Anda di halaman 1dari 12

MODEL INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA OLEH

GURU PPKN JENJANG SMP DI KOTA SEMARANG

Giri Harto Wiratomo1, Margi Wahono2, dan Natal Kristiono3


girihartowiratomo@mail.unnes.ac.id

Abstrak: Materi PPKn didalamnya memuat nilai-nilai Pancasila. Berbagai


informasi akhir-akhir ini menimbulkan keprihatinan bersama. Salah satu cara
melestarikan ideologi Pancasila adalah melalui internalisasi nilai-nilai Pancasila.
Situasi nasional dan global yang berkembang sangat cepat perlu disiasati oleh guru
PPKn. Salah satu materi di SMP kelas VIII adalah mengenai pembelajaran
Pancasila. Penelitian ini bertujuan mengetahui model internalisasi pembelajaran
nilai-nilai Pancasila dan implementasinya di sekolah serta kendala-kendala yang
dihadapi dalam pembelajaran Pancasila. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pembelajaran nilai-nilai Pancasila jenjang SMP di Kota Semarang menggunakan
berbagai model yang bervariasi dalam setiap pembelajarannya, seperti model
ceramah, diskusi, problem solving, jigsaw, audio visual, studi kasus, dan bermain
peran. Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran materi Pancasila di sekolah
adalah keterbatasan waktu, jadwal mengajar siang, minat belajar peserta didik, dan
keadaan variatif peserta didik pada saat pembelajaran. Upaya yang dilakukan oleh
guru PPKn untuk mengatasi kendala tersebut adalah mempersiapkan sejak awal
model pembelajaran jauh hari sebelum masuk ke kelas, mempersiapkan diri
mengajar jam siang, memanfaatkan waktu mengajar seoptimal mungkin,
kondisioning peserta didik, memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi
yang terbaru, pendekatan komunikatif dengan peserta didik, menciptkan suasana
kelas yang kondusif, dan memberikan keteladanan kepada warga sekolah.

Kata kunci: Model Internalisasi, Nilai-Nilai Pancasila, Guru PPKn, Jenjang SMP

PENDAHULUAN (2016:3) PPKn berisikan pendidikan nilai


Tujuan pendidikan nasional menurut dan moral yang bersumber pada Pancasila.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Adapun tujuan diberikannya PPKn
adalah mengembangkan potensi karakter dimaksudkan untuk membentuk peserta
dan kompetensi profesional yang baik. didik menjadi manusia yang memiliki rasa
Potensi karakter yang baik merupakan kebangsaan dan cinta tanah air.
cermin kepribadian bangsa Indonesia. Mata pelajaran PPKn mengalami
Karakter tersebut berisi nilai-nilai dasar perubahan dari waktu ke waktu. Menurut
dalam berkehidupan masyarakat Indonesia Suwanda (2016:1) pada masa orde lama
yaitu Pancasila. Warganegara yang mata pelajaran ini pada tahun 1956
kehilangan karakter akan sangat mudah dikenal dengan nama Civics. Kemudian
dipengaruhi oleh negara lain. Oleh sebab berubah menjadi Civic Hukum. Pada masa
itu, diperlukan pembangunan karakter orde baru, kalender pendidikan 1968/1969
bangsa salah satunya melalui mata berubah istilah menjadi Pendidikan
pelajaran PPKn. Menurut Suwanda Kewargaan Negara. Pada kalender
1,2,3
Dosen Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang.
119
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

pendidikan tahun 1973/1974 dikenal bertujuan mengetahui model pembelajaran


dengan istilah Pendidikan Kewiraan. Pada nilai-nilai Pancasila dan menambah
kurikulum tahun 1975 berganti nama referensi model pembelajaran nilai-nilai
Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Pancasila serta kendal-kendala yang
Materi PMP berisikan muatan moral dihadapi dalam pembelajaran materi
kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Pancasila di kelas VIII SMP. Guru PPKn
didukung oleh program pemerintah memegang peran penting dalam
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan pembentukan karakter warga negara yang
Pancasila (P4). Pada tahun 2003, dengan baik. Guru menjadi contoh role model dan
dikeluarkannya UU Nomor 20 tahun 2003 teladan bagi peserta didik. Mata pelajaran
terjadi perubahan istilah dua kali yaitu PPKn mempersiapkan peserta didik
Kewarganegaraan dan menjadi warga negara yang mampu
Pendidikan Kewarganegaraan. Pada tahun mengamalkan dan menjaga ideologi
2006 namanya dipertahanakan menjadi Pancasila. Evaluasi pembelajaran yang
Pendidikan Kewarganegaraan. Pada dilakukan masih bersifat kognitif. Aspek
pemberlakukan kurikulum 2013 sampai afektif dan psikomotorik kurang disentuh.
sekarang memakai istilah PPKn. Karakteristik sosial budaya masyarakat
Berdasarkan observasi awal di Kota Semarang yang heterogen membuat
sekolah yang akan diteliti, menemukan guru PPKn menghadapi banyak dilema
fakta bahwa, perilaku generasi muda dan tantangan mengajarkan nilai-nilai
sekarang ini mulai meninggalkan nilai- Pancasila.
nilai Pancasila. Perkembangan global
yang semakin cepat mengakibatkan TINJAUAN PUSTAKA
terjadinya perubahan nilai dalam Model Internalisasi Nilai-Nilai
kehidupan bermasyarakat. Perubahan Pancasila
zaman ini diikuti dengan perubahan tata Model yang dimaksud dalam
nilai kehidupan. Berbagai persoalan penelitian ini adalah model pembelajaran.
kemudian hadir dalam kehidupan sehari- Menurut Wahab (2007:52) model
hari. Secara kognitif peserta didik pembelajaran adalah merupakan sebuah
mengetahui dan hapal sila-sila Pancasila, perencanaan pengajaran yang
namun dalam praksisnya masih jauh menggambarkan proses yang ditempuh
harapan pengamalan nilai-nilai Pancasila. pada proses belajar mengajar agar dicapai
Mencermati kondisi bangsa Indonesia perubahan spesifikasi pada perilaku siswa
yang sedang mengalami krisis kebangsaan yang diharapkan. Ciri-ciri dari sebuah
perlu diambil langkah-langkah kongkrit model pembelajaran (Wahab, 2007:54)
untuk menumbuhkan kembali Pancasila yaitu:
dalam nilai praksisnya. 1. Memiliki prosedur yang sistematik.
Rumusan penelitian ini adalah 2. Hasil belajar ditetapkan secara khusus.
bagaimana model pembelajaran nilai-nilai 3. Penetapan lingkungan secara khusus.
Pancasila dan kendala-kendala 4. Ukuran keberhasilan.
implementasinya di sekolah. Penelitian ini 5. Interaksi dengan lingkungan.

120
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

Menurut Maftuh (2008) internalisasi didik dengan pendidik yang


nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme bersifat interaksi timbal balik.
melalui PKn dapat dihampiri oleh dua c. Tahap Transinternalisasi yaitu
perspektif teori perolehan nilai, yakni tahap ini jauh lebih mendalam dari
perspektif sosialisasi dan konstruktivisme. tahap transaksi. Pada tahap ini
Teori perolehan nilai ini, berkaitan dengan bukan hanya dilakukan dengan
bagaimana manusia atau seorang anak komunikasi verbal tapi juga sikap
memperoleh suatu nilai. Menurut Gea mental dan kepribadian. Jadi pada
(2006:332) internalisasi budaya adalah tahap ini komunikasi kepribadian
proses menanamkan dan menumbuh- yang berperan secara aktif.
kembangkan suatu nilai atau budaya
menjadi bagian diri (self) orang yang Menurut Print dalam Khofiyati
bersangkutan. Menurut Khofiyati (2012), (2012), ada enam konsep model
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pengajaran nilai yaitu pengajaran
kehidupan berbangsa dan bernegara langsung, pelibatan peserta didik,
membutuhkan cara yang dinamis berupa pendekatan perkembangan kognitif,
sosialisasi, internalisasi, dan perkembangan moral, pedagogi kritis, dan
institusionalisasi. Sosialisasi dapat kurikulum tersembunyi. Enam konsep
dilakukan melalui seminar, lokakarya, model pengajaran nilai yaitu:
workshop, dan diskusi. Aktivitas 1. Pengajaran Langsung
internalisasi dilakukan di sekolah melalui 2. Pelibatan Peserta Didik
intrakulikuler dan ekstrakulikuler. 3. Pendekatan perkembangan Kognitif
Institusionalisasi melalui sebagai dasar 4. Perkembangan Moral
negara dan sumber dari segala sumber 5. Pedagogi Kritis
hukum negara. 6. Kurikulum Tersembunyi
Menurut Irawan (2014:6) ada tiga
tahap proses internalisasi yang dikaitkan Mata Pelajaran PPKn
dengan pembinaan peserta didik atau anak Menurut Permendiknas Nomor 22
asuh yaitu: Tahun 2006, PPKn adalah mata pelajaran
a. Tahap Transformasi Nilai yaitu yang memfokuskan pada pembentukan
suatu proses yang dilakukan oleh warga negara yang memahami dan
pendidik dalam menginformasikan mampu melaksanakan hak-hak dan
nilai-nilai yang baik dan kurang kewajibannya untuk menjadi warga
baik. Pada tahap ini hanya terjadi negara Indonesia yang cerdas, terampil,
komunikasi verbal antara pendidik dan berkarakter yang diamanatkan oleh
dan peserta didik atau anak asuh. Pancasila dan UUD 1945. Menurut
b. Tahap Transaksi Nilai yaitu suatu Wahab (Cholisin, 2000:18) menyatakan
tahap pendidikan nilai dengan bahwa PPKn ialah media pengajaran yang
jalan melakukan komunikasi dua mengIndonesiakan peserta didik secara
arah atau interaksi antara peserta sadar, cerdas, dan penuh tanggung jawab.
Program PPKn memuat konsep-konsep

121
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

umum ketatanegaraan, politik dan hukum kewarganegaraan pada hakikatnya


negara, serta teori umum yang lain yang meliputi seluruh kegiatan yang ada baik di
cocok dengan target tersebut. Menurut sekolah melalui kegiatan intra kurikuler,
Suwanda (2016) PKn diberikan untuk kegiatan ko kurikuler maupun ekstra
mempersiapkan warga negara yang kritis, kurikuler yang dilakukan di dalam dan di
analitis, aktif, bersikap, dan bertindak luar kelas, melalui diskusi maupun
demokrati sesuai dengan ketentuan kegiatan di dalam organisasi kesiswaan.
Pancasila dan UUD 1945. Oleh karenanya pendidikan
Menurut Permendiknas Nomor 22 kewarganegaraan di dalamnya termasuk
Tahun 2006 tujuan Pendidikan pengalaman, minat, kepentingan pribadi,
Kewarganegaraan adalah agar peserta masyarakat, dan negara yang dinyatakan
didik memiliki kemampuan sebagai dalam kualitas pribadi seseorang.
berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional dan METODE PENELITIAN
kreatif dalam menanggapi isu Pendekatan penelitian yang
kewarganegaraan. digunakan dalam penelitian ini adalah
2. Berpartisipasi secara aktif dan kualitatif deskriptif. Penelitian ini akan
bertanggung jawab, dan bertindak memberikan gambaran, merinci, dan
secara cerdas dalam kegiatan menganalisa data pada permasalahan yang
bermasyarakat, berbangsa dan terjadi saat ini serta memusatkan pada
bernegara, serta anti-korupsi. pemecahan permasalahan yang aktual.
3. Berkembang secara positif dan Desain penelitian ini terdiri atas persiapan,
demokratis untuk membentuk diri pelaksanaan, dan pembuatan laporan
berdasarkan karakter-karakter penelitian. Populasi penelitian ini adalah
masyarakat Indonesia agar dapat guru mata pelajaran PPKn jenjang SMP
hidup bersama dengan bangsa- yang terdiri atas SMP negeri dan swasta di
bangsa lain. Kota Semarang. Sampel penelitian ini
4. Berinteraksi dengan bangsa- yaitu Sri Wahyuni (SMP Negeri 22 Kota
bangsa lain dalam percaturan Semarang), Istardin Hasny (SMP Negeri
dunia secara langsung atau tidak 41 Kota Semarang), Djoko Suprayitno
langsung dengan memanfaatkan (SMP Negeri 21 Kota Semarang), Bayu
teknologi informasi dan Irwan (SMP Kesatrian 2 Kota Semarang),
komunikasi. dan Fuji Astuti (SMP 4 Muhammadiyah
Kota Semarang). Teknik sampling yang
Menurut NCSS (Suwanda, 2016) digunakan adalah random stratified
PPKn memiliki komponen tiga komponen sampling (Arikunto, 2006). Metode
yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic pengumpulan data yang digunakan dalam
knowledge), keterampilan penelitian ini melalui wawancara
kewarganegaraan (civic skill), dan terstruktur, observasi, dan dokumentasi.
karakter kewarganegaraan (civic Penelitian ini untuk mendapatkan
disposition). Ruang lingkup pendidikan keabsahan data dilakukan dengan

122
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

triangulasi. Setelah mengumpulkan data nilai Pancasila akhir-akhir ini


dengan informasi yang telah dibutuhkan (Wawancara, Sabtu 5 November 2016).
melalui wawancara terstruktur, observasi, Menurut Bapak Joedi Fathoni selaku
dan dokumentasi maka dapat diperoleh kepala SMP Kesatrian 2 Semarang
data primer maupun data sekunder yang pembelajaran nilai-nilai Pancasila sangat
selanjutnya diolah dan dilakukan analisis penting. Apalagi di era sekarang, dimana
secara kualitatif. generasi muda banyak menghadapi
tantangan global, peserta didik harus
HASIL PENELITIAN DAN memiliki pandangan hidup agar tidak akan
PEMBAHASAN kesulitan dalam menggapai masa
Hasil Penelitian depannya. Sekolah Kesatrian sangat
Berdasarkan data Dinas Pendidikan mengedepankan nilai-nilai karakter dan
Kota Semarang ditemukan data jumlah kedisiplinan (Wawancara, 19 November
sekolah SMP sederajat di Kota Semarang 2016). Berdasarkan hasil wawancara
adalah 219 buah terdiri atas 43 sekolah tersebut dapat disimpulkan bahwa pada
negeri dan 176 sekolah swasta. dasarnya pembelajaran nilai-nilai
Pembelajaran PPKn tingkat SMP di Kota Pancasila masih penting di era global
Semarang telah memakai kurikulum 2013. sekarang. Model internalisasi Pancasila
Peneliti meneliti dan membandingkan tiga secara umum mengacu pada aturan yang
sekolah negeri dengan dua sekolah swasta. telah disusun oleh Kementerian
Pembelajaran nilai-nilai Pancasila pada Pendidikan Nasional. Karena nilai-nilai
pada dasarnya masih sangat diperlukan di yang terkandung dalam Pancasila
SMP. Menurut Bapak Djoko Suprayitno merupakan dasar negara dan nilai hidup
selaku kepala SMP Negeri 21 Semarang, bersama serta terdapat nilai-nilai luhur
menyampaikan bahwa nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman hidup
Pancasila sangat diperlukan. Jangan dalam kehidupan praksis.
sampai generasi muda lupa akan jati Kompetensi guru sangat
dirinya. Pancasila adalah sebagai dasar berpengaruh di kelas. Sesuai dengan UU
negara. Pemerintah sudah mencanangkan Nomor 14 Tahun 2015 menyatakan bahwa
adanya pendidikan karakter di sekolah. guru harus memiliki empat kompetensi
Didalamnya mengandung nilai-nilai luhur yaitu kompetensi pedagogik, profesional,
bangsa Indonesia dan kearifan lokal yang sosial, dan kepribadian. Masing-masing
dijadikan pedoman hidup bersama guru memiliki metode dan model
masyarakat, bangsa, dan negara. Nilai- pembelajaran tersendiri. Menurut guru,
nilai Pancasila dilaksanakan secara dalam membelajarkan nilai-nilai Pancasila
tersirat, untuk mata pelajaran yang tiap guru memiliki caranya sendiri
mengajarkan Pancasila adalah PPKn, disesuaikan dengan (Wawancara, 19
selain itu masuk ke dalam lingkungan November 2016). Guru harus memiliki
sekolah. Menurut beliau diperlukan keterampilan dalam menerapkan metode
sosialisasi dan revitalisasi kembali nilai- dan model pembelajaran yang bervariasi,
memanfaatkan berbagai media

123
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

pembelajaran, menciptakan suasana kelas yang di dalamnya sudah


yang kondusif dapat mendukung menyisipkan karakter yang
keberhasilan dalam proses pembelajaran. diharapkan.
Untuk mencapai hal tersebut guru harus b. Menyiapkan alat dan sumber
berusaha dan relatif dalam bahan seperti buku paket, Lembar
mengembangkan kualitas pengetahuan Kerja Siswa (LKS), media
maupun keterampilan dalam mengajar. pembelajaran, dan bahan dari
Berkaitan dengan cara guru PPKn internet.
kelas VIII membelajarkan nilai-nilai c. Mempelajari dan membaca tujuan
Pancasila, maka peneliti melakukan dari materi yang akan diberikan
observasi secara langsung tentang dan nilai apa yang akan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi ditanamkan dalam pembelajaran
pembelajaran. Selain itu, peneliti juga termasuk didalamnya nilai-nilai
melihat cara guru mengajar dan Pancasila. Guru berusaha
menerapkan model yang telah disusunnya. mengembangkan materi dengan
Berdasarkan hasil penelitian di kelas VIII menambah pengetahuan dan
diperoleh gambaran sebagai berikut: informasi dari berbagai sumber
1. Kegiatan Perencanaan Pembelajaran pustaka.
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) merupakan Berdasarkan hasil wawancara dan
perencanaan yang harus dibuat oleh guru observasi dokumen RPP sudah
PPKn sebelum melaksanakan proses disesuaikan KI dan KD yang akan
pembelajaran. RPP merupakan penjabaran diberikan. Guru selalu membawa RPP
dari silabus yang telah dikembangkan oleh yang akan disampaikan pada setiap
guru sebelumnya. Berdasarkan kurikulum pembelajaran. Guru memiliki instrumen
2013 penyusunan RPP yang sudah dibuat penelitian yang menyesuaikan dengan
harus sudah mengembangkan model Kurikulum 2013. Instrumen penelitian
pembelajaran dan karakter didalamnya. tersebut seperti pembuatan skala sikap.
Silabus mengacu dari dokumen Karakter sudah dimasukan ke dalam RPP.
pemerintah. RPP dikembangkan guru
berisi kompetensi inti, kompetensi dasar, 2. Pelaksanaan Pembelajaran
tujuan, indikator, kegiatan pembelajaran, Berdasarkan observasi pelaksanaan
dan kegiatan evaluasi. Perencanaan pembelajaran nilai-nilai Pancasila di kelas
pembelajaran yang dilakukan Ibu Fuji VIII indikator yang dikaji adalah
yang mengajar di kelas VIII selaku guru persiapan mengajar, menerapkan teknik
PPKn SMP Muhammadiyah 4 Semarang pendekatan, metode, model, dan media
adalah (Wawancara, 5 November 2016): pembelajaran nilai-nilai Pancasila.
a. Menyusun dan mempersiapkan Sebelum mengajar di depan kelas guru
perangkat pembelajaran seperti telah mempersiapkan diri dengan baik.
kalender pendidikan, KKM, Pada awal pembelajaran sudah siap
silabus, dan RPP. Menyusun RPP dikelas. Pada jam mengajar yang telah

124
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

ditentukan ditandai bel masuk. Sebelum bentuk individual dan kelompok. Tujuan
memulai dan mengakhiri pelajaran guru pemberian tugas kelompok agar siswa
mengucapkan salam, setelah berlatih mengenal dan mampu bekerjama
mengucapkan salam guru memimpin dengan siswa lain (Wawancara, 5
peserta didik untuk berdoa menurut agama November 2016).
dan kepercayaan masing-masing. Cara pengamalan sila pertama di
Kebiasaan yang ditanamkan guru tersebut lingkungan sekolah yaitu guru melalui doa
mencerminkan sila pertama. Sesuai materi bersama sebelum dan sesudah
kelas VIII semester 1, selesai berdoa pembelajaran, peringatan hari-hari besar
dilanjutkan membaca Pancasila dan keagamaan, dan melakukan ibadah di
menyanyikan lagu Garuda Pancasila. sekolah. Pengamalan sila kedua, yaitu
Tujuannya agar siswa mengenal teks guru secara bertahap memberikan
Pancasila dan memberikan motivasi, dan bimbingan pentingnya memberikan
pembiasaan jiwa nasionalisme sesuai sila contoh-contoh perilaku yang sopan, tidak
ketiga (Observasi, 5 November 2016). membeda-bedakan teman, mencium
Setelah itu guru mengecek kehadiran tangan guru, tidak mengolok temannya,
peserta didik. Guru saat presensi kebiasaan memberi salam,dan menengok
memanggil satu persatu dan menanyakan temannya yang sakit. Sila ketiga, melalui
peserta didik yang tidak hadir. Tujuannya penghijauan sekolah, pecinta alam,
sesuai sila kedua, yaitu dapat mengetahui upacara bendera, kerja bakti dilingkungan
keadaan dan kesiapan siswa sebagai sekolah sebagai salah satu bukti siswa
manusia. RPP dalam proses mencintai tanah air. Sila keempat, melalui
pembelajaraan kadang tidak diterapkan bermain peran pemilihan ketua kelas,
sesuai urutan yang telah disusun, pemilu ketua osis, dan diskusi kelas. Sila
dikarenakan kondisi siswa, jam mengajar, kelima, melalui mengumpulkan bantuan
dan waktu yang terbatas. dana untuk korban bencana alam
Guru berusaha untuk mengajak (Wawancara, 5 November 2016).
siswa untuk terlibat aktif dalam Berdasarkan hasil wawancara,
pembelajaran. Dampaknya siswa menjadi media pembelajaran yang digunakan
merasa diperhatikan. Guru adalah peta konsep (mind map),
mengembangkan dialog dan kesempatan powerpoint, bermain kartu soal, poster,
bertanya sehingga siswa dapat memahami dan video/film (Wawancara, 5 November
materi yang sedang diberikan dan 2016). Pemakaian media menyesuaikan
mempunyai kemampuan untuk materi yang akan diajarkan. Cara bermain
merealisasikan nilai-nilai Pancasila. Siswa kartu soal adalah terdapat pertanyaan-
terlihat berani menyampaikan jawaban pertanyaan yang harus di jawab oleh
dan pendapatnya. Guru mengembangkan siswa. Satu persatu guru memanggil siswa
pula pendekatan berkelompok dan diskusi secara acak untuk mengambil kartu soal
untuk melihat peserta didik dapat bekerja dan menjawabnya di depan kelas. Bagi
sama dengan teman yang lain sesuai sila siswa yang tidak bisa menjawab diberi
ketiga. Guru memberikan tugas dalam sanksi yang mendidik seperti

125
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

menyanyikan lagu-lagu nasional. Proses pembelajaran di SMP Kota


Beberapa guru sudah memanfaatkan Semarang sudah memakai Kurikulum
fasilitas LCD yang tersedia di kelas. 2013. Pemakaian Kurikulum 2013 ini
Kendala pemakaian nggunaan media ini, berdasarkan instruksi Dinas Pendidikan
karena terbatasnya fasilitas yang ada di Kota Semarang. Sumber belajar yang
sekolah. digunakan guru adalah buku paket dan
LKS. Media pembelajaran yang lain
Pembahasan adalah menampilkan video/film. Guru
Pemahaman dan internalisasi nilai- mendapatkan contoh video/film dari
nilai Pancasila digolongkan menjadi tiga youtube. Penggunaan video/film dapat
yaitu tingkat rendah, menengah, dan melatih siswa untuk menyelesaikan
tinggi. Pemahaman tingkat rendah siswa masalah. Model pembelajaran ini disebut
hanya bisa menyebutkan pengertian dan problem solving. Siswa diharapkan dapat
konsep. Pemahaman tingkat menengah menyelesaikan masalah di sekitarnya.
adalah pemahaman yang dapat Selain itu guru juga memakai model
menjelaskan pengertian dan konsep. pembelajaran jigsaw. Teknik ini
Pemahaman tingkat tinggi yaitu siswa menggabungkan kegiatan membaca,
dapat menghubungkan bagian-bagian menulis, mendengarkan, dan berbicara
terdahulu dengan beberapa kejadian atau (Lie, 2008:69). Evaluasi hasil tercapainya
peristiwa. Tolak ukur keberhasilan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dinilai
internalisasi nilai-nilai Pancasila adalah melalui skala sikap dari pengamatan di
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari di kelas dan luar kelas.
dalam lingkungan sekolah, masyarakat, Pembelajaran nilai-nilai Pancasila
dan keluarga. Pengetahuan peserta didik di SMP Muhammadiyah 4 Semarang
terhadap sikap toleransi antar umat melalui pelajaran PPKn, namun dalam
beragama tidak hanya teori, tetapi pelajaran lainpun secara tidak langsung
diimplementasikan dengan saling juga sudah menerapkan nilai-nilai
menghormati antar siswa, hormat kepada pancasila, contoh saja dalam pembentukan
civitas sekolah, dan saling membantu kelompok disana pasti akan terjadi
teman yang dalam kesulitan. musyawarah untuk mengerjakan tugasnya.
Model internalisasi nilai-nilai Melalui upacara bendera ditanamkan nilai
Pancasila dilaksanakan dalam dua ruang persatuan dan dapat menghafalkan sila-
lingkup yaitu dalam kelas dan luar kelas. sila yang terdapat Pancasila. Pelaksanaan
Di dalam kelas dilaksanakan melalui internalisasi nilai-nilai Pancasila di
proses pembelajaran. Sementara di luar lingkungan sekolah yang diamati oleh
kelas meliputi seluruh aktivitas di sekolah. peneliti secara umum sebagai berikut:

126
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

Intrakulikuler
Pembelajaran

Pelatihan Ekstrakulikuler Guru


Pancasila
Keteladanan
Budaya Sekolah
Pembiasaan

Gambar 1. Bagan Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Tingkat SMP di Kota Semarang

Pelaksanaan model internalisasi pembelajaran PPKn yang melatih


nilai-nilai Pancasila pada peserta didik keterampilan peserta didik. Kegiatan yang
oleh guru PPKn di kelas, dapat dilakukan dapat dilaksanakan seperti simulasi
memalui empat aspek yang ada disekolah, musyawarah, simulasi debat, dan
yaitu pembelajaran, pelatihan, observasi isu-isu sosial kewarganegaraaan
keteladanan, dan pembiasaan. Pada proses di lingkungan tempat tinggal peserta
pembelajaran, model internalisasi niai- didik.
nilai Pancasila dapat dilakukan pada Berdasarkan penelitian didapatkan
waktu kegiatan intrakurikuler atau pada pembelajaran Pancasila di sekolah
saat proses pembelajaran mata pelajaran dilaksanakan dengan cara pembiasaan dan
PPKn dimulai. Internalisasi nilai-nilai keteladanan. Metode pembiasaan erat
Pancasila dilakukan melalui materi-materi kaitannya dengan budaya yang ada di
yang sedang dipelajari di kelas. Aspek sekolah. Sekolah harus mampu
berikutnya iaalah aspek pelatihan, aspek mencitakan budaya yang mengandung
ini dapat dilakukan dengan cara nilai-nilai Pancasila. Pihak sekolah
melaksanakan kegiatan ektrakurikuler dan menempel tulisan di beberapa dinding
kegiatan intrakurikuler. Pada kegiatan sekolah yang memotivasi peserta didik
ekstrakurikuler, nilai-nilai Pancasila untuk mengamalkan Pancasila. Tujuan
diinternalisasikan melalui kegiatan- pembiasaan melihat gambar motivasi
kgiatan penunjang minat dan bakat siswa. adalah agar peserta didik mampu
Nilai-nilai Pancasila tersebut dapat menginternalisasi nilai Pancasila dalam
dimasukkan kedalam kegiatan-kegiatan kebiasaan yang ada di sekolah dengan
yang mampu menunbuhkan dan kegiatan di luar sekolah. Sebelum masuk
mengembangkan pengetahuan, pada pembahasan pelajaran guru
pemahaman, dan pelaksanaan nilai-nilai melakukan komunikasi terlebih dahulu
Pancasila. Kegiatan intrakurikuler kepada siswa. Harapan pembiasaan yang
dilakukan dengan menerapkan berulang-ulang dapat menjadikan suatu

127
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

kebiasaan yang dilakukan setiap hari oleh Sekolah hanya bisa memantau di
peserta didik. Di SMP 4 Muhammadiyah lingkungan dalam, sementara saja untuk
ini setiap pagi ada aktivitas rutin yang perilaku anak di luar pembelajaran atau di
dilakukan yaitu tadarus (membaca Al luar sekolah sudah menjadi tanggung
Qur’an) dari kelas 7-9. jawab orangtua. Keempat, kondisi
Guru diharapkan tidak hanya kemampuan siswa dan sekolah yang
mengejar administrasi dan kognitif. berbeda-beda dan kondisi kelas yang
Pengembangan karakter sikap dan susah dikendalikan. Sebenarnya guru
perilaku mutlak diperhatikan. Kebiasaan sudah cukup tegas dalam menghadapi
(habituasi) yang ditanamkan guru tersebut siswa yang ramai di kelas. Ditambah
diharapkan siswa memiliki ketaatan dan kurang pahamnya beberapa kepala
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha sekolah dalam mengarahkan pembelajaran
Esa. Selain itu, diperlukan sikap nilai-nilai Pancasila. Mengenai
keteladanan dari warga sekolah, penggunaan media pembelajaran
contohnya guru memberi contoh diketahui guru kurang memaksimalkan
berpakaian yang rapi dan sopan, bersikap dan berhati-hati saat memakai proyektor
ramah terhadap orang lain, dan bagaimana LCD seperti film atau peristiwa yang
harus menyapa terlebih dahulu apabila menyangkut materi pembelajaran. Guru
berpapasan baik di lingkungan sekolah masih khawatir jika media proyektor
maupun di luar lingkungan sekolah. Guru LCDnya rusak (Wawancara, 26
harus berperan sebagai model yang baik November 2016).
bagi siswa dan membangun kepribadian Upaya mengatasi kendala
siswa dengan cara menanamkan nilai-nilai pembelajaran yaitu terkait dengan fakor
yang dapat digali dari Pancasila dan lingkungan, guru berusaha melakukan
pemberian contoh atau keteladanaan pendekatan personal dengan siswa.
kepada siswa. Karena dalam ajaran Terutama dengan siswa yang sering
Pancasila. melangar tata tertib sekolah. Latar
Empat kendala yang dihadapi guru belakang keluarga bervariatif membuat
dalam mengajarkan materi nilai-nilai karakter siswa juga beraneka ragam.
Pancasila yaitu pertama, keterbatasan Kebiasaan siswa yang dibawa dari rumah
pelatihan yang bertema internalisasi nilai- masing-masing anak berbeda. Kendala
nilai Pancasila. Materi ideologi Pancasila yang berkaitan dengan keterbatasan waktu
yang hanya terbatas diberikan di kelas jam pelajaran, guru berusaha
VIII. Kedua, belum ada pedoman atau memanfaatkan waktu seoptimal mungkin
modul di sekolah pembelajaran nilai-nilai agar tujuan pembelajaran tercapai. Agar
sejak era reformasi. Ketiga, dari sisi di rencana dan tujuan pembelajaran dapat
lingkungan masyarakat banyak contoh tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Media pembelajaran yang lengkap sangat
Pancasila. Faktor lingkungan tempat dapat menunjang kegiatan pembelajaran
tinggal sangat mempengaruhi di kelas. Keunggulan media berbasis
pembentukan perilaku peserta didik. teknologi yang dimiliki sekolah harus

128
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

sangat dimanfaatkan secara maksimal. dalam implementasi model masih


Diperlukan kreatifitas guru agar terkendala kondisi di sekolah.
pelaksanaan pembelajaran tetap berjalan Implementasi nilai-nilai Pancasila
dengan optimal. dilaksanakan dalam dua ruang lingkup
Pemakaian media lain non teknologi yaitu di dalam kelas dan di lingkungan
sangat diajurkan, mengingat ada beberapa sekolah. Guru telah berusaha
sekolah yang fasilitas multimedinya menggunakan berbagai model
terbatas. Misalkan dengan gambar yang pembelajaran dalam kelas. Secara umum
berasal dari koran, majalah, dan internet. berbagai model pembelajaran yang
Peserta didik dilatih untuk tanggap digunakan yaitu model ceramah, diskusi,
terhadap isu-isu kewarganegaraan problem solving, jigsaw, audio visual,
disekitarnya. Selain itu siswa diajak studi kasus, dan bermain peran.
berpartisipasi secara cerdas dan tanggung
jawab dalam kehidupan bermasyarakat, DAFTAR RUJUKAN
berbangsa, dan bernegara sehingga Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
nantinya menjadi warga negara yang Penelitian (Suatu Pendekatan
mampu mengamalkan nilai-nilai Praktek). Jakarta: PT. Rineka
Pancasila. Guru memiliki peran sebagai Cipta.
fasilitator, dinamisator, dan mediator. Gea, Antonius Atosokhi. 2006. Character
Sebagai fasilitator guru memberi Building IV Relasi dengan Dunia.
kesempatan kepada siswa untuk mencoba Jakarta: PT Elex Media
mencari dan menganalisis informasi Komputindo.
maupun berita-berita yang diterimanya. Irawan, Bambang, Irawan Suntoro,
Sebagai dinamisator, guru harus mampu Yunisca Nurmalisa. 2014. Analisis
menciptakan suasana kelas yang kondusif Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila
dan interaktif. Sebagai mediator, guru dalam Pembelajaran Pkn di Kelas
memberikan rambu-rambu atau VIII. Jurnal Kultur Demokrasi Vol.
pengarahan kepada peserta didik dalam 2 No. 6.
belajar sebagai motivator, guru harus Khofiyati. 2012. Pembelajaran Nilai-Nilai
memberikan dorongan agar perserta Pancasila dalam Matapelajaran
didiknya mampu bersemangat dalam Pendidikan Kewarganegaraan di
mengikuti proses pembelajaran dan SMP Se-Kecamatan Moyudan
menuntut ilmu. Kabupaten Sleman. Yogyakarta:
Skripsi UNY.
SIMPULAN Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning.
Berdasarkan hasil penelitian dan Jakarta: Grasindo.
pembahasan yang telah diuraikan, peneliti Maftuh, Bunyamin. 2008. ―Internalisasi
mengambil simpulan bahwa pembelajaran Nilai-Nilai Pancasila dan
materi Pancasila masih belum optimal. Nasionalisme Melalui Pendidikan
Secara administrasi dalam RPP tercantum Kewarganegaraan‖. Jurnal
berbagai model pembelajaran. Namun

129
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

Educationist Vol. II No. 2 Juli Peraturan Perundang-Undangan


2008. Bandung: UPI. Undang-Undang NRI Nomor 20 Tahun
Suwanda, Made. 2016. Sumber Belajar 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Penunjang PLPG 2016 Mata Nasional
Pelajaran/Paket Keahlian Undang-Undang NRI Nomor 14 Tahun
Pendidikan Pancasila dan 2005 Tentang Guru dan Dosen
Kewarganegaraan (PKn). Jakarta: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Depdikbud Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Wahab, Abdul Azis dan Sapriya. 2011. Standar Isi untuk Satuan
Teori dan Landasan Pendidikan Pendidikan Dasar dan Menengah
Kewarganegaraan. Bandung: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Alfabeta Republik Indonesia No. 16 Tahun
Wahab, Abdul Azis. 2007. Metode dan 2007 tentang Standar Kualifikasi
Model-Model Mengajar Ilmu Akademik dan Kompetensi Guru.
Pengetahuan Sosial (IPS).
Bandung: Alfabeta

130

Anda mungkin juga menyukai