Anda di halaman 1dari 25

LATAR BELAKANG DAN KONSEP DASAR

Pada awal tahun 1981 sejumlah sarjana dan aktivis muslim di Yogyakarta
merasakan perlunya meningkatkan syi`ar dan dakwah Islam di Indonesia
diperlukan lebih banyak kader yang tanguh dan beraqidah. Perasaan bersama ini
yang kemudian mendorong mereka pada tanggal 24 Januari 1983 mendirikan
Yayasan

Pendidikan Shalahuddin, dengan akta notaris Umar Sjamhudi, S.H

nomor 46.
Yayasan ini ingin berkhidmat pada syi`ar dan dakwah Islam dengan jalan,
antara lain mendirikan pondok pesantren khusus bagi mahasiswa di Yogyakarta.
Pondok Pesantren Budi Mulia yang menempati tanah 9000 m 2 adalah rahmat
Allah yang dikaruniakan kepada Yayasan Shalahuddin sebagai amanat tempat
pengkajian Islam bagi mahasiswa.
Bahwa Yayasan Shalahuddin berkedudukan di Yogyakarta, barangkali
mempunyai arti khusus. Yogyakarta adalah sebuah kota yang sangat strategis
dilihat dari segi pendidikan, kebudayaan dan masa depan keagamaan di Indonesia.
Yogyakarta bukan hanya kota pelajar dan mahasiswa, tetapi juga sebuah kota
dimana latar belakang Islam, Kristen, Hindu dan Budha bertemu secara intens.
Mudah dimengerti bila berbagai kelompok sosial dan keagamaan di Indonesia
menjadikan Yogyakarta sebagai tempat perkaderan bagi mereka.
Dalam konteks inilah Yayasan Shalahuddin mempunyai cita-cita ikhlas agar
dapat berkhidmat

pada Islam lewat jalan pendidikan. Yayasan Shalahuddin

berusaha agar santri Pondok Pesantren Budi Mulia mampu memadukan secara

ideal ilmu yang mereka pelajari di perguruan tinggi dengan tuntunan Al Qur`an
dan Sunnah yang mereka hayati di Pondok Pesantren.
Selain itu dengan menyadari sepenuhnya bahwa salah satu kelemahan utama
dalam dakwah Islam di Indonesia adalah tindak adanya perenncanaan yang
edukat dan memadai, maka Yayasan Shalahuddin mengupayakan juga sebuah
pusat pengkajian, penelitian dan informasi dakwah, dengan jalan membangun
sebuah Laboratorium Dakwah. Laboratorium Dakwah di samping merupakan
pusat pelayanan bagi ummat / lembaga dakwah yang ada, dimaksudkan juga
sebagai wahana dimana santri Pondok Pewsantren Budi Mulia

melakukan

aktivitas kemasyarakatannya. Dengan demikian dapatlah dilihat bahwa kedua


lembaga yang dibawahi Yayasan shalahuddin, yakni Pondok Pesantren Budi
Mulia dan Laboratorium Dakwah terkait dalam satu gerak yang sistemik.
Dasar Pengembangan
Dasar pengembangan adalah Islam: sebagai dasar pengembangan kader, Islam
merupakan petunjuk principal bagi seluruh proses pengembangan. Ini berarti tidak
saja materi pengembangan berada dalam kerangka Islam, tetapi bentuk interaksi
antar subjek, lebih khusus lagi metode pengembangan, merupakan derivat
strategis dari Islam.
Sistem Tujuan
Tujuan Yayasan Sholahuddin

ikut serta dalam kegiatan pembangunan


nasional, khususnya dalam pembinaan
sumber daya manusia sehingga tercipta
masyarakat

yang

cerdas,

bermoral,

sejahtera lahir dan batin, selamat dunia dan


Tujuan Pendidikan Yayasan

akhirat.
Terbinanya generasi yang cendekia dan
berakhlak luhur

cakap dan bertangung

jawab serta teguh-padu bahu-membahu


dengan seluruh umat, berwawasan jauh
Tujuan Institusional Pondok

Pesantren Budi Mulia

dan dijiwai oleh iman kepada Allah.


Mengembangkan kader umat yang
paripurna yang memahami ajaran Islam
secara utuh, serta memanifestasikan nilai
Islam dengan kaaffah dalam kehidupan

Tujuan Kurikuler

pribadi dan sosialnya.


1. Memberikan pengetahuan yang
utuh tetang Islam untuk kemudian
dihayati

dan

dimanifestasikan

dalam amal sholeh.


2. Memberikan bekal pengetahuan
tentang

berbagai

dengan

meniadakan

aspek

ilmu

dikotomis,

agama disatu pihak dan ilmu


pengetahuan dipihak lain, sebagai
upaya

guna

mengembangkan

pemikiran yang Islamis.


3. Menyediakan
kondunsif

situasi
bagi

yang

tumbuhnya

suasana ineteraksi yang Islamis.

Sejarah Pengajian I`tikaf Ramadhan (PIR)


Penyelenggaraan Pengajian I`tikaf Ramadhan (PIR) terkait erat dengan
berdirinya Yayasan Shalahuddin Yogyakarta. Pada tahun 1983 Pondok Pesantren
Budi Mulia didirikan disekitar kompleks yang saat in dinamakan kompleks Budi
Mulia. Keberadaan masjid-sebagai salah satu elemen utama pesantren- juga
menjadi bagian dari pembagunan kompleks Pesantren ini dimana kegiatan ini
kemudian dipusatkan. Berangkat dari pemikiran itulah sejak tahun 1984 Yayasan
Shalahuddin yang memayungi PP Budi Mulia mengadakan Pengajian Itikaf
Ramadan (PIR) yang diikuti para aktivis mahasiswa muslim. Pelatihan ini
spesifik. karena dibuat menggabungkan pelatihan dengan upaya membiasakan diri
dengan tuntunan Rasulullah Muhammad SAW, yakni itikaf sepuluh hari terakhir
bulan Ramadan.
Ide awal penyelenggaran kegiatan ini adalah training yang dilakukan pada
saat moment i`tikaf diselenggarakan, yaitu 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Pengambilan moment i`tikaf dalam tradisi Islam ini mempunyai alasan tersendiri,
yaitu i`tikaf dimaksudkan sebagai kegiatan spiritual keagamaan denghan
merngadopsi tradisi Nabi Muhammad setiap 10 hari terkhir bulan Ramadhan
dengan kegiatan memperbanyak sholat sunnah, membaca Al Qur`an, berzikir, dan
mengkaji ilmu-ilmu agama. Namun melihat tuntutan sejarah dan semakin
kompleksnya

permasalahan

ummat,

maka

ide

dasar

i`tikaf

kemudian

dikembangkan bukan hanya sekedar berdiam diri dalam masjid, tetapi diperkaya

dengan berbagai aktivitas dalam bentuk pelatihan kader dengan kajian-kajian


keilmuan yang mencoba menghadirkan nuansa yang lebih segar dan aktual.
PIR pertama kali diselenggarakan pada tahun 1984 dengan jumlah peserta 24
orang. Pada awalnya kegiatan ini bernama Training i`tikaf Ramadhan, tapi
nampaknya sebutan kata training menimbulkan konotasi negatif,menecurigakan
dan sensitif bagi rezim pemerintahan pada waktu itu, apa lagi training yang
diselenggarakan di dalam masjid oleh sejumlah aktivis muslim, jelas ini akan
menimbulkan kecurigaan yang berlebih. Oleh karena itu, sebagai bagaian strategi,
nama training dirubah menjadi pengajian. Kata pengajian diambil karena dirasa
memiliki konotasi yang netral dan aman, dan sejak diselenggarakan PIR yang
keduakalinya, Training I`tikaf Ramadhan (TIR) berubah menjadi Pengajian I`tikaf
Ramadhan (PIR) tanpa mengurangi esensi dan maksud dari kegiatan ini.
Pola Penyelenggaraan PIR
Materi PIR
Keseluruhan materi PIR sesunguhnya adalah Islam yang kemudian dibagi
dalam dua kawasan besar tema, yakni: a) kajian Al qur`an, b) Kajian Sejarah.
Kajian Al qur`an ditopang oleh aktivitas tadarus Al Qur`an secara langsung.
Sementara kajian sejarah ditopang oleh aktivitas kuliah maupun seminar/diskusi.

Pola Interaksi PIR

Pengajian I`tikaf Ramadhan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap tindak lanjut (follow up)
Bahasan berikut merinci ketiga tahap tersebut.
1.Tahap Persiapan
a. Panitia pelaksana menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan perangkat keras PIR
b. Panitia pengarah dan tim pemandu mempersiapkan perangkat lunak
(soft were) PIR
2. Tahap Pelaksanaan
Pengajian I`tikaf Ramadhan sesungguhnya bergerak dalam tiga sisi
yang saling berkaitan: tranfertasi nilai Islam, kajian permasalahan umat
kontemporer, dan pelatihan pengemabanagn diri peserta. Oleh karena itu
proses pelaksanaan tidak semata-mata tertumpu pad asatu kajian tertentu
saja. Ketiganya adalah suatu rangkaian sitematis. Proses interaksi
kemasyarakatan dalam Pir melibatka dua hal penting yakni hubungan
pengelola prangkat keras dan perangkat lunak dalam kerangka
pencampaian tujuan.
Skema hubungan pengelola dalam rangka pencapaian tujuan PIR

PENYEDIA
PEARNGKAT LUNAK

Yayasan
Kiai
Panitia pengarah
Tim pemandu

PENYEDIA
PERANGKAT KERAS
Yayasan
Panitia Pelasana

TUJUAN

PESERTA

skema di atas memperlihatkan jaringan interaksi antar komponen subjek, yang


semuanya diarahkan bagi pencapaian tujuan pendidikan Yayasan sholahuddin,
yakni: terbinanya generasi yang cendekia, dan berakhlaq luhur, sadar tugas, cakap
dan bertanggung jawab serta teguh bahu-membahu dengan seluruh umat,
berwawasan jauh dan dijiwai oleh iman kepada Allah.
Skema aspek penyelenggaraan dan Spesialisasi Tugas Pengelola

PENGAJARAN

PROSES
BELAJAR
MENGAJAR

PENCERAMAH

TUNTUNAN
ROHANI

KIAI

PENGELOLAAN
KELAS

PEMANDU

PESERTA

Keterangan :
= Tugas utama
= Tugas tambahan
Hal yang esensi dari kedua skema di atas adalah pemberian tanggung jwab
yang besar bagi peserta guna berinisiatif mengatur dirinya dalam proses
pelaksanaan, yang kemudian menimbulkan konsekuensi logis berupa pemahaman
tentang tugas-tugas peserta sebagaimana yang digambarkan dalam buku panduan
kegiatan PIR.
Selain itu bentuk interaksi sebagaimana yang digambarkan di atas juga
menempatkan Kiai/Ustadz sebagai figur rohaninya PIR, menjadi pembimbing,
dan IMAM PIR dalam tiga ranah yang dikembangkan dalam kegiatan PIR yaitu
bimbingan spiritual, pengkajian ilmu pengetahuan dan pelatihan.
PIR sebagai proses bimbingan spiritual merupakan tranferisasi dan
internalisasi keagamaan melalui pengembangan nilai-nilai ibadah dalam situasi

khusus, dimana kesatuan perilaku selama mengikutiu kegiatan dikontrol oleh


setting yang terkondisi dalam suasana religius. Oleh karena itu kesatuan jamaah,
dengan kiai sebagai pemimpin serta pemandu sebagai komponen penunjang tugas
dan kepemimpinan tugas kiai merupakan upaya mewujudkan situasi alternatif
dimana peserta diharapkan terbiasa hidup dalam suasana ummatiyah dengan
imamah yang jelas.
PIR sebagai pengkajian ilmu pengetahuan, merupakan upaya mengkaji
khasanah keilmuan yang bersifat referentif dan informasi aktual yang dikaji secara
mendalam melalui ceramah-ceramah (kuliah) dan diskusi-diskusi. Dengan
menghadirkan pemateri yang kompetenm dibidang pengetahuan tertentu, peserta
diharapkan mampu mengusai metode berfikir yang mendasar dan ilmiah dalam
mengaktualisasikan nilai-nilai keagamaannya. Materi-materi yang diturunkan dari
tema besar yang diusung setiap penyelengaraanya, merupakan upaya untuk
memberikan pemahaman yang utuh dengan alur yang logis terhadap suatu
permasalahan yang menjadi pokok bahasannya.
Pelatihan dalam PIR dimaksudkan untuk memberikan bekal pada para peserta
untuk memiliki kemampuan

praktis dan ilmiah serta kemandirian dalam

menghadapi permasalahan aktual. Pelatihan ini berada dalam kesatuan-kesatuan


tema yang yang diusung, sehingga materi-materi pelatihan adalah bagian support
pencaaian tujuan yang telah dirumuskan dalam tema besar PIR.
Dari ketiga komponen pengembangan dalam kegiatan PIR, kemudian
membentuk satu kesatuan sistematis yang masing-masing komponen terpadu
dalam satu rangkaian kegiatan Pengajian I`tikaf Ramadhan.

C. Tahap Tindak Lanjut


Untuk membicarakan tahap tindak lanjut, perlu melihat kembali terlebih
dahulu, bahwa Yayasan Shalahuddin Yogyakarta mempunyai dua model aktivitas
yang utama yaityu Pondok Pesantren Budi Mulia dan Laboratorium Dakwah
(Labda). Keseluruhan

tahap tindak lanjut diintehrasikan dalam dua model

kegiatan tersebut.
Proses rekruitmen melalui tiga pos, yaitu Pengajian I`tikaf Ramadhan (PIR),
Latihan Pengembangan Kader (LPK) yang merupakan bentuk latihan umum di
luar bulan Ramadhan, serta rekomendasi khusus

bagi para pengurus jamaah

kampus yangdipandang potensi untuk bidang garapan/aktivitas tertentu. Melalui


tiga pos rekriutmen ini setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk ikut
sebagai antri tetap maupun santri lepas Pondok Pesantren Budi Mulia. Sedang
untuk menjadi santri tetap perlu beberapa persyaratan khusus yang harus
dipenuhi.
Selain sebagai santri setiap orang yang melalui pos rekruitmen, diberi kesempatan
untuk aktif dalam Laboratorium Dakwah sebagai wadah dimana santri maupun
partisipan dapat melakukan bakti ummat. Sebagi bekal persiapan guna melakukan
kegiatan keummata, laboratorium dakwah melakukan kegiatan-kegiatan khusus,
seperti latihan menejemen dakwah, latihan penelitian, dan sebagainya.
Lebih lanjut dapat dilihat dari skema berikut

PROGRAM
PERKULIA
HAN

PENGAJ
IAN
I`TIKAF
RAMAD
HAN
U
M
M
A
T

JAMAAH
KAMPUS

REKOME
NDASI
KHUSUS

LATIHAN
PENGEM
BANGAN
KADER

U
OUT PUT

PON-PES
BUDI
MULIA

M
M

PROGRAM
OTOAKTIVITAS

PROGRAM
PENGABDIAN
UMMAT

LABORATORIU
M DAKWAH

Metode Belajar
Pengajian I`tikaf Ramadhan dilaksanakan dengan menggunakan metode yang
bervariasi, dengan maksud agar betul-betul mencerminkan suatu aktivitas belajar
yang memadukan antara I`tikaf Ramadhan dan pelatihan. Dengan demikian
diharapkan tidak saja aspek kognitif yang diekembangkan, tetapi juga aspek
afektif dan psikomotoris. Metode yang digunakan dalam Pengajian I`tikaf
Ramadhan adalah:
a. Ceramah dan Tanya Jawab
Cerama dibagi menjadi dua macam, yaitu ceramah tetap kiai yang disampaikan
langsung oleh ustadz Suprapto Ibnu Juraimi dan ceramah kuliah yang
disampaikan oleh pembicara yang mengusasi tema yang disajikan panitia. Kedua
ceramah ini selalu membuka kesempatan untuk tanya jawab sehingga peserta

A
T

dapat mengeksplorasi permasalahan yang belum jelas, atau sekedar ekomentar


terhadap presentasi dari pembicara.
Pada ceramah pertama waktu yang digunakan adalah ba`da Dzuhur hingga
pukul 13.00. materi yang disampaikan adalah persoalan fiqh ibadah (hukum Islam
dalam ibadah). Walaupun sebagian besar peserta adalah aktivis Lembaga Dakwah
Kampus (LDK), namun tidak sedikit mereka yang masih awam dalam hal ini.
Banyak dari mereka yang melakukan amalan tanpa mengetahui sunnahnya yang
raji` dari Rasulullah, sehingga diharapkan selepas PIR ini pengetahuan peserta
tentang ibadah bertambah dan semakin mantab mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Bahkan ustadz langsung mencontohkan prakteknya secara
langsung (demontrasi), atau meminta peserta sebagai peraga.
Ceramah yang kedua dilakukan dua kali dalam satu hari, yaitu pagi pukul
09.00 sampai Dzuhur dan malam hari pukul 19.00 sampai 22.00. ceramah dalam
bentuk kuliah ini ada 15 kali sesuai materi yang ada, di samping kuliah iftitah
(pembukaan) pada pembukaan dan kuliah khotimah (penutupan) pada akhir
penutupan PIR.
b. Diskusi
Hampir sebagian besar kegiatan PIR dipenuhi dengan diskusi baik antar
peserta, peserta-pemandu, peserta kiai, ataupun peserta dengan pemateri. Namun
secara terlembaga mereka tergabung dalam beberapa kafilah. Diskusi mereka
tidak terbatas pada agenda yang dijadwalkan panitia, tapi mereka juga melakukan
otoaktivitas sendiri. Oleh karena itu PIR memberikan suasana yang kondunsif

bagi mereka untuk berekspresi, beraktualisasi, mengemukakan pendapat tanpa ada


pesrasaan takut dan cemas.
c. Workshop
Workshop yang dilakukan selama PIR adalah membahas Advokasi
Pendidikan. Mereka langsung melakukan praktek dalam kafilah masing-masing
dan selanjutnya diprentasikan dalam forum besar seluruh peserta kegiatan.
d. Tadarus
Tadarus merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadhan.
Tadarus yang dilakukan selama PIR bukan hanya sekedar mebaca Al Qur`an tanpa
disertai pemaknaan yang lebih dalam terhadap kandungannya. Tadarus ini ada tiga
macam yaitu, pertama, tadarus AlQur`an yang langsung dinadu oleh Ustadz
Suprapto Ibnu Juraimi dalam bentuk kuliah Subuh. Materi tadarus merupakan
kompilasi ayat-ayat Al Qur`an ada dalam buku panduan yang disediakan sebagai
bahan kajian yang akan dibahas. Kedua, tadarus Al Qu`an II atau tadarus makna.
Tadarus ini dilakukan setiap sore menjelang buka puasa oleh setiap kafilah.
Adapun ayat-ayat yang dibahas adalah ayat-ayat yang berurutan sesuai dengan
rumusan tema besar oleh tim pemandu. Teknisnya mereka membaca dan
mendiskusikan maknanya. Ketiga, tadarus Al Qur`an III, yaitu membaca Al
Qur`an sesuai dengan keinginan dan kesempatan peserta secara individu di luar
acara yang dijadwalkan panitia.
e. Forum
Pembentukan forum dalam PIR penting sebagai wahana untuk beraktualisasi
disamping mempererat hubungan emosional antar saudara seiman. Forum ini

dibentuk dalam satu tempat yaitu di masjid yang di dalamnya peserta putra dan
putri berkumpul, baik dalam forum besar (seluruh peserta dan panitia), maupun
forum kecil (kafilah). Dalam kegiatan ini tidak diterapkan pemisahan kaku antara
peserta putra dan putri denganpertimbangan diskusi yang terjadi akan lebih hidup
dan wacana yang berkembang tidak timpang atau tidak bias gender dengan tetap
memperhatikan batasan syar`I (aturan). Persoalan etika berinteraksi antara peserta
putra dan putri panitia sepenuhnya yakin antar peserta dapat menjaganya karena
sebagian besar peserta adalah aktivis dakwah kampus sehingga kemungkinan
kecil melakukan tindakan buruk.
f. Refleksi
Refleksi daam kegiatan PIR dilakukan pada malam hari setelah acara yang
diagendakan selesai. Refleksi ini dilakukan menjelang waktu istirahat malam yang
dimaksudkan sebagai evaluasi (perenungan kembali) terhadap kegiatan peserta
yang berlangsung selama satu hari penuh. Dalam refleksi ini penekanannya lebih
bersifat afektif, yaitu penilain terhadap baik-buruk, bermanfaat-sia-sia. Dan juga
dalam reflesi ini peserta diajak untuk melihat kembali nilai-nilai dan sikap
keseharian, apakah telah sesuai dengan yang diharapkan dalam kegiatan PIR atau
belum.
Secara teknis, refleksi dipandu oleh seorang yang diberi tugas oleh panitia
untuk memandu jalannya kegiatan refleksi. Dengan metode cereamah, perenungan
amaupun pengisian lembar evaluasi diri para peserta diajak untuk menilai diri
sendiri penghayatan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama satu hari.

g. Curah Gagasan/Brain Storming


Curah gagasan dalam kegiatan PIR dilakukan untuk menampung ide-ide
dari peserta mengenai berbagai hal terkait dengan aturan-aturan selama
mengikuti kegiatan. Dengan metode ini peserta dilibatkan dalam turut serta
mengambil keputusan dalam menentukan tindakan, sikap dan aturan yang
akan diberlakukan. Hal ini berawl dari asumsi bahwa dalam pembelajaran
orang dewasa, keterlibatan peserta dalam menentukan apa yang harus
dilakukan merupakan salah salah satu dari prinsip pembelajaran dengan
pendekatan andragogi. Metode ini dalam kegiata PIR terutama dilakukan
pada saat kontrak belajar, musyawarah forum dan dalam rencana kegiatan
tindak lanjut (RKTL).
h.Role Playing/Bermain Peran
Bermain pesaran sebagai salah satu metode yang digunakan dalam PIR,
yaitu pada kepemanduan dalam kegiatan training. Bermain peran dilakukan
sebagai uapay untuk menginternalisasi terhadap konsep-konsep materi dalam
kegiatan kepelatihan. Dalam PIR ke-22, materi pelatihannya yaitu tentang
advokasi pendidikan. Bermain peran dalam kegiatan ini peserta diajak untuk
memahami cara-cara dalam mengambil keputusan sesuai peran yang yang
dikonsepkan dalam materi advokasi.
MATERI PENGAJIAN I`TIKAF RAMADHAN
1. Materi / isi

Keseluruhan materi / isi Pengajian I`tikaf Ramadhan

pada

dasarnya berada dalam satu kerangka nilai yang integrated


yaitu Islam, yang dibagi dalam lima kelompok, yaitu:

a. Pengetahuan Dasar tentang Islam


1. Pandangan Hidup Muslim
2. Aqidah Islam
3. Prinsip-prinsip Ibadah dalam Islam
4. Ahklak Seorang Muslim

b. Pengetahuan Islam Pendukung, meliputi:


1. Arus

Kapitalisasi

Pendidikan

di

Indonesia;

Bagaimana Implikasinya bagi Umat?


2. Strategi Rosulullah dalam Mendidik Umat: Gagasan
dan Praksis.
3. Masa Depan Islam Politik; Meneguhkan Peranan
dalam Pendidikan Politik Umat.
4. Konsep Ekonomi Islam; Jalan Mewujudkan Indonesia
Bermartabat Dalam Pergaulan Dunia.
5. Nilai-nilai

Dasar

Islam

Tentang

Pendidikan

Demokratisasi Menuju Indonesia berkedaban.


6. Manifesto

Intelektual

Progresif;

Prasyarat

Indonesia Bermartabat dan Berkedaban.

bagi

7. Al-Quran dan Krisis Intelektual Muslim.

c. Al Qur`an ( Kajian Khusus) meliputi:


1. Pembacaan dan Pendalaman Makna Al Qur`an
Secara Mandiri (diskusi kelompok).
2. Kompilasi Ayat Al- Qur`an Secara Tematis.
3. Kajian Tafsir Al-Qur`an.

d. Problematika

Pendidikan

Ummat

Islam

Indonesia Menuju Indonesia Berkedaban.


1. Menyoal Kualitas Pendidikan Tinggi Indonesia.
2. Pendidikan di Era Global; Peluang dan Tantangan.
3. Kepemimpinan

Nasional

dan

Implementasi

Kebijakan Demokratisasi Pendidikan di Indonesia.


4. Menelusuri

Laju

Pendanaan;

Transparansi

dan

Akuntabilitas Anggaran Pendidikan di Perguruan


Tinggi;

e. Jalan

Menuju

Berkedaban

Indonesia

Bermartabat

dan

1. Potret Gerakan Dakwah di Indonesia: Prospek dan


Kendala dalam Mendidik Bangsa.
2. Strategi Advokasi; Menggalang Sekutu Intelektual
Muslim Untuk Demokratisasi Pendidikan.

Hari Pertama
Kamis, 04 November 2004
13.00
15.00
15.30
17.30
19.30

15.00
- 15.30
17. 30
19.30
21.30

21.30 22.30
22.30 02.45

Registrasi peserta
Sholat `Asar
Ta`aruf dan Pengorganisasian Peserta
MASHOIS
PEMBUKAAN
f. Gema Wahyu Illahi
g. Dari panitia
h. Sambutan
Ketua dewan direktur LABDA
i. Sambutan Pengurus yayasan
Sholahuddin
KULIAH
IFTITAH
Paradigma
Pendidikan
Nasional
di
Era
Demokratisasi; Mewujudkan Indonesia
Bermartabat dan Berkeadaban
Oleh Prof. DR. Ahmad Syafii Maarif
KONTRAK BELAJAR
Istirahat

Hari Kedua
Jumat, 05 November 2004
02.45
03.45
04.30
05.00
06.00
07.30

03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30

Qiyamullail (sholat tarawih)


Makan Sahur
Shalat Shubuh
Kuliah Shubuh
MKP
KEGIATAN MANDIRI

09.30 12.00

12.00
12.15
13.00
15.00
15.30

12.15
13.00
15.00
15.30
16.45

16.45 17.45
17.45 19.30
19.30 21.30

21.30 22.00
22.00 02.45

MATERI I
Pandangan Hidup Muslim
Oleh Drs. H.A Cholik Muchtar
Staff pengajar PP. Budi Mulia
Shalat Dzuhur
Kuliah Tetap Kyai
Istirahat
Shalat `Ashar
FORUM UKHUWAH
Seputar Aktifitas Dakwah Peserta
TADARUS MAKNA
MASHOIS
MATERI II
Aqidah Islam
Oleh Fathurrahman Kamal Lc,
Staff pengajar PP. Budi Mulia
REF ( Refleksi dan Evaluasi)
Istirahat

Hari ketiga
Sabtu, 06 November 2003
02.45
03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30

03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30
12.00

12.00
12.15
13.00
15.00
15.30

12.15
13.00
15.00
15.30
16.45

16.45 17.45
17.45 19.30
19.30 21.30
21.30 22.00
22.00 02.45

Qiyamullail (sholat tarawih)


Makan Sahur
Shalat Shubuh
Kuliah Shubuh
MKP
KEGIATAN MANDIRI
MATERI III
Prinsip-prinsip Ibadah Dalam Islam
Oleh KH. Suprapto Ibnu Juraimi
Pengasuh Spritual PIR PP. Budi Mulia
Shalat Dzuhur
Kuliah Tetap Kyai
Istirahat
Shalat `Ashar
KEGIATAN MANDIRI...
TADARUS MAKNA
MASHOIS
MATERI IV: Akhlak seorang muslim,
oleh DR. Yunahar Ilyas, Lc. M.Ag, staff
pengajar PP Budi Mulia
REF ( Refleksi dan Evaluasi)
Istirahat

Hari keempat
Minggu, 07 November 2003
02.45
03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30

03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30
12.00

12.00
12.15
13.00
15.00
15.30
16.45
17.45
19.30

12.15
13.00
15.00
15.30
16.45
17.45
19.30
21.30

21.30 22.00
22.00 02.45

Qiyamullail (sholat tarawih)


Makan Sahur
Shalat Shubuh
Kuliah Shubuh
MKP
KEGIATAN MANDIRI
MATERI V, Al-Quran dan Krisis
Intelektual
Muslim.
Oleh:
Prof.
Amien Abdullah. (Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta).
Shalat Dhuhur
Kuliah Tetap Kyai
Istirahat
Shalat `Ashar
KEGIATAN MANDIRI
TADARUS MAKNA
MASHOIS
MATERI VI: Strategi Rosulullah Dalam
Mendidik
Umat;
Gagasan
Dan
Praksis.
Oleh: Dr. Jawahir Thontowi. (Dekan FH
UII)
REF ( Refleksi dan Evaluasi)
Istirahat

Hari kelima
Senin 08 November 2004
02.45
03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30

03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30
12.00

12.00 12.15

Qiyamullail (sholat trewih)


Makan Sahur
Shalat Shubuh
Kuliah Shubuh
MKP
KEGIATAN MANDIRI
MATERI
VII:
Arus
Kapitalisasi
Pendidikan
Indonesia;
Implikasi
Terhadap Ummat. Dr. Heru Nugroho.
(Sosiolog UGM)
Shalat Dhuhur

12.15
13.00
15.00
15.30
16.45
17.45
19.30

13.00
15.00
15.30
16.45
17.45
19.30
21.30

21.30 22.00
22.00 02.45

Kuliah Tetap Kyai


Istirahat
Shalat `Ashar
KEGIATAN MANDIRI
TADARUS MAKNA
MASHOIS
MATERI.VIII
:
Konsep
Ekonomi
Islam; Jalan Mewujudkan Indonesia
Bermartabat Dalam Pergaulan Dunia.
Oleh Prof. Drs. Dochak Latief, (Rektor
UMS)
REF ( Refleksi dan Evaluasi)
Istirahat

Hari keenam
Selasa, 09 November 2004
02.45
03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30

03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30
12.00

12.00
12.15
13.00
15.00
15.30
16.45
17.45
19.30

12.15
13.00
15.00
15.30
16.45
17.45
19.30
21.30

21.30 22.00
22.00 02.45

Qiyamullail (sholat terawih)


Makan Sahur
Shalat Shubuh
Kuliah Shubuh
MKP
KEGIATAN MANDIRI
MATERI IX: Mengurai Nilai Dasar
Islam
Tentang
Pendidikan
Demokratisasi
Menuju
Indonesia
berkedaban. Oleh Drs. Haedar Nasir
M. Si (Sekretaris PP. Muhammadiyah)
Shalat Dzuhur
Kuliah Tetap Kyai
Istirahat
Shalat `Ashar
KEGIATAN MANDIRI
TADARUS MAKNA
MASHOIS
MATERI XI: Manifesto Intelektual
Progresif; Prasyarat bagi Indonesia
Bermartabat dan Berkedaban. Oleh
Drs. Zulkfli Halim, M. Si
REF ( Refleksi dan Evaluasi)
Istirahat

Hari ketujuh
Rabu, 10 November 2003
02.45
03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30

03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30
12.00

12.00
12.15
13.00
15.00
15.30
16.45
17.45
19.30

12.15
13.00
15.00
15.30
16.45
17.45
19.30
21.30

21.30 22.00
22.00 02.45

Qiyamullail (sholat tarawih)


Makan Sahur
Shalat Shubuh
Kuliah Shubuh
MKP
KEGIATAN MANDIRI
MATERI
XII:
Menyoal
Kualitas
Pendidikan Tinggi Indonesia.
Oleh: Drs. Said Tuhuleley
Shalat Dhuhur
Kuliah Tetap Kyai
Istirahat
Shalat `Asar
KEGIATAN MANDIRI
TADARUS MAKNA
MASHOIS
MATERI XIII: Melawan Kapitalisme
Global; Membongkar Hegemoni Asing
Dalam Pendidikan.
Oleh
Eko
Prasetyo, SH.
REF ( Refleksi dan Evaluasi)
Istirahat

Hari kedelapan
Kamis, 11 November 2004
02.45
03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30

03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30
12.00

12.00
12.15
13.00
15.00

12.15
13.00
15.00
15.30

Qiyamullail (sholat trewih)


Makan Sahur
Shalat Shubuh
Kuliah Shubuh
MKP
KEGIATAN MANDIRI
MATERI
XIV:
Menelusuri
Jalur
Pendanaan; Upaya Transparansi Dan
Akuntabilitas Anggaran Pendidikan Di
Perguruan Tinggi. Oleh Dr. Jamaludin
Ancok
Shalat Dhuhur
Kuliah Tetap Kyai
Istirahat
Shalat `Ashar

15.30
16.45
17.45
19.30

16.45
17.45
19.30
21.30

21.30 22.00
22.00 02.45

KEGIATAN MANDIRI
TADARUS MAKNA
MASHOIS
MATERI XV: Masa Depan Islam
Politik; Meneguhkan Peran dalam
Pendidikan Politik Umat. Oleh DR.
Hidayat Nur Wahid.
REF ( Refleksi dan Evaluasi)
Istirahat

Hari kesembilan
Jumat, 12 November 2004
02.45
03.45
04.30
05.00
06.00
07.30

03.45
04.30
05.00
06.00
07.30
09.30

09.30 12.00

12.00
12.15
13.00
15.00
15.30
16.45
17.45
19.30

12.15
13.00
15.00
15.30
16.45
17.45
19.30
21.30

21.30 22.00
22.00 02.45

Qiyamullail (sholat trewih)


Makan Sahur
Shalat Shubuh
Kuliah Shubuh
MKP
MATERI
XVI:
Potret
Gerakan
Dakwah di Indonesia:
Prospek dan
Kendala dalam Mendidik Bangsa.
Oleh Drs. M. Azar, M.Ag.
MATERI XVII: Strategi Advokasi;
Menggalang
Sekutu
Intelektual
Muslim
Untuk
Demokratisasi
Pendidikan. Oleh Prof. Dr. Suyanto
Shalat Dzuhur
Kuliah Tetap Kyai
Istirahat dan Berkemas
Shalat `Ashar
RKTL
TADARUS MAKNA
MASHOIS
PENUTUPAN
a. Gema Wahyu Illahi
b. Dari panitia
c. Sambutan
ketua
dewan
direktur LABDA.
d. Sambutan pengurus yayasan
Shalahuddin
e. Kuliah Penutup oleh Prof.
Dr. M. Amien Rais, MA.
REF ( Refleksi dan Evaluasi)
Istirahat

22.00 02.45
03.45 04.30
04.30 04.45

Qiyamullail
Makan sahur
Sholat subuh dan Pulang

PETUNJUK TEKNIS PEMANDU


PENGAJIAN I`TIKAF RAMADHAN XXII
Penjelasan Teknis:
1. Petunjuk teknis ini merupakan referensi pemandu untuk memamdu
jalannya acara kepemanduan.
2. Sebagai manual kegiatan kepemanduan dan penanggungjawab setiap sesi
acara
3. Sebagai manual jadwal untuk disesuaikan waktunya bagi kegiatan seksiseksi kegiatan yang lain
4. sebagai petunjuk alur materi kegiatan kepemanduan

Anda mungkin juga menyukai