Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan
pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik (Permenkes RI No. 9 Tahun
2014). Proses yang berjalan dalam klinik tidak hanya pemeriksaan kondisi
tubuh pasien, tetapi juga Adminisitrasi klinik yang berguna untuk mendata
segala bentuk kegiatan sesuai dengan proses bisnis yang berjalan
( Apriliyani, 2018).
Sejak tahun 2014 sering terdengar kabar bermunculannya layanan
Kesehatan swasta baru (Riskesdas, 2016). Banyak pelayanan kesehatan
swasta (terutama klinik dan laboratorium klinik) ditutup karena tidak
mampu bersaing dalam industri ini. Hal yang umum terjadi adalah ketidak
mampuan manajemen mengelola organisasi pelayanan kesehatan menjadi
organisasi yang profit. Salah satu upaya yang paling penting dilaksanakan
adalah penerapan rencana strategis manajemen dalam berbagai aspek
(Sullivan, 2017).
Perencanaan strategis merupakan proses yang dilakukan suatu
organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil
keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya melalui berbagai teknik
analisis, salah satunya adalah dengan menggunakan analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats). Dengan melakukan
hal tersebut, manajemen dapat mengetahui kondisi internal perusahaan
secara menyeluruh dan posisi perusahaan dalam lingkungan eksternal pada
saat ini. Hal tersebut selanjutnya dijadikan dasar untuk perencanaan dan
penetapan strategi yang digunakan organisasi dalam mencapai tujuan
kinerja perusahaan dalam jangka Panjang (Hunger & Wheelen dalam
Agung J, 2010).

1
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana
perencanaan strategis dalam mendirikan sebuah klinik pelayanan
kesehatan,khususnya di klinik dokter gigi. Selain untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat melalui pelayanan kesehatan, perencanaan strategis
klinik ini pasti juga memiliki keuntungan dari segi bisnis.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi beserta jenis pada klinik?
2. Apa saja analisis perancangan system klinik?
3. Bagaimana syarat pembangunan klinik?
4. Apa saja syarat izin operasional klinik?
5. Bagaimana manajemen operasional klinik umum beserta klinik
berbasis islami?

1.3. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi dan jenis-
jenis klinik.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan analisis perancangan
system klinik
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan syarat pembanguan
klinik.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan syarat izin
operasional klinik.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan manajemen
operasional klinik secara umum dan islami.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Skenario 1

GULUNG TIKAR

Klinik mawar adalah sebuah klinik utama dengan bangunan yang megah
dan terletak di jalan protocol. Klinik yang sudah berdiri selama lima tahun
tersebut akhirnya tutup. Pemilik klinik memutuskan untuk tidak memperpanjang
ijin operasional klinik, karena untuk memenuhi persyaratan sebuah klinik yang
benar, dibutuhkan renovasi yang cukup banyak. Sementara pendapatan klinik
belum dapat menutupi biaya tersebut. Sejak awal berdiri klinik tersebut memang
tidak terlalu ramai dikunjungi dibandingkan dengan klinik melati, klnik lain yang
letaknya dijalan yang lebih kecil.

Pemilik klinik mawar nampaknya tidak dapat memanfaatkan kekuatan


yang dimilikinya dan mengambil peluang yang ada. Berbeda dengan klinik melati
yang justru dengan kekurangnan yang dimiliki, dapat memenangkan persaingan
pasar yang sebenarnya merupakan ancaman. Klinik melati memiliki keluatan yang
dimanfaatkan dengan baik. Salah satunya adalah dengan menerapkan prinsip-
prinsip islami. Sesuai dengan latar belakang masyarakat sekitar yang merupakan
muslim. Setiap hari jumat pemilik klinik menggratiskan pasien yang ingi
membersihkan karangan gigi.

2.1. KLASIFIKASI ISTILAH


1. Klinik merupakan suatu fasilitas kesehatan public kecil untuk memberikan
perawatan pada pasien biasanya klinik hanya mengobatkan kasus ringan
sedangkan kasus parah kerujuk ke rumah sakit

3
2. Izin operasional merupakan suatu izin yang dikeluarkan oleh suatu instansi
atau pemerintah diwilayah tersebut kepada badan pelayanan kesehatan
untuk melakukan pelayanan kesehatan baik umum maupun khusus.

2.2. PENETAPAN MASALAH


1. Apa syarat-syarat klinik dapat berdiri dan bertahan dalam jangka waktu
yang lama?
2. Aspek apa saja yang harus diperhatikan ketika membangun klinik dokter
gigi?
3. Apa saja syarat untuk memperpanjang izin operasional klinik?
4. kekuatan Apa yang klinik tidak dimanfaatkan oleh klinik mawar atau
diskenario?
5. Apakah ada jenis klinik selain klinik utama jika ada apa perbedaannya?
6. Apa perencanaan yang harus dilakukan untuk membuka praktek mandiri?
7. “Mengratiskan membersihkan karang gigi setiap hari jumat “Apakah
Tindakan klinik melati diperbolehkn ataukah melanggar?
8. Bagaimana manajemen dalam suatu klinik ?

2.3. CURAH PENDAPAT


1. Apa syarat-syarat klinik dapat berdiri dan bertahan dalam jangka waktu
yang lama?
Jawaban: Lokasinya harus memenuhi ketentuan sesuatu peraturan undang-
undang dasar,bangunan tidak boleh digabung oleh tempat tinggal,
peralatannya harus lengkap sesuai dengan ketentuan syarat- syarat klinik,
miliki kefarmasian, dan memiliki ruang inap minimal 5.
2. Aspek apa saja yang harus diperhatikan ketika membangun klinik dokter
gigi?
Jawaban: : sasaran masyarakat yang tertuju, lokasinya mengikutin sasaran
masyarakatnya, kualitas rungan harus yg nyaman, kualitas dental unit
,SDM menunjang, sumber modal harus dipertimbangkan, menetapkan

4
perencanaannya seperti tujuannya apa, perencanaan yang dicapai harus
rasional, harus patuh pada manajemen waktu dan fasilitas yg harus
dilengkapi seperti fasilitas dalam bidang keamanan misalnya alat- alat
pemadam kebakaran,alat keamanan listrik, system pencahayaan. Alat-alat
service seperti WIFI.
3. Apa saja syarat untuk memperpanjang izin operasional klinik?
Jawaban: Harus diajukan permohonanan 3bulan sebelum habis
kontraknya, pada pemerintahan daerah harus memberikan alasan
penolakan atau penerimaannya.
4. kekuatan Apa yang klinik tidak dimanfaatkan oleh klinik mawar atau
diskenario?
Jawaban: Tidak memanfaatkan bangunan yang megah dan terletak pada
jalan protocol, tidak menfaatkan letak geografi kliniknya, promosi
pelayanan kesehatannya kurang itu semua karna klinik mawar kurangnya
perencanaan manejemen operasional klinik tersebut.
5. Apakah ada jenis klinik selain klinik utama jika ada apa perbedaannya?
Jawaban: Ada, klinik ada 4 golongan: klinik pratama rawat jalan dan inap
yaitu pelayanan dasar dan khusus. Klinik utama rawat jalan dan klinik
utama inap: secara spesifik atau spesialistik.
6. Apa perencanaan yang harus dilakukan untuk membuka praktek mandiri?
Jawaban: 5 langkahnya yaitu tujuan, penetapan identifikasinya, penetapan
premis-premis, mencari dan menyelidiki tindakan yang akan dilakukan,
menetapkan kualitas kliniknya.
7. “Mengratiskan membersihkan karang gigi setiap hari jumat “Apakah
Tindakan klinik melati diperbolehkn ataukah melanggar?
Jawaban: Menurut agung selama tidak iklan yg mengandung komersil
boleh -boleh saja.
8. Bagaimana manajemen dalam suatu klinik ?
Jawaban: Manajemen klinik terdiri 4 yaitu POAC

5
2.4. ANALISIS MASALAH

KLINIK

PERENCANAAN IZIN
PEMBANGUNAN OPERASIONAL
KLINIK

MANAJEMEN
KLINIK

ANALISIS
SISTEM
PERANCANGAN
KLINIK

2.5. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi dan jenis-jenis
klinik.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan analisis perancangan
system klinik
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan syarat pembanguan
klinik.

6
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan syarat izin operasional
klinik.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan manajemen operasional
klinik secara umum dan islami.

2.6. BELAJAR MANDIRI


Dalam step ini kami melakukan belajar mandiri, yaitu dengan mencari
berbagai literature yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran baik dari
internet, buku, maupun dari pakarnya langsung.
2.7. HASIL BELAJAR MANDIRI DAN MEMBAHAS TUJUAN
MEMBELAJAR
2.7.1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi dan
jenis-jenis klinik.
a Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan medis dasar dan
atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis.
b Jenis Klinik
1) Pratama Klinik pratama merupakan klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar yang dilayani oleh
dokter umum dan dipimpin oleh seorang dokter umum.
Berdasarkan perijinannya klinik ini dapat dimiliki oleh badan
usaha ataupun perorangan.
2) Klinik Utama Klinik utama merupakan klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau
pelayanan medik dasar dan spesialistik. Spesialistik berarti
mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis
penyakit tertentu. Klinik ini dipimpin seorang dokter spesialis

7
ataupun dokter gigi spesialis. Berdasarkan perijinannya klinik
ini hanya dapat dimiliki oleh badan usaha berupa CV, ataupun
PT.
c Perbedaan antara klinik pratama dan klinik utama adalah
1) Pelayanan medis pada klinik pratama hanya pelayanan medis
dasar, sementara pada klinik utama mencangkup pelayanan
medis dasar dan spesialis.
2) Pimpinan klinik pratama adalah dokter atau dokter gigi,
sementara pada klinik utama pimpinannya adalah dokter
spesialis atau dokter gigi spesialis.
3) Layanan di dalam klinik utama mencangkup layanan rawat
inap, sementara pada klinik pratama layanan rawat inap hanya
boleh dalam hal klinik berbentuk badan usaha.
4) Tenaga medis dalam klinik pratama adalah minimal dua orang
dokter atau dokter gigi, sementara dalam klinik utama
diperlukan satu orang spesialis untuk masing-masing jenis
pelayanan.
2.7.2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan analisis
perancangan system klinik.
Analisis SWOT merupakan teknik analisa yang membantu menentukan
cara terbaik bagi perusahaan untuk mencapai tujuan, baik dalam hal
servis, produk maupun pemasaran. Pelaksanaan analisa SWOT akan
membantu sebuah perusahaan dalam menentukan segmen pasar yang
menawarkan peluang terbaik untuk mencapai kesuksesan sehingga
perusahaan dapat mencapai profit yang diharapkan dari produk yang
telah dihasilkan.
a Kekuatan (Strength) Merupakan faktor internal yang bersifat positif
dan mendukung untuk mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.
Strength memberikan keunggulan bagi suatu perusahaan
dibandingkan kompetitornya. Strength mencakup kekayaan

8
perusahaan, aset, reputasi, klient yang loyal, karyawan yang ahli
dan aspek-aspek yang berharga lainnya dalam sebuah perusahaan.
b Kelemahan (Weakness) Merupakan faktor internal yang menjadi
titik kekurangan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Dengan adanya weakness maka perusahaan dapat mendefinisikan
kelemahan apa saja yang dimiliki sehingga menyebabkan sebuah
perusahaan kalah saing dengan kompetitor. Weakness juga dapat
menentukan servis maupun performa dari perusahaan apa saja yang
kurang disukai oleh klien.
c Peluang (Opportunity) Merupakan faktor eksternal yang
berpengaruh untuk meningkatkan kemungkinan sebuah perusahaan
dalam mencapai tujuan. Opportunity dapat mempengaruhi
keberlangsungan sebuah perusahaan di masa mendatang.
Opportunity berasal dari perubahan pasar, perubahan pola hidup
komsumen, perkembangan teknologi, berbagai macam metode
produksi yang baru, dan lain sebagainya.
d Ancaman (Threat) Merupakan faktor eksternal yang bersifat negatif
dan dapat menambah resiko sebuah perusahaan dalam mencapai
fungsi dan tujuannya. Resiko tersebut merupakan ancaman yang
berasal dari faktor eksternal dan berada di luar kontrol suatu
perusahaan. Walaupun Threat merupakan faktor eksternal,
perusahaan harus tetap mempertimbangkan untuk membuat
rencana antisipasi apabila hal yang buruk terjadi. Semakin proaktif
sebuah perusahaan dalam mengidentifikasi ancaman terhadap
perusahaan, maka akan semakin baik bagi keberlangsungan
perusahaan dimasa mendatang.
2.7.3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan syarat
pembangunan klinik.
Berdasarkan Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 dijelaskan bahwa
bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
a Ruang pendaftaran/ruang tunggu.

9
b Ruang konsultasi
c Ruang administrasi
d Ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang
melaksanakanpelayanan farmasi
e Ruang tindakan
f Ruang/pojok ASI
g Kamar mandi/WC
h Ruangan lainnya sesuai keburuhan pelayanan

Untuk klinik yang memberikan pelayanan rawat inap memiliki


persyaratan tambahan untuk kliniknya selain beberapa di atas yaitu

a Ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan (jumlah tempat


tidurpasien pada klinik rawat inap paling sedikit 5 (lima) buah
dan palingbanyak 10 (sepuluh buah ).
b Ruang farmasi
c Ruang laboratorium
d Ruang dapur.

Selanjutnya mengenai prasarana yang perlu ada di klinik yangmeliputi

a Instalasi sanitasi
b Instalasi listrik
c Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
d Ambulans, khusus untuk klinik yang menyelenggarakan rawat
inap.
e Sistem gas medis.
f Sistem tata udara.
g Sistem pencahayaan.
h Prasarana lainnya sesuai kebutuhan.

2.7.4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan syarat izin


operasional klinik.

10
a PERSYARATAN UMUM
1) Surat Permohonan
2) Fotokopi IMB
3) Fotokopi IG/HO
4) Fotokopi Akte Notaris Pendirian Institusi berbadan usaha.
(untuk Klinik Utama)
5) Surat Pernyataan Kesanggupan membina 2 (dua) posyandu
dan 1 (satu) sekolah UKS (SD/MI) yang diketahui oleh
Kepala Puskesmas setempat
6) Surat Kontrak bagi yang menyewa bangunan (minimal 5
Tahun)
7) Daftar saranan alat-alat kedokteran dan sarana obat-obatan
yang digunakan.
8) Profil Klinik yang akan didirikan meliputi Struktur
Organisasi Kepengurusan,Tenaga Ketenagaan, Sarana
Prasarana dan Peralatan serta Pelayanan yang diberikan
9) Denah ruangan dan denah lingkungan yang
menggambarkan lokasi Klinik terhadap sarana kesehatan
terdekat.
10) Penanggungjawab dan Pelaksana Harian Klinik
melengkapi: - Fotokopi KTP yang masih berlaku - Surat
pernyataan kesanggupan sebagai penanggungjawab institusi
atau pelaksana harian. - Surat pernyataan tidak keberatan
dari atasan langsung tempat bekerja - Fotokopi Surat
Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari POLRI bagi
pegawai swasta (pelaksana harian). - Fotokopi SIP Dokter,
SIK Bidan/Perawat/Tenaga Kesehatan lain yang masih
berlaku.
11) Fotokopi rekomendasi Dokumen Lingkungan
(UKL/UPL,SPPL);

11
12) Surat kerjasama pengelolaan limbah medis dengan institusi
yang telah mendapat izin dari Menteri Lingkungan Hidup
(kecuali Izin Balai Konsultasi Gizi).
b PERSYARATAN KHUSUS KLINIK UTAMA
1) Dokter Penanggung jawab dokter spesialis/dokter gigi
spesialis
2) Tenaga Keperawatan/Tenaga Kesehatan
3) Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
4) Ahli Gizi (bagi yang menyelenggarakan rawat inap)
5) Tenaga Administrasi/tenaga lain
6) Ada ruang untuk Rawat Inap minimal 5 TT (bagi yang
menyelenggarakan rawat inap)
c. PERSYARATAN KHUSUS KLINIK PRATAMA
1) Dokter Penanggung jawab dokter umum/dokter gigi
2) Tenaga Teknis Kefarmasian
3) Tenaga Administrasi/tenaga lain
2.7.5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan manajemen
persiapan operasional klinik secara umum dan islami
A. Manajemen bisnis dan marketing
Dalam membentuk klinik pribadi ini di atur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun2014 tentang
Klinik. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untukmembangun
sebuah klinik yang di sini diklasifikasikan menjadi beberapa fase yaitu:
1. Fase Persiapan (Preparation Phase)
Dalam fase ini perlu ditentukan bentuk market produk/klinik yang
akandibuat, bisa dalam bentuk Klinik Pratama atau Klinik Utama.
KlinikPratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik
dasar,sedangkan Klinik Utama adalah klinik yang
menyelenggarakanpelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik
dasar danspesialistik. Pada tahap persiapan ini kita perlu melakukan
survei padasegementasi marketnya dan kompetitor serta providers lain

12
yang sudahada. Dengan melakukan survei kita bisa melihat bagaimana
kondisi dankeberadaan klinik lainnya sehingga klinik yang akan dibuat
nantinya bisadisesuaikan agar bisa lebih baik dari yang lain.
2. Persiapan Lokasi, Fasilitas dan Infrastruktur
Dalam menentukan lokasi klinik yang perlu dipertimbangkan adalah
kemudahan bagi customer dan client untuk mengakses klinik kita.
Bangunan yang bagus dan bersih juga akan memberikan kesan yang
baik bagi customer klinik. Bangunan klinik harus bersifat permanen dan
tidak bergabung fisik bangunannya dengan tempat tinggal perorangan.
Designinterior yang menarik serta lingkungan yang aman dan nyaman
bagipasien, staf serta pengunjung klinik. Bangunan klinik juga harus
memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan
dalampemberian pelayanan serta perlindungan keselamatan dan
kesehatanbagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan
orang lanjut usia.
3. Sumber Daya Manusia (Human Resources)
Setelah melewati fase perencanaan dan persiapan lokasi, fasilitas
daninsfrastruktur, selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah
mengenaisumber daya manusia (SDM) yang nantinya akan
menjalankan kegiatandi klinik yang kita buat. Yang perlu diketahui
adalah bahwa “penanggungjawab teknik klinik harus seorang
tenaga medis yang memiliki Surat IzinPraktik (SIP) dan tenaga
medis hanya dapat menjadi penanggung jawabteknis pada 1 (satu)
klinik”. Tenaga medis pada Klinik Pratama yangmemberikan
pelayanan kedokteran paling sedikit terdiri dari 2 orangdokter
dan/atau dokter gigi sebagai pemberi pelayanan. Tenaga Medispada
Klinik Utama yang memberikan pelayanan kedokteran
palingsedikit terdiri dari 1 dokter spesialis dan 1 dokter sebagai
pemberipelayanan.Yang perlu diingat juga di sini bahwa setiap
tenaga medis yangberpraktik di klinik harus mempunyai Surat
Tanda Registrasi (STR) danSurat Izin Praktik (SIP) sesuai

13
ketentuan peraturan perundang-undangan. “Setiap tenaga kesehatan
yang bekerja di klinik harus bekerjasesauai dengan standar profesi,
standar prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi,
menghormati hak pasien, serta mengutamakankepentingan dan
keselamatan pasien”.Untuk Klinik 24 jam harus menyediakan
dokter serta tenagakesehatan lain sesuai kebutuhan pelayanan dan
setiap saat berada ditempat.
4. Kefarmasian
Klinik rawat jalan tidak wajib melakasanakan pelayanan farmasi
dan bilaklinik tersebut menyelenggarakan pelayanan kefarmasian
maka wajibmemiliki apoteker yang memiliki Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA)sebagai penanggung jawab atau pendamping.
Untuk klinik rawat inapwajib memiliki instalasi farmasi yang
diselenggarakan apoteker.
5. Perizinan
Setiap penyelenggaraan Klinik wajib memiliki izin mendirikan dan
izin operasional yang diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota
6. Penyelenggaraan
Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifatpromotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
7. Menentukan Pembiayaan (Determine the Cost )
Yang perlu diperhatikan adalah investment cost yang meliputi
capital(modal), break event poin dandepreciation period .Break
event point /titikimpas adalah sebuah titik dimana biaya atau
pengeluaran danpendapatan adalah seimbang sehingga tidak
terdapat kerugian ataukeuntungan. Pengeluaran operasional baik
pengeluaran langsungataupun tidak langsung. Biaya maintenance
yang meliputi logistik,kebersihan, pelayanan dan keamanan. Biaya
pengembangan profesionalseperti untuk pengadaan seminar,
konferensi, pelatihan. Dan perludiperhatikan juga bila ada biaya tak

14
terduga yang mungkin munculdalam penyelenggaraan klinik.
Selain itu dalam penyelenggaraan klinikkita perlu menentukan
target profit sehingga klinik akan tetap berjalandengan baik dan
memberikan manfaat bagi berbagai pihak terkait.
8. Promosi
Promosi ini penting dan merupakan hak klinik untuk
mempromosikanpelayanan kesehatan yang ada di klinik sesuai
peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanaan promosi kita
perlu menenjukan tujuanutama (goals), target market dan waktu
pelaksanaannya. Dalam promosi ini kita bisa memberikan ide
berdasaran pelayanan, produk, karaktermarket dan biaya produk
selain itu promosi juga bisa dijadikan metodesebagai tolak ukur
prestasi.
B. Manajemen Finansial dan Operasional
Dalam manajemen finansial penyelenggaraan klinik perlu
diperhatikan pengenai budget planning atau perencanaan budget yang
terdiri dari planingof income planning of expenses dan planning of
interest. Dalam menentukanbudget planning tersebut perlu di dasarkan
pada laporan finansial tahun sebelumnya dan index performen/Key
Performance Index (KPI) KPI adalahsebuah rencana dalam bentuk
target dan indikator dari finansial danparameter operasional. KPI
ditentukan oleh beberapa hal, yaitu:
1. Laporan sebelumnya
2. Visi dan misi, tujuan dan objektif
3. Perluasan market
4. MOU user
5. Investmen dan development

Manajemen Transaksi keuangan secara islami memang menerapkan akad


syariah, mengikuti ketentuan akad yang ada di dalam fatwa

15
1. Cara pembayaran upah yang dilakukan oleh rumah sakit/klinik kepada
semua pegawainya dengan menggunakan akad ijarah, yang mana Rumah
Sakit /klnik ini bertindak sebagai pengguna jasa dari karyawannya dan
karyawan disini bertindak sebagai pemberi jasa yang dibutuhkan oleh
rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada pasien.

2. Penggunan akad ijarah yang digunakan oleh pasien untuk melakukan


pengupahan atau pembayaran atas pengguna jasa layanan kesehatan yang
diberikan oleh Rumah Sakit/ Klinik sebagai pemberi jasa untuk
pengobatan dan perawatan pasien.

3. Penggunaan akad ijarah, ijarah muntahiyah bi al-tamlik, bai’, mudharabah


dan musyarakah mutanaqishah yang dilakukan oleh rumah sakit/ klinik
kepada semua langganan pemasok alat kesehatan dan alat laboratorium.

4. Penggunaan akad bai’ wakalah bi al-ujrah yang dilakukan oleh Rumah


Sakit/ Klinikdalam transaksinya dengan pemasok obat, dan yang kelima
penggunaan akad musyarakah yang dilakukan oleh Rumah Sakit/ Klinik
pada sejumlah lembaga yaitu asuransi, lembaga keuangan, pendidikan,
sosial lembaga kesehatan lainnya

Manajemen dalam pemberian pelayanan di Rumah Sakit/ Klinik Islami


adalah sebagai berikut
1. Rumah sakit/ Klinik wajib mengedepankan aspek keadilan, dan kewajaran
dalam membuat perhitungan biaya yang akan dibebankan pada pasien.
Rumah Sakit/ Klinik sudah melakukan antisipasi terhadap perhitungan
biaya pengobatan pasien, supaya tidak terjadi kesalahan dalam
perhitungannya, yang apabila itu terjadi akan menyebabkan kerugian bagi
pihak pasien dan rumah sakit juga melanggar prinsip syariah.
2. Rumah sakit/ Klinik wajib memberikan pelayanan dan konsultasi spritual
keagamaan yang sesuai kebutuhan untuk kesembuhan pasien. Staf atau
karyawan rumah sakit memberikan pelayan spritual dengan cara
melakukan pendampingan ketika ada pasien yang dalam kondisi koma

16
atau tidak sadarkan diri untuk dibimbing dalam melakukan sholat dengan
cara membisikan, tidak hanya untuk pasien yang sedang koma namun
pasien yang dalam keadaan yang penyakitnya cukup serius seperti kanker
stadium lanjut, HIV, HD juga dilakukan pendampingan yang mana
pendampingan ini diharapkan dapat membantu kesembuhan pasien
melalui bacaan-bacaan doa.
3. Rumah sakit, pasien dan penanggung jawab pasien wajib mewujudkan
akhlak karimah. Untuk mewujudkan akhlak yang karimah rumah sakit
melakukan pelayanan dalam pemberian pendidikan bagi psien dan
keluarga yaitu Rumah sakit Muhammadiyah memberikan edukasi atau
pendidikan pada keluarga pasien terkait proses penyembuhan pasien
dengan cara disediakan buku bacaan doa dan beberapa poster bacaan doa
bagi orang yang sakit yang ditempelkan di dinding rumah sakit.
4. Rumah sakit/ Klinik wajib menghindarkan diri dari perbuatan maksiat,
risywah, zhulm dan hal-hal yang bertentangan dengan syariah. Untuk
menghindari perbutan yang melanggar syariah, maka dalam pelayanannya
rumah sakit melakukan menyediakan hijab atau penutup kepala bagi
pasien perempuan untuk menjaga auratnya, bagi ibu menyusui juga
disediakan busana khusus supaya dalam proses pemberian asi kepada
anaknya aurat pasien tersebut tetap terjaga, semua tindakan pemeriksaan
pada pasien dilakukan sesuai jenis kelamin.
5. Rumah sakit/ Klinik wajib memiliki panduan terkait tata cara ibadah yang
wajib dilakukan pasien muslim (antara lain terkait ketentuan tata cara
bersuci dan shalat bagi yang sakit). Rumah Sakit/
Klinikmenyelenggarakan program training bagi seluruh staffnya, program
training ini berhubungan dengan pelayan yang diberikan kepada pasien
mengenai fikih pasien, seperti mengajarkan sholat bagi pasien, menjarkan
bagaimana melakukan tayamum bagi pasien yang tidak boleh terkena air,
membimbing dan mendampingi pasien ketika sakaratul maut dengan
dibacakan talqin, mengajarkan cara menggunakan hijab bagi pasien
wanita, dan membimbing doa sebelum pasien melakukan operasi. Program

17
ini dilakukan secara bergantian bagi dan diwajibkan, karena program ini
penting sekali dalam mendukung pengetahuan staff akan pendidikan
keislaman.
6. Rumah sakit/ Klinik wajib memiliki panduan terkait standar kebersihan
rumah sakit. Untuk standar kebersihan rumah sakit, yaitu Rumah sakit
melaksanakan prosedur cuci tangan bagi semua staf Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan, untuk memperlancar pelaksanaan ini setiap
ruang rawat inap menyediakan tempat dan sabun untuk mencuci tangan.
Selain itu rumah sakit melakukan standar kebersihan dengan cara
pengelolaan sampah sisa jaringan tubuh manusia seperti darah kotor, tinja
dan urine secara syariah.

Manajemen Obat-obatan, Makanan dan Minuman Rumah Sakit/ Klinik


secara islami
Semua obat yang kami berikan pada pasien dan disediakan oleh rumah
sakit ini bebas dari bahan haram, karena rumah sakit juga memiliki daftar obat
dengan kandungan dari bahan haram. Kemasan pembungkus obat di rumah sakit
ini juga memuat pesan-pesan agama. Dalam keadaan darurat demi keselamatan
pasien, penggunaan obat-obatan yang mengandung bahan yang diharamkan
terpaksa harus digunakan oleh kami (perawat atau dokter dan atau tenaga medis
lainnya), namun harus melalui proses informed consent yaitu meminta izin
terlebih dahulu pada pasien dan keluarganya bahwa pengobatan harus
menggunakan obat-obatan yang dari bahan haram.
Ketika memberikan obat kepada pasien untuk diminum, staf memberikan
arahan bagaimana mengkonsumsi obat yang baik, sebaiknya sebelum meminum
obat dengan baca doa terlebih dahulu supaya dengan meminum obat tersebut
Allah memberi kesembuhan pada pasien, selain itu staf juga memberikan arahan
kepada pasien apabila obat yang dikonsumsi kurang cocok atau kurang
memberikan hasil diharapkan untuk konsultasi pada staf.
Sedangkan Konsep syariah yang diterapkan dalam penggunaan makanan
dan minuman di Rumah Sakit/ Klini kadalah sebagai berikut: Rumah Sakit /Klink

18
harus sudah mendapatkan sertifikat jaminan halal dari MUI. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa staf bagian pelaksanaan gizi rumah sakit selalu memastikan
bahan makanan dan minuman dibeli dalam keadaan bersih, suci, masih segar dan
memiliki sertifikat halal dan berlabel halal MUI. Untuk produk makanan dan
minuman yang dibeli dalam bentuk kemasan memastikan bahwa produk tersebut
terdapat logo halal yang sudah dipastikan oleh MUI.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar
dan/atau spesialistik .klinik harus memiliki manajemen perencanaan
strategi untuk dapat bersaing dengan klinik-klinik lainnya karena kondisi
persaingan antar klinik yang semakin ketat dan agar dapat bertahan hidup
dan unggul dalam persaingan, klinik dituntut untuk memiliki keunggulan
kompetitif dan mampu mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan yang dinamis. Salah satu upaya yang paling penting
dilaksanakan adalah penerapan rencana strategis manajemen dalam
berbagai aspek. Perencanaan strategis merupakan proses yang dilakukan
suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil
keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya melalui berbagai teknik
analisis SWOT.

19
DAFTAR PUSTAKA

Apriliyani, Aini Inayati & Febbi Dea Fauzi.2018. Desain Database Sistem
Informasi Rekam Medis Berbasis Microsoft Access Di Klinik Dokter
Gigi. Jurnal Hospital Science.ISSN: 2598-0122 (online); 2598-0114.

Kementerian Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI;
2016.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf 3.

Heryana A. Pentingnya perencanaan strategis pada pelayanan kesehatan. Tersedia


pada:https://www.kompasiana.com/adeha/pentingnya perencanaan-
strategis-pada-pelayanan kesehatan_54f91828a33311f4018b46a6.
(Diakses pada 16 Desember 2017)

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang


Klinik.http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/permen-
kesehatan-nomor-9-tahun-2014-tentang-klinik.pdf 5.

20
Guide to key performance indicators: communicating the measures that matter.
Inggris:Price Watershouse Coopers;
2017.https://www.pwc.com/gx/en/audit-services/corporate-
reporting/assets/pdfs/uk_kpi_guide.pdf 6.

Budiarto Y, Selly. Komitmen karyawan pada perusahaan ditinjau dari


kepemimpinantransformasional dan transaksional. Jurnal Psikologi.
2004;2(2):12141.http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=62950&val=4564.

Team FME. 2013. SWOT Analysis, Strategy Skills SWOT Analysis


www.freemanagement-ebooks.com ISBN 978-1-62620- 951-0.

Puspita Sari,Ira & Diki Arisandi. 2017. Sistem Informasi Manajemen Klinik Gigi
Berbasis Client Server (Studi Kasus Poliklinik Gigi Rsj Tampan,
Pekanbaru). Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi VOL. 2 No.1. ISSN
CETAK : 2477-2062, ISSN ONLINE : 2502- 891X.

Web page Frost & Sullivan. Pasar pelayanan kesehatan Indonesia diharapkan
mencapaikeuntungan 21 miliar USD di tahun 2019. Tersedia
pada:https://ww2.frost.com/news/press-releases/frost-sullivan-pasar-
pelayanan-kesehatan-indonesia-diharapkan-mencapai-keuntungan-21-
miliar-usd-di-tahun-2019/.(Diaksespada 16 Desember 2017)

Kementerian Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:


KementerianKesehatan RI; 2016.
Irwan Saputra, MKM. PhD., Konsultan Pelayanan Kesehatan. Dr. Nasrulzaman,
M.Kes., Prakarsa Cendekia, Pengajar Kopertis XIII Banda Aceh, dan
Volunter pada CSR Institute, 2017.

21
Fandy Tjiptono. 2015. Strategi Pemasaran. edisi 4. Yogyakarta : Penerbit Andi

22

Anda mungkin juga menyukai