Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN GEREJAWI

PELAKSANAAN SEBAGAI FUNGSI MANAJEMEN

DOSEN : Pdt. Michael C.A Manumpil, M.Th

MARINE MONINGKA
ANJELINA REGINA PAJOW
JILLY TUTU

“UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA


TOMOHON YAYASAN A. Z. R. WENAS”
FAKULTAS TEOLOGI
2024
KATA PENGANTAR

Shalom, puji syukur kepada Allah Tri Tunggal, Bapa dengan Roh-Nya yang Kudus di
dalam Tuhan kita Yesus Kristus Sang Kepala Gereja, yang pada saat ini telah menuntun kami,
dalam membuat makalah ini, tanpa campur tangan Tuhan Yesus Kristuskami bukanlah siapa-
siapa dan apa-apa, Tuhan Yesus Baik.

Kami pada sangat bersyukur makalah kelompok kami boleh terselesaikan dan isi dari
makalah kami tentang PELAKSANAAN SEBAGAI FUNGSI MANAJEMEN dalam mata
kuliah MANAJEMEN GEREJAWI dengan dosen kami, yang terkasih Bpk. Pdt. Michael C.A
Manumpil, M.Th
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Gerejawi. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan dan pemahaman bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tomohon, 21 Februari 2024

Kelompok 4

Manajemen Gerejawi
Gereja merupakan lembaga yang tidak mencari keuntungan materi(non profit) yang
didalamnya terdapat kegiatan manejemen dan administrasi.manejemen dan administrasi yang
terdapat dalam gereja meliputi sumber daya manusia,program pelayanan ,program kerja dan
kondisi keuangan yang terus berubah.karena sifatnya yang secara terus terus menerus mengalami
perubahan(seperti perubahan data jemaat,data keuangan dan pelayanan maka gereja memerlukan
pengelolaan. Kegiatan manejemen dan administrasi di dalamnya gereja pada umumnya meliputi.

Manejemen untuk pengerja gereja, penggajian kariawan kantor, kariawan tidak tetap dan
sebagainya. Jadwal kegiatan jemaat dan jadwal pengurus menerima sumbangan uang dan barang
pendataan jemaat beserta anggota keluarga,baptis, kematian,pernikahan,atestasi dan perannya
dalam pelayanan.

Keuangan yang meliputi jumlah persembahan,jenis persembahan,pengeluaran dana untuk


program atau kegiatan serta pengeluaran rutin. Dasar pengaturan menajemen keuangan gereja
bisa di dapatkan dari maleakhi 3:10a bawalah semua persembahan perpuluhan ke dalam rumah
perbendaharaan,supaya ada persediaan makan di rumah ku.hal itu pasti di perlukan orang-orang
yang mengatur dan menajemen dan administrasinya seperti halnya yang di lakukan ke 12 murid
yesus untuk kepentingan-kepentingan pengikutnya pada saat itu.laporan keuangan tersebut di
buat berdasarkan pengolaan manejemen sebagai bentuk tanggung jawab dan transparansi gereja
yang berorentasi moral dan iman.

Dalam menyikapi penggunaan ilmu manajemen bagi gereja, sedikitnya ada tiga sikap
berbeda yang diambil oleh para pemimpin gereja yaitu:

• Manajemen dan pelayanan gerejawi adalah dua fungsi yang berbeda (terpisah) satu dengan
lainnya. Gereja adalah organisme yang tidak dapat dilayani dengan menggunakan teknik-teknik
manajemen sekuler.

• Manajemen adalah salah satu aspek pelayanan, dalam pengertian bahwa manajemen bersifat
sekunder dibandingkan dengan bidang-bidang peleyanan yang lain seperti persekutuan, diakonia,
pembinaan jemaat. Berarti manajemen adalah sekedar “administrasi minimal” untuk mendukung
kelancaran pelayanan.

• Manajemen adalah sarana pelayanan, sehingga fungsi dan tekniknya dapat dimanfaatkan demi
efisiensi pelayanan. Tidak ada perbedaan esensial antara fungsi dan teknik manajemen yang
dipakai di dalam dan di luar gereja. Yang berbeda adalah pribadi yang melakukannya dan
tujuannya.

Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan
untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis
Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20.

Pelaksanaan

Sebagaimana telah penulis sampaikan, terdapat perbedaan penekanan dari para ahli
mengenai fungsi actuating. Meskipun demikian, dari perbedaan penekanan tersebut justru dapat
diperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai fungsi ini sebagaimana tercermin dalam
langkah-langkah: staffing, motivating, directing, coordinating, dan leading. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa, actuating adalah pelaksanaan pekerjaan, yang dimulai dari pembentukan
staf, melakukan pemotivasian, memberikan pengarahan, memobilisasi dan mengkoordinasikan
orang lain untuk melakukan pekerjaan yang telah direncanakan, serta usaha mempertahankan
dan meningkatkan semangat kerja mereka. Untuk itu diperlukan dukungan kepemimpinan oleh
orang-orang yang memahami idealisme organisasi dan mampu menggerakkan orang lain untuk
melakukan tugasnya dengan baik demi tercapainya tujuan organisasi.

1. Pembentukan Staf

Dalam konteks manajemen gereja, staffing oleh majelis gereja pada saat pemilihan
pengurus dan badan-badan pembantu majelis gereja lainnya. rangka itu, prinsip the right person
on the right place tetap berlaku di samping prinsip kedewasaan iman persyaratan dasarnya.
dilakukan Dalam sebagai

2. Pemotivasian

Dalam konteks manajemen gereja, langkah ini bukan hanya dilakukan kepada para
pengurus komisi dan badan badan pembantu majelis, melainkan secara umum juga di. lakukan
kepada segenap warga gereja melalui program Pemeliharaan Iman Warga Gereja (PIWG).
Meskipun demi kian, kepada para pengurus komisi dan badan-badan pembantu majelis serta
kepada para anggota majelis itu sendiri, perlu senantiasa menyemangati diri sehingga gairah
pelayanannya akan terus terpelihara bahkan semakin besar. Dalam konteks manajemen gereja,
langkah pengarahan lebih dimaksudkan sebagai proses pembelajaran bersama mengenai berbagai
hal baik menyangkut pemahaman visi, misi, dan tujuan gereja, maupun strategi/cara untuk
mencapainya sesuai ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

4. Koordinasi

Dalam konteks manajemen gereja, langkah koordinasi dimaksud merupakan tahap akhir
dari persiapan pelaksanaan program/kegiatan yang telah direncanakan. Pelaksanaan
program/kegiatan membutuhkan kesediaan, kerelaan, dan kemampuan semua pihak yang turut
bekerja untuk dapat bekerja sama dengan mengikuti prosedure yang telah ditetapkan. Untuk
itulah koordinasi diperlukan an tujuan yang diharapkan dapat dicapai secara organisasi.
5. Kepemimpinan

Dalam konteks manajemen gereja, langkah ini lebih dimaksudkan sebagai upaya
menggerakkan (memobilisasi) dan memberdayakan orang lain untuk melakukan pekerjaan yang
telah direncanakan. Tentu saja hal ini tidak mudah untuk dilakukan mengingat idealisme
kepemimpinan dalam gereja dengan sifat dan karakteristiknya yang khas.

Dilihat dari bentuknya, terdapat dua bentuk kepemimpinan dalam gereja yaitu bentuk
kepemimpinan tunggal dan bentuk kepemimpinan jamak. Pada umumnya gereja-gereja arus
utama memilih bentuk kepemimpinan jamak karena dipandang lebih egaliter, demokratis, dan
sesuai Imamat am orang percaya. Sedangkan dilihat dari jenisnya, jenis kepemimpinan
partisipatif yang mendorong anggota gereja untuk bertumbuh dan berkembang dalam organisasi
dipandang lebih sesuai, Jenis kepemimpinan ini dalam bahasa gereja disebut dengan istilah
"kepemimpinan pelayan", yaitu kepemimpinan yang melayani dan yang memberi kesempatan
kepada orang lain (anggota gereja) untuk berpartisipasi dalam pelayanan dan dalam menentukan
kebijakan penyelenggaraan gereja. Karakteristik utama yang membedakan kepemimpinan
pelayan dengan jenis kepemimpinan yang lain adalah, bahwa keinginan untuk melayani ada
sebelum keinginan untuk memimpin. Pemimpin semacam ini lebih banyak melakukan fungsi
pendampingan, pembimbingan, dan pemberdayaan, ketimbang fungsi komando atau memberi
perintah. Ini berlaku baik untuk pemimpin formal (pejabat gereja dan pengurus badan-badan
pembantu majelis gereja), maupun pemimpin informal yaitu para sesepuh, orang-orang yang di-
anggap sebagai tokoh, dan para aktivis gereja yang telah memiliki banyak pengalaman namun
tidak masuk dalam struktur organisasi gereja. Dengan model kepemimpinan yang demikian,
tidak mudah bagi siapapun juga yang duduk dalam jabatan-jabatab kepemimpinan dalam gereja,
bahkan kepemimpinan informal yang ada didalam gereja sekalipun, dalam menjalankan fungsi
kepemimpinannya.

Meskipun bentuk dan jenis kepemimpinan sebagaimana tersebut dianggap paling tepat,
dalam praktik perlu disadari bahwa pada situasi khusus dibutuhkan perlakuan perlakuan yang
khusus pula. Oleh karena itu, terhadap bentuk kepemimpinan ini perlu ditambahkan kesadaran
bersama bahwa pada situasi tertentu diperlukan peran yang lebih besar dari orang-orang yang
duduk dalam struktur organisasi, dan pada situasi yang lain peran itu harus dikurangi. Mengapa
hal ini, dan dalam kaitannya dengan kepemimpinan kristiani, Eka Darmaputera berpendapat
“Jangan kita memutlakkan satu system kepemimpinan tertentu, apalagi seorang pemimpin
tertentu. Yang harus kita terapkan ialah prinsip-prisipnya. Tetapi bagaimana itu kita terapkan
secara praktis, tidak selalu konstan atau permanen. Ia tergantung pada dua faktor: Pertama,
apakah ia taat asas terhadap apa yang dikehendaki Tuhan. Kedua, apaka ia tetap guna ditengah-
tengah kebutuhan konkret yang ada.
Kesimpulan

Dari apa yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari manajemen
gereja meruapakan suatu hal yang sangat penting dan bermanfaat. Kita ketahui bersama bahwa
Gereja merupakan suatu lembaga yang tidak mengambil untung dalam hal uang, maka dari itu
gereja baik kecil maupun besar harus memiliki atau mempunyai satu sistem atau administrasi
yang jelas, sehingga dapat dengan sendirinya menjadi gereja yang berfungsi utuh sebagai tubuh
Kristus dan dapat berjalan dengan baik sesuai kehendak Tuhan. Fungsi-fungsi dari manajemen
gerejawi bukanlah merupakan hal yang duniawi yang dapat mengganggu jalannya pelayanan
didalam gereja tersebut melainkan dapat membantu mengatasi administrasi yang ada contohnya,
dalam pelaksanaan organisasi ini dapat dibentuk staff oleh majelis gereja, dapat memotivasi
dalam memelihara iman bukan hanya untuk pelayan khusus melainkan untuk semua jemaat yang
ada, ada juga koordinasi yakni tahap akhir menentukan sesuatu apakah telah siap untuk
dipaparkan atau belum, dan yang terakhir ialah kepemimpinan, hal ini dilakukan untuk
membuka peluang bagi orang-orang yang ingin atau dipilih untuk mengambil bagian dalam
pelayanan gereja itu sendiri. Pada akhirnya manajemen ini akan terlaksana dengan baik apabila
dipersiapkan dengan baik dan tentunya berdasarkan atau berpedoman pada apa yang ada dalam
Firman Tuhan.
Daftar Pustaka

Pdt. Andreas Untung Wiyona, S.Th, D.Min, Drs. Sukardi, M.Si. Manajemen Gereja Dasar Teologi
& Implementasi Praktisnya, Hal, 59-61

Sugiyanto Wiryoputro, Dasar-dasar Manajemen Kristiani, (Jakarta BPK Gunung Mulia 2019) Hal,
8,10,12,15.

Anda mungkin juga menyukai