaiknya jangan terlalu lama memelihara zona
nyaman.
Sebelum diterapkan Jaminan Kesehatan Nasional melalui BPJS Kesehatan,
Universal Health Coverage (UHC) atau kondisi yang menunjukkan seluruh rakyat
Indonesia mendapatan pelayanan kesehatan sangat rendah. Kondisi saat itu
menggambarkan pelayanan kesehatan hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki
uang. Berpuluh-puluh tahun penyelenggara pelayanan kesehatan (terutama RS) berada
dalam comfort zone yaitu melayani upaya pengobatan (kuratif) kepada masyarakat yang
memiliki sumberdana, dengan mengesampingkan upaya promotif dan preventif.
Dampaknya derajat kesehatan masyarakat terutama pada rakyat miskin masih rendah.
7
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
hasilnya belum tentu maksimal. Sebuah organisasi yang berisi jajaran manajemen yang
cerdas, berpengalaman, dan ahli di bidangnya sering dianggap sebagai dream team.
Kenyataannya ini adalah mitos yang menyesatkan. Senge (1990) menganalogikan kondisi
ini dengan ungkapan the myth of management team.
Pelayanan kesehatan yang dikelola oleh manajemen yang dianggap canggih (berisi
orang-orang cerdas lulusan universitas ternama, berpengalaman di perusahaan
multinasional) seringkali kandas di tengah jalan. Program kesehatan yang didesain oleh
konsultan berpengalaman di luar negeri sering dianggap akan membawa hasil yang
memuaskan. Budaya mencitrakan tim manajemen sebagai the dream team tidak
mencerminkan organisasi pembelajar, karena kemauan belajar atau mengembangkan diri
pada pengikutnya yang berada di level bawah menjadi rendah.
Menurut Marquardt (2002) organisasi pembelajar memiliki model yang terdiri dari lima
subsistem yaitu learning (pembelajaran), organization (organisasi), people (orang-orang),
technology (teknologi), dan knowledge (pengetahuan/sains). Lihat gambar 1 berikut.
Organization
Knowl Learning
People
edge
Technology
8
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
9
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
10
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
Tidak dapat dihindari bahwa era globalisasi sudah menguasai hidup masyarakat.
Saat ini lebih mudah mendapatkan teman atau kolega dari berbagai belahan dunia berkat
perkembangan teknologi informasi. Organisasi di bidang kesehatan tidak bisa lepas dari
globalisasi yang terjadi di bidang kesehatan. Globalisasi bukan hanya menyangkut
kemudahan tenaga kesehatan asing bekerja di Indonesia, atau namun juga terjadi
perubahan pada pola penyakit.
Akhir Oktober 2017 Indonesia menyelenggarakan Konferensi Kesehatan Global
yang lebih menitikberatkan pada keamanan terhadap serangan emerging infectious disease
untuk mencegah penyebaran penyakit infeksi dari satu belahan dunia ke belahan dunia
lain, dan untuk pertama kalinya pertahanan terhadap penyakit menular melibatkan militer.
Sebuah studi kolaborasi antara WHO, World Bank, dan WMO mengatakan bahwa
perubahan iklim menjadi salah satu masalah kesehatan global, antara lain gelombang
panas (heat wave). Pemasanan global bukan hanya menyebabkan kematian akibat suhu
yang tinggi, namun juga menyebabkan penyebaran penyakit seperti DBD,
Schistosomiasis, polusi udara akibat pembakaran bahan bakar fosil, dan kegagalan panen.
Dengan demikian, globalisasi berkontribusi terhadap adanya kompleksitas dan
kejadian-kejadian yang sulit dikontrol yang hanya dapat diatasi dengan cara berfikir sistem
dalam organisasi pembelajar.
2. Teknologi
Perubahan teknologi yang cepat menyebabkan tempat kerja menjadi lebih virtual
dibanding fisik. Tahun 1990an sudah diramalkan bahwa pada abad 21 akan ada virtual
office yaitu kantor yang dapat dikendalikan dari belahan dunia dengan teknologi internet.
Penulis sendiri saat ini tercatat menjadi konsultan di perusahaan Gerson Lehrman Group
(GLG) yang berpusat di China. Proses rekrutmen dan seleksi terjadi secara virtual melalui
aplikasi atau email, tanpa pernah menginjak gedung kantor GLG.
Teknologi telemedicine juga telah mengubah konsultasi dokter dengan pasien
menjadi virtual. Beberapa rumah sakit dan klinik swasta di Jakarta telah mengaplikasikan
teknologi ini. Beberapa pekerjaan medis saat ini sudah mengandalkan teknologi robotic
untuk akurasi dan kecepatan tindakan. Bukan tidak mungkin, sebagian fungsi tenaga
kesehatan masyarakat dalam pengawasan kondisi kesehatan di berbagai lingkungan akan
digantikan dengan teknologi drone.
Perubahan teknologi meyebabkan pemimpin organisasi bukan hanya dapat
mengelola sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya, akan tetapi harus mampu
mengelola berbagai ilmu pengetahuan secara efisien dalam organisasi pembelajar.
11
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
12
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
Majalah Forbes merilis 10 besar orang kaya di Amerika Serikat yang lima
diantaranya adalah pemilik perusahaan yang mengandalkan inovasi yaitu Bill Gates
(Microsoft), Jeff Bezos (Amazon), Mark Zuckerberg (Facebook), Larry Page (Google),
dan Sergey Brin (Google). Hal ini menunjukkan tarnsformasi bahwa perusahaan besar
telah bergeser dari perusahaan manufaktur yang mengandalkan aset fisik (Toyota, Hewlett
Packard, Exxon, dsb) ke perusahaan start-up yang mengandalkan aset mental seperti
inovasi.
13
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
inovation atau inovasi yang dapat menciptakan pasar (pelanggan) baru. Dengan demikian
perusahaan harus terbuka dengan segala perubahan. Ciri-ciri era disruption adalah
perubahan yang datang begitu cepat dan permasalahan yang semakin kompleks.
Learning organizaton yang baik dikelola oleh pemimpin yang mau menghadapi
perubahan dan ada kemauan untuk bekerja dengan kompleksitas yang tinggi. Hal ini
disebabkan mereka yang mengelola learning organization merupakan orang-orang yang
sadar akan pentingnya informasi dan pembelajaran, sehingga mereka selalu siap dengan
kondisi apapun.
Senge (1990) mempelajari dengan baik proses penemuan pesawat terbang oleh Wright
bersaudara, dan dimulainya pembuatan pesawat secara komersial oleh perusahaan manufaktur
besar, McDonald Douglas. Perusahaan ini menghasilkan pesawat dengan merek dagang DC
dan Boeing. Senge melihat bahwa terciptanya pesawat komersil tersebut diperoleh melalui
disiplin organisasi pembelajar (disciplines of organization learning).
Disiplin organisasi pembelajar pada dasarnya adalah karakter atau ciri-ciri
kepemimpinan yang ada pada sebuah organisasi pembelajar. Karakteristik organisasi
pembelajar menurut Senge (1990) ada lima yaitu: 1) Personal mastery; 2) Mental models; 3)
Building shared vision; 4) Team learning, dan 5) Systems thinking. Dengan demikian karakter
kepemimpinan pada organisasi pembelajar adalah:
1. Menguasai personal/pribadi (Personal mastery)
Organisasi pembelajar dapat berjalan jika dipimpin oleh pemimpin yang
menguasai diri atau yang mampu mengontrol dirinya sendiri untuk berbuat baik.
Seseorang yang mampu menguasai diri umumnya paham akan kekuatan dan kelemahan
dirinya, sehingga mampu menangkap peluang serta menahan ancaman yang datang kepada
dirinya. Pengusaan diri memerlukan satu kemampuan yang disebut dengan kecerdasan
emosional.
2. Model mental yang baik (mental models)
Model mental menggambarkan asumsi-asumsi dan pengalaman tentang diri kita
sendiri, orang lain, institusi, lingkungan dan setiap hal dalam dunia yang dibawa ke dalam
otak/benak seseorang. Bila model mental pemimpin terhadap organisasi dan pengikutnya
baik, maka organisasi dan orang-orang yang dipimpinnya akan baik.
3. Membangun visi yang disampaikan kepada dan dipahami oleh anggota (shared vision)
14
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
KESIMPULAN
15
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
Dalam membangun Organisasi Pembelajar dapat digunakan model yang diusulkan oleh
Marquardt (2002) yang terdiri dari: 1) Learning; 2) Organization; 3) People; 4) Knowledge;
dan 5) Technology.
Organisasi Pembelajar timbul karena faktor-faktor penyebab sebagai berikut: a)
Globalisasi: b) Teknologi; c) Perubahan dunia kerja; d) Pengaruh pelanggan; e) Iptek dan
pembelajaran sebagai asent perusahaan; f) Peran dan harapan pekerja; g) Keragaman dan
mobilitas di tempat kerja; dan h) Peningkatan dan kompleksitas masalah yang makin cepat
(Senge, 1990).
Organisasi Pembelajar membutuhkan karakteristik kepemimpinan yang sesuai dengan
ciri-ciri organisasi ini. Menurut Senge (1990) karakteristik tersebut antara lain : 1) Personal
mastery; 2) Mental models; 3) Shared vision; 4) Team learning; dan 5) Systems thinking.
LATIHAN
1. Identifikasi sebuah organisasi yang ada di sekitar Anda (misal: kampus, perusahaan,
organisasi kemahasiswaan) apakah telah sesuai dengan paradigma organisasi saat ini,
seperti yang dirumuskan oleh Marquardt (2002).
Nama Organisasi: .................................................................................
Dimensi Keterangan
Tugas utama/penting
Hubungan kerja
Level organisasi
Struktur organisasi
Batas-batas organisasi
Motivasi kompetisi
Gaya manajemen
Budaya
Orang-orang
Fokus strategi
2. Isilah dengan Benar pada pernyataan di bawah ini jika sesuai dengan ciri-ciri Organisasi
Pembelajar, dan Salah jika tidak sesuai dengan ciri-ciri Organisasi Pembelajar
a. Karyawan sebuah Puskesmas selalu aktif mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Setempat (................)
b. Kepala Dinas Kesehatan kota A selalu menolak usulan yang diberikan oleh
bawahannya (.................)
16
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
c. Dalam rapat rutin bulanan, manajer SDM sebuah RS selalu meminta pada Supervisor
menyampaikan permasalahan yang dihadapi (............)
d. Staff bagian keuangan di sebuah klinik berpendapat bahwa untuk mempelajari
program/aplikasi akuntansi yang baru harus diberikan oleh instruktur handal (...........)
3. Cocokkan pernyataan di kolom kiri tabel dengan pernyataan di kolom kanan tabel yang
sesuai
Tim K3 perusahaan yakin akan tercapai
zero accident pada tahun ini karena
Im on my position
dipimpin oleh manajer K3 yang pintar dan
berpengalaman
Seorang pegawai Puskesmas pemegang
program Pencegahaan Penyakit Menular
tidak pernah memonitor kondisi The enemy out there
lingkungan karena angka kesakitan diare
menurun
Apotik ABC mengadopsi pemakaian
sistem informasi apotik mengikuti apotik
The ilussion taking charge
pesaing yang ada didekatnya tanpa
memperhitungkan kemampuannya
Karyawan bagian pelayanan rawat jalan
tidak mau peduli dengan pasien yang The fixation of event
menggunakan pelayanan rawat inap
Pimpinan bagian keselamatan kerja di RS
selalu mencari-cari siapa yang salah jika
The parable of boiled frog
ada kecelakaan kerja, tanpa mau
menginvestigasi penyebabnya
Karyawan bagian lab. klinik menyalahkan
bagian Customer Service jika ada
The delussion of learning from experience
komplain hasil pemeriksaan yang lama,
yang disebabkan oleh mesin yang rusak
Seorang petugas kurir tanpa diperintah
langsung mengantar barang ke rumah
The myth of management team
pelanggan yang dekat, karena takut
mendapat tugas mengantar yang jauh
DAFTAR ISTILAH
Acquition Action Learning
Adaptive Learning Anticipatory Learning
Application and Validation Creation
Controlling Organization Fifth Disciplines
Group Learning Individual Learning
Learning Community Learning Disability
Learning Organization Mental Models
Organisasi Pembelajar Organisasi Pengawasan
17
Kepemimpinan pada Organisasi Pembelajar| Ade Heryana, SST, MKM
KEPUSTAKAAN
Bass, Bernard M. 2000. The Future Leadership of Learning Organizations dalam The Journal
of Leadership Studies Vol.7 No.3
Marquardt, Michael J. 2002. The Learning Organization: Mastering the 5 Elements for
Corporate Learning. Palo Alto: Davies-Black Publishing
Senge, Peter M. 1990. The Fifth Discipline: The Art and Practice of The Learning
Organization, New York: Currency Doubleday
18