Masjid pada awalnya merupakan tempat pusat segala kegiatan, bukan hanya sebagai pusat ibadah khusus, seperti salat dan i’tikaf. Akan tetapi, masjid merupakan pusat kebudayaan dan Muamallah. Masjid merupakan tempat lahir kebudayaan Islam yang demikian kaya dan berkah. Kejayaan umat Islam yang telah tertulis di dalam lembaran-lembaran sejarah peradaban Islam tidak bisa dilepaskan dari proses pendidikan Islam yang dilakukan di masjid (Sofan, 1996:5). Dari sejarah zaman Rasulullah saw, fungsi masjid digunakan sebagai pusat pendidikan bagi umat Islam yang menyatakan bahwa masjid adalah tempat paling vital dalam pengembangan pendidikan. Masjid juga berfungsi sebagai pembentukan karakter dan moral masyarakat sekitar melalui berbagai macam kegiatan bimbingan serta arahan (Roqib, 2005:143). Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) adalah sebuah sistem pendidikan dan sarana pelayanan keagamaan nonformal yang dirancang secara khusus. Sistem ini mampu menampung hasrat dan minat belajar agama bagi anak-anak dan remaja Islam. Taman Pendidikan Al-Qur’an menekankan adanya upaya agar murid-murid bisa mengenal aksara Al- Qur’an dengan baik dan benar serta menjadikan kebiasaan dan kegemaran membaca Al-Qur’an (tadarus) serta fasih menurut kaidah tajwid ditambah dengan materi pelajaran keagamaan lainnya. Taman Pendidikan Al-Qur’an merupakan salah satu bentuk pendidikan di jalur non formal dalam masyarakat yang bercirikan Islami (Syamsudin, 2004:15). Organisasi remaja masjid telah menjadi kegemaran para remaja, sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas pengamalan agamanya lewat masjid. Generasi muda Islam, baik remaja putra maupun putri, belakangan ini semakin gemar dalam wadah remaja masjid, mereka mendapatkan banyak pengetahuan agama, seperti bertambahnya wawasan ilmu keIslaman, mempererat ukhuwah islamiyah yang mereka tidak dapatkan dari lingkungan lain-lain. Melihat keberadaan para remaja-remaja yang berada di sekitar masjid, dengan membentuk suatu organisasi remaja masjid dinilai akan membawa pengaruh dalam kehidupan beragama Islam. Karena, remaja masjid merupakan suatu organisasi remaja Islam di masyarakat yang mempunyai aspiratif dan representatif. Remaja masjid yang memahami potensi dalam organisasinya akan ikut serta memikirkan masa depan umat Islam, bertanggung jawab terhadap prospek perkembangan syiar Islam di masa yang akan datang. (Umar, 2003:1). Masjid Al-Hidayah merupakan masjid yang terletak di Dukuhan Nayu Kelurahan Joglo Banjarsari Surakarta. Remaja masjid Al-Hidayah merupakan salah satu organisasi remaja yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan karakter santri dan santriwati di TPQ Al-Hidayah, karena remaja masjid banyak membantu mengajar dalam membina dan membimbing santri dan santriwati di TPQ. Dengan adanya remaja masjid yang turut berjuang menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk memajukan dan meningkatkan kualitas santri dan santriwati di TPQ Al- Hidayah melalui kegiatan-kegiatan Islami, pada gilirannya para santri akan merasakan keimanannya kepada Allah SWT. Oleh karena itu, semua kegiatan yang dilakukan oleh remaja masjid harus mengarah kepada pembinaan kehidupan beragama. Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa remaja masjid adalah penerus cita-cita bangsa maupun agama yang sangat potensial dalam mengembangkan generasi Islam sejak dini. Usaha remaja masjid dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas santri TPQ, juga diupayakan terciptanya generasi muda yang memiliki kepribadian Islami. Dengan demikian, pengelolaan dan peningkatan kualitas santri di TPQ Al-Hidayah merupakan masalah yang harus mendapat perhatian bila ingin melihat generasi yang tangguh, beriman, berakhlak mulia dan pandai bersyukur. Mendidik anak-anak dengan aksara dan jiwa Al-Qur’an berupa pemahaman, penghayatan Al-Qur’an serta kajian-kajian Islam agar generasi Islam menjadi generasi idaman dan harapan di masa depan (Umar, 2003:4). Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh penulis ke Masjid Al- Hidayah penulis ingin mengetahui yang pertama yaitu peran remaja masjid itu mempunyai atasan atau tidak atau sebagai pengurus secara keseluruhan. Yang kedua bagaimana remaja masjid mengelola TPQ Al- Hidayah. Karena dapat dilihat dari beberapa kelebihan salah satunya TPQ Al-Hidayah sering mengadakan kegiatan. Setiap kegiatan selalu menarik perhatian dari TPQ-TPQ lainnya. Misalnya, sering mengadakan kegiatan di luar TPQ seperti dongeng santri, liburan ceria dan pasti kegiatan itu dilakukan di Tawangmangu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil oleh peneliti beberapa rumusan masalah yang akan diteliti lebih lanjut, diantaranya: 1. Bagaimana pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an di Masjid Al- Hidayah? 2. Bagaimana peran remaja masjid dalam pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an di Masjid Al-Hidayah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh peneliti di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an di Masjid Al-Hidayah 2. Untuk mengetahui peran remaja masjid dalam pengelolaan Taman Pendidikan Al -Qur’an di Masjid Al-Hidayah D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah disebutkan, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil dan informasi yang bermanfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau tolak ukur dalam mengelola yang akan digunakan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan atau sumbangan kajian ilmu terkait peran remaja masjid yang masih kurangnya informasi mengenai mengelola TPQ. 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi bagi peneliti ketika melakukan penelitian mendatang. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan serta masukan bagi para remaja masjid yang masih kurang dalam menangani atau mngelola TPQ. E. Penegasan Istilah Penegasan istilah merupakan sebuah konsep dengan pernyataan yang tertata rapi dan sistematis yang mana terdapat variabel dalam penelitian, dikarenakan landasan teori merupakan landasan yang kuat dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun landasan teori dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Peran Peran merupakan perpaduan antara berbagai teori, orientasi maupun disiplin ilmu yang digunakan dalam dunia sosiologi, peran merupakan istilah yang biasanya digunakan dalam dunia teater yang mana seorang aktor harus bermain sebagai tokoh tertentu dan membawakan sebuah perilaku tertentu, dalam hal ini posisi seorang aktor tersebut disamakan dengan posisi seorang masyarakat dan keduanya memiliki posisi yang sama (Sarlito, 2015:215). Menurut (Soekanto, 2012:212), peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Peran adalah suatu pekerjaan yang dilakukan seseorang berdasarkan status yang disandang. Meskipun setiap tindakan untuk menunjukkan peran berdasarkan status yang disandang tetapi tetap dalam koridor keteraturan yang berbeda yang menyebabkan hasil peran dari setiap orang berbeda. 2. Remaja Masjid Remaja masjid adalah suatu organisasi yang memiliki kebijakan atas kehendak sendiri dan relative independen dalam menggerakkan urusan rumah tangga organisasi dan membina anggotanya dengan berlandaskan pada anggaran dasar/anggaran rumah tangga yang telah ditetapkan (Asadullah, 2010:210). Remaja masjid menurut Ahmad Yani (2016:112) merupakan wadah utama dalam pengkaderan bidang kemasjidan terhadap generasi muda. 3. Pengelolaan Mengelola bisa diartikan sebagai pengelolaan, manajemen, yaitu proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan-penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Menurut Terry (2013), mengartikan fungsi mengelola sebagai usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain. Pengelolaan tidak akan terlepas dari kegiatan sumber daya manusia yang ada dalam suatu kantor, instansi, maupun organisasi. 4. Taman Pendidikan Al-Qur’an Taman pendidikan Al-Qur’an sebagai suatu jenjang pendidikan untuk anak yang diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pribadi dan pengetahuan anak serta pendidikan membaca Al-Qur’an. Taman pendidikan Al-Qur’an merupakan lembaga pendidikan luar sekolah (non formal) jenis keagamaan, yang muatan pengajarannya lebih menekankan kepada aspek keagamaan (Islam) dengan mengacu pada sumber utama, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. TK/TPQ yaitu lembaga non formal tingkat dasar yang bertujuan memberikan bekal dasar kepada anak-anak usia 4-6 tahun (TK) dan usia 7012 tahun (TPQ) agar menjadi generasi yang shalih-shalihah, yang mampu dan gemar membaca, memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. F. Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka 1. Landasan Teori Dalam penelitian ini tentunya dibutuhkan teori-teori yang mendukung pengkajian peran remaja masjid dalam mengelola TPQ di masjid Al-Hidayah. a) Peran Peran menurut definisi para ahli menyatakan bahwa peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status. Seseorang melaksanakan hak dan kewajiban, berarti telah menjalankan suatu peran. Peran lebih menunjukkan pada fungsi penyesuaian diri, dan sebagai sebuah proses. Menurut Abu Ahmadi (1982), peran adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status, fungsi sosialnya. Menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Jadi, dapat disimpulkan peran adalah aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau sekumpulan orang untuk menghasilkan suatu perubahan yang diinginkan oleh masyarakat berdasarkan kedudukan atau jabatan yang dimiliki seseorang atau sekumpulan orang tersebut. b) Remaja Masjid Menurut Abdul dan Arief (2013:172), remaja masjid adalah suatu organisasi kepemudaan Islam yang bernaung di bawah Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) untuk membina remaja dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam. Jadi yang dimaksud dengan Remaja masjid adalah suatu organisasi Islam bagi para remaja untuk memberikan pembinaan bidang keagamaan Islam, guna mewariskan ajaran agama Islam terhadap para remaja yang kegiatannya bertumpu pada masjid. Remaja masjid adalah sekelompok remaja atau pemuda yang berkumpul di Masjid dan melakukan kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk memakmurkan Masjid. Kementerian Agama RI mengemukakan bahwa Remaja masjid merupakan perkumpulan atau perhimpunan atau ikatan remaja masjid atau Mushallah yang mempunyai suatu aktivitas yang bertujuan untuk menumbuhkan akhlak yang baik dan menjadi sumber inspirasi bagi para pemuda dan pemudi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Remaja masjid merupakan suatu organisasi yang menjadikan pusat kegiatan yang baik yang bersifat keagamaan, sosial, dan masyarakat dalam membina para remaja supaya dapat mencegah kenakalan remaja. c) Pengelolaan Pengelola adalah arti dari kata manajer yaitu seorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, serta pengendalian orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Pengelolaan adalah kata lain dari makna kata management dalam Bahasa Indonesia disebut dengan manajemen, sedangkan orang yang mengelola/pengelola disebut manajer. Manajemen harus dapat mengatur melalui proses dengan berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen. Dengan begitu, proses mewujudkan suatu tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah lembaga Islam maka perlu melalui proses aspek-aspeknya seperti planning, organizing, actuating, dan controlling. Dalam kamus Bahasa Indonesia lengkap bahwa mengelola adalah proses melakukan pelaksanaan kegiatan tertentu dan menggerakkan SDM. Agar dapat membantu merumuskan kebijakan dan tujuan lembaga sehingga dapat memberi pengawasan pada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan yang telah ditentukan agar mencapai tujuan lembaga tersebut. Dalam pendapatnya, Suharsini Arikunto pengelola adalah kata yang tidak jauh berbeda dengan mengelola yang artinya suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, sampai tahap pengawasan dan evaluasi. Manulang memberikan penjelasan tentang istilah pengelola mengandung tiga pengertian yaitu manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen, yang terakhir manajemen sebagai suatu Ilmu dan seni. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengelola adalah seseorang atau beberapa orang yang mengelola suatu lembaga ataupun organisasi yang prosesnya dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengerakan atau pengarahan dan pengontrolan atau evaluasi agar dapat berjalan sesuai tujuan atau target secara efektif dan efisien. (Siswanto, 2005:20). d) Taman Pendidikan Al-Qur’an Malik (2013) mendiskripsikan TPQ adalah lembaga atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan non formal berbasis pendidikan agama Islam yang bertujuan untuk memberikan pengajaran Al-Qur’an. Mengelola TPQ meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Taman pendidikan Al-Qur’an adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Islam luar sekolah untuk anak-anak usia 4-12 tahun yang mendidik santri agar mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid. Pembelajaran pada taman pendidikan Al-Qur’an dari segi materi pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan materi sekolah formal bahkan lebih banyak materi agamanya dibandingkan dengan pendidikan agama yang ada pada tatanan sekolah dasar atau sekolah formal lainnya. Materi pengajaran pada taman pendidikan Al-Qur’an mengembangkan materi pembelajaran pada pemberian bekal dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan keagamaan terutama untuk pengajaran yang kurang memungkinkan dapat tercapai secara tuntas melalui pendidikan di sekolah formal. Misalnya baca tulis Al-Qur’an, praktek shalat, hafalan ayat-ayat Al-Qur’an, doa-doa harian, penanaman aqidah akhlaq, pengetahuan keIslaman dan lain sebagainya. 2. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini terdapat karya ilmiah yang telah ada sebelumnya guna memberikan suatu arahan atau gambaran tentang sasaran penelitian yang akan dipaparkan dalam penelitian ini. Berikut penelitian yang dimaksud sebagai berikut: Peranan Remaja Masjid dalam Pembinaan Akhlak Santri TPQ Nurul Ijtihad di Jalan Manuruki II, Kelurahan Mangsa, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, yang ditulis oleh Rahmi, (2015). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan anak TPQ Nurul Ijtihad bertujuan menciptakan generasi-generasi saleh dan salehah yang pandai membaca Al-Qur’an dan berakhlak mulia sehingga para santri akan selalu patuh, berbakti pada orang tua dan menghormatinya. Persamaan dengan judul skripsi penulis yaitu menjelaskan peran remaja masjid terhadap anak-anak TPQ. Sedangkan perbedaan dengan judul skripsi penulis yaitu pada tempat dan fokus penelitian yaitu pengelolaan TPQ. Ambo Upe (2011), Program studi Pendidikan Islam, Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam, Program pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, yang berjudul “Manajemen Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di Kecamatan Tembilahan kabupaten Indragiri Hilir. Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama mengelola TPQ. Sedangkan perbedaannya yaitu lokasi dan peran remaja masjid. Hasmah dalam skripsinya yang berjudul Peran Remaja Masjid dalam Meningkatkan Motivasi Santri Belajar Membaca Al-Qur’an Pada TPQ Nurul Ilham di Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menyarankan peningkatan motivasi bagi remaja masjid lebih ditingkatkan lagi dengan cara mengajak para santri untuk lebih partisipasi dalam mengikuti kegiatan dan santri yang kurang begitu lancar dalam membaca Al-Qur’an diberikan wadah untuk mengaji bersama-sama sehingga para santri yang belum mengikuti kegiatan, supaya anak-anak dengan alasan itu menjadi tidak minder untuk mengikuti kegiatan keagamaan. Persamaan dengan judul skripsi penulis yaitu sama-sama meneliti peran remaja masjid dalam pengelolaan TPQ. Sedangkan perbedaannya yaitu pada fokus penelitian yaitu meningkatkan motivasi santri belajar membaca Al- Qur’an. G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian a) Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif yang dalam pengumpulan datanya menggunakan metode deskriptif dan menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang menekankan objek penelitiannya terhadap keunikan manusia atau gejala sosial yang tidak dapat dianalisis dengan metode statistik (Sitti, 2013:38). Penelitian deskriptif merupakan penggambaran suatu fenomena sosial dengan variabel pengamatan secara langsung yang sudah ditentukan secara jelas sistematis, faktual, akurat dan spesifik. Penelitian deskriptif dan kualitatif lebih menekankan pada keaslian tidak bertolak dari teori melainkan dari fakta yang sebagaimana adanya di lapangan atau dengan kata lain menekankan pada kenyataan benar-benar terjadi pada suatu tempat atau masyarakat tertentu. Penggunaan studi kasus deskriptif dalam penelitian ini bermaksud agar dapat mengungkap atau memperoleh informasi dari penelitian secara menyeluruh dan mendalam. Penelitian deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan menggambarkan mengenai aktivitas yang dilakukan oleh remaja masjid Al-Hidayah dalam mengelola Taman Pendidikan Al- Qur’an. Dengan begitu, tentunya akan dengan mudah kami peneliti mengetahui berbagai macam peran dari masing-masing remaja masjid dalam mengelolanya (Sugiyono, 2006:16). b) Pendekatan Penelitian Untuk memperoleh data atau informasi yang nyata dalam menjelaskan permasalahan, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu (Sukmadinata, 2005). 2. Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan di Masjid Al-Hidayah Dukuhan Nayu Kelurahan Joglo Banjarsari Surakarta. 3. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Remaja masjid dan anak-anak TPQ. Dalam penelitian ini, guna mendapatkan informasi pengetahuan bidang studi. Sehingga dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan beberapa metode untuk mengetahui data di lapangan yaitu metode observasi, wawancara atau interview. Kemudian, disusun, dianalisis, dan yang terakhir dapat ditarik kesimpulan. 4. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer dimaksudkan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh di lapangan bersumber dari informan yang dianggap relevan dijadikan narasumber. Sumber data sekunder merupakan data pelengkap atau data tambahan yang melengkapi data yang sudah ada sebelumnya. Sumber data yang diterima dari informan yang erat kaitannya dengan masalah yang akan diteliti ialah Peran Remaja Masjid dalam Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an. Dalam penelitian ini yang termasuk dari data primer ialah hasil wawancara dengan pembina TPQ dan remaja masjid, pengurus dan anggota remaja masjid (Rachmat, 2009:93). a. Data Primer Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung dari lapangan bisa dikatakan data ini dikumpulkan dari interview dan observasi. Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber utamanya adalah data yang ada di lapangan yaitu di masjid Al-Hidayah. Dan yang termasuk dari data primer adalah hasil wawancara dari pengelola remaja masjid Al-Hidayah sebagai informan mengenai Peran Remaja Masjid dalam Pengelolaan Taman pendidikan Al- Qur’an di Masjid Al-Hidayah Banjarsari Surakarta (Cholid, 2016:107). b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data pelengkap atau data tambahan dari dokumen data yang sudah ada sebelumnya. Data sekunder dalam penelitian ini berupa bentuk data-data yang ditulis oleh para ahli yang ada hubungannya dengan penelitian ini serta kajian pustaka dari hasil penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan pembahasan penelitian ini (Lexy, 2009:186). 5. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan kualitatif deksriptif adapun langkah- langkanya, sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Penggunaan metode penelitian observasi di atas pertimbangan bahwa data yang dikumpulkan secara efektif bila dilakukan secara langsung mengenai objek yang akan diteliti. Teknik ini penulis gunakan untuk mengetahui kenyataan yang ada di lapangan. Alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat, menganalisa secara sistematis (Husaini, 1996:54). b. Wawancara Metode wawancara atau interview merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara tatap muka, pertanyaan diberikan secara lisan dan jawabannya pun diterima lisan pula. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam yaitu suatu cara pengumpulan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informasi agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Adapun yang akan diwawancarai oleh peneliti adalah orang-orang yang dianggap relevan, seperti pembina TPQ dan remaja masjid, pengurus atau anggota remaja masjid (Husaini, 1996:73). c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumentasi, peraturan-peraturan notulen rapat, dan catatan harian. Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti dalam pengumpulan data dengan teknik dokumentasi berarti peneliti melakukan pencarian dan pengambilan informasi yang sifatnya teks menjelaskan dan menguraikan mengenai hubungannya dengan arah penelitian (Sutrisno, 1992:72). 6. Teknik Analisis Data Dalam analisis data ini bukan hanya merupakan kelanjutan dan usaha pengumpulan data yang menjadi objek penulis, namun juga merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu informan dari hasil teknik pengumpulan data baik wawancara, observasi maupun dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang merupakan upaya yang berlanjut dan berulang-ulang, data yang diperoleh di lapangan diolah dengan maksud dapat memberikan informasi yang berguna untuk dianalisis. Adapun teknik analisis dalam penelitian kualitatif secara umum adalah sebagai berikut: a. Reduksi Data Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Miles dan Huberman, 1992:16). b. Penyajian data Penyajian data yang diperoleh dari lapangan terkait dengan seluruh permasalahan penelitian dipilih antara yang dibutuhkan dan yang tidak dibutuhkan, kemudian dikelompokkan diberi batasan masalah. Dalam penyajian data, peneliti mengurai setiap permasalahan dalam pembahasan penelitian dengan cara memaparkan secara umum kemudian menjelaskan dalam pembahasan yang lebih spesifik (Sugiono, 1992:1). c. Menarik Kesimpulan Upaya penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan peneliti secara terus-menerus selama berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan data, mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola (dalam catatan teori), penjelasan-penjelasan, alur sebab-akibat, dan proposal. Kesimpulan-kesimpulan ini kemudian dipilih kembali dengan mempertimbangkan dan meninjau kembali catatan lapangan sehingga terbentuk pemasangan kesimpulan (Mile, 1992:32). d. Keabsahan Data Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data. Menurut Sugiyono, teknik triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Karena itu, triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin yang bisa terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data. Hal ini bertujuan untuk membandingkan informasi data yang didapatkan, tentang hal yang sama diperoleh dari berbagai pihak, bermaksud menghindari subyektivitas (Lexy, 2011:178). Terdapat triangulasi dibagi menjadi tiga bagian (Sugiyono, 2018:189) : 1. Triangulasi sumber Merupakan menguji data data dari banyaknya sumber yang dikumpulkan untuk diambil datanya. 2. Triangulasi teknik Digunakan untuk menguji data dapat dipercaya sebuah data dengan cara mencari tahu dan melakukan sebuah pengecekan terhadap kebenaran data terhadap sumber yang sama namun dengan teknik yang berbeda. 3. Triangulasi waktu Makna dari triangulasi waktu ini adalah waktu seringkali menjadi pengaruh tehadap apa yang ingin digali sumber informasinya, sehingga memvalidkan kepercayaan dari sumber data yang diambil. Dapat disimpukan bahwa teknik atau cara-cara dalam melakukan pemeriksaan dan pengecekan sebuah data, memiliki kegunaan dalam melihat seberapa valid penelitian atau data tersebut apakah dapat dipercaya akan kebenarannya atau tidak. 7. Teknik Validasi Data Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam sebuah penelitian. Dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat vital. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah demikian pula sebaliknya, data yang sah akan menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang benar. Keabsahan data itu dikenal sebagai validasi data. Sebagaimana dijelaskan Alwasilah, (2008:170) bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid, sahih, benar dan beretika. H. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan ini merupakan penjabaran tentang hal-hal yang akan ditulis dan disusun secara sistematis sehingga menghasilkan kerangka skripsi yang sistematis dan juga mudah dipahami. Sistematika skripsi yang disusun terbagi dalam 3 bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan juga bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul luar, lembar berlogo IAIN, sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian penelitian atau deklarasi, halaman motto, halaman persembahan, halaman abstrak, pedoman transliterasi Arab-Latin, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran. Dalam penulisan proposal ini, terdapat beberapa bab dengan keseluruhan ada 5 bab, dan disetiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Sistematika penulisan ini mempermudah dalam memahami dan melihat hubungan suatu bab dengan bab lainnya. Adapun perinciannya sebagai berikut: 1. Bagian Awal Pada bagian awal skripsi ini terdiri dari: halaman sampul luar, lembar berlogo IAIN, halaman sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman deklarasi atau pernyataan keaslian penelitian, halaman motto, halaman persembahan, abstrak, pedoman transliterasi Arab-Latin, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar, dan daftar lampiran. 2. Bagian Inti Pada bagian inti skripsi ini terbagi menjadi lima bab yang terdiri dari suatu bab-bab sebagai berikut: BAB I Pendahuluan yang memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, kerangka berfikir dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka yang mencakup landasan teori yaitu peran, remaja masjid, mengelola, taman pendidikan Al-Qur’an. BAB III Metode Penelitian yang memuat tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data dan pengecekan keabsahan data. BAB IV Deskripsi dan Analisis Data yang memuat tentang pemaparan dan analisa data tentang Peran Remaja Masjid Dalam Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an Di Masjid Al-Hidayah Banjarsari Surakarta. BAB V Penutup yang memuat tentang kesimpulan dan saran. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran, dan daftar riwayat hidup.
DAFTAR PUSTAKA Asadulah Al-Faruq. 2010. Mengelola dan Memakmurkan Masjid. Solo: Arafah.
Yani, Ahmad. 2016. Panduan Memakmurkan Masjid Kajian Praktis Bagi
Aktivis Masjid: Jakarta. LPPD Kahiru Ummah.
Living Islam. 2020. Journal of Islamic Discourses. Vol 3. No 1