Anda di halaman 1dari 3

PENDIDIKAN KARAKTER

Rumusan Masalah: - Apa pengertian pendidikan karakter

- Apa pentingnya pendidikan karakter

Artikel ini mencoba memberi gambaran kegiatan dalam menerapkan pendidikan karakter dan
kendala yang dihadapi. Diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam pengembangan
pembentukan pendidikan karakter di sekolah dasar.

Pendidikan sebagaimana definisinya yang tertuang dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi "Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara" (Depdiknas, 2003).

Berdasarkan definisi pendidikan nasional yang telah dikemukakan sebelumnya dapat diketahui
bahwa karakter merupakan satu hal penting yang diinginkan tercapai dari pelaksanaan
pendidikan nasional. Karakter tersebut yakni memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian serta akhlak mulia. Karakter positif selain terdapat dalam undang-
undang juga banyak dimuat dalam sejumlah visi dan misi lembaga pendidikan yang ada. Terkait
dengan empat karakter utama yang diinginkan tersebut selayaknya memang dimiliki oleh peserta
didik yang telah menempuh jalur pendidikan.

Mengingat fakta demoralisasi ini sudah sedemikian marak terjadi, dimana telah hilangnya nilai-
nilai luhur yang melekat pada bangsa kita, seperti kejujuran, kesantunan, kebersamaan, rasa
malu, tanggungjawab, kepedulian sosial dan sebagainya. Untuk itu, perlu adanya usaha untuk
menjadikan nilai-nilai itu kembali menjadi karakter bangsa yang dapat dibanggakan dihadapan
bangsa lain. Salah satu upaya ke arah itu itu adalah dengan memperbaiki model pendidikan
nasional kita, yaitu lebih menitikberatkan pada pembangunan karakter (character building).

Karakter pertama yang diharapkan yakni memiliki kekuatan spiritual


keagamaan. Wemendiknas, 2010) menjelaskan bahwa ha1 ini berarti peserta
didik memiliki sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, clan
hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Selanjutnya pengendalian diri
berarti mampu mengendalikan dirinya dalam situasi apapun sehingga bisa
terhindar dari perbuatan yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Peserta didik memiliki kepribadian mampu menunjukkan jati dirinya
secara positif dan bisa dinilai sebagai manusia yang berpendidikan. Selanjutnya Akhlak
mulia yang berarti memiliki sikap positif yang
merupakan aktulisasi dari pemahaman terhadap nilai-ni lai positif yang
dianutnya, Berdasarkan uraian tersebut maka jelaslah bahwa karakter
merupakan tujuan utama dari penyelenggaraan pendidikan. Berdasarkan
defenisi tersebut, setidaknya ada beberapa karakter yang diinginkan dari
penyelenggaraan sebuah proses pendidikan, yakni, kekuatan spiritual
keagarnaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia

Dasar penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah seam implisit


juga tercantum dalarn Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) tahun 2005-2025, di maoa Pemerintah menjadikan pembangunan
karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Dalam
hal ini dijelaskan bahwa pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan
untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan
masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan fWah Pancasila (Kemendiknas, 2010). Artinya karakter
merupakan modal penting dalam pelaksanaan pembangunan, sehingga
menjadi prioritas utama. Selanjutnya, berdasarkan RPJPN tersebut, juga
dirumuskan pendidi karakter dalarn Renstra Kemendiknas Tahun 20 10-
2014, (Kemendiknas, 2010). Karakter merupakan prioritas utama dalam
pembangunan, dan juga merupakan landasan dalarn mewujudkan visi
pembangunm nasional yakni masyarakat yang memiliki moral tinggi dalarn
artian menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang ada, beretika, berbudaya dan
beradap berdasarkan falsafah Pancasila. Dalarn konteks ini berarti yang ingin
diwujudkan tersebut adalah manusia Indonesia yang ideal yang sesuai dengan
filosofi Pancasila yakni berketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyamtan dan perwakilan serta keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia

Pemerintah Indonesia berupaya melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan


pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan yang dimulai dari SD hingga perguruan
tinggi. Tujuan dari pembentukan pendidikan karakter ini adalah sebuah gagasan yang sangat
bagus karena patut diakui ternyata proses pendidikan pada saat ini belum berhasil membangun
manusia Indonesia yang memiliki karakter.
Megawangi (dalam Wiyani,2013: 26) menyatakan jika pendidikan karakter adalah usaha
mendidik siswa dan siswi untuk dapat mengambil keputusan dengan bijak dan dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat berkontribusi positif dalam
kehidupan bermasyarakat.

Sedangkan Koesoma (2010) menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah nilai yang
perlu didalami dan dipahami secara sebaik-baiknya agar kehidupan bermasyarakat itu dapat
terbangun dengan damai dan juga dengan damai. Dalam kata lain pendidikan karakter akan
mencoba menyelamatkan generasi muda dan akan mencoba menuntun mereka agar mengerti
nilai etis seperti rasa saling menghormati, menghargai satu sama lain, kedisiplinan, kejujuran,
dan bagaimana menjadi pemimpin yang baik dan benar. Pendidikan karakter adalah sebuah
proses panjang untuk dapat menanamkan nilai-nilai keindonesiaan pada setiap pribadi.

Sehubungan dengan itu maka pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah menjadi upaya dalam
membentuk karakter bagi siswa dan siswi kearah positif sehingga diperlukan perbaikan dalam
menanamkan pendidikan karakter di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai