Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 EKMA4216

MANAJEMEN PEMASARAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Nama : Abrianti Rukmini


NIM : 045335556
Jurusan : S1- Manajemen

Perusahaan yang bergerak di bidang ritel, barang konsumsi, elektronik, secara relatif memiliki
waktu yang sempit untuk segera menyiapkan produk barunya ke pasar. Jika perusahaan di
bidang-bidang tersebut lamban, pesaing akan segera mengambil pangsa pasarnya. Dengan
demikian, dalam mengembangkan suatu produk baru untuk dipasarkan, maka perusahaan selalu
dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakannya. Sebutkan salah satu tantangan yang sering
dihadapi oleh perusahaan ketika akan mengembangkan suatu produk baru!
Jawab :
Bisnis ritel merupakan bisnis yang melibatkan penjualan barang atau jasa kepada konsumen dalam
jumlah satuan atau eceran. Konsumen yang membeli produk atau jasa secara eceran ini bertujuan
untuk mengkosumsinya atau menggunakannya secara pribadi dan tidak menjualnya kembali.
Perkembangan teknologi juga berdampak di industri elektronik, khususnya gadget. Setiap harinya,
ada banyak teknologi baru yang dikembangkan dan dibenamkan pada gadget seperti smartphone,
kamera, jam tangan, dan lainnya. Itu sebabnya bisnis ritel berjualan gadget punya potensi
keuntungan yang juga sangat tinggi. Dengan diluncurkannya smartphone baru setiap tahunnya,
konsumen tentu ingin berganti smartphone. Bisa dibilang, potensi keuntungannya rutin dan tidak
akan ada habisnya
Memulai bisnis ritel memerlukan perencanaan yang matang dan modal yang cukup. Dengan
pemahaman yang baik mengenai bisnis ritel, kita akan mampu membuat sebuah perencanaan
bisnis yang matang. Lebih baik lagi jika didukung oleh adanya modal yang cukup.
Salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh perusahaan ketika akan mengembangkan suatu
produk baru :
1. Siklus hidup produk yang lebih singkat, jika produk baru berhasil, pesaing dengan cepat akan
meniru.
2. Mahalnya biaya proses pengembangan produk. Masalah ini mencakup biaya penelitian dan
pengembangan serta biaya pemasaran yang mahal : suatu perusahaan pada umumnya harus
menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru untuk menemukan hanya satu produk
yang layak dikembangkan. Selanjutnya perusahaan sering menghadapi biaya litbang,
manufaktur, dan pemasaran yang tinggi.
3. Pemasaran yang terbagi – bagi karena persaingan yang ketat serta banyaknya produk subtitusi
: persaingan yang ketat menyebabkan pasar menjadi terbagi – bagi (market fragmantation).
Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka ke segmen pasar yang lebih kecil, dan
hal itu berarti penjualan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.
4. Keterbatasan modal : perusahaan yang memiliki gagasan – gagasan yang baik tidak dapat
mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset dan meluncurkan produk baru.
5. Terdapat batasan yang dikelurkan pemerintah. Misalnya, suatu produk harus memenuhi
kriteria seperti keamanan konsumen dan keseimbangan lingkungan.
Bisnis ritel adalah salah satu jenis bisnis yang terus mengalami perubahan di setiap tahun dan
selalu saja memiliki tantangan baru yang harus dihadapi oleh para pebisnis dalam industri yang
kompetitif ini. Ditambah dengan keadaan pandemi yang sampai saat ini belum membaik, membuat
beberapa bisnis ritel mengalami penurunan omzet dalam usahanya. masalah utama warung
sembako dan jurus-jurus jitu mengatasinya
Saat ini, toko-toko retail yang berbasis offline atau biasa disebut konvensional sudah banyak yg
tutup. Apalagi minat masyarakat untuk berbelanja instan membuat masalah tersendiri bagi bisnis
ritel sekarang ini dikarenakan kalah bersaing. Beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh
pemilik bisnis retail :
a. Kompetisi Harga
Apabila satu usaha atau bisnis yang diciptakan mampu menarik minat banyak orang, maka sudah
bisa dipastikan akan muncul usaha atau bisnis serupa dalam jumlah banyak. Bisnis tersebut
kemudian akan melakukan kompetisi harga dengan cara memberikan harga lebih rendah
dibandingkan dengan pesaing lain dengan tujuan untuk menggaet pelanggan sebanyak-banyaknya.
Bisnis ritel adalah salah satu yang juga mengalami persaingan harga yang ketat.
Namun, persaingan harga yang sekarang terjadi sudah di luar batas wajar. Bahkan banyak
pedagang yang menjual produk dengan harga yang sangat rendah demi mendapatkan keuntungan.
Sehingga menyebabkan terjadi ketimpangan harga dan persaingan harga yang tidak sehat.
b. Mengikuti Permintaan dan Kebutuhan Konsumen
Preferensi konsumen akan selalu berubah-ubah, bahkan terkadang lebih cepat dari yang kita
bayangkan sebagai retailer. Kita sebaiknya selalu menyesuaikan tren yang muncul pada perilaku
dan kebutuhan konsumen.
Penambahan beberapa produk berbeda yang sesuai dengan trend akan menambah keuntungan
untuk usaha. Selain musim dan tren, beberapa faktor lain seperti kondisi ekonomi dan
advertisement, juga dapat mempengaruhi permintaan konsumen. Oleh karena itu, kita perlu selalu
memperhatikan beberapa faktor ini untuk menghasilkan demand forecasting yang akurat.
c. Komunikasi Internal
Selain faktor eksternal, tantangan industri retail ini juga datang dari bagian dalam bisnis itu sendiri.
Bisnis ritel adalah salah satu jenis bisnis yang juga kerap mengalami masalah di bagian internal
mereka. Untuk mengatasi masalah ini, kamu bisa fokus dalam membina hubungan yang baik antar
sesama, terutama dalam menerapkan sistem SOP yang baik. Dengan begitu, kamu bisa
menciptakan atmosfir kerja yang nyaman antar sesama karyawan sekaligus sistem kerja efektif
yang dapat memberikan imbas positif terhadap bisnis ritel yang kamu jalani.
d. Dampak dari Era Digital
Berkembangnya teknologi yang pesat pada masa kini merubah pola pikir masyarakat menjadi lebih
praktis dan cepat dalam melakukan segala hal. Seperti dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-
hari yang cenderung dilakukan dengan cara membeli secara online.
Hal itu membuat e-commerce menjadi salah satu pilihan konsumen untuk berbelanja. Kini dengan
semakin meningkatnya pertumbuhan e-commerce , konsumen lebih punya banyak pilihan sebelum
membuat keputusan untuk membeli.
Akan tetapi, meskipun kehadiran e-commerce memiliki efek pada perubahan perilaku konsumen,
tidak dapat dipungkiri bahwa hampir sebagian besar konsumen tetap melakukan pembelian produk
di toko offline. Mereka biasanya menggunakan internet untuk mencari informasi seputar produk
dan membandingkan harganya, akan tetapi pada akhirnya akan tetap membelinya secara offline.
e. Mempertahankan Loyalitas Pelanggan
Pengalaman pelanggan yang baik merupakan faktor utama dalam menciptakan loyalitas pelanggan
terhadap usaha. Salah satu kesalahan umum yang dilakukan oleh retailer adalah membiarkan
pelanggan lamanya pergi dan berpikir bahwa mereka bisa mudah menggantinya dengan
pelanggan-pelanggan baru.
Selain itu pelaku retail juga sering mengabaikan pelanggan lama mereka. Padahal dengan menjaga
hubungan dengan pelanggan, akan lebih mudah mendapatkan calon pelanggan yang baru. Selain
menjaga hubungan dengan pelanggan, mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap usaha retail
yang di miliki dapat juga dilakukan dengan cara pemberian promosi dan penawaran harga khusus
kepada para pelanggan.

f. Penurunan Konsumsi dalam Industri Retail

Tantangan lain yang dihadapi industri retail (ritel) adalah penurunan konsumsi dan menurunnya
daya beli masyarakat yang cukup drastis. Data dari tahun 2017 didapatkan bahwa terdapat
penurunan konsumsi masyarakat hingga sekitar 10-12 %. Dan penurunan ini masih terus terjadi
hingga tahun 2019. Penurunan ini bisa terjadi karena banyak sebab. Perpindahan ke
dunia online yang telah dijelaskan tadi menjadi salah satunya.

Selain itu pelemahan kurs rupiah terhadap dolar yang berdampak pada harga jual barang juga
membuat banyak konsumen menahan untuk berbelanja. Faktor lainnya adalah bunga kredit yang
semakin mahal serta harga komoditas perkebunan yang jatuh. Oleh karena itu sejumlah industri
retail harus melakukan penghematan listrik, membatasi produk dan lebih selektif memilih lokasi.

g. Regulasi Industri Retel

Ada dua faktor yang menjadi napas industri retail, yakni retail is detail dan retail is expansion.
Retail is detail mencakup perhatian terhadap interior toko, merchandising dan harga diskon.
Sementara retail is expansion berarti pertumbuhan retail ditentukan oleh ekspansinya baik dari
segi produk maupun toko. Akan tetapi dua hal ini dibatasi oleh pemerintah dengan Perpres
No.11/2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko
Modern. Dan hingga tahun 2019 pengusaha retail masih menunggu revisi peraturan ini. Pada
Perpres No. 11/2007 ada batasan dimana sebelumnya syarat minimal luas lahan department
store 400 m2, kini menjadi 200 m2 saja. Sementara luas lahan perkulakan yang sebelumnya
diharuskan minimal 5.000 m2, menjadi minimal 2.000 m2. Ritel juga diwajibkan melakukan
kemitraan dengan toko eceran skala mikro dan kemitraan pemasok dengan toko akan diawasi oleh
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Pengawasan ini memang bertujuan baik yakni
mencegah adanya pelanggaran persaingan usaha. Namun industri retail atau ritel tetap
dianaktirikan dengan tidak adanya ketegasan regulasi terhadap pengusaha online yang adalah
pesaing kuat hingga saat ini.

Sumber Referensi :
1. https://manajemen.uma.ac.id/2022/01/tantangan-dalam-pengembangan-produk-baru/
2. https://www.jurnal.id/id/blog/tantangan-besar-yang-dihadapi-industri-retail-saat-ini/
3. https://www.paper.id/blog/bisnis/bisnis-ritel-adalah/amp/

Anda mungkin juga menyukai