Rumah Ibadah
Perkenalan
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya literatur tentang dana
sistem manajemen di rumah ibadah, terutama di negara berkembang
[1]. Oleh karena itu, penelitian ini berkontribusi pada literatur akuntansi
manajemen di negara berkembang khususnya Indonesia.
Rumah ibadah adalah tempat di mana umat manusia memuliakan Allah
dan tempat untuk memberikan amal atau berbagi kepada mereka yang
membutuhkan.
Selain itu, rumah ibadah juga pusat kegiatan untuk perayaan hari-hari
keagamaan, diskusi dan ajaran agama, khotbah, dan untuk belajar Kitab
Suci [1, 2]. Penelitian ini mendefinisikan Kitab Suci sebagaimana ditulis
bahan yang disusun dalam buku yang dianggap sakral oleh umat
beragama. Kitab Suci umat Muslim adalah Al-Qur'ân. Kitab Suci umat
Kristen adalah Injil/Bilble. Oleh karena itu, sebuah organisasi ada di
dalam rumah ibadah untuk menjalankan kegiatan ini.
Untuk mencegah penggelapan dana atau penyalahgunaan di rumah
ibadah, pejabat rumah ibadah membutuhkan sistem manajemen dana
yang baik. Sebagai organisasi yang menjalankan kegiatan
operasionalnya, rumah ibadah membutuhkan sistem pengelolaan dana
yang memungkinkan kemudahan pengawasan untuk mencegah
Penyalahgunaan. Salah satu sistem pengelolaan dana yang digunakan di
rumah ibadah adalah penerimaan dana dan dana sistem pencairan.
Dana adalah aset likuid karenanya dana
manajemen sangat penting. Dana ini dapat dengan mudah ditransfer
dan karenanya kepemilikan sulit untuk menetapkan, itu rentan untuk
penggelapan. Penipuan adalah kenyataan umum di Gereja institusi di
negara-negara barat [3]. Ada sistem formal dan informal dalam
Organisasi. Sistem formal dalam organisasi dianggap sebagai sistem
dengan kepatuhan yang tinggi terhadap peraturan dalam organisasi.
Sementara sistem informal dianggap sebagai sistem dalam organisasi
yang memiliki ketergantungan pada individu dan budaya tertentu
seperti hukum, norma, etika dan ajaran agama.
IV. KESIMPULAN
Meskipun ada aturan formal di Masjid dan Gereja
dipelajari, kewenangan dalam pelaksanaan
sistem manajemen di kedua rumah ibadah terpusat di
Kepala Masjid dan Kepala Imam yang tertinggi
pemimpin di Masjid dan Gereja. Para pejabat yang memiliki
otoritas untuk mencairkan dana hanya akan melakukannya setelah
persetujuan dari pimpinan masing-masing. Meskipun itu adalah banyak
sistem terpusat dan semua keputusan yang melibatkan pemimpin
rumah ibadah, pejabat kedua rumah ibadah menghormati
dan menerima sistem.
Tidak seperti di sektor komersial, penelitian ini menemukan bahwa dana
diberikan oleh anggota jemaah ke rumah ibadah
tidak disertai dengan penerbitan tanda terima pembayaran. Ini
dapat terjadi karena hal ini sesuai dengan
budaya di Indonesia serta pengajaran
Tulisan suci dari kedua agama. Selain itu, penelitian ini membuktikan
bahwa faktor budaya, Kitab Suci dan individu tertentu
dapat membantu peneliti untuk memahami pelaksanaan dana
pengelolaan dalam rumah ibadah di Indonesia.
Temuan yang disimpulkan dari penelitian ini didasarkan pada kasus
studi penelitian dengan fokus hanya untuk dua organisasi.
Oleh karena itu, temuan penelitian ini tidak akan dimu umumkan untuk
rumah ibadah lainnya. Generalisasi temuan ini tidak
tujuan utama penelitian ini. Penelitian studi kasus digunakan dalam
penelitian ini karena penelitian studi kasus konsisten dengan
tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi, menggambarkan, dan
menjelaskan
alasan di balik pelaksanaan pengelolaan dana
sistem di rumah ibadah.
Pada akhirnya, temuan penelitian ini dapat
literatur tentang perbandingan formal dan
sistem pengelolaan dana informal di Masjid dan Gereja
negara berkembang khususnya di Indonesia di mana terdapat
subjek kurang dieksplorasi oleh peneliti lain.
Namun, sejak awal penelitian ini,
bahwa pelaksanaan otorisasi dalam keuangan internal
masjid yang terletak di Central Region, Malaysia
berjalan dengan baik. Berdasarkan hal ini, ada kesempatan untuk belajar
lebih lanjut tentang rumah ibadah antarnegara dengan
studi banding antara rumah ibadah di Indonesia dan
negara lain seperti Malaysia. Studi komparatif antara
rumah ibadah di Indonesia dan negara-negara lain akan
kesempatan bagi rumah ibadah untuk belajar satu sama lain.