Anda di halaman 1dari 15

AGAMA DAN KOMUNITAS: KEDEWASAAN DALAM

BERAGAMA MENURUT PANDANGAN EVANS-PRITCHARD


Religion and Community: Maturity in Religion Based on
Evans-Pritchard’s Thought
Cicilia Damayanti
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas MIPA, Universitas Indraprasta PGRI
Jln. Nangka No. 58C Tanjung Barat Jagakarsa Jakarta Selatan
ciciliadamayanti1@gmail.com

Abstrak: Setiap orang membutuhkan agama sebagai pegangan dalam hidupnya. Kehidupan
beragama bagi sebagian orang merupakan ranah pribadi yang tidak dapat diganggu gugat oleh
orang lain. Melalui penelitian Edward Evan Evans-Pritchard yang ditulis oleh Daniel L. Pals, kita
dapat melihat bahwa ternyata agama juga merupakan wilayah publik. Agama dapat menjadi
sarana untuk setiap orang berkumpul dalam komunitasnya. Pertanyaan yang muncul adalah:
Bagaimana agama ini berkembang? Apa perannya dalam hidup bermasyakarat? Mengapa
agama menjadi pegangan dalam hidup mereka? Apa relevansinya untuk hidup masyarakat
sekarang? Penelitian dalam artikel ini menggunakan metode pendekatan kualitatif melalui
kajian pustaka yang bersumber dari buku-buku yang ditulis oleh Daniel L. Pals tentang agama-
agama asli di Afrika. Melalui penelitian dari beberapa agama asli ini kita dapat belajar untuk
menghidupi agama yang berkembang saat ini. Sehingga saat ini yang menjadi perhatian
bersama adalah bahwa tujuan agama yang baru untuk mengembangkan simpati dengan
menanamkan semangat persaudaraan universal. Hal yang baik berasal dari hati yang penuh
cinta yang ditanamkan lewat cinta yang terbentuk dari membayangkan (imajinasi) dan untuk
memiliki kepekaan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain melalui iman mereka.

Kata Kunci: Agama, Daniel L. Pals, Evans-Pritchard, komunitas.


Abstract: Today every people thought religions as their ways of life. They thought religion was
privat area which is not everybody can disturb their beliefs. Edward Evan Evans-Pritchard did a
research to help us find a new paradigm about religion. For him, religion was public area too. In
the name of religion, people gathering together to constructed community. The questions were:
how religions become develop? What point people will get from religion? What is the relevants
of the religion for people nowadays? The method of this present research uses a qualitative
approach by examining the descriptive analysis through Daniel L. Pals’s Book about primitive
religions in Africa. From his book, Pasl helps us understand about primitive religions and living
our new religion. The results were a new beginning for us to embrace our religion more mature
and better. Religions help us to be a better person through symphaty. We can build symphaty
using our imaginations. It helps us to understand the way people thought and cultivated
emphaty. And it helps us to have strong faith.

Key Words: Daniel L. Pals, community, Evans-Pritchard, religion.

PENDAHULUAN Agama merupakan sebuah pandangan


yang sejak dulu sudah hadir dalam hidup
manusia. Di dalam hidupnya manusia

1
mencari ketenangan dan pertolongan saat always live in society) (Pals, 2006:231-3).
kesulitan atau bahkan di saat kebahagiaan Artikel ini akan membidik pemikiran
datang. Melalui Agama mereka juga Edward Evan Evans-Pritchard tentang
berkomunikasi kepada zat di luar dirinya agama asli sebagai hasil penelitian yang dia
yang biasa mereka sebut Dewa, Tuhan, lakukan di Afrika, melalui buku yang ditulis
Allah, dan yang lainnya. Selain dengan oleh Daniel L. Pals yang berjudul Eight
Tuhan melalui agama mereka juga Theories of Religion yang terbit tahun 2006.
berkomunikasi dengan sesamanya melalui Buku ini membantu kita memahami
paguyuban yang mereka bentuk dengan perkembangan agama yang ada saat ini.
orang di sekitarnya. Agama menjadi media Penelitian dalam artikel ini akan membedah
yang sangat baik untuk mereka dapat buku Eight Theories of Religion yang ditulis
menemukan ketenangan hidup dan oleh Pals. Pandangan Evans-Pritchard
mendapat solusi dari masalah mereka. dalam buku ini dapat membantu kita melihat
Evans-Pritchard adalah seorang bagaimana seharusnya kita beragama
antropolog berkebangsaan Inggris yang secara lebih baik lagi. Untuk kemudian
fokus penelitiannya adalah sifat primitif dalam artikel ini akan ada beberapa
(nature of primitive), kesukuan (tribal), dan pertanyaan penting yang menjadi bahwan
agama. Dia banyak dipengaruhi oleh penelitian. Bagaimana agama ini
gurunya C.G. Seligman, seorang antropolog berkembang? Apa perannya dalam hidup
profesional yang fokus penelitiannya adalah bermasyakarat? Mengapa agama menjadi
Afrika, dan Bronislaw Malinowski, mentor pegangan dalam hidup mereka? Apa
keduanya yang fokus penelitiannnya adalah relevansinya untuk hidup masyarakat
Trobriand Islands. Pada era Victorian sekarang?
antropologi banyak dipengaruhi oleh ilmu
tentang manusia, di mana bagi mereka METODE PENELITIAN
untuk memahami budaya manusia lewat
penelitian ilmiah dapat dilakukan lewat Metode yang digunakan dalam
metode mengumpulkan, membandingkan, penelitian ini menggunakan pendekatan
dan menyelidiki fakta yang semuanya di kualitatif dengan melakukan pengujian
lakukan di ruang perpustakaan. Bagi Evans- analisis deskriptif. Fokus penelitian pada
Pritchard, yang terpengaruh oleh penelitian deskripsi, kualitatif, dan observasi.
di awal abad ke-20 melihat bahwa evolusi penelitian di sini hendak memaparkan
budaya saat itu hanya berada di sekitar alat tentang pentingnya kedewasaan dalam
bajak yang lebih baik, alat tenun yang lebih beragama. Metode yang dipakai adalah
cepat, roda yang kuat. Teori-teori tentang pendekatan kualitatif melalui penelitan
kehidupan manusia sendiri seperti adat pustaka yang bersumber dari buku-buku
pernikahan, agamanya dan yang lain yang ditulis oleh Daniel L. Pals tentang
sebagainya lebih berupa spekulasi tanpa beberapa agama asli di Afrika. Buku utama
catatan sejarah yang pasti. Ide-ide yang yang dipakai adalah buku yang ditulis oleh
muncul dalam penelitian tersebut sangat Daniel L. Pals yang berjudul Eight Theories
menarik tapi tidak memiliki fakta yang dapat of Religion yang terbit tahun 2006.Kajian
dibuktikan. Sehingga Evans-Pritchard bedah buku melalui pendekatan kualitatif ini
membuat kesimpulan bahwa teori tentang membantu untuk memahami pemahaman
evolusi sosial sudah bangkrut sejak awal. Evans-Pritchard dalam melihat bagaimana
Dari semua penelitan yang pernah agama masih berperan penting dalam hidup
dilakukan, mereka telah gagal dalam berkomunitas. Di samping itu juga ada
melihat bahwa hidup manusia itu selalu beberapa jurnal lain yang dipakai untuk
tergantung pada komunitasnya (humans membedah pemikiran Pals ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN Latar Belakang Penelitian Evans-


Pritchard

2
Bagi orang beriman persekutuan masyarakat di mana terkandung nilai dari
dengan sesama adalah hal utama dalam beberapa ciri-ciri pemikiran, Lévy-Bruhl
hidup. Perkumpulan ini memiliki makna mendefinisikan pikiran orang-orang primitif
mendalam untuk manusia sebagai makhluk ini sebagai pemikiran yang pralogis
sosial. Dalam persekutuan ini mereka dapat (prelogical). Karena dunia mereka adalah
saling meneguhkan dan menguatkan iman dunia mistis yang tidak seperti aturan yang
mereka. Di samping itu mereka juga dapat ada di masyarakat modern yang memakai
saling membantu sesamanya di luar logika dalam hubungannya dengan hukum.
keyakinan mereka. Sebab tidak dapat Jadi menurut Lévy-Bruhl, ketika ada
dipungkiri di dunia ini tidak ada agama yang penelitian orang Eropa di masyarakat asli
sama. Setiap manusia di dunia menghargai Amerika Selatan yang menyatakan dirinya
iman dan kepercayaan orang lain yang sebagai burung Parkit (“I am a red
berbeda dengan mereka. parakeet”), kata-kata ini berarti harafiah dia
Melalui sosiolog Perancis, Evans- memang burung parkit, orang tersebut tidak
Pritchard banyak mendapat pengaruh dari gila atau lemah dalam nalar, dia hanya
Émile Durkheim yang menjadi figur pokok menunjukkan pemikirannya yang berbeda,
dalam penelitiannya (central figure). Melalui yang bagi masyarakat modern ini hal di luar
Durkheim, Evans-Pritchard mengetahui akal (irrational) karena menerima dunia
hidup manusia itu pada dasarnya adalah mistik dalam hidupnya. Clifford Geertz
berkelompok (human social life), di melihat kepercayaan masyarakat Baroro
dalamnya termasuk agama, yang tidak ketika mereka mengatakan bahwa mereka
dapat dipahami semata sebagai ranah adalah penjelmaan dari burung Parkit.
individu dalam berpikir dan bertindak, hidup Dalam pandangan mereka, dia adalah
manusia dalam kaitan dan jumlahnya, lebih burung parkit itu sendiri, sementara akal
terfokus pada komunitasnya karena mereka sehatnya akan menyebut parkit tersebut
lebih terbentuk dalam kelompok sosialnya sebagai totem, mengingat sifat dasar dari
daripada dalam pikiran dan emosi realitas sebagai perspektif agama
individunya. Bagi Durkheim sudah jelas mengungkapkan, ciri-ciri moral yang khas
bahwa manusia bahkan sejak sebelum lahir dan aliran konsekuensi praktis. Ketika
sudah hidup dalam komunitasnya melalui seorang Baroro menyebut dirinya sebagai
kelangsungan generasi dari orang tuanya, burung parkit, dalam kenyataan agama
dalam pandangannya, komunitas yang memiliki implikasi sosial yang sangat
membentuk hidup inividu. Sebagai contoh: penting, mereka harus hidup bersama, tidak
anak yang lahir di Perancis akan berbicara boleh menikahi sesamanya, tidak memakan
dalam bahasa Perancis, akan mematuhi burung parkit, dan lain sebagainya, bila
hukum yang berlaku di Perancis, dan dilanggar akan merusak tatanan seluruh
memperhatikan adat-istiadat di Perancis, jagat raya (Geertz, 1973:121). Bagi Evans-
anak Perancis akan memahami dunia dan Pritchard, pemikiran Lévy-Bruhl ini sangat
cita-cita negara Perancis. Sampai Durkheim hebat walaupun perlu dikoreksi tentang
menyatakan hal ini, tidak banyak orang pandangan pralogis masyakarat primitif.
yang memahami pentingnya pandangannya Akan tetapi Evans-Pritchard mengagumi
ini meskipun mereka sudah mengetahuinya. pemikiran Lévy-Bruhl tentang perspektif
Dari sosok Lucien Lévy-Bruhl, Evans- masyarakat primitif bahwa mereka tidak
Pritchard mendapat pandangan tentang terbelakang, hanya berbeda perspektif saja
pemikiran masyarakat primitif (thought of (Pals, 2006:234).
primitive people). Bagi Lévy-Bruhl pemikiran Melalui pemikiran antropolog Inggris
masyakarat primitif tidak lemah atau kurang A. R. Radcliffe-Brown, Evans Pritchard
dewasa dari pemikiran masyarakat modern mendapatkan masukkan yang sangat
seperti kita, hanya berbeda saja. Sebagai berharga. Radcliffe-Brown terinspirasi dari
hasil refleksi dia tentang sistem sosial

3
Durkheim tentang teori komunitas yang dan kreatif, mereka terampil, memiliki
utuh, terjalin, dan kerja sama organisme, imajinasi puitis, dan banyak akal untuk
bagian ini harus dipahami sebagai bertahan hidup. Secara keseluruhan
keseluruhan, termasuk tentang agama- mereka luar biasa, cerdas, canggih, dan
agama primitif (primitive religion). Dia maju. Akan tetapi dibalik semua kemajuan
menambahkan untuk melakukan penelitian ini mereka tetap percaya hal-hal di luar
antropologi ini tidak bisa lagi dilakukan nalar manusia Barat yang modern, karena
hanya di sekitar perpustakaan atau mereka masih mengacu kepada pemikiran
membaca laporan dari para misionaris mistis dan praktik-praktik ritual dalam hidup
tentang ide-ide dan kebiasaan masyarakat sehari-harinya. Hal-hal klenik (witchcraft)
primitif. Mereka, para antropolog, harus didefinisikan Evans-Pritchard sebagai
terjun langsung ke lapangan, melakukan substansi fisik yang dimiliki seseorang di
penelitan yang utuh dan komprehensif tubuhnya, tanpa mereka ketahui. Ini
tentang suatu budaya, tidak hanya diturunkan dan dapat ditemukan di
agamanya saja tetapi juga tentang hukum tubuhnya setelah orang itu meninggal.
dan ekonomi, struktur kelas atau hubungan Evans-Pritchard yang melihat langsung
kekerabatan, dan kesemuanya ini harus substansi itu ditemukan dalam usus halus
dilakukan sebagai satu kesatuan yang utuh, orang tersebut menyatakan bahwa benda
saling melengkapi. Melalui pengaruh dari itu tak lebih dari makanan yang tidak
Radcliffe-Brown ini, di tahun 1926 Evans- tercerna. Evans-Pritchard melihat bahwa
Pritchard memutuskan untuk pergi ke orang Azande tidak terlalu terobsesi dengan
Sudan, tepatnya ke Azande, dan melakukan dunia klenik, mereka masuk ke dunia klenik
penelitain antropologisnya yang pertama bila menghadapi kemalangan dalam hidup
(Pals, 2006:235). yang tidak dapat dipahami oleh mereka,
misalnya saat menghadapi kutukan dan
Azande: Sihir, Tukang Ramal, dan Ilmu penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
Klenik Sangat menarik ketika Evans-Pritchard
menceritakan tentang racun tukang sihir
Penelitan Evans-Pritchard di Azande (poison oracle). Saat masyarakat Azande
menjadi kunci utama untuk memahami berkonsultasi dengan tukang sihir, tukang
pemikirannya tentang agama. Dalam sihir itu memasukkan racun ke tenggorokan
bukunya Witchcraft, Oracles, and Magic seekor ayam sambil menanyakan
among the Azande (1937). Dia pertanyaan yang jawabannya adalah iya
mendefinisikan sihir (magic) sebagai dan tidak. Ayam yang mati atau yang
keyakinan tentang beberapa aspek hidup bertahan akan menjadi jawabannya.
yang dapat dikontrol oleh kekuatan mistik Contohnya, tentang temannya yang sakit:
atau kekuatan supernatural. Hal ini “Jika X adalah penyebab sakitnya, racun
menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat tukang sihir, bunuh unggas itu.” Jadi ketika
Barat yang mengklaim diri mereka modern, burung itu mati karena racunnya, orang
mengapa masyarakat Azande percaya yang benda kleniknya sebagai penyebab
dengan sihir? penyakit itu dapat ditemukan. Pada masa
Evans-Pritchard sangat tidak bisa itu banyak terjadi pembunuhan terhadap
menerima pemikiran bahwa masyarakat tukang sihir sebagai aksi pembalasan
primitif itu tidak rasional dan kekanak- dendam atau untuk menuntut ganti rugi.
kanakan. Di luar dunia sihir, banyak bukti Bagi komunitas Azande, golongan
berlimpah untuk mendukung penelitiannya. bangsawan yang berhak untuk mengambil
Bagi dia, masyarakat Azande adalah keputusan. Evans-Pritchard mencatat hal ini
masyarakat yang cekatan, dapat berpikir dapat mereduksi dirinya untuk menjadi
logis, punya rasa ingin tahu yang besar, dan absurd, karena setiap kematian baru akan
penuh dengan pertanyaan. Dalam hidup diasumsikan dengan hal-hal klenik yang
sosial dan praktiknya mereka sangat cerdas

4
lain, bagaikan lingkaran yang tidak terputus (Pals, 2006:236-7).
Ada bermacam-macam racun percobaan itu. Dan ini menjadi fakta
tukang sihir di Azande, ada tukang sihir tentang kecerdasan alamiah mereka
dalam skala kecil yang berfungsi seperti dan ketajaman dalam melakukan
racun tukang sihir tapi kurang akurat dan percobaan yang dibentuk oleh pola-
perlu dikonfirmasi kebenarannya. Ada juga pola perilaku dalam ritual dan
beberapa jenis obat-obatan sebagai sihir keyakinan mistik. Lewat bentuk yang
yang baik, yang dapat menangkal efek sihir terbatas ini mereka telah
yang jahat, dan hanya dapat dilakukan oleh menunjukkan kecerdasan mereka
seorang dokter sihir (witch doctors). Selain yang hebat, tapi ini tidak bisa
itu ada hal gaib (sorcery) yang dilakukan dijalankan melampaui batas
secara sembunyi-sembunyi dan dapat tersebut. Atau dapat dipahami
dianggap sebagai kejahatan bila tertangkap. seperti ini; alasan mereka sangat
Evans-Pritchard mengemukakan bahwa baik dalam ungkapan kepercayaan
rakyat biasa tidak dapat menuduh kaum mereka, tetapi mereka tidak dapat
bangsawan karena kaum aristokrat ini punya alasan di luar hal itu, atau
memiliki pengaruh yang sangat besar untuk untuk mempertentangkannya,
mengambil keputusan dan hukumnya keyakinan ini mereka miliki karena
mutlak harus dipatuhi. Dalam melakukan mereka tidak memiliki ungkapan lain
penelitiannya ini, dia terjun langsung ke untuk mengekspresikan pemikiran
lapangan. Melalui penelitian terhadap mereka (Pals, 2006:338).
komunitas Azande ini, Evans-Pritchard
membuka pikiran banyak orang tentang Dia menekankan kalau kita lebih
peran sihir dan klenik dalam hidup sosial jelas dan teliti lagi dalam melihat sihir di
masyarakat, terutama saat kemalangan Azande dalam konteks hidup sosial dan
terjadi. Masyarakat Azande tetap percaya fungsinya, kita dapat menemukan sistem
pada ilmu pengetahuan dan mereka pemikiran yang agak serupa dengan sistem
memadukannya dengan ilmu mistik. Ilmu non-sihir yang kita miliki. Suatu keyakinan
sihir dipakai dalam hidup sosial masyarakat yang bersifat mendasar dan tidak dapat
Azande dan untuk pembentukan hukum disengketakan. Komunitas Azande
pemerintahan. Kesempatan untuk berbuat membuat aturan untuk menyelamatkan
kekerasan dapat direduksi karena ada sistem mereka dengan segala cara untuk
prosedur rutin untuk menentukan identitas menciptakan sistem kepercayaan yang
bagi yang percaya bahwa ada akibat tidak dapat dipatahkan. Terutama untuk
kemalangan bagi yang membuat kejahatan melawan fakta yang terjadi di lapangan.
dan akan ada hukuman setimpal bagi yang Pertimbangan yang dibuat orang Azande
melakukannya. Jadi orang yang ingin untuk membantu mereka bertahan melawan
berniat atau berbuat jahat akan dihukum serangan bila ternyata sihir mereka gagal.
sesuai dengan perbuatannya itu. Evans- Dari perspektif ini kita bisa saja salah, tetapi
Pritchard menggambarkan cara masyarakat bagi komunitas Azande jelas mereka sudah
Azande menggabungkan hal-hal mistik dan sangat rasional dan prinsip mendasar ini
ilmu budaya modern: penting untuk dijaga dengan sangat baik
(Pals, 2006:238-9).
Ketidaktahuan mereka bukan
karena kebodohannya, karena Nuer dan Keyakinan Agama
mereka menunjukkan kecerdikannya Tahun 1930 Evans-Pritchard
dalam menjelaskan kegagalan dan melanjutkan perjalanannya ke Nuer,
ketimpangan dari racun tukang sihir masyarakat yang hidupnya di utara Azande
dan pengalaman yang menunjukkan tapi sangat berbeda dalam budaya, tradisi
ketajamannya saat melakukan dan karakter. Dalam hal komunikasi,

5
bahasa Nuer sangat sulit dipelajari dan bisa masuk lebih dalam ke komunitas Nuer
susah untuk mendapatkan informan untuk dibandingkan
dengan komunitas Azande. Dia melakukan dengan sakit. Dan yang selamanya, mereka
penelitian di Nuer selama 6 tahun. dianggap sebagai perwakilan Dewa di bumi
Dia memulai penelitan di Nuer lewat agama. dan disebut nabi (prophets). Tugas nabi ini
Masyarakat Nuer percaya pada konsep menjadi pemimpin dalam peperangan,
Kwoth. Dalam sekilas pandangan, terutama saat perang memperebutkan
komunitas Nuer dapat dikatakan sebagai ternak dari musuh mereka suku Dinka yang
masyarakat tanpa agama, tidak punya adalah tetangga mereka sendiri. Tapi di era
dogma formal, tidak ada liturgi atau yang lebih modern, Evans-Pritchard
sakramen, tidak ada kegiatan mencatat tugas ini sudah jarang dilakukan
penyembahan doa, juga tidak punya lagi. Selain Kwoth Nhial ada lagi Dewa yang
mitologi. Tapi itu semua terhapus, karena berkaitan dengan roh untuk Dewa yang
komunitas Nuer sesungguhnya melakuka mereka panggil Kuth. Di sini terlihat teologi
ritual tersebut, walaupun itu terwujud dalam Nuer sangat kompleks dan halus, mereka
budaya yang informal, hampir tersembunyi membagi Dewa ini ke dalam konteks Kwoth
bagi pengamatan yang kurang teliti. Nhial sebagai Dewa (God) dan Kuth Nhial
Komunitas Nuer percaya pada Dewa (God) sebagai roh dari udara (spirits of the air).
Kwoth yang mereka sebut Kwoth Nhial atau Dewa bagi Komunitas Nuer adalah citra dari
roh langit. Bagi mereka, Kwoth adalah: roh yang khusus (a particular spiritual
1. Penopang dan pencabut nyawa. figure) atau menjadi perwujudan
2. Penuh cinta, mereka tidak bisa (manifestation), Dewa adalah roh yang
hidup tanpanya. merupakan gambaran dari Dewa itu sendiri.
3. Pengontrol semua hal yang Melalui penelitian ini Evans-Pritchard
terjadi di hidup dan peristiwa membuka pikiran banyak orang Barat
alam. tentang komunitas Nuer yang mereka
Komunitas Nuer sangat yakin anggap primitif. Alih-alih dianggap sebagai
apabila ada yang meninggal mereka masyarakat yang biadab dan percaya
dipercaya sudah diambil dewa sang takhayul, dia sudah menunjukkan kepada
empunya hidup. Kemalangan yang terjadi orang Barat bahwa masyarakat Nuer yang
dalam hidup mereka adalah akibat dari mungkin hidup materialnya terlihat
kesalahan mereka sendiri. Hal yang sederhana tetapi memiliki teologi yang
membedakan dengan komunitas Azande abstrak dan canggih. Yang bagi dia
adalah mereka memiliki Dewa dan tidak menyerupai perpaduan antara monoteisme
percaya sihir atas setiap kemalangan yang Yahudi dan mistisisme Kristiani. Di antara
menimpa mereka. (Pals, 2006:240). roh yang ada di langit ada lagi roh yang
Masyarakat Nuer membagi Dewa memiliki kelas yang khusus yang disebut
mereka ke dalam 2 bagian: roh langit Colwic yang merupakan roh yang terbentuk
(spirits of the above) yang tinggal di udara dari jiwa yang tersambar petir. Orang
dan roh yang ada di bawah (spirits of the terpilih adalah orang yang beruntung karena
below) yang tinggal di bumi. Dewa yang Dewa menginginkan jiwa mereka untuk
tinggal di atas antara lain Deng, putera kembali. Tubuh mereka tidak dikubur
Dewa; Mani, Dewa pemimpin perang; Wiu, karena masyarakat Nuer percaya mereka
Dewa perkumpulan suku; dan Buk, roh akan langsung berubah menjadi roh.
perempuan biasa dipanggil ibu dari Deng Keluarga yang ditinggalkan tetap dijaga dan
yang sering dikaitkan dengan sungai dan dilindungi oleh komunitas Nuer (Pals,
arus. Walaupun mereka tinggal di langit tapi 2006:241).
mereka dapat meraih dan masuk ke dalam Selanjutnya Evans-Pritchard juga
tubuh manusia. Orang yang terpilih dibagi menunjukkan tentang roh yang ada di
dua, yang sementara disebut dengan bawah, yang berkaitan dengan
kerasukan (possessed) yang ditandai kekeluargaan dan garis keturunan.

6
Masyarakat Nuer percaya pada totem yang singa, kadal, ular, bangau, bahkan juga
dikaitkan dengan hewan seperti buaya, tanaman seperti labu, sungai dan arus.

Segala hal yang ada di bumi mereka buat ini, menurut Evans-Pritchard
sebagai tempat roh yang ada di bawah. adalah tingkatan yang paling lengkap
Tentang budaya totem ini, setiap suku strukturnya (Pals, 2006:243).
memilih hewan sebagai simbolnya dan tidak Dalam hal simbol untuk subjek
boleh memakan hewan tersebut, bila mati di pemikiran primitif masih sering
alam mereka harus mengubur hewan disalahartikan. Dalam hal penggunaan
tersebut sebagai penghormatan terhadap bahasa, ketika masyarakat primitif
hewan tersebut. Totem memiliki tingkatan, mengucapkan suatu hal maksudnya akan
di mana totem hewan merupakan simbol menjadi berbeda. Misalnya ketika ada
fisik dari totem roh yang merupakan burung bertengger di pondok, mereka
perwujudan dari Kwoth. Totem hewan menyebutnya sebagai Kwoth atau roh, atau
merupakan perwakilan dari roh spirit. Selain buaya adalah roh sebagai kaitan dengan
itu mereka juga percaya pada jimat suku yang memakai buaya sebagai totem
(fetishes) sebagai objek mistik yang mereka untuk menjadi perwakilan dari
memberi kekuatan kepada mereka. Orang buaya sebagai totem roh. Dan ketika Lévy-
yang memiliki jimat dibedakan dalam dua Bruhl mendapati orang yang menyatakan
bagian: peramal (diviners) dan tabib diri sebagai parkit, orang Nuer akan
(healer). Perhatian mereka lebih kepada menyebutnya sebagai kembaran burung (“A
masyarakat yang sakit ringan dan cemas, twin is a bird”), karena bagi orang Nuer
seperti tukang ramal di era modern. Orang burung yang dapat terbang sangat dekat
yang memiliki jimat mempunyai kekuatan dengan langit jadi dekat dengan roh.
mistik untuk menyembuhkan luka di Kelahiran kembaran burung adalah
tubuhnya, atau menjadikan dia sebagai peristiwa luar biasa yang berarti roh hadir
orang penting (Pals, 2006:242). dalam bentuk khusus. Hal ini juga
Totem dan Colwic bagi Evans- menjadikan orang yang dirasuki sebagai
Pritchard merupakan pembiasan sosial dari satu kepribadian dengan roh walaupun
agama (social refraction of religion). Seperti fisiknya terpisah. Tubuh mereka tidak akan
cahaya putih yang terpisah oleh prisma dikubur seperti orang biasa karena
menjadi warna yang berbeda, demikian juga dipercaya akan jadi orang langit, anak
dengan masyarakat Nuer yang berpikir Dewa, suatu penghormatan karena
Dewa atau roh mengalami pembiasan dianggapi kembar (identical). Evans-
melalui jalur (bands) dan tingkat atau Pritchard menyatakan pengertian ini tidak
kekuatan adi luhur yang muncul dengan sama dengan yang disampaikan oleh Lévy-
cara tertentu kepada suku atau kelompok Bruhl yang jatuh pada kesalahpahaman.
sosial yang berbeda. Dewa disembah Menurut Evans-Pritchard, masyarakat
sebagai gambaran atau simbol dalam primitif sering memakai bahasa kiasan
kaitannya dengan garis keturunan, suku (metaphors) untuk memberi makna pada
atau kelompok sosial secara khusus. kata-kata yang mereka ucapkan. Para
Seorang nabi dianggap sebagai juru bicara penulis antropologi kurang menghargai
untuk suku, mereka dipilih secara khusus kebiasaan berbicara puitis yang dipakai
dan dilihat dari garis keturunannya. Evans- oleh masyarakat primitif. Dalam cara
Pritchard mencatat: semakin rendah kita mereka berimajinasi untuk menjelaskan
melakukan perjalanan ke skala roh dunia, membuat persamaannya,
komunitas Nuer, semakin dekat kita dengan menggambarkannya, membuat simbol, dan
jenis upacara rumit dan ritual yang terkait membuat kiasan adalah kaidah dalam
dengan agama di Barat. Bagi masyarakat berbahasa mereka, tidak terkecuali sedikit
Nuer, Dewa dan Roh memiliki hirarki seperti pun (Pals, 2006:244-5).
bangsawan, dan melalui tingkatan yang

7
Komunitas Nuer membagi manusia 2. Hidup / nafas (the life or breath):
dalam 3 bagian: kembali ke Dewa yang memiliki
1. Daging: dikubur dan membusuk. hidup.

3. Jiwa: tetap tinggal sementara masih kecil. Kematian lembu tersebut


waktu lalu menghilang. menjadi tanda bahwa dia yang penuh dosa
sudah ditebus oleh Dewa lewat
Masyarakat Nuer tidak terlalu suka pengorbanan darah lembu yang tertumpah.
apabila jiwa tinggal terlalu lama, karena Bagi Evans-Pritchard, pengorbanan primitif
kematian adalah yang menakutkan dan ini dipandang oleh para antropolog sebagai
yang menjadi pusat perhatian mereka teori persembahan (the gift theory) dan teori
adalah hidup dengan harapan memiliki kesatuan (the communion theory).
kelimpahan. Tentang jiwa yang berubah Sedangkan untuk Robertson Smith,
menjadi hantu, mereka percaya bahwa totemisme itu adalah hewan yang dijadikan
orang tersebut tidak hidup dengan baik saat hadiah untuk Tuhan dan sesama untuk
dia masih hidup. Untuk memperbaikinya menyatukan komunitas, dengan makan
perlu dibuat pengorbanan kepada Dewa bersama. Bagi Evans-Pritchard pesta ini
atau memberi hadiah untuk memperbaiki untuk mempersembahkan hal yang
jiwa hantu tersebut (Pals, 2006:246). berharga kepada Dewa. Sebagai simbol
Untuk dosa dan pengorbanan, untuk membersihkan dosa, membuang
masyarakat Nuer membedakan ke dalam yang jahat yang sudah dikirim ke dalam
dua kelompok. Dosa bagi mereka adalah tubuh lembu dan terwujud lewat darah yang
suatu pelanggaran dalam kontek terhadap tertumpah, dengan begitu bahaya sudah
penghormatan (thek). Larangan asusila dilepaskan. Pendeta, menurut Evans-
dianggap salah oleh komunitas. Sedangkan Pritchard, merupakan orang yang
untuk pelanggaran yang lebih serius menyiapkan tempat suci untuk melakukan
misalnya perselingkuhan atau inses pengorbanan, dan untuk menyiapkan ganti
dianggap sebagai dosa dan dapat dijatuhi rugi yang dapat mencegah perseteruan
hukuman mati. Pengorbanan dibagi dalam darah yang merusak. Pendeta juga
personal dan kelompok. Untuk merupakan sosok yang berharga tetapi
pengorbanan kelompok dianggap kurang dalam hidup sosial daripada alasan agama.
sakral karena hanya sebagai ritus dan Dari penjelasan ini sangat jelas bahwa
perayaan, biasanya dikaitkan dengan Evans-Pritchard telah berkontribusi:
upacara pernikahan atau kematian sebagai 1. Memberi gambaran utuh tentang
tujuan untuk menyucikan peristiwa duniawi agama primitif dari orang yang terjun
itu. Perhatian yang diberikan oleh langsung ke lapangan penelitian.
masyarakat juga sangat beragam, ada yang 2. Memberi gambaran sistem agama
antusias, bosan, bahkan ada yang serius. yang kompleks dan tersusun yang
Untuk pengorbanan personal lebih sakral mengemparkan dunia Barat modern
dan butuh benda untuk dikorbankan, (Pals, 2006:247-8).
biasanya berupa lembu. Pengorbanan ini
bisa dilakukan di mana saja oleh pria Pandangan Daniel L. Pals
dewasa yang biasanya adalah kepala Daniel L. Pals melihat teori Evans-
keluarga. Dalam pengorbanan ini selain Pritchard sebagai teori yang lebih baik
lembu juga ada tombak sebagai simbol karena dalam membuat penilaian tentang
kekuatan dan juga lambang perwakilan masyarakat primitif, dia melakukan
suku juga sebagai tanda kesatuan. Lembu penelitian dengan cara terjun langsung ke
yang dikorbankan merupakan perwakilan lapangan. Dari sisi psikologis, Evans-
dirinya pada saat melakukan pengorbanan Pritchard, menurut Pals, mengkritik mereka
pada ritual tersebut, selain itu lembu sebagai pembuat teori yang pintar dalam
tersebut sudah mereka rawat sejak mereka dugaan, dia menyebutnya sebagai “Jika

8
saya adalah seekor kuda (If-I-were-a- saja, bagi dia pemikiran para psikolog ini
horse)”. Karena penafsiran mereka yang tidak bermutu. Pals menyatakan bahwa
tidak tahu dengan jelas dan pasti tentang Evans-Pritchard meyakini bahwa para teoris
apa yang dipikirkan oleh masyarakat ini harus dapat belajar dari kesalahan para
primitif, mereka hanya membayangkannya pendahulunya.

Karena bagi Evans-Pritchard agama Keduanya menekankan untuk tidak ada lagi
membutuhkan kecerdasan nalar (intellect), penyimpangan dalam pemikiran
yang melibatkan emosi dan memiliki kaitan evolusioner, yang tidak bermanfaat bagi
yang erat dengan organisasi sosial, dan ini penelitan tentang aktivitas budaya manusia.
harus dijelaskan sebagai keseluruhan yang yang terakhir, mereka menunjukkan simpati
utuh. Sudah jelas agama membutuhkan alamiah terhadap agama yang muncul dari
masyarakat untuk tetap hidup dan warisan yang diturunkan atau dari komitmen
berkembang. Para teoris harus menyebut (Eliade seorang Kristiani Romanian yang
ini sebagai agama dan bukan agama kosmik, Evans-Pritchard menjadi Katolik
primitif. Evans-Pritchard sangat setuju pada tahun 1944). Perbedaan mereka juga
dengan pendapat Vilfredo Pareto, Herni ditunjukkan oleh Pals. Eliade menolak
Berson, Max Weber, yang menyatakan reduksionisme, dengan mencoba memberi
bahwa daripada menganggap bahwa gambaran global dari pandangan tentang
agama dan sihir adalah bentuk pemikiran pemikiran agama (the religious mind) dari
primitif, dan ilmu pengetahuan dianggap segala tempat dan waktu. Dia juga
sebagai hal yang modern, mereka melakukan penelitannya lewat penelitian
menyarankan agar keduanya akan sangat pustaka, yang berpikir agama dapat
baik apabila dilihat sebagai suatu bentuk dipahami dengan baik lewat catatan sejarah
atau susunan yang saling melengkapi. dan mitologi. Sementara Evans-Pritchard
Evans-Pritchard menyatakan: tidak ada menolak fungsionalisme, di sisi lain dia tidak
komunitas yang akan bertahan tanpa terlalu berempati dengan pendekatan
sesuatu yang disebut ilmu pengetahuan dan Eliade, terutama pendekatan sosiologis
sesuatu yang lain yang disebut agama; fungsional untuk agama. Evans-Pritchard
setiap kebudayaan selalu membutuhkan menolak penelitan pustaka, bagi dia agama
baik itu ilmu pengetahuan untuk membentuk akan sangat baik dipahami dengan hidup
pikiran dan agama untuk “membentuk hati langsung di tengah-tengah masyarakat
(constructs of the heart).” Penelitian tentang biasa yang menjalani kehidupan agama
agama harus lebih diperluas tidak hanya di tersebut (Pals, 2006:253-4).
sekitar teologi yang hanya melibatkan kaum Pals mengkritik beberapa pemikiran Evans-
elit dan cendekiawan, tapi juga harus Pritchard:
menyentuh ke level masyakarat biasa, 1. Penilaian terhadap teori yang lain
karena iman keagamaan dapat nyata dalam Pals menunjukkan Evans-Pritchard
hidup dan tindakan. Dan para pelajar tanpa kurang sabar dalam menghadapi teori
komitmen agama yang personal tidak akan dari rekan sejawatnya tentang penelitian
pernah sukses. Sementara orang yang yang sama. Misalnya saat Rudolf Otto
percaya adalah orang yang memandang (yang menemukan asal mula agama
agama dari dalam dan mencoba untuk dalam perbedaan emosi akan ketakjuban
menjelaskan ini dengan cara mereka sendiri dan kekaguman yang kudus)
(Pals, 2006:249-252). mendiskusikan tentang pengorbanan
Pals mencoba menyandingkan masyarakat Nuer, dia menganggap
Evans-Pritchard dengan Mircea Eliade. pikiran Otto aneh (inept).
Keduanya, bagi Pals, menolak perspektif 2. Pemikiran Primitif
dominan dan meletakkan penelitan mereka Pencapain terbesar Evans-Pritchard
pada pendekatan simpatik terhadap agama menurut Pals adalah dia dapat membuat
primitif (Eliade menyebutnya “archaic”). teori yang menggabungkan agama dan

9
komunitas yang dapat kita sebut bertanya pada Evans-Pritchard apakah
normalitas dari pemikiran primitif (the dia sudah memecahkan masalah tentang
“primitive” mind), untuk melawan pemikiran primitif seperti yang sudah kita
pemikiran Barat yang menyatakan suku duga. Apabila kita melihat pada kasus
primitif adalah kaum yang absurd atau Azande,
kekanak-kanakan. Tapi kita bisa

dia menulis bahwa komunitas Azande menemukan kebenaran, lewat observasi


memiliki sedikit teori tentang tukang sihir klinis Montessori melihat bahwa pada
(oracles) dan merasa tidak dasarnya manusia dapat diteliti secara
membutuhkan doktrin. Selain itu ketika kuantitatif (terukur) tanpa perlu menjadi
dia berbicara tentang sihir dia terlihat terbatas oleh penelitian sainstifik dan
tidak konsisten dan idenya tidak logis empirisme harafiah. Montessori
ketika mengatakan banyak orang biasa berpendapat setiap orang memang perlu
memilikinya dalam budaya kita. diberi kebebasan untuk melakukan
3. Butuh teori spontanitas tetapi tetap harus mengikuti
Bagi Pals, Evans-Pritchard tidak memiliki aturan dan struktur lingkungan agar
teori yang utuh tentang agama ataupun tercipta ketertiban (Gutek, 2004:45). Bagi
tentang agama primitif, hanya teori Aristoteles yang benar-benar dapat
tentang agama dari masyarakat Nuer mengembangkan diri kita adalah
saja (Pals, 2006:255-6). Di samping itu, tantangan yang kita hadapi, dengan
Aristoteles melihat tindakan untuk melakukan tugasnya secara terbuka dan
berbuat baik ditentukan oleh hasrat berani, selain itu juga untuk menerima
manusia, untuk meraih kebaikan maka diri kita. Menerima merupakan tanda
yang harus dilakukan oleh orang tersebut watak yang kuat, ulet, dan tidak cepat
adalah dengan bertindak untuk kebaikan putus asa (Magnis-Suseno, 2009: 24-5).
(Henry & Nielsen, 2015:72-3). Lalu di
mana peran pikiran? Tindakan SIMPULAN DAN SARAN
merupakan perintah yang dikerjakan
melalui pikiran. Contoh tindakan minum Evans-Pritchard dengan sangat
awalnya adalah berasal dari hasrat dan mengagumkan telah memberi gambaran
pikiran kita untuk mengobati rasa haus, yang jelas kepada kita bagaimana agama
maka ketika kita bilang berikan saya air primitif telah membentuk komunitas yang
minum, merupakan kausal terakhir dari solid di suatu tempat. Bagaimana dengan
hasrat saya untuk melakukan tindakan zaman sekarang di mana teknologi muncul
meminum air tersebut (Henry & Nielsen, dengan gerakan yang sangat cepat dan
2015:74). Aristoles berpendapat bahwa masif? Apakah manusia zaman sekarang
manusia pada dasarnya adalah mahluk masih mengimani Tuhan atau Dewa
politik, yang membutuhkan orang lain sebagai sesuatu yang di luar manusia atau
dalam hidupnya – manusia adalah sudah berubah menjadi mengimani Tuhan
mahluk sosial (Annas & Grimm, 1988: yang terwujud dalam mesin teknologi atau
163-4). Belajar bagi Aristoles adalah bahkan masih ada yang mengimani Tuhan
cinta, cinta kepada suatu hal yang dia secara tradisional? Ketika negara mulai
cermati dengan seksama. Untuk itu terbentuk, apa peran negara terhadap
terhadap kebenaran, manusia harus agama? Apakah negara berhak ikut campur
bersifat terbuka dan sanggup dalam keyakinan agama seseorang atau
mengorbankan pendapat yang sudah malah sebaliknya agama yang menjadi
menetap, sifat lain yang harus dimiliki kontrol terhadap negara?
adalah jujur dan berani (Sudiarja, Bagaimana dengan Indonesia,
2006:1170). Bagi Maria Montessori, apakah agama sungguh menjadi pemersatu
sains merupakan sarana untuk kita dapat komunitas? Sungguh ironis ketika

10
masyarakat Eropa berbondong-bondong menjadi musuh bagi mereka. Dan
meninggalkan agama, masyarakat menyedihkan ketika alam pun menjadi
Indonesia justru semakin hyper dalam korban atas nama kelangsungan hidup
beragama yang buta. Orang yang tidak manusia. Sistem kapitalisme yang ada saat
seagama dipandang sebagai kafir, bahkan ini makin menutup sisi keimanan dalam
yang seagama namun tidak sealiran tetap agama. Ritual keagamaan yang sakral dan
khidmat sekarang bukan menjadi ajang mereka untuk dapat bertahan adalah
berkumpul warga setempat tetapi sudah dengan mengikuti aturan pemerintah yang
mulai melebar menjadi industri pariwisata berkuasa, untuk menjadi modern dan
untuk kepentingan ekonomi. Alam yang menganut agama yang diakui negara. Tapi
semula milik publik sekarang mulai apakah itu sudah sesuai dengan pola hidup
diprivatisasi oleh swasta atas nama masyarakat primitif?
kelestarian lingkungan alam, yang pada Berbicara tentang agama dan
akhirnya jatuh pada kesenjangan sosial komunitas tidak bisa terlepas dari budaya.
karena warga setempat justru menjadi Kebudayaan menurut Clifford Geertz adalah
pelayan yang bertugas melayani kebutuhan pola makna yang diteruskan secara historis
turis dan bukan menjadi pemilik dari alam yang diwujudkan dalam simbol-simbol,
desanya sendiri. Dan negara belum suatu sistem konsepsi yang diwariskan dan
berhenti dengan privatisasi sumber daya, diekspresikan dalam bentuk-bentuk simbolik
atas nama konservasi mereka justru dengan cara orang-orang berkomunikasi,
menguasi suatu wilayah karena mengabadikan, dan mengembangkan
kekuasaannya. Saya mengutip dari pengetahuan mereka tentang dan sikap
Makalah yang disampaikan oleh Prof. terhadap kehidupan (Geertz, 1973:89).
Melani Budianta, Ph. D., yang berjudul Melalui definisi kebudayaan tersebut, kita
“Mengisi Lumbung Budaya Indonesia: dapat melihat bahwa budaya bagi Geertz
Sebuah Refleksi”, dalam seminar Filsafat merupakan makna dan simbol, pola-pola.
dan Keindonesiaan, Auditorium STF Berdasarkan fungsinya budaya
Driyarkara, Sabtu 2 November 2019. Prof. memungkinkan manusia membentuk makna
Budianta menyatakan bahwa sangat ironis dalam hidupnya, budaya juga dapat
ketika konservasi yang semula adalah untuk dikatakan sebagai historis dalam arti bahwa
menyelamatkan hutan, ternyata tidak maknanya dapat berkembang, sehingga
mempedulikan penduduk sekitar, budaya dapat berubah akibat dari
masyarakat primitif yang mendiami hutan disebarkannya budaya tersebut. Agama
tersebut. Mereka harus rela meninggalkan sebagai bagian dari kebudayaan dimaknai
habitat mereka dan berubah menjadi sebagai:
masyarakat modern seperti manusia 1. Sistem dari simbol-simbol yang bertindak
lainnya. Sementara itu Orang Rimba di sebagai…
pedalaman Jambi, dalam penelitian Butet 2. Untuk membuat suasana hati dan
Manurung, tidak mendapat perhatian dari motivasi yang kuat, meresap dan tahan
pemerintah. Mereka dianggap bodoh, kotor, lama pada orang-orang dengan…
primitif, kafir oleh pemerintah. Tanpa ada 3. Merumuskan konsepsi-konsepsi dari
komunikasi dengan Orang Rimba, tatanan umum dan…
pemerintah seolah sudah mengetahui apa 4. Membentuk konsepsi-konsepsi tersebut
yang terbaik untuk hidup komunitas Orang dengan memaknai pancaran (aura)
Rimba. Ketika berhadapan dengan faktualitas yang…
masyarakat luar, Orang Rimba sering 5. Bahwa suasana hati dan motivasi
diperdaya oleh mereka, terlebih karena tampak realistis secara unik (Geertz,
perbedaan adat dan ketidakmampuan baca 1973:90).
tulis yang membuat mereka sering merasa Agama bagi Geertz membantu
dirugikan saat harus berinteraksi dengan manusia memahami hal-hal di luar batas
orang luar (Manurung, 2007:37-41). Pilihan pemahaman manusia, contohnya hal gaib

11
dan mistis, Tuhan, dan malaikat penjaga. dunia dan membentuknya. Mereka
Untuk memahami konsep tentang yang membentuknya dengan mendorong para
transenden ini dipakailah konsep tentang pemuja – dalam hal ini orang-orang yang
model-for dan model-of untuk membantu beragama – ke sifat yang khas
kita fokus pada gambaran tersebut. (kecenderungan, kapasitas, kemampuan,
Dilibatkanlah simbol-simbol yang nyata kebiasaan, kewajiban) yang menyediakan
untuk diarahkan ke salah satu tujuan. karakter yang abadi untuk mengiringi
Kesemuanya itu mengekspresikan iklim aktivitasnya dan pengalamannya
yang berkualitas (Geertz, 1973:95). Sejauh akal sehat, merubah dalam cara tertentu
kegiatan agama dilaksanakan, dua jenis suasana hati dan motivasi yang disebabkan
sifat yang mendorong mereka adalah: oleh kegiatan keagamaan. Manusia, pada
suasana hati dan motivasi (Geertz, dasarnya berubah. Karena manusia
1973:96). berubah, demikian pula yang terjadi pada
Motif itu bukan tindakan atau tatanan dunia itu sendiri (Geertz, 1973:122).
perasaan, tetapi merupakan kewajiban yang Martha Nussbaum yang terinspirasi
membentuk jenis-jenis tindakan atau oleh Auguste Comte menyatakan bahwa
memiliki kekhasan dalam jenis-jenis agama sudah lewat, sekarang fokusnya
perasaan. Ketika kita menyebut seseorang pada relasi sosial antar manusia lewat
itu beragama, kita melihatnya bahwa dia simpati yang lebih luas. Bagi Comte, tujuan
termotivasi oleh agama. Kita cenderung agama yang baru adalah mengembangkan
menggambarkan suasana hati di dalam simpati dengan menanamkan semangat
istilah seperti rasa hormat, khidmat, dan persaudaraan universal. Hal yang baik
ibadah. Perbedaan besar antara suasana berasal dari hati yang penuh cinta yang
hati dan motivasi, motivasi menunjukkan ditanamkan lewat cinta yang terbentuk dari
arah, menggambarkan keseluruhan arah, membayangkan (imajinasi) dan untuk
tertarik ke arah tertentu, biasanya memiliki kepekaan untuk merasakan apa
sementara, dan untuk kesempurnaan. yang dirasakan oleh orang lain melalui iman
Sedangkan suasana hati berubah mereka. Simpati Comte dipengaruhi oleh
tergantung pada kekuatan mood itu sendiri: feminisme. Kepercayaan bagi Comte itu
tetap. Kita memahami motivasi sebagai alami, perempuan memiliki simpati yang
perwujudan, sedangkan suasana hati alami maka mereka bisa dijadikan sebagai
sebagai asal (Geertz, 1973:97). pemimpin agama dan juga sebagai ibu,
Tidak ada satu orang pun, bahkan walaupun bagi Comte mereka tetap harus
orang suci sekalipun, tinggal di dunia diawasi dan tidak bisa mengeksplorasi diri
simbol-simbol agama sepanjang waktu, dan karena tetap terikat pada sisi takdirnya:
mayoritas makhluk hidup tinggal hanya yaitu berada di rumah (Nussbaum, 2011:9-
sementara. Geertz yang mengutip pikiran 12). Comte juga memiliki pandangan bahwa
Schutz mengatakan bahwa dunia sehari- budaya politik itu harus berdasarkan pada
hari dari objek-objek umum dan tindakan cinta dan perluasan simpati sebagai
praktis adalah realitas pengalaman manusia pendukung masyarakat yang adil dan
yang terpenting. Manusia, bahkan seluruh stabilitas dari komitmen bersama. Dan
manusia di dunia ini tidak dapat kehilangan menurut saya agama tidak boleh merasuki
akal sehatnya dan perjuangannya untuk negara dengan hukum mereka, karena
bertahan hidup. Agama menarik secara setiap orang memiliki agama dan
sosiologis karena agama lah yang kepercayaan yang berbeda. Untuk hal
membentuk kehidupan sosial itu sendiri tertentu saya sependapat dengan Comte
(Geertz, 1973:119). Ini adalah penempatan yang menyatakan, agama seharusnya
tindakan terdekat dalam konteks akhir yang dikompilasi dengan filsafat karena ketika
menjadikan agama, setidaknya, secara memasuki ranah sosial seharusnya hukum
sosial sangat kuat. Agama merubah, secara tidak boleh berdasarkan agama lagi tetapi
radikal, semua tatanan yang diberikan oleh berdasarkan pada interaksi sosial manusia

12
lewat penelitian empirisme (Nussbaum, pikiran, juga menyediakan landasan untuk
2013:58). Ketika Evans-Pritchard melihat berpartisipasi dalam kelompok, untuk
bagaimana komunitas Nuer memakai ritual menciptakan arena berbagi ekspresi dan
agama untuk berbagi dan menguatkan kenangan (Nussbaum, 2013:65).
ikatan komunitas. Comte, yang dikutip oleh Nussbaum yang mengutip dari John
Nussbaum menyatakan bahwa ritual tetap Stuart Mill mengatakan bahwa agama
dibutuhkan dalam mengembangkan emosi kemanusiaan sebagai bentuk yang
karena kebiasaan dan pengulangan tradisi menumbuhkan emosi. Sedangkan dari
meningkatkan gema dari gambaran dan
Rabindranath Tagore, Nussbaum manusia memiliki hak asasi di mana sikap
menambahkan bahwa “manusia beragama” mayoritas juga harus peduli dan
menginspirasi manusia untuk menjadikan menghargai kaum minoritas. Di sini negara
agama sebagai sistem yang terwujud dalam berperan penting dalam pembentukan
pendidikan dan seni. Sementara dari John hukum yang adil. Kesetaraan itu di
Rawls, Nussbaum menyatakan bahwa dalamnya terkandung proses untuk
kebebasan yang merata (equal liberty) menerima hak mendapat kebebasan dan
adalah tujuan manusia ketika dia berbicara perlindungan yang sama dihadapan hukum.
tentang keadilan. Karena bagi Rawls emosi Ada komitmen untuk menghormati martabat
berkembang dalam keluarga untuk manusia dan melindungi kaum yang
membentuk masyarakat yang adil. Proyek tersingkirkan. Pengembangan emosi
Rawls dan Nussbaum walaupun berbeda penting untuk mendukung kesetaraan
tetap memiliki hubungan yang dekat karena terhadap rasa hormat dan toleransi. Simpati
fokus mereka adalah manusia sebagai dibutuhkan untuk melawan hambatan
bagian dari masyarakat yang tidak otomatis terhadap kesetaraan (Nussbaum,
untuk mengejar kebaikan bersama. Bagi 2013:122).
Rawls, motivasi berperan penting untuk Melalui pemikiran Tagore,
terkoneksi pada kecintaan terhadap institusi Nussbaum melihat teknologi dapat
yang adil, di mana emosi berperan lewat mengancam simpati karena manusia
simbol, memori, puisi, narasi sastra, atau menjadi tergantung pada teknologi untuk
musik yang memimpin pikiran kita lewat menutupi segala lini kebutuhan mereka.
prinsip yang tertanam (Nussbaum, 2013:8- Kemajuan teknologi tidak dapat dipungkiri
10). membuat pola pendidikan kita berubah atau
Dalam agama primitif yang setidaknya mengikuti perubahan itu agar
digambarkan Evans-Pritchard, terlihat laki- tidak ketinggalan zaman. Apabila dulu John
laki sangat menguasai arena, ada hirarki Locke mengumpamakan anak seperti
dalam masyarakat di mana kaum bejana kosong, sekarang mereka
bangsawan memiliki kekuasaan mutlak, dan diumpamakan seperti hard disk kosong
peran perempuan seolah diabaikan bahkan yang bisa diisi informasi apa saja. Guru
tidak ada sama sekali. Memang ada Dewa seperti operator komputer yang harus
perempuan, Buk, tapi peran dia kurang mengunduh program pendidikan yang
menonjol. Melalui pandangan Mills, disediakan oleh server (Kementrian
Nussbaum ingin menekankan, masyarakat Pendidikan dan Kebudayaan) (Wibowo,
akan terorganisir dengan baik bila dasarnya 2017:21). Teknologi bisa dijadikan jalan
adalah kebahagiaan bersama. Kesetaraan masuk bagi orang tua, guru atau sekolah
sebagai jaminan untuk masyarakat yang untuk membimbing anak-anak dalam
adil, di sini Mills menegaskan juga pada hak memberi masukan tentang nilai kejujuran,
perempuan dan juga orang miskin yang hormat kepada sesama, menghidupi kerja
harus diakui dan dihargai (Nussbaum, keras, dan menjaga kelestarian lingkungan
2013:71). Nussbaum menambahkan (Kartono, 2019:11). Bagi Tagore, pluralisme
kesetaraan politik dan kebebasan warga itu penting karena adalah bagian dari
negara memiliki makna bahwa setiap kemanusiaan itu sendiri. Untuk itu setiap

13
orang harus berupaya untuk mengusahakan (Nussbaum, 2010:11). Agama Tagore
tindakan timbal balik, saling menghormati adalah agama puitis yang membebaskan
kesetaraan dan bersama-sama manusia dan membuat laki-laki dan
mewujudkan kebaikan bersama. Teknologi perempuan dapat mengeksplorasi diri
yang ada perlu dimanfaatkan dengan baik mereka, sebagai kritik Tagore terhadap
dan sebijaksana mungkin, dan yang Comte yang walaupun memuji perempuan
pertama perlu dilakukan adalah mendidik tapi tetap membatasi ruang gerak mereka.
anak-anak untuk dapat mengendalikan Semangat Tagore sejalan dengan Mozart
teknologi, pendidikan ini didapat dari hasil yang menyatakan bahwa warga negara
kerja sama antara guru dan keluarga butuh semangat bermain dan individu yang
penuh kejutan. Masyarakat harus punya PUSTAKA ACUAN
hati nurani yang penuh kegembiraan dan Buku
kesenangan di dunia dan sesama. Annas, Julia and Grimm, Robert H. (1988).
Kemanusiaan Tagore memadukan budaya Oxford Studies in Ancient
Barat dan Timur, dia menggabungkan Philosophy: Supplementary
semangat berdebat dan berargumen yang Volume. Oxford: Clarendon Press.
kritis, seni sebagai kunci untuk Geertz, Clifford. (1973). The Interpretation
perkembangan manusia yang seimbang. of Cultures: Selected Essays. New
Dia mengajak masyarakat untuk berpikir York: Basic Books, Inc., Publishers.
kritis bahkan terhadap adat istiadat dan Gutek, Gerald Lee, ed. (2004). The
kebiasaannya sendiri. Tagore menyadari Motessori Method: The Origins of an
bahwa ilmu pengetahuan modern akan Educational Innovation: Including an
menjadi hampa dan tidak dapat diandalkan Abridged and Annotated Edition of
apabila tidak ditumbuhkan dan diarahkan Maria Montessori’s The Montessori
oleh sisi kemanusiaan, di mana seni Method. Lanham: Rowman &
sebagai jalan masuk untuk perkembangan Littlefield Publisher. INC.
kemanusiaan tersebut (Nussbaum, Henry, Devin and Nielsen, Karen
2013:88-95). Margrethe. ed. (2015). Bridging The
Apakah agama tradisional sudah Gap Between Aristotle’s Science
mati? Dengan tegas Nussbaum and Ethics. Cambridge: Cambridge
menyatakan tidak, agama tradisional masih University Press.
tetap akan hidup dan berkembang. Dengan Koning, Robin, SJ. (2005). Clifford Geertz’s
catatan harus ada perubahan dalam agama Understanding of Culture as an
itu sendiri. Agama yang kaku dan tidak mau Anthropological Resource for
berubah pastinya akan ditinggalkan. Akan Theology: A Lonergan Reading.
tetapi agama yang berada di bawah kondisi Dalam Philosophy Of Culture:
kebebasan akan tetap ada di mana Collected Articles for Doctorate
pluralitas doktrin agama maupun hidup Programme. (2018). Compiled by:
sekuler dihargai dan dihormati, karena pada M. Sastrapratedja. Jakarta:
akhirnya kebebasan ini justru dapat menarik Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara
kesetiaan dari para pengikutnya. Melalui Magnis-Suseno, Franz. (2009). Menjadi
Mills, Nussbaum menyatakan, kebebasan Manusia: Belajar dari Aristoteles.
itu didapat bila kita dapat mengembangkan Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
emosi kita lewat seni, yaitu puisi dan Manurung, Butet. (2007). Sokola Rimba,
pendidikan estetika. Sementara lewat Yogyakarta: Insistpress.
Tagore, Nussbaum menegaskan untuk Nussbaum, Martha. (2010). Not for Profit:
mewujudkan kebebasan jasmani sekaligus Why Democracy Needs the
intelektual, dan kunci utama dalam Humanities. Princenton: Princenton
transformasi kreatif masyarakat adalah University Press.
perempuan (Nussbaum, 2013:108-9). _______________. (2013). Political
Emotions: Why Love Matters for

14
Justice. Cambridge: The Perjuangan Bangsanya. Jakarta:
Belknap Press of Harvard University Gramedia Pustaka Utama.
Press. Wibowo, A. Setyo. (2017). Paideia: Filsafat
Pals, Daniel L. (2006). Eight Theories of Pendidikan – Politik Platon.
Religion. Oxford: Oxford University Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Press. Jurnal
Sudiarja SJ., A. Ed. (2006). Karya Lengkap Kartono, St. (2019). “Guru Mestinya
Driyarkara: Esai-Esai Filsafat Memanusiakan Teknologi.”
Pemikir Yang Terlibat Penuh Dalam Kedaulatan Rakyat, 4 Januari 2019.

Nussbaum, Martha. (2011). “Reinventing


the Civil Religion: Comte, Mill,
Tagore.” In Victorian Studies, Vol.
54, No. 1, p. 7-34.

15

Anda mungkin juga menyukai