DOSEN PENGAMPU :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang senantiasa memberikan
rahmat, taufiq, dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Mengulas Kembali Penjajahan Barat Atas Dunia Islam serta Perjuangan
Kemerdekaan Negara-Negara Islam” dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
disusun sebagai salah satu syarat memenuhi tugas kuliah tepatnya mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam
Tidak lupa kami haturkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu yaitu
Drs. Abdul Qofin, M.Ag. yang telah memberikan arahan dan petunjuk, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan waktunya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan, baik
pada penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang penulis miliki,
untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia yang menginginkan bangsanya terangkat
martabatnya ,baik yangdiadakan oleh pemerintahatau oleh lembaga yang
berbentuk yayasan atau lembaga masyarakat yang Ada di
indonesia.Dalam kenyataannya,setiapt ugasformal atau nonformal Tidak
hanya terikatdalam kegiatan secara profesional,tetapi juga dalam
kegiatan manajemen yang mengharuskan mereka memilikipengetahuan,
keterampilan,dan keahlian dalam menyusun
perencanaan,pengorganisasian,memberikan pemahaman, dan
mengkoordinasikan, agar efisiensi dan efektivitas meningkat dalam
mencapai tujuan pendidikan. Jika dilihat realitasnya,sudah semestinya
setiap lembaga pendidikan dikelola secara profesional,sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai.Salah satu lembaga pendidikan yang perlu
dikelola secara profesional adalah pondokpesantren.
Pondok pesantren ialah lembaga pendidikan tertua di
Indonesia yang memiliki peran sangat penting untuk negara dan
perkembangan
dakwah islam.Fungsi pesantre,selain sebagai lembaga pendidikan juga
Berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama islam.
2
Dalam struktur kepengurusan pondok pesantren,faktor yang perlu
Mendapatkan perhatian khusus dari manajer adalah manajemen
kepengurusan dalam pesantren pondok .Setelah struktur kepengurusan
pondok pesantren dikelola,kemudian kewenangan dan tanggungjawab
disusun,dan pekerjaan ditentukan,
B. METODE
Penelitian ini adalah salah satu dikasus,yaitu mendeskripsikan
suatu latar
Objek atau peristiwa tertentu secara rinci dan mendalam dan hanya
difokuskan Pada satu fenomena yang dalam manajemen kinerja
Pengurus dalam membentuk kedisiplinan pada santri,apakah
peraturan tata Tertib sudah dibentuk,dan bagaimana manajemen
kinerjapengurus yang adadi dalamnya.Konsekuensidaripenelitian
kasusyang dilakukan dengan baik adalah bahwa penelitian tersebut harus
dilakukan dalam waktu yang cukup lama.Misalnya,ada sesuatu yang unik
terjadi didalam suatu kelas,dimana ada seorang siswa yang sangat
berbeda,lain dari umumnya siswa-siswa yang lain. Apabila mengikuti
proses pembelajaran tidak pernah tenang.Karakternya keras,
Sering membantah, mudah marah dan tersinggung, tetapi prestasi
belajarnya Sangat baik diatas rata-rata yanglain.Fenomena ini layak
dijadikan penelitian
kasus,atau ia dijadikan sebagai subyek dalam penelitian kasus.Peneliti
bisa, Mengkaji perilaku siswa tersebut,mengapa demikian,apa latar
3
belakangnya, apa penyebabnya dan seterusnya. Sebagai hasilnya,akan
didapatkan pemahaman yang mendalam dan bisa menjadidasar
bagipenelitian selanjutnya.Studikasus inimerupakan salah satu jenis
penelitian yang menekankan pada pendalaman kasus-kasus tertentu
secara spesifik,sehingga data yang diperoleh akan komprehensif
danmaksimal.
Analisis dan triangulasi data juga diguakan untuk menguji
keabsahan data dan menemukan kebenaran objektif
sesungguhnya.Penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian
Studi kasus dalam arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja
yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam,dengan mengabaikan
fenomena lainnya.Satu fenomena tersebut dapat berupa seorang
pemimpin sekolah atau
Pimpinan pendidikan.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui Kepala Pondok
Pesantren,Pengurus Santri Putra Bagian Keamanan dan
Kebersihan.Selanjutnya untuk mengumpulkan data yang valid dan
objektif,penulis Menggunakan teknik pengumpulan data dengan
wawancara,observasi,dan dokumentasi.Adapun untuk menganalisa data
yang diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan teknis
analisa data deskriptif kualitatif,yang digunakan untuk menganalisa
data,baik data darihasil observasi,wawancara maupun
dokumentasi,dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan Data
yang telah terkumpul dari Pondok Pesantren darul muttaqien supaya
Mendapatkan bentuk nyata dari responden. Dalam penelitian kualitatif
proses analisis data itu dilakukan dengan tahapan seperti pengumpulan
data,penyajian data,reduksi data dan penarikan kesimpulan.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perencanaan Kinerja Pengurus dalam Mendisiplinkan Santri
diPondok Pesantren Darul Muttaqien Temanggung Perencanaan
merupakan Persiapan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan
datang,dan diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan dengan sasara
nyangoptimal.Adanya proses ini Merupakan halyan gharus ada dalam
setiap kegiatan dan tidak hanya dalam Susunan manajemen,agar sebelum
dapat mengorganisasikan ,mengarahkan atau mengawasi, mereka harus
membuat rencana yang memberikan tujuan dan Arah pengorganisasian
dalam memutuskan“apa yang harus dilakukan ,kapan melakukannya,
bagaimana melakukannya,dan siapa yang melakukannya”.
Tindakan memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal
Menvisualisasikan serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan
yang Dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Jadi, sebelum pengurus dapat mengorganisasikan, mengarahkan
atau mengawasi, mereka harus membuat terlebih dahulu rencana yang
memberikan Tujuan dan arah organisasi.Dalam perencanaan,pengurus
diPesantren Darul Muttaqien harus memutuskan “apa yang harus
dilakukan,kapan melakukannya,bagaimana melakukannya dan siapa yang
melakukannya”.Ini mendefinisikan kapan pondok pesantren mulai
mengorganisasikan kinerja para Pengurus sebagai peran terpenting dalam
membantu santri dalam menerapkan perilaku disiplin terhadap kehidupan
sehari-hari?
Bagaimana cara kerja para pengurus diPesantren Darul Muttaqien
dalam menerapkan serta menanamkan sikap disiplin terhadap santri?
Kenapa pesantren harus Mengorganisasikan kinerja kepengurusan dari
pada hanya sekedar menerapkan Peraturan yang berlaku. Pesantren Darul
Muttaqien Desa Ngaditirto,Kecamatan Selopampang, Kabupaten
Temanggung ,merupakan lembaga pendidikan islam yang bergerak pada
pendidikan agama dan Nasional .Dimana pondok pesantren tidak hanya
memerintahkan santrinya Hanya untuk menekuni pada bidang agama
saja,tetapi dalam dunia pesantren Juga diajarkan juga pada bidang
pengetahuan umumnya yaitu pada sekolah formal. Pesantren memiliki
peran yang penting dalam meningkatkan kuantitas santri, dengan
demikian maka pesantren harus mempunyai perencanaan dalam
Mendisiplinkan santri agar bisa bermanfaat untuk masa depannya
5
terhadap masyarakat. Lulusan suatu yayasan memang sudah sangat
umum sekali dan Bahkan sangat banyak didalam suatu kelompok
masyarakat,namun kualitas Santri yang terkadang hanya dipendam dan
ditampakkan dengan biasa saja Dapat membua tmasyarakat haus dengan
lulusan yang terutama dari pesantren. Dalam meningkatkan kedisiplinan
santri maka pengasuh pesantren melakukan Kerjasama dengan seluruh
pengurus baik tingkat Dewan Asatidz , Komite dewan guru dan elemn-
elemen yang lain diluar pesantren.
6
Dalam hal ini, Pimpinan atau Pengasuh merupakan keputusan
tertinggi dalam memutuskan segala usulan atau kebijakan, yang
bertugas/mengatur rancangan kebijakan yang diperlukan. Dengan adanya
pengorganisasian dalam manajemen kinerja para pengurus ini, maka
kegiatan yang dilakukan dapat terstruktur dan berjalan sesuai dengan
tujuan, karena suatu organisasi dalam lembaga pendidikan memiliki
susunan struktur kepengurusan sehingga pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan job pekerjaan masing-masing. Oleh karena itu, seorang pemimpin
suatu organisasi harus menyusun strategi dengan baik agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
Setelah melakukan tahapan perencananaan, maka langkah
selanjutnya yaitu tahap pengorganisasian. Pada tahap ini pengasuh
memberikan tanggung jawab kepada pengurus pesantren untuk
membentuk struktur kepengurusan sesuai dengan tugas dan program kerja
yang akan dilaksanakan. Dengan adanya pembentukan struktur tersebut
dapat membantu kinerja pengurus sehingga bisa saling bekerja sama.
Tugas pokok dan tanggung jawab semua pengurus dilakukan dengan cara
saling bahu membahu dalam melaksanakan kegiatan dari satu arahan
pimpinan atau pengasuh pondok pesantren. Dengan demikian pekerjaan
yang dilakukan semakin ringan karena saling membantu tugas dan
tanggung jawab satu sama lain. Pembagian tugas dan wewenang
dalam Undang-Undang pondok pesantren juga diharapkan dapat
membantu program kerja pengurus dalam mengelola kegiatan manajemen
kinerja kepengurusan dalam mendisiplinkan santri di Pesantren Darul
Muttaqien.
Melalui struktur atau susunan organisasi pengurus dengan
menempatkan orang-orang ke dalam bidang tiap divisi dan sektor
masing-masing yang sudah ditetapkan. Pembagian tugas kepada setiap
pengurus sudah disesuaikan dengan kemampuan mereka masing-masing,
dikarenakan hal ini demi keberlangsungan program kerja maupun
kegiatan yang sudah ditetapkan oleh pesantren. Temuan ini serupa
dengan teori yang ada yaitu pengorganisasian adalah suatu proses
penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas
yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orangorang pada
setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan
wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang
akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
7
Adapun bagian-bagian dari tiap anggota kepengurusan yang sudah
ditetapkan yakni sudah sesuai dengan kebutuhan pondok pesantren,
sekaligus berfungsi untuk dapat mengidentifikasikan tugas atau pekerjaan
yang harus dilakukan. Pengurus harus mengetahui apa saja yang akan
mereka lakukan guna mempermudah pengawasan dan menghindari
adanya tumpang tindih agar dapat dipastikan semua dapat berjalan
dengan efektif, mengingat salah satu tujuan dari perencanaan yang
ditetapkan di Pesantren Darul Muttaqien adalah meningkatkan para
santri agar bisa memiliki sikap disiplin dalam segala hal. Maka dalam hal
ini pesantren sebagai wadah dakwah islamiyah dituntut harus mampu
mengkoordinir setiap elemen yang ada di dalamnya.
Pengawasan kinerja pengurus dalam mendisiplinkan santri di
PondokPesantren Darul Muttaqien Kabupaten Temanggung Menurut
teori dari Didin dan Hendri yang menyatakan bahwa dalam pandangan
islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus,
mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak. Dalam pendidikan
islam pengawasan didefinisikan sebagai proses pemantauan yang terus
menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekuen
baik yang bersifat materil maupun spiritual.
Hal ini serupa dengan hasil temuan penelitian berdasarkan
wawancara dengan Pengurus Pesantren bahwa proses pengawasan yang
dilakukan merupakan sebuah aktivitas guna menjamin bahwa segala
aspek berjalan sesuai rencana sekaligus memonitor pengorganisasian
untuk memperbaiki kinerja dari pengurus, dan dapat dilihat dari proses
pengorganisasian dalam melaksanakan kegiatan kedisiplinan santri
maupun program kerja yang dilakukan pada hari tertentu. Adapun warga
setempat juga turut membantu dalam melakukan pengawasan ini bukan
bermaksud bekerjasama hanya saja membantu disini dalam konteks
apabila mengetahui santri kabur yang saja.
Pengorganisasian kinerja kepengurusan di Pesantren Darul
Muttaqien di bawah pengawasan Pengasuh Pondok Pesantren yaitu KH
M Abdul Muhith , di mana dilaksanakannya rapat tiap seminggu sekali
dengan membahas semua kinerja anggota semua kepengurusan selama
satu minggu ke belakang, selain itu kepala pondok pesantren juga
membahas dan mengamati semua
pelaksanaan kegiatan di pondok pesantren dan semua kegiatan yang
termasuk program kerja. Kemudian pihak pesantren akan melakukan
8
kegiatan evaluasi yang merupakan akhir dari seluruh kegiatan
manajemen, yang bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya sudah
disepakati.