Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL SKRIPSI

PERAN REMAJA MASJID

DALAM PENGELOLAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN

DI MASJID AL-HIDAYAH BANJARSARI SURAKARTA

Oleh :

Trias Agustina

NIM. 43020180017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2022

A. Latar Belakang Masalah


Masjid pada awalnya merupakan tempat pusat segala kegiatan, bukan
hanya sebagai pusat ibadah khusus, seperti salat dan i’tikaf. Akan tetapi,
masjid merupakan pusat kebudayaan dan Muamallah. Masjid merupakan
tempat lahir kebudayaan Islam yang demikian kaya dan berkah. Kejayaan
umat Islam yang telah tertulis di dalam lembaran-lembaran sejarah
peradaban Islam tidak bisa dilepaskan dari proses pendidikan Islam yang
dilakukan di masjid (Sofan, 1996:5). Dari sejarah zaman Rasulullah saw,
fungsi masjid digunakan sebagai pusat pendidikan bagi umat Islam yang
menyatakan bahwa masjid adalah tempat paling vital dalam
pengembangan pendidikan. Masjid juga berfungsi sebagai pembentukan
karakter dan moral masyarakat sekitar melalui berbagai macam kegiatan
bimbingan serta arahan (Roqib, 2005:143).
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) adalah sebuah sistem pendidikan
dan sarana pelayanan keagamaan nonformal yang dirancang secara
khusus. Sistem ini mampu menampung hasrat dan minat belajar agama
bagi anak-anak dan remaja Islam. Taman Pendidikan Al-Qur’an
menekankan adanya upaya agar murid-murid bisa mengenal aksara Al-
Qur’an dengan baik dan benar serta menjadikan kebiasaan dan kegemaran
membaca Al-Qur’an (tadarus) serta fasih menurut kaidah tajwid ditambah
dengan materi pelajaran keagamaan lainnya. Taman Pendidikan Al-Qur’an
merupakan salah satu bentuk pendidikan di jalur non formal dalam
masyarakat yang bercirikan Islami (Syamsudin, 2004:15).
Organisasi remaja masjid telah menjadi kegemaran para remaja,
sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas pengamalan agamanya lewat
masjid. Generasi muda Islam, baik remaja putra maupun putri, belakangan
ini semakin gemar dalam wadah remaja masjid, mereka mendapatkan
banyak pengetahuan agama, seperti bertambahnya wawasan ilmu
keIslaman, mempererat ukhuwah islamiyah yang mereka tidak dapatkan
dari lingkungan lain-lain. Melihat keberadaan para remaja-remaja yang
berada di sekitar masjid, dengan membentuk suatu organisasi remaja
masjid dinilai akan membawa pengaruh dalam kehidupan beragama Islam.
Karena, remaja masjid merupakan suatu organisasi remaja Islam di
masyarakat yang mempunyai aspiratif dan representatif. Remaja masjid
yang memahami potensi dalam organisasinya akan ikut serta memikirkan
masa depan umat Islam, bertanggung jawab terhadap prospek
perkembangan syiar Islam di masa yang akan datang. (Umar, 2003:1).
Masjid Al-Hidayah merupakan masjid yang terletak di Dukuhan Nayu
Kelurahan Joglo Banjarsari Surakarta. Remaja masjid Al-Hidayah
merupakan salah satu organisasi remaja yang mempunyai peranan penting
dalam pembentukan karakter santri dan santriwati di TPQ Al-Hidayah,
karena remaja masjid banyak membantu mengajar dalam membina dan
membimbing santri dan santriwati di TPQ. Dengan adanya remaja masjid
yang turut berjuang menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk
memajukan dan meningkatkan kualitas santri dan santriwati di TPQ Al-
Hidayah melalui kegiatan-kegiatan Islami, pada gilirannya para santri akan
merasakan keimanannya kepada Allah SWT. Oleh karena itu, semua
kegiatan yang dilakukan oleh remaja masjid harus mengarah kepada
pembinaan kehidupan beragama.
Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa remaja masjid adalah
penerus cita-cita bangsa maupun agama yang sangat potensial dalam
mengembangkan generasi Islam sejak dini. Usaha remaja masjid dalam
kaitannya dengan peningkatan kualitas santri TPQ, juga diupayakan
terciptanya generasi muda yang memiliki kepribadian Islami. Dengan
demikian, pengelolaan dan peningkatan kualitas santri di TPQ Al-Hidayah
merupakan masalah yang harus mendapat perhatian bila ingin melihat
generasi yang tangguh, beriman, berakhlak mulia dan pandai bersyukur.
Mendidik anak-anak dengan aksara dan jiwa Al-Qur’an berupa
pemahaman, penghayatan Al-Qur’an serta kajian-kajian Islam agar
generasi Islam menjadi generasi idaman dan harapan di masa depan
(Umar, 2003:4).
Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh penulis ke Masjid Al-
Hidayah penulis ingin mengetahui yang pertama yaitu peran remaja masjid
itu mempunyai atasan atau tidak atau sebagai pengurus secara
keseluruhan. Yang kedua bagaimana remaja masjid mengelola TPQ Al-
Hidayah. Karena dapat dilihat dari beberapa kelebihan salah satunya TPQ
Al-Hidayah sering mengadakan kegiatan. Setiap kegiatan selalu menarik
perhatian dari TPQ-TPQ lainnya. Misalnya, sering mengadakan kegiatan
di luar TPQ seperti dongeng santri, liburan ceria dan pasti kegiatan itu
dilakukan di Tawangmangu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil oleh
peneliti beberapa rumusan masalah yang akan diteliti lebih lanjut,
diantaranya:
1. Bagaimana pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an di Masjid Al-
Hidayah?
2. Bagaimana peran remaja masjid dalam pengelolaan Taman Pendidikan
Al-Qur’an di Masjid Al-Hidayah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh peneliti di
atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an di
Masjid Al-Hidayah
2. Untuk mengetahui peran remaja masjid dalam pengelolaan Taman
Pendidikan Al -Qur’an di Masjid Al-Hidayah
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah disebutkan, maka penelitian ini
diharapkan dapat memberikan hasil dan informasi yang bermanfaat, baik
secara teoretis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan
atau tolak ukur dalam mengelola yang akan digunakan. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan atau
sumbangan kajian ilmu terkait peran remaja masjid yang masih
kurangnya informasi mengenai mengelola TPQ.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi
bagi peneliti ketika melakukan penelitian mendatang. Selain itu hasil
penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan serta masukan
bagi para remaja masjid yang masih kurang dalam menangani atau
mngelola TPQ.
E. Penegasan Istilah
Penegasan istilah merupakan sebuah konsep dengan pernyataan yang
tertata rapi dan sistematis yang mana terdapat variabel dalam penelitian,
dikarenakan landasan teori merupakan landasan yang kuat dalam
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun landasan teori dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Peran
Peran merupakan perpaduan antara berbagai teori, orientasi
maupun disiplin ilmu yang digunakan dalam dunia sosiologi, peran
merupakan istilah yang biasanya digunakan dalam dunia teater yang
mana seorang aktor harus bermain sebagai tokoh tertentu dan
membawakan sebuah perilaku tertentu, dalam hal ini posisi seorang
aktor tersebut disamakan dengan posisi seorang masyarakat dan
keduanya memiliki posisi yang sama (Sarlito, 2015:215). Menurut
(Soekanto, 2012:212), peran merupakan aspek dinamis kedudukan
(status). Peran adalah suatu pekerjaan yang dilakukan seseorang
berdasarkan status yang disandang. Meskipun setiap tindakan untuk
menunjukkan peran berdasarkan status yang disandang tetapi tetap
dalam koridor keteraturan yang berbeda yang menyebabkan hasil
peran dari setiap orang berbeda.
2. Remaja Masjid
Remaja masjid adalah suatu organisasi yang memiliki kebijakan
atas kehendak sendiri dan relative independen dalam menggerakkan
urusan rumah tangga organisasi dan membina anggotanya dengan
berlandaskan pada anggaran dasar/anggaran rumah tangga yang telah
ditetapkan (Asadullah, 2010:210). Remaja masjid menurut Ahmad
Yani (2016:112) merupakan wadah utama dalam pengkaderan bidang
kemasjidan terhadap generasi muda.
3. Pengelolaan
Mengelola bisa diartikan sebagai pengelolaan, manajemen, yaitu
proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan-penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Menurut Terry
(2013), mengartikan fungsi mengelola sebagai usaha untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain.
Pengelolaan tidak akan terlepas dari kegiatan sumber daya manusia
yang ada dalam suatu kantor, instansi, maupun organisasi.
4. Taman Pendidikan Al-Qur’an
Taman pendidikan Al-Qur’an sebagai suatu jenjang pendidikan
untuk anak yang diselenggarakan dalam rangka mengembangkan
pribadi dan pengetahuan anak serta pendidikan membaca Al-Qur’an.
Taman pendidikan Al-Qur’an merupakan lembaga pendidikan luar
sekolah (non formal) jenis keagamaan, yang muatan pengajarannya
lebih menekankan kepada aspek keagamaan (Islam) dengan mengacu
pada sumber utama, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. TK/TPQ yaitu
lembaga non formal tingkat dasar yang bertujuan memberikan bekal
dasar kepada anak-anak usia 4-6 tahun (TK) dan usia 7012 tahun
(TPQ) agar menjadi generasi yang shalih-shalihah, yang mampu dan
gemar membaca, memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dalam
kehidupan sehari-hari.
F. Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka
1. Landasan Teori
Dalam penelitian ini tentunya dibutuhkan teori-teori yang
mendukung pengkajian peran remaja masjid dalam mengelola
TPQ di masjid Al-Hidayah.
a) Peran
Peran menurut definisi para ahli menyatakan bahwa peran
adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status. Seseorang
melaksanakan hak dan kewajiban, berarti telah menjalankan suatu
peran. Peran lebih menunjukkan pada fungsi penyesuaian diri, dan
sebagai sebuah proses. Menurut Abu Ahmadi (1982), peran adalah
suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu
harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan
status, fungsi sosialnya. Menurut Soerjono Soekanto (2002:243),
yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Jadi, dapat
disimpulkan peran adalah aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
atau sekumpulan orang untuk menghasilkan suatu perubahan yang
diinginkan oleh masyarakat berdasarkan kedudukan atau jabatan
yang dimiliki seseorang atau sekumpulan orang tersebut.
b) Remaja Masjid
Menurut Abdul dan Arief (2013:172), remaja masjid adalah
suatu organisasi kepemudaan Islam yang bernaung di bawah Badan
Kesejahteraan Masjid (BKM) untuk membina remaja dalam
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam.
Jadi yang dimaksud dengan Remaja masjid adalah suatu organisasi
Islam bagi para remaja untuk memberikan pembinaan bidang
keagamaan Islam, guna mewariskan ajaran agama Islam terhadap
para remaja yang kegiatannya bertumpu pada masjid.
Remaja masjid adalah sekelompok remaja atau pemuda yang
berkumpul di Masjid dan melakukan kegiatan-kegiatan yang
ditujukan untuk memakmurkan Masjid. Kementerian Agama RI
mengemukakan bahwa Remaja masjid merupakan perkumpulan
atau perhimpunan atau ikatan remaja masjid atau Mushallah yang
mempunyai suatu aktivitas yang bertujuan untuk menumbuhkan
akhlak yang baik dan menjadi sumber inspirasi bagi para pemuda
dan pemudi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Remaja
masjid merupakan suatu organisasi yang menjadikan pusat kegiatan
yang baik yang bersifat keagamaan, sosial, dan masyarakat dalam
membina para remaja supaya dapat mencegah kenakalan remaja.
c) Pengelolaan
Pengelola adalah arti dari kata manajer yaitu seorang yang
bertindak sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi,
serta pengendalian orang dan mekanisme kerja untuk mencapai
tujuan. Pengelolaan adalah kata lain dari makna kata management
dalam Bahasa Indonesia disebut dengan manajemen, sedangkan
orang yang mengelola/pengelola disebut manajer. Manajemen
harus dapat mengatur melalui proses dengan berdasarkan urutan
dan fungsi-fungsi manajemen. Dengan begitu, proses mewujudkan
suatu tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah lembaga Islam
maka perlu melalui proses aspek-aspeknya seperti planning,
organizing, actuating, dan controlling.
Dalam kamus Bahasa Indonesia lengkap bahwa mengelola
adalah proses melakukan pelaksanaan kegiatan tertentu dan
menggerakkan SDM. Agar dapat membantu merumuskan
kebijakan dan tujuan lembaga sehingga dapat memberi pengawasan
pada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan yang
telah ditentukan agar mencapai tujuan lembaga tersebut. Dalam
pendapatnya, Suharsini Arikunto pengelola adalah kata yang tidak
jauh berbeda dengan mengelola yang artinya suatu tindakan yang
dimulai dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasi,
melaksanakan, sampai tahap pengawasan dan evaluasi. Manulang
memberikan penjelasan tentang istilah pengelola mengandung tiga
pengertian yaitu manajemen sebagai suatu proses, manajemen
sebagai orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen, yang
terakhir manajemen sebagai suatu Ilmu dan seni. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa pengelola adalah seseorang atau beberapa
orang yang mengelola suatu lembaga ataupun organisasi yang
prosesnya dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengerakan
atau pengarahan dan pengontrolan atau evaluasi agar dapat berjalan
sesuai tujuan atau target secara efektif dan efisien. (Siswanto,
2005:20).
d) Taman Pendidikan Al-Qur’an
Malik (2013) mendiskripsikan TPQ adalah lembaga atau
kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan non
formal berbasis pendidikan agama Islam yang bertujuan untuk
memberikan pengajaran Al-Qur’an. Mengelola TPQ meliputi
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Taman pendidikan Al-Qur’an adalah lembaga pendidikan dan
pengajaran Islam luar sekolah untuk anak-anak usia 4-12 tahun
yang mendidik santri agar mampu membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid. Pembelajaran pada
taman pendidikan Al-Qur’an dari segi materi pada dasarnya tidak
jauh berbeda dengan materi sekolah formal bahkan lebih banyak
materi agamanya dibandingkan dengan pendidikan agama yang ada
pada tatanan sekolah dasar atau sekolah formal lainnya. Materi
pengajaran pada taman pendidikan Al-Qur’an mengembangkan
materi pembelajaran pada pemberian bekal dasar pengetahuan,
sikap dan keterampilan keagamaan terutama untuk pengajaran yang
kurang memungkinkan dapat tercapai secara tuntas melalui
pendidikan di sekolah formal. Misalnya baca tulis Al-Qur’an,
praktek shalat, hafalan ayat-ayat Al-Qur’an, doa-doa harian,
penanaman aqidah akhlaq, pengetahuan keIslaman dan lain
sebagainya.
2. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini terdapat karya ilmiah yang telah ada
sebelumnya guna memberikan suatu arahan atau gambaran tentang
sasaran penelitian yang akan dipaparkan dalam penelitian ini.
Berikut penelitian yang dimaksud sebagai berikut:
Peranan Remaja Masjid dalam Pembinaan Akhlak Santri TPQ
Nurul Ijtihad di Jalan Manuruki II, Kelurahan Mangsa,
Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, yang ditulis oleh Rahmi,
(2015). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan anak
TPQ Nurul Ijtihad bertujuan menciptakan generasi-generasi saleh
dan salehah yang pandai membaca Al-Qur’an dan berakhlak mulia
sehingga para santri akan selalu patuh, berbakti pada orang tua dan
menghormatinya. Persamaan dengan judul skripsi penulis yaitu
menjelaskan peran remaja masjid terhadap anak-anak TPQ.
Sedangkan perbedaan dengan judul skripsi penulis yaitu pada
tempat dan fokus penelitian yaitu pengelolaan TPQ.
Ambo Upe (2011), Program studi Pendidikan Islam,
Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam, Program pascasarjana
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, yang berjudul
“Manajemen Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di Kecamatan
Tembilahan kabupaten Indragiri Hilir. Persamaan pada penelitian
ini yaitu sama-sama mengelola TPQ. Sedangkan perbedaannya
yaitu lokasi dan peran remaja masjid.
Hasmah dalam skripsinya yang berjudul Peran Remaja Masjid
dalam Meningkatkan Motivasi Santri Belajar Membaca Al-Qur’an
Pada TPQ Nurul Ilham di Kelurahan Tamangapa Kecamatan
Manggala Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menyarankan peningkatan motivasi bagi remaja masjid lebih
ditingkatkan lagi dengan cara mengajak para santri untuk lebih
partisipasi dalam mengikuti kegiatan dan santri yang kurang begitu
lancar dalam membaca Al-Qur’an diberikan wadah untuk mengaji
bersama-sama sehingga para santri yang belum mengikuti kegiatan,
supaya anak-anak dengan alasan itu menjadi tidak minder untuk
mengikuti kegiatan keagamaan. Persamaan dengan judul skripsi
penulis yaitu sama-sama meneliti peran remaja masjid dalam
pengelolaan TPQ. Sedangkan perbedaannya yaitu pada fokus
penelitian yaitu meningkatkan motivasi santri belajar membaca Al-
Qur’an.
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian
a) Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat
kualitatif yang dalam pengumpulan datanya menggunakan metode
deskriptif dan menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.
Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang menekankan
objek penelitiannya terhadap keunikan manusia atau gejala sosial
yang tidak dapat dianalisis dengan metode statistik (Sitti, 2013:38).
Penelitian deskriptif merupakan penggambaran suatu fenomena
sosial dengan variabel pengamatan secara langsung yang sudah
ditentukan secara jelas sistematis, faktual, akurat dan spesifik.
Penelitian deskriptif dan kualitatif lebih menekankan pada keaslian
tidak bertolak dari teori melainkan dari fakta yang sebagaimana
adanya di lapangan atau dengan kata lain menekankan pada
kenyataan benar-benar terjadi pada suatu tempat atau masyarakat
tertentu. Penggunaan studi kasus deskriptif dalam penelitian ini
bermaksud agar dapat mengungkap atau memperoleh informasi
dari penelitian secara menyeluruh dan mendalam.
Penelitian deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan
menggambarkan mengenai aktivitas yang dilakukan oleh remaja
masjid Al-Hidayah dalam mengelola Taman Pendidikan Al-
Qur’an. Dengan begitu, tentunya akan dengan mudah kami peneliti
mengetahui berbagai macam peran dari masing-masing remaja
masjid dalam mengelolanya (Sugiyono, 2006:16).
b) Pendekatan Penelitian
Untuk memperoleh data atau informasi yang nyata dalam
menjelaskan permasalahan, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah konstruktivisme yang
berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan
suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh
setiap individu (Sukmadinata, 2005).
2. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan di Masjid Al-Hidayah Dukuhan Nayu
Kelurahan Joglo Banjarsari Surakarta.
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Remaja masjid dan anak-anak
TPQ. Dalam penelitian ini, guna mendapatkan informasi pengetahuan
bidang studi. Sehingga dalam menentukan sampel, peneliti
menggunakan beberapa metode untuk mengetahui data di lapangan
yaitu metode observasi, wawancara atau interview. Kemudian,
disusun, dianalisis, dan yang terakhir dapat ditarik kesimpulan.
4. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data, yaitu
data primer dan data sekunder. Sumber data primer dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh di lapangan bersumber
dari informan yang dianggap relevan dijadikan narasumber. Sumber
data sekunder merupakan data pelengkap atau data tambahan yang
melengkapi data yang sudah ada sebelumnya. Sumber data yang
diterima dari informan yang erat kaitannya dengan masalah yang akan
diteliti ialah Peran Remaja Masjid dalam Pengelolaan Taman
Pendidikan Al-Qur’an. Dalam penelitian ini yang termasuk dari data
primer ialah hasil wawancara dengan pembina TPQ dan remaja masjid,
pengurus dan anggota remaja masjid (Rachmat, 2009:93).
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung dari
lapangan bisa dikatakan data ini dikumpulkan dari interview dan
observasi. Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber utamanya
adalah data yang ada di lapangan yaitu di masjid Al-Hidayah. Dan
yang termasuk dari data primer adalah hasil wawancara dari
pengelola remaja masjid Al-Hidayah sebagai informan mengenai
Peran Remaja Masjid dalam Pengelolaan Taman pendidikan Al-
Qur’an di Masjid Al-Hidayah Banjarsari Surakarta (Cholid,
2016:107).
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap atau data tambahan
dari dokumen data yang sudah ada sebelumnya. Data sekunder
dalam penelitian ini berupa bentuk data-data yang ditulis oleh para
ahli yang ada hubungannya dengan penelitian ini serta kajian
pustaka dari hasil penelitian terdahulu yang ada relevansinya
dengan pembahasan penelitian ini (Lexy, 2009:186).
5. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan kualitatif deksriptif adapun langkah-
langkanya, sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Penggunaan
metode penelitian observasi di atas pertimbangan bahwa data
yang dikumpulkan secara efektif bila dilakukan secara
langsung mengenai objek yang akan diteliti. Teknik ini penulis
gunakan untuk mengetahui kenyataan yang ada di lapangan.
Alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati
dan mencatat, menganalisa secara sistematis (Husaini,
1996:54).
b. Wawancara
Metode wawancara atau interview merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan secara tatap muka,
pertanyaan diberikan secara lisan dan jawabannya pun diterima
lisan pula. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian
ini adalah wawancara mendalam yaitu suatu cara pengumpulan
data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka
dengan informasi agar mendapatkan data lengkap dan
mendalam. Adapun yang akan diwawancarai oleh peneliti
adalah orang-orang yang dianggap relevan, seperti pembina
TPQ dan remaja masjid, pengurus atau anggota remaja masjid
(Husaini, 1996:73).
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan
benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumentasi,
peraturan-peraturan notulen rapat, dan catatan harian.
Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti dalam pengumpulan
data dengan teknik dokumentasi berarti peneliti melakukan
pencarian dan pengambilan informasi yang sifatnya teks
menjelaskan dan menguraikan mengenai hubungannya dengan
arah penelitian (Sutrisno, 1992:72).
6. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data ini bukan hanya merupakan kelanjutan dan
usaha pengumpulan data yang menjadi objek penulis, namun juga
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu informan
dari hasil teknik pengumpulan data baik wawancara, observasi
maupun dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis kualitatif yang merupakan upaya yang
berlanjut dan berulang-ulang, data yang diperoleh di lapangan
diolah dengan maksud dapat memberikan informasi yang berguna
untuk dianalisis. Adapun teknik analisis dalam penelitian kualitatif
secara umum adalah sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,
dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi
(Miles dan Huberman, 1992:16).
b. Penyajian data
Penyajian data yang diperoleh dari lapangan terkait dengan
seluruh permasalahan penelitian dipilih antara yang dibutuhkan
dan yang tidak dibutuhkan, kemudian dikelompokkan diberi
batasan masalah. Dalam penyajian data, peneliti mengurai
setiap permasalahan dalam pembahasan penelitian dengan cara
memaparkan secara umum kemudian menjelaskan dalam
pembahasan yang lebih spesifik (Sugiono, 1992:1).
c. Menarik Kesimpulan
Upaya penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan
peneliti secara terus-menerus selama berada di lapangan. Dari
permulaan pengumpulan data, mulai mencari arti benda-benda,
mencatat keteraturan pola-pola (dalam catatan teori),
penjelasan-penjelasan, alur sebab-akibat, dan proposal.
Kesimpulan-kesimpulan ini kemudian dipilih kembali dengan
mempertimbangkan dan meninjau kembali catatan lapangan
sehingga terbentuk pemasangan kesimpulan (Mile, 1992:32).
d. Keabsahan Data
Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini. Peneliti
menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap
data. Menurut Sugiyono, teknik triangulasi dapat diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara dan berbagai waktu. Karena itu, triangulasi ialah usaha
mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti
dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara
mengurangi sebanyak  mungkin yang bisa terjadi pada saat
pengumpulan dan analisis data. Hal ini bertujuan untuk
membandingkan informasi data yang didapatkan, tentang hal
yang sama diperoleh dari berbagai pihak, bermaksud
menghindari subyektivitas (Lexy, 2011:178).
Terdapat triangulasi dibagi menjadi tiga bagian (Sugiyono,
2018:189) :
1. Triangulasi sumber
Merupakan menguji data data dari banyaknya sumber
yang dikumpulkan untuk diambil datanya.
2. Triangulasi teknik
Digunakan untuk menguji data dapat dipercaya sebuah
data dengan cara mencari tahu dan melakukan sebuah
pengecekan terhadap kebenaran data terhadap sumber yang
sama namun dengan teknik yang berbeda.
3. Triangulasi waktu
Makna dari triangulasi waktu ini adalah waktu seringkali
menjadi pengaruh tehadap apa yang ingin digali sumber
informasinya, sehingga memvalidkan kepercayaan dari
sumber data yang diambil.
Dapat disimpukan bahwa teknik atau cara-cara dalam
melakukan pemeriksaan dan pengecekan sebuah data,
memiliki kegunaan dalam melihat seberapa valid penelitian
atau data tersebut apakah dapat dipercaya akan
kebenarannya atau tidak.
7. Teknik Validasi Data
Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat
berharga dalam sebuah penelitian. Dari data yang terkumpul akan
dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan
masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya
posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat
vital. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan
yang salah demikian pula sebaliknya, data yang sah akan
menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang benar. Keabsahan
data itu dikenal sebagai validasi data. Sebagaimana dijelaskan
Alwasilah, (2008:170) bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian
pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan
yang valid, sahih, benar dan beretika.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan ini merupakan penjabaran tentang hal-hal
yang akan ditulis dan disusun secara sistematis sehingga menghasilkan
kerangka skripsi yang sistematis dan juga mudah dipahami. Sistematika
skripsi yang disusun terbagi dalam 3 bagian yaitu bagian awal, bagian isi,
dan juga bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul luar, lembar
berlogo IAIN, sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing, halaman
pengesahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian penelitian atau
deklarasi, halaman motto, halaman persembahan, halaman abstrak,
pedoman transliterasi Arab-Latin, halaman kata pengantar, halaman daftar
isi, halaman daftar lampiran.
Dalam penulisan proposal ini, terdapat beberapa bab dengan
keseluruhan ada 5 bab, dan disetiap bab terdiri dari beberapa sub bab.
Sistematika penulisan ini mempermudah dalam memahami dan melihat
hubungan suatu bab dengan bab lainnya. Adapun perinciannya sebagai
berikut:
1. Bagian Awal
Pada bagian awal skripsi ini terdiri dari: halaman sampul luar, lembar
berlogo IAIN, halaman sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing,
halaman pengesahan kelulusan, halaman deklarasi atau pernyataan
keaslian penelitian, halaman motto, halaman persembahan, abstrak,
pedoman transliterasi Arab-Latin, kata pengantar, daftar isi, daftar table,
daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Inti
Pada bagian inti skripsi ini terbagi menjadi lima bab yang terdiri dari
suatu bab-bab sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang memuat tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, kerangka
berfikir dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka yang mencakup landasan
teori yaitu peran, remaja masjid, mengelola, taman pendidikan Al-Qur’an.
BAB III Metode Penelitian yang memuat tentang jenis penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data,
teknik analisis data dan pengecekan keabsahan data.
BAB IV Deskripsi dan Analisis Data yang memuat tentang pemaparan dan
analisa data tentang Peran Remaja Masjid Dalam Pengelolaan Taman
Pendidikan Al-Qur’an Di Masjid Al-Hidayah Banjarsari Surakarta.
BAB V Penutup yang memuat tentang kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran, dan daftar riwayat
hidup.

DAFTAR PUSTAKA
Asadulah Al-Faruq. 2010. Mengelola dan Memakmurkan Masjid. Solo:
Arafah.

Yani, Ahmad. 2016. Panduan Memakmurkan Masjid Kajian Praktis Bagi


Aktivis Masjid: Jakarta. LPPD Kahiru Ummah.

Living Islam. 2020. Journal of Islamic Discourses. Vol 3. No 1

Hidayat, Islamawati Priyadi. 2013. Peningkatan Mutu Pembelajaran


Taman Pendidikan Al-Qur’an Dengan Pembuatan Kurikulum
TPA. Jurnal Inovasi dan Kewirausahan. Vol 2. No 3

Pudyaningtyas, Dewi Nurjayanti, Penerapan Program Taman Pendidikan


Al-Qur’an Untuk Anak Usia Dini, Jurnal Kumara Cendekia,
Volume 8, Nomor 2, Juni 2010.

Salim, Peter, Salim, Yenny. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.


Jakarta: Modern English Press.

Terry, R. George. 2013. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Budianto, H.M. 2006. Panduan Praktis Pengelolaan (TK,TPQ).


Yogyakarta. Lembaga Dakwah & Pendidikan Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai