KAJIAN PUSTAKA
Kiranya menjadi jelas, bahwa dari ketiga fungsi tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa mata pelajaran PKn akan memberikan arah berpikir yang kritis kepada para siswa
terhadap suatu masalah tertentu, gejala perilaku, dan lain sebagainya. Dengan berbekal nilai-
nilai keilmuan PKn, diharapkan siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
baik masih menjadi seorang pelajar dan terlebih lagi ketika sudah menjadi anggota
masyarakat.
a) Metode Ceramah adalah suatu penyampaian bahan pelajaran dengan lisan. Metode ini
biasanya dianggap sebagai metode yang memiliki kadar CBSA (cara belajar siswa aktif)
sangat rendah. Namun pada kenyataannya seorang guru tidak mungkin meninggalkan
metode ini sepenuhnya, bahkan dewasa ini proses belajar mengajar di sekolah masih
didominasi oleh metode ceramah.
b) Metode Tanya Jawab, metode ini digunakan dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab oleh siswa dan atau sebaliknya secara lisan dan tertulis
c) Metode Diskusi, suaru kegiatan tukar menukar gagasan atau pendapat antara dua orang
atau lebih secara lisan untuk memperoleh kesamaan pendapat
d) Metode Karyawisata, adalah suatu kunjungan yang direncanakan kepada suatu obyek
tertentu untuk dipelajari atau sebagai alat bantu dalam hal memahami suatu gagasan atau
sebagai alat untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
e) Metode Pemecahan Masalah adalah suatu cara memahami konsep-konsep ilmiah melalui
kegiatan seperti seorang ilmuwan memecahkan masalah. Dimulai dengan perumusan
masalah, kemudian diikuti dengan kegiatan-kegiatan observasi, pengumpulan data, dan
penarikan kesimpulan.
f) Metode/Teknik Pembinaan Nilai, metode ini digunakan untuk menentukan nilai-nilai
yang akan dipilih siswa terutama pada proses pengambilan nilai.
3
Sesuai dengan uraikan di atas, pada dasarnya dari metode yang pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan baik dan lancar tergantung dari materi, serta kesiapan guru dan
siswa untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan bahwa
pembelajaran PKn merupakan suatu pembelajaran yang diantaranya memuat hal-hal
berikut:
B. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Hamdani (2011:27), hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun
kualitatif. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Djamarah (2006:102), bahwa hasil belajar
atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial
atau kapasitas yang dimilki seseorang.
Selain itu, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajar (Muhibbin Syah, 2005:22). Kiranya hal tersebut sebsuai
dengan apa yang dikemukakan oleh Hamdani (2011:7), bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusian saja. Lain halnya
dengan apa yang diungkapkan oleh Purwanto (2011:54), bahwa hasil belajar adalah hasil
yang dicapai dari proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
b) Faktor Psikologis
Setiap manusia atau dalam hal ini adalah siswa, pada dasarnya memiliki kondisi
psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis. Tentunya
perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-
masing. Adapun yang termasuk dalam faktor psikologis diantaranya meliputi; intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif dan motivasi, kognitif serta daya nalar.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Internal
Pada faktor ini, kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi hasil belajar. Dalam
hal ini lingkungan yang dimaksud adalah dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan
dapat pula berupa lingkungan sosial.
b) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental merupakan faktor yang keberadaan dan penggunannya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental
tersebut dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, serta guru. Menurut Hamdani
(2011:139), dan Muhibin Syah (1995:132), yang termasuk dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yakni faktor dari
dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern), yang keduanya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai
berikut:
a) Kecerdasan (intelegensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan yang dihadapinya. Tingkat intelegensi sangat menentukan tingkat
5
keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi siswa, maka semakin tinggi
pula peluang untuk meraih kesuksesan, begitu juga dengan sebaliknya.
c) Sikap
Sikap yaitu suatu kecendrungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau
benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Dalam diri siswa harus ada sikap
positif (menerima) kepada sesama siswa dan gurunya. Sikap positif ini akan
menggerakkannya untuk belajar.
d) Minat
Minat adalah suatu kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat
sesuatu secara terus menerus. Minat belajar yang telah dimiliki oleh siswa
merupakan salah satu faktor yang hasil belajar.
e) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentun sesuai dengan potensi
masing-masing.
f) Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga
semakin besar kesuksesan belajarnya.
2. Faktor Eksternal
Pada faktor eksternal (dari luar siswa), salah satunya dapat disebabkan oleh lingkungan
di sekitar siswa. Dalam artian, lingkungan sebagai faktor eksternal memberikan sebuah
pengaruh, sekaligus mempengaruhi terhadap hubungan timbal balik dalam Pendidikan
Berdasarkan pada poin kajian teoretik di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah hasil akhir yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar. Secara
tidak langsung, hal ini mengisyaratkan bahwa hasil belajar tidak hanya berupa nilai atau
pengetahuan saja, akan tetapi juga berbentuk kecakapan, dan penghayatan dalam diri
8
pribadi individu yang belajar. Sebab, seperti yang telah diketahui bersama, bahwa hasil
belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal.
10
2. Model Pembelajaran Example Non Example
a. Seperti yang diungkapkan oleh Joyce, Weil, dan Calhoun (2016), bahwa model
pembelajaran example non example atau juga biasa disebut example non
example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media
pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat
menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai
apa yang ada di dalam gambar. Dengan kata lain, metode ini menekankan pada
konteks analisis siswa dan dapat mengajarkan definisi konsep. Example non
example adalah strategi (taktik) yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi
konsep (Hamdayama, 2014).
11
2. Peserta didik terlibat dalam satu proses discovery atau penemuan yang
mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui
pengalaman dari example non example
3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari
suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang
dimungkinkan masih terdapat pada beberapa bagian yang merupakan suatu
karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Sedangkan kekurangan model ini menurut (Shoimin, 2017), adalah sebagai berikut:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar
2. Berpotensi memakan terlalu banyak waktu.
13